Anda di halaman 1dari 71

Pengembangan

Instrumen Penilaian
Berbasis Literasi
Sains

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH ATAS


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Tahun 2021
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS LITERASI SAINS
Direktorat Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Menengah-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pengarah : Suhartono Arham (Direktur SMA)

Penanggungjawab : Hastuti Mustikaningsih (Koordinator Bidang Penilaian)

Penulis : 1. Muhammad Firdaus (SMAN 1 Indralaya Utara)


2. Asmali (SMAN 1 Waru)

Kontributor : 1. Marni Hartati (SMAN 1 Subang)


2. Nur Risnawati (SMAN 3 Makassar)
3. Herry Setiawan (SMAN 2 Sarolangun)
4. Nelly Afriyanti (SMAN 1 Kerinci)

Desain : Arso Agung

Dewantoro Direktorat Sekolah Menengah Atas,


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Gedung A Komplek Kemendikbud Cipete
Jalan R.S. Fatmawati Cipete, Jakarta Selatan 12410
021-7694140

021-7696033

direktorat.sma@kemdikbud.go.id

ii
Kata Pengantar
Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempersiapkan generasi penerus sebagai
elemen penting penerus cita-cita bangsa. Penyiapan generasi muda atau sumber daya manusia sangat
penting dan menjadi prioritas karena dunia mengalami perubahan yang sangat cepat dalam segala lini
kehidupan. Perubahan ini perlu diantisipasi dengan mempersiapkan generasi penerus yang memiliki
kompetensi atau keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking), kreativitas (Creativity), komunikasi
(Communcation), dan kolaborasi (Collaborative).
Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam peningkatan ke empat kompetensi atau keterampilan
di atas adalah melalui penguatan literasi. Literasi adalah kemampuan untuk memaknai informasi secara
kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam
meningkatkan kualitas hidupnya. Terdapat 6 (enam) literasi dasar yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi,
literasi sains, literasi digital, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Pada tahun 2021, pemerintah
mulai menyelenggarakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) sebagai penilaian kompetensi mendasar
yang diperlukan oleh semua peserta didik untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi
positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur pada AKM yaitu literasi membaca
dan literasi numerasi.
Buku ini disusun untuk membahas pengembangan instrumen penilaian berbasis literasi sains, yang
masih dominan pada pengembangan instrumen penilaian pengetahuan yang mengukur level kognitif untuk
seluruh mata pelajaran di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Pembahasan pada buku ini didesain
untuk menumbuhkembangkan praktik baik literasi yang tidak hanya berhenti di level kognitif tingkat
rendah tetapi juga mendorong kemampuan literasi level tinggi (Higher Order Thinking Skills) sehingga
memicu penumbuhan karakter baik dan terciptanya iklim pembelajaran untuk meningkatnya kompetensi
peserta didik secara maksimal. Instrumen penilaian yang disusun dalam buku ini adalah hasil inspirasi dari
praktik baik yang telah dikembangkan dan dikaitkan dengan pengolahan hasil dan tindak lanjut penilaian
berbasis literasi sains
Terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan buku ini. Semua pihak
diharapkan dapat memberikan kritik, saran, dan masukan, sehingga buku ini lebih bermanfaat untuk
digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Jakarta, November
2021 Direktur,

Dr. Suhartono Arham, M.Si.


iii
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................ iii
Daftar Isi ..................................................................................................... v
Daftar Gambar dan Tabel ............................................................................ v
BAB 1 Pendahuluan ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan........................................................................................................... 2
C. Landasan Yuridis........................................................................................... 3
D. Prinsip .......................................................................................................... 3
E. Ruang Lingkup .............................................................................................. 3
BAB 2 Konsep Pengembangan Penilaian Berbasis Literasi Sains ................... 5
A. Komponen Literasi Sains .............................................................................. 5
B. Proses Kognitif Literasi Sains ........................................................................ 8
C. Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Literasi Sains........................ 8
D. Tingkat Kompetensi Literasi ......................................................................... 11
BAB 3 Strategi Penilaian Berbasis Literasi Sains............................................ 13
A. Tahap Perencanaan ...................................................................................... 13
B. Tahap Pengembangan Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Literasi Sains. 13
C. Tahap Tindak Lanjut ..................................................................................... 14
BAB 4 Penutup ............................................................................................ 17
Daftar Pustaka ............................................................................................. 19
Lampiran ..................................................................................................... 23
A. Lampiran 1.................................................................................................... 23
B. Lampiran 2.................................................................................................... 33
C. Lampiran 3.................................................................................................... 43
D. Lampiran 4.................................................................................................... 51

iv
Daftar Gambar dan Tabel
Daftar Gambar
Gambar 3.1. Strategi penilaian kompetensi berbasis literasi sains ................... 13
Gambar 3.2. Alur pengembangan penilaian berbasis literasi sains ................... 10

Daftar Tabel
Tabel 2.1. Aspek penetapan literasi sains berdasarkan PISA ............................. 6
Tabel 2.2. Level kognitif literasi sains................................................................. 8
Tabel 2.3. Tingkat kompetensi literasi ............................................................... 11

v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan abad ke-21 tergolong kompetitif dan bergerak dengan sangat dinamis.
Untuk itu, pendidikan harus dapat menyiapkan peserta didik agar mampu bertahan
hidup dan berkontribusi aktif dalam berbagai hal. Pendidikan sudah selayaknya
memberikan bekal kepada peserta didik dengan tiga komponen kecakapan mendasar
sebagai berikut:
1. Literasi Dasar (sebagai cara bagi peserta didik untuk menerapkan keterampilan
berliterasi dalam kehidupan sehari-hari) yang terdiri dari Literasi Baca dan Tulis,
Literasi Numerasi, Literasi Sains, Literasi Digital, Literasi Finansial, serta Literasi
Budaya dan Kewargaan.
2. Kompetensi (sebagai cara bagi peserta didik dalam menyikapi tantangan yang
kompleks) berupa empat kompetensi atau lebih dikenal sebagai 4 C yaitu critical
thinking and problem solving (berfikir kritis dan terampil menyelesaikan masalah),
creativity (kreativitas), collaboration (kolaborasi), dan communication
(komunikasi).
3. Karakter (sebagai cara bagi peserta didik dalam menyikapi perubahan lingkungan
mereka) yang dalam konteks pendidikan nasional lebih dikenal sebagai Profil
Pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, dan berkebinekaan global
(Permendikbud No. 22 Tahun 2020).
Literasi adalah komponen prasyarat agar peserta didik mampu memiliki empat
kompetensi hidup (4 C) yang mendorong tumbuhnya karakter baik sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mendorong literasi
sejak tahun 2016 dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan Gerakan Literasi Sekolah
sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Pada tahun 2021, pemerintah mulai menyelenggarakan Asesmen Nasional (AN)
yang bertujuan memotret mutu sekolah dengan menggunakan tiga instrumen yaitu
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Ketiganya didesain untuk menumbuh-kembangkan praktik baik literasi yang tidak saja
berhenti pada level kognitif tingkat rendah, namun juga mendorong kemampuan literasi
level tinggi (higher order thinking skills), sehingga memicu penumbuhan karakter baik
dan terciptanya iklim pembelajaran bagi tumbuhkembangnya kompetensi peserta didik
yang maksimal.
1
AKM mengacu pada tolok ukur yang termuat dalam Programme for International
Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS) yang meliputi asesmen pada literasi membaca (kemampuan bernalar
menggunakan bahasa) dan literasi numerasi (kemampuan bernalar menggunakan
matematika). Kedua jenis literasi tersebut merupakan kemampuan atau keterampilan
yang mendasar dan diperlukan oleh semua peserta didik dalam menguasai kompetensi
di seluruh mata pelajaran.
Pemahaman pendidik terhadapkonsep literasi, pengembangan, dan
implementasinya masih menjadi tantangan hingga saat ini, ditambah dengan
munculnya AKM yang harus diakui sebagai hal yang belum dibiasakan hadir dalam
proses penilaian. Soal-soal AKM disusun oleh pemerintah, namun penting kiranya bagi
pendidik untuk mengenal konsep AKM, komponen, dan tindak lanjut dari yang
dihasilkan. Hal ini dimaksudkan agar pendidik terinspirasi dan tergerak untuk mampu
menyusun instrumen penilaian berbasis literasi membaca dan numerasi dalam praktik
penilaian formatif dan sumatif di satuan pendidikan.
Buku ini didesain sebagai inspirasi untuk pendidik dalam menyusun instrumen
berbasis literasi membaca yang erat kaitannya dengan literasi numerasi dan sains.
Pemerintah, dalam hal ini Direktorat SMA, memfasilitasi pendidik untuk
mengembangkan instrumen berbasis literasi membaca yang pada akhirnya dapat
memberikan informasi dan pijakan terhadap perbaikan mutu pembelajaran pada tahap
berikutnya di seluruh mata pelajaran.

B. Tujuan
1. Memberikan gambaran umum mengenai konsep literasi yang diterapkan dalam
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di satuan pendidikan dan hubungannya dengan
Asesmen Nasional.
2. Memberikan inspirasi praktik baik pengembangan intrumen penilaian berbasis
literasi membaca yang ditujukan kepada pendidik untuk dikembangkan dan
dimodifikasi sesuai kebutuhan.
3. Memberikan inspirasi praktik baik pengolahan hasil dan tindak lanjut penilaian
berbasis literasi membaca.

2
C. Landasan Yuridis
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
5. Kepmendikbud Nomor 719/P/2O2O tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum
pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus.
6. Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021
tentang Peniadaan Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian
Sekolah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease.
7. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

D. Prinsip
1. Umum dan menyeluruh mencakup kompetensi dasar di seluruh mata pelajaran;
2. Kontekstual sesuai dengan kekhasan di semua mata pelajaran; dan
3. Selaras dengan kurikulum 2013.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengembangan instrumen penilaian berbasis literasi membaca
adalah sebagai berikut.
1. Dikhususkan pada aspek instrumen penilaian pengetahuan yang mengukur level
kognitif untuk seluruh mata pelajaran pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).
2. Instrumen penilaian yang disusun adalah hasil inspirasi dari praktik baik yang telah
dikembangkan dan dikaitkan dengan pengolahan hasil dan tindak lanjut penilaian
berbasis literasi membaca.

3
BAB 2
KONSEP PENGEMBANGAN PENILAIAN
BERBASIS LITERASI SAINS
A. Komponen Literasi Sains

1. Literasi Sains
Literasi sains merupakan kemampuan menginterpretasikan sains dalam kehidupan
sehari-hari, bukan sekadar memahami teori saja, namun bisa melakukan dan
memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi (Haryadi, 2015). Literasi Sains
dapat diterjemahkan sebagai kemampuan untuk memahami pengetahuan kecakapan
ilmiah dengan mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru
menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil kesimpulan berdasarkan fakta,
memahami karakter sains, kesadaran bagaimana teknolgi membentuk lingkungan alam,
intelektual dan buda serta kemampuan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang
terkait sains (OECD 2016). Isi bacaan pada konteks saintifik ini dapat berupa ilmu ruang
angkasa, ilmu medis/ obat-obatan, kandungan gizi, ilmu fisika, cuaca/iklim, gejala alam,
ilmu biologi,dan lain- lain yang terkait dengan ilmiah dan teknolgi.
Pada konteks ini siswa diharapkan memiliki kemampuan literasi membaca dalam
memahami pengetahuan yang berkaitan dengan masalah sains, kemudian kemampuan
menggunakan pemikiran sains tersebut hingga tahap merefleksikan beragam informasi
penting yang diperolehnya untuk berpartisipasi dalam lingkungan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Seseorang disebut literat terhadap sains, jika memiliki kompetensi yang baik dalam:
1) menjelaskan fenomena sains;
2) mengevaluasi dan mendesain pengetahuan dan keterampilan sains secara mandiri;
3) menginterpretasi data dan bukti sains.

2. Komponen Literasi Sains


Dalam menyiapkan pembelajaran dan penilaian literasi sains, guru harus
merancangnya dengan memerhatikan beberapa aspek. Aspek tersebut mengacu
kepada PISA yang menetapkan literasi sains harus didasarkan ke dalam empat
komponen, di antaranya konteks, konten/pengetahuan, kompetensi/proses, dan sikap.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut ini!

5
Tabel 2.1. Aspek penetapan literasi sains berdasarkan PISA

Komponen Dimensi Literasi Sains Melibatkan

Konten Mengukur kompetensi sains, - Menemukan konsep kunci


mengolah, dan untuk dapat memahami alam
mengevaluasi informasi dan perubahannya.
dengan: - Pertanyaan yang diajukan
- Pengetahuan Sains untuk mencari
- Kompetensi Sains pemecahannya dengan
kegiatan kolaborasi
(menggabungkan dari konsep-
konsep fisika, kimia, biologi, ilmu
bumi, dan antariksa).
Level Kognitif Literasi Sains Kemampuan siswa untuk
Proses Kognitif Kemampuan menggunakan mencari, menafsirkan, dan
pengetahuan dan pemahaman menggunakan bukti-bukti harus
ilmiah harus memerhatikan: merujuk kepada PISA untuk
- Pengetahuan konsep; menguji tingkatan proses kognitif
- Penggunaan pengetahuan literasi sains yang meliputi:
sains dalam menganalisis - Mengenali pertanyaan ilmiah;
teks/artikel; - Mengidentifikasi bukti;
- Menggunakan konsep-konsep - Menarik kesimpulan;
atau pengetahuan secara - Mengomunikasikan kesimpulan;
bermakna; - Menunjukkan pemahaman
- Mengnalisis dan konsep ilmiah.
mengeva- luasi data atau
peristiwa;
- Memecahkan masalah.
Konsep Merujuk pada pertanyaan-
Konteks - Pemahaman Konsep pertanyaan PISA (2000) yang
- Pengetahuan Sains dikelompokkan menjadi tiga area
penerapan sains:
- Ruang angkasa
- Medis
- Fisika
- Cuaca/iklim
Situasi yang - Gejala alam
Melibatkan Sains dan - Biologi
Teknologi - Bidang lain terkait ilmiah
dan teknologi
Keterampilan: - Konteks kehidupan sehari-hari
- Mengidentifikasi isu-isu sains; (bukan di kelas/laboratorium).
- Menjelaskan fenomena sains; - Konteks melibatkan isu-isu
- Menggunakan bukti sains. penting dalam kehidupan
secara umum dan kepedulian
pribadi.
Sikap:
- Respons tehadap isu sains;
- Minat;
- Mendukung inkuiri ilmiah;
- Tanggung jawab;

6
3. Konten Literasi Sains
Pada penjelasan sebelumnya, dijelaskan bahwa ada empat komponen yang harus diper-
hatikan dalam pengembangan pembelajaran dan penilaian literasi sains, yang salah sa-
tunya adalah konten. Dalam pengembangan konten, ada dua hal yang harus dipertim-
bangkan. Kedua hal tersebut adalah sebagai berikut.

a. Pengetahuan Sains
Mengajak peserta didik untuk mengolah dan mengevaluasi informasi dengan
menemukan konsep kunci untuk dapat memahami alam dan perubahan yang
terjadi pada tema atau domain literasi sains. Contoh konten pengetahuan sains
dapat dilihat dalam aktivitas berikut.

b. Kompetensi Sains
Kompetensi sains merupakan konten yang mengajak peserta didik untuk
menyusun pertanyaan yang diajukan dalam rangka mencari pemecahan masalah
dengan melakukan kegiatan kolaboratif yang menggabungkan konsep-konsep
fisika, kimia, biologi, ilmu bumi, dan antariksa).

7
B. Proses Kognitif Literasi Sains
Pada literasi sains, terdapat lima level proses kognitif domain yang ingin dicapai
dan diujikan. Lima level proses tersebut meliputi (1) pengetahuan konsep, (2)
penggunaan pengetahuan sains dalam menganalisis teks/artikel, (3) menggunakan
konsep-konsep atau pengetahuan secara bermakna, (4) mengnalisis dan mengevaluasi
data atau Peristiwa, serta (5) memecahkan masalah.
Tabel 2.2. Level kognitif literasi sains

Literasi Konteks Konten Literasi Sains Proses Kognitif


- Ruang angkasa Pengetahuan Sains Pengetahuan Konsep
- Medis
- Fisika Kompetensi Sains - Penggunaan
- Cuaca/iklim Pengetahuan Sains
- Gejala alam dalam Menganalisis
- Biologi Teks/Artikel;
- Bidang lain yang - Menggunakan
Sains
terkait dengan Konsep-konsep atau
keilmiahan dan- Pengetahuan secara
teknologi Bermakna;
- Menganalisis dan
Mengevaluasi Data
atau Peristiwa;
- Memecahkan Masalah.

C. Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Litersi Sains


Untuk menguatkan pemahaman penilaian berbasis literasi sains, maka
direkomendasikan assesmen yang diberikan sesuai standar PISA (Programme for
International Student assesment). Dalam hal ini, soal-soal standar PISA biasanya
digunakan untuk menguji dan membandingkan prestasi anak-anak di sekolah dengan
maksud untuk meningkatkan metode-metode pendidikan dan hasil-hasilnya.
Indikator yang dipakai adalah reading skill (kemampuan literasi), mathematics,
dan sains. Kemampuan literasi adalah kemampuan untuk memahami dan menganalisis
teks untuk mencapai gagasan baru (tidak sekadar membaca); sedangkan kemampuan
matematika adalah kemampuan siswa untuk merumuskan dan menafsirkan
matematika dalam berbagai konteks. Berbeda lagi dengan kemampuan sains.
Kemampuan ini mengaitkan kepada kemampuan sains yang dihubungkan dengan isu
yang relevan dalam kehidupan.
Ada beberapa jenis instrumen pengembangan penilaian berbasis literasi sains di
antaranya sebagai berikut.

8
1. Tes Tertulis
Bentuk pengembangan soal tes tertulis yang berbasis literasi sains sangat
bervariasi, di antaranya sebagai berikut.

a. Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal dengan beberapa pilihan jawaban. Siswa
diminta menjawab soal dengan memilih satu jawaban yang dianggap benar dari
beberapa pilihan jawaban yang disediakan. Jumlah pilihan jawaban untuk soal
kelas 1 sampai dengan kelas 3 sebanyak tiga pilihan (A, B, C); kelas 4 sampai
dengan kelas 9 sebanyak empat pilihan (A, B, C, dan D); serta kelas 10 sampai kelas
12 sebanyak lima pilihan (A, B, C, D, dan E).

b. Pilihan Ganda Kompleks


Soal pilihan ganda kompleks terdiri atas pokok soal dan beberapa pertanyaan yang
harus dipilih siswa dan dianggap sesuai dengan permasalahan pada pokok soal.

c. Menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta tes
dalam mencocokkan, menyesuaikan, dan menghubungkan antardua pernyataan
yang disediakan.

d. Isian Singkat
Soal isian dan jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta tes untuk
memberikan jawaban secara singkat, bisa berupa kata, frasa, angka, atau simbol.
Perbedaannya adalah soal isian disusun dalam bentuk kalimat berita, sementara
itu soal jawaban singkat disusun dalam bentuk pertanyaan.

e. Uraian
Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat dan
mengorganisasikan gagasan-gagasan dengan cara mengemukakan atau mengeks-
presikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Pada soal uraian
disediakan pedoman penskoran yang merupakan acuan dalam pemberian skor.
Jawaban siswa akan diskor berdasarkan kompleksitas jawaban.
Skor penuh atau skor tertinggi diberikan pada jawaban yang memenuhi semua
kriteria/kunci jawaban benar. Skor sebagian diberikan pada jawaban yang kurang
memenuhi kriteria/kunci jawaban benar. Jawaban salah diberi skor 0, sedangkan tidak
menjawab atau kosong diberi kode 9.

9
Pemberian skor baik soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan,
maupun isian singkat dilakukan secara objektif. Sementara itu, untuk soal uraian,
penskoran dilakukan oleh penskor dengan mengacu pada pedoman penskoran.

2. Eksperimen
Terdapat tiga aspek dari komponen kompetensi/proses sains dalam penilaian
berbasis sains, yang meliputi (1) mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, (2) menjelaskan
fenomena secara ilmiah, dan (3) menggunakan bukti ilmiah. Langkah operasional
penilaian berbasis sains dalam kegiatan eksperimen dapat dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut.
1. Menentukan tema;
2. Melakukan observasi;
3. Merancang dan merencanakan;
4. Menguji hasil;
5. Mengukur/menghitung/kualifikasi output;
6. Mengkomunikasikan hasil.

3. Laporan Sikap
Tujuan utama pendidikan sains adalah untuk membantu siswa agar dapat
mengembangkan minat siswa dalam bidang sains dan mendukung penyelidikan ilmiah.
Sikap-sikap yang berhubungan dengan sains berperan penting dalam keputusan siswa
untuk mengembangkan pengetahuan sains lebih lanjut, mengejar karier dalam sains,
dan menggunakan konsep, dan metode ilmiah dalam kehidupan mereka. Dengan
begitu, kemampuan sains tidak hanya berhubungan dengan kecakapan dalam sains,
tetapi juga sifat mereka terhadap sains. Kemampuan sains seseorang di dalamnya
memuat sikap- sikap tertentu, seperti kepercayaan, motivasi, pemahaman diri, dan
nilai-nilai.
Langkah operasional penilaian berbasis sains dengan membuat format laporan
sikap berupa jurnal atau lembar observasi yang melibatkan kebiasaan siswa dalam
memecahkan permasalahan dan meningkatkan kualitas kehidupan, sehingga
memberikan kontribusi yang konkret pada pembentukan life skill.

4. Laporan Hasil Kegiatan


Laporan hasil kegiatan bisa berupa produk, proyek, maupun portofolio. Hal ini
berkaitan dengan penyusunan pedoman penilaian/pengelolaan yang dibuat sejak
awal perencanaan pembelajaran untuk mengetahui perkembangan aspek dan
tujuan
10
pembelajaran secara spesifik, baik untuk guru maupun untuk siswa.
Pedoman penilaian hasil belajar berbasis literasi sains mencakup keseluruhan
aspek yang menjadi tuntutan kurikulum; sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diintegrasikan pada proses kognitif literasi sains. Pedoman penilaian mengatur cara-
cara dalam menilai aspek-aspek tersebut.

D. Tingkat Kompetensi Literasi


Untuk mengetahui kemampuan ranah berpikir siswa dalam literasi sains, maka perlu
diberikan tolok ukur ketercapaian. Ukuran tersebut dapat dibaca pada tabel berikut ini.
Tabel 2.3. Tingkat Kompetensi Literasi

Tingkat
Kompetensi Deskripsi
Perlu Murid pada tingkat ini memiliki penguasaan konsep matematika yang sangat
Intervensi minimal. Murid perlu didampingi mulai dari pencatatan data serta dilakukan
Khusus diskusiuntuk memvalidasi hasil pencatatan data. Diskusi dapat dilakukan dengan
teman yang kompetensi numerasinya cakap ataupun mahir.
Dasar Murid pada tingkat ini sudah menguasai konsep dasar, namun masih kesulitan
untuk menerapkan dalam situasi yang relevan. Murid perlu diberi contoh cara
menyajikan data atau menuangkan data hasil catatannya ke dalam bentuk penyajian
yang tepat dan akurat. Interpretasi holistik mengenai data sebelum menarik
kesimpulan dapat dilakukan dengan kegiatan diskusi bersama.
Cakap Murid pada tingkat ini sudah memahami konsep dan mampu menerapkan
konsepnya, namun perlu diasah kemampuan bernalarnya untuk mengetahui
adanya kesalahan pada data atau anomali data. Murid dapat ditugaskan
untuk membandingkan datanya dengan data kelompok lainnya, kemudian
membuat simpulan umum hasil penelitian dalam satu kelas. Murid dibimbing dalam
menjustifikasi data yang sifatnya anomali.
Mahir Murid pada tingkat ini mampu menerapkan konsep matematika yang dimiliki dalam
beragam konteks serta bernalar untuk menyelesaikan masalah. Murid ini dapat
ditugaskan untuk membandingkan data dirinya, data kelompok lainnya, dan data
dari sumber lainnya (misal, jurnal ilmiah yang relevan) kemudian membuat generalisasi
hasil percobaan yang dilakukan dengan menganalisis beragam data.

11
BAB 3
STRATEGI PENILAIAN BERBASIS
LITERASI SAINS
Buku ini berfokus pada desain instrumen penilaian berbasis literasi sains sebagai
dasar dari pencapaian seluruh mata pelajaran. Namun perlu dipahami bahwa instrumen
penilaian tidak lepas dari proses pembelajaran berbasis literasi sains. Itulah sebabnya,
format pengembangan instrumen literasi sains didesain sesuai proses pembelajaran dan
didorong terjadinya integrasi dengan literasi sains dan pendekatan kompetensi dasar
khas dari mata pelajaran serta kolaborasi sejumlah mata pelajaran.

Gambar 3. 1. Strategi penilaian kompetensi berbasis literasi sains

A. Tahap Perencanaan
Literasi Sains sebagai kecakapan mendasar dalam tahap-tahap perencanaan dapat
dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu (1) mengidentifikasi isu-isu sains dari tema
aktivitas; (2) menggunakan konteks/wacana/tema hasil identifikasi isu-isu sains; (3)
mengakomodasi pengukuran domain pengetahuan, keterampilan/proses, dan sikap; (4)
menetapkan Kompetensi Dasar (KD) yang relevan sesuai dengan tema aktivitas; dan (5)
menetapkan pendekatan asesmen yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran dan
desain penilaian.

Gambar 3.2. Alur pengembangan penilaian berbasis literasi sains

B. Tahap Pengembangan Pembelajaran dan Penilaian Berbasis


Literasi Sains
Dalam tahap pengembangan pembelajaran berbasis literasi sains dilakukan
langkah- langkah pengembangan pembelajaran sebagai berikut:

13
1). Melaksanakan aktivitas pembelajaran dengan aktivitas pembelajaran yang
didesain sedekat mungkin dengan dunia nyata; dan refleksi hasil belajar.
2). Hasil penilaian pencapaian pengetahuan peserta didik disampaikan dalam bentuk
angka dan/atau Ketika menggunakan tes tertulis, pendidik diharapkan tidak hanya
menggunakan bentuk soal pilihan ganda, namun dapat juga memperbanyak atau
memfokuskan bentuk soal lain seperti uraian, sehingga bisa mengukur
keterampilan berpikir yang lebih tinggi seperti menganalisis dan mengevaluasi.
Pemilihan bentuk tes tertulis hendaknya disesuaikan dengan karakteristik
pengetahuan, kognitif, konten, dan konteks yang ada dalam kompetensi sesuai
kurikulum yang berlaku serta mekanisme penilaian.
Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi:
3). melaksanakan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus. Dalam hal ini,
termasuk penentuan bentuk penilaian yang sesuai dengan kompetensi dasar yang
ada di dalam kurikulum.
4). menyiapkan instrumen penilaian mengikuti langkah-langkah pengembangan
instrumen yang standar, yaitu menentukan tujuan, menyusun kisi-kisi, menyusun
soal, analisis kualitatif, uji coba, dan analisis kuantitatif.
5). melaksanakan penilaian oleh pendidik dan hasilnya ditafsirkan sebagai bahan
laporan.
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan idealnya mengukur
bukan hanya aspek pengetahuan saja, namun aspek sikap dan keterampilan sehingga
penilaian yang dilakukan menjadi lebih komperehensif dalam mencerminkan seluruh
aspek kompetensi peserta didik. Bahasan pada bab ke-3 terfokus pada aspek
pengetahuan yang mengukur level kognitif dengan menggunakan instrumen tes yang
menggunakan berbagai bentuk dan teknik penilaian tertulis yang hasil penilaiannya
tetap otentik dan bermakna.

C. Tahap Tindak Lanjut


Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan sebelumnya, maka untuk
melaksanakan pembelajaran literasi yang berkelanjutan, maka diperlukan tahapan
tindak lanjut sebagai berikut.
a. Perlu melaksanakan aktivitas pembiasaan membaca dengan teks multimodal (teks
yang beragam) yang didukung dengan peningkatan budaya baca di kelas maupun
di sekolah.

14
b. Mendesain pembelajaran dengan menggunakan alat bantu grafis, yang artinya
guru wajib memberikan pendampingan pada peserta didik, misalkan dengan
menuntun siswa menyusun peta konsep/mind map agar siswa terbiasa dengan
pola berpikir yang sistematis dan logis.
c. Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran agar terpenuhi enam kecakapan dasar literasi.
Catatan :
Aktivitas Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Literasi Sains dan
pelaksanaannya dapat dilihat pada lampiran yang berisi “Praktik Baik inspiratif” dalam
proses pembelajaran di sekolah.

15
BAB 4
PENUTUP
Buku ini memilki tujuan luas, salah satunya mempromosikan literasi sains pada
siswa mengenai segala sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya agar dalam
kehidupannya nyata siswa mampu memberikan keputusan berdasarkan pemahaman
yang mereka peroleh, kemudian tujuan selanjutnya adalah membangun teknologi
dengan mempersiapkan tenaga kerja di masa yang akan datang dengan dibekali ilmu
pengetahuan dan keterampilan. Perlu kita ketahui bahwa kemajuan sebuah pendidikan
sains sangat bergantung pada pembelajaran yang digunakan di setiap negara. Negara
maju telah mengembangkan literasi sains sejak lama, yang dalam pelaksanaannya
diintegrasikan dalam pembelajaran.
Peran guru sangat penting dalam mengatasi berbagai masalah yang dilakukan
dalam pembelajaran khusunya dalam membiasakan pola literasi pada pembelajaran.
Guru seharusnya melakukan pemetaan siswa sehingga menjadikan siswa sebagai
individu yang belajar. Dukungan orang tua juga sangat penting terkait pemenuhan
fasilitas dalam melakukan pembelajaran, di mana orang tua perlu menyediakan waktu
untuk mendampingi anak dalam kegiatan pembelajaran.

17
DAFTAR
PUSTAKA
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020
Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam
Kondisi Khusus

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53


Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Penidikan
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23


Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24


Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum
2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Asyhari, Ardian, and Gita Putri, ‘Pengaruh Pembelajaran Levels of Inquiry Terhadap
Kemampuan Literasi Sains Siswa Pembelajaran Yang Berorientasi Inkuiri . Wenning
(2005) Menerangkan Bahwa Hierarki Semula Ada Pada Guru Menjadi Kepada Siswa
. Dilakukan Di Kelas Dalam Mengembangkan Keteram’, Scientae Educatia: Jurnal
Pendidikan Sains, 6 (2017).

Adawiyah, Robi, and Asih Widi Wisudawati, ‘Pengembangan Instrumen Tes Berbasis
Literasi Sains: Menilai Pemahaman Fenomena Ilmiah Mengenai Energi’, Indonesian
Journal of Curriculum and Educational Technology Studies, 5 (2017).

Word Economic Forum. 2016. “What are the 21st-century skills every student
needs?”. dalam https://www.weforum.org/ agenda/2016/03/21st-century-skills-
future-jobs- students/, 10 March 2016.

Wiedarti, P. & Leksono, K. (2018) Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Nisa Wulandari and Hayat Sholihin (2016), ‘Analisis Kemampuan Literasi Sains Pada
Aspek Pengetahuan Dan Kompetensi Sains Siswa SMP, Edusains, 8.1,

Evi sapinatul Bahriah (2015), ‘Peningkatan Literasi Sains Calon Guru Kimia Pada Aspek
Konteks Aplikasi Dan Proses Sains’, Edusains, 7.1.

http://uis.unesco.org/en/glossary-term/literacy

World Economic Forum, New Vision for Education (2015)


https://www.weforum.org/ agenda/2016/03/21st-century-skills-future-jobs-
students/

Wiedarti, Pangesti dan Kisyani-Laksono (ed.). 2016. Desain Induk Gerakan Literasi
Sekolah. Jakarta: Dikdasmen, Kemdikbud.

19
Hartati, Marni and Ario, Foy and Nurhafni, Nurhafni and Imayanti, Rina and Adrian,
Yusuf (2020) Panduan gerakan literasi sekolah di SMA tahun 2020, edisi revisi.
Manual. Direktorat Sekolah Menengah Atas, Jakarta.

http://repositori.kemdikbud.go.id/20561/

20
21
LAMPIRAN 1
PENGEMBANGAN ASESMEN BENTUK SOAL TEST TULIS
BERBASIS LITERASI SAINS
Oleh: Muhammad Firdaus - SMAN 1 INDRALAYA UTARA

A. Tahap Perencanaan
1. Menetapkan Kompetensi Dasar (KD) yang relevan sesuai dengan tema aktivitas
atau soal.
2. Melihat permasalahan yang terintegrasi dari tema aktivitas atau soal:

Copyright : @Puspendik 2017

3. Menganalisis domain dan proses kognitif, konten, dan konteks sains dari tema
aktivitas atau soal tersebut.
Domain Literasi Sains Proses Kognitif Literasi Sains Konteks
Kompetensi Sains Penggunaan Pengetahuan Sains Fisika
dalam menganalisis Teks/Artikel

4. Menetapkan pendekatan asesmen yang digunakan dalam pembelajaran dan


desain penilaian.

23
B. Tahap Pengembangan Pembelajaran dan Penilaian Berbasis
Literasi Sains
1. Menentukankan Kompetensi Dasar (KD) yang relevan dengan tema aktivitas.
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas :
MIPA
3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi karakteristik thermal
suatu bahan, kapasitas dan konduktivitas kalor dalam kehidupan sehari-hari.
4.5 Merancang dan melakukan percobaan tentang karakteristik thermal suatu bahan
terutama terkait dengan Kapasitas dan konduktivitas kalor beserta presentasi hasil
percoaan dan pemanfaatannya

1. Menentukankan tujuan asesmen.


2. Proses pembelajaran: peserta didik bergabung pada kelas digital SMAN 1 Indralaya
Utara dengan alamat tautan www.sman1.indralayautara.sch.id.
3. Siswa mendiskusikan hasil perhitungan kalor yang dibuat dalam representasi
tabel data.
4. Siswa menyelesaikan perhitungan data dari produk Briket Organic berdasarkan
ketepatan, ketelitian dan angka penting serta notasi ilmiah sesuai dengan
bakat dan fasilitas yang tersedia.
5. Refleksi hasil belajar.

C. Tahap Penilaian
1. Menganalisis proses kognitif Literasi sains, konten dan konteks yang sesuai aktivitas
Domain Proses Kognitif Konten Level Pendekatan Bentuk soal
Literasi sains Literasi Sains Soal Asesmen
Kompetensi Mengidentifikasi Pengetahuan L 3 Penilaian Pilihan
Sains Permasalahan Sains saat proses Ganda
Secara Ilmiah pembelajaran Benar/ Salah
Penilaian
setelah proses
pembelajaran

24
2. Merancang kisi-kisi soal berbasis literasi sains :
Domain Proses Kognitif
Literasi Literasi sains Level Bentuk No
Konten Kompetensi Indikator
sains Soal Soal soal

Pengetahuan Konsep Kalor Memahami L2 Pilihan 1—5 Diberikan stimulus/ teks Artikel berupa gambar
Penge Konsep Konsep Kalor Ganda dari fenomena es mencair di cangkir teh. Siswa
tahuan dengan benar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
Sains pada tiap butir soal berdasarkan teks tersebut.

Menggunakan Perpindahan Mengana- L3 Pilihan 9-12 Diberikan stimulus berupa teks aktivitas
Kompe- Konsep atau Kalor lisis perpin- Ganda berlari saat cuaca panas, siswa dapat
tensi pengetahuan dahan kalor menjawab pertanyaan yang diajukan pada
Sains secara dengan cara tiap butir soal berdasarkan teks tersebut.
bermakna. konduksi,
konveksi, dan
radiasi
Perbedaan kalor Menganali L3 Pilihan 13-15
yang dilepas perubahan Ganda
dan diserap kalor
terhadap
wujud benda
Kompe- Penggunaan Kalor Menyele- L2 Benar - 16-20 Diberikan stimulus/teks berupa tabel
tensi pengetahuan saikan Salah dari aktivitas pengrajin pandai besi,
Sains sains dalam masalah siswa dapat menyatakan benar atau
menganalisis konteks- salah dari permasalahan dan atau
teks/artikel tual yang pertanyaan yang
berkaitan diajukan pada tiap butir soal berdasarkan
dengan kalor teks tersebut.
25
3. Teknis Penilaian dilakukan dengan menggunakan fitur kuis dengan soal kombinasi
(multiple choice, Short answer, true/false) pada alamat tautan: www.Exam.
sman1indralayautara.sch.id. Agar nilai dari masing-masing soal assessment
bisa dihitung secara otomatis. Dalam hal ini, langkah yang harus dilakukan adalah
melakukan pengaturan pada bagian gradebook. Ketika semua assessment sudah
selesai dilakukan, maka semua nilai sudah ada pada gradebook. Gradebook bisa
diekspor, lalu dijadikan file excel untuk keperluan-keperluan lain di luar fasilitas
exam SMAN 1 Indralaya Utara.

4. Menentukan tingkatan level kognitif yang sesuai dengan bentuk tipe soal yang
diserangkaikan. Adapun tingkatan proses kognitif dari analisis jawaban soal pilihan
ganda dan soal dengan pilihan benar atau salah, maka dapat ditetapkan sebagai
berikut.
a. Jika nilai siswa < 25, maka termasuk ke dalam level PIK atau Perlu Intervensi
Khusus;
b. Jika nilai siswa 25 ≤ x < 50, maka termasuk ke dalam level dasar dengan
indikator siswa sudah mampu mencari informasi dalam teks sains yang
disajikan, namun masih perlu pembimbingan dalam memilih informasi yang
relevan saat memahami konsep kalor ketika akan mencari kebenaran konsep
yang ditanyakan;
c. Jika nilai siswa 50 ≤ x < 75, maka termasuk ke dalam level cakap dengan
indikator bahwa siswa sudah mempunyai kemampuan memahami teks secara
literal dan dapat menyelesaikan permasalahan konsep kalor tersebut dengan
baik tanpa harus dibimbing.
d. Jika nilai siswa 75 < x ≤ 100, maka termasuk ke dalam level mahir dengan
indikator bahwa siswa ini sudah memiliki kemampuan merefleksi isi wacana
untuk pengambilan keputusan mengenai konsep kalor dengan sangat baik,
sehingga tanpa dibimbing, siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang
disajikan dengan lancar.

26
Analisis Soal Fisika Terintegrasi Literasi Sains
Kelas : XI IPA 1
Mata Pelajaran : Fisika
Kompetensi Dasar : 3.5 Menganalisis Pengaruh Kalor dan Perpindahan Kalor yang Meliputi Karakteristik Thermal suatu Bahan, Kapasitas
dan Konduktivitas Kalor dalam Kehidupan Sehari-Hari
Nomor soal / Score / Kunci Jawaban
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nilai Level
No Nama 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Kognitif
. A D C A A B D B C D B A C D B B B S S B
1 A. Dani A C B A A A B C B C D A B A C S S B B S 20.00 Perlu
Irsyah Interfen-
si Khusus
2. Alia B D A A A B D B C B B A C B B B S S S B 75.00 Level
Ariyanti Mahir
3. Alya Rahma C C A A B A B B D B B B B B B S B B B S 25.00 Level
Dasar
4. Athirah A D B A A A D A C D B A C D C B B S B B 75.00 Level
Batrisyah Mahir
5. Atri E E A B A B B B B B B B B B B S B B B S 30.00 Level
Alhamdy Dasar
6. Digo A A A A A A B A B B B A C D C B B B B B 50.00 Level
Rikardo Cakap
7. Dwi Restu B A B A C B B B B B B B B B B B B B B S 35.00 Level
Mavareza Dasar
8. Erli Andira A A A A A A A B A B B B C B B B B B S B 55.00 Level
Cakap
9. Fauziah A B A B A A B C B C B A C D C B B B B S 40.00 Level
Dasar
10. Ghaitsyah A D C A A B A B A D B B C D B B B B B B 75.00 Level
Syafira Mahir
11. Hayatul B D A A A B D B B D B A C D C B B S B B 75.00 Level
Hakim Mahir
12. Indah A B C B C C C B C C C B C C C B S B B B 35.00 Level
Melinda Dasar
13. Ivan A B B A B B B A B A B A A C B B B B B S 40.00 Level
Fahrillah Dasar
27
14. Julia C C A A A B B B B B B B B B B S B B B S 35.00 Level
Andhira Dasar
15. Kharimam A C C A A B D B C B B B C D C B B B S B 75.00 Level
Adiwiyata Mahir
16. M. Tamim A B A A A A B C B B B A C A C B S B B S 35.00 Level
Kahaya Dasar
17. M. Radja C A A C A C B B B B B B B B C B B B B S 20.00 Perlu
Abdhi Interfen-
si Khusus
18. Mayumi A A A A A A A A A B B B C B C B B B B B 40.00 Level
Eksa Dasar
19. Muhamma A A A B A B B C B B B B B B B S B B B S 30.00 Level
d Naufal Dasar
20. Nabila D B A C A C B B C B B C D C B B B B S 30.00 Level
Dasar
21. Nadine A A A A A C C B B B B B C B C B B B B B 45.00 Level
Iltsari Dasar
22. Qomaruzza D E A B A B B B B B B A C D C S S B B S 35.00 Level
man Dasar
23. Rahmi A D A A A B D A C B B A C B B B B B S B 75.00 Level
Ufairah Mahir
Jumlah siswa 14 5 3 16 19 11 5 13 5 3 21 10 15 8 10 17 18 3 4 11
menjawab benar
% Ketuntasan per 60, 21 13 69.5 82.6 47.8 21.7 56.5 21.7 13. 91.3 43.4 65.2 34.7 43.4 73.9 78.2 13. 17.3 47.8
soal 8 .7
Mengetahui, Indralaya Utara, November 2020
Kepala SMA Negeri 1 Indralaya Utara, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Thohir Hamidi, M. Si Muhammad Firdaus


NIP 196510271995121001 NIP 197902262006041006

28
D. Tahap Tindak Lanjut
1 Hasil telaah Penilaian Level Kognitif :
a. Dari telaah Level Kognitif dengan capaian rata-rata kelas, dari data hanya
mencapai 41,57 %,
b. Menyikapi hasil tersebut diperlukan pola pembelajaran, dalam melatih nalar siswa
untuk menelaah permasalahan Literasi sains dengan tema Kalor.
c. Mendesain pembelajaran berbasis penyelidikan dengan pola terapan. Dengan
langkah-langkah sebagai berikut dengan memberikan studi kasus terkait dengan tema
dan dituntun ke dalam aktivitas pembelajaran berbasis Literasi sains yang disajikan
menggunakan aplikasi virtual:

d. Dimana guru dapat memberikan bimbingan/tindakan berdasarkan tingkatan


kompetensi siswa, dengan perlakuan tindakan sebagai berikut:

Tingkat Kompetensi Uraian tindakan berdasarkan tingkat kompetensi


Siswa diberikan beberapa contoh hasil data variable yang lengkap
Perlu Intervensi (suhu udara, kelembaban udara, minum air), kemudian siswa diminta
Khusus. menjabarkan data tersebut untuk mengetahui kondisi orang yang
berlari saat cuaca panas pada aplikasi virtual.
Siswa diberikan contoh dari beberapa variabel yang mempengaruhi
Minimal/Dasar orang yang berlari saat cuaca panas, dimana data yang diberikan
(suhu udara dan keterangan minum air) yang diberikan variable
kelembapan udara tidak diberikan,siswa diminta menjabarkan
kemungkinan kondisi akhir orang berlari tersebut pada aplikasi
virtual.

29
Siswa diberikan data dari orang yang berlari saat cuaca panas,
Baik/Cakap dimana variabel awal yang diberikan tidak lengkap untuk
mempengaruhi kondisi variabel selanjutnya. Siswa diminta
menjabarkan kemungkinan kondisi orang yang berlari tersebut pada
aplikasi virtual.
Siswa diminta mengestimasi kemungkinan kondisi orang yang berlari
Mahir saat cuaca panas berdasarkan penjabaran dari pengaruh setiap
variabel datanya pada aplikasi virtual.
Merefleksikan pengalaman belajar melalui tautan: https://forms.gle/vmfQpkfrsm9

2. Rekomendasi Tindak Lanjut :


Dari uraian tindakan berdasarkan tingkatan kompetensi siswa di atas berdasarkan
Rekomendasi PISA (2018) maka perlu dilakukan tahapan berikut :
a. Perlunya aktivitas pembiasaan membaca dengan teks multi modal (teks yang
beragam) yang didukung dengan peningkatan budaya baca di kelas maupun di
sekolah.
b. Mendesain pembelajaran menggunakan alat bantu grafis, artinya guru wajib
memberikan pendampingan pada peserta didik, misalkan dengan menuntun siswa
menyusun peta konsep/mind map agar siswa terbiasa dengan pola berfikir yang
sistematis dan logis.
c. Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran agar terpenuhi 6 kecakapan dasar literasi.

30
31
LAMPIRAN 2
PENGEMBANGAN PENILAIAN
PRAKTIKUM BERBASIS LITERASI
SAINS
Oleh: Herry Setyawan, S.Pd., M.SI. - SMAN 2 SAROLANGUN JAMBI

Kompetensi Dasar
3.10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam
teknologi.
4.10 Melakukan percobaan tentang gelombang bunyi dan/atau cahaya, berikut
presentasi hasil percobaan dan makna fisisnya misalnya sonometer dan
kisi difraksi.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami konsep terjadinya Difraksi Cahaya secara utuh
2. Siswa dapat memahami konsep terjadinya Interferensi Cahaya secara utuh

B. Materi Pembelajaran
1. Difraksi Cahaya
Perhatikan gambar berikut ini dengan saksama!

33
2. Interferensi Cahaya
Perhatikan gambar berikut ini dengan saksama!

3. Kisi Difraksi
Perhatikan gambar berikut ini dengan saksama!

Kisi difraksi merupakan alat yang sangat berguna untuk menganalisis sumber-
sumber cahaya. Kisi terdiri dari banyak celah sejajar berjarak sama. Sebuah kisi dibuat
dengan cara membuat goresan garis sejajar pada sekeping kaca dengan menggunakan
tekhnik mesin presisi. Celah di antara goresan adalah situasi transparasi terhadap
cahaya dan bertindak sebagai celah-celah yang terpisah.

34
4. Pedoman Pelaksanaan Penilaian
Pada saat proses pembelajaran, guru bisa melakukan penilaian sikap pada saat
kegiatan diskusi dengan memberikan tanda cek list pada nama siswa yang aktif/pasif
saat berdiskusi. Selain itu, guru melakukan penilaian unjuk kerja di saat kegiatan latihan,
guru bisa mengambil nilai keterampilan. Indikator untuk pencapaian keterampilan
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat dan diukur, antara
lain sebagai berikut.

No. Domain Indikator Kompetensi dasar Langkah Eksperimen


Literasi Terintegrasi Literasi Sains
Sains
Aspek Mengguna- 3.10 Menerapkan konsep Menyatakan masalah nyata
Peng- kan konsep dan prinsip gelombang ke dalam model matematis
etahuan atau bunyi dan cahaya interferensi celah ganda
Sains pengetahuan dalam teknologi sesuai tema literasi sains
secara 4.10 Melakukan percobaan Menentukan fungsi objektif
bermakna. tentang gelombang bu Menafsirkan hasil pe-
nyi dan/atau cahaya, nyelesaian sesuai dengan
berikut presentasi masalah yang dimaksud
hasil percobaan dan sesuai te-ma literasi sains
makna fisisnya misalnya
sonometer, dan kisi
difraksi.

5. Kisi-Kisi Eksperimen Difraksi & Interferensi Cahaya


Indikator Skor Kriteria
Pemilihan alat & bahan tepat 3
Pemilihan alat atau bahan tepat 2 Persiapan
Pemilihan alat & bahan tidak tepat 1 (Skor Maks =
Tidak menyiapkan alat dan atau bahan tepat 0 3)
Merangkai alat tepat dan rapi 3
Merangkai alat tepat atau rapi 2
Merangkai alat tidak tepat dan tidak 1
rapi Tidak membuat rangkaian alat 0

Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat 2 Pelaksanaan


Langkah kerja atau waktu pelaksanaan tepat 1 (Skor Maks =
Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak tepat 0 7)

Memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan 2


Memperhatikan keselamatan kerja atau kebersihan 1
Tidak Memperhatikan keselamatan kerja dan 0
kebersihan

35
Mencatat dan mengolah data dengan tepat 3
Mencatat atau mengolah data dengan tepat 2
Mencatat dan mengolah data tidak tepat 1
Tidak mencatat dan mengolah data 0 Hasil
(Skor Maks = 6)
Simpulan Tepat 3
Simpulan kurang tepat 2
Simpulan tidak tepat 1
Tidak membuat simpulan 0
Skor Maksimum 16

6. Tingkat Kompetensi Literasi Sains


Tingkat Deskripsi Rentang Penilaian
Kompetensi
Siswa pada tingkat ini memiliki penguasaan konsep
Perlu Fisika yang sangat minimal. Siswa perlu didampingi 0–4
Intervesi mulai dari pencatatan data serta dilakukan diskusi
Khusus untuk memvalidasi hasil pencatatan data. Diskusi
dapat dilakukan dengan teman yang kompetensi
numerasinya cakap ataupun mahir.

Siswa ditingkat ini sudah menguasai konsep dasar,


Dasar namun masih kesulitan untuk menerapkan dalam situasi
yang relevan. Siswa perlu diberi contoh cara menyajikan
data atau menuangkan data hasil catatannya ke dalam 5–9
bentuk penyajian yang tepat dan akurat. Interpretasi
holistik mengenai data sebelum menarik kesimpulan
dilakukan dalam diskusi bersama.

Siswa ditingkat ini sudah memahami konsep dan


Cakap mampu menerapkan konsepnya, namun perlu diasah 10 - 13
kemampuan bernalarnya untuk mengeta-hui adanya
kesalahan pada data atau anomali data. Siswa dapat
ditugaskan untuk membandingkan datanya dengan data
kelompok lainnya kemudian membuat simpulan umum
hasil penelitian dalam satu kelas. Murid dibimbing dalam
menjustifikasi data yang sifatnya anomali.

Siswa dilevel ini dianggap mampu menerapkan


Mahir konsep matematika yang dimiliki dalam beragam
konteks serta bernalar untuk menyelesaikan masalah.
Siswa ini dapat ditugaskan untuk membandingkan 14 - 16
data dirinya, data kelompok lainnya, dan data dari
sumber lainnya
(misal: jurnal ilmiah yang relevan), kemudian membuat
generalisasi hasil percobaan yang dilakukan dengan
menganalisis beragam data.

36
7. Praktikum Difraksi dan Interferensi Cahaya

A. Tujuan Praktikum:
1) Mengetahui konsep terjadinya fenomena Difraksi Cahaya;
2) Mengetahui konsep terjadinya fenomena Interferensi Cahaya;
3) Membandingkan nilai panjang gelombang (λ) yang diperoleh dari hasil
praktikum dengan nilai panjang gelombang sesungguhnya.
4) Membandingkan tetapan kisi (d) pada CD dan DVD dari hasil praktikum
dengan nilai tetapan kisi (d) pada CD dan DVD sesungguhnya.

B. Alat dan Bahan:


1) Empat buah isi pisau cutter
2) Micrometerscrup atau Jangka soronggng
3) Satu buah keping CD dan DVD
4) Satu buah isi pensil
5) Penggaris
6) Karton/kertas (secukupnya)
7) Sterofoam (secukupnya)
8) Perekat/isolatif

8. Langkah Kerja Praktikum


a. Ukurlah lebar celah (d) yang berupa himpitan pada dua buah pisau cutter yang
telah dilekatkan pada CD/DVD dengan menggunakan kertas. Tebal kertas tersebut
diukur dengan menggunakan mikrometer secrub. Masukkan nilai tersebut pada
kolom data! (nilai d selalu tetap untuk lima kali percobaan)
b. Letakkan CD/DVD yang sudah terdapat celah tunggal (pada CD) dan celah ganda
(DVD) tersebut pada dudukan yang telah dibuat (dudukan berupa seterefoam yang
telah dimodifikasi sedemikian rupa). Kemudian ukurlah jarak antara celah tunggal
ke layar (ℓ). Masukkan nilai ℓ tersebut pada kolom data!
c. Arahkan sinar laser mainan pada celah tunggal, sehingga pada layar tampak pola
difraksi (pita terang/pita gelap). Jika pola difraksinya tampak belum jelas, maka
atur kembali jarak layar ke celah (ℓ) sampai pola difraksi tampak terlihat jelas.

37
d. Amati dengan seksama, dan ukur jarak antara terang pusat ke pita gelap ke n yang
tampak pada layar (pn) dengan menggunakan penggaris. Lakukan untuk n yang
berbeda. Masukkan pada kolom data n dan pn!
e. Lakukan perhitungan untuk mencari nilai panjang gelombang λ untuk setiap
percobaan berdasarkan data yang telah diperoleh dengan menggunakan
persamaan difraksi celah tunggal
f. Bandingkan nilai rata-rata panjang gelombang λ yang diperoleh dari hasil
praktikum dengan nilai panjang gelombang λ yang tertera ada laser mainan!
Tabel A. Data Hasil Praktikum Difraksi Celah Tunggal

N
No. d ℓ (Konstruktif / pn Persamaan λ
Destruktif)
1.
2.
3.
4.
5.
Rata-rata
nilai panjang
gelombang (λ)
sinar laser yang
digunakan

38
Tabel B. Data Hasil Praktikum Interferensi Celah Ganda

N
No. d ℓ (Konstruktif / pn Persamaan λ
Destruktif)
1.
2.
3.
4.
5.
Rata-rata nilai panjang gelombang (λ) sinar laser yang digunakan

g. Tarik kesimpulan dari praktikum yang telah Anda lakukan sesuai dengan tujuan
praktikum tentang Difraksi Cahaya dan Interferensi Cahaya!
h. Untuk percobaan difraksi pada kisi (CD dan DVD) dapat digunakan rerata panjang
gelombang (λ) pada tabel percobaan A dan B.
Tabel C. Data Hasil Praktikum Difraksi pada Kisi (CD)

N
No. λ ℓ (Konstruktif / pn Persamaan d
Destruktif)
1.
2.
3.
4.
5.
Rata-rata nilai tetapan kisi (d) pada CD yang digunakan

Tabel D. Data Hasil Praktikum Difraksi pada Kisi (DVD)

N
No. λ ℓ (Konstruktif / pn Persamaan d
Destruktif)
1.
2.
3.
4.
5.
Rata-rata nilai tetapan kisi (d) pada CD yang digunakan
i. Setiap kelompok melakukan pemaparan beserta kesimpulan dari hasil praktikum.

39
9. Hasil Penilaian Literasi Sains pada Eksperimen “Difraksi dan Interferensi Cahaya”
di Kelas XI MIPA

Kelom Nilai Tingkat


Jumlah
No Nama Peserta Didik pok Skor Kegiatan Penilaian Kompe Kompetensi
Skor
Persia Pelaksa Hasil Tensi
Pan naan
1 Ades Sugiarto 3 4 5 12 75,00 Kompeten
2 Akhmad Yusuf 3 4 4 11 68,75 Kompeten
3 Alfin Adli 3 4 2 9 56,25 Cukup Kompeten
1
4 Andri Saputra 3 4 2 9 56,25 Cukup Kompeten
5 Anjelir Rohmah 3 4 2 9 56,25 Cukup Kompeten
6 Arjuna Putra Ragil P 3 4 2 9 56,25 Cukup Kompeten
7 Azzahra Ayu Praditha 2 3 4 9 56,25 Cukup Kompeten
8 Dicky Pratama R 2 3 2 7 43,75 Belum Kompeten
9 Dimas Riyandi Saputra 2 3 2 7 43,75 Belum Kompeten
2
10 DIO FIRGLEEN 2 3 2 7 43,75 Belum Kompeten
11 Eko Wariyan 2 3 2 7 43,75 Belum Kompeten
12 Fadila Anggraeni 2 3 3 8 50,00 Cukup Kompeten
13 Fernando Zensen Joe 3 5 4 12 75,00 Kompeten
14 Habib Riziq Hermi 3 5 6 14 87,50 Sangat Kompeten
15 Heravi Desinta C 3 5 5 13 81,25 Sangat Kompeten
3
16 Imelda Nur Isnaini S 3 5 5 13 81.25 Sangat Kompeten
17 Keysha Syifa Mutiah 3 5 2 10 62,25 Cukup Kompeten
18 LINDA JULIANTI 3 5 2 10 62,25 Cukup Kompeten
19 Maya Alfina Meilati 2 4 6 12 75,00 Kompeten
20 Muhammad Rohit 2 4 1 7 43,75 Belum Kompeten
21 Niken Ayu Safitri 2 4 2 8 50,00 Cukup Kompeten
22 Sabila Najwa L 4 2 4 3 9 56,25 Cukup Kompeten
23 Selina Damayanti 2 4 5 11 68,75 Kompeten
24 Selvia Anggraeni M 2 4 3 9 56,25 Cukup Kompeten
25 Sepvira Amiliyani 2 4 2 8 50,00 Cukup Kompeten
26 SITI ALMAIDA 2 4 2 8 50.00 Cukup Kompeten
27 Sitta Istiqomah Said 2 4 6 12 50,00 Cukup Kompeten
28 Sri Maharani 2 4 5 11 68,75 Kompeten
29 Sri Rahayu Ningsih 5 2 4 4 10 62.25 Cukup Kompeten
30 TRI MULYADI 2 4 4 10 62,25 Cukup Kompeten
31 Windi Triani 2 4 2 8 50,00 Cukup Kompeten
32 YUNITA 2 4 2 8 50,00 Cukup Kompeten

Sarolangun, Mei 2019


Guru Mata Pelajaran

Herry Setyawan, S.Pd, M.Si


NIP 198201142008011004

40
Keterangan :

Nilai Kompetensi =
KKM KD ≥ 50
Tabel : Rentang Nilai Kompetensi

Rentang Nilai Kompetensi Keterangan

< 50,00 Belum Kompeten


50,00 – 64,99 Cukup Kompeten
65,00 – 79,99 Kompeten
80,00 – 100,0 Sangat Kompeten

10. Tahap Tindak Lanjut


a). Dari hasil telaah pada level kompetensi diperoleh data persentase siswa yang
berada pada level sangat kompeten 9,5%, kompeten 21,8%, cukup kompeten
59,4% dan belum kompeten 9,3%.
b). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa belum maksimalnya pembiasaan
penerapan literasi saians dalam pembelajaran untuk melatih nalar siswa dalam
menelaah proses eksperimen
c). Dampak positif yang dirasakan adalah terlihatnya capaian siswa yang berada pada
level kompeten dan sangat kompeten. Siswa yang berada pada level ini mampu
menelaah konten literasi sains dan memiliki kemampuan presentasi yang baik dan
cukup dominan di Kelas.
d). Meningkatkan strategi Pembelajaran berbasis penemuan (dapat menggunakan
model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan) seperti Discovery Learning,
Inquiry Learning, dan lain-lain.

41
LAMPIRAN 3
PENGEMBANGAN ASESMEN EKSPERIMEN
VIRTUAL BERBASIS LITERASI SAINS
Oleh: Nur Risnawati Kusuma - SMA NEGERI 3 MAKASSAR

A. Tahap Perencanaan Pengembangan Instrumen Penilaian


Literasi Sains di SMA
Literasi Sains dapat diterjemahkan sebagai kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, menarik kesimpulan dalam rangka
memahami serta membuat keputusan yang berkenaan dengan alam. Pada konteks ini
siswa diharapkan memiliki kemampuan literasi membaca dalam memahami
pengetahuan yang berkaitan dengan masalah sains, kemudian kemampuan
menggunakan pemikiran sains tersebut, sehingga dapat merefleksikan beragam
informasi penting yang diperolehnya untuk berpartisipasi dalam lingkungan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

1. Menetapkan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai.


2. Menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi yang akan dicapai.
3. Menganalisis level kognitif Literasi Sains dengan domain dan konteks.

B. Langkah Pengembangan Pembelajaran dan Penilaian Berbasis


Litera- si Sains
1. Mendesain aktivitas atau kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan level kognitif.
2. Menetapkan pendekatan asesmen yang digunakan dalam pembelajaran dan
penilaian.
3. Menentukan bentuk soal.
4. Mengembangkan format desain asesmen.
5. Kisi-kisi dan butir soal berbasis literasi sains.

C. Pengembangan Instrumen Penilaian Literasi Sains


1. Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses, dan
gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.
4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai
jenis bahan makanan yang dikaitkan dengan kebutuhan energi di setiap
individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan.

43
2. Indikator Pencapaian Kompetensi
4.7.1. Menyajikan data hasil eksperimen uji protein pada zat makanan

3. Pengembangan Desain Asesmen Literasi Sains


Domain Indikator Literasi Konten Proses Kegiatan Pendekatan Bentuk
Litrasi Sains Sains Kognitif Pembelajaran Asesmen soal
Kompetensi Mengidentifikasi Zat C4 Terlampir Penilaian Laporan
Sains kandungan zat makanan aktivitas saat hasil
makanan pembelajaran praktikum penga-
matan
Penilaian
setelah
praktikum

4. Penilaian Literasi Sains


Peserta didik melakukan aktivitas pengamatan uji kandungan protein sesuai
dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Langkah Kerja Praktikum Uji Kandungan Protein


1) Alat dan Bahan
Pada laboratorium maya Portal Rumah Belajar terdapat:
a) Larutan CuSO4
b) Larutan NaOH
c). Tabung
Reaksi
d) Zat makanan
e) Pipet Tetes
f) Pengaduk

44
2) Prosedur Kerja
a) Tentukan jumlah tabung reaksi yang akan digunakan dengan menekan
tombol tabung reaksi!
b) Tentukan senyawa yang akan digunakan untuk menguji dengan menekan
tombol senyawa!
c) Tentukan zat makanan dari setiap tabung!
d) Menekan tombol volume jumlah senyawa yang akan di tambahkan (tetes
larutan senyawa)!
e) Tekan tombol aduk dan mencatat perubahan warna yang terjadi!
f) Lakukan hal tersebut berulang kali dengan mengganti variabel atau
zat makanan yang diujikan dan mencatat perubahan warna dari setiap
perlakuan!
g) Jika setelah menambahkan senyawa CuSO 4 dan NaOH pada zat makanan
berubah menjadi warna ungu berarti terdapat kandungan protein!
h) Catat hasil pengamatannya sesuai dengan LKPD yang telah dibagikan pada
kantong tugas pada teams Microsoft Office 365!
i) Buatlah kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan, sesuai dengan
tujuan praktikum mengenai uji kandungan protein pada zat makanan!
j) Lakukan pemaparan hasil praktikum yang telah diperoleh!
Tabel Hasil Pengamatan Uji Kandungan Protein

No. Jenis Makanan Perubahan Warna Hasil Uji Makanan Protein (Ya/
Setelah Pemberian Tidak)
CUSO4 + NaOH

5. Rubrik Penilaian Literasi Sains


Indikator untuk pencapaian keterampilan dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat dan diukur, antara lain sebagai berikut.

45
No. Domain Proses Kognitif Kompetensi dasar Langkah Eksperimen
Literasi Literasi Sains Terintegrasi Sains
Sains
Aspek Menggunakan 3.7 Menganalisis 1. Menentukan variabel
Pengeta- Konsep atau hubungan antara uji protein zat
huan Sains pengetahuan struktur jaringan makanan sesuai Tema
secara penyusun organ pada Literasi Sains
bermakna sistem pencernaan 2. Menentukan zat
dalam kaitannya makanan yang akan
dengan nutrisi, diuji
bioproses dan 3. Mencatat data
gangguan fungsi yang 4. Analisis hasil eksperimen
dapat terjadi pada 5. Keterampilan
sistem pencernaan memanfaatkan
manusia laboratorium maya
6. Meyimpulkan hasil
4.7 Menyajikan laporan praktikum
hasil uji zat makanan 7. Mengomunikasikan hasil
yang terkandung
dalam berbagai jenis
bahan makanan
dikaitkan dengan
kebutuhan energi
setiap individu serta
teknologi pengolahan
pangan dan keamanan
pangan

D. Rubrik Penilaian
Kriteria Skor Indikator
2 Pemilihan variabel ekperimen tepat
Persiapan 1 Pemilihan variabel ekperimen tidak tepat
(Sko Maks = 0 Tidak mampu memilih variabel eksperimen
2)
2 Memanfaatkan virtual maya dengan tepat
1 Memanfaatkan virtual maya dengan tidak
0 tepat Tidak mampu memanfaatkan virtual
Pelaksanaan maya
(Sko Maks = 2
4) 1 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat
0 Langkah kerja atau waktu pelaksanaan tepat
Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak tepat

46
3 Mencatat dan Mengolah data dengan tepat
2 Mencatat atau Mengolah data dengan tepat
1 Mencatat dan Mengolah data tidak tepat
Hasil 0 Tidak mencatat dan mengolah data
(Sko Maks = 6)
3 Simpulan Tepat
2 Simpulan kurang tepat
1 Simpulan tidak tepat
0 Tidak membuat simpulan

Skor Maksimum 12

E. Tingkatan Level Kognitif Literasi Sains


1. Jika nilai peserta didik < 2, maka termasuk ke dalam level PIK atau Perlu Intervensi
Khusus (indikatornya menyatakan bahwa peserta didik ditingkat ini memiliki
penguasaan konsep Biologi yang sangat minimal. Peserta didik perlu didampingi
mulai dari pemanfaatan alat, pencatatan data, serta dilakukan diskusi untuk
memvalidasi hasil pencatatan data, sehingga perlu pembimbingan dan intervensi
khusus).
2. Jika nilai peserta didik 3 ≤ x ≤ 5, maka termasuk ke dalam level dasar (indikatornya
menyatakan bahwa peserta didik ditingkat ini sudah menguasai konsep dasar,
namun masih kesulitan untuk menerapkan dalam situasi yang relevan).
3. Jika nilai peserta didik 6 < x ≤ 8, maka termasuk ke dalam level cakap (indikatornya
menyatakan bahwa peserta didik ditingkat ini sudah memahami konsep dan
mampu menerapkan konsepnya, namun perlu diasah kemampuan bernalarnya
untuk mengetahui adanya kesalahan pada data atau anomali data).
4. Jika nilai peserta didik 9 < x ≤ 12, maka termasuk ke dalam level mahir
(indikatornya menyatakan bahwa peserta didik ditingkat ini mampu menerapkan
konsep Biologi yang dimiliki dalam beragam konteks serta bernalar untuk
menyelesaikan masalah).

F. Tindak Lanjut Pengembangan dan Penilaian Literasi Sains


1. Peserta didik ditingkat Perlu Intervensi Khusus, memiliki penguasaan konsep
Biologi yang sangat minimal. Peserta didik perlu didampingi mulai dari
pemanfaatan alat, pencatatan data, serta dilakukan diskusi untuk memvalidasi
hasil pencatatan data. Diskusi dapat dilakukan dengan teman yang kompetensinya
dinyatakan mahir.
2. Peserta didik ditingkat Dasar, ditingkat ini sudah menguasai konsep dasar, namun
masih kesulitan untuk menerapkan dalam situasi yang relevan. Peserta didik perlu
47
diberi contoh cara menyajikan data atau menuangkan data hasil catatannya ke
dalam bentuk penyajian yang tepat dan akurat. Interpretasi holistik mengenai data
sebelum menarik kesimpulan dilakukan dalam diskusi bersama.
3. Peserta didik ditingkat Cakap. Pada tingkat ini sudah memahami konsep dan
mampu menerapkan konsepnya, namun perlu diasah kemampuan bernalarnya
untuk mengetahui adanya kesalahan pada data atau anomali data. Peserta didik
dapat ditugaskan untuk membandingkan datanya dengan data kelompok lainnya
kemudian membuat simpulan umum hasil penelitian dalam satu kelas.
4. Murid ditingkat Mahir. Pada tingkat ini mampu menerapkan konsep Biologi
yang dimiliki dalam beragam konteks serta bernalar untuk menyelesaikan masalah.
Peserta didik ini dapat ditugaskan untuk membandingkan data dirinya, data
kelompok lainnya, dan data dari sumber lainnya (misal, jurnal ilmiah yang relevan),
kemudian membuat generalisasi hasil percobaan yang dilakukan dengan
menganalisis beragam data.

48
49
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN ASESMEN PENILAIAN PRODUK
BERBASIS LITERASI SAINS
Oleh: Nelly Afrianty, S.Si., M.Pd - SMA NEGERI 1 KERINCI

A. Tahap Perencanaan Pengembangan Instrumen Penilaian


Literasi Sains
1. Menetapkan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai.
2. Menentukan Indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai.

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, • Menjelaskan proses


ikatan kovalen koordinasi dan ikatan pembentukan ikatan ion beserta
logam serta kaitannya dengan sifat zat contohnya
• Menjelaskan proses pembentukan
ikatan kovalen tunggal, rangkap,
dan rangkap tiga beserta contohnya
• Menjelaskan proses
pembentukan ikatan kovalen
koordinasi beserta contohnya
4.5 Merancang dan melakukan percobaan untuk • Menunjukkan karakteristik senyawa
menunjukkan karakteristik senyawa ion ion atau senyawa kovalen
atau senyawa kovalen (berdasarkan titik berdasarkan sifat kepolaran melalui
leleh, titik didih, daya hantar listrik atau sifat percobaan
lainnya)

3. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan pembelajaran blanded learning, siswa mampu menganalisis
proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen serta interaksi antar partikel (atom,
ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

4. Menganalisis Level Kognitif Literasi Sains dengan Domain dan konteks


Domain Indikator Konten Pendekatan
Literasi Sains Literasi Sains Kegiatan Pembelajaran Asesmen
Sains
Pengetahuan Menjelaskan Ikatan Ion Menganalisis proses Penilaian proses
Sains fenomena Ikatan pembentukan ikatan ion pembelajaran
secara Kovalen dan ikatan kovalen serta Penilaian setelah
ilmiah interaksi antar partikel (atom, pembelajaran
ion, molekul) materi dan (produk)
hubungannya dengan sifat fisik
materi

51
B. Pengembangan Instrumen Penilaian Literasi Sains
Kisi-kisi Penilaian Produk Literasi Sains pada Materi Ikatan Kimia
Produk berupa poster yang berjudul Ikatan Kimia. Poster tersebut dapat berupa
poster yang terbuat dari karton dengan tempelan konten literasi sains atau dapat juga
berupa poster digital.

Aspek Penilaian / Indikator Skor


Memuat literasi ikatan ion dan ikatan kovalen secara utuh 76—100
dengan bahasa yang sederhana
Memuat literasi ikatan ion dan ikatan kovalen secara utuh 51—75
dengan bahasa adopsi literatur
Konten Poster
Memuat literasi ikatan ion dan ikatan kovalen dengan sangat 26—50
ringkas
Hanya memuat salah satu literasi ikoatan kimia saja 0—25
Skor maksimum 100
Memuat gambar dengan kombinasi warna yang menarik 76 - 100
Memuat gambar dengan kombinasi warna yang sederhana 51—75
Tata Letak/
Desain Memuat gambar tanpa kombinasi warna 26—50
Tidak memuat gambar 0—25
Skor maksimum 100
Memaparkan poster tanpa teks dengan 76—100
mengembangkan literasi sains
Memaparkan poster tanpa teks dengan literasi sains yang 51—75
terbatas
Presentasi
Memaparkan poster dengan menggunakan teks 26—50
untuk mengembangkan literasi sains
Memaparkan poster dengan menggunakan teks 0—25
tanpa mengembangkan literasi sains
Skor maksimum 100
Total skor penilaian 300

52
Tabel Tingkat Kompetensi Literasi Sains

Tingkat Rentang
Kompetensi Deskripsi Skor
Siswa ditingkat ini memiliki penguasaan konsep ikatan
kimia yang sangat minimal. Siswa perlu didampingi
Intervensi Khusus mulai dari memahami konten, mengumpulkan
informasi yang tepat untuk dimuat pada poster, <70
memilih gambar penunjang yang sesuai dan kreativitas
dalam mendesain
sebuah poster. Serta perlu dibimbing dalam memaparkan
hasil analisis materi.
Siswa ditingkat ini sudah menguasai konsep dasar ikatan
Dasar kimia, namun masih perlu bimbingan untuk 70—80
menentukan informasi yang layak dimuat pada sebuah
poster.
Kreativitas mendesain sebuah poster sudah mulai terlihat,
namun masih perlu dibimbing dalam memaparkan hasil
analisis materi.
Siswa ditingkat kompeten sudah memahami konsep
ikatan kimia dan mampu memilih informasi yang akan
Cakap dimuat pada sebuah poster. Kemampuan mendesain 81—90
sebuah poster yang menarik sudah dimiliki, namun
kemampuan bernalarnya masih perlu diasah agar mampu
mengembangkan literasi sains dalam memaparkan materi.

Siswa ditingkat sangat kompeten sudah mampu


Mahir menerapkan konsep literasi sains yang dimiliki dalam
berbagai konteks, memiliki kreativitas yang tinggi, dan 91—100
mampu bernalar dalam memaparkan permasalahan.

53
HASIL PENILAIAN LITERASI SAINS
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Ikatan Kimia
Kelas/Semester : X MIPA 3/I (satu)
Tahun Pelajaran : 2020/2021

Hasil Penilaian
Total Tingkat
No Nama Tim Konten Nilai
Desain Presentasi Skor Kompetensi
Poster
ALSYA TITNIA
1. 100 100 100 300 100 Sangat Kompeten
DESRIKA
2. AMI RATU AFIFAH 100 95 80 275 92 Sangat Kompeten
Hidrogen

ANGGUN ATIKA
3. 75 90 80 245 82 Kompeten
HAKSA
4. ANTONI 75 80 65 220 73 Cukup Kompeten

5. ARMY RAMADHANY 95 100 100 295 98 Sangat Kompeten

6. ARIL HERMANSYAH 75 70 45 190 63 Belum Kompeten

7. ASRAF FEBRIAN 75 75 50 200 67 Belum Kompeten


Oksigen

8. DEFORA FIRDA SARI 75 90 80 245 82 Kompeten

9. FARA ADILAH 75 95 76 246 82 Kompeten

10. FITRIYA NATASYA 95 80 75 250 83 Kompeten


Nitrogen

11. ILHAM PAREL 75 75 65 215 72 Cukup Kompeten

12. M.HALDI 75 85 60 220 73 Cukup Kompeten

13. M. HALIL 70 75 65 210 70 Cukup Kompeten

14. MHD IKHSAN 75 80 72 227 76 Cukup Kompeten

15. MUHAMMAD ZETRI 75 50 50 175 58 Belum Kompeten


Natrium

16. MAULI AFRANITA 85 90 75 250 83 Kompeten

17. NUR EFNI JUZAIRA 95 100 85 280 93 Sangat Kompeten

18. NURMALA SARI 50 50 25 125 42 Belum Kompeten

19. NAZHIFA ALNI PUTRI 85 100 75 260 87 Kompeten


Karbon

20. ULFA FRISILIA 75 100 70 245 82 Kompeten

21. YUNITA ADHINA 80 85 80 245 82 Kompeten

54
Keterangan :

Nilai Kompetensi =
KKM KD ≥ 70
Tabel : Rentang Nilai Kompetensi
Rentang Nilai Kompetensi Keterangan
< 70,00 Belum Kompeten
70,00 – 80,00 Cukup Kompeten
81,00 – 90 Kompeten
91,00 – 100,0 Sangat Kompeten

C. Tahap Tindak Lanjut


a. Dari hasil telaah pada Level Psikomotorik diperoleh data persentase siswa yang
berada pada level sangat kompeten 19%, kompeten 38%, cukup kompeten 24%
dan belum kompeten 19%.
b. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa belum maksimalnya pembiasaan
penerapan literasi saians dalam pembelajaran untuk melatih nalar siswa dalam
menelaah konten Literasi sains Ikatan Kimia.
c. Dampak Positif yang dirasakan adalah terlihatnya capaian siswa yang berada pada
Level kompeten dan sangat kompeten. Siswa yang berada pada level ini mampu
menelaah konten literasi sains dan memiliki kemampuan presentasi yang baik dan
cukup dominan di Kelas.
d. Meningkatkan strategi Pembelajaran berbasis penemuan (dapat menggunakan
model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan) seperti Discovery Learning,
Inquiry Learning, dan metode lainnya.

 Dokumentasi Produk Kegiatan Pembelajaran (Pembelajaran Jarak Jauh)

55

Anda mungkin juga menyukai