Zumrotul Rosyidah1)
Fariq Shiddiq Tasaufy2)
rosyidahzumrotul@gmail.com
tasaufy@gmail.com
Mahasiswa Program Studi PGPAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
1)
Terbuka
2)
Dosen Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Terbuka
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui dampak menggunakan balok geometri
untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal bentuk geometri pada anak kelompok
A RA Al-Hasanah. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A RA Al-Hasanah yang berjumlah 15
anak, yang terdiri dari 7 anak perempuan dan 8 anak laki-laki. Jenis penelitian menggunakan
penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif
kualitatif. Penelitian ini mencakup dari 2 siklus dan tiap siklusnya dilaksanakan selama 5 hari. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometris telah
dilakukannya pembelajaran menggunakan media balok. Hasil observasi yang diperoleh pada tahap
awal anak yang berkembang hanya 6%, setelah dilakukan tindakan siklus I meningkat 46% dan Pada
siklus II meningkat lagi dari sebelumnya menjadi 94%.
PENDAHULUAN
PAUD adalah pembelajaran yang difokuskan pada anak yang berusia 0 bulan sampai 6
tahun. Pencapaiannya dapat melalui pemberian berbagai stimulasi dengan tujuan dapat
mendorong pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan raga. Dalam perkembangan kemahiran
dan minat anak pada usia 4 sampai 6 tahun mengalami banyak sekali transfigurasi. Umumnya
anak usia ini pada aspek transfigurasi khususnya aspek kognitif sudah memiliki kematangan.
Menurut Yusuf (2005) kemampuan kognitif adalah anak mampu berpikir kompleks,
dan hanya melakukan hal-hal yang wajar dan bisa memecahkan persoalan. Perkembangan ini
1
akan mempermudahkan anak dalam menguasai ilmu umum secara luas, sehingga anak-anak
akan melakukan hal yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Kognitif adalah istilah yang
mengacu pada proses pemahaman dan pengolahan informasi yang diterima oleh seseorang
melalui panca indra. Proses ini melibatkan pencernaan, pengolahan, dan penggunaan
informasi serta pengetahuan untuk memecahkan masalah, merespon, dan berinteraksi dengan
lingkungan sekitar (Berg, 2006).
Anak sangat perlu dikenalkan dengan bentuk geometri karena adanya persepsi bentuk
geometri yang tidak jelas pastinya anak kesulitan untuk memastikan benda yang bentuknya
bermacam-macam dengan nama yang bermacam-macam. Hal itu seharusnya mulai
dikenalkan oleh anak dan persepsi bentuk geometri berhasil memberi penalaran aktual bagi
anak tersebut, seperti bermain balok geometri anak bakal mudah mencoba mencerna dan
mengetahui tentang bentuk-bentuk geometri.
Dalam mengenal bentuk geometri ada aspek-aspek kemampuan, yang dimulai dari
pengetahuan mengenal bentuk geometri beserta namanya. Kemampuan tersebut melingkupi
mampunya mengucap nama pada bentuk tersebut. Pengetahuan mengenal bentuk geometri
melingkupi kemampuan memberikan contoh benda yang sepadan dengan bentuk geometri
dan mendefinisikan masing-masing bentuk geometri, serta menerapkannya ke dalam
kehidupannya, seperti anak mampu menggambar dan menata beberapa bentuk geometri
menjadi suatu bangunan, dan mampu menerangkan benda yang telah di susun dari susunan
bentuk geometri tersebut.
Menurut Magdalena dan Yuhasriati (2020) menyatakan bahwa dengan bermain balok
dapat mengembangkan beberapa aspek yang dikuasai anak, salah satunya aspek
perkembangan kognitif. Anak juga dapat mengasah pemikirannya dengan bermain balok
untuk membuat suatu hasil karya seperti membuat rumah, bentuk jembatan dan lain-lain.
Selanjutnya dengan kegiatan tersebut anak juga dapat mengasah kemampuannya untuk
mengklasifikasikan berbagai macam benda. Mitcell juga menyebutkan bahwa bermain balok
2
yaitu kayu polos yang dipotong-potong dan di cat, Sama tebal dan lebarnya, panjangnya 2 kali
atau 4 kali sama besar dengan 1 unit balok. Sementara itu, bermain balok bisa diartikan juga
sebagai “permainan persegi merupakan instrumen permainan yang sangat tepat sebagai alat
untuk melakukan berbagai perkembangan. Melalui bermain balok anak bisa memiliki potensi
kesempatan untuk melatih mata, tangan dan koordinasi yang sebenarnya”. Bermain belum
memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu mengembangkan imajinasi anak, pemecahan
masalah, membantu anak untuk belajar komunikasi, sosialisasi, melatih koordinasi mata dan
tangan, mengembangkan imajinasi hingga menumbuhkan rasa percaya diri.
Ada beberapa aspek perkembangan kognitif pada peserta didik yang dilakukan di RA
Al-Hasanah berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tersebut. Lebih khusus pada indikator
pengelompokan dan menunjukkan bentuk geometris secara individual tanpa di bantu oleh
guru dan teman, tidak sedikit siswa yang belum sempurna dalam mencapai tahapan ini.
Dibuktikan dari pengamatan awal peneliti saat anak diharapkan untuk mengunjukkan bentuk
segi empat, masih tergolong banyak anak yang bingung dalam mengunjukkan benda segitiga,
setelah saat anak diharapkan untuk mengambil bentuk segitiga ada beberapa anak yang
mengunjukkan bentuk lain seperti bentuk lingkaran, hanya ada beberapa anak yang sudah bisa
membedakan bentuk geometri, akan tetapi dia tidak bisa menuturkan nama dari bentuk
tersebut, maka diperlukan perbaikan dalam pembelajaran mengenal bentuk geometri ini. Hal
itu sangat perlu dilaksanakan karena mengingatkan bahwa pentingnya mengetahui bentuk
geometri bagi AUD. Selain itu anak dapat menangkap kesederhanaan konsep dalam
kehidupannya. dan mampu berpikir matematis logis, seperti pada saat anak melihat uang koin,
anak akan memahami kalau bentuk dari koin tersebut berbentuk lingkaran, atap rumah
berbentuk segitiga dan buku tulis berbentuk segi empat.
Berdasarkan masalah yang dijabarkan sebelumnya, menjadi acuan utama bagi peneliti
untuk melaksanakan penelitian ini yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak
Dalam Mengenal Bentuk Geometri Dengan Menggunakan Media Balok”. Bertuan untuk anak
bisa mudah mengenal, memahami, serta lebih menggebu dalam menimba ilmu sehingga dapat
mengingat bermacam-macam bentuk geometri di dalam otaknya sehingga anak tidak mudah
lupa dan pengetahuannya meningkat lebih baik.
METODE
3
Nguling Kabupaten Pasuruan, yang dilaksanakan pada semester 1 di bulan Oktober pada anak
kelompok A tahun ajaran 2023-2024.
Keterangan :
n = Jumlah Nilai Bintang
f = Jumlah Seluruh Siswa
Kemudian, setelah mendapat nilai dari rumus di atas, langkah berikutnya adalah
menentukan kriteria penilaian yang berdasarkan hasil presentase. Kriterianya berupa
persentase kesesuaian sebagaimana dijelaskan dalam Suharsimi Arikunto (2010:44) yaitu:
4
Kemampuan kognitif anak diperoleh melalui observasi terhadap empat indikator yaitu
1) anak mampu mengenal bentuk geometri (segitiga, lingkaran, persegi dan persegi panjang).
2) anak mampu memilah berdasarkan bentuk dan ukuran balok geometri. 3) anak mampu
menyeleksi bentuk geometri. 4) anak mampu membuat hasil karya sendiri dari balok
geometri.
Dari hasil observasi pada siklus I dan II di ketahui dalam observasi awal dari jumlah
15 orang anak, yang berkembang sesuai harapan hanya 1 anak, mulai berkembang ada 6 anak
dan yang masih belum berkembang ada 8 anak serta yang berkembang sangat baik tidak ada,
oleh karena itu, indikator keberhasilan belum tercapai di siklus I. Maka peneliti melanjutkan
penelitiannya di siklus II. Di siklus II ini di nyatakan tidak ada lagi anak belum berkembang,
mulai berkembang 1 anak, berkembang sesuai dengan harapan 5 anak, berkembang dengan
sangat baik 9 anak, peningkatan ini dari pra tindakan hingga hari terakhir pada setiap siklus
bisa dilihat secara jelas melalui tabel berikut:
Dari tabel di atas diketahui bahwa pada pra tindakan dari jumlah 15 anak, ada 8 anak
belum berkembang, yang mulai berkembang 6 anak, dan berkembang sesuai harapan 1 anak,
dan anak yang berkembang sangat baik belum ada.
5
Dari tabel rangkuman di atas, Pada siklus I, kelompok A yang dilakukan di RA Al-
Hasanah yang menggunakan instrumen, disajikan dalam tabel berikut:
ê Belum Berkembang.
êê Mulai Berkembang.
êêê Berkembang Sesuai Harapan.
êêêê Berkembang Sangat Baik.
6
Hasil pengamatan pada siklus I hari ke-5, diketahui bahwa, 13% anak belum
berkembang atau sebanyak 2 anak dan 41% anak mulai berkembang atau sebanyak 6 anak,
maka dapat disimpulkan 100% anak masih belum tuntas dalam perkembangan mengenal
bentuk geometri. Hasil siklus I digunakan sebagai acuan dalam mengobservasi perkembangan
anak pada siklus II.
Dari tabel rangkuman di atas, Pada siklus II kelompok A yang dilakukan di RA Al-
Hasanah yang menggunakan instrumen yang disajikan dalam tabel berikut:
7
10 Muhammad Rizky 3
11 Muhammad Zainal 4 P
12 Ongkik Prayoga 4 P
13 Salman Al Farisi 4 P
14 Amran Hidayat 2 ✓
15 Muhammad Fatir P
Jumlah 0 1 5 9 1 14
persentase 6% 33% 61% 6% 94%
Persentase kemampuan kognitif dari awal hingga akhir tindakan bisa juga dilihat pada
gambar grafik garis berikut:
Gambar 1. Grafik Garis Hasil Penelitian
8
100%
Peningkatan Hasil Belajar Anak
94%
90%
80%
70%
60%
50%
46%
40%
30%
20%
10%
6%
0%
PRA TINDAKAN SIKLUS I SIKLUS II
Peningkatan Hasil Belajar Anak
9
Gambar 2 Gambar 3
Gambar 1
10
pembelajaran menggunakan balok bisa mengembangkan kemampuan mengenal bentuk
geometri anak kelompok A di TK Melati Sumber Mulia tahun pelajaran 2020/2021.
Meningkatnya persentase ketuntasan belajar yang semula hanya 33% pada pra siklus masih
tergolong sangat rendah. Setelah dilakukan tindakan kelas, Pada siklus I persentase meningkat
menjadi 50%. Lalu, di siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 83%. Berdasarkan hasil
tersebut bisa mendapat kesimpulan bahwa pengenalan bentuk geometri pada ada melalui
media balok sudah berkembang sesuai harapan bahkan berkembang sangat baik.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian, mendapat kesimpulan bahwa
kemampuan kognitif anak dalam mengenal bentuk geometri pada anak kelompok A RA Al-
Hasanah Wates Kedawung Nguling, pada semester 1 tahun ajaran 2023/2024, dapat
ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan media balok geometri. Peningkatan
bisa terlihat dari kemajuan persentase yang naik dari tahap pra tindakan dan setelah
dilakukannya tindakan. Hasil pengamatan awal, pra tindakan yang berkembang sesuai
harapan hanya 6% anak yang tuntas (1 anak), setelah melaksanakan siklus I mengalami
kenaikan menjadi 46% yang tuntas (7 anak) dan pada siklus II mengalami kenaikan lagi
menjadi 94% anak yang tuntas (14 anak).
DAFTAR PUSTAKA
Suhesti, S., Amal, A., & Nilawati, A. (2022). Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk
Geometri Melalui Kegiatan Bermain Balok TK Melati Kabupaten Tanah Laut
Kalimantan Selatan. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran, 4(1), 389-
396.
Masruroh, A (2022). Meningkatkan perkembangan berpikir anak dalam mengenal bentuk
geometri melalui media bermain balok. Jurnal penelitian pendidikan, 1 (1), 61-84.
Geometri, K. M. B. (2019). Kemampuan mengenal bentuk geometri melalui permainan balok
anak usia dini. Journal on Early Childhood Education Research (JOECHER), 1(1),
32-45.
Rahmawati, U., Handayani, T., Putri, Y. F., & Febrianti, F. (2023). Pengaruh KEGIATAN
Bermain Balok Terhadap Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri pada Anak Usia 5-
6 tahun di KB Nur Zabrina Desa karya Mulia. Jurnal pendidikan dan konseling
(JPDK), 5(1), 265-274.
11
Shunhaji, A., & Fadiyah, N. (2020). Efektivitas alat peraga edukatif (APE) balok dalam
mengembangkan kognitif anak usia dini. Alim, 2(1), 1-30.
Laksana, D. N. L., Dhiu, K. D., Ita, E, Dopo, F., Natal, Y. R. & Tawo, O. P. A. (2021). Aspek
perkembangan anak usia dini. Penerbit NEM.
Veerman, N. S., Tendi, Satyanintum, I. R., Sari, M., Fahmi, A. I., Nurlina, Louk, M. J. H.,
Boleng, L. M., Wijaya, I. N. W. E. (2023). Pengembangan kognitif anak usia dini. Get
Pres Indonesia.
Nafisah, A. D. (2022). Bunga rampai: Teori dan Praktik bermain untuk anak usia dini. Cipta
Media Nusantara.
Susanto, A. (2017). Pendidikan anak usia dini: Konsep dan teori. Bumi Aksara.
Fauzia, W. (2023). Perkembangan kognitif anak usia dini. Feniks Muda Sejahtera.
12