Anda di halaman 1dari 6

Di suatu pagi, Perawat pelaksana bersama Kepala Ruangan X sedang membicarakan tentang

kondisi salah satu pasiennya. Mereka mendiskusikan bagaimana perkembangan kondisi pasien
selama dilakukan tindakan perawatan sejauh ini.

Kepala Ruangan : “Baik, Selamat Pagi!”


Perawat Pelaksana 1 & 2 : “Selamat Pagi!”
Kepala Ruangan : “Hari ini kita akan berdiskusi sebentar, ya! Yaitu tentang pasien Ny.D yang
sedang kita rawat. Ini saya mau menanyakan untuk rencana tindakan hari ini apa yang akan
dilakukan, ya?”
Perawat Pelaksana : “Hari ini rencananya masih dilakukan manajemen nyeri karena pasien masih
mengeluh nyeri”
Kepala Ruangan : “Baik, dilakukan manajemen nyeri, ya. Kalau untuk infus nya bagaimana?
Apakah ada pembengkakan ata ada masalah lain di daerah infusan nya?”
Perawat Pelaksana : “Infus nya tadi saya cek tidak ada bengkak, tidak ada kemerahan aau
masalah lainnya. Infus nya aman”
Kepala Ruangan : “Baik, jadi hanya masalah nyeri nya saja, ya?”
Perawat Pelaksana :”Iya”
Kepala Ruangan :”Oke, baik.”

Kemudian Petugas Supervisi yaitu supervisor masuk ke dalam Nurse Station dan bermaksud
untuk melakukan supervise di Ruangan X Pada pagi hari itu.

Supervisor : “Assalamualaikum, Selamat Pagi! (sambil berjalan masuk ke Nurse Station)


Kepala Ruangan & Perawat Pelaksana : “ Waalaikumussalam, Pagi, Bu!”
Supervisor : “Baik, ini apakah saya mengganggu waktunya kah?”
Kepala Ruangan & Perawat Pelaksana : “ Tidak, Bu. Silakan!”
Supervisor : “Baik, permisi, ya!” (sambil duduk di kursi)
Kepala Ruangan & Perawat Pelaksana : “Silakan, Bu!”
Supervisor : “Baik, tujuan saya datang hari ini untuk mensupervisi teman-teman semua, perawat
pelaksana di ruang rawat inap kita pada hari ini. Jadi tujuannya ada;ah untuk memastikan bahwa
teman-teman ini sudah melakukan tindakan asuhan keperawatan dengan benar sesuai Standar
Operasional Prosedur. Kemudian juga memastikan apakh teman-teman ini apakah sudah
menerakan SDKI,SLKI dan SIKI dengan baik dan benar. Kurang lebih seperti itu”
Kepala Ruangan : “Baik bu, disisni tindakan yang kami lakukan sudah sesuai dengan SOP dan
regulasi yang ada di rumah sakit. Mungkin itu, apakah ada masalah alinnya, pak?”
Supervisor :”Oh ya, begini bu. Jadi kami mendapatkan laporan dari pihak surveyer, kalau ada
laoran bahwa ada pasien yang salah dipasangi gelang, kemudian saya juga mendapat laporan
bahwa perawat-perawat di ruangan ini itu kurang senyum, kurang ramah, dan jutek sama pasien-
pasien nya. Begitu bu”
Perawat Pelaksana : “Iyakah bu? Dapat informasi dari mana ya itu?”
Kepala Ruangan : “ Iya, dapat info dari mana bu?”
Supervisor : “Iya itu laoran yang kami terima. Jadi saya mau melihat langsung apakah benar
teman-teman disini memang kurang senyum and jutek sama pasien. Jadi kita akan melihat nanti,
gimana temen-temen kepada pasien di ruangan ini nanti. Jadi it tujuan saya untuk mensupervisi
dan melihat keadaan real di ruangan. Kemudian pasien hari ini ada berapa, ya?”
Perawat pelaksana : “Ada 8 pasien pak. Namun ada satu pasien yan baru post operasi 4 hari yang
lalu.”
Supervisor :”Baik, dengan atas nama siapa pasiennya?”
Perawat pelaksana : “Atas nama Ny.D”
Supervisor :” Oke, dengan diagnosa apa ya Ny.D ini?”
Kepala Ruangan : “Iya, Bu. Jadi Ny.D ini diagnosanya post operasi colostomy. Kurang lebih
sudah 4 hari dirawat, kemudia diagnosa keperawatan yang saat ini yaitu nyeri di daerah post op
nya itu bu.”
Supervisor : “Baik. Nyeri, ya. Klau kondisi lukanya bagaimana?”
Kepala Ruangan : “Kondisi lukanya bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi.dan sudah dilakukan
rawat luka tadi pagi. Sudah dilakukan injeksi anti nyeri juga sesuai advis dokter bu. Mungkin ibu
ingin langsung melihat ke pasiennya? Bisa kami antar.”
Supervisor : “Iya, boleh. Kita langsung menuju ke ruangan saja, ya.”

Kemudian Supervisor beserta Kepela Ruangan X dan Perawat Pelaksana pun menuju Ruangan
Ny.D untuk melihat keadaan pasien dan melakuakn supervisi secara langsung. Didalam ruangan
Ny.D juga terdapat keluarga pasien yang menemani.

Kepala Ruangan & Perawat Pelaksana : “Selamat pagi ibu”


Ny.D : “Selamat pagi”
Kepala Ruangan : “ Benar dengan Ny. D ya, bu. Boleh saya lihat gelangnya sebentar?” (sambil
melihat gelang identitas pasien)
Ny.D : “Iya benar bu”
Kepala Ruangan : “Ibu ini kerabatnya Ny.D, ya?”
Kakak pasien : “Iya, saya kakaknya bu”
Kepala Ruangan : “Oh, iya. Baik bu, ini Ny.D dengan diagnosa post.op colostomi dengan
perawatan post kolostomi dan manajemen nyeri yang kami lakukan. Ini ada alat-alat yang biasa
kami gunakan untuk melakukan perawatan”
Supervisor :”Jadi bagaimana lukanya, bisa kita lihat kondisi luka nya?”
Perawat Pelaksana : “Iya bu, sebentar ya, bu” (kemudian mencuci tangan dan memakai
handscoon bersih)
Supervisor : “Bagaimana Ny.D masih merasa nyeri bu? Nyeri banget?”
Ny.D : “Iya bu, masih. Ini masih nyeri bu rasanya”
Perawat Pelaksana : “Ibu, permisi ya. Saya lihat lukanya, ya.” (sambil membuka bagian luka)
Supervisor : “Oke keadaan lukanya balutan bersih ya, tidak ada tanda-tanda infeksi, ya?”
Perawat pelaksana : “Iya, bu” (sambil meraikan kembali pakaian pasien)
Supervisor : “Oke, baik”
Kepala Ruangan : “Iya bu, ini tadi sudah rawat luka, pengecekan kembali juga tadi tidak ada
tanda-tanda infeksi di daerah luka dan diganti balitan baru. Tadi juga sudah injeksi obat melalui
drip infus serta melalui per-bolus sesuai advis dokter bu”
Supervisor ; “Oke, baik bu”
Kepala Ruangan : “Ibu, sekarang nyeri nya terasa? Sudah ada penurunan belum nyerinya?”
Ny.D : “Iya bu, ini sekarang terasa nyeri”
Perawat pelaksana : “Ibu, ini nyeri nya terasa seperti apa yang dirasakan ?”
Ny.D : “Seperti ditusuk-tusuk begitu bu di daerah luka nya ini”
Perawar pelaksana : “Di daerah luka nya saja ya, terasa terus menerus atau hanya kadang saja
terasa dan kira-kira skala kadar nyeri nya berapa bu?”
Ny.D : “Iya terasa terus bu, sekarang sepertinya 4 sih nyerinya”
Perawat Pelaksana : “Oh sudah terjadi penurunan ya bu, kemarin masih 5 ya skalanya. Biasanya
ketika apa bu yang membuat semakin nyeri?”
Ny.D : Iya, bu. Sudah ada penurunan. Biasanya kalo pindah posisi mendadak gitu nyerinya
semakin terasa.”
Kepala Ruangan : “Oh iya, ibu juga sudah diajarkan teknik mengatasi nyeri seperti nafas dalam,
pijat, begitu ya bu?”
Ny.D : “Iya, bu. Biasanya saya melakukan nafas dalam sama menyetel murottal buat membantu
mengurangi nyeri nya. Sama dibantu dipijat sama kaka saya”
Kepala Ruangan : “Oh iyaa, bagus itu bu. Diteruskan ya, kalau nyeri bisa dilakukan teknik nafas
dalam nya, mendengarkan murottalnya, sama dibantu pijat buat mengalihkan rasa nyeri ya.
Untuk kakak dari ibu nya ini, sudah faham juga ya, di bagian mana pemojatannya dilakukan?”
Kakak pasien : “Iya bu, sudah. Pemijatanya dilakukan diluar daerah yang nyeri ya. Biasanya
saya pijat pelan di bagian kaki nya bu kalau mengeluh sakit nyeri.”
Kepala Ruangan : “Oh, iya iya, bagus bu. Diteruskan ya”
Supervisor :”Ny.D, Perawat-perawat disini gimana, ramah kah? Atau jutek jarang senyum ke
ibu?
Ny.D :”Iya, ramah bu”
Supervisor : “Oh ramah, ya. Barangkali ibu pernah lihat mungkin jutek atau nggak salam sapa ke
ibu?”
Ny.D :”Tidak bu, salam terus sih bu, saya senang kok”
Supervisor : “Oh gitu, senang ya. Kalau ibu sebagai keluarga pasien gimana? Perawatnya jutek
kah atau gimana?
Kakak pasien : “Ramah sekali bu, selalu senyum kok. Dan selalu ngasih informasi kalau kita
tidak tahu tentang sesuatu”
Supervisor : “Oh gitu, oke baik. Oke, sudah” (supervisor memberikan kode untuk kembali ke
ruangan)
Kepala Ruangan : “Baik bu, sudah ya kami tinggal dulu ke ruangan ya.”
Perawat Pelaksana : “Mari, bu!”

Kemudian supervisor beserta Kepala Ruangan dan perawat pelaksana pun kembali ke Nurse
Station untuk melakukan diskusi dan pengarahan setelah kunjungan ke pasien Ny.D dan
melakukan evaluasi terkait respon dari pasien.

Supervisor : “Baik temen-temen, kita sudah langsung melihat kondisi pasien di ruangan, dan
ternyata kabar atau informasi dan laporan yang kami terima semoga memang harus kami kaji
ulang. Jadi, dari pasien tadi mengatakan bahwa teman-teman sejawat yang di ruangan sudah
baik, sudah menyapa, senyum, dan juga ramah serta informative kepada pasien dan keluarganya.
Dan pasien mengatakan senang tadi. Dan itu yang paling penting, yaitu kepuasan pasien atau
pasien yang merasa nyaman saat dirawat merupakan hal yang penting dalam tindakan asuhan
keperawatan. Kemudian untuk temen-temen semua yang ada di ruangan, saya berpesan untuk
terus menjaga dan menerapkan patient safety. Demikian juga temen-temen temen tetap
melakukan tindakan asuhan kjeperawatan yang sesuai dengan standar operasional prosedur
seperti yang tadi sudah dilakukan, dimohon untuk diteruskan dengan baik. Kemudian juga,
tingkatkan lagi untuk senyum, salam, sapa, lebih ramah sehingga mem uat pasien merasa lebih
nyaman di ruang rawat inap kita. Jadi kedepannya saya berharap kita bisa lebih baik dan
pelayanan kita bisa ditingkatkan sehingga harapannya itu bisa membawa nama baik kita sebagai
profesi perawat dalam merawat pasien-pasoen kita. Bagaimana ada yang perlu ditambahkan?
Kepala Ruangan : “Baik, bu. Teriamkasih atas saran dan masukan nya untuk kami. Terimaksih
juga sudah memberikan pengwasannya. Kedepannya kami akan meningkatkan lagi kinerja kami
agar pelayanan kami juga akan tetap efektif dan efisien untuk pasien kami nantinya. Mungkin
apa ada yang ingin ditambahkan?”
Perawat Pelaksana : “Sudah cukup”
Supervisor : “Baik, pokoknya jangan lupa sanyum, salam, sapa kepada pasien ya”
Kepala Ruangan dan Perawat Pelaksana : “Siap, Bu!”
Supervisor : “Baik kalo gitu, saya permisi. Silakan melanjutkan aktivitas nya.Terimakasih
Wassalamualaikum”
Kepala Ruangan dan Perawat Pelaksana : “Terimakasih bu, Waalaikumussalam wr wb”
Supervisor pun keluar dari Nurse Station setelah melakukan pengarahan. Kemudian Kepala
ruangan melakukan pengarahan dengan Perawat pelaksana Ruangan X.

Kepala Ruangan : “Baik, sesuai dengan pengarahan dari ibu supervisor, agar kita bisa lebih
meningkatkan pelayanan kita di ruangan, maka diantaranya senyum, salam, sapa, jangan sampai
kita lupakan. Kemudian bagaimana kita melakukan patient safety dan tinadkan yang harus sesuai
tentunya dengan SOP dan panduan yang ada di rumah sakit ini. Dan juga, semoga ruangan kita
bisa menjadi contoh yang baik untuk kedepennya. Bagaimana ners, apakah ada saran dan
masukan?”
Perawat pelaksana : “Baik, Ners. Untuk kedepannya akan kami tingkatkan pelayanan dan
perawatan pasiennya agar ruangan kita bisa menjadi lebih baik lagi.”
Kepala Ruangan :”Baik. Selanjutnya Ners Tita bisa kembali bekerja. Sekian dari saya, jangan
lupa untuk senyum, salam, sapa kepada pasien. Baik, terimakasih. Semangat bekerja!
Perawat Pelaksana : “Semangat bekerja!

Anda mungkin juga menyukai