Anda di halaman 1dari 74

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia usaha merupakan dunia yang terus berkembang dari waktu ke

waktu. Perkembangan dalam dunia usaha di tandai dengan adanya persaingan

antar perusahaan, baik perusahaan swasta maupun pemerintah. Persaingan

tersebut bisa meliputi persaingan harga dan kualitas akan suatu barang maupun

persaingan dalam pemberian pelayanan. Persaingan tersebut dimaksudkan

untuk merebut pasar seluas-luasnya sehingga akan meningkatkan omset

perusahaan, untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan di tuntut untuk bisa

mengelola usahanya secara efektif dan efisien, dengan melaksanakan usahanya

di segala sektor secara baik dan profesional. Kelancaran suatu usaha

tergantung pada strategi yang diterapkan oleh perusahaan, baik dalam

mengontrol setiap pengeluaran maupun pendapatan. Dalam dunia bisnis salah

satu cara untuk memenuhi permintaan konsumen dan memuaskan konsumen

dapat dilakukan dengan penyediaan suatu barang yang berkualitas sesuai

dengan kebutuhan konsumen. Dalam setiap pembelian atau penjualan suatu

barang perusahaan dapat melakukan perhitungan persediaan.

Persediaan merupakan barang yang disimpan untuk dijual kembali atau

bahan baku yang digunakan untuk proses produksi yang kemudian

menghasilkan barang untuk dijual. Persediaan memegang peranan yang sangat

1
2

penting dalam perusahaan, karena jumlah persediaan yang terjual dalam

satu periode tidak sama dengan jumlah barang yang dibeli, oleh karena itu

perusahaan perlu melakukan perhitungan persediaan. Persediaan memiliki

tujuan tertentu dan jenis persediaan diklasifikasikan atas perusahaan dagang dan

perusahaan manufaktur. Penentuan kuantitas persediaan dan biaya persediaan

perlu dilakukan pada setiap perusahaan untuk mendukung kelancaran

operasional perusahaan, kesalahan dalam penghitungan persediaan dapat

terjadi yang berdampak pada laporan keuangan. Kesalahan dalam persediaan

bisa terjadi karena berbagai sebab dan penaksiran persediaan dengan sistem

persediaan perlu dilakukan. Untuk menghindari kesalahan dalam persediaan

dapat dilakukan perhitungan persediaan mengunakan metode First-in, First-out

(FIFO), Last-in, Firstt-Out (LIFO)dan Averagae (rata-rata tertimbang). Dalam

metode First-in, First-out (FIFO) barang yang dibeli lebih awal dianggap akan

dijual lebih awal pula, sehingga harga perolehan barang yang dibeli lebih awal

akan dibebankan lebih dahulu sebagai harga pokok penjualan. Metode Last-in,

First-Out (LIFO) barang yang dibeli lebih akhir akan dijual lebih awal, dengan

demikian harga perolehan barang yang dibeli lebih akhir akan dialokasikan

lebih dulu sebagai harga pokok penjualan. Metode Average ( rata-rata

tertimbang) metode rata-rata didasarkan pada anggapan bahwa barang tersedia

untuk dijual adalah homogen, pada metode ini pengalokasian harga perolehan

barang yang tersedia untuk dijual dilakukan atas dasar harga perolehan rata-

rata tertimbang. Berdasarkan metode penghitungan persediaan dapat dihitung

Harga Pokok Penjualan.


3

Harga Pokok Penjualan merupakan jumlah harga pokok barang-barang

yang dijual selama periode akuntansi yang bersangkutan. Perusahaan dalam

setiap kegiatan usaha perlu memahami Harga Pokok Penjualan dengan baik dan

benar, karena dengan memahami Harga Pokok Penjualan perusahaan dapat

mengetahui berapa keuntungan dari persediaan yang telah dilakukan. Selain itu

Harga Pokok Penjualan berkaitan dengan posisi terhadap pesaing serta memiliki

manfaat yang dapat digunakan perusahaan untuk menentukan harga jual dan

untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan, dalam penentuan harga.

Harga Pokok Penjualan dapat dihitung mengunakan metode First-in, First-out

(FIFO), Last-in First-Out (LIFO) dan, Averagae (rata-rata tertimbang).

Berdasarkan perhitungan Harga Pokok Penjualan akan mempengaruhi jumlah

Pajak Terutang.

Pajak Terutang merupakan pajak yang harus dibayar pada suatu saat,

dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak sesuai

dengan ketentuan Undang-undang. Pajak Terutang bagi Pemerintah merupakan

pajak yang masih akan diterima pemerintah dalam tahun pajak sedangkan bagi

perusahaan merupakan beban yang harus segera dibayarkan kepada pemerintah

sebagai Pengusaha Kena Pajak. Pajak Terutang terjadi karena beberapa sebab.

Pajak terutang terjadi karena berkaitan dengan transaksi dan Pajak Terutang

dapat berakhir karena beberapa sebab. Sesuai dengan perpajakan Indonesia

yang menganut self assessment bahwa kepada Wajib Pajak (WP) diberi

wewenang untuk menghitung Pajak Terutang sendiri sesuai dengan tarif yang

sudah ditetapkan, menyetor dan melaporkan Pajak Terutang.


4

Persediaan merupakan suatu barang yang telah disimpan perusahaan

yang kemudian dijual. Perhitungan Persediaan terdiri dari metode FIFO, LIFO

dan Average . Penghitungan persediaan harus dilakukan secara rinci dan benar

karena akan mempengaruhi Harga Pokok Penjualan. Harga Pokok Penjualan

merupakan jumlah harga barang-barang yang dijual selama periode akuntansi

yang bersangkutan. Harga Pokok Penjualan dapat dihitung mengunakan metode

FIFO, LIFO dan Average. Metode yang digunakan dalam perhitungan

persediaan akan mempengaruhi Harga Pokok Penjualan yang memiliki

keterkaitan dengan besarnya laba perusahaan. Laba perusahaan tersebut akan

digunakan dalam menentukan seberapa besar Pajak Terutang.

UD. Sari Pangan Sentosa merupakan salah satu Distributor di kota

Surabaya. Kegiatan dan usaha yang sudah dilakukan oleh

UD. Sari Pangan Sentosa yaitu penjualan produk makanan ringan, minuman

kemasan, tepung dan bumbu dapur. UD. Sari Pangan Sentosa selama ini

menghitung persediaan dan harga pokok penjualan mengunakan metode FIFO

dan untuk menghitung Pajak Terutang berdasarkan perhitungan Pajak orang

pribadi.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian terkait Pajak Terutang dengan judul “Pengaruh penilaian

Persediaan pada Harga Pokok Penjualan untuk Menentukan Pajak

Terutang” (Studi Kasus padaUD. Sari Pangan Sentosa).


5

1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian tidak meluas peneliti membatasi masalah yang dibahas

hanya mencakup pada Pengaruh Perhitungan Persediaan pada Harga Pokok

Penjualan untuk menentukan Pajak Terutang.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan peneliti di atas, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh perhitungan

Persediaan pada Harga Pokok Penjualan untuk Menentukan Pajak Terutang.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana Pengaruh Penilaian Persediaan pada Harga Pokok

Penjualan dalam Menentukan Pajak Terutang.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Operasional

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan

dalam menjalankan kegiatan operasional, khususnya dalam hal Perhitungan

Persediaan pada Harga Pokok Penjualan untuk menentukan Pajak Terutang.

1.5.2 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademik antara

lain sebagai berikut :

Diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pihak lain yang akan

melakukan penelitian dengan topik permasalahan yang sama di masa yang

akan data
6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Goenawan, Alvina Susantolie, dan Yunus Fiscal (2011), dalam

penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Penghitungan Persediaan Terhadap

Penentuan Harga Pokok Penjualan”. Variabel dalam penelitian ini adalah

Penilaian Persediaan dan Harga Pokok Penjualan. Penelitian yang dilakukan

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melakukan penentuan harga pokok

penjualan dan persediaan secara FIFO dan LIFO pada PT.Dirgantara

Pancapersada Bandar Lampung 2011. PT. Dirgantara Pancapersada merupakan

perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi sparepart nasional. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Metode persediaan secara FIFO lebih baik

digunakan oleh perusahaan karena persediaan secara FIFO dapat memberikan

perhitungan harga pokok penjualan yang lebih wajar yang akan berpengaruh

kepada besar kecilnya laba yang akan diperoleh perusahaan. Persamaan dengan

penelitian terdahulu adalah variabel persediaan dan harga pokok penjualan.

Sedangkan perbedaanya terletak pada variabel Pajak Terutang, objek dan lokasi

penelitian.

Dian Indah Sari (2018), dalam penelitianya yang berjudul “ Analisis

Perhitungan Persediaan dengan Metode FIFO dan Average” Variabel dalam

penelitian ini adalah Persediaan, FIFO dan Average. Penelitian yang dilakukan

mengunakan pendekatan analisis kuantitatif dengan melakukan perhitungan dan


7

pencatatan persediaan dengan mengunakan metode FIFO dan Average pada PT.

Harapan 2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa PT. Harapan merupakan

perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan gas elpiji. Metode

penghitungan nilai persediaan secara Average lebih baik digunakan oleh

perusahaan karena penghitungan nilai persediaan secara Average nilai

persediaan akhir lebih besar dari pada metode FIFO, metode Average

memberikan harga pokok penjualan yang lebih rendah dari pada metode FIFO,

dan metode Average akan memberikan laba bersih yang lebih besar jika

dibandingkan metode FIFO. Persamaan dengan peneliti terdahulu adalah

variabel persediaan. Sedangkan perbedaanya terletak pada variabel FIFO,

Average, objek dan lokasi penelitian.

Thontowie Maryani, Syamsu Rizal (2010), dalam penelitian yang berjudul

“Analisis Perbandingan Laporan Keuangan komersial dan Laporan Keuangan

Fiskal dalam Rangka Menghitung Pajak Terutang”. Variabel dalam penelitian

ini adalah Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal dan Pajak

Penghasilan yang Terutang. Penelitian yang dilakukan mengunakan pendekatan

deskriptif Kuantitatif yang membandingkan antara teori akuntansi dan teori

perpajakan untuk mengetahui Pajak Penghasilan yang Terutang dengan

melakukan koreksi laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam menghitung pajak Penghasilan

Terutang perbedaan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan

fiskal timbul karena adanya perbedaan pada dasar penyusunan laporan

keuangan, perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan penghitungan laba rugi


8

suatu perusahaan. Persamaan dengan peneliti terdahulu adalah variabel Pajak

Terutang, sedangkan perbedaan terletakpada variabel Laporan Keuangan

Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, objek dan lokasi penelitian.

Luh Indah Handayani (2014), dalam penelitian yang berjudul “

Penerapan PP Nomor 46 Tahun 2013 pada Perhitungan Pajak Terutang” variabel

dalam penelitian ini adalah PP Nomor 46 dan Pajak Terutang. Penelitian yang

dilakukan mengunakan pendekatan analisis deskriptif komparatif. Hasil

penelitian ini menjabarkan proses perhitungan Pajak Terutang PT. Al

berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2013, kemudian membandingkan dengan hasil

perhitungan Pajak Terutang berdasarkan skema umum Nomor 36 Tahun 2008.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai Pajak Terutang berdasarkan PP Nomor

46 Tahun 2013 lebih kecil dibandingkan nilai Pajak Terutang berdasarkan skema

Undang-undang Pajak Penghasilan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu terdapat pada variabel yang dibahasyaitu Pajak Terutang sedangkan

perbedaan terletak pada variabel persediaan, harga pokok penjualan, objek dan

lokasi penelitian.

2.2 Persediaan.

2.2.1 Pengertian Persediaan

Menurut Soemarso (2010:245), Persediaan adalah barang yang


dimiliki untuk dijual kembali atau diproses lebih lanjut menjadi
barang jadi yang pada akhirnya akan dijual untuk memperoleh
penghasilan .

Menurut Arief (2011:145), Persediaan adalah sejumlah bahan


atau barang yang disediakan oleh perusahaan, baik berupa barang
jadi maupun bahan mentah yang disediakan untuk menjaga
kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi permintaan
konsumen setiap waktu.
9

Menurut Rudianto (2012: 92) Persediaan adalah sejumlah

barang jadi, bahan baku, dan barang dalam proses yang dimiliki

perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka peneliti dapat membuat

kesimpulan bahwa Persediaan adalah barang jadi atau barang yang masih

dalam proses produksi yang disimpan kemudian untuk dijual agar memperoleh

penghasilan.

2.2.2 Tujuan Dimilikinya Persediaan

Persediaan yang dilakukan oleh perusahaan memiliki tujuan-tujuan

tertentu meliputi :

1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat.

2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak

mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terjadinya proses

produksi mendadak.

3. Menjaga agar pembelian secara kredit dapat dihindari,karena akan

mengakibatkan biaya menjadi besar.

4. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-

besaran,karena akan mengakibatkan biaya besar.(Sondis,2013: 112)

2.2.3 Jenis-jenis Persediaan

Persediaan didalam perusahaan diklasifikasikan perusahaan dagang dan

perusahaan manufaktur sebagai berikut :


10

1. Perusahaan dagang

Dalam perusahaan dagang persediaan adalah Barang yang telah diperoleh

perusahaan secara fisik tidak diubah dan langsung di jual.

2. Perusahaan manufaktur

Dalam perusahaan manufaktur persediaan meliputi :

a. Persediaan bahan baku

persediaan bahan baku yaitu bahan dasar yang menjadi komponen utama suatu

produk.

b. Persediaan barang dalam proses

Persediaan barang dalam proses yaitu bahan baku yang telah diproses untuk

diubah menjadi barang jadi tetapi tetapi hingga akhir suatu periode tertentu,

belum selesai proses produksinya.

c. Persediaan barang jadi

Persediaan barang jadi yaitu bahan baku yang telah diproses menjadi produk

jadi yang siap pakai dan siap dipasarkan.

(Rudianto, 2012: 165)

2.2.4 Penentuan Kuantintas Persediaan.

Kuantintas persediaan perlu ditentukan pada setiap akhir periode, baik

pada perusahaan yang menerapkan sistem persediaan periodik maupun

perpetual. Tujuan Penentuan kuantintas persediaan fisik maupun perpetual

sebagai berikut :
11

1. Kuantintas persediaan fisik :

a. Untuk menentukan jumlah barang yang ada dalam persediaan pada tanggal

neraca.

b. Untuk mentukan beban pokok penjualan

2. Kuantintas persediaan perpetual :

a. Untuk mengecek keakuratan catatan persediaan perpetual yang

diselengarakan perusahaan.

b. Untuk menentukan jumlah persediaan yang hilang akibat penyusutan,

pencurian oleh pembeli, atau pengelapan oleh karyawan perusahaan sendiri.

(Jusup, 2011 : 419)

2.2.5 Biaya Persediaan

Biaya yang timbul dari pembentukan persediaan antara lain :

1. Biaya penanganan adalah biaya yang meliputi biaya perawatan,

penyimpanan, asuransi, pajak property dan penyusutan.

2. Biaya pemesanan adalah biaya yang berkenaan dengan penempatan dari

pemrosesan pesanan kepada pemasok.

3. Biaya stockout adalah biaya yang meliputi kegagalan memenuhi biaya

pesanan pelangan bagi perusahaan produksi yaitu biaya dari hilangnya

penjualan dan laba serta hilangnya goodwill pelanggan. Bagi perusahaan

manufaktur biaya stockout meliputi biaya penundaan produksi dan biaya

penurunan waktu serta biaya yang berkaitan dengan melalui kembali produksi.

(Mulya, 2010 : 109)


12

2.2.6 Kesalahan dalam Persediaan.

Kesalahan yang mungkin dapat terjadi dalam persediaan disebabkan

oleh :

1. Perusahaan tidak menerapkan dengan tepat saat terjadinya perpindahan

kepemilikan barang atas barang-barang yang sedang dalam perjalanan.

2. Adanya kesalahan dalam melakukan perhitungan atau dalam penetapan harga

persediaan.(Jusup, 2011: 441)

2.2.7 Dampak Persediaan pada Laporan Keuangan

Persediaan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam laporan

keuangan perusahaan, karena berbeda dengan aset yang lain, persediaan

dilaporkan dalam neraca dan sekaligus juga dalam laporan laba rugi dalam

rangka penentuan harga pokok penjualan, itulah sebabnya apabila terjadi

kesalahan dalam persediaan maka yang terpengaruh bukan hanya neraca tetapi

juga laporan laba rugi. Berikut ilustrasi dampak kesalahan atas laporan laba

rugi dan neraca :

Tabel 2.1
Dampak kesalahan Persediaan pada Laba Rugi

Apabila kesalahan persediaan Harga pokok Laba bersih


penjualan
1. Kurangsaji persediaan awal Kurang saji Lebih saji
2. Lebihsaji persediaan awal Lebih saji Kurang saji
3. Kurangsaji persediaan akhir Lebih saji Kurang saji
4. Lebihsaji Kurang saji Lebih saji
Sumber : Jusup, (2011:442)
13

Tabel 2.2
Dampak kesalahan Persediaan pada Neraca

Kesalahan Aset kewajiban Ekuitas (Modal)


persediaan akhir
1. Lebih saji Lebih saji Tidak Lebih saji
berpengaruh
2. Kurang saji Kurang saji Tidak Kurang saji
berpengaruh
Sumber : Jusup, (2011:444)

2.2.8 Metode Penafsiran Persediaan

Metode yang dapat digunakan untuk penafsiran Persediaan yaitu :

1. Metode laba kotor

Metode laba kotor adalah metode untuk menafsiran biaya perolehan

persediaan dengan cara mengalikan persentase laba kotor terhadap penjualan

bersih. Untuk menerapkan metode ini, perusahaan perlu mengetahui penjualan

bersih, biaya perolehan barang tersedia dijual, dan tingkat persentase laba

kotor.

2. Metode harga eceran.

Metode harga eceran adalah metode yang digunakan untuk menafsirkan biaya

perolehan persediaan. Perusahaan dagang eceran umumnya memiliki

perbandingan harga jual dengan harga perolehan, selanjutnya perusahaan

mengalikan persentase harga perolehan terhadap harga jual dengan persediaan

akhir menurut harga jual, sehingga dapat ditafsirkan besarnya biaya perolehan

persediaan akhir. Jika perusahaan akan menerapkan metode harga eceran,

maka catatan perusahaan harus menunjukan baik biaya perolehan maupun

harga eceran barang yang tersedia untuk dijual. (Jusup, 2011 : 445)
14

2.2.9 Sistem Persediaan

Sistem persediaan terbagi atas :

1. Sistem Persediaan Periodik

Sistem periodik adalah penghitungan persediaan yang tidak dilakukan

secara detail atas persediaan yang dimiliki sepanjang periode, penentuan

harga pokok penjualan barang yang terjual hanya dilakukan pada setiap akhir

periode. Tahapan yang dilakukan untuk menentukan besarnya biaya

perolehan barang yang terjual pada sistem periodik adalah sebagai berikut :

a. Tentukan biaya perolehan persediaan yang ada pada awal periode

b. Tambahkan biaya perolehan barang yang dibeli sepanjang periode

pembelian ke biaya perolehan persediaan awal tahun.

c. Kurangi dengan biaya perolehan barang yang ada pada akhir periode

2. Sistem Persediaan Perpetual

Sistem perpetual pada umumnya digunakan pada perusahaan yang menjual

barang-barang berharga mahal seperti mobil, mebel, peralatan rumah tangga.

Sistem perpetual mencatat setiap mutasi persediaam barang dagangan secara

terus menerus sehingga setiap saat bisa diketahui berapa jumlah barang yang

ada dalam persediaan beserta harga satuan untuk setiap macam barang.

(Jusup,2011 : 347)

2.2.10 Perhitungan persediaan


15

Metode yang digunakan untuk perhitungan persediaan mengunakan

sistem periodik metode FIFO, LIFO dan Average. Perhitungan persediaan

dapat dilustrasikan sebagai berikut :

Tabel 2.3
Laporan Pembelian Barang
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok Total harga
per unit (Rp) pokok (Rp)
1 Januari Persediaan 100 10.0000 1.000.000
awal
15 April Pembelian 200 11.000 2.200.000
24 Agustus Pembelian 300 12.000 3.600.000
27 November Pembelian 400 13.000 5.200.000
Jumlah 1.000 12.000.000
Sumber : Jusup, (2011:425)

Perhitungan fisik yang dilakukan pada akhir tahun menunjukan pada

selama setahun perusahaan telah menjual sebanyak 550 unit barang dan

persediaan barang akhir pada tanggal 31 Desember berjumlah 450 unit. Maka

harga pokok persediaan akhir dapat dihitung sebagai berikut:

a. Frist-in, Frist-Out (FIFO)

Dalam metode FIFO, barang yang dibeli diawal dianggap akan dijual lebih

awal pula. Karna itu perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 2.3

sebagai berikut :

Tabel 2.4
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok per unit Total harga pokok (Rp)
(RP)
27 November 400 13.000 5.200.000
24 Agustus 50 12.000 600.000
Jumlah 450 5.800.000
Sumber : Jusup, (2011:426)

b. Last-In, First-Out (LIFO)


16

Dalam metode LIFO, barang yang dibeli lebih akhir akan dijual atau

dikeluarkan lebih dulu. Karna itu perhitungan harga pokok persediaan akhir

dari tabel 2.3 sebagai berikut :

Tabel 2.5
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok Total harga pokok (Rp)
per unit (RP)
1 Januari 100 10.000 1.000.000
15 April 200 11.000 2.200.000
24 Agustus 150 12.000 1.800.000
Jumlah 450 5.000.000
Sumber : Jusup, (2011:110)

c. Average

Harga rata-rata perunit pada metode Average ditetapkan dengan membagi

total harga pokok dengan jumlah unit sehingga diketahui rata-rata tertimbang

per unit. Karna itu perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 2.3

sebagai berikut :

Tabel 2.6
Persediaan akhir
Total harga pokok (Rp) Jumlah unit Rata-rata tertimbang
perunit (Rp)
12.000.000 1.000 12.000
Rata-rata tertimbang Total harga pokok
Persediaan akhir perunit (Rp) (Rp)
450 12.000 5.400.000
Sumber : Jusup (2011:429)

2.3 Harga Pokok Penjualan

2.3.1 Pengertian Harga Pokok Penjualan

Menurut Jusup (2011:333), Harga pokok penjualan adalah

harga pokok (cosf) barang yang telah dijual dan biaya-biaya

operasi yang terjadi selama periode yang bersangkutan.


17

Menurut Rudianto (2012:116), Harga pokok penjualan

adalah harga beli barang-barang atau nilai barang yang dijual

selama suatu periode akuntansi dan komponen utama dari

biaya operasi.

Menurut Ferra (2015:147), Harga pokok penjualan adalah

seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang

yang dijual atau harga perolehan dari barangyang telah dijual.

Berdasarkan pengertian harga Pokok Penjualan menurut para ahli di

atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Harga Pokok Penjualan yaitu

pendapatan yang diperoelah dari hasil penjulan suatu barang.

2.3.2 Komponen Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan mempunyai beberapa komponen diantaranya :

1. Persediaan awal barang dagangan.

Persediaan awal barang dagangan merupakan persediaan barang dagangan

yang tersedia diawal periode atau tahun buku berjalan.

2. Persediaan akhir barang dagangan.

Persediaan akhir barang dagangan adalah persediaan barang dagangan yang

tersedia di akhir periode atau akhir tahun buku berjalan.

3. Pembelian bersih.

Pembelian bersih adalah pembelian barang dagangan yang dilakukan

perusahaan,baik pembelian barang dagangan secara tunai maupun

pembelian barang dagang secara kredit.(Ferra, 2015:148)

2.3.3 Manfaat Harga Pokok Penjualan


18

Harga pokok penjualan memiliki dua manfaat yaitu :

1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.

Penentuan Harga Pokok Penjualan yang tepat akan mempengaruhi

pendapatan yang akan diperoleh dari penjualan suatu barang, jika salah

dalam menentukan harga jual, maka akan menjadikan produk tidak laku

karena terlalu mahal atau perusahaan merugi , karena harga terlalu murah

sehingga tidak mampu menutup semua biaya-biaya yang sudah dikeluarkan.

2. Untuk mengetahui laba yang di inginkan perusahaan.

Dalam mengetaui laba yang diinginkan oleh perusahaan, jika harga jual

lebih besar dari pada Harga Pokok Penjualan maka akan menghasilkan laba

dan jika harga jual lebih rendah dari Harga Pokok Penjualan maka akan

mengalami kerugian.(Ferra, 2015 :147)

2.3.4 Menghitung Harga Pokok Penjualan.

Harga pokok penjulan dapat dihitung mengunakan tiga metode

dengan cara sebagai berikut :

1. Frist In, First Out (FIFO)

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp 12.000.000


Persediaan akhir Rp( 5.800.000)
Harga pokok penjualan Rp 6.200.000

2. Last-In, Frist-Out (LIFO)

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp 12.000.000


Persediaan akhir Rp( 5.000.000)
Harga pokok penjualan Rp 7.000.000

3. Average (rata-rata tertimbang sederhana)


19

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp 12.000.000


Persediaan akhir Rp( 5.400.000)
Harga pokok penjualan Rp 6.600.000
Jusup, (2011: 426)
2.4 Pajak Terutang

2.4.1 Pengertian Pajak Terutang

Menurut Muljono (2009:47), Pajak Terutang adalah besarnya

pajak yang terutang atas penghasilan wajib pajak yang

dihitungpada akhir tahun.

Menurut Resmi (2013:123), Pajak Terutang adalah pajak yang

harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun

pajak, menurut undang-undang perpajakan.

Berdasarkan beberapa pengertian Pajak Terutang menurut para ahli di

atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Pajak Terutang merupakan Pajak

yang harus dibayar oleh wajib pajak dalam masa pajak ataupun dalam tahun

pajak sesuai dengan aturan undang-unadang yang dihitung pada akhir tahun.

2.4.2 Timbulnya Pajak Terutang

Dalam Official Assement System, Pajak Terutang timbul karena

dikeluarkanya surat ketetapan pajak oleh pemerintah. Ada dua ajaran yang

mengatur timbulnya Pajak Terutang :

1. Ajaran Formil

Ajaran formil menyatakan bahwa Pajak Terutang timbul karena adanya

surat tagihan atau ketetapan pajak dari pemerintah. Tidak ada pajak yang

terutang jika ada penagihan atau penetapan oleh pemerintah. Pemerintah yang
20

menentukan besarnya Pajak Terutang dan kapan harus membayar. Ajaran ini

sesuai dengan Official Assessment System.

2. Ajaran material

Ajaran ini menyatakan bahwa Pajak Terutang timbul karena adanya

Undang-Undang. Tidak ada Pajak Yang Terutang jika tidak ditetapkan oleh

Undang-Undang. Oleh karena itu, Pemerintah dalam rangka meningkatkan

penerimaan pajak melakukan intensifikasi pajak atau panggilan potensi pajak

termasuk menerbitkan peraturan yang memperluas objek pajak. Ajaran ini

sesuai dengan self assessment system karena Wajib Pajak sendiri yang

menilai apakah ia memiliki kewajiban pajak sesuai dengan Undang-Undang

Perpajakan. (Priantara,2016: 12)

2.4.3 Perlakuan Penghitungan Pajak Terutang

Perlakuan penghitungan Pajak Terutang dapat dibedakan menjadi :

1. Penghitungan Terutang pada setiap transaksi

Penghitungan besarnya pajak terutang pada setiap transaksi dapat

dilakukan oleh wajib pajak dalam posisinya sebagai penjual ataupun sebagai

pembeli, pemberi jasa. Pajak terutang pada setiap transaksi tersebut akan

diperlakukan sebagai utang atau piutang bagi Wajib Pajak yang berkaitan. Di

tinjau dari Pajak Terutang pada setiap transaksi dapat dibedakan menjadi :

a. Pajak Terutang final

b. Pajak Terutang per jenis Pajak tidak final

2. Penghitungan Terutang pada akhir tahun


21

Terhadap penghasilan yang berkaitan dengan pemotongan atau

pemungutan pajak penghasilan yang bersifat final maupun tidak final, pada

akhir tahun dilakukan perhitungan besarnya pajak terutang. Pada akhir tahun ,

terhadap seluruh penghasilan yang diakui pada laba rugi, yang menghasilkan

laba secara komersial, dilakukan koreksi fiskal untuk mendapatkan

Penghasilan Kena Pajak, berdasarkan penghasilan kena pajak tersebut, dengan

mengunakan tarif Pajak Penghasilan sesuai Pasal 17, kemudian dihitung

besarnya Pajak Terutangyang harus dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak.

(Djoko, 2009 : 47)

2.2.4 Berakhirnya Pajak Terutang

Pajak Terutang dapat berakhir karena hal-hal berikut:

1. Pembayaran

Umumnya pajak Terutang berakhir dengan pembayaran ke kas negara atau

di tempat lain yang ditunjuk oleh negara seperti bank-bank pemerintah,

kantor pos dan giro.

2. Kompensasi

Kompensasi dapat dilakukan atas pembayaran dan atas kerugian.

Kompensasi kerugian dimungkinkan jika Wajib Pajak menderita kerugian.

Sedangkan kompensasi karena pembayaran dilakukan apabila salah satu

pihak mempunyai utang dan mempunyai tagihan kepada pihak lain. Dalam

hukum pajak kompensasi pembayaran dapat dilakukan jika Wajib Pajak

untuk satu jenis pajak mempunyai kelebihan pembayaran pajak sedangkan

untuk jenis lain terdapat kekurangan.


22

3. Kadaluwarsa

Kadaluwarsa yaitu jika dalam jangka waktu tertentu suatu hutang pajak

tidak ditagih oleh pemungutnya, maka hutang pajak tersebut dianggap lunas

dan tidak dapat ditagih lagi. Dengan demikian hutang pajak akan berakhir

jika telah melewati waktu daluwarsa.

4. Pembebasan dan penghapusan

Berakhirnya pajak Terutang melalui pembebasan dan penghapusan

terhadap kewajiban pajak karena Wajib Pajak mengalami kebangkrutan

sehingga mengalami kesulitan keuangan. Untuk menentukan apakah wajib

seorang Wajib Pajak pailit atau tidak diperlukan penyelidikan yang seksama

oleh fiskus, dengan tujuan nantinya tindakan fiskus dapat di pertanggung

jawabkan.(Tjahjono,2009: 15)

2.4.5 Kedudukan Pajak Terutang

Kedudukan Pajak Terutang dari sekian macam utang yang dimiliki

seseorang maupun badan Pajak Terutang mempunyai kedudukan yang kuat.

Dalam kaitanya dengan tagihan pajak, negara mempunyai hak mendahului

terhadap harta tetap dan harta gerak yang dimiliki oleh Wajib Pajak

dibandingkan dengan kreditur-kreditur lain. Pada saat suatu perusahaan

dilikuidasi, hasil penjualan harta yang dimiliki pertama-tama harus digunakan

untuk melunasi Pajak Terutangnya, baru jika ada sisa dapat digunakan untuk

melunasi utang perusahaan lainya yang ditanggung perusahaan sesuai dengan

kedudukan utang-utang tersebut. di Indonesia, hak mendahului tersebut

termasuk hak mendahului terhadap gadai Oogsverbad dan Hipotek. Hak


23

mendahului dari tagihan Pajak untuk menagih Pajak Terutang didasarkan

atas :

1. kekuasaan negara dengan jasa-jasa yang diberikan sebagai pelindung jiwa

dan harta para Wajib Pajak merupakan jasa utama dan oleh karena itu harus

didahulukan.

2. Negara tidak dapat memilih dan menentukan Wajib Pajak untuk mencegah

timbulnya pihak-pihak yang tidak bertangung jawab dengan tidak membayar

pajak, maka hak mendahukui diberikan kepada tagihan pajak. Ini

dimaksudkan agar kepastian penerimaan Pajak Terutang terjamin.

(Soemarso, 2010:12)

2.4.6 Tarif Pajak Terutang

Berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (1) Undang-undang Pajak

Penghasilan, besarnya tarif Pajak yang ditetapkan atas Penghasilan Kena

Pajak (PKP) bagi Wajib Pajak (WP) dalam negeri dan luar negeri yang

menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia melalui suatu

bentuk usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, ditentukan oleh tarif

sebagai berikut :

Tabel 2.10
Tarif Pajak Penghasilan Terutang
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000 (lima puluh juta 5% (lima persen)
rupiah)
Diatas Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) 15% (lima belas persen)
sampai dengan Rp 250.000.000 (dua ratus lima
puluh juta rupiah)
Diatas Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh 25% (dua puluh lima
juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000 persen)
(lima ratus juta rupiah )
Diatas Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) 30% (tiga puluh Persen)
24

Sumber : Waluyo, (2016:237)

2.4.7 Menghitung Pajak Terutang

Perhitungan Pajak Terutang untuk Wajib Pajak orang pribadi perlu

memperhatikan Penghasilan Kena Pajak dalam penerapan Tarif Pajak.

Penghasilan Kena Pajak sendiri diperoleh dari penghasilan neto fiskal

dikurangi PTKP. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) merupakan

pengurangan terhadap penghasilan neto orang pribadi sebagai wajib pajak

dalam negeri. Sejak tanggal 1 juli 2016 besarnya Penghasilan Tidak Kena

Pajak (PTKP) telah diatur sebagai berikut :

Tabel 2.11
Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak
Pengasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Status Tahunan Bulanan
Wajib Pajak Rp 54.000.000 Rp. 4.500.000
Kawin (istri) Rp 4.500.000 Rp. 375.000
Maksimum 3 orang
tanggungan keluarga
sedarah dan semenda
dalam garis keturunan
lurus ke atasatau ke
bawah :
K/- Rp. 58.500.000 Rp. 4.875.000
K/1 Rp. 63.000.000 Rp. 5.250.000
K/2 Rp. 67.500.000 Rp. 5. 625.000
K/3 Rp. 72.000.000 Rp. 6.000.000
Tambahan untuk seorang Rp. 54.000.000 Rp. 4.500.000
istri yang penghasilanya
digabung dengan
penghasilan suami
Sumber : IKPI, (2019:11)

Sedangkan perhitungan Pajak Terutang dapat dilakukan sebagai berikut :


25

Peredaran bruto Rp xxx


Harga pokok penjualan (RP xxx)
Laba bruto Rp xxx
Biaya-biaya (Rp xxx)
penghasilan neto komersial Rp xxx
Dikurangi koreksi :
-Positif Rp xxx
-Negatif Rp xxx
Total koreksi (Rp xxx)
Penghasilan neto fiskal Rp xxx
PTKP (RP xxx)
Penghasilan kena pajak Rp xxx
Pajak Terutang = Tarif Pajak x Penghasilan kena Pajak = Rp xxx

(IKPI, 2019:23)

2.4.8 Pengaruh Penilaian Persediaan pada Harga Pokok Penjualan

untuk Menentukan Pajak Terutang

Persediaan barang merupakan aset yang sangat penting bagi

perusahaan karena untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan.

Persediaan barang pada perusahaan dagang merupakan persediaan barang

yang siap langsung dijual kepada konsumen. Metode perhitungan persediaan

yaitu (1) FIFO (first in, first out) adalah barang yang dibeli lebih diawal akan

dijual lebih awal pula dan untuk metode (2) Average (rata-rata tertimbang)

adalah harga perolehan barang yang tersedia dijual dilakukan atas dasar

harga perolehan rata-rata tertimbang .Berdasarkan perhitungan persediaan

dapat dilakukan perhitungan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan

merupakan jumlah harga pokok barang-barang yang dijual selama periode

akuntansi yang bersangkutan. Metode yang digunakan dalam perhitungan


26

persediaan akan mempengaruhi Harga Pokok Penjualan yang memiliki

keterkaitan dengan besarnya laba perusahaan. Laba perusahaan tersebut akan

digunakan dalam menentukan seberapa besar Pajak Terutang.

2.4.9 Kerangka Teoritik

Gambar 2.1
Kerangka Pikir

Persediaan

Harga Pokok Penjualan

Pajak Terutang

Kerangka pikir di atas menjelaskan secara singkat mengenai penilain

persediaan barang pada harga pokok penjualan untuk menentukan pajak

terutang. Persediaan dan Harga pokok penjualan dihitung secara periodik,

dalam perpajakan dapat dihitung dengan menggunakan dua metode yaitu

(1) metode FIFO dan metode (2) average. Ketika menghitung Harga pokok

penjualan mengunakan metode FIFO maupun Average dapat mempengaruhi

berapa besar Pajak Terutang yang harus dibayar, dengan adanya kedua

metode tersebut dapat dilihat manakah yang dapat mengefisiensi dalam

pembayaran Pajak Terutang dalam perusahaan.


27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memfokuskan pembahasan dalam penelitian ini agar tidak meluas

dan tercapai sesuai sasaran, maka ruang lingkup dalam penelitian hanya

mencakup Penilaian Persediaan pada Harga Pokok Penjualan untuk

menentukan Pajak Terutang pada UD. Sari Pangan Sentosa.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di UD. Sari Pangan Sentosa yang

beralamat di Jalan Kalianyar Wetan Gang V No.25 Surabaya. Alasan peneliti

memilih perusahaan ini sebagai objek penelitian adalah :

1. UD. Sari Pangan sentosa belum melakukan perhitungan persediaan

mengunakan metode Average (rata-rata tertimbang).

2. Pihak manager bersifat terbuka, sehingga memudahkan peneliti untuk

memperoleh data yang digunakan dalam penelitian.

3.3 Data dan Teknik Pengumpulan

3.3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

tersebut berupa sejarah singkat perusahaan, lokasi perusahaan, visi dan misi,

tujuan perusahaan, struktur organisasi, informasi mengenai kegiatan

operasional perusahaan dalam kegiatan perhitungan pembelian penjualan


28

persediaan, perhitungan pajak, laporan persediaan barang akhir periode 2018,

laporan laba rugi periode 2018.

3.3.2 Jenis Data

1. Data kualitatif

Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejarah

singkat perusahaan, lokasi perusahaan, visi dan misi, tujuan perusahaan,

struktur organisasi, informasi mengenai kegiatan operasional perusahaan

dalam kegiatan perhitungan pembelian penjualan persediaan dan perhitungan

pajak.

2. Data kuantitatif

Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan

penjualan dan pembelian persediaan, laporan persediaan barang akhir,

laporan laba rugi pada UD. Sari pangan sentosa Surabaya periode 2018.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung

dengan bagian pimpinan untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan

operasional perusahaan dalam kegiatan perhitungan pembelian penjualan

persediaan dan peritungan pajak .


29

2. Dokumentasi

Data yang diperoleh dari dokumentasi adalah sejarah singkat perusahaan,

lokasi perusahaan, visi dan misi, tujuan perusahaan, struktur organisasi,

laporan persediaan barang akhir periode 2018, laporan pembelian dan

penjualan barang periode 2018, laporan laba rugi periode 2018.

3.4 Identifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Persediaan

2. Harga Pokok Penjualan

3. Pajak Terutang

3.5 Definisi Operasional Variabel

Berikut merupakan definisi dari variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini :

1. Persediaan

Persediaan adalah barang yang dimiliki perusahaan yang dijual dalam

suatu periode yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan.

2. Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan adalah jumlah harga barang-barang yang dijual

selama periode akuntansi yang bersangkutan.

3. Pajak Terutang

Pajak Terutang adalah pajak pajak yang harus dibayarkan pada saat

tertentu dalam Masa Pajak, Tahun Pajak, Atau Bagian Tahun Pajak, sesuai

dengan ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan.


30

3.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif, yaitu analisis berdasarkan data-data berbentuk angka

yang diperoleh dalam penelitian, yang kemudian diolah dan dianalisis yang

menekankan analisisnya pada data numerik, kemudian mendeskripsikanya.

untuk menjelaskan gambaran mengenai objek yang diteliti. Berikut adalah

langkah-langkahnya :

1. Melakukan perhitungan persediaan akhir mengunakan metode FIFO

dengan cara sebagai berikut :

Tabel 3.1
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok per unit Total harga pokok (Rp)
(RP)
27 November xxx xxx xxx
24 Agustus xxx xxx xxx
Jumlah xxx xxx
Sumber : Jusup, (2011:426)

2. Melakukan perhitungan persediaan mengunakan metode Average

dengan cara sebagai berikut :

Tabel 3.1
Persediaan akhir
Total harga pokok (Rp) Jumlah unit Rata-rata tertimbang
per unit (Rp)
xxx xxx xxx
Rata-rata tertimbang per Total harga pokok
Persediaan akhir unit (Rp) (Rp)
xxx xxx xxx
Sumber : Jusup (201:429)
31

3. Melakukan perhitungan harga pokok penjualan mengunakan metode

FIFO dengan cara sebagai berikut :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp xxx


Persediaan akhir Rp (xxx)
Harga pokok penjualan Rp xxx
Jusup, (2011 :429)

4. Melakukan perhitungan harga pokok penjualan mengunakan metode

Average dengan cara sebagai berikut :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp xxx


Persediaan akhir Rp (xxx)
Harga pokok penjualan Rp xxx
Jusup,(2011 :429)

5. Melakukan perhitungan Pajak Terutang atas harga pokok penjualan metode

FIFO dengan cara sebagai berikut :

Peredaran bruto Rp xxx


Harga pokok penjualan (FIFO) (RP xxx)
Laba bruto Rp xxx
Biaya-biaya (Rp xxx)
Penghasilan neto komersial Rp xxx
Dikurangi koreksi :
- Positif Rp xxx
- Negatif Rp xxx
Total koreksi (Rp xxx)
Penghasilan neto fiskal Rp xxx
Penghasilan tidak kena pajak (Rp xxx)
Penghasilan kena pajak Rp xxx

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Penghasilan kena Pajak = Rp xxx


IKPI,(2019 : 23)

5. Melakukan perhitungan Pajak Terutang atas harga pokok penjualan

metode Average dengan cara sebagai berikut :


32

Peredaran bruto Rp xxx


Harga pokok penjualan (Average) (RP xxx)
Laba bruto Rp xxx
Biaya-biaya (Rp xxx)
Penghasilan neto komersial Rp xxx
Dikurangi koreksi :
- Positif Rp xxx
- Negatif Rp xxx
Total koreksi (Rp xxx)
Penghasilan neto fiskal Rp xxx
Penghasilan tidak kena pajak (Rp xxx)
Penghasilan kena pajak Rp xxx

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Penghasilan kena Pajak = Rp xxx


IKPI,(2019 : 23)

7. Membandingkan hasil dari perhitungan Pajak Terutang dengan metode

FIFO dan Average.

8. Analisis hasil perbandingan perhitungan Pajak terutang atas metode FIFO

dan Average.
33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Perusahaan

UD. Sari Pangan Sentosa merupakan perusahaan distributor yang

bergerak dalam bidang pangan yakni produk makanan ringan, minuman

kemasan, tepung, dan bumbu dapur. UD. Sari Pangan Sentosa didirikan pada

tahun 2015 oleh Suharto. Selama ini perusahaan masih berbadan usaha milik

pribadi yang bergerak dalam sektor distributor pangan. Selama menjalankan

usahanya UD. Sari Pangan Sentosa telah bekerja sama dengan perusahaan

lain, untuk menunjang kelancaran perusahaan. Adapun pengalaman selama

menjalankan usaha perdagangan dalam distributor UD. Sari Pangan Sentosa

telah bekerja sama dengan beberapa suplier diantaranya :

1. PT. Swasembada produk minuman Frutang kemasan gelas

2. PT. Sinde Budi Sentosa produk minuman Larutan cap Kaki Tiga

kemasan botol 500ml

3. PT. Siantar Top produk Frech Fries 2000, Mie Gemez Enak, Twisco

4. PT. Jiko produk bumbu Miwon kemasan 1kg

5. PT. Mayora produk minuman Teh Pucuk Harum kemasan botol 350ml

6. PT. Boga Sari produk tepung Pirana kemasan 1kg, Segi tiga kemasan 1kg

7. PT. Bangun Anugrah Persada produk wafer Fenesia kemasan 330gr

8. PT. Panen Utama Jaya produk minuman Teh Segar 360ml

9. PT AJE Indonesia produk minuman Big Cola kemasan botol 535ml


34

10. PT. Kaldu Nabati Sari produk Wafer Nabati kemasan 330gr

Produk yang sudah dijual UD. Sari Pangan Sentosa saat ini berjumlah

sebanyak 13 produk, dalam menjalankan usahanya UD. Sari Pangan Sentosa

telah memiliki pegawai dengan jumlah sebanyak 27 0rang yang terbagi atas

divisi sesuai bagian pekerjaan masing-masing. Dalam setiap penjualan UD.

Sari Pangan Sentosa hanya menjual produk dengan hitungan pembelian per

1 unit dus dan tidak menerima pembelian secara ecer. Wilayah pemasaran

dan penjualan barang meliputi daerah Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan

sekitarnya.

4.1.2 Lokasi Perusahaan

UD. Sari Pangan Sentosa beralamatkan di Jl. Kalianyar Wetan

gang V No. 25 Surabaya. Pemilihan lokasi tersebut didasrkan atas pengaruh

letak dan lokasi yang strategis dalam setiap melakukan kegiatan usaha dan

untuk kelancaran setiap kegiatan operasioanl.

4.1.3 Visi Perusahaan

Menjadi penyedia produk bahan pangan yang berkualitas yang dapat

bersaing di pasar dan juga dapat mengembangkan usaha dengan baik.

4.1.4 Misi Perusahaan

1. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan

mengutamakan produk yang berkualitas.

2. Menjalin kerja sama yang erat dengan pemasok dengan itikad baik dan

saling menguntungkan.
35

3. Bersama dengan rekan bisnis untuk saling bekerja sama yang

menguntungkan dalam membangun industi pangan.

4. Menjalin hubungan yang baik dengan warga sekitar dan bertanggung jawab

dalam menjalankan usaha di lingkungan masyarakat sekitar.

4.1.5 Tujuan Perusahaan

1. Memperoleh suatu keuntungan dan pendapatan dari usaha yang di dirikan

untuk mensejahterakan pemilik dan tenaga kerja.

2. Memperoleh kepercayaan yang optimal dari konsumen, sehingga dengan

adanya kepercayaan yang diberikan diharapkan usaha yang telah di jalankan

dapat lebih berkembang.

4.1.6 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan suatu susunan yang menggambarkan

hubungan antar bagian atau posisi dalam suatu organisasi atau perusahaan

untuk menjalankan kegiatan operasional dalam upaya pencapaian suatu

tujuan. Untuk dapat melihat dengan jelas struktur organisasi dalam

perusahaan, biasanya digambarkan dalam bentuk bagan organisasi yang

menjelaskan hubungan aktivitas dalam fungsi yang dibatasi. Berikut struktur

organisasi UD. Sari Pangan Sentosa :


36

Bagan 4.1
Struktur organisasi UD. Sari Pangan Sentosa

Owner

Operational Managaer (OM)

Kepala
Admin Pajak Supervisior Gudang Kepala
Delivery

Admin Admin Admin Admin


Pembelian Penjualan Piutang Lain-lain

Sales Taking Sales security Driver


Order (TO) Motoris

Office boy Helper

Sumber : UD. Sari Pangan Sentosa

Tugas dan tanggung jawab struktur organisasi dapat dipaparkan sebagai

berikut:

1. Owner (Pemilik)

Pemilik memiliki tugas sebagai berikut:


37

a. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi

perusahaan.

b. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan.

c. Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk juga

keuntungan perusahaan.

d. Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan dan

pembelanjaan kekayaan perusahaan.

2. Operation Manager

Memiliki tugas sebagai berikut :

a. Mengelola dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan.

b. Memangkas habis biaya-biaya operasi yang sama sekali tidak

menguntungkan perusahaan.

c. Mengawasi tata letak operasional, persediaan dan distribusi barang.

d. Membuat atau merencanakan pengembangan operasi dalam jangka pendek

maupun panjang.

e. Meningkatkan sistem operasional, proses dan kebijakan dalam mendukung

visi dan misi perusahaan.

f. Melakukan pencairan cek untuk biaya agen, pengaturan anggaran dan

mengelola biaya.

3. Kepala Admin

Tugas kepala administrasi diantaranya sebagai berikut:

a. Mengatur staff bawahan diantaranya admin penjualan, admin pembelian,

admin piutang, admin lain-lain.


38

b. Merencanakan persiapan kegiatan pekerjaannya sedemikian rupa sehingga

penerimaan data, laporan dan informasi dari seluruh bagian terkordinasi

dengan baik dan cepat untuk menghasilkan laporan yang tepat waktu dan

relevan.

c. Melaksanakan semua sistem dan prosedur administrasi keuangan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan perusahaan.

d. Mengawasi semua data dan informasi yang diperoleh dan telah dicatat

dengan cara yang benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Admin pembelian

Admin pembelian bertugas melakukan pembelian dan bertanggung jawab atas

seluruh kebutuhan perusahaan untuk membantu dan memenuhi kegiatan

operasional.

5. Admin penjualan

Admin penjualan bertugas melakukan pengawasan atas semua kegiatan

penjualan

6. Admin piutang

Admin piutang bertanggung jawab dalam mengadministrasikan dokumen-

dokumen pejualan dan penagihan kepada pelangan serta mengontrol kapan

jatuh tempo penagihan serta mengecek apakah uang sudah diterima oleh

bagian kasir.
39

7. Admin lain-lain

Admin lain-lain melakukan kegiatan pelayanan kantor dan penyediaan

pelayanan administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk

mendukung kelancaran operasional.

8. Pajak

Tugas bagian pajak diantaranya sebagai berikut:

Membuat rekonsiliasipajak, menyusun dan melakukan pelaporan pajak...

9. Supervisor

Supervisor bertanggung jawab mengatur staf bawahan. Sebagai jembatan

antara manajer dan staf pelaksana.

10. Sales taking order

Sales taking order bertanggung jawab untuk melakukan penjualan setingi-

tingginya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.

11. Sales motoris

Sales motoris bertugas mendistribusikan dan menjual produk ke toko

langsung untuk mencapai target yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

12. Gudang atau kepala gudang

Bertugas merencanakan, mengkoordinasi, mengontrol dan mengevaluasi

semua kegiatan penerimaan, penyimpanan dan persediaan stok barang yang

akan didistribusikan.

13 Helper kiriman

Helper kiriman bertugas membantu dan mempersiapkan barang untuk

ketempat tujuan.
40

14. Kepala delivery

Kepala delivery bertanggug jawab dalam pengaturan arus pengiriman barang

serta mengatur strategi pengiriman barang agar dapat terlaksana secara efektif,

efisien dan tepat waktu. Mengkoordinasi agen atau rekanan untuk memastikan

barang terkirim tepat dan baik

15. Driver

Driver bertanggung jawab terhadap kendaraan milik kantor selama pemakaian

sehari-hari dan perawatan kendaraan setiap kali diperlukan.

12. Security (keamanan)


Tugas security diantaranya sebagai berikut:

a. Ramah dan sabar terhadap orang, dimana selalu menyapa, memberi salam

dan pelayanan kepada setiap tamu dengan menanyakan keperluan dan apa

perlu bantuannya.

b. Tegas dan menyampaikan teguran dengan baik pada saat orang melakukan

kesalahan dan pelanggaran aturan dilingkungan tempat tugas untuk menjaga

keamanan.

13. Office boy

Tugas office boy diantaranya sebagai berikut:

Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian kantor dan sekitarnya.

4.1.7 Laporan Pembelian dan Penjualan Persediaan UD. Sari Pangan

Sentosa Periode 2018

Laporan pembelian dan penjualan persediaan disajikan sebagai berikut :


41

Tabel 4.1
Laporan pembelian dan penjualan persediaan produk Frutang
2018

Pembelian
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total harga
Unit (Rp) Pokok (Rp)
Persediaan
01-Jan awal 900 18.000 16.200.000
12-Jan Pembelian 1.500 17.800 26.700.000
15-Feb Pembelian 1.800 18.000 32.400.000
13-Mar Pembeliaan 2.000 18.200 36.400.000
16-Apr Pembeliaan 1.900 18.200 34.580.000
11-Mei Pembeliaan 1.800 17.800 32.040.000
10-Jun Pembeliaan 1.700 17.800 30.260.000
15-Jul Pembeliaan 1.900 18.000 34.200.000
17-Agt Pembeliaan 2.100 18.200 38.220.000
11-Sep Pembeliaan 1.950 17.800 34.710.000
13-Okt Pembeliaan 1.743 18.200 31.722.600
10-Nov Pembeliaan 1.670 18.000 30.060.000
15-Des Pembelian 1.578 18.200 28.719.600
22.54
Jumlah 1 406.212.200
Penjualan
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total Harga
Unit (Rp) Pokok (Rp)
31-Jan Penjualan 1.600 19.000 9.500.000
28-Feb Penjualan 1.750 19.000 10.450.000
31-Mar Penjualan 1.900 19.000 9.500.000
30-Apr Penjualan 1.800 19.000 11.400.000
31-Mei Penjualan 1.850 19.000 11.400.000
30-Jun Penjualan 1.800 19.000 8.740.000
31-Jul Penjualan 1.850 19.000 11.020.000
31-Agt Penjualan 1.800 19.000 7.980.000
30-Sep Penjualan 1.700 19.000 6.650.000
31-Okt Penjualan 2.000 19.000 8.550.000
30-Nov Penjualan 2.100 19.000 9.310.000
31-Des Penjualan 1.900 19.000 9.500.000
Jumlah 22.05 114.000.000
0
Sumber : UD. Sari Pangan Sentosa
42

Tabel 4.2
Laporan pembelian dan penjualan persediaan produk Larutan cap kaki tiga
2018

Pembelian
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total Harga Pokok
unit (Rp) (Rp)
persediaan
01-Jan awal 500 125.000 62.500.000
10-Jan Pembelian 740 123.500 91.390.000
12-Feb Pembelian 800 123.000 98.400.000
17-Mar Pembeliaan 855 125.000 106.875.000
11-Apr Pembeliaan 897 125.000 112.125.000
16-Mei Pembeliaan 945 123.000 116.235.000
12-Jun Pembeliaan 932 125.000 116.500.000
14-Jul Pembeliaan 900 123.500 111.150.000
12-Agt Pembeliaan 887 125.000 110.875.000
10-Sep Pembeliaan 850 125.000 106.250.000
14-Okt Pembeliaan 800 123.500 98.800.000
12-Nov Pembeliaan 770 125.000 96.250.000
10-Des Pembelian 800 123.500 98.800.000
Jumlah 10.676 1.326.150.000
Penjualan
Tanggal Keterangan Unit Harga Peroleha Harga Pokok (Rp)
per Unit (Rp)
31-Jan Penjualan 751 130.000 97.630.000
28-Feb Penjualan 798 130.000 103.740.000
31-Mar Penjualan 829 130.000 107.770.000
30-Apr Penjualan 800 130.000 104.000.000
31-Mei Penjualan 867 130.000 112.710.000
30-Jun Penjualan 834 130.000 108.420.000
31-Jul Penjualan 855 130.000 111.150.000
31-Agt Penjualan 868 130.000 112.840.000
30-Sep Penjualan 843 130.000 109.590.000
31-Okt Penjualan 865 130.000 112.450.000
30-Nov Penjualan 836 130.000 108.680.000
31-Des Penjualan 864 130.000 112.320.000
Jumlah 10.010 1.301.300.000
Sumber: UD. Sari Pangan Sentosa

Tabel 4.3
43

Laporan pembelian dan penjualan persediaan produk Frech Fries 2000

Pembelian
Harga pokok per Total harga
Tanggal Keterangan Unit
unit (Rp) Pokok (Rp)
01-Jan persediaan awal 890 35.000 11.050.000
09-Jan Pembelian 1.000 34.000 16.500.000
07-Feb Pembelian 1.200 35.000 15.980.000
12-Mar Pembeliaan 1.300 34.000 20.480.000
10-Apr Pembeliaan 1.400 35.000 16.150.000
19-Mei Pembeliaan 1.600 34.000 18.240.000
15-Jun Pembeliaan 1.340 35.000 12.240.000
11-Jul Pembeliaan 1.500 34.000 16.500.000
18-Agt Pembeliaan 1.600 35.000 13.600.000
12-Sep Pembeliaan 1.700 35.000 17.920.000
13-Okt Pembeliaan 1.800 35.000 16.320.000
08-Nov Pembeliaan 1.900 34.000 15.300.000
17-Des Pembelian 2.000 35.000 12.750.000
Jumlah 19.230 203.030.000
Penjualan
Harga Peroleha Harga Pokok
Tanggal Keterangan Unit
per Unit (Rp) (Rp)
31-Jan Penjualan 1.500 37.000 15.750.000
28-Feb Penjualan 1.100 37.000 16.100.000
31-Mar Penjualan 1.300 37.000 16.660.000
30-Apr Penjualan 1.500 37.000 17.115.000
31-Mei Penjualan 1.600 37.000 16.695.000
30-Jun Penjualan 1.750 37.000 17.325.000
31-Jul Penjualan 1.800 37.000 19.250.000
31-Agt Penjualan 1.870 37.000 18.900.000
30-Sep Penjualan 1.800 37.000 17.325.000
31-Okt Penjualan 1.600 37.000 17.605.000
30-Nov Penjualan 1.300 37.000 16.800.000
31-Des Penjualan 1.400 37.000 16.975.000
Jumlah 18.520 206.500.000
Sumber: UD. Sari Pangan Sentosa

Tabel 4.4
Laporan pembelian dan penjualan persediaan produk Mie Gemez Enak
44

2018

Pembelian
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total harga pokok
unit (Rp) (Rp)
Persediaan
01-Jan awal 500 51.000 25.500.000
12-Jan Pembelian 1.900 49.000 93.100.000
09-Feb Pembelian 1.500 51.000 76.500.000
Pembeliaa
08-Mar n 1.800 51.000 91.800.000
Pembeliaa
13-Apr n 1.300 51.000 66.300.000
Pembeliaa
20-Mei n 1.500 51.000 76.500.000
Pembeliaa
17-Jun n 1.400 50.000 70.000.000
Pembeliaa
11-Jul n 1.600 51.000 81.600.000
10-Agt pembeliaan 1.576 49.000 77.224.000
06-Sep pembeliaan 1.800 51.000 91.800.000
Pembeliaa
13-Okt n 1.600 51.000 81.600.000
Pembeliaa
11-Nov n 1.700 51.000 86.700.000
06-Des Pembelian 2.000 50.000 100.000.000
Jumlah 20.176 1.018.624.000
Penjualan
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total harga pokok
unit (Rp) (Rp)
31-Jan Penjualan 1.200 53.000 63.600.000
28-Feb Penjualan 1.578 53.000 83.634.000
31-Mar Penjualan 1.455 53.000 77.115.000
30-Apr Penjualan 1.400 53.000 74.200.000
31-Mei Penjualan 1.550 53.000 82.150.000
30-Jun Penjualan 1.700 53.000 90.100.000
31-Jul Penjualan 1.750 53.000 92.750.000
31-Agt Penjualan 1.870 53.000 99.110.000
30-Sep Penjualan 1.900 53.000 100.700.000
31-Okt Penjualan 1.800 53.000 95.400.000
30-Nov Penjualan 1.700 53.000 90.100.000
31-Des Penjualan 1.500 53.000 79.500.000
Jumlah 19.403 1.028.359.000
45

Sumber: UD. Sari Pangan Sentosa

Tabel 4.5
Laporan pembelian dan penjualan persediaan produk Twisco
2018

Pembelian
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total harga
unit (Rp) Pokok (Rp)
Persediaan
01-Jan awal 800 31.000 24.800.000
09-Jan Pembelian 1.000 30.000 30.000.000
12-Feb Pembelian 1.200 31.000 37.200.000
15-Mar Pembeliaan 1.500 29.000 43.500.000
11-Apr Pembeliaan 1.800 31.000 55.800.000
10-Mei Pembeliaan 2.000 29.000 58.000.000
13-Jun Pembeliaan 2.200 29.000 63.800.000
17-Jul Pembeliaan 2.234 30.000 67.020.000
20-Agt Pembeliaan 2.300 31.000 71.300.000
14-Sep Pembeliaan 2.400 31.000 74.400.000
11-Okt Pembeliaan 2.100 30.000 63.000.000
09-Nov Pembeliaan 2.000 31.000 62.000.000
12-Des Pembelian 1.800 30.000 54.000.000
Jumlah 23.334 704.820.000
Penjualan
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total harga
unit (Rp) pokok (Rp)
31-Jan Penjualan 1.550 33.000 51.150.000
28-Feb Penjualan 1.600 33.000 52.800.000
31-Mar Penjualan 1.800 33.000 59.400.000
30-Apr Penjualan 1.700 33.000 56.100.000
31-Mei Penjualan 1.700 33.000 56.100.000
30-Jun Penjualan 1.900 33.000 62.700.000
31-Jul Penjualan 2.000 33.000 66.000.000
31-Agt Penjualan 2.220 33.000 73.260.000
30-Sep Penjualan 2.170 33.000 71.610.000
31-Okt Penjualan 2.000 33.000 66.000.000
30-Nov Penjualan 1.900 33.000 62.700.000
31-Des Penjualan 2.000 33.000 66.000.000
Jumlah 22.540 743.820.000
Sumber : UD. Sari Pangan Sentosa
46

Tabel 4.6
Laporan pembelian dan penjualan persediaan produk Miwon
2018

Pembelian
Tangga

l Keterangan Unit Harga pokok per Jumlah harga


unit (Rp) pokok (Rp)
Persediaan
01-Jan awal 150 396.000 59.400.000
09-Jan Pembelian 200 396.000 79.200.000
14-Feb Pembelian 230 396.000 91.080.000
08-Mar Pembeliaan 250 396.000 99.000.000
10-Apr Pembeliaan 280 396.000 110.880.000
12-Mei Pembeliaan 310 396.000 122.760.000
15-Jun Pembeliaan 350 396.000 138.600.000
14-Jul Pembeliaan 360 396.000 142.560.000
17-Agt Pembeliaan 345 396.000 136.620.000
12-Sep Pembeliaan 320 396.000 126.720.000
10-Okt Pembeliaan 300 396.000 118.800.000
11-Nov Pembeliaan 322 396.000 127.512.000
13-Des Pembelian 340 396.000 134.640.000
Jumlah 3.757 1.487.772.000
Penjualan
Tangga Keterangan Unit Harga pokok per Total harga pokok
l unit (Rp) (Rp)
31-Jan Penjualan 129 397.000 51.213.000
28-Feb Penjualan 140 397.000 55.580.000
31-Mar Penjualan 180 397.000 71.460.000
30-Apr Penjualan 200 397.000 79.400.000
31-Mei Penjualan 232 397.000 92.104.000
30-Jun Penjualan 260 397.000 103.220.000
31-Jul Penjualan 300 397.000 119.100.000
31-Agt Penjualan 324 397.000 128.628.000
30-Sep Penjualan 350 397.000 138.950.000
31-Okt Penjualan 331 397.000 131.407.000
30-Nov Penjualan 296 397.000 117.512.000
31-Des Penjualan 280 397.000 111.160.000
Jumlah 3.022 1.199.734.000
Sumber : UD. Sari Pangan Sentosa
47

Tabel 4.7
Laporan pembelian dan penjualan persediaan produk
Tebung Pirana 2018

Pembelian
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Jumlah harga
unit (Rp) pokok (Rp)
Persediaan
01-Jan awal 400 107.000 42.800.000
08-Jan Pembelian 800 103.000 82.400.000
10-Feb Pembelian 1.200 103.000 123.600.000
15-Mar Pembeliaan 1.500 103.000 154.500.000
09-Apr Pembeliaan 1.700 107.000 181.900.000
12-Mei Pembeliaan 1.900 103.000 195.700.000
17-Jun Pembeliaan 2.100 107.000 224.700.000
12-Jul Pembeliaan 2.200 103.000 226.600.000
13-Agt Pembeliaan 2.300 105.000 241.500.000
08-Sep Pembeliaan 2.250 107.000 240.750.000
12-Okt Pembeliaan 2.150 103.000 221.450.000
10-Nov Pembeliaan 2.000 107.000 214.000.000
15-Des Pembelian 2.200 103.000 226.600.000
Jumlah 22.700 2.376.500.000
Penjualan
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total harga pokok
unit
31-Jan Penjualan 1.000 109.000 109.000.000
28-Feb Penjualan 1.260 109.000 137.340.000
31-Mar Penjualan 1.500 109.000 163.500.000
30-Apr Penjualan 1.679 109.000 183.011.000
31-Mei Penjualan 1.780 109.000 194.020.000
30-Jun Penjualan 1.890 109.000 206.010.000
31-Jul Penjualan 1.789 109.000 195.001.000
31-Agt Penjualan 1.900 109.000 207.100.000
30-Sep Penjualan 2.010 109.000 219.090.000
31-Okt Penjualan 2.340 109.000 255.060.000
30-Nov Penjualan 2.400 109.000 261.600.000
31-Des Penjualan 2.230 109.000 243.070.000
Jumlah 21.778 2.373.802.000
Sumber : UD. Sari Pangan Sentosa
48

Tabel 4.8
Laporan pembelian dan penjualan persediaan produk Tebung Segi Tiga
2018

Pembelian
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total harga
unit (Rp) pokok (Rp)
Persediaan
01-Jan awal 600 109.500 65.700.000
06-Jan Pembelian 700 108.000 75.600.000
10-Feb Pembelian 900 108.000 97.200.000
15-Mar Pembeliaan 1.000 108.000 108.000.000
11-Apr Pembeliaan 1.200 109.500 131.400.000
13-Mei Pembeliaan 1.250 108.000 135.000.000
16-Jun Pembeliaan 1.000 109.000 109.000.000
18-Jul Pembeliaan 1.100 108.000 118.800.000
23-Agt Pembeliaan 900 109.500 98.550.000
19-Sep Pembeliaan 1.000 109.500 109.500.000
15-Okt Pembeliaan 950 109.000 103.550.000
12-Nov Pembeliaan 1.150 109.500 125.925.000
08-Des Pembelian 945 109.000 103.005.000
Jumlah 12.695 1.381.230.000
Penjualan
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total harga
unit (Rp) pokok (Rp)
31-Jan Penjualan 700 111.000 77.700.000
28-Feb Penjualan 800 111.000 88.800.000
31-Mar Penjualan 820 111.000 91.020.000
30-Apr Penjualan 850 111.000 94.350.000
31-Mei Penjualan 965 111.000 107.115.000
30-Jun Penjualan 980 111.000 108.780.000
31-Jul Penjualan 1.000 111.000 111.000.000
31-Agt Penjualan 998 111.000 110.778.000
30-Sep Penjualan 1.109 111.000 123.099.000
31-Okt Penjualan 1.100 111.000 122.100.000
30-Nov Penjualan 1.250 111.000 138.750.000
31-Des Penjualan 1.200 111.000 133.200.000
Jumlah 11.772 1.306.692.000
Sumber : UD. Sari Pangan Sentosa

Tabel 4.9
49

Laporan pembelian dan penjualan persediaan produk minuman


Teh Pucuk Harum 2018

Pembelian
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total harga
unit (Rp) perolehan (Rp)
Persediaan
01-Jan awal 867 50.000 43.350.000
11-Jan Pembelian 1.000 50.000 50.000.000
09-Feb Pembelian 1.300 49.000 63.700.000
15-Mar Pembeliaan 1.200 50.000 60.000.000
12-Apr Pembeliaan 1.320 50.000 66.000.000
16-Mei Pembeliaan 1.400 49.000 68.600.000
11-Jun Pembeliaan 1.499 50.000 74.950.000
13-Jul Pembeliaan 1.550 49.000 75.950.000
12-Agt Pembeliaan 1.600 50.000 80.000.000
14-Sep Pembeliaan 1.400 50.000 70.000.000
12-Okt Pembeliaan 1.100 49.000 53.900.000
08-Nov pembeliaan 1.250 50.000 62.500.000
10-Des Pembelian 1.150 49.000 56.350.000
16.63
Jumlah 6 825.300.000
Penjualan
Tanggal Keterangan Unit Harga perolehan Harga pokok (Rp)
per unit (Rp)
31-Jan Penjualan 1.200 63.000 75.600.000
28-Feb Penjualan 1.332 63.000 83.916.000
31-Mar Penjualan 1.250 63.000 78.750.000
30-Apr Penjualan 1.150 63.000 72.450.000
31-Mei Penjualan 1.400 63.000 88.200.000
30-Jun Penjualan 1.450 63.000 91.350.000
31-Jul Penjualan 1.550 63.000 97.650.000
31-Agt Penjualan 1.200 63.000 75.600.000
30-Sep Penjualan 1.320 63.000 83.160.000
31-Okt Penjualan 1.200 63.000 75.600.000
30-Nov Penjualan 1.234 63.000 77.742.000
31-Des Penjualan 1.400 63.000 88.200.000
Jumlah 15.68 988.218.000
6
Sumber : UD. Sari Pangan Sentosa
50

Tabel 4.10
Laporan pembelian dan penjualan persediaan produk Wafer Fenesia
2018
Pembelian
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total harga pokok
unit (Rp) (Rp)
01-Jan persediaan awal 580 160.000 92.800.000
10-Jan Pembelian 700 160.000 112.000.000
08-Feb Pembelian 900 159.000 143.100.000
11-Mar Pembeliaan 1.000 160.000 160.000.000
12-Apr Pembeliaan 1.100 160.000 176.000.000
15-Mei Pembeliaan 900 159.000 143.100.000
13-Jun Pembeliaan 950 160.000 152.000.000
11-Jul Pembeliaan 800 159.000 127.200.000
12-Agt Pembeliaan 850 160.000 136.000.000
15-Sep Pembeliaan 700 160.000 112.000.000
12-Okt Pembeliaan 750 160.000 120.000.000
11-Nov Pembeliaan 900 159.000 143.100.000
09-Des Pembelian 800 160.000 128.000.000
Jumlah 10.930 1.745.300.000
Penjualan
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total harga pokok
unit (Rp) (Rp)
31-Jan Penjualan 800 162.000 129.600.000
28-Feb Penjualan 900 162.000 145.800.000
31-Mar Penjualan 1.000 162.000 162.000.000
30-Apr Penjualan 1.050 162.000 170.100.000
31-Mei Penjualan 950 162.000 153.900.000
30-Jun Penjualan 900 162.000 145.800.000
31-Jul Penjualan 887 162.000 143.694.000
31-Agt Penjualan 800 162.000 129.600.000
30-Sep Penjualan 850 162.000 137.700.000
31-Okt Penjualan 700 162.000 113.400.000
30-Nov Penjualan 750 162.000 121.500.000
31-Des Penjualan 600 162.000 97.200.000
Jumlah 10.187 1.650.294.000
Sumber : UD. Sari Pangan Sentosa

Tabel 4.11
51

Laporan pembelian dan penjualan persediaan produk


minuman Teh Segar 2018
Pembelian
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total harga
unit (Rp) pokok (Rp)
Persediaan
01-Jan awal 780 65.000 50.700.000
08-Jan Pembelian 900 65.000 58.500.000
10-Feb Pembelian 1.000 65.000 65.000.000
11-Mar Pembeliaan 1.230 64.000 78.720.000
15-Apr Pembeliaan 1.300 64.000 83.200.000
17-Mei Pembeliaan 1.350 64.000 86.400.000
14-Jun Pembeliaan 1.200 64.000 76.800.000
11-Jul Pembeliaan 1.150 64.000 73.600.000
10-Agt Pembeliaan 1.289 64.000 82.496.000
08-Sep Pembeliaan 1.350 64.000 86.400.000
06-Okt Pembeliaan 1.500 64.000 96.000.000
08-Nov Pembeliaan 1.450 64.000 92.800.000
13-Des Pembelian 1.400 65.000 91.000.000
Jumlah 15.899 1.021.616.000
Penjualan
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Jumlah harga
unit (Rp) pokok (Rp)
31-Jan Penjualan 1.000 70.000 70.000.000
28-Feb Penjualan 1.100 70.000 77.000.000
31-Mar Penjualan 1.150 70.000 80.500.000
30-Apr Penjualan 1.000 70.000 70.000.000
31-Mei Penjualan 1.200 70.000 84.000.000
30-Jun Penjualan 1.250 70.000 87.500.000
31-Jul Penjualan 1.300 70.000 91.000.000
31-Agt Penjualan 1.240 70.000 86.800.000
30-Sep Penjualan 1.780 70.000 124.600.000
31-Okt Penjualan 1.300 70.000 91.000.000
30-Nov Penjualan 1.350 70.000 94.500.000
31-Des Penjualan 1.500 70.000 105.000.000
Jumlah 15.170 1.061.900.000
Sumber : UD. Sari Pangan Sentosa

Tabel 4.12
52

Laporan pembelian dan penjualan persediaan produk


minuman Big Cola 2018

Pembelian
Tangga

l Keterangan Unit Harga pokok per Total harga pokok


unit (Rp) (Rp)
Persediaan
01-Jan awal 870 35.000 30.450.000
06-Jan Pembelian 1000 35.000 35.000.000
08-Feb Pembelian 1300 35.000 45.500.000
11-Mar Pembeliaan 1150 34.000 39.100.000
13-Apr Pembeliaan 1000 34.000 34.000.000
10-Mei Pembeliaan 1167 34.000 39.678.000
09-Jun Pembeliaan 1200 34.000 40.800.000
07-Jul Pembeliaan 1340 34.000 45.560.000
11-Agt Pembeliaan 1400 34.000 47.600.000
10-Sep Pembeliaan 1600 34.000 54.400.000
08-Okt Pembeliaan 1670 34.000 56.780.000
10-Nov Pembeliaan 1730 34.000 58.820.000
14-Des Pembelian 1900 35.000 66.500.000
Jumlah 17.327 594.188.000
Penjualan
Tangga Keterangan Unit Harga pokok per Jumlah harga
l unit (Rp) pokok (Rp)
31-Jan Penjualan 1650 39.000 64.350.000
28-Feb Penjualan 1780 39.000 69.420.000
31-Mar Penjualan 1600 39.000 62.400.000
30-Apr Penjualan 1490 39.000 58.110.000
31-Mei Penjualan 1540 39.000 60.060.000
30-Jun Penjualan 1600 39.000 62.400.000
31-Jul Penjualan 1300 39.000 50.700.000
31-Agt Penjualan 1050 39.000 40.950.000
30-Sep Penjualan 1230 39.000 47.970.000
31-Okt Penjualan 1100 39.000 42.900.000
30-Nov Penjualan 1000 39.000 39.000.000
31-Des Penjualan 1205 39.000 46.255.000
Jumlah 16545 645.255.000
Sumber : UD. Sari Pangan Sentosa
53

Tabel 4.13
Laporan pembelian dan penjualan persediaan produk Wafer Nabati
2018
Pembelian
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Total harga
unit (Rp) pokok (Rp)
persediaan
01-Jan awal 500 160.000 80.000.000
07-Jan Pembelian 600 160.000 96.000.000
08-Feb Pembelian 689 160.000 110.240.000
10-Mar Pembeliaan 730 160.000 116.800.000
13-Apr Pembeliaan 800 159.000 127.200.000
09-Mei Pembeliaan 780 160.000 124.800.000
08-Jun Pembeliaan 745 160.000 119.200.000
10-Jul Pembeliaan 700 160.000 112.000.000
11-Agt Pembeliaan 720 160.000 115.200.000
12-Sep Pembeliaan 690 160.000 110.400.000
10-Okt Pembeliaan 700 160.000 112.000.000
07-Nov Pembeliaan 730 160.000 116.800.000
14-Des Pembelian 800 159.000 127.200.000
Jumlah 9.184 1.467.840.000
Penjualan
Tanggal Keterangan Unit Harga pokok per Jumlah harga
unit (Rp) pokok (Rp)
31-Jan Penjualan 700 165.000 115.500.000
28-Feb Penjualan 600 165.000 99.000.000
31-Mar Penjualan 670 165.000 110.550.000
30-Apr Penjualan 730 165.000 120.450.000
31-Mei Penjualan 770 165.000 127.050.000
30-Jun Penjualan 750 165.000 123.750.000
31-Jul Penjualan 600 165.000 99.000.000
31-Agt Penjualan 650 165.000 107.250.000
30-Sep Penjualan 690 165.000 113.850.000
31-Okt Penjualan 725 165.000 119.625.000
30-Nov Penjualan 780 165.000 128.700.000
31-Des Penjualan 789 165.000 130.185.000
Jumlah 8.454 1.394.910.000
Sumber : UD. Sari Pangan Sentosa
54

4.1.8 Laporan Persediaan barang akhir UD. Sari Pangan Sentosa

Surabaya Periode 2018

Tabel 4.15
Laporan persediaan akhir
2018

Tanggal Nama produk Unit


31 Des Frutang 491
31 Des Larutan cap kaki tiga 666
31 Des Frech fries 2000 710
31 Des Mie gemez enak 773
31 Des Twisco 794
31 Des Miwon 735
31 Des Tepung Pirana 922
31 Des Tepung segi tiga 923
31 Des Teh pucuk harum 950
31 Des Wafer Fenesia 743
31 Des Teh Segar 729
31 Des Big Cola 782
31 Des Wafer Nabati 730
Sumber : UD. Sari Pangan Sentosa

4.1.9 Laporan Laba Rugi UD. Sari Pangan Sentosa Surabaya

Periode 2018

Tabel 4.15
Laporan Laba Rugi
2018
Keterangan Menurut Komersial Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Penjualan Rp. 14.319.734.000 Rp.14.253.554.000
Harga pokok penjualan Rp. 13.303.564.000 Rp.13.303.564.000
Laba Kotor Rp. 1.016.170.000 Rp. 1.016.170.000
Beban operasi :
B. gaji karyawan Rp. 321.012.000 Rp. 11.250.109 Rp. 309.761.891
B. makan karyawan Rp. 24.543.000 Rp. 24.543.000
B. Peralatan kantor Rp. 6.100.910 Rp. 5.100.000 Rp. 1.000.910
B. Transportasi Rp. 36.445.032 Rp. 36.445.032
B. service Rp. 10.235.000 Rp. 918.897 Rp. 9.316.103
B.perawatan gudang Rp. 3.200.300 Rp. 3.200.300
B. Penyusutan gedung Rp. 12.109.430 Rp. 4.584.103
B. Air, listril & telepon Rp. 21.654.000 Rp. 1.350.000 Rp. 20.304.000
55

Tabel 4.16
Lanjutan Laporan Laba Rugi
2018
Total beban operasi Rp. 435.299.672 Rp. 421.264.769
Laba rugi operasi Rp. 580.870.328 Rp. 594.905.231
Pendapatan lain diluar
usaha :
P. Bunga Rp. 7.975.715 Rp. 500.336 Rp. 7.475.379
P. Sewa gedung Rp. 23.000.000 Rp. 23.000.000
Total pendapatan diluar
usaha Rp. 30.975.715 Rp. 30.475.379
Laba bersih sebelum
pajak Rp. 611.846.043 Rp. 625.380.610
Sumber : UD. Sari Pangan Sentosa
4.2 Pembahasan

4.2.1 Perhitungan Persediaan Akhir Mengunakan Metode FIFO

1. Produk Frutang

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.17
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok per Total harga pokok (Rp)
unit (Rp)
15-Des 491 18.200 8.936.200
Sumber : Data diolah

2. Produk Larutan Cap Kaki Tiga

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.18
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok Total harga pokok (Rp)
per unit (Rp)
10-Des 666 123.500 82.251.000
Sumber : Data diolah
56

3. Produk Frech Fries 2000

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.19
Persediaan akhir
Tanggal Unit harga pokok per Total harga
unit (Rp) pokok (Rp)
17-Des 710 35.000 24.850.000
Sumber : Data diolah

4. Produk Mie Gemez Enak

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.20
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok per Total harga pokok
unit (Rp) (Rp)
6-Des 773 50.000 38.650.000
Sumber : Data diolah

5. Produk Twisco
Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.21
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok per unit Total harga pokok
(Rp) (Rp)
12-Des 794 30.000 23.820.000
Sumber : Data diolah

6. Produk Miwon
Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.6 sebagai berikut :
57

Tabel 4.22
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok per Total harga pokok
unit (Rp) (Rp)
13-Des 340 396.000 134.640.000
11-Nov 322 396.000 127.512.000
10-Okt 73 396.000 262.152.000
Jumlah 735 524.304.000
Sumber : Data diolah

7. Produk Tepung Pirana

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4.23
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok per Total harga
unit (Rp) pokok (Rp)
15-Des 922 103.000 94.966.000
Sumber : Data diolah

8. Produk Tepung Segi Tiga

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.8 sebagai berikut :

Tabel 4.24
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok per Total harga
unit (Rp) pokok (Rp)
08-Des 923 109.000 100.607.000
Sumber : Data diolah

9. Produk Teh Pucuk Harum

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.9 sebagai berikut :

Tabel 4.25
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok per unit Total harga pokok
(Rp) (Rp)
10-Des 950 49.000 46.550.000
58

Sumber : Data diolah


10. Produk Wafer Fenesia

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.10 sebagai berikut :

Tabel 4.26
Persediaan akhir
Tangga

l Unit Harga pokok per unit Total harga pokok (Rp)


(Rp)
9-Des 743 160.000 118.880.000
Sumber : Data diolah

11. Produk Teh Segar

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.27
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok per unit Total harga pokok
(Rp) (Rp)
13-Des 729 65.000 47.385.000
Sumber : Data diolah

1. Produk Big Cola

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.12 sebagai berikut :

Tabel 4.28
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok per Total harga pokok
unit (Rp) (Rp)
31-Des 782 35.000 27.370.000
Sumber : Data diolah

13. Produk Wafer Nabati

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.13 sebagai berikut :
59

Tabel 4.29
Persediaan akhir
Tanggal Unit Harga pokok per unit Total harga pokok (Rp)
(Rp)
14-Des 600 159.000 95.400.000
07-Nov 130 160.000 20.800.000
730 116.200.000
Sumber : Data diolah

4.2.3 Perhitungan Persediaan Akhir Mengunakan Metode Average

1. Produk minuman Frutang

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.30
Persediaan akhir
Total perolehan
barang tersedia dijual Jumlah unit Rata-rata tertimbang per
(Rp) unit (Rp)
406.212.200 22.541 18.021
Persediaan akhir
Unit Rata-rata tertimbang per Total harga pokok (Rp)
unit (Rp)
491 18.021 8.848.329
Sumber : Data diolah

1. Produk Larutan Cap Kaki Tiga

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.31
Persediaan akhir
Total perolehan barang Jumlah unit Rata-rata tertimbang
tersedia dijual (Rp) per unit (Rp)
1.326.150.000 10.676 124.218
Persediaan akhir :
Unit Rata-rata tertimbang Total harga pokok
per unit (Rp) (Rp)
60

666 124.218 82.729.103


Sumber : Data diolah

2. Produk makanan Frech Fries 2000


Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.32
Persediaan akhir
Total perolehan barang Jumlah unit Rata-rata tertimbang
tersedia dijual (Rp) per unit (Rp)
203.030.000 19.230 10.558
Persediaan akhir :
Unit Rata-rata tertimbang Total harga pokok
per unit (Rp) (Rp)
710 10.558 7.496.167
Sumber : Data diolah
4. Produk makanan Mie Gemez Enak

Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.33
Persediaan akhir
Total perolehan barang Jumlah unit Rata-rata tertimbang
tersedia dijual (Rp) per unit (Rp)
1.018.624.000 20.176 50.487
Persediaan akhir :
Unit Rata-rata tertimbang Total harga pokok
per unit (Rp) (Rp)
773 50.487 39.026.385

Sumber : Data diolah


5. Produk makanan Twisco
Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.34
Persediaan akhir
Total perolehan barang Jumlah unit Rata-rata tertimbang
tersedia dijual (Rp) per unit (Rp)
704.820.000 23.334 30.206
Persediaan akhir :
Unit Rata-rata tertimbang Total harga pokok (Rp)
61

per unit (Rp)


794 30.206 23.983.332
Sumber : Data diolah
6. Produk Miwon
Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.35
Persediaan akhir
Total perolehan barang Jumlah unit Rata-rata tertimbang
tersedia dijual (Rp) per unit (Rp)
1.487.772.000 3.757 396.000
Persediaan akhir :
Unit Rata-rata tertimbang Total harga pokok (Rp)
per unit (Rp)
735 396.000 291.060.000
Sumber : Data diolah
7. Produk Tepung Pirana
Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4.36
Persediaan akhir
Total perolehan barang Jumlah unit Rata-rata tertimbang
tersedia dijual (Rp) per unit (Rp)
2.376.500.000 22.700 104.692
Persediaan akhir :
Unit Rata-rata tertimbang Total harga pokok (Rp)
per unit (Rp)
922 104.692 96.252.683
Sumber : Data diolah
8. Produk Tepung Segi Tiga
Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.8 sebagai berikut :

Tabel 4.37
Persediaan akhir
Total perolehan barang Jumlah unit Rata-rata tertimbang
tersedia dijual (Rp) per unit (Rp)
1.381.230.000 12.695 108.801
Persediaan akhir :
Unit Rata-rata tertimbang Total harga pokok (Rp)
62

per unit (Rp)


923 108.801 100.423.418
Sumber : Data diolah

i. Produk Teh Pucuk Harum


Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.9 sebagai berikut :

Tabel 4.38
Persediaan akhir
Total harga perolehan
barang tersedia dijual Jumlah unit Rata-rata tertimbang
(Rp) per unit (Rp)
825.300.000 16.636 49.609
Persediaan akhir :
Unit Rata-rata tertimbang Total harga pokok (Rp)
per unit (Rp)
950 49.609 47.128.817
Sumber : Data diolah
10. Produk Wafer Fenesia
Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.10 sebagai berikut :

Tabel 4.39
Persediaan akhir
Total harga perolehan
barang tersedia dijual Jumlah unit Rata-rata tertimbang
(Rp) per unit (Rp)
1.745.300.000 10.930 159.680
Persediaan akhir :
Unit Rata-rata tertimbang Total harga pokok (Rp)
per unit (Rp)
743 159.680 118.642.077
Sumber : Data diolah
11. Produk Teh Segar
Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.11 sebagai berikut :
63

Tabel 4.40
Persediaan akhir
Total harga perolehan
barang tersedia dijual Jumlah unit Rata-rata tertimbang
(Rp) per unit (Rp)
1.021.616.000 15.899 64.257
Persediaan akhir :
Unit Rata-rata tertimbang Total harga pokok (Rp)
per unit (Rp)
729 64.257 46.843.076
Sumber : Data diolah
12. Produk Big Cola
Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.12 sebagai berikut :

Tabel 4.41
Persediaan akhir
Total harga perolehan Jumlah unit Rata-rata tertimbang
barang tersedia dijual (Rp) per unit (Rp)
594.188.000 17.327 34.293
Persediaan akhir :
Unit Rata-rata tertimbang Total harga pokok (Rp)
per unit (Rp)
782 34.293 26.816.819
Sumber : Data diolah
13. Produk Wafer Nabati
Perhitungan harga pokok persediaan akhir dari tabel 4.13 sebagai berikut :

Tabel 4.42
Persediaan akhir
Total harga perolehan
barang tersedia dijual Jumlah unit Rata-rata tertimbang
(Rp) per unit (Rp)
1.467.840.000 9.184 159.826
Persediaan akhir :
Unit Rata-rata tertimbang Total harga pokok (Rp)
per unit (Rp)
64

730 159.826 116.672.822


Sumber : Data diolah

4.2.4 Perhitungan Harga Pokok Penjualan Mengunakan Metode FIFO

1. Harga pokok penjualan Produk minuman Frutang :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 406.212.200


Persediaan akhir Rp.( 8.936.200)
Harga pokok penjualan Rp. 397.276.000

2. Harga pokok penjualan Produk minuman Larutan Cap Kaki Tiga :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 1.326.150.000


Persediaan akhir Rp. (82.500.000)
Harga pokok penjualan Rp. 1.243.650.000

3. Harga pokok penjualan Produk makanan Frech Fries 2000 :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 203.030.000


Persediaan akhir Rp. (24.850.000)
Harga pokok penjualan Rp. 178.180.000

4. Harga pokok penjualan Produk makanan Mie Gemez Enak:

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 1.018.624.000


Persediaan akhir Rp. (38.650.000)
Harga pokok penjualan Rp. 979.974.000

5. Harga pokok penjualan Produk makanan Twisco :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 704.820.000


Persediaan akhir Rp. (23.820.000)
Harga pokok penjualan Rp. 681.000.000

6. Harga pokok penjualan Produk mbumbu Miwon :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 1.487.772.000


Persediaan akhir Rp. (524.304.000)
Harga pokok penjualan Rp. 963.468.000

7. Harga pokok penjualan Produk Tepung Pirana :


65

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 2.376.500.000


Persediaan akhir Rp. (94.966.000)
Harga pokok penjualan Rp. 2.281.534.000

8. Harga pokok penjualan Produk Tepung Segitiga :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 1.381.230.000


Persediaan akhir Rp. (100.607.000)
Harga pokok penjualan Rp. 1.280.623.000

2. Harga pokok penjualan Produk minuman Teh Pucuk Harum :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 825.300.000


Persediaan akhir Rp. (46.550.000)
Harga pokok penjualan Rp. 778.750.000

3. Harga pokok penjualan produk makanan Wafer Fenesia :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 1.745.300.000


Persediaan akhir Rp. (118.880.000)
Harga pokok penjualan Rp. 1.626.420.000

4. Harga pokok penjualan produk minuman teh segar :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 1.021.616.000


Persediaan akhir Rp. (47.385.000)
Harga pokok penjualan Rp. 974.231.000

5. Harga pokok penjualan produk minuman Big Cola :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 594.188.000


Persediaan akhir Rp. (27.370.000)
Harga pokok penjualan Rp. 566.818.000

6. Harga pokok penjualan produk makanan Wafer Nabati :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 1.467.840.000


Persediaan akhir Rp. (116.200.000)
Harga pokok penjualan Rp. 1.352.640.000

4.2.5 Perhitungan Harga Pokok Penjualan mengunakan Metode

Average
66

1. Harga pokok penjualan Produk minuman Frutang :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 406.212.200


Persediaan akhir Rp.( 8.848.329)
Harga pokok penjualan Rp. 397.363.871

2. Harga pokok penjualan Produk minuman Larutan Cap Kaki Tiga :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 1.326.150.000


Persediaan akhir Rp. (82.729.103)
Harga pokok penjualan R.p 1.243.420.897

3. Harga pokok penjualan Produk makanan Frech Fries 2000 :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 203.030.000


Persediaan akhir Rp. (7.496.167)
Harga pokok penjualan Rp. 195.533.833

4. Harga pokok penjualan Produk makanan Mie Gemez Enak:

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 1.018.624.000


Persediaan akhir Rp. (39.026.385)
Harga pokok penjualan Rp. 979.597.615

5. Harga pokok penjualan Produk makanan Twisco :

Total harga pokok barang tesedia dijual Rp704.820.000


Persediaan akhir Rp. (23.983.332)
Harga pokok penjualan Rp. 680.836.668

6. Harga pokok penjualan Produk bumbu Miwon :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 1.487.772.000


Persediaan akhir Rp. (291.060.000)
Harga pokok penjualan Rp. 1.196.712.000

7. Harga pokok penjualan Produk Tepung Pirana :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 2.376.500.000


Persediaan akhir Rp. (96.525.683)
Harga pokok penjualan Rp. 2.279.974.317

8. Harga pokok penjualan Produk Tepung Segitiga :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp1.381.230.000


Persediaan akhir Rp. (100.423.418)
67

Harga pokok penjualan Rp1.280.806.582

9. Harga pokok penjualan Produk minuman Teh Pucuk Harum :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp825.300.000


Persediaan akhir Rp. (47.128.817)
Harga pokok penjualan Rp778.171.183

10. Harga pokok penjualan produk makanan Wafer Fenesia :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 1.745.300.000


Persediaan akhir Rp. (118.642.077)
Harga pokok penjualan Rp. 1.626.657.923

11. Harga pokok penjualan produk minuman teh segar :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 1.021.616.000


Persediaan akhir Rp. (46.843.076)
Harga pokok penjualan Rp. 974.772.924

12. Harga pokok penjualan produk minuman Big Cola :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 594.188.000


Persediaan akhir Rp. (26.816.819)
Harga pokok penjualan Rp. 567.371.181

13. Harga pokok penjualan produk makanan Wafer Nabati :

Total harga pokok barang tersedia dijual Rp. 1.467.840.000


Persediaan akhir Rp. (116.672.822)
Harga pokok penjualan Rp. 1.351.167.178
Tabel 4.43
Laporan Harga Pokok Penjualan

Keterangan FIFO Average


1. Frutang Rp. 397.276.000 Rp. 397.363.871
2. Larutan Cap Kaki Rp. 1.243.650.000 R.p 1.243.420.897
Tiga
3. Frech Fries 2000 Rp. 178.180.000 Rp. 195.533.833
4. Mie Gemez Enak Rp. 979.974.000 Rp. 979.597.615
5. Twisco Rp. 681.000.000 Rp. 680.836.668
6. Miwon Rp. 963.468.000 Rp. 1.196.712.000
7. Tepung Pirana Rp. 2.281.534.000 Rp. 2.279.974.317
8. Tepung Segitiga Rp. 2.280.623.000 Rp1.280.806.582
68

9. Teh Pucuk Harum Rp. 778.750.000 Rp778.171.183


10. Wafer Fenesia Rp. 1.626.420.000 Rp. 1.626.657.923
11. Teh Segar Rp. 974.231.000 Rp. 974.772.924
12. Big Cola Rp. 566.818.000 Rp. 567.371.181
13. Wafer Nabati Rp. 1.352.640.000 Rp. 1.351.167.178
Jumlah Rp.13.303.564.000 Rp.13.552.386.171
Sumber : Data diolah

4.2.6 Mengevaluasi Pajak Terutang Atas Harga Pokok Penjualan

Metode FIFO

Peredaran bruto Rp. 14.319.734.000


Harga pokok penjualan (FIFO) (Rp.13.303.564.000)
Laba bruto Rp. 1.016.170.000
Biaya-biaya (Rp435.229.672)
Penghasilan neto komersial Rp. 580.870.328
Dikurangi koreksi :
- Positif Rp. 7.869.233
- Negatif Rp. 15.834.212
Total koreksi (Rp.23.703.445 )
Penghasilan neto fiskal Rp. 557.166.883
Penghasilan tidak kena pajak (Rp. 54.000.000)
Penghasilan kena pajak Rp. 503.166.883

Pajak Terutang = 30% x Rp. 503.166.883 = Rp. 150.950.064

4.2.7 Menghitung Pajak Terutang Atas Harga Pokok Penjualan

Metode Average

Peredaran bruto Rp. 14.319.734.000


Harga pokok penjualan (average) (Rp.13.552.386.171)
Laba bruto Rp. 767.347.829
Biaya-biaya (Rp 435.299.672)
Penghasilan neto komersial Rp. 332.048.157
Dikurangi koreksi :
- Positif Rp. 7.869.233
- Negatif Rp. 15.834.212
Total koreksi (Rp. 23.703.445)
Penghasilan neto fiskal Rp. 308.344.712
Penghasilan tidak kena pajak (Rp. 54.000.000)
Penghasilan kena pajak Rp. 254.344.712

Pajak Terutang = 30% x Rp. 254.344.712= Rp. 76.303.413


69

4.2.8 Membandingkan Hasil Penghitungan Pajak Terutang atas

Harga Pokok Penjualan metode FIFO dan Average

Tabel 4.43
Tabel perbandingan metode FIFO dan Average
Keterangan Metode FIFO Metode Average
Peredaran bruto Rp. 14.319.734.000 Rp. 14.319.734.000
Harga pokok penjualan (Rp. 13.303.564.000) (Rp. 13.552.386.171)
Laba bruto Rp. 1.016.170.000 Rp. 767.347.829
Biaya-biaya (Rp. 435.299.672) (Rp. 435.299.672)
Penghasilan neto komersial Rp. 580.870.328 Rp. 332.048.157
Dikurangi koreksi :
Positif Rp. 7.869.233 Rp. 7.869.233
Negatif Rp. 15.834.212 Rp. 15.834.212
Total koreksi (Rp. 23.703.445) (Rp. 23.703.445)
Penghasilan neto fiskal Rp . 557.166.883 Rp . 308.344.712
PTKP (Rp. 54.000.000) (Rp. 54.000.000)
PKP Rp. 436.986.883 Rp. 254.344.712
Tarif pajak 30% 30%
Pajak terutang Rp. 105.950.064 Rp. 76.303.423
Sumber : Data diolah
4.2.9 Analisis Hasil Perbandingan Perhitungan Pajak Terutang dengan

metode FIFO dan Average

Berdasarkan hasil perhitungan yang suda peneliti sajikan, walaupun

melakukan perhitungan persediaan dan harga pokok penjualan mengunakan

metode FIFO maupun Average akan mempengaruhi perhitungan Pajak

Terutang. Perhitungan persediaan mengunakan metode FIFO maupun

Average menghasilkan nilai jumlah penjualan yang sama sebesar


70

Rp. 14.319.734.000 namun pada nilai harga pokok penjualan akan

menghasilan nilai yang berbeda, metode FIFO sebesar Rp13.303.564.000

dan Average Rp. 13.552.386. Selisih harga pokok penjualan dari metode

FIFO dan Average sebesar (Rp. Rp13.303.564.000-Rp. 13.552.386.171=

Rp.218.822.171). Nilai harga pokok penjualan yang berbeda akan

mengakibatkan perbedaaan pada penghasilan kena pajak, pada metode FIFO

penghasilan kena pajak sebesar Rp. 503.166.883 dan pada metode Average

sebesar Rp. 254.344.712 Selisih penghasilan kena pajak dari kedua metode

tersebut sebesar (Rp. 503.166.833-Rp.254.344.712 = 248.822.121).

Penghasilan kena pajak dari kedua metode tersebut akan dikenakan tarif

pajak terutang yang sama sebesar 30% . Pajak terutang atas harga pokok

penjualan metode FIFO (Rp. 503.166.883 X 30% = Rp. 150.950.064)

dan pajak terutang atas harga pokok penjualan metode Average

(Rp.254.344.712 X 30% = Rp. 76.303.413). Selisih pajak terutang tersebut

sebesar (Rp. 150.950.064- Rp. 76.303.413 = Rp 29.646.651).


71

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan

peneliti pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. UD. Sari Pangan Sentosa merupakan salah satu perusahaan distributor di

surabaya yang bergerak dalam bidang makana, bumbu dapur dan minuman.

2. UD. Sari Pangan Sentosa selama ini dalam melakukan perhitungan

persediaan mengunakan sistem periodik metode FIFO.

3. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan peneliti, jika perusahaan dalam

melakukan perhitungan persediaa dan harga pokok penjualan mengunakan

metode FIFO maka akan dikenakan pajak sebesar Rp. 150.950.064.

4. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan peneliti, jika perusahaan dalam

melakukan perhitungan persediaan dan harga pokok penjualan mengunakan

metode Average maka akan dikenakan pajak sebesar Rp. 76.303.413.

5.1. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran

kepada perusahaan sebagai berikut :


72

1. UD. Sari Pangan Sentosa dalam melakukan perhitungan persediaan

sebaiknya menggunakan metode Average karena Pajak Terutang yang harus

dibayar lebih ringan dari pada menggunakan FIFO.

2. Saran bagi peneliti yang akan datang apabila melakukan penelitian yang

serupa hendaknya menambah variabel yang terkait dengan Kegiatan

Perhitungan Pajak Terutang serta memilih perusahaan yang berbeda dari

peneliti saat ini supaya hasil penelitian lebih valid


73

DAFTAR PUSTAKA

Arfin, Johar. (2009), Akuntansi Pajak dengan Microsoft Excel, Edisi 3, Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.

Arief, Sugiono. (2011), Akuntansi & Pelaporan Keuangan, Jakarta : Grasindo

Anggoro, Damas Dwi. (2017), Pajak Daerah dan retribusu Daerah, Edisi 2,
Malang : UB Press

Dian, Anastasia dan Setiawati, Lilis. (2014), Perpajakan Teori dan Peraturan
Terkini, Yogyakarta: CV. Andi Offiset.

Fitriandi, Primadinta, Dkk, (2016), Kompilasi Undang-Undang, Perpajakan


Terlengkap. Jakarta : Salemba Empat.

Goenawan, Susantolie Alvina dan Fiscal Yunus (2011), Pengaruh Metode


Penilain Persediaan Terhadap Penentuan Harga Pokok Penjualan,
(Online)http://www.jurnal.ubl.ac.id(diakses 15 Desember 2018)

Gustiawan, (2009), Pedoman Praktis Ketentuan Umum dan Tata Cara


Perpajakan (KUP), Jakarta: PT Grasindo.

Handoko, T. Hani. (2008), Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi


1, Yogyakarta: BPEE.

Harisson Jr K, Et al. (2009), Akuntansi Keuangan (jilid 1), Edisi ke delapan :


Erlangga PT. Gelora Aksara Pratama.

Herry. (2014), Akuntansi Perpajakan, Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana


Indonesia.

IKPI. (2019), “Panduan Brevet Pajak” : Malang

Jusup, Al Haryono. (2011), Dasar-dasar Akuntansi (jilid 1), Edisi ketujuh,


Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ekonomi YKPN.

Mardiasmo. (2011), Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta : CV Andi Offiset.

Muljono, Djoko dan Baruni Wicaksono. (2009), Akuntansi Pajak Lanjutan,


Yogyakarta : CV Andi Offiset.

Mulya, Hadri. (2010), Memahai Akuntansi Dasar, Edisi 2, Jakarta : Mitra Wacana
Media.
73

Ferra, Pujiyanti. (2015), Akuntansi Dasar, Jakarta : Lembar Pustaka Indonesia

Purwono, Herry. (2012), Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak, Jakarta:


Erlangga.

Resmi, Siti. (2012), Perpajakan Teori dan Kasus, (Edisi 4), Jakarta: Salemba
Empat.

Rudianto. (2012), Pengantar Akuntansi Konsep & Teknik Penyusunan Laporan


Keuangan, Jakarta: Erlangga.

Sari, Indah Dian (2018), Analisis Perhitungan Persediaan Dengan Metode FIFO
dan Average Pada PT. Harapan, (Online) https://ejournal.bsi.ac.id (diakses
15 April 2019)

Soemarso S.R. (2010), PERPAJAKAN Pendekatan Komprehensif, Jakarta :


Salemba Empat.

Supriyanto, Eddy. (2011), Akuntansi Perpajakan, (Edisi Pertama), Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Thontowie Maryani, Syamsu Rizal (2010), Analisis Perbandingan Laporan


Keuangan Fiskal Dalam Rangka Menghitung Pajak Penghasilan Yang
Terutang, (Online) http://www.neliti.com, Diakses (30 Maret 2019)

Tjahjono, Ahmad, dan Muhammad Fakri Husein, (2009) “Perpajakan”, Edisi 4 :


Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN UPP STIM TKPN

Waluyo. (2016). Akuntansi Pajak (Edisi 6), Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai