Barangsiapa Setia Dalam Perkara
Barangsiapa Setia Dalam Perkara
Santa Teresa dari Kalkuta pernah berkata: “Kita dipanggil tidak untuk
sukses, tetapi untuk setia”. Setia pada apa? Setia pada hal-hal yang kecil
dan setiap pada proses. Di tengah dunia modern ini, hidup kita diwarnai
suasana serba cepat, serba instant, cepat saji, dsb.
Bacaan Injil pada hari Sabtu Imam ini mengingatkan kita untuk menekuni,
mengusahakan dan merawat ketekunan terhadap hal-hal yang kecil dalam
hidup ini. Biasanya orang yang setia dalam hal kecil akan dipercaya untuk
hal-hal yang besar. Orang yang bisa diandalkan dalam hal sederhana akan
dipercaya untuk sesuatu yang lebih besar lagi.
Demikian pula dalam hal pertumbuhan iman dan hidup panggilan. Hal itu
membutuhkan proses. Seperti merawat tanaman, bermula dari kecil
sampai berkembang besar. Di sana iman butuh disirami, dipupuk, dan
dirawat. Lewat apa? Doa, devosi, Ekaristi, ziarah dan peduli berbagi pada
sesama.
Demikian pula dengan hidup panggilan dan pelayanan. Agar bisa tumbuh
dengan baik, hidup panggilan dan pelayanan juga perlu dirawat dan
ditumbuhkembangkan dengan tekun setiap hari.
Hal yang sama juga berlaku dalam hidup perkawinan. Kesetiaan merawat
kasih suami-isteri juga penting. Bisa dilakukan lewat hal yang sederhana
dari hari ke hari. Jika tidak, kasih suami-isteri bisa lama kelamaan menjadi
kering dan gersang. Orang akan mudah bosan, mencari pelarian dari
keluarga, dan akhirnya anak-anak menjadi korban.
Luk 16:11 : Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak
jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta
yang sesungguhnya?
Luk 16:12 : Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain,
siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri
kepadamu?
Luk 16:13 : Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan.
Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan
mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang
seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak
dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."