Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

ERROR DETECTION

MATA KULIAH SISTEM KEAMANAN KOMPUTER

KELOMPOK 1 :

JIHAN SALSABILLAH 2022201008

WINDIYANTI 2022201010

EDIMAN 2022201001

M. SUBHAN RAMADAN 2022201003

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI BUTON RAYA

BAUBAU

2023
1. Pengertian Error Detection

Error Detection adalah proses pelacakan kesalahan selama transmisi data berlangsung,
yaitu perubahan satu atau beberapa bit dari nilai '1' ke '0' atau sebaliknya. Error detection
dalam jaringan komputer adalah proses untuk memeriksa apakah penerima telah menerima
data yang benar atau data yang rusak selama transmisi dari pengirim ke penerima.

Selama transmisi, sinyal digital dapat terpengaruh oleh noise yang dapat menyebabkan
kesalahan pada bit biner yang bergerak dari pengirim ke penerima. Artinya, bit 0 dapat
berubah menjadi 1 atau bit 1 dapat berubah menjadi 0. Data (diterapkan baik pada lapisan
Data Link atau Transport Layer dari Model OSI) dapat teracak oleh noise atau rusak setiap
kali pesan ditransmisikan.

Untuk mencegah kesalahan semacam itu, kode deteksi kesalahan ditambahkan sebagai
data tambahan ke pesan digital. Ini membantu mendeteksi kesalahan apa pun yang mungkin
terjadi selama transmisi pesan.

Berikut adalah beberapa jenis kesalahan yang umum terjadi:

1) Single-Bit Error: Kesalahan satu bit terjadi ketika satu bit (yaitu satu digit biner
tunggal) dari unit data yang ditransmisikan mengalami perubahan selama transmisi,
menghasilkan unit data yang salah atau rusak.
2) Multiple-Bit Error: Kesalahan beberapa bit terjadi ketika lebih dari satu bit dalam
transmisi data terpengaruh. Meskipun kesalahan beberapa bit relatif jarang terjadi
dibandingkan dengan kesalahan satu bit, mereka masih dapat terjadi, terutama di
lingkungan digital dengan banyak noise atau gangguan.
3) Burst Error: Ketika beberapa bit berurutan secara keliru dibalik dalam transmisi
digital, ini menghasilkan kesalahan beruntun. Kesalahan ini menyebabkan urutan nilai
yang salah secara berurutan.
2.2. Fungsi Error Detection

Error detection memiliki beberapa fungsi penting dalam jaringan komputer:

1) Integritas Data: Fungsi utama error detection adalah memastikan integritas data
selama transmisi. Dengan mendeteksi kesalahan, kita dapat memastikan bahwa data
yang diterima oleh penerima sama dengan data yang dikirim oleh pengirim. Jika ada
kesalahan, data dapat dikirim ulang atau tindakan lain dapat diambil untuk
memastikan data yang benar sampai ke penerima.
2) Pencegahan Kesalahan: Dengan menggunakan teknik error detection, kita dapat
mengurangi kemungkinan kesalahan selama transmisi. Ini membantu mencegah data
yang rusak atau salah sampai ke penerima. Dalam beberapa kasus, kesalahan dapat
menyebabkan kerugian besar, terutama dalam aplikasi kritis seperti sistem perbankan
atau telekomunikasi.
3) Efisiensi Jaringan: Dengan mendeteksi kesalahan secara efisien, kita dapat
mengurangi overhead yang terkait dengan pengiriman ulang data yang rusak. Ini
membantu mempercepat proses transmisi dan mengoptimalkan penggunaan sumber
daya jaringan.
4) Keandalan Komunikasi: Error detection membantu meningkatkan keandalan
komunikasi antara pengirim dan penerima. Dengan memastikan data yang benar
sampai ke tujuan, kita dapat menghindari situasi di mana informasi penting hilang
atau terdistorsi.

Ingatlah bahwa error detection hanya berfokus pada mendeteksi kesalahan, bukan
memperbaikinya. Oleh karena itu, teknik ini harus digunakan bersama dengan metode error
correction (seperti retransmisi data) untuk memastikan komunikasi yang andal dan akurat di
seluruh jaringan.
3. Metode Error Detection

1. Checksum

Checksum adalah metode error detection yang paling sederhana. Checksum dihitung
dengan cara menambahkan semua bit dalam data yang akan dikirim. Checksum dihitung
oleh transmitter dan dikirimkan bersama dengan data. Receiver menghitung checksum dari
data yang diterima. Jika checksum yang dihitung oleh receiver sama dengan checksum
yang dikirim oleh transmitter, maka data dianggap tidak ada kesalahan. Jika checksum
yang dihitung oleh receiver berbeda dengan checksum yang dikirim oleh transmitter, maka
data dianggap ada kesalahan.

Checksum dapat mendeteksi kesalahan satu bit atau lebih, tetapi keefektifannya
tergantung pada panjang data. Semakin panjang data, semakin besar kemungkinan
checksum tidak dapat mendeteksi kesalahan.

2. Parity bit

Parity bit adalah metode error detection yang lebih kompleks daripada checksum.
Parity bit ditambahkan ke data dengan cara menghitung jumlah bit 1 dalam data. Jika
jumlah bit 1 genap, maka parity bit bernilai 0. Jika jumlah bit 1 ganjil, maka parity bit
bernilai 1.

Parity bit dapat mendeteksi kesalahan satu bit. Jika jumlah bit 1 dalam data yang
diterima tidak sama dengan jumlah bit 1 dalam data yang dikirim, maka data dianggap ada
kesalahan.

3. Cyclic redundancy check (CRC)

CRC adalah metode error detection yang paling kompleks dan efektif. CRC
menggunakan fungsi matematika untuk mendeteksi kesalahan satu bit atau lebih. CRC
dihitung oleh transmitter dan dikirimkan bersama dengan data. Receiver menghitung CRC
dari data yang diterima. Jika CRC yang dihitung oleh receiver sama dengan CRC yang
dikirim oleh transmitter, maka data dianggap tidak ada kesalahan. Jika CRC yang dihitung
oleh receiver berbeda dengan CRC yang dikirim oleh transmitter, maka data dianggap ada
kesalahan. CRC dapat mendeteksi kesalahan satu bit atau lebih dengan tingkat akurasi
yang tinggi.
4. Cara Mendeteksi Eror

Dalam komunikasi data, terdapat beberapa cara untuk mendeteksi kesalahan atau error.
Berikut adalah beberapa metode yang digunakan:

1) Metode Echo: Metode ini sederhana dan melibatkan interaksi dengan operator.
Ketika operator memasukkan data melalui terminal, komputer akan mengirim data
tersebut kembali ke terminal. Operator dapat memeriksa apakah ada kesalahan dalam
data yang telah dimasukkan.
Contoh: Operator memasukkan data melalui terminal, dan komputr menampikan data
tersebut kembali kelayar. Jika ada kesalahan, operator dapat mendeteksinya.
2) Metode Deteksi Error Otomatis (Parity Check): Metode ini menggunakan bit
parity untuk mendeteksi kesalahan. Terdapat dua jenis bit parity: -
a. Parity Ganjil (Odd Parity): Bit parity yang ditambahkan harus berjumlah bit "1"
tiap karakter atau data ganjil. Digunakan operator ~XOR (not exclusive OR)
dan biasanya digunakan untuk transmisi synchronous.
b. Parity Genap (Even Parity): Bit parity ditambahkan harus berjumlah bit "1" tiap
karakter atau data genap. Digunakan operator XOR (exclusive OR) dan
biasanya digunakan untuk transmisi asynchronous.
Contoh: Dalam system jaringan computer, bit parity digunakan untuk mendeteksi
kesalahan dalam data.
3) Framing Check: Metode ini digunakan pada transmisi asynchronous dengan adanya
bit awal dan bit akhir. Data terdapat di antara bit awal dan bit akhir. Kedua bit
tersebut diperiksa untuk mendeteksi kesalahan atau error pada data.
Contoh: Pada transmisi asynchronous, frame data diperiksa untuk kesalahan antara bit
awal dan bit akhir
4) Error Message: Dalam aplikasi perangkat lunak, error massage digunakan untuk
mencegah kesalahan yang lebih serius. Misalnya pada aplikasi pemesanan tiket
penerbangan, error message akan muncul jika ada kesalahana dalam mengisi form
data keberangkatan.

Selain itu, terdapat teknik Hamming code yang dapat mendeteksi dan mengkoreksi
error pada pesan yang dikirimkan. Semua metode ini membantu memastikan integritas data
selama proses komunikasi.
5. Deteksi Kesalahan

Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan :

1) Forward Error Control dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame
berisiinformasi tambahan (redundansi) sehingga bila penerima tidakhanya dapat
mendeteksi dimana error terjadi, tetapi jugamemperbaiki dimana aliran bit yang
diterima error.
2) Feedback (backward) Error Control dimana setiap karakter atau frame memilki
informasi yang cukupuntuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila
menemukankesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontroldigunakan
untuk meminta pengiriman ulang, menyalin informasiyang dikirimkan

6. Yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Error Detection

Jika terjadi deteksi kesalahan (error detection) dalam komunikasi data, berikut adalah
beberapa langkah yang dapat diambil:

1) Identifikasi Kesalahan: Pertama, identifikasi jenis kesalahan yang terjadi. Apakah itu
kesalahan bit, kesalahan frame, atau kesalahan lainnya? Ini akan membantu
menentukan tindakan selanjutnya.

2) Perbaikan Otomatis: Beberapa sistem memiliki mekanisme perbaikan otomatis. Jika


kesalahan dapat diperbaiki secara otomatis, sistem akan mengatasi masalah tersebut
tanpa intervensi pengguna.

3) Notifikasi Pengguna: Jika kesalahan tidak dapat diperbaiki otomatis, sistem harus
memberi tahu pengguna tentang kesalahan yang terjadi. Ini bisa berupa pesan
kesalahan di layar atau notifikasi melalui aplikasi.

4) Log Kesalahan: Penting untuk mencatat kesalahan yang terjadi. Ini membantu dalam
pemecahan masalah dan perbaikan di masa depan.

5) Cek Koneksi Fisik: Jika kesalahan terjadi dalam transmisi data melalui kabel atau
jaringan, periksa koneksi fisik. Pastikan kabel terhubung dengan baik dan tidak ada
kerusakan pada perangkat keras.
6) Ulangi Transmisi: Jika kesalahan terjadi dalam transmisi data, coba ulangi proses
transmisi. Ini dapat membantu mengatasi kesalahan sementara.

7) Periksa Konfigurasi Perangkat Lunak: Jika kesalahan terjadi dalam aplikasi perangkat
lunak, periksa konfigurasi dan pengaturan. Mungkin ada masalah dengan pengaturan
atau versi perangkat lunak.

8) Konsultasikan Ahli: Jika kesalahan tidak dapat diatasi dengan langkah-langkah di


atas, konsultasikan dengan ahli atau tim dukungan teknis. Mereka dapat membantu
mendiagnosis masalah lebih lanjut dan menawarkan solusi yang lebih mendalam.

Ingatlah bahwa tindakan yang diambil akan bervariasi tergantung pada jenis kesalahan
dan konteks sistem yang terlibat. Semakin cepat kesalahan diidentifikasi dan ditangani,
semakin baik untuk kelancaran komunikasi data.

Anda mungkin juga menyukai