Anda di halaman 1dari 84

- 15 -

BAB II
GAMBARAN UMUM

3.1. ISU STRATEGIS


3.1.1. RPJPN 2005-2025 (Pelaksanaan RPJMN ke-3)
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 menetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan “INDONESIA
YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR”. RPJPN 2005-2025 dilaksanakan dalam empat tahap rencana
pembangunan jangka menengah (RPJM) dengan rumusan arahan prioritas kebijakan. Sesuai dengan
tahapan tersebut, pembangunan dalam RPJMN ke-3 (2015-2019) diarahkan untuk lebih memantapkan
pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian daya saing
kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia
berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. Kebijakan RPJPN 2005-2025 tersebut
memberikan tantangan bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan daya saing daerah
berbasis potensi lokal melalui keunggulan kompetitif perekonomian, SDA, SDM dan kemampuan IPTEK
yang tinggi.

3.1.2. Isu Strategis Pembangunan Jawa Timur 2019-2024


Berdasarkan hasil kajian terhadap kondisi Provinsi Jawa Timur dari berbagai aspek pembangunan
dan berdasarkan berbagai isu dan kebijakan di tingkat global, nasional, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah kebijakan serta isu strategis Provinsi Jawa Timur. Penentuan isu strategis merupakan bagian
penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2024. Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan
bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang untuk memecahkan permasalahan pembangunan
daerah selama 5 tahun ke depan. Isu strategis juga diartikan sebagai suatu kondisi/kejadian
penting/keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau
sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak dimanfaatkan.

Kriteria penentuan isu-isu strategis pembangunan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

1) Merupakan permasalahan utama yang sering dikemukakan dan menjadi prioritas bagi
mayoritas pemangku kepentingan utama pembangunan di Provinsi Jawa Timur;
2) Merupakan permasalahan atau isu utama yang jika ditangani atau dipecahkan secara simultan
hasilnya saling mempengaruhi untuk menyelesaikan permasalahan Provinsi Jawa Timur
lainnya;
3) Merupakan permasalahan yang memiliki dampak luas pada pencapaian target-target
pembangunan Provinsi Jawa Timur di berbagai bidang;
4) Merupakan pernyataan isu utama yang memiliki pengaruh besar atau signifikan terhadap
pencapaian sasaran pembangunan utama di Provinsi Jawa Timur;
5) Merupakan faktor utama yang memiliki daya ungkit signifikan terhadap pencapaian bidang
pembangunan lainnya di Provinsi Jawa Timur; dan
6) Merupakan tugas dan tanggung jawab utama Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang mana
permasalahan utama memang memerlukan intervensi kewenangan, kebijakan dan
implementasi.
- 16 -

3.1.3. Isu strategis RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2024

1. Kualitas Sumber Daya Manusia Berbasis Keagamaan dan Kebudayaan


Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas manusia, yang
juga merupakan komponen variabel dalam menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Oleh karena
itu pembangunan pendidikan di Provinsi Jawa Timur harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan di masa depan.
Kinerja pada aspek pendidikan dapat dilihat antara lain pada indikator Angka Rata-rata Lama
Sekolah, Harapan Lama Sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK), dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka
Rata-rata Lama Sekolah terus meningkat dari 7,05 tahun 2014 menjadi 7,39 pada tahun 2018, selanjutnya
untuk Harapan Lama Sekolah juga terus meningkat, yaitu masing-masing 12,45 tahun (2014); 12,66 tahun
(2015); 12,98 tahun (2016); 13,09 tahun (2017) dan 13,10 tahun (2018). Demikian juga APK SMA/Sederajat
terus meningkat dari 78,23 tahun 2017 menjadi 84,94 pada tahun 2018, untuk APM SMA/Sederajat
capaiannya 65,78 tahun 2017 menjadi 69,92 di tahun 2018.
Penetapan sistem pendidikan yang baku bisa memberikan kepastian bagi setiap pengajar dan
sekolah. Kelengkapan fasilitas serta pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap warga negara, khususnya
daerah-daerah yang jauh dari pusat kota menjadi fokus Pemerintah Provinsi Jawa Timur dimana banyak
sekali masyarakat yang tidak memperoleh hak mereka dalam memperoleh pendidikan. Jika dibandingkan
dengan provinsi lain di Pulau Jawa, Rata-rata Lama Sekolah di Jawa Timur berada di posisi ke 2 (dua)
terendah. Tentunya hal tersebut membutuhkan peningkatan upaya yang intensif.
Perbaikan kualitas pendidikan di Provinsi Jawa Timur dimulai dari peningkatan kualitas tenaga
pendidiknya, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal bagi para guru dan kepala sekolah, sehingga
mereka mampu menjadi tenaga pendidik yang berkualitas dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi para siswanya peran guru sangat dibutuhkan untuk
mempersiapkan SDM yang handal tidak hanya sisi akademik namun juga memiliki karakter religius,
memegang nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
Selanjutnya pelayanan kesehatan masyarakat di Provinsi Jawa Timur adalah pelayanan yang
bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
Di Jawa Timur, Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2014 sebesar 24,50 dan terus
menurun hingga tahun 2018 menjadi 23,00. Hal ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan untuk
menekan AKB sudah menunjukkan kemajuan. Demikian juga pada periode yang sama, Angka Kematian
Ibu (AKI) terus menunjukan penurunan, pada tahun 2014 capaiannya sebesar 93,53 kemudian pada tahun
2018 menjadi 91,45. Disamping itu kasus jumlah balita status gizi buruk meskipun telah mengalami
penurunan tetap menjadi isu penting dikarenakan tingkat prevalensi stunting di Jawa Timur (32,7%) secara
nasional berada di posisi ke 11 (sebelas) dan diatas angka nasional.

2. Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi Serta Kesejahteraan Masyarakat.


Perekonomian Jawa Timur pada tahun 2018, tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 5,50%, lebih tinggi 0,05%
dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2017 yang hanya mencapai 5,45%. Dibandingkan dengan
provinsi lain di Pulau Jawa, kinerja perekonomian Jawa Timur pada tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan
Jawa Barat dan Jawa Tengah. Bahkan, pada tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional yang mencapai 5,17%.
- 17 -

Sementara itu, dilihat dari perkembangan pertumbuhan Jawa Timur, dalam beberapa tahun terakhir
menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi. Selama periode 2011 s/d 2018, perekonomian
Jawa Timur melambat sebesar 0,13% per tahun. Hal ini sejalan dengan perlambatan perekonomian
nasional yang pada periode yang sama melambat sebesar 0,14% per tahun.

Meskipun perekonomian Jawa Timur cenderung melambat selama beberapa tahun terakhir, namun
berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Asia Competitiveness Institute – Singapore pada tahun 2017
menunjukkan bahwa dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain, kinerja daya saing provinsi Jawa Timur
secara keseluruhan pada tahun 2017 menempati peringkat kedua, dibawah Provinsi DKI Jakarta. Berikut
adalah gambaran capaian daya saing masing-masing provinsi di Indonesia pada tahun 2018.

Kinerja daya saing tersebut diukur dengan 103 Indikator yang dikelompokkan dalam 4 aspek yaitu
(1) stabilitas ekonomi makro,
(2) perencanaan pemerintah dan institusi,
(3) kondisi finansial, bisnis & tenaga kerja, dan
(4) kualitas hidup & pembangunan infrastruktur.

Selama beberapa tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Jawa Timur menunjukkan tren yang cenderung
melambat. Namun dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, pertumbuhan ekonomi Jawa
Timur relatif lebih tinggi. Secara grafis, tren pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional ditunjukkan
pada Gambar 3.1 adalah:

Gambar 3. 1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur dan Nasional


Gambar 3.1 menunjukkan pola pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional.Secara garis besar,
keduanya menunjukkan tren pertumbuhan yang cenderung melambat. Secara umum, berdasarkan pada
Gambar 4.1, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional selama periode 2011 s/d 2018 cenderung
melambat, dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur berada di atas pertumbuhan ekonomi Nasional.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2018 mencapai 5,5%. Sementara itu, pertumbuhan
ekonomi Nasional tahun 2018 mencapai 5,17%.

Berdasarkan pada Gambar 3.1, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2018 cenderung lebih tinggi
0,05% dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, secara nominal
besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Jawa Timur mencapai Rp
2.189,78 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 1.563,76 triliun. Dilihat dari sisi produksi
(sektoral), pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
sebesar 7,63%, diikuti Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 7,6%. Sementara dari sisi pengeluaran,
akselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur didorong oleh Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang tumbuh
6,57% dan Pembentukan Modal Tetap Bruto yang tumbuh sebesar 6,08%.

Terkait kesejahteraan masyarakat, isu kemiskinan masih menjadi isu penting yang belum dapat
terselesaikan sampai dengan saat ini. Kemiskinan seringkali dipahami sebagai rendahnya tingkat
kesejahteraan, padahal kemiskinan merupakan masalah pembangunan yang bersifat multidimensi
dan sangat penting untuk ditangani melalui dukungan seluruh pemangku kepentingan. Berdasarkan
perkembangan persentase penduduk miskin di Jawa Timur, selama tahun 2014 hingga tahun 2018
- 18 -

mengalami kecenderungan menurun dari 12,28 persen pada Tahun 2014 dengan jumlah penduduk miskin
4.748,42 ribu jiwa, terus menurun hingga tahun 2018 menjadi 10,85 persen dengan jumlah penduduk
miskin sebesar 4,292,15 ribu jiwa atau masih tercatat angka tertinggi secara nasional dan progress
penurunannya cenderung lambat.

Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan oleh BPS Provinsi Jawa Timur,
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2014 sebesar 4,19 persen, kemudian meningkat pada
tahun 2015 menjadi 4,47 persen. Selanjutnya pada tahun 2016-2018 kondisi ketenagakerjaan menunjukan
keadaan yang lebih baik sehingga terus mengalami penurunan yaitu 4,21 (2016); 4,00 (2017); dan 3,99
(2018). Meskipun angka TPT Jawa Timur lebih baik daripada TPT Nasional (5,34) tetapi angka penurunan
TPT Jawa Timur dirasa melambat. Perkembangan global antara lain bonus demografi dan revolusi industri
4.0, dimungkinkan terjadinya perubahan jenis pekerjaan yang berbasis pada teknologi, pengurangan
tenaga kerja manusia diganti peralatan atau mesin elektronika. Hal ini tentunya membutuhkan
peningkatan upaya penyiapan tenaga kerja yang kompetitif agar tantangan tersebut dapat memberikan
dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.

3. Tata kelola Pemerintah dan Reformasi Birokrasi


Abdi negara atau yang sekarang dikenal dengan nama Aparatur Sipil Negara (ASN) pada hakikatnya
merupakan pelayan masyarakat. Sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan digariskan oleh
UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, maka keberadaan PNS (Pegawai
Negeri Sipil) maupun P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang memiliki integritas,
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik
bagi masyarakat mutlak diperlukan.
Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 memberikan tantangan kepada
pembangunan daerah Provinsi Jawa Timur untuk :
1) Pengelolaan dan penataan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) yang efektif dan efisien;
2) Pembinaan ASN yang melayani, disiplin dan bersih; dan
3) Pengelolaan keuangan daerah dengan prioritas pemenuhan pelayanan dasar secara efektif,
efisien dan akuntabel.

Sistem pengendalian pemerintah dapat dibagi menjadi pengendalian intern dan ekstern. Pengendalian
intern meliputi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal atau nama lain
yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern adalah aparat pengawasan intern pemerintah
yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri/Pimpinan Lembaga; Inspektorat Provinsi dan
Inspektorat Kabupaten/Kota. Sedangkan pengawas ekstern pemerintah seperti BPK (Badan Pengawas
Tertinggi Keuangan), DPR dan DPRD (pengawasan politis), masyarakat (wasmas) dan lembaga peradilan
(pengawasan yudikatif).

Sistem Pengendalian Intern menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sedangkan Pengawasan Intern adalah seluruh
proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Salah satu indikator
Kinerja RPJMN Tahun 2015-2019 dalam bidang reformasi birokrasi adalah Tingkat Kematangan
Implementasi SPIP, dengan target tingkat maturitas SPIP K/L/P pada tahun 2019 sebesar 3 dari skor 1-5.
Sebagai salah satu upaya meningkatkan level kematangan penyelenggaraan SPIP diperlukan strategi dan
program Peningkatan Maturitas SPIP di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Sesuai arahan Presiden RI melalui Kementerian PAN-RB menegaskan bahwa keseriusan dan komitmen
Bupati/Walikota dan Sekretaris Daerah sangat diperlukan untuk mendorong percepatan implementasi
- 19 -

reformasi birokrasi. Kepala Daerah diharapkan memberikan perhatian untuk terciptanya tata kelola
pemerintahan yang baik dan sekaligus berorientasi hasil. Adapun arahan Presiden RI terkait permasalahan
efisiensi birokrasi:
1) E-Government, dalam sistem pemerintahan elektronik, rakyat dapat mengakses dokumen-
dokumen pemerintah, dan semua hal dapat dilihat secara transparan, termasuk soal anggaran
publik;
2) Money Follow Program, alokasi anggaran harus digunakan untuk program pembangunan yang
bermanfaat bagi masyarakat, misalnya : infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pendidikan,
dan kesehatan(pemerintahan berorientasi hasil);
3) Stop Pemborosan Anggaran, seberapa pun anggaran yang diberikan kepada K/L/Pemda pasti
habis, tetapi tujuan (hasil) tidak tercapai; dan
4) Fokus Kinerja bukan SPJ, ASN jangan terlalu menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk
mengurusi SPJ.

Evaluasi tiap tahun perlu dilakukan untuk mengukur perkembangan efektivitas implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di instansi pemerintah (pusat dan daerah) guna
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran pada instansi pemerintah. Keberhasilan dalam
implementasi SAKIP sangat berdampak pada efisiensi dalam penggunaan anggaran. SAKIP yang selama ini
dianggap sebagai kumpulan dokumen semata ternyata mempengaruhi efektivitas dan efisiensi
penggunaan anggaran negara yang pada hakikatnya adalah dana yang terkumpul dari rakyat.

4. Demokrasi Kewargaan
Demokrasi kewargaan berhubungan hak demokrasi dan kewajiban warga Negara dalam
menjalankan aktifitasnya dengan mendapatkan perlakuan yang adil di depan hukum dan pemerintahan.
Demokrasi meliputi komponen yaitu Kebebasan sipil, hak-hak politik dan partispasi politik. Kebebasan sipil
meliputi: kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan berpendapat, kebebasan berkeyakinan, dan
diskriminasi. Hak-hak politik terdiri dari hak memilih dan dipilih. Partisipasi politik dalam pengambilan
keputusan dan pengawasan pemerintah meliputi : lembaga demokrasi, pemilu yang bebas adil, peran
DPRD, peran partai politik, peran birokrasi pemda dan peradilan yang independen. Pemerintah bersama
aparatur memberikan jaminan hak warga berdasarkan prinsip kebhinekaan berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Demokrasi kewargaaan juga mengutamakan hak-hak bagi perempuan dan anak, orang
terlantar dan kelompok marginal lainnya.

Isu strategis lainnya antara lain : berkaitan dengan Pengarusutamaan Gender dan Pengarusutamaan Hak
Anak belum menjadi dasar/prioritas pertimbangan dalam pelaksanaan pembangunan Provinsi Jawa Timur;
masih belum terpenuhinya Jaminan Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Dasar
Perempuan dan Anak; Rendahnya Komitmen dan Pemahaman dari lintas sektor dan masyarakat umum
tentang tindak kekerasan dan perdagangan orang; Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk di Jawa
Timur Tahun 2017 Data Statistik sebesar 0,56%; Masih rendahnya kesadaran penduduk akan pentingnya
dokumen kependudukan (eKTP, Akte Kelahiran dan Akte Kematian); Kartu Identitas Anak (KIA) Tahun 2019
sudah harus serentak di berlakukan; serta Peningkatan Pelayanan dengan Go-Digital – Tanda Tangan
Elektronik (TTE).

5. Pembangunan Infrastruktur Yang Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan.


Tantangan pengembangan wilayah di Jawa Timur adalah aksesibiltas dan konektifitas antar
wilayah dalam rangka mengembangkan dan mengoptimalkan potensi di Kawasan Lingkar Wilis, Lingkar
Bromo, Lingkar Ijen, Gerbangkertosusila, Koridor Maritim Jawa Madura, Dan Koridor Selatan Maritim
Selatan Jawa. Di wilayah Mataraman, potensi pariwisata dan industri berbasis agro dan maritim di pesisir
selatan, belum didukung dengan ketersediaan akses pelabuhan barang dan bandara.
Di wilayah Madura, pengembangan Jembatan Suramadu belum diikuti pembangunan jaringan
jalan yang memadai menuju pesisir utara Madura, serta belum terbangun pelabuhan samudra sebagai
pengungkit pertumbuhan di koridor utara Madura. Di samping itu, Kawasan kepulauan di Sumenep dan
Pulau Bawean masih memiliki banyak tantangan dalam kehandalan transportasi laut. Antara pesisir
Probolinggo - Situbondo - Banyuwangi dengan pesisir Tuban-
Lamongan-Gresik masih terjadi kesenjangan yang disebabkan karena terbatasnya konektivitas antar
moda. Di sisi lain, kawasan Gerbangkertosusila dan Malang Raya terkendala masalah kemacetan dan
kualitas infrastruktur perkotaan, yang berpotensi menghambat pertumbuhan dan daya saing wilayah.
- 20 -

Dalam penyediaan infrastruktur sumber daya air adalah percepatan pembangunan waduk dan
tampungan air baku skala besar sebagai upaya penyediaan air baku untuk kegiatan pertanian, industri
maupun rumah tangga. Infrastruktur sumber daya air merupakan bagian penting dalam upaya
mendukung ketahanan pangan, sehingga perlu integrasi pengelolaan sumber air permukaan dari hulu
sampai dengan dengan hilir yang meliputi jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier pada semua
kewenangan Daerah Irigasi (DI).

Pemenuhan cakupan layanan dasar perumahan dan permukiman antara lain penyediaan air minum
regional, penyediaan system pengelolaan air limbah perkotaan, dan Pembangunan TPA Regional. Disisi
lain pemenuhan Backlog rumah yang masih terbatas dan penanganan kawasan kumuh masih belum
optimal, hal ini dikarenakan penanganan Kawasan kumuh belum dilaksanakan secara terintegrasi.
Pemenuhan cakupan pelayanan infrastruktur dalam rangka mengurangi kemiskinan dan ketimpangan
wilayah terkendala oleh keterbatasan sumber pendanaan pemerintah, untuk itu diperlukan upaya
alternative dalam penyediaan sumber pendanaan non APBD.

Isu pengarusutamaan pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang


mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan (environmental carrying capacity) yang
dapat tetap menjamin kelestarian lingkungan hidup secara berkelanjutan sebagai ruang ekologi. Namun
tekanan terhadap lingkungan hidup secara global juga terjadi akibat adanya perubahan iklim yang terjadi
secara alamiah dan dipercepat oleh aktifitas manusia sehingga berdampak pada kelangsungan hidup
manusia dan makhuk hidup lainnya, termasuk terjadinya berbagai kejadian bencana seperti tanah longsor,
kekeringan, banjir, dan sebagainya. Kejadian bencana sering menimbulkan dampak yang begitu besar bagi
masyarakat dikarenakan masih rendahnya kesadaran terhadap resiko dan kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana.

3.2. RANCANGAN ARSITEKTUR SPBE NASIONAL


3.2.1. Inisiatif Strategis Pada Rencana Induk SPBE Nasional
Pada tabel berikut ini dapat dilihat berbagai inisiatif strategis yang tercantum pada rencana induk SPBE
nasional.

Table 3.1 - Inisiatif Strategis Pada Rencana Induk SPBE Nasional

Penanggung
No. Inisiatif Strategis Keluaran Target Waktu
Jawab
A. Tata Kelola SPBE
1 Pembangunan Sistem Informasi Arsitektur 2020-2021 Menteri PANRB
Arsitektur SPBE SPBE
Arsitektur SPBE Nasional 2020-2020 Menteri PANRB
Arsitektur SPBE Instansi 2020-2021 Menteri/ Kepala
Pusat Lembaga
Arsitektur SPBE Pemerintah 2020-2021 Kepala Daerah
Daerah
2 Pembentukan dan Tim Koordinasi SPBE Nasional 2018-2019 Menteri PANRB
Penguatan Kapasitas Tim Koordinasi SPBE Instansi 2018-2019 Menteri/ Kepala
Tim Koordinasi SPBE Pusat Lembaga
Tim Koordinasi SPBE 2018-2019 Kepala Daerah
Pemerintah Daerah
3 Penguatan Kebijakan Kebijakan Makro 2020-2024 Menteri PANRB
SPBE Kebijakan Meso 2018-2019 Tim Koordinasi
SPBE Nasional
Kebijakan Mikro 2019-2025 Pimpinan
K/L/D
4 Evaluasi SPBE Nasional 2018-2025 Menteri PANRB
- 21 -

Penanggung
No. Inisiatif Strategis Keluaran Target Waktu
Jawab
Evaluasi Penerapan Evaluasi SPBE Instansi Pusat 2018-2025 Pimpinan K/L/D
Kebijakan SPBE dan Pemerintah Daerah
Audit TIK 2018-2025 Menteri
Kominfo, Kepala
BPPT, Kepala
BSSN
B. Layanan SPBE
5 Survei Penggunaan SPBE Survei Kebutuhan dan 2019-2025 Pimpinan K/L/D
Kepuasan Pengguna
6 Portal Pelayanan Publik Integrasi Proses Bisnis 2018-2025 Menteri PANRB
yang terintegrasi Pelayanan Publik Pemerintah
Pusat
Portal Pelayanan Publik 2018-2025 Menteri
Pemerintah Pusat Kominfo
Integrasi Proses Bisnis 2018-2025 Menteri Dalam
Pelayanan Publik Pemerintah Negeri
Daerah
Portal Pelayanan Publik 2018-2025 Menteri
Pemerintah Daerah Kominfo
7 Portal Pelayanan Integrasi Integrasi 2018-2020 Menteri
Administrasi Perencanaan, Penganggaran, PPN/Kepala
Pemerintahan yang dan Pengadaan Barang dan Bappenas
Terintegrasi Jasa Pemerintah,
Akuntabilitas Kinerja,
Pemantauan dan Evaluasi
Integrasi Kepegawaian 2018-2020 Menteri PANRB
Integrasi Kearsipan 2018-2020 Menteri PANRB
Integrasi Pengaduan Publik 2018-2021 Menteri PANRB
Portal Pelayanan 2018-2021 Menteri
Administrasi Pemerintahan Kominfo
8 Penyelenggara Manajemen Layanan SPBE 2019-2021 Menteri
Manajemen Layanan Kominfo
Portal Pusat Layanan 2019-2021 Menteri
Kominfo
C. Teknologi Informasi dan Komunikasi
9 Penyediaan Pusat Data Pusat Data Nasional 2018-2022 Menteri
Nasional Kominfo
10 Penyediaan jaringan Pusat Pengendalian dan 2018-2022 Menteri
Intra Pemerintah Jaringan Intra Pemerintah Kominfo
Jaringan Intra Instansi Pusat 2018-2022 Pimpinan K/L/D
Jaringan Intra Instansi 2018-2022 Gubernur
Pemerintah Daerah Provinsi
Jaringan Intra Instansi 2018-2022 Bupati/
Pemerintah Daerah Walikota
Kabupaten/ Kota
- 22 -

Penanggung
No. Inisiatif Strategis Keluaran Target Waktu
Jawab
11 Penyediaan Sistem Sistem Penghubung Layanan 2018-2022 Menteri
Penghubung Layanan Pemerintah Kominfo
Pemerintah
12 Penyediaan Akses Jaringan Pita lebar yang 2018-2025 Menteri
berkualitas terhadap berkualitas Kominfo
Layanan SPBE di Seluruh
Wilayah Indonesia

13 Pengembangan Layanan Cloud Service 2018-2025 Menteri


Berbasis Berbagi Pakai Kominfo
Integrasi Kanal Layanan 2018-2025 Menteri
Kominfo
Repositori Aplikasi Umum 2018-2025 Menteri
Kominfo
Kajian Teknologi Cloud 2018-2025 Kepala BPPT
Service
14 Pembangunan Portal Dukungan TIK Portal Data 2019-2025 Menteri
Data Nasional Nasional Kominfo
Integrasi Data dan 2019-2025 Menteri
Pengelolaan Portal Data PPN/Kepala
Nasional Bappenas
15 Pembangunan Sistem Manajemen Keamanan 2018-2025 Kepala BSSN
Keamanan Informasi Informasi
Nasional Teknologi Keamanan 2018-2025 Kepala BSSN
Informasi
Budaya Keamanan Informasi 2018-2025 Kepala BSSN
16 Pengembangan Kajian Teknologi Kecerdasan 2019-2025 Kepala BPPT
Teknologi Kecerdasarn Buatan
Buatan untuk Penerapan Big Data 2019-2025 Menteri
Pengambilan Keputusan Pemerintah Kominfo
yang cepat dan Akurat Penerapan Kecerdasan 2019-2025 Menteri
Buatan Kominfo
D. Sumber Daya Manusia SPBE
17 Promosi Literasi SPBE Pelatihan dan Sosialisasi 2018-2025 Tim Koordinasi
SPBE Nasional
18 Peningkatan Kapasitas Standar Kompetensi Teknis 2018-2022 Menteri PANRB
ASN Penyelenggaran SPBE
SPBE Jabatan Fungsional yang 2018-2025 Menteri PANRB
terkait SPBE
Pola Renumerasi Bidang SPBE 2018-2025 Menteri PANRB
Pelatihan dan sertifikasi 2018-2025 Pimpinan K/L/D
Kompetensi
19 Pembangunan Forum Forum Kolaborasi SPBE 2019-2020 Menteri PANRB
Kolaborasi SPBE antara
Pemerintah dengan non
Pemerintah
- 23 -

3.2.2. Taksonomi Referensi Arsitektur SPBE Nasional


3.2.2.1. Taksonomi Referensi Arsitektur Proses Bisnis (RAB - 01)
Pada table berikut ini dapat dilihat taksonomi referensi arsitektur proses bisnis.
Table 3.2 – Taksonomi Referensi Arsitektur Proses Bisnis (RAB-01)
Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur
Pertahanan dan Luar Negeri (01)
01.01 Pertahanan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
pertahanan negara, termasuk di dalamnya pengelolaan instalasi
strategis dan potensi pertahanan, strategi pertahanan,
penanggulangan ancaman, pertahanan siber.
01.02 Urusan Luar Negeri Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
hubungan luar negeri dan politik luar negeri
Ekonomi dan Industri (02)
02.01 Industri Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
penumbuh-kembangan industri dalam negeri, termasuk di
dalamnya pengelolaan ekonomi kreatif dan produk digital.
02.02 Perdagangan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam pengelolaan
perdagangan termasuk di dalamnya perdagangan dalam negeri,
ekspor impor, dan perdagangan berjangka.
02.03 Pertanian Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang pertanian
termasuk di dalamnya peningkatan produksi pertanian,
penyediaan sarana dan prasarana pertanian, ketahanan
pangan, serta keamanan hayati.
02.04 Perkebunan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
perkebunan termasuk di dalamnya pengembangan bio energi
dan keberlanjutan usaha perkebunan
02.05 Peternakan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
peternakan termasuk di dalamnya kesehatan masyarakat
veteriner dan perikanan budidaya.
02.06 Perikanan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
perikanan termasuk di dalamnya pemberdayaan masyarakat
perikanan serta pengelolaan konservasi dan keanekaragaman
hayati laut.
02.07 Badan Usaha Milik Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam pengelolaan
Negara badan usaha milik negara.
02.08 Investasi Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam pembinaan
penanaman modal antara lain manajemen penanaman modal,
manajemen perizinan penanaman modal, dan litigasi
penanaman modal.
02.09 Koperasi Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam pembinaan
koperasi.
02.10 Usaha Kecil Dan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam pembinaan
Menengah usaha kecil dan menengah.
02.11 Pariwisata Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
kepariwisataan termasuk di dalamnya pengelolaan faktor
pendukung kepariwisataan dan penyusunan rencana induk
kepariwisataan nasional.
Pembangunan Daerah (03)
03.01 Pekerjaan Umum Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
pekerjaan umum.
03.02 Transmigrasi Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
transmigrasi.
- 24 -

Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur


03.03 Transportasi Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
transportasi.
03.04 Perumahan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
perumahan.
03.05 Pembangunan Kawasan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
Atau Daerah Tertinggal pembangunan kawasan atau daerah tertinggal.
Perlindungan Sosial dan Kesehatan (04)
04.01 Kesehatan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
kesehatan termasuk di dalamnya kefarmasian dan alat
kesehatan, P4GN, pencegahan dan pengendalian penyakit,
serta pengawasan obat dan makanan.
04.02 Sosial Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang sosial
termasuk di dalamnya manajemen pencarian dan pertolongan,
pembangunan manusia, penanganan fakir miskin, dan
penanggulangan bencana.
04.03 Pemberdayaan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
Perempuan perberdayaan perempuan.
Ketertiban Umum dan Keselamatan (05)
05.01 Hukum Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang hukum
termasuk di dalamnya pengelolaan pemasyarakatan dan
penyelenggaraan keimigrasian.
05.02 Keamanan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
keamanan.
05.03 Hak Asasi Manusia Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang hak asasi
manusia termasuk di dalamnya hak atas kekayaan intelektual.
Pendidikan dan Tenaga Kerja (06)
06.01 Pendidikan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
pendidikan termasuk di dalamnya pembinaan kepustakaan dan
manajemen tenaga pendidikan.
06.02 Ketenagakerjaan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
ketenagakerjaan termasuk di dalamnya manajemen pekerja
migran Indonesia serta pembinaan keselamatan dan kesehatan
kerja.
06.03 Ilmu Pengetahuan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang ilmu
pengetahuan.
06.04 Teknologi Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
teknologi.
06.05 Pemuda Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
pemberdayaan dan pengembangan pemuda.
Lingkungan dan Sumber Daya Alam (07)
07.01 Pertambangan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
pertambangan
07.02 Energi Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang energi
termasuk di dalamnya ketenagalistrikan dan konservasi energi.
07.03 Kehutanan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
kehutanan termasuk di dalamnya peningkatan daya dukung
DAS dan hutan lindung serta perlindungan kawasan hutan.
07.04 Kelautan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang kelautan.

07.05 Lingkungan Hidup Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang


lingkungan hidup termasuk di dalamnya manajemen iklim dan
cuaca dan pengelolaan sarana dan prasarana iklim dan cuaca.
- 25 -

Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur


Budaya dan Agama (08)
08.01 Agama Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang agama.

08.02 Kebudayaan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang


kebudayaan termasuk di dalamnya pembinaan arsip nasional,
dan pembinaan perfilman nasional.
08.03 Olahraga Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
keolahragaan.
Pemerintahan Umum (09)
09.01 Dalam Negeri Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam urusan dalam
negeri.
09.02 Keuangan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang keuangan
negara
09.03 Informasi Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang informasi
termasuk di dalamnya pengelolaan sumber daya dan perangkat
informatika, penyiaran radio publik, dan penyiaran televisi
publik.
09.04 Komunikasi Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
komunikasi.
09.05 Perencanaan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
Pembangunan Nasional perencanaan pembangunan nasional termasuk di dalamnya
pengawasan penyimpangan pembangunan, manajemen
ekonomi makro, dan dukungan strategis program/kebijakan.
09.06 Aparatur Negara Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
pengelolaan aparatur negara termasuk di dalamnya
manajemen pelayanan publik, manajemen sistem
pemerintahan berbasis elektronik, kearsipan nasional, dan
kerjasama antar instansi.
09.07 Kesekretariatan Negara Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
kesekretariatan negara termasuk di dalamnya hubungan
dengan Lembaga Negara, manajemen ketahanan nasional, dan
pengawasan pemerintah.
09.08 Pertanahan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
pertanahan termasuk di dalamnya litigasi pertanahan dan
pengelolaan infrastruktur pertanahan.
09.09 Kependudukan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam bidang
kependudukan termasuk di dalamnya pendampingan hukum
dalam rangka pengendalian penduduk dan keluarga berencana
serta pemberdayaan partisipasi masyarakat.
3.2.2.2. Taksonomi Referensi Arsitektur Data Dan Informasi (RAD - 02)
Pada table berikut ini dapat dilihat taksonomi referensi arsitektur data dan informasi.

Table 3.3 – Taksonomi Referensi Arsitektur Data Dan Informasi


Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur
Informasi Pertahanan dan Luar Negeri (01)
01.01. Data pertahanan Data yang mempresentasikan bidang pertahanan negara,
termasuk di dalamnya pengelolaan instalasi strategis dan
potensi pertahanan, strategi pertahanan, penanggulangan
ancaman, pertahanan siber.
01.02. Data urusan luar negeri Data yang mempresentasikan bidang hubungan luar negeri dan
politik luar negeri
Informasi Ekonomi dan Industri (02)
- 26 -

Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur


02.01. Data industri Data yang mempresentasikan bidang penumbuh-kembangan
industri dalam negeri, termasuk di dalamnya pengelolaan
ekonomi kreatif dan produk digital.

02.02. Data perdagangan Data yang mempresentasikan pengelolaan perdagangan


termasuk di dalamnya perdagangan dalam negeri, ekspor
impor, dan perdagangan berjangka.

02.03. Data pertanian Data yang mempresentasikan bidang pertanian termasuk di


dalamnya peningkatan produksi pertanian, penyediaan sarana
dan prasarana pertanian, ketahanan pangan, serta keamanan
hayati.

02.04. Data perkebunan Data yang mempresentasikan bidang perkebunan termasuk di


dalamnya pengembangan bio energi dan keberlanjutan usaha
perkebunan

02.05. Data peternakan Data yang mempresentasikan bidang peternakan termasuk di


dalamnya kesehatan masyarakat veteriner dan perikanan
budidaya.

02.06. Data perikanan Data yang mempresentasikan bidang perikanan termasuk di


dalamnya pemberdayaan masyarakat perikanan serta
pengelolaan konservasi dan keanekaragaman hayati laut.

02.07. Data badan usaha milik Data yang mempresentasikan pengelolaan badan usaha milik
negara negara.

02.08. Data investasi Data yang mempresentasikan pembinaan penanaman modal


antara lain manajemen penanaman modal, manajemen
perizinan penanaman modal, dan litigasi penanaman modal.

02.09. Data koperasi Data yang mempresentasikan pembinaan koperasi antara lain
manajemen kelembagaan koperasi, manajemen produksi dan
pemasaran koperasi, pemberdayaan pembiayaan koperasi,
serta pembinaan dan pengawasan koperasi.

02.10. Data usaha kecil dan Data yang mempresentasikan pembinaan usaha kecil dan
menengah menengah antara lain manajemen kelembagaan usaha kecil dan
menengah, manajemen produksi dan pemasaran usaha kecil
dan menengah, dan pemberdayaan pembiayaan usaha kecil dan
menengah.

02.11. Data pariwisata Data yang mempresentasikan bidang kepariwisataan termasuk


di dalamnya pengelolaan faktor pendukung kepariwisataan dan
penyusunan rencana induk kepariwisataan nasional.
Informasi Pembangunan Daerah (03)
03.01 Data pekerjaan umum Data yang mempresentasikan bidang pekerjaan umum antara
lain manajemen infrastruktur pekerjaan umum, pembinaan jasa
konstruksi, pengelolaan air limbah domestik, dan pengelolaan
sumber daya air.

03.02 Data transmigrasi Data yang mempresentasikan bidang transmigrasi antara lain
pendidikan dan pelatihan ketransmigrasian, penelitian dan
pengembangan transmigrasi, serta pengembangan kawasan
transmigrasi.
- 27 -

Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur


03.03 Data transportasi Data yang mempresentasikan bidang transportasi antara lain
pengelolaan keamanan dan keselamatan transportasi,
pengelolaan pelayanan transportasi, serta pengelolaan sarana
dan prasarana transportasi.

03.04 Data perumahan Data yang mempresentasikan bidang perumahan antara lain
manajemen infrastruktur perumahan, pengelolaan lingkungan
perumahan, pengembangan kawasan permukiman,
pengembangan sarana dan prasarana strategis, dan
penyelenggaraan perumahan.

03.05 Data pembangunan Data yang mempresentasikan bidang pembangunan kawasan


kawasan atau daerah atau daerah tertinggal antara lain pembangunan daerah
tertinggal tertinggal, pembangunan desa dan kawasan pedesaan,
pemberdayaan masyarakat desa, dan pengembangan daerah
tertentu.

Informasi Perlindungan Sosial dan Kesehatan (04)

04.01 Data kesehatan Data yang mempresentasikan bidang kesehatan termasuk di


dalamnya kefarmasian dan alat kesehatan, P4GN, pencegahan
dan pengendalian penyakit, serta pengawasan obat dan
makanan.

04.02 Data sosial Data yang mempresentasikan bidang sosial termasuk di


dalamnya manajemen pencarian dan pertolongan,
pembangunan manusia, penanganan fakir miskin, dan
penanggulangan bencana.

04.03 Data pemberdayaan Data yang mempresentasikan bidang pemberdayaan


perempuan perempuan antara lain kesetaraan gender, perlindungan anak,
perlindungan hak perempuan, dan manajemen pertumbuhan
dan perkembangan anak.

04.01 Data kesehatan Data yang mempresentasikan bidang kesehatan termasuk di


dalamnya kefarmasian dan alat kesehatan, P4GN, pencegahan
dan pengendalian penyakit, serta pengawasan obat dan
makanan.
Informasi Ketertiban Umum dan Keselamatan (05)
05.01 Data hukum Data yang mempresentasikan bidang hukum termasuk di
dalamnya pengelolaan pemasyarakatan dan penyelenggaraan
keimigrasian.

05.02 Data keamanan Data yang mempresentasikan bidang keamanan antara lain
manajemen keamanan, manajemen ketertiban,
penanggulangan transnasional dan terorisme, penegakan
hukum, pengayoman masyarakat, dan pemeliharaan
ketentraman masyarakat.

05.03 Data hak asasi manusia Data yang mempresentasikan bidang hak asasi manusia
termasuk di dalamnya hak atas kekayaan intelektual.

Informasi Pendidikan dan Tenaga Kerja (06)


06.01 Data pendidikan Data yang mempresentasikan bidang pendidikan termasuk di
dalamnya pembinaan kepustakaan dan manajemen tenaga
pendidikan.
- 28 -

Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur


06.02 Data ketenagakerjaan Data yang mempresentasikan bidang ketenagakerjaan
termasuk di dalamnya manajemen pekerja migran Indonesia
serta pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja.

06.03 Data ilmu pengetahuan Data yang mempresentasikan bidang ilmu pengetahuan antara
lain penelitian ilmu dasar, penelitian inter dan multi disiplin
terfokus, penelitian ilmu pengetahuan sektor tertentu, dan
penggkoordinasian sistem nasional ilmu pengetahuan.

06.04 Data teknologi Data yang mempresentasikan bidang teknologi antara lain
manajemen invensi dan inovasi, manajemen penginderaan
jauh, manajemen teknologi penerbangan dan antariksa,
manajemen tenaga nuklir, pengelolaan pengkajian dan
penerapan teknologi, serta pengkoordinasian sistem nasional
teknologi.

06.05 Data pemuda Data yang mempresentasikan bidang pemberdayaan dan


pengembangan pemuda.

Informasi Lingkungan dan Sumber Daya Alam (07)

07.01 Data pertambangan Data yang mempresentasikan bidang pertambangan

07.02 Data energi Data yang mempresentasikan bidang energi termasuk di


dalamnya ketenagalistrikan dan konservasi energi.

07.03 Data kehutanan Data yang mempresentasikan bidang kehutanan termasuk di


dalamnya peningkatan daya dukung DAS dan hutan lindung
serta perlindungan kawasan hutan.

07.04 Data kelautan Data yang mempresentasikan bidang kelautan antara lain
manajemen kemaritiman, tata ruang laut, pemberdayaan
masyarakat kelautan, dan pengelolaan sumber daya kelautan.

07.05 Data lingkungan hidup Data yang mempresentasikan bidang lingkungan hidup
termasuk di dalamnya manajemen iklim dan cuaca dan
pengelolaan sarana dan prasarana iklim dan cuaca.

Informasi Budaya dan agama (08)

08.01 Data agama Data yang mempresentasikan bidang agama antara lain
bimbingan masyarakat keagamaan, pendidikan agama dan
pelatihan keagamaan, penyelenggaraan haji dan umroh, dan
produk halal.

08.02 Data kebudayaan Data yang mempresentasikan bidang kebudayaan termasuk di


dalamnya pembinaan arsip nasional, dan pembinaan perfilman
nasional.

08.03 Data olahraga Data yang mempresentasikan bidang keolahragaan.


Informasi Pemerintahan Umum (09)
09.01 Data dalam negeri Data yang mempresentasikan urusan dalam negeri antara lain
kebijakan politik, pemerintahan umum, pembinaan otonomi
daerah, pemerintahan daerah, dan program prioritas nasional.

09.02 Data keuangan Data yang mempresentasikan bidang keuangan negara


- 29 -

Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur


09.03 Data informasi Data yang mempresentasikan bidang informasi termasuk di
dalamnya pengelolaan sumber daya dan perangkat informatika,
penyiaran radio publik, dan penyiaran televisi publik.

09.04 Data komunikasi Data yang mempresentasikan bidang komunikasi antara lain
komunikasi publik, penyelenggaraan pos, dan pengelolaan
sumber daya dan perangkat pos.

09.05 Data perencanaan Data yang mempresentasikan bidang perencanaan


pembangunan nasional pembangunan nasional termasuk di dalamnya pengawasan
penyimpangan pembangunan, manajemen ekonomi makro,
dan dukungan strategis program/kebijakan.

09.06 Data aparatur negara Data yang mempresentasikan bidang pengelolaan aparatur
negara termasuk di dalamnya manajemen pelayanan publik,
manajemen sistem pemerintahan berbasis elektronik,
kearsipan nasional, dan kerjasama antar instansi.

09.07 Data kesekretariatan Data yang mempresentasikan bidang kesekretariatan negara


negara termasuk di dalamnya hubungan dengan Lembaga Negara,
manajemen ketahanan nasional, dan pengawasan pemerintah.

09.08 Data pertanahan Data yang mempresentasikan bidang pertanahan termasuk di


dalamnya litigasi pertanahan dan pengelolaan infrastruktur
pertanahan.

09.09 Data kependudukan Data yang mempresentasikan bidang kependudukan termasuk


di dalamnya pendampingan hukum dalam rangka pengendalian
penduduk dan keluarga berencana serta pemberdayaan
partisipasi masyarakat.
Data Pendukung Umum (10)
10.01 Kebijakan Pemerintah Data yang mempresentasikan informasi terkait kebijakan
pemerintah.
10.02 Data Manajemen Data yang mempresentasikan informasi terkait kegiatan.
Kegiatan
10.03 Data Kewilayahan Data yang mempresentasikan informasi kewilayahan.
10.04 Data Dukung Lainnya Data yang mempresentasikan informasi yang tidak tercakup
dalam definisi lainnya.
3.2.2.3. Taksonomi Referensi Arsitektur Layanan SPBE (RAL - 03)
Pada table berikut ini dapat dilihat taksonomi referensi arsitektur layanan SPBE.
Table 3.4 – Taksonomi Referensi Arsitektur Layanan SPBE
Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur
Layanan Publik (01)
01.01 Informasi Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
informasi antara lain pengelolaan aplikasi sistem, pengelolaan
sumberdaya dan perangkat informatika, pertahanan siber, dan
penyelenggaraan penyiaran.
01.02 Komunikasi Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
komunikasi antara lain pos dan sistem komunikasi.
01.03 Kebudayaan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
kebudayaan antara lain kearsipan nasional, kebijakan
kebudayaan, perfilman dan kesenian, sastra dan bahasa
Indonesia, dan cagar budaya.
- 30 -

Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur


01.04 Usaha Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait dunia usaha antara lain manajemen bisnis, investasi,
kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah, koperasi dan
usaha mikro, serta pajak dan cukai.
01.05 Pendidikan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
pendidikan antara lain kepustakaan, manajemen pendidik dan
manajemen tenaga kependidikan.
01.06 Energi Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait energi antara lain kelistrikan dan konservasi energi.
01.07 Lingkungan Hidup Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait lingkungan hidup antara lain meteorologi, klimatologi,
dan geofisika.
01.08 Industri Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait dunia industri antara lain pelayanan penerimaan negara
bukan pajak dan standar nasional.
01.09 Hubungan Internasional Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait hubungan antar negara.

01.10 Kesehatan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan


kesehatan antara lain farmasi dan alat kesehatan, kesehatan
masyarakat, pemberdayaan tenaga kesehatan,
penanggulangan narkotika, pengawasan obat dan makanan,
pengendalian penyakit, pengujian bahan adiktif, dan
rehabilitasi.
01.11 Pertanian, Perkebunan, Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
dan Peternakan terkait pertanian, perkebunan, dan peternakan.
01.12 Ketenagakerjaan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
ketenagakerjaan antara lain jaminan sosial tenaga kerja,
keselamatan kerja, pengelolaan ketenagakerjaan, pengelolaan
pekerja migran Indonesia, peningkatan kualitas tenaga kerja,
dan penempatan tenaga kerja.
01.13 Agama Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait agama antara lain haji dan umroh, kehidupan beragama,
dan produk halal.
01.14 Permukiman Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait permukiman antara lain infrastruktur permukiman,
kawasan permukiman, pertanahan, perumahan rakyat, serta
sarana dan prasarana strategis.
01.15 Ilmu Pengetahuan dan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
Teknologi terkait penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
01.16 Perlindungan Sosial Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait perlindungan sosial antara lain intelijen keamanan,
keamanan dan ketertiban umum, jaminan sosial, penanganan
fakir miskin, penanggulangan ancaman terorisme,
penanggulangan bencana, pencarian dan pertolongan,
pengelolaan lalu lintas, dan penyerapan aspirasi masyarakat.
01.17 Perdagangan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait perdagangan antara lain perdagangan berjangka
komoditi dan perlindungan konsumen.
01.18 Pariwisata Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait kepariwisataan.
01.19 Transportasi Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait transportasi antara lain keamanan dan keselamatan
transportasi.
- 31 -

Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur


01.20 Kesejahteraan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait kesejahteraan masyarakat antara lain kesetaraan
gender, olahraga, perlindungan anak, perlindungan hak
perempuan, dan pemberdayaan pemuda.
01.21 Ekonomi Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
perekonomian antara lain ekonomi kreatif dan ekonomi digital.
01.22 Hukum dan Peraturan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait hukum dan peraturan antara lain keimigrasian dan
perlindungan hak kekayaan intelektual.
01.23 Kenegaraan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
kenegaraan antara lain kelembagaan negara, nilai-nilai
kebangsaan, pemasyarakatan UUD 45 dan Pancasila,
pembangunan manusia Indonesia, pertahanan negara, dan
politik.
01.24 Perizinan dan Akreditasi Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait perizinan dan akreditasi.
01.25 Kependudukan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait kependudukan.
01.26 Pemerintahan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
kepada masyarakat secara umum antara lain pembangunan
nasional, otonomi daerah, hubungan masyarakat, pengayoman
masyarakat, dan program prioritas nasional.
Layanan Administrasi Pemerintahan (02)
02.01 Perencanaan dan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
Program terkait perencanaan dan program.
02.02 Keuangan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait keuangan negara antara lain pengadaan barang dan jasa
pemerintah, pengelolaan barang milik negara, dan
perbendaharaan.
02.03 Sumber Daya Manusia Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait sumber daya aparatur sipil negara.
02.04 Kearsipan Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
kearsipan dan persandian.
02.05 Dukungan Operasional Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan yang
Organisasi mendukung operasional organisasi/instansi.
02.06 Akuntabilitas Kinerja Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait akuntabilitas kinerja.
02.07 Dukungan Umum Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan yang
Organisasi mendukung organisasi/instansi secara umum.
02.08 Organisasi dan Tata Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
Kelola terkait kelembagaan dan tata kelola kelembagaan.
02.09 Kebijakan Organisasi Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait kebijakan organisasi/instansi.
02.10 Data dan Informasi Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait pengelolaan data dan informasi termasuk didalamnya
pengelolaan perangkat keras, pengelolaan sistem informasi,
dan pembinaan kepustakaan.
02.11 Manajemen SPBE Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait manajemen sistem pemerintahan berbasis elektronik.
02.12 Layanan Terintegrasi Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait pengintegrasian layanan antara lain perencanaan,
penganggaran, pengkoordinasian layanan.
- 32 -

Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur


02.13 Lintas Organisasi Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait pengkoordinasian kegiatan lintas organisasi/instansi.
02.14 Kerja Sama Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
terkait kerjasama baik antar instansi ataupun dengan pihak lain.
3.2.2.4. Taksonomi Referensi Arsitektur Aplikasi SPBE (RAA - 04)
Pada table berikut ini dapat dilihat taksonomi referensi arsitektur aplikasi.
Table 3.5 – Taksonomi Referensi Arsitektur Aplikasi.
Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur
Aplikasi Umum (01)
01.01 Aplikasi Layanan Publik Aplikasi yang memiliki fungsi yang sama dan standar, dan
digunakan secara bagi pakai oleh IPPD untuk mendukung
pelayanan publik.
01.02 Aplikasi Administrasi Aplikasi yang memiliki fungsi yang sama dan standar, dan
Pemerintahan digunakan secara bagi pakai oleh IPPD untuk mendukung
administrasi pemerintahan.
Aplikasi Khusus (02)
02.01 Aplikasi Misi Aplikasi yang dibangun, dikembangkan, digunakan, dan dikelola
Tertentu oleh IPPD tertentu untuk memenuhi kebutuhan khusus yang
bukan kebutuhan IPPD lain, untuk mendukung misi tertentu.
02.02 Aplikasi Fungsi Tertentu Aplikasi yang dibangun, dikembangkan, digunakan, dan dikelola
oleh IPPD tertentu untuk memenuhi fungsi khusus yang bukan
fungsi IPPD lain.
3.2.2.5. Taksonomi Referensi Arsitektur Infrastruktur SPBE (RAI - 05)
Pada table berikut ini dapat dilihat taksonomi referensi arsitektur infrastruktur.
Table 3.6 – Taksonomi Referensi Arsitektur Infrastruktur
Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur
Fasilitas Komputasi (01)
01.01 Pusat Data Nasional Fasilitas yang digunakan keperluan penempatan, penyimpanan
dan pengolahan data dan pemulihan data
01.02 Pusat Komputasi Fasilitas yang digunakan untuk keperluan pemrosesan
komputasi tertentu atau penempatan sistem komputasi
tertentu
01.03 Pusat Kendali Fasilitas yang digunakan untuk keperluan pengendalian dan
pengoperasian dari sebuah lingkungan sistem
Sistem Integrasi (02)
02.01 Jaringan Intra Jaringan tertutup yang menghubungkan antara subsistem atau
Pemerintah simpul jaringan dalam satu sistem/organisasi
02.02 Sistem Penghubung Sistem layanan komunikasi untuk interaksi antar aplikasi dalam
Layanan Pemerintah pertukaran data maupun layanan
Platform (03)
03.01 Kerangka Infrastruktur Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan
dan Aplikasi lingkungan kerja yang mendukung aplikasi
03.02 Komputasi Awan Lingkungan dengan virtualisasi sebagai layanan platform
berdasarkan teknologi cloud untuk lingkungan kerja aplikasi
3.2.2.6. Taksonomi Referensi Arsitektur Keamanan SPBE (RAK - 06)
Pada table berikut ini dapat dilihat taksonomi referensi arsitektur keamanan.
- 33 -

Table 3.7 – Taksonomi Referensi Arsitektur Keamanan

Kode Referensi Arsitektur Deskripsi Referensi Arsitektur

Standar Keamanan (01)

01.01 Standar Teknis dan Standar atau Peraturan Pemerintah yang digunakan untuk
Prosedur Keamanan SPBE penerapan Keamanan SPBE.

01.02 Standar Keamanan Standar internasional yang digunakan sebagai pendukung


Internasional dan untuk meningkatkan penerapan Keamanan SPBE.

01.03 Regulasi lainnya Peraturan Pemerintah lainnya selain dari peraturan terkait
standar teknis dan prosedur Keamanan SPBE, yang saat ini
menjadi acuan dalam penerapan Keamanan SPBE.

Penerapan Keamanan (02)

02.01 kesadaran Keamanan Bentuk kegiatan di IPPD untuk meningkatkan kesadaran


SPBE keamanan SPBE.

02.02 kerentanan Keamanan Bentuk kegiatan di IPPD untuk mengidentifikasi kerentanan


SPBE dan risiko keamanan SPBE.

02.03 peningkatan Keamanan Bentuk kegiatan di IPPD untuk meningkatkan keamanan


SPBE SPBE.

02.04 penanganan insiden Bentuk kegiatan di IPPD untuk menanggulangi, memulihkan


Keamanan SPBE dan memitigasi risiko insiden keamanan SPBE.

Kelaikan Keamanan (03)

03.01 Kelaikan Keamanan Uji kelaikan keamanan terhadap aplikasi umum yang
Aplikasi Umum dilakukan melalui penilaian kerentanan secara mandiri di
IPPD dan verifikasi di tingkat nasional. Output dari kegiatan
ini adalah daftar aplikasi umum yang telah mendapatkan
rekomendasi kelaikan keamanan.

03.02 Kelaikan Keamanan Uji kelaikan keamanan terhadap Infrastruktur SPBE nasional
Infrastruktur SPBE yang dilakukan melalui penilaian kerentanan secara mandiri
Nasional di IPPD dan verifikasi di tingkat nasional. Output dari kegiatan
ini adalah daftar Infrastruktur SPBE Nasional yang telah
mendapatkan rekomendasi kelaikan keamanan.

3.2.3. Metadata Arsitektur SPBE Nasional


3.2.3.1. Atribut Metadata Arsitektur Proses Bisnis
Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata arsitektur proses bisnis.
Table 3.8 – Atribut Metadata Arsitektur Proses Bisnis
No. Nama Atribut Keterangan
1 ID Merupakan nomor unik sebagai identitas metadata
2 Nama Bisnis/Urusan Merupakan urusan-urusan pemerintahan yang diselenggarakan
yang mengacu pada tugas unit kerja/perangkat daerah.
- 34 -

3 Uraian Bisnis/Urusan Merupakan uraian dari urusan-urusan pemerintahan yang


diselenggarakan yang mengacu pada tugas unit kerja/perangkat
daerah.
4 Kode Model Referensi Merupakan kode model referensi SPBE yang sesuai dengan nama
bisnis/urusan yang dipilih

3.2.3.2. Atribut Metadata Data dan Informasi


Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata data dan informasi.
Table 3.9 – Atribut Metadata Data dan Informasi
No. Nama Atribut Keterangan
1 ID Merupakan nomor unik sebagai identitas metadata
2 Nama Data Merupakan data yang dikelola oleh unit kerja/perangkat daerah.
3 Uraian Data Merupakan penjelasan atau keterangan dari data, terutama
mengenai ciri khas dari data tersebut.
4 Tujuan Data Merupakan penjelasan tujuan dari pemanfaatan data
5 Kode Model Referensi Merupakan pilihan kode model referensi data yang sesuai
Data dengan data yang dipilih
6 Sifat Data Merupakan klasifikasi data berdasarkan kerahasiaan konten data
7 Jenis Data Merupakan klasifikasi data berdasarkan bentuk datanya
8 Validitas Data Merupakan tanggal berlakunya data
9 Penanggung Jawab Merupakan penanggung jawab dari data
10 Interoperabilitas Merupakan penjelasan apakah terdapat interoperabilitas data
dengan data yang lain

3.2.3.3. Atribut Metadata Layanan


Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata layanan.
Table 3.10 – Atribut Metadata Layanan
No. Nama Atribut Keterangan
1 ID Merupakan nomor unik sebagai identitas metadata
2 Nama Layanan Merupakan nama dari layanan yang dihasilkan oleh unit
kerja/perangkat daerah.
3 Tujuan Layanan Merupakan penjelasan tujuan dari layanan
4 Fungsi Layanan Merupakan uraian penjelasan dari fungsi-fungsi yang terdapat
dalam layanan
5 Model Referensi Merupakan kode model referensi SPBE yang sesuai dengan
Layanan nama layanan yang dipilih
6 Unit Pelaksana Merupakan unit kerja/perangkat daerah yang melaksanakan
layanan
7 Kementerian/ Merupakan kementerian/lembaga terkait dengan layanan
Lembaga terkait
- 35 -

No. Nama Atribut Keterangan


8 Urusan Pemerintahan Merupakan urusan pemerintahan yang terkait dengan layanan
Terkait
9 Target Layanan Merupakan target pengguna layanan
10 Metode Layanan Merupakan model dari layanan

3.2.3.4. Atribut Metadata Aplikasi


Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata aplikasi.
Table 3.11 – Atribut Metadata Aplikasi
No. Nama Atribut Keterangan
1 Nama Aplikasi Nama aplikasi yang digunakan atau dimiliki.
2 Uraian Aplikasi Berisi uraian atau deskripsi secara umum dari aplikasi.
3 Fungsi Aplikasi Berisi keterangan fungsi dari aplikasi terhadap layanan yang
didukung.
4 Kode Model Referensi Kode model referensi yang terkait dengan aplikasi
SPBE
5 Layanan yang Layanan yang didukung oleh aplikasi, pilihan layanan yang
Didukung didukung didapat dari metadata layanan.
6 Data yang Digunakan Data yang disimpan pada media penyimpanan data, pilihan
data yang digunakan didapat dari metadata data.
7 Luaran Merupakan hasil-hasil yang diperoleh dari aplikasi yang dimiliki
atau digunakan.
8 Basis Aplikasi Basis dari aplikasi (Desktop; Web; Cloud; atau Mobile)
9 Server Aplikasi Server yang digunakan oleh aplikasi, pilihan server yang
digunakan didapat dari metadata perangkat keras server.
10 Tipe Lisensi Bahasa Tipe lisensi dari aplikasi (Open Source/Proprietary)
Pemrograman
11 Bahasa Pemrograman Bahasa pemrograman yang digunakan oleh aplikasi.
12 Kerangka Kerangka atau Framework yang digunakan oleh aplikasi.
Pengembangan
13 Basis Data Basis data yang digunakan oleh aplikasi.
3.2.3.5. Atribut Metadata Komputasi Awan
Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata komputasi awan.
Table 3.12 – Atribut Metadata Komputasi Awan
No. Nama Atribut Keterangan
1 Nama Government Nama Government cloud yang digunakan
cloud
2 Deskripsi Government Penjelasan dari Government cloud yang digunakan
cloud
3 Tipe Government cloud Jenis dari Government cloud yang digunakan (PaaS, IaaS, dan
SaaS)
4 Status Kepemilikan Status kepemilikan dari Government cloud yang digunakan
(Milik Sendiri; Milik Instansi Pemerintah Lain; Milik BUMN;
atau Milik Pihak Ketiga)
- 36 -

No. Nama Atribut Keterangan


5 Nama Pemilik Nama pemilik Government cloud yang digunakan, diisi jika
pilihan pada status kepemilikan selain milik sendiri.
6 Biaya Layanan Biaya yang dikeluarkan pemilik untuk layanan Government
cloud
7 Unit Pengelola Unit pengelola Government cloud yang digunakan
Government cloud
8 Jangka Waktu Periode penggunaan layanan Government cloud
Pelayanan
3.2.3.6. Atribut Metadata Perangkat Lunak Platform
Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata perangkat lunak platform.
Table 3.13 – Atribut Metadata Perangkat Lunak Platform
No. Nama Atribut Keterangan
1 Nama Perangkat Lunak Nama Perangkat Lunak yang digunakan
2 Deskripsi Perangkat Penjelasan dari Perangkat Lunak yang digunakan
Lunak
3 Tipe Perangkat Lunak Jenis dari Perangkat Lunak yang digunakan (Sistem Operasi ,
Sistem Utilitas, atau Sistem Database)
4 Jenis Sistem Operasi (Dos, Unix, MacOS, Windows, Networking OS, atau Lainnya)
(jika pilihan adalah 1
pada No. 3)
5 Jenis Sistem Utilitas
(jika pilihan adalah 2
pada No. 3)
6 Jenis Sistem Database
(jika pilihan adalah 3
pada No. 3)
7 Jenis lisensi Jenis Lisensi Perangkat Lunak yang digunakan (Lisensi Seumur
Hidup, Lisensi Periodik, atau Kode Sumber Terbuka)
8 Nama Pemilik Lisensi Nama pemilik dari lisensi perangkat lunak

9 Validitas Lisensi Penjelasan validitas dari lisensi perangkat lunak yang


Perangkat Lunak digunakan
3.2.3.7. Atribut Metadata Perangkat Keras Server
Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata perangkat keras server.
Table 3.14 – Atribut Metadata Perangkat Keras Server
No. Nama Atribut Keterangan
1 Nama Server Nama dari perangkat server yang digunakan.
2 Deskripsi Server Berisi deskripsi dari perangkat server yang digunakan.
3 Jenis Penggunaan Jenis penggunaan dari server yang digunakan, jenis
Server penggunaan tersebut berupa (Web Server; Mail Server;
Aplikasi; Database ; File Server; atau Active Directory
4 Status Kepemilikan Status kepemilikan dari server yang digunakan (Milik Sendiri;
Milik Instansi Pemerintah Lain; Milik BUMN; atau Milik Pihak
Ketiga)
5 Nama Pemilik Nama pemilik server yang digunakan, diisi jika pilihan pada
status kepemilikan selain milik sendiri.
- 37 -

No. Nama Atribut Keterangan


6 Unit Pengelola Server Unit pengelola server yang digunakan
7 Lokasi Perangkat Keras Lokasi dari perangkat server yang digunakan, pilihan lokasi
Server didapat dari metadata fasilitas.
8 Perangkat Lunak yang Perangkat lunak yang digunakan oleh server, pilihan perangkat
Digunakan lunak didapat dari metadata perangkat lunak.
9 Kapasitas Memori Kapasitas memori atau Random Access Memory (RAM) yang
digunakan oleh server, satuan kapasitas memori dalam
GigaByte (GB).
10 Jenis Teknologi Jenis teknologi prosesor yang digunakan oleh server, berupa:
Prosesor a. High End
b. Mid End
c. Low End
11 Jumlah Kapasitas Jumlah kapasitas penyimpanan pada server, satuan kapasitas
Penyimpanan penyimpanan dalam Gigabyte (GB).
12 Teknik Penyimpanan Teknik penyimpanan yang digunakan pada server (RAID 1, RAID
3, RAID 5, atau non-RAID
3.2.3.8. Atribut Metadata Perangkat Keras Media Penyimpanan
Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata perangkat keras media penyimpanan.
Table 3.15 – Atribut Metadata Perangkat Keras Media Penyimpanan
No. Nama Atribut Keterangan
1 Nama Data Storage Nama dari data storage yang digunakan
2 Deskripsi Data Storage
Berisi deskripsi dari data storage yang digunakan.
3 Data yang Digunakan Data yang disimpan pada media penyimpanan data, pilihan
data yang digunakan didapat dari metadata data.
4 Status Kepemilikan Status kepemilikan dari data storage yang digunakan (Milik
Sendiri; Milik Instansi Pemerintah Lain; Milik BUMN; atau Milik
Pihak Ketiga)
5 Nama Pemilik Nama pemilik data storage yang digunakan, diisi jika pilihan
pada status kepemilikan selain milik sendiri.
6 Unit Pengelola Data Unit pengelola data storage yang digunakan.
Storage
7 Lokasi Data Storage Lokasi dari data storage yang digunakan, pilihan lokasi didapat
dari metadata fasilitas.
8 Perangkat Lunak yang Perangkat lunak yang digunakan oleh data storage, pilihan
Digunakan perangkat lunak didapat dari metadata perangkat lunak.
9 Kapasitas Jumlah kapasitas penyimpanan pada data storage, satuan
Penyimpanan kapasitas penyimpanan dalam Gigabyte (GB).
10 Metode Akses Data Metode akses data sharing yang digunakan pada data storage
Sharing (Direct Attached Storage/DAS atau Network Attached
Storage/NAS)
3.2.3.9. Atribut Metadata Sistem Penghubung Layanan Pemerintah
Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata system penghubung layanan pemerintah.
Table 3.16 – Atribut Metadata Sistem Pneghubung Layanan Pemerintah
No. Nama Atribut Keterangan
1 Nama Sistem Nama sistem penghubung yang digunakan atau dimiliki.
Penghubung
- 38 -

No. Nama Atribut Keterangan


2 Deskripsi Sistem Berisi deskripsi dari sistem penghubung yang digunakan.
Penghubung
3 Jenis Sistem
Jenis sistem penghubung yang digunakan (Sistem penghubung
Penghubung pemerintah / Sistem penghubung non pemerintah)
4 Kepemilikan Status kepemilikan dari sistem penghubung yang digunakan
(Milik Sendiri; Milik Instansi Pemerintah Lain; Milik BUMN; atau
Milik Pihak Ketiga)
5 Nama Pemilik Nama pemilik data storage yang digunakan, diisi jika pilihan
pada status kepemilikan selain milik sendiri.
6 Nama Jaringan Intra Nama jaringan intra yang digunakan oleh sistem penghubung,
yang Digunakan pilihan jaringan intra didapat dari metadata jaringan intra.
7 Aplikasi yang Aplikasi yang dihubungkan oleh sistem penghubung, pilihan
Dihubungkan aplikasi didapat dari metadata aplikasi.
3.2.3.10. Atribut Metadata Jaringan Intra Pemerintah
Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata jaringan intra pemerintah.
Table 3.17 – Atribut Metadata Jaringan Intra Pemerintah
No. Nama Atribut Keterangan
1 Nama Jaringan Merupakan nomor unik sebagai identitas metadata
2 Deskripsi Jaringan Merupakan penjelasan dari jaringan
3 Jenis Jaringan Merupakan jenis jaringan yang digunakan
4 Kepemilikan Merupakan pemilik dari jaringan
5 Nama Pemilik Merupakan nama dari pemilik jaringan
6 Unit Kerja Pengelola Merupakan unit kerja/perangkat daerah pengelola jaringan
Jaringan
7 Bandwidth Merupakan jumlah bandwidth yang tersedia
8 Tipe Media Jaringan Merupakan tipe dari media jaringan
9 Media Lainnya Merupakan tipe dari media jaringan
3.2.3.11. Atribut Metadata Perangkat Keras Jaringan
Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata perangkat keras jaringan.
Table 3.18 – Atribut Metadata Perangkat Keras Jaringan
No. Nama Atribut Keterangan
1 Nama Network/ Nama Network/Communication Device yang digunakan
Communication Device
2 Deskripsi Network/ Penjelasan dari Network/Communication Device yang
Communication Device digunakan
3 Tipe Network/ Jenis dari Network/Communication Device yang digunakan
Communication Device (Switch L2, Switch L3, Switch L4, Switch L7, Multilayer Switch,
Router, Wireless equipment, atau Transmission equipment)
4 Status Kepemilikan Status kepemilikan dari Network/Communication Device yang
digunakan (Milik Sendiri; Milik Instansi Pemerintah Lain; Milik
BUMN; atau Milik Pihak Ketiga)
5 Nama Pemilik Nama pemilik Network/ Communication Device yang
digunakan, diisi jika pilihan pada status kepemilikan selain milik
sendiri.
- 39 -

No. Nama Atribut Keterangan


6 Unit Pengelola Unit pengelola Network/ Communication Device yang
Network/ digunakan
Communication Device
3.2.3.12. Atribut Metadata Fasilitas Komputasi
Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata fasilitas komputasi.

Table 3.19 – Atribut Metadata Fasilitas Komputasi


No. Nama Atribut Keterangan
1 Nama Fasilitas Merupakan nomor unik sebagai identitas metadata
2 Kode Model Referensi Merupakan kode model referensi SPBE sesuai dengan fasilitas
SPBE yang dipilih
3 Bandwidth Intranet Merupakan jumlah bandwidth internet yang tersedia selama 1
tahun
4 Bandwidth Internet Merupakan jumlah bandwidth internet yang tersedia selama 1
tahun
5 Lokasi Merupakan lokasi dari fasilitas
6 Kepemilikan Merupakan unit pemilik dari fasilitas
7 Unit Kerja Penanggung Merupakan unit kerja/perangkat daerah yang bertanggung
jawab jawab atas fasilitas
8 Klasifikasi Tier Fasilitas Merupakan klasifikasi tier fasilitas
9 Sistem Pengamanan Merupakan tipe pengaman fasilitas
Fasilitas
3.2.3.13. Atribut Metadata Perangkat Keras Periferal
Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata perangkat keras periferal.
Table 3.20 – Atribut Metadata Perangkat Keras sPeriferal
No. Nama Atribut Keterangan
1 Nama Periferal Nama Periferal yang digunakan
2 Deskripsi Periferal Penjelasan dari Periferal yang digunakan
3 Tipe Periferal Jenis dari Periferal yang digunakan (Input, Output,
Input/Output)
4 Lokasi penempatan (mengacu pada meta data fasilitas)
Periferal
5 Unit Pengelola Unit pengelola Periferal yang digunakan
Network/
Communication Device
3.2.3.14. Atribut Metadata Perangkat Keras Keamanan
Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata perangkat keras keamanan.
Table 3.21 – Atribut Metadata Perangkat Keras Keamanan SPBE
No. Nama Atribut Keterangan
1 Nama Security Device Nama dari Security Device yang digunakan
2 Deskripsi Security Penjelasan dari Security Device yang digunakan
Device
3 Tipe Security Device Jenis dari security device yang digunakan (Firewall, Intrusion
Detection System, Intrusion Prevention System, Proxy, Load
- 40 -

No. Nama Atribut Keterangan


Balancer, Wireless intrusion prevention and detection system,
Unified Threat Management, atau Network Access Control)
4 Status Kepemilikan Status kepemilikan dari Security Device yang digunakan (Milik
Sendiri; Milik Instansi Pemerintah Lain; Milik BUMN; atau Milik
Pihak Ketiga)
5 Nama Pemilik Nama pemilik Security Device yang digunakan, diisi jika pilihan
pada status kepemilikan selain milik sendiri.
6 Unit Pengelola Security Unit pengelola Security Device yang digunakan
Device

3.2.3.15. Atribut Metadata Manajemen Keamanan


Pada table berikut ini dapat dilihat atribut metadata manajemen keamanan.
Table 3.22 – Atribut Metadata manajemen keamanan

No. Nama Atribut Keterangan

1 Jenis Standar Keamanan Jenis standar keamanan yang diacu dan menjadi prioritas
oleh setiap IPPD diantaranya:
1. standar dan/atau Peraturan terkait teknis dan prosedur
keamanan SPBE;
2. standar internasional terkait keamanan informasi; atau
3. regulasi lainnya.

2 Keterangan Nama Nama dari jenis standar keamanan yang diacu dan menjadi
Standar prioritas oleh setiap IPPD.

3 Tingkat Risiko Tingkat risiko Keamanan SPBE dengan penentuan klasifikasi


level (high, medium atau low)

4. Penerapan Keamanan Program kerja atau kegiatan Keamanan SPBE yang


dilaksanakan oleh setiap IPPD sebagai upaya dalam
meminimalkan dampak risiko Keamanan SPBE. Program
kerja atau kegiatan Keamanan SPBE sebagaimana dimaksud
paling sedikit meliputi:
1. edukasi kesadaran Keamanan SPBE;
2. penilaian kerentanan Keamanan SPBE;
3. peningkatan Keamanan SPBE; dan
4. penanganan insiden Keamanan SPBE.

5 Pengujian Kelaikan Pengujian kelaikan keamanan yang telah dilaksanakan


Keamanan terhadap pengendalian data dan informasi, persyaratan
keamanan Aplikasi Umum SPBE, dan persyaratan keamanan
Infrastruktur SPBE Nasional.

6 ID metadata terkait Mengacu kepada metadata SPBE terkait.


- 41 -

3.3. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

3.3.1. Visi
Visi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih merupakan Visi Pembangunan Daerah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Visi kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai (desired
future) dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun sesuai Misi yang diemban. Visi ini selanjutnya dijabarkan
dalam Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah.
Sebelum menjabarkan mengenai Visi RPJMD, terlebih dahulu akan ditelaah Visi Jangka Panjang
Provinsi Jawa Timur sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) periode 2005-2025. Hal ini dimaksudkan agar terdapat kesinambungan pembangunan selama
lima tahun ke depan. Adapun Visi RPJPD Provinsi Jawa Timur adalah “Pusat Agrobisnis Terkemuka,
Berdaya Saing Global Dan Bekelanjutan Menuju Jawa Timur Makmur Dan Berakhlak”
Substansi Visi RPJPD Provinsi jawa Timur di atas menjadi pijakan dalam penjabaran Visi dan Misi
Kepala Daerah terpilih agar Sasaran Pokok RPJPD di tahun berkenaan dapat dijabarkan menjadi Arah
Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah. Adapun Visi pembangunan Provinsi Jawa Timur dalam
RPJMD tahun 2019-2024 sebagai berikut :

VISI :
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT JAWA TIMUR YANG ADIL, SEJAHTERA, UNGGUL DAN
BERAKHLAK DENGAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG PARTISIPATORIS INKLUSIF MELALUI KERJA
BERSAMA DAN SEMANGAT GOTONG ROYONG”

Visi tersebut di atas memiliki substansi nilai (value) atau pokokpokok visi yang penting sebagai
pijakan untuk menjabarkan dalam Misi Pembangunan. Adapun pokok-pokok visi pembangunan dalam
RPJMD Provinsi Jawa Timur tahun 2019-2024 sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah ini.
- 42 -

Table 3.23 – Perumusan Penjelasan Visi Pembangunan

Pokok-pokok
No. Penjelasan
Visi
1. ADIL Adil dalam pengertian bahwa pembangunan yang akan dijalankan
melalui tata kelola pemerintahan di Jawa Timur menuju pada
pemerataan hasil-hasil pembangunan secara seimbang baik antar
kelompok sosial, antar wilayah maupun antar sektor. Keadilan sebagai
visi pembangunan di Jawa Timur juga berarti bahwa seluruh warga
akan mendapatkan pelayanan publik yang setara tanpa diskriminasi.
Tata kelola pemerintahan yang adil juga berarti bahwa pemerintah
menghormati kesetaraan sosial dan gender dalam proses
pembangunan. Dimensi keadilan dalam pembangunan di Jawa Timur
juga berarti bahwa tata kelola pemerintahan juga berpijak pada
prinsip inklusi sosial, budaya dan ekonomi yang artinya adalah
pemerintah akan menjamin pemenuhan hak-hak dasar warga;
pembangunan juga
memperhatikan kebutuhan kelompok-kelompok rentan dan marjinal;
pemerintah memperhatikan dan menghormati identitas budaya baik
dari setiap kelompok budaya maupun warga; serta pemerintah
menjamin agar setiap warga memperoleh akses yang luas dan
berpartisipasi dalam arena ekonomi pasar yang berkeadilan.
2 SEJAHTERA Sejahtera dalam makna terdalamnya adalah setiap warga Jawa Timur
melalui proses pembangunan dapat menikmati kehidupan yang layak,
aman dan manusiawi. Kehidupan yang layak, aman dan manusiawi
berarti bahwa setiap warga dapat terpenuhi hak untuk sehat dan
berpendidikan yang layak, memperoleh pekerjaan yang layak serta
mampu mendapatkan akses di dunia usaha, tidak tersisihkan dalam
kehidupan sosial, mendapatkan jaminan rasa aman dan menjadi
bagian dari komunitas yang sehat dan berpartisipasi dalam kehidupan
sosial sebagai warga Jawa Timur. Untuk merealisasikan visi ini maka
tata kelola pemerintahan di Jawa Timur akan diabdikan tidak saja
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun juga
diarahkan untuk peningkatan kualitas hidup sosial warga, sehingga
warga Jawa Timur memiliki etos hidup yang optimis dan memiliki
harapan yang baik bagi masa depan diri, keluarga, komunitas maupun
Provinsi Jawa Timur.
3 UNGGUL DAN Unggul dan berakhlak merupakan satu rangkaian tekad yang tidak
BERAKHLAK terpisahkan. Unggul berarti mendorong pembangunan Jawa Timur
untuk mampu membawa masyarakat pada kualitas yang unggul baik
dari sisi pendidikan, kesehatan, ekonomi, kebebasan politik,
infrastruktur serta capaian pembangunan lainnya. Sedangkan
berakhlak menegaskan bahwa Unggul saja tidak cukup, melainkan
harus diimbangi dengan budi pekerti serta akhlak yang mulia berbasis
pada nilai-nilai budaya dan keagamaan. Akhlak ini tidak hanya
menegaskan tentang karakter manusia Jawa Timur, namun juga
menjadi jiwa dalam seluruh aspek mulai dari pelayanan publik,
pendekatan pembangunan hingga kebijakan secara umum.
Unggul dan berakhlak berarti bahwa pembangunan di Jawa Timur
tidak hanya mengejar pemenuhan material namun juga bertujuan
untuk membentuk kualitas warga Jawa Timur yang memiliki kualitas
moral, etika dan karakter hidup yang tinggi berbasis kehidupan
spiritual berlandaskan akhlakul karimah sesuai dengan ajaran-ajaran
agama. Sehingga dengan visi unggul dan berkualitas maka
pembangunan di Jawa Timur berusaha untuk membangun warga
yang memiliki solidaritas yang tinggi, menghormati keragaman dan
- 43 -

Pokok-pokok
No. Penjelasan
Visi
perduli terhadap nilai-nilai toleransi, memiliki daya juang hidup yang
tinggi, berkarakter anti-korupsi serta segenap kualitas karakter hidup
yang unggul dan berakhlak.
4 TATA KELOLA Komitmen mengenai tatakelola pemerintahan yang partisipatoris dan
PEMERINTAHAN inklusif selaras dengan tujuan besar Reformasi Birokrasi di Indonesia.
YANG Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
PARTISIPATORIS (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di
DAN INKLUSIF lingkungan Instansi Pemerintah akan dielaborasi oleh
pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan pendekatan
pembangunan yang partisipatoris dan inklusif.
Partisipatoris diwujudkan melalui perluasan ruang publik (public
sphere) yang memadai bagi seluruh elemen masyarakat untuk terlibat
dalam proses pembangunan, sedangkan di sisi lain karakter birokrasi
yang inklusif akan menghapus sekat diskriminasi pembangunan.
Prinsip tata kelola yang partisipatoris dan inklusif artinya bahwa
pemerintah tidak hadir dan bekerja sendirian dalam menjalankan
proses pembangunan, namun menjalankan tata kelola pemerintahan
dimana pemerintah menempatkan seluruh warga di Jawa Timur
sebagai aktor-aktor strategis pembangunan. Dalam tata kelola
pemerintahan yang partisipatoris, ruang pengambilan kebijakan
menjadi ruang yang terbuka, transparan dan akuntabel bagi
keterlibatan setiap warga negara untuk memperjuangkan
kehidupannya.
Sementara prinsip inklusif berarti bahwa pemerintah mendorong
birokrasi dan sistem pelayanan publik yang terbuka, bertanggung
jawab dan menjamin agar mereka yang berada pada kondisi rentan
dan marjinal mendapatkan perhatian penuh dalam proses
pembangunan. Tata kelola pemerintahan partisipatoris dan inklusif
juga mendorong pada penghormatan, perlindungan dan pemenuhan
ruang publik yang bebas sebagai manifestasi kontrol terhadap
pembangunan dalam relasi negara dan masyarakat yang demokratis.
5 KERJASAMA Kerjasama dan Gotong-royong, secara holistik adalah nilai-nilai
DAN otentik budaya Indonesia yang telah teruji selama berabad-abad dan
GOTONG membuktikan ketangguhan nilai-nilai sosial dalam menghadapai
ROYONG berbagai tantangan zaman. Jawa Timur merupakan miniatur
nusantara yang sudah pasti mewarisi nilai-nilai hebat tersebut.
Kerjasama dan gotong royong memiliki nilai dan makna strategis
dalam konteks pembangunan Jawa Timur, karena mendorong
semangat untuk menjalin mitra setara dan saling menguntungkan
dengan semua pihak. Semangat ini tentu dapat menjadi pendorong
bagi percepatan pembangunan Jawa Timur ke depan.
Kerja sama dan gotong royong adalah modal budaya paling tinggi
yang dimiliki oleh bangsa kita maupun masyarakat Jawa Timur. Dalam
tata kelola pemerintahan dan pembangunan kedepan, kerjasama dan
gotong royong dapat diterjemahkan sebagai proses pengelolaan
pemerintah berbasis kolaborasi dan partnership. Kolaborasi artinya
bahwa adalah pemerintah akan meningkatkan keterlibatan
masyarakat, sektor publik dan privat untuk mencapai tujuan-tujuan
pembangunan. Partnership dalam pengertian bahwa pemerintah
bekerja untuk memfasilitasi dan mendorong kondisi yang
memperkuat peran masyarakat sipil untuk terlibat dan memantau
proses pembangunan dalam relasi kemitraan yang setara dan saling
menghargai.
- 44 -

3.3.2. Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Berdasarkan pengertian dimaksud serta dengan berlandaskan kepada makna visi
Provinsi Jawa Timur, maka ditetapkan misi Provinsi Jawa Timur 2019-2024 sebagaimana terdapat dalam
uraian bawah ini:

1. Mewujudkan Keseimbangan Pembangunan Ekonomi, Baik antar Kelompok, antar Sektor dan
Keterhubungan Wilayah.
Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Jawa Timur dengan kemitraan baik
masyarakat sipil maupun sektor privat bertujuan agar tidak tercipta konsentrasi kemakmuran
pada kalangan kelompok sosial yang kaya, daerah urban, maupun wilayah tertentu saja. Oleh
karena itu dalam perencanaan pembangunan ekonomi kedepan, implementasi pembangunan
hendaknya memastikan agar tingkat ketimpangan sosial (social inequality) antara kelompok
sosial kaya dan miskin, maupun perkotaan (urban) dan pedesaan (rural) semakin mengecil.
Selain itu pembangunan juga tidak hanya difokuskan pada pembangunan sektoral, tapi juga
perhatian secara simultan terhadap pembangunan antar kawasan sehingga masing-masing
kawasan di Jawa Timur dan maju dan sejahtera bersama. Sehingga tujuan utama dari
pembangunan Jawa Timur adalah jangan sampai ada yang tak berdaya (powerless),
terpinggirkan (marginalized), tersisih (excluded), terbungkam (voiceless), terasing (alienated),
karena pembangunan adalah perjuangan pembebasan rakyat Jawa Timur dari proses
kemiskinan sosial, ketidakberdayaan dan kemelaratan menuju kedaulatan warga.
Pembangunan Ekonomi dan Sosial secara berkesinambungan yaitu Pembangunan yang
mengutamakan Keseimbangan Pembangunan

Ekonomi dan Terciptanya Kesejahteraan yang berkeadilan Sosial. Oleh karena itu
pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan pemerataan dan keseimbangan ekonomi baik
antar kelompok, antar sektor maupun antar wilayah.

Sejalan dengan amanah konstitusi, pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
adalah hak bagi seluruh rakyat Indonesia. Amanah fundamental ini menjadi tujuan dari proses
pembangunan yang dilakukan di Jawa Timur. Dalam proses kolaborasi yang dilakukan antara
pemerintah, warga dan sektor privat (Public Private Partnership), pemerintah Jawa Timur
berusaha membuka seluas-luasnya lapangan kerja yang memperhatikan konektivitas wilayah.
Dengan prinsip keterhubungan wilayah, maka perluasan dunia kerja sejalan dengan
pembukaan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru (aglomerasi) yang terhubung dengan
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang sudah ada. Tujuan dari semua itu proses
pembangunan di Jawa Timur akan memastikan hak rakyat atas pekerjaan yang layak untuk
kemanusiaan adalah pelaksanaan dari daulat rakyat.

2. Terciptanya Kesejahteraan yang Berkeadilan Sosial, Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama


Kesehatan dan Pendidikan, Penyediaan Lapangan Kerja dengan Memperhatikan Kelompok
Rentan.
Sebagai tujuan akhir pembangunan, kesejahteraan memiliki dimensi yang sangat luas. Selain
dimensi ekonomi, kesejahteraan juga akan didorong ke seluruh aspek kehidupan masyarakat
Jawa Timur, utamanya dengan memperhatikan kesempatan dan kemampuan untuk
mendapatkan hak-hak bagi kelompok masyarakat yang rentan.

Pembangunan di Jawa Timur memperhatikan prinsip-prinsip keadilan sosial yang terdiri dari
keadilan distributif, keadilan rekognitif, dan keadilan partisipatoris. Artinya bahwa proses
pembangunan yang dilakukan memperhatikan pentingnya proses redistribusi ekonomi, dimana
hasil-hasil pembangunan tidak hanya terpusat pada kalangan kelompok sosial atas dan
menengah namun juga mereka yang berada pada posisi terbawah secara strata sosial. Selain
itu dimensi keadilan juga memperhatikan aspek rekognitif (pengakuan) terhadap kebutuhan-
kebutuhan khusus yang dimiliki oleh perempuan dan anak dan lansia, kelompok difabel,
maupun kelompok masyarakat berbasis budaya yang membutuhkan perhatian khusus.
Keadilan dalaam proses pembangunan juga memiliki dimensi politik, dimana ruang partisipasi
yang luas menjadi perhatian dalam praktik tata kelola pemerintahan yang terbangun. Sehingga
- 45 -

pembangunan yang dilakukan tidak akan meninggalkan dan melibatkan seluruh kalangan yang
rentan dimasyarakat. Oleh karena itu misi utama dari pembangunan di Jawa Timur adalah
menjadikan praktik pembangunan yang berbasis pada APBD sebagai perjuangan untuk
penegakan keadilan dan pemerdekaan hidup bagi warga Jawa Timur.

Pembangunan yang berlangsung di Jawa Timur memberikan perhatian kepada pemenuhan


kebutuhan-kebutuhan dasar dari sumber daya manusia. Sesuai dengan pembangunan yang
berpusat pada aktualisasi dan apresiasi secara optimal terhadap kapasitas-kapasitas
kemanusiaan dari seluruh warga Jawa Timur, maka perlindungan dan jaminan atas kesehatan,
pendidikan maupun kedaulatan pangan menjadi prinsip dasar pembangunan. Pemenuhan atas
kebutuhan dasar diatas merupakan standard minimal dari pemenuhan atas hak ekonomi
maupun sosial dari seluruh warga agar mereka bisa berpartisipasi dalam tatanan ekonomi yang
terbuka (inclusive economic order). Sehingga dengan bekal warga Jawa Timur sebagai warga
yang sehat, terdidik dan terpenuhi hajat hidupnya, mereka dapat hidup sebagai warga yang
terhormat, mulia dan merdeka.

Pembangunan sumber daya manusia di Provinsi Jawa Timur dilakukan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat, antara lain peningkatan kualitas kehidupan, akses pendidikan
dan jaminan kesehatan di Jawa Timur.

3. Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Inovatif, Terbuka, Partisipatoris Memperkuat


Demokrasi Kewargaan untuk Menghadirkan Ruang Sosial yang menghargai prinsip
Kebhinekaan.
Tata kelola pemerintahan di Jawa Timur telah menciptakan standar penilaian dan tolak ukur
untuk menilai kinerja dirinya melalui slogan CETTAR (Cepat, Efisien, Tanggap, Transparan,
Akuntabel dan Responsif). Prinsip itu bertujuan agar proses pembangunan sebagai
pengejawantahan proses kolaborasi, partnership dan inklusi antara pemerintah Jawa Timur
dengan masyarakat sipil dan sektor privat sebagai arena untuk memacu birokrasi pemerintah
untuk menyediakan pelayanan yang bersih dan anti-korupsi, prima dan berkeadilan bagi warga
Jawa Timur. Tata kelola pemerintahan berbasis CETTAR juga mengutamakan sinergitas antar
PD untuk meningkatkan masyarakat Jawa Timur sehingga kerja masing-masing PD tidak hanya
berlandaskan pada tupoksi sektoral semata tanpa mempertimbangkan koneksitas dengan PD
yang lain. Dalam hubungan antar negara-masyarakat sipil dan dunia usaha, birokrasi
Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan membuka diri untuk membangun pelayanan
berprinsip CETTAR melalui inovasi berbasis complaint handling system secara terintegrasi. Tata
kelola pemerintahan di Jawa Timur juga tidak hanya menekankan pada sisi teknis-teknokratik
tapi juga memperkuat partisipasi politik warga untuk terlibat dalam memperjuangkan hidup
mereka dalam proses pengambilan kebijakan.

4. Melaksanakan Pembangunan Berdasarkan Semangat Gotong Royong, Berwawasan


Lingkungan untuk Menjamin Keselarasan Ruang Ekologi, Ruang Sosial, Ruang Ekonomi dan
Ruang Budaya.
Pemerintah Jawa Timur mendorong pembangunan yang berlandaskan pada prinsip harmoni
antara aktivitas sosial, ekonomi dan kebudayaan serta ekologi. Oleh karena itu misi dari
pembangunan Jawa Timur adalah mendorong pembangunan yang memperdulikan aspek
perawatan lingkungan, penghormatan terhadap ruang hidup, kearifan lokal dan identitas
serta subyek budaya. Sehingga proses pembangunan yang dilakukan merekatkan kesatuan
kewargaan dan kesatuan ekologis yang menyatukan tidak saja warga Jawa Timur namun juga
tanah, air, bumi serta kekayaan alam serta pusparagam kebudayaan yang menaungi
kehidupan warga Jawa Timur.

Pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia
dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk
menopangnya harus mampu mengakomodasi terwujudkan kesimbangan antara aspek
ekonomi, sosial, dan budaya dengan kondisi lingkungan.
Sebagai upaya untuk memastikan bahwa misi jangka menengah Provinsi Jawa Timur telah
sesuai dengan Pokok-pokok visi, maka dijabarkan dalam tabel dibawah ini :
- 46 -

Table 3.24 - Keterkaitan Pokok-pokok Visi dengan Misi Provinsi Jawa Timur 2019-2024

POKOK-POKOK
NO MISI
VISI
1 ADIL (1) Mewujudkan Keseimbangan
Pembangunan Ekonomi, Baik antar
Kelompok, antar Sektor dan
Keterhubungan Wilayah.;
(2) Terciptanya Kesejahteraan yang
Berkeadilan Sosial, Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama
Kesehatan dan Pendidikan, Penyediaan Lapangan
Kerja dengan Memperhatikan Kelompok
Rentan;
2 SEJAHTERA (2) Terciptanya Kesejahteraan yang Berkeadilan Sosial,
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama Kesehatan dan
Pendidikan, Penyediaan Lapangan
Kerja dengan Memperhatikan Kelompok
Rentan;
3 UNGGUL DAN (2) Terciptanya Kesejahteraan yang Berkeadilan Sosial,
BERAKHLAK Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama Kesehatan dan
Pendidikan, Penyediaan Lapangan Kerja dengan Memperhatikan
Kelompok Rentan;
(4) Melaksanakan Pembangunan Berdasarkan Semangat Gotong
Royong, Berwawasan Lingkungan untuk Menjamin Keselarasan
Ruang Ekologi, Ruang Sosial,
Ruang Ekonomi dan Ruang Budaya;

4 TATAKELOLA (3) Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Inovatif, Terbuka,


YANG Partisipatoris
PARTISIPATORIS Memperkuat Demokrasi Kewargaan untuk Menghadirkan Ruang
DAN Sosial yang menghargai prinsip Kebhinekaan.;
INKLUSIF
5 SEMANGAT (4) Melaksanakan Pembangunan
BERSAMA Berdasarkan Semangat Gotong Royong,
DAN SEMANGAT Berwawasan Lingkungan untuk Menjamin
GOTONG ROYONG Keselarasan Ruang Ekologi, Ruang Sosial,
Ruang Ekonomi dan Ruang Budaya;

3.3.3. Tujuan dan Sasaran


Tujuan (goal) adalah pernyataan-pernyataan yang merupakan penjabaran atau implementasi
tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu
strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Guna merealisasikan pelaksanaan misi
Pemerintah Provinsi Jawa Timur, ditetapkan tujuan pembangunan daerah yang merupakan hasil akhir
yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Sedangkan sasaran (objective) adalah
penjabaran dari tujuan, yaitu merupakan suatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu satu sampai lima tahun kedepan. Sasaran diformulasikan secara terukur, spesifik, dapat dicapai
dan rasional. Sasaran ditetapkan dengan maksud agar perjalanan atau proses kegiatan dalam mencapai
tujuan dapat berlangsung secara fokus, efektif, dan efisien.
Rumusan Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Jawa Timur berdasarkan Misi tahun 2019-2024 terdiri atas
11 (sebelas) item sebagai berikut :
- 47 -

Penjabaran Tujuan dan Sasaran Pada Misi 1 :


1. Meningkatnya Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi yang didukung Konektivitas Antar
Wilayah yang memiliki sasaran sebagai berikut :

1) Meningkatnya Nilai tambah Produksi Industri Pengolahan;


2) Meningkatnya Nilai Tambah Penyelenggaraan Perdagangan;
3) Meningkatnya Nilai tambah Produksi Pertambangan & Penggalian;
4) Meningkatnya Nilai tambah Produksi Pertanian, Kehutanan dan Perikanan;
5) Meningkatnya Realisasi Penanaman Modal;
6) Meningkatnya Nilai Tambah KUKM;
7) Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Dasar dan Sumber Daya Air; dan
8) Meningkatnya konektivitas jaringan Transportasi Darat, Laut dan Udara;

Penjabaran Tujuan dan Sasaran Pada Misi 2 :


1. Menurunnya Angka Kemiskinan yang memiliki sasaran sebagai berikut :
1) Menurunnya Penduduk Miskin Perdesaan; dan
2) Meningkatnya Kemandirian PMKS.
2. Meningkatnya Keseteraan Gender yang memiliki sasaran sebagai berikut :
1) Meningkatnya Pemberdayaan Perempuan.
3. Terpenuhinya Kebutuhan Dasar, yang memiliki sasaran sebagai berikut;
1) Meningkatnya kualitas Pendidikan; dan
2) Meningkatnya kualitas kesehatan.
4. Menurunnya Pengangguran, yang memiliki sasaran ;
1) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Penjabaran Tujuan dan Sasaran Pada Misi 3 :


5. Terwujudnya pemerintahan yang Baik, yang memiliki sasaran sebagai berikut :
1) Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Akuntabel;
2) Meningkatnya Kepuasan Masyarakat atas Layanan Pemerintah;
3) Meningkatnya Kemandirian Fiskal Daerah; dan
4) Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi;
6. Menguatnya Nilai - Nilai Demokrasi dalam Kehidupan Sosial Masyarakat.
1) Menurunnya Konflik Sosial;
2) Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Umum;
3) Meningkatnya Kerukunan Umat Beragama; dan
4) Berkembangnya Nilai-nilai Budaya Lokal;

Penjabaran Tujuan dan Sasaran Pada Misi 4 :


7. Terwujudnya Pembangunan berwawasan Lingkungan, yang memiliki sasaran sebagai
berikut;
1) Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup;
2) Meningkatnya Kapasitas Ketangguhan terhadap Bencana.

Tujuan dan Sasaran RPJMD sebagaimana dijabarkan di atas, selanjutnya akan disertai dengan
indikator capaian tahunan. Hal ini dimaksudkan agar indicator tujuan tersebut dapat dijadikan sebagai
pedoman dan acuan dalam pencapaian Indikator Sasaran RPJMD. Secara detil Indikator Tujuan yang
disertai dengan target capaian tahun 2019-2024 akan disajikan dalam tabel di bawah ini.
- 48 -

Table 3.25 Indikator Tujuan RPJMD Provinsi Jawa Timur tahun 2019-2024

KONDISI TARGET KONDISI


NO. MISI TUJUAN INDIKATOR TUJUAN AWAL AKHIR
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2024
1 2 3 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Mewujudkan 1.1 Meningkatnya 1.1.1 Pertumbuhan 5,50** 5,51- 5,54-5,55 5,56-5,58 5,59-5,61 5,62- 5,65- 5,65-5,67
Keseimbangan Pertumbuhan dan Ekonomi 5,53 5,64 5,67
Pembangunan Pemerataan 1.1.2 Indeks 0,4753** 0,4673- 0,4593 – 0,4513 – 0,4433 – 0,4353 – 0,4273 – 0,4273 –
Ekonomi, Baik Ekonomi yang Ketimpangan 0,4592 0,4512 0,4432 0,4352 0,4272 0,4191 0,4191
antar didukung Wilayah
Kelompok, antar Konektivitas Antar ( Indeks
Sektor dan Wilayah Theil )
Keterhubungan
Wilayah.
2 Terciptanya 2.1 Menurunnya 2.1.1 Persentase 10,85** 10,84- 10,41- 10,19- 9,76-9,34 9,33- 8,90- 8,90-8,44
Kesejahteraan Angka Kemiskinan Penduduk 10,42 10,20 9,77 8,91 8,44
yang Miskin
Berkeadilan Sosial, 2.1.2 Indeks Gini 0,3710 0,3705 – 0,3694 – 0,3688 – 0,3682 – 0,3676 – 0,3670 – 0,3670 –
Pemenuhan 0,3695 0,3689 0,3683 0,3677 0,3671 0,3665 0,3665
Kebutuhan Dasar 2.2 Meningkatnya 2.2.1 Indeks 90,78** 90,79 - 90,81- 90,83- 90,85- 90,87- 90,89- 90,89 -
Terutama Kesetaraan Pembangunan 90,80 90,82 90,84 90,86 90,88 90,90 90,90
Kesehatan dan Gender Gender (IPG)
Pendidikan,
Penyediaan 2.3 Terpenuhinya 2.3.1 Indeks 70,77 71,09- 71,58- 72,08 - 72,58- 73,08- 73,58- 73,58 -
Lapangan Kebutuhan Dasar Pembangunan 71,57 72,07 72,57 73,07 73,57 74,07 74,07
Kerja dengan Manusia (IPM)
Memperhatikan
- 49 -

KONDISI TARGET KONDISI


NO. MISI TUJUAN INDIKATOR TUJUAN AWAL AKHIR
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2024
1 2 3 6 7 8 9 10 11 12 13
Kelompok Rentan. 2.4 Menurunnya 2.4.1 Tingkat 3,99 3,83- 3,80- 3,78 3,77- 3,74- 3,71 3,70- 3,67- 3,67- 3,64
Pengangguran Pengangguran 3,81 3,75 3,68 3,64
Terbuka (TPT)
3 Tata Kelola 3.1 Terwujudnya 3.1.1 Indeks 72,81** 73,01- 76,02- 80,02- 81,02- 82,02- 83,02- 83,02-84,01
Pemerintahan Pemerintahan yang Reformasi 76,01 80,01 81,01 82,01 83,01 84,01
yang Baik Birokrasi (IRB)
Bersih, Inovatif,
Terbuka, 3.2 Menguatnya 3.2.1 Indeks 62,52** 62,53- 62,63- 62,73- 62,83- 62,93- 63,03- 63,03-63,12
Partisipatoris Nilai - Nilai Kesalehan 62,62 62,72 62,82 62,92 63,02 63,12
Memperkuat Demokrasi dalam Sosial
Demokrasi Kehidupan Sosial (IKS)
Kewargaan untuk Masyarakat
Menghadirkan
Ruang Sosial yang
menghargai
prinsip
Kebhinekaan.
4 Melaksanakan 4.2 Terwujudnya 4.2.1 Indeks Kualitas 66,36 66,37- 66,74- 67,11- 67,48- 67,85- 68,22- 68,22-68,58
Pembangunan Pembangunan Lingkungan 66,73 67,10 67,47 67,84 68,21 68,58
Berdasarkan Hidup (IKLH)
- 50 -

KONDISI TARGET KONDISI


NO. MISI TUJUAN INDIKATOR TUJUAN AWAL AKHIR
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2024
1 2 3 6 7 8 9 10 11 12 13
Semangat Gotong berwawasan 4.2.2 Indeks Risiko 152,7 152,7 - 151,7- 150,7- 149,7- 148,7- 147,7- 147,7-146,7
Royong, Lingkungan Bencana (IRB) 151,7 150,7 149,7 148,7 147,7 146,7
Berwawasan
Lingkungan untuk
Menjamin
Keselarasan Ruang
Ekologi, Ruang
Sosial, Ruang
Ekonomi dan
Ruang Budaya.

Selanjutnya, keterkaitan Tujuan dan Sasaran pembangunan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur selama kurun waktu 2019-2024 sebagaimana
disajikan dalam tabel 5.4 sebagai berikut :
- 51 -

Table 3.26 Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Jawa Timur

KONDISI TARGET KONDISI


INDIKATOR AWAL AKHIR
NO. MISI TUJUAN SASARAN
SASARAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Mewujudkan Meningkatnya Meningkatnya Persentase 7,55 7,63 7,71 7,79 7,87 7,95 8,03 8,03
Keseimbangan Pertumbuhan Nilai Tambah Pertumbuhan
Pembangunan dan Pemerataan Produksi Industri PDRB Kategori
Ekonomi, Baik Ekonomi yang Pengolahan Industri
antar Kelompok, didukung Pengolahan
antar Sektor dan Konektivitas Meningkatnya Persentase 6,29 6,34 6,39 6,44 6,49 6,54 6,59 6,59
Keterhubungan Antar Wilayah Nilai Tambah Pertumbuhan
Wilayah. Penyelenggaraan PDRB Kategori
Perdagangan Perdagangan
Besar dan
Eceran,
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
Meningkatnya Persentase 2,38 2,50 2,65 2,80 2,95 3,10 3,25 3,25
Nilai tambah Pertumbuhan
Produksi PDRB Kategori
Pertambangan & Pertambangan
Penggalian & Penggalian
- 52 -

KONDISI TARGET KONDISI


INDIKATOR AWAL AKHIR
NO. MISI TUJUAN SASARAN
SASARAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Meningkatnya Persentase -2,10 -1,35 -0,60 0,15 0,90 1,65 2,50 2,50
Nilai tambah Pertumbuhan
Produksi PDRB Kategori
Pertanian, Pertanian,
Kehutanan dan Kehutanan dan
Perikanan Perikanan

Meningkatnya Realisasi 155 157 160 165 170 175 180 180
Realisasi Penanaman
Penanaman Modal (Rp.
Modal Trilyun)
Meningkatnya Persentase 5,500 5,501 5,503 5,505 5,506 5,507 5,508 5,508
Nilai Tambah Pertumbuhan
KUKM PDRB KUMKM
Jawa Timur
Meningkatnya Persentase 73,72 76,08 78,44 80,81 83,17 85,53 87,89 87,89
Kualitas Capaian
Infrastruktur Infrastruktur
Dasar dan Dasar
Sumber Daya Air Perumahan
dan
Permukiman
- 53 -

KONDISI TARGET KONDISI


INDIKATOR AWAL AKHIR
NO. MISI TUJUAN SASARAN
SASARAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Persentase 68,70 68,75 68,80 68,85 68,90 68,95 69,00 69,00
Jaringan Irigasi
dalam Kondisi
Baik
Meningkatnya Persentase 91,08 91,58 91,76 91,96 91,96 92,55 92,97 92,97
konektivitas Jalan Provinsi

jaringan dalam Kondisi


Transportasi Mantap
Darat, Laut dan
Udara Rata - rata 76,87 80,00 81,00 81,50 82,00 82,50 83,00 83,00
Persentase
Indeks
Kepuasan
Masyarakat
terhadap
Pelayanan
Perhubungan
2 Terciptanya Menurunnya Menurunnya Persentase 15,21 14,57 13,93 13,29 12,65 12,01 11,37 11,37
Kesejahteraan Angka Penduduk Penduduk
yang Berkeadilan Kemiskinan Miskin Miskin
Sosial, Perdesaan Perdesaan
- 54 -

KONDISI TARGET KONDISI


INDIKATOR AWAL AKHIR
NO. MISI TUJUAN SASARAN
SASARAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pemenuhan Persentase 21,46 20,16 18,86 17,56 16,26 14,96 13,66 13,66
Kebutuhan Desa tertinggal
Dasar Terutama dan sangat
Kesehatan dan tertinggal
Pendidikan,
Penyediaan Meningkatnya Persentase 1,19 1,20 1,26 1,28 1,30 1,32 1,34 1,34
Lapangan Kerja Kemandirian PMKS yg
dengan PMKS Mandiri
Memperhatikan
Meningkatnya Meningkatnya Indeks 69,77 70,17 70,57 70,97 71,37 71,77 72,17 72,17
Kelompok
Kesetaraan Pemberdayaan Pemberdayaan
Rentan.
Gender Perempuan Gender (IDG)

Terpenuhinya Meningkatnya Indeks 0,61 0,63 0,64 0,65 0,66 0,67 0,68 0,68
Kebutuhan Kualitas Pendidikan
Dasar Pendidikan
Meningkatnya Indeks 0,784 0,785 0,786 0,788 0,789 0,790 0,791 0,791
Derajat Kesehatan
Kesehatan
Masyarakat
Menurunnya Menurunnya Tingkat 69,37 69,86 70,34 70,84 71,33 71,83 72,34 72,34
Pengangguran Pengangguran Partisipasi
Angkatan
Kerja
- 55 -

KONDISI TARGET KONDISI


INDIKATOR AWAL AKHIR
NO. MISI TUJUAN SASARAN
SASARAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
3 Tata Kelola Terwujudnya Terwujudnya Nilai SAKIP 81,70 85,70 90,01 90,51 91,51 92,51 93,01 93,01
Pemerintahan Pemerintahan Tata Kelola
yang Bersih, yang Baik Pemerintahan
Inovatif, yang Akuntabel Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Terbuka,
Partisipatoris
Memperkuat Nilai LPPD Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Demokrasi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Kewargaan
untuk Indeks 76,09 77,00 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 81,00
Menghadirkan Integritas
Ruang Sosial Pemerintah
yang Prov. Jatim
menghargai Meningkatnya Indeks 83,24 83,50 84,00 84,50 85,00 86,00 86,05 86,05
prinsip Kepuasan Kepuasan
Kebhinekaan. Masyarakat atas Masyarakat
Layanan (IKM/SKM)
Pemerintah Indeks 88,05 89,00 90,00 91,00 92,00 93,00 94,00 94,00
Profesionalitas
ASN
Meningkatnya Persentase 58,04 56,00 56,50 57,00 57,50 58,00 58,50 58,50
Kemandirian PAD terhadap
Fiskal Daerah Total
Pendapatan
- 56 -

KONDISI TARGET KONDISI


INDIKATOR AWAL AKHIR
NO. MISI TUJUAN SASARAN
SASARAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Meningkatnya Indeks Sistem 2,92 3,00 3,20 3,40 3,60 3,80 4,00 4,00
Pemanfaatan Pemerintahan
Teknologi Berbasis
Informasi Elektronik
Komunikasi (SPBE)
Menguatnya Meningkatnya Persentase 10,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 16,00 16,00
Nilai - Nilai ketentraman dan (penurunan)
Demokrasi Ketertiban Pelanggaran
dalam Umum Perda
Kehidupan Masyarakat
Sosial Meningkatnya Indeks 68,12 68,14 68,16 68,18 68,20 68,22 68,24 68,24
Masyarakat Kepedulian Kepedulian
Sosial Sosial
Pelestarian Persentase 2 2 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,5
Nilai - Nilai Peningkatan
Budaya Lokal Cagar Budaya
yang
Dilestarikan
Persentase 5 5 5 5 5 5 5 5
Peningkatan
Seni Budaya
yang
Dilestarikan
- 57 -

KONDISI TARGET KONDISI


INDIKATOR AWAL AKHIR
NO. MISI TUJUAN SASARAN
SASARAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
4 Melaksanakan Terwujudnya Meningkatnya Indeks Kualitas 52,96 53,26 54,26 55,26 56,26 57,90 58,83 58,83
Pembangunan Pembangunan Kualitas Air (IKA)
Berdasarkan berwawasan Lingkungan Indeks Kualitas 83,50 83,70 83,90 84,10 84,30 84,50 84,70 84,70
Semangat Lingkungan Hidup Udara (IKU)
Gotong Royong,
Berwawasan Indeks Kualitas 63,56 63,56 63,60 63,64 63,68 63,72 63,76 63,76
Lingkungan Tutupan Lahan
untuk Menjamin (IKTL)
Keselarasan Meningkatnya Indeks 0,49 0,52 0,54 0,57 0,60 0,63 0,66 0,66
Ruang Ekologi, Kapasitas Kapasitas
Ruang Sosial, Ketangguhan Bencana
Ruang Ekonomi terhadap
dan Ruang Bencana
Budaya.
- 58 -

3.4. STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Guna mewujudkan visi dan misi, beserta tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan, maka
diperlukan rumusan Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Provinsi Jawa Timur 2019-
2024. Strategi Pembangunan dikategorikan menjadi dua, yaitu: Strategi Umum dan Strategi
Berdasarkan Tujuan dan Sasaran. Strategi Umum merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana
bagaimana Visi dan Misi pembangunan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan Strategi
Berdasarkan Tujuan dan Sasaran merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD akan dicapai.

Rumusan Strategi Umum selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Berdasarkan
Peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 dijelaskan bahwa Arah Kebijakan dalam
RPJMD menjelaskan tahapan pembagunan tahunan (milestone) Provinsi Jawa Timur periode 2019-
2024.

3.4.1. Strategi Umum Pembangunan


Strategi Umum Pembangunan dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur 2019-2024 merupakan
manifestasi dari semangat, nilai dan harapan tulus Gubernur dan Wakil Gubernur guna mewujudkan
visi dan misi akan dilakukan 6 (enam) strategi umum, sebagai berikut:
1. Penegasan Nilai-nilai Luhur Budaya dan Keagamaan sebagai Perspektif dan Spirit dalam
Pembangunan;
2. Pembangunan berkelanjutan yang inklusif bertujuan untuk menyelesaikan persoalan
kemiskinan, pemenuhan kebutuhan dasar, penyiapan Jawa Timur untuk menghadapi
disrupsi ekonomi maupun ketidakpastian masa depan (uncertain future);
3. Pemenuhan hak dan ruang kepada perempuan (Pengarusutamaan Gender), perlindungan
anak dan kelompok rentan dalam berpartisipasi pada proses pembangunan (Right Based
Development);
4. Memperluas akses dan kesempatan kepada warga untuk memperoleh apa yang dianggap
bermakna bagi dirinya (Development as Freedom);
5. Pembangunan berbasis kawasan yang sensitif terhadap potensi serta problem khas wilayah
untuk memastikan setiap wilayah dengan konteks persoalan yang berbeda-beda dapat
tumbuh kembang bersama; dan
6. Percepatan Pembangunan melalui Inovasi di Segala Bidang Berbasis Information
Communication Technology (ICT).

Keenam strategi umum tersebut merupakan landasan pembangunan Provinsi Jawa Timur 2019-2024,
sebagai kelanjutan dari periode pembangunan sebelumnya, dengan penegasan mengenai inklusivitas
pembangunan yang berpusat pada rakyat, yang secara implisit di dalamnya mengandung makna
pembangunan yang berkeadilan dan merata.
Strategi umum pembangunan Provinsi Jawa Timur 2019-2024 juga secara lebih tegas menyatakan
keberpihakannya (affirmative) kepada rakyat miskin melalui strategi pertumbuhan ekonomi yang
berpihak kepada rakyat miskin, yang dilandasi pemikiran bahwa pertumbuhan dan pemerataan harus
berjalan serempak.
3.4.1.1. Penegasan Nilai-nilai Luhur Budaya dan Keagamaan sebagai Perspektif dan Spirit dalam
Pembangunan
Identitas sosial dan karakter masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai luhur budaya dan agama
merupakan modal dasar pembangunan yang penting. Kekayaan nilai-nilai luhur budaya dan keagamaan
yang kental dan khas di Provinsi Jawa Timur membuktikan dapat menjadi perekat dalam pembangunan
- 59 -

ketentraman dan kedamaian sosial. Karakteristik ini harus terus dikembangkan menjadi karakter dasar
masyarakat Jawa Timur, yang dimanifestasikan pada seluruh aspek kehidupan.

3.4.1.2. Pembangunan berkelanjutan yang inklusif bertujuan untuk menyelesaikan persoalan


kemiskinan, pemenuhan kebutuhan dasar, penyiapan Jawa Timur untuk menghadapi
disrupsi ekonomi maupun ketidakpastian masa depan (uncertain future).
Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk
memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan pada hekekatnya
ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa
mendatang. Pembangunan pada dasarnya lebih berorientasi ekonomi, hal ini dapat diukur
keberlanjutannya berdasarkan tiga kriteria yaitu: (1) Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya
alam atau depletion of natural resources; (2) Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya; (3)
Kegiatannya harus dapat meningkatkan useable resources ataupun replaceable resource.
Strategi pembangunan melalui konsepsi ini juga menyasar pembangunan berkelanjutan yang
mencakup pada upaya untuk mewujudkan terjadinya:

a. Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (intergenaration equity) yang


berarti bahwa pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu
memperhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem lingkungan
serta diarahkan pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan serendah
mungkin eksploitasi sumber daya alam yang unreplaceable;
b. Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin
kualitas kehidupan yang tetap baik bagi generasi yang akan datang;
c. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar
pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam yang
berkelanjutan antar generasi;
d. Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan baik masa kini
maupun masa yang mendatang (inter temporal);
e. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar
generasi; dan
f. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan
habitatnya.

3.4.1.3. Pemenuhan hak dan ruang kepada perempuan (Pengarusutamaan Gender), perlindungan
anak dan kelompok rentan dalam berpartisipasi pada proses pembangunan (Right Based
Development)
Pendekatan Pembangunan berbasis hak (Right based development) didasari oleh pemahaman bahwa
setiap manusia adalah pemegang hak. Mengasumsikan bahwa seluruh manusia, termasuk anak-
anak, harus memperoleh kesempatan yang sama untuk merealisasikan seluruh potensi yang mereka
miliki.
a. Melibatkan sebuah proses pemberdayaan bagi mereka yang belum menikmati hak yang
mereka miliki, untuk menuntut hak tersebut;
b. Pendekatan ini tidak melibatkan kegiatan amal atau pembangunan ekonomi sederhana.
Mengintegrasikan norma, standard, serta prinsip sistem HAM internasional pada rencana,
kebijakan, dan proses program pembangunan, program sosial, serta program lainnya;
- 60 -

c. Mendukung konsep bahwa setiap orang – tanpa membedakan masalah umur, gender, ras,
agama, latar belakang etnis, status sosial, atau perbedaan lainnya – memiliki hak dasar
untuk hidup secara bermartabat dan terhormat;
d. Menjamin bahwa setiap program yang dikembangkan menyentuh seluruh aspek dalam
kehidupan manusia (misalnya dengan menjamin keberlangsungan hidup melalui
pemenuhan kebutuhan psikologis). Keseluruhan aspek tersebut merupakan kesatuan
inklusif dan holisitik; dan
e. Menekankan pada prinsip kesetaraan dan kesamaan, akuntabilitas, pemberdayaan, dan
partisipasi.

Strategi umum pembangunan Provinsi Jawa Timur dijalankan melalui pemenuhan hak-hak perempuan,
dan perlindungan anak serta perlindungan kelompok rentan (pengarusutamaan gender) untuk
meningkatkan keadilan bersama di mana pada setiap tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, sampai dengan evaluasi, harus responsif gender. Laki-laki
dan perempuan diposisikan sebagai pelaku (subjek) yang setara dalam akses, partisipasi dan kontrol
atas pembangunan, serta pemanfaatan hasil pembangunan.

Pengarusutamaan gender merupakan strategi untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender melalui
kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan
perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, seluruh
kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Pengarusutamaan gender
ditujukan agar semua program pembangunan dilaksanakan dengan membuka kesempatan dan akses
perempuan terhadap program pembangunan, agar dapat memberikan manfaat bagi perempuan yang
setara dengan laki-laki.
Perlindungan pada kelompok rentan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berpusat pada
rakyat yang inklusif dilakukan dengan melibatkan, dan bermanfaat bagi sebanyakbanyaknya warga
masyarakat melalui keberpihakan pemerintah kepada kelompok yang terpinggirkan atau
termarjinalisasi, untuk memastikan semua kelompok masyarakat, tanpa terkecuali memiliki kapasitas
yang memadai dan akses yang sama terhadap kesempatan ekonomi.

3.4.1.4. Memperluas akses dan kesempatan kepada warga untuk memperoleh apa yang dianggap
bermakna bagi dirinya (Development as Freedom)
Memaknai pembangunan sebagai kebebasan yang terefleksi pada empat hal pokok: (a) Kemampuan
dan kesempatan yang setara bagi setiap warga negara untuk memperoleh akses ke sumber daya
ekonomi; (b) Mendapatkan peluang yang sama untuk bisa mengelola aset-aset produktif bagi
penguatan individu dan masyarakat; (c) Memiliki kebebasan politik untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan publik; dan (d) Mendapat fasilitas untuk
menyuarakan kritik publik dalam konteks perbaikan tata kelola pemerintahan dan pembangunan.

Pemahaman model pembangunan ini tetap berpusat pada manusia dengan menegaskan bahwa makna
esensial pembangunan ialah human capabilities suatu proses memampukan manusia agar dapat
menjalani kehidupan secara bermartabat. Strategi pembangunan ini menawarkan analisis
pembangunan dalam konteks rekayasa sosial budaya, bukan dalam perspektif pertumbuhan ekonomi
belaka, yang tecermin pada pendapatan nasional per kapita. Namun juga, isu-isu pembangunan di
bidang sosial budaya sudah semestinya masuk agenda pembangunan dan menjadi arus utama dalam
perencanaan pembangunan nasional.

Bukti empiris menunjukkan investasi untuk pembangunan sosial bukan saja merupakan medium paling
efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melainkan juga dapat memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Jadi, ada pertautan erat antara pembangunan
- 61 -

ekonomi dan pembangunan sosial dengan merujuk paradigma baru: social development is basically
economic development. Karena itu, pembangunan sosial memang semestinya tidak dipisahkan dari
pembangunan ekonomi.

3.4.1.5. Pembangunan berbasis kawasan yang sensitif terhadap potensi serta problem khas
wilayah untuk memastikan setiap wilayah dengan konteks persoalan yang berbeda-beda
dapat tumbuh kembang bersama
Pembangunan berbasis kawasan merupakan strategi pembangunan yang bukan hanya melihat dari
pentingnya pendekatan sektoral seperti infrastruktur, namun juga dari pemberdayaan masyarakat
untuk meningkatkan sumber daya ekonomi dengan menyentuh isu-isu dasar dan pelayanan sosial.
Perubahan konsep tersebut akan mengikis ego sektoral di internal pemerintahan.

Kesenjangan sosial-ekonomi antar golongan dan antar daerah di Indonesia masih menjadi masalah
utama pembangunan yang harus diatasi dengan langkah yang nyata, sistematik dan sungguh-sungguh.
Upaya mengatasi kesenjangan tidak bisa lagi dilakukan dengan perencanaan “business as usual”, tapi
perlu pendekatan yang berbeda, yakni perencanaan yang mengutamakan pencapaian tujuan dengan
pendekatan holistik-integratif-tematik-spasial. Perencanaan yang benar-benar didasarkan pada
pemahaman fakta (evidence-based) tentang kompleksitas, dinamika dan keragaman masalah di setiap
daerah.

Latar belakang konsepsi pembangunan ini dilandasi atas permasalahan sosial ekonomi yang esensinya
sangat berkaitan dengan pengembangan atau pembangunan wilayah itu sendiri. Pengembangan
wilayah merupakan upaya membangun dan mengembangkan suatu wilayah berdasarkan pendekatan
spasial dengan mempertimbangkan aspek sosial-budaya, ekonomi, lingkungan fisik, dan kelembagaan
dalam suatu kerangka perencanaan dan pengelolaan pembangunan yang terpadu. Sedangkan
pembangunan secara filosofis merupakan suatu upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk
menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi
setiap warga yang paling humanitis.

Dalam pengembangan suatu wilayah ada berbagai konsep yang digunakan, seperti konsep
pengembangan wilayah agropolitan, megapolitan, growth pole, minapolitan, dan lain sebagainya.
Konsep-konsep pengembangan wilayah tersebut dapat digolongkan sebagai konsep pengembangan
wilayah basis ekonomi, ekologi, sosial, dan teknologi.

3.4.1.6. Percepatan Pembangunan melalui Inovasi di Segala Bidang Berbasis Information


Communication Technology (ICT)
Eskalasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat, memberikan pengaruh
yang besar bagi perilaku dan kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi 4.0 menjadi isu strategis
di tingkat global dan nasional, demikian pula di Provinsi Jawa Timur. Peran Information and
Communication Technology (ICT) sangat mendukung inovasi daerah di segala bidang dan menjadi daya
ungkit bagi peningkatan kualitas pelayanan publik serta percepatan pembangunan di berbagai bidang.
Inovasi pembangunan di segala bidang menjadi lebih nyata dengan adanya perkembangan teknologi
yang begitu cepat. Terkait dengan hal tersebut, maka pemerintah provinsi Jawa Timur akan
menempatkan pemanfataan ICT dalam mendukung inovasi dan percepatan pencapaian tujuan
pembangunan.
- 62 -

3.4.2. Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran

Table 3.27 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2024

VISI :
“Terwujudnya Masyarakat Jawa Timur yang Adil, Sejahtera, Unggul dan Berakhlak dengan Tata
Kelola Pemerintahan yang Partisipatoris Inklusif melalui Kerja Bersama dan Semangat Gotong
Royong”
MISI 1 :
Mewujudkan Keseimbangan Pembangunan Ekonomi, Baik antar Kelompok, antar Sektor dan
Keterhubungan Wilayah.

TUJUAN SASARAN STRATEGI


Tujuan – 1 : 1. Meningkatnya Nilai 1. Penguatan Daya Saing dan
Meningkatnya Tambah Produksi Peningkatan produktivitas industri agro
Pertumbuhan dan Industri Pengolahan.
Pemerataan 2. Penguatan Daya Saing dan Peningkatan
Ekonomi yang produktivitas industri Non agro
didukung
Konektivitas 3. Pemanfaatan modernisasi teknologi Industri
Antar Wilayah. 2. Meningkatnya 4. Efisiensi perdagangan dalam negeri dan
Nilai Tambah Perluasan Integrasi pasar domestik
Penyelenggaraan
Perdagangan. 5. Peningkatan Ekspor dan pengendalian Impor
3. Meningkatnya 6. Pengendalian dan Pengawasan usaha
Nilai Tambah Pertambangan & Penggalian
Produksi
Pertambangan &
Penggalian
4. Meningkatnya 7. Peningkatan produktivitas dan Daya Saing
Nilai tambah usaha komoditas strategis Pertanian, Kehutanan
Produksi dan Perikanan.
Pertanian,
Kehutanan dan
Perikanan.
5. Meningkatnya 8. Penciptaan iklim usaha penanaman modal
Realisasi yang kondusif
Penanaman
Modal. 9. Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Penanaman Modal

10. Peningkatan Efektivitas dan


Efisiensi Pelayanan Perijinan

11. Peningkatan kualitas SDM KUKM melalui


pelatihan dan sistem online
- 63 -

TUJUAN SASARAN STRATEGI


6. Meningkatnya 12. Peningkatkan kualitas kelembagaan dan
Nilai Tambah pengawasan koperasi dan UKM
KUKM
13. Peningkatan kualitas dan kapasitas produksi
KUKM
14. Peningkatan omset Koperasi dan UKM
7. Meningkatnya 15. Pemenuhan infrastruktur dasar yang layak
Kualitas melalui Pengembangan dan Pengelolaan
Infrastruktur Sumber Daya Air Berkelanjutan serta
Dasar dan Partisipatif.
Sumber Daya
Air.
8. Meningkatnya 16. Pengembangan Infrastruktur Transportasi
Konektivitas Darat, Laut dan Udara untuk meningkatkan
Jaringan aksesibilitas dan konektivitas antar wilayah
transportasi
darat, laut dan
udara.
Meningkatnya Industri Pengolahan. 1. Industri agro
Pertumbuhan dan
2. Penguatan Daya Saing dan Peningkatan
Pemerataan
produktivitas industri Non agro
Ekonomi yang
didukung 3. Pemanfaatan modernisasi teknologi Industri
Konektivitas 2. Meningkatnya 4. Efisiensi perdagangan dalam negeri dan
Antar Wilayah. Nilai Tambah Perluasan Integrasi pasar domestik
Penyelenggaraan 5. Peningkatan Ekspor dan pengendalian Impor
Perdagangan.
3. Meningkatnya 6. Pengendalian dan Pengawasan usaha
Nilai Tambah Pertambangan & Penggalian
Produksi
Pertambangan &
Penggalian
4. Meningkatnya Nilai 7. Peningkatan produktivitas dan Daya Saing usaha
tambah Produksi komoditas strategis Pertanian, Kehutanan dan
Pertanian, Perikanan.
Kehutanan dan
Perikanan.
5. Meningkatnya 8. Penciptaan iklim usaha penanaman modal yang
Realisasi Penanaman kondusif
Modal. 9. Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Penanaman Modal

10. Peningkatan Efektivitas dan


Efisiensi Pelayanan Perijinan

6. Meningkatnya Nilai 11. Peningkatan kualitas SDM KUKM melalui


Tambah KUKM pelatihan dan sistem online
- 64 -

TUJUAN SASARAN STRATEGI


12. Peningkatkan kualitas kelembagaan dan
pengawasan koperasi dan UKM

13. Peningkatan kualitas dan kapasitas produksi


KUKM
14. Peningkatan omset Koperasi dan UKM

7. Meningkatnya Kualitas 15. Pemenuhan infrastruktur dasar yang layak


Infrastruktur Dasar dan melalui
Sumber Daya Air. Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan
serta Partisipatif.
8. Meningkatnya 16. Pengembangan Infrastruktur Transportasi
Konektivitas Jaringan Darat, Laut dan Udara untuk meningkatkan
transportasi darat, laut aksesibilitas dan konektivitas antar wilayah
dan udara.

MISI 2 :
Terciptanya Kesejahteraan yang Berkeadilan Sosial, Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama
Kesehatan dan Pendidikan, Penyediaan Lapangan Kerja dengan Memperhatikan Kelompok Rentan.

TUJUAN SASARAN STRATEGI

Tujuan -1 : 1. Menurunnya 1. Meningkatkan keterpaduan program


Menurunnya Penduduk Miskin penanggulanagan kemiskinan antar pusat dan
Angka Perdesaan daerah, antar sektor dengan lokasi dan sasaran
Kemiskinan. tertentu
2. Meningkatkan keberlangsungan usaha mikro dan
kecil dalam upaya menurunkan angka
kemiskinan
3. Memperluas dan meningkatkan kualitas
Kelompok Usaha Bersama
4. Meningkatkan akses dan fasilitas infrastruktur
dasar bagi penduduk miskin
5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
wilayah rentan terhadap akses
(3T : Tertinggal, Terluar,
Terdalam)
2. Meningkatnya 1. Mendukung sistem perlindungan sosial
Kemandirian PMKS. melalui PKH plus dan jaminan sosial lainnya
2. Pengembangan dan penguatan kapasitas PMKS
dalam upaya penanganan
PMKS
Tujuan- 2 : 1. Pengarusutamaan gender
- 65 -

TUJUAN SASARAN STRATEGI

Meningkatnya 1. Meningkatnya 2. Peningkatan dan perlindungan tumbuh kembang


Kesetaraan Gender. Pemberdayaan anak
Perempuan. 3. Peningkatan kualitas hidup perempuan

4. Pengendalian penduduk melalui Keluarga


Berencana dan pembangunan keluarga
Tujuan – 3 : 1. Meningkatnya 1. Peningkatan akses pendidikan
kualitas Menengah Atas
Terpenuhinya pendidikan 2. Peningkatan akses pendidikan
Kebutuhan Dasar. Menengah Kejuruan
3. Peningkatan akses pendidikan
Khusus dan Pendidikan
Layanan Khusus
4. Peningkatan kualitas, profesionalisme,
kesejahteraan Guru dan Tenaga
Kependidikan
5. Peningkatan kualitas Manajemen Pelayanan
Pendidikan
6. Peningkatan mutu teknologi informasi dan
komunikasi pendidikan
7. Peningkatan rata-rata lama sekolah
1. Meningkatnya 1. Meningkatkan status kesehatan keluarga
kualitas kesehatan 2. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan
3. Meningkatkan upaya promotif dan preventif
melalui konseling dari pintu ke pintu (Kopipu),
desa sehat dan
Santri Jatim Sehat dan Berkah
(Sajadah)
4. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu,
anak dan balita melalui Bunda Anak
Impian (Buaian)
5. Penyediaan pelayanan Kesehatan Gratis dan
Berkualitas (tantistas)
6. Perluasan akses dan
Penguatan Fasilitas Kesehatan
7. Pemenuhan dan redistribusi tenaga kesehatan
terutama di wilayah terpencil, tertinggal,
perbatasan dan kepulauan melalui Bahari Husada
Tujuan – 4 : 1. Menurunnya 1. Peningkatan kualitas produktivitas dan
Menurunnya tingkat kompetensi tenaga kerja
Pengangguran. pengangguran 2. Meningkatkan penempatan penduduk potensial
masyarakat. di daerah transmigrasi
- 66 -

TUJUAN SASARAN STRATEGI

3. Peningkatan penempatan dan perluasan


kesempatan kerja
4. Peningkatan efektivitas pembinaan dan mediasi
hubungan industrial
5. Peningkatan efektifitas pengawasan di bidang
norma ketenagakerjaan
6. Mengembangkan kapasitas
BLK yang intensif

7. Membangun tim integrasi lulusan perguruan


tinggi dan SMK melalui Science Techno Park (STP)
8. Pengembangan market place profesi milleneal
melalui Milleneal Job Center (MJC)

MISI 3 :
Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Inovatif, Terbuka, Partisipatoris Memperkuat Demokrasi
Kewargaan untuk Menghadirkan Ruang Sosial yang menghargai prinsip Kebhinekaan.

TUJUAN SASARAN STRATEGI

Tujuan - 1 : 1. Terwujudnya Tata 1. Peningkatan akuntabilitas kinerja instansi


Terwujudnya Kelola pemerintahan
pemerintahan yang pemerintahan yang 2. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas
baik. Akuntabel melalui pelaksanaan standart pelayanan
minimal serta optimalisasi peran pengawasan
internal oleh Aparat Pengawasan Intern
Pemerintahan (APIP) dan pengawasan
masyarakat
3. Penguatan aksi anti korupsi dan
pemberantasan korupsi serta memperluas
secara bertahap zona integritas wilayah bebas
dari korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBBM)
4. Peningkatan Penerapan Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik
2. Meningkatnya 1. Peningkatan cakupan layanan pengukuran
Kepuasan Masyarakat Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap
atas layanan penyelenggaraan pemerintah daerah
pemerintah 2. Peningkatan akses informasi publik yang akurat
dan up to date melalui Pelayanan Informasi
Super Koridor
3. Peningkatan penanganan
Complaint Handling System.
- 67 -

TUJUAN SASARAN STRATEGI

3. Meningkatnya 1. Intensifikasi Peningkatan Pendapatan


KemandirianFiskal Pajak, Retribusi, dan Sumber - sumber
lainnya.
4. Meningkatnya 1. Implementasi TIK untuk peningkatan kualitas
Pemanfaatan penyelenggaraan pemerintah daerah.
teknologi informasi
komunikasi
Tujuan – 2 : 1. Menurunnya konflik 1. Optimalisasi Edukasi dan Pencegahan Konflik
Sosial. Berbasis Masyarakat.
Menguatkan 2. Meningkatnya 1. Menegakkan supremasi hukum peraturan
Nilai-nilai Ketentraman dan daerah
Demokrasi dalam Ketertiban Umum.
Kehidupan
3. Meningkatnya 1. Intensifikasi forum komunikasi antar umat
Sosial
Kerukunan beragama secara berkelanjutan.
Masyarakat.
Umat
Beragama.
4. Berkembangnya Nilai 1. Revitaslisasi nilai-nilai seni dan budaya local.
nilai Budaya Lokal.

MISI 4 :
Melaksanakan Pembangunan Berdasarkan Semangat Gotong Royong, Berwawasan Lingkungan
untuk Menjamin Keselarasan Ruang Ekologi, Ruang Sosial, Ruang Ekonomi dan Ruang Budaya.

TUJUAN SASARAN STRATEGI

Tujuan-1 : 1. Meningkatnya Kualitas 1. Penguatan Kerjasama Multipihak dalam


Terwujudnya Lingkungan Hidup Pengarustamaan Prinsip
Pembangunan Pembangunan yang
Berwawsan Berwawasan Lingkungan
Lingkungan. 1. Meningkatnya 1. Peningkatan Early Warning System,
Kapasitas Ketangguhan kesadaran masyarakat terhadap
Terhadap Bencana. bencana dan penguatan kelembagaan
bencana (Tagana)

3.4.3. Arah Kebijakan


3.4.3.1. Arah Kebijakan Pembangunan
Mengacu pada strategi pembangunan di atas, maka dapat dirumuskan Arah Kebijakan
Pembangunan Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2024 sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah ini.
- 68 -

Table 3.28 Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Jawa Timur

Arah Kebijakan
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
Pemenuhan Peningkatan Peningkatan Penguatan Memantapkan Mewujudkan
Sumberdaya kualitas dan sumberdaya pembangunan Visi
Manusia Sumberdaya pemetaraan manusia untuk Jawa Timur Pembangunan
melalui Manusia untuk kualitas mendukung Yang Adil, Jawa Timur :
pemenuhan mendukung sumberdaya daya saing Sejahtera, Masyarakat
kebutuhan pertumbuhan manusia untuk daerah Unggul dan Yang
dasar dan ekonomi yang mendukung menyambut Berakhlak Adil,
penguatan nilai berkualitas di daya saing era industri Dengan Tata Sejahtera,
keagamaan dukung daerah perdagangan Kelola Unggul dan
dan budaya ketersediaan menyambut dan Jasa Pemerintahan Berakhlak
untuk infrastruktur era industri berbasis agro Yang Dengan
pemerataan yang perdagangan guna Partisipatoris Tata Kelola
pembangunan mendukung dan Jasa meningkatkan Inklusif Melalui Pemerintahan
untuk investasi serta berbasis agro kesejahteraan Kerja Bersama Yang
pertumbuhan demokrasi guna masyarakat. dan Semangat Partisipatoris
berkualitas dan yang inklusif. meningkatkan Gotong Royong Inklusif
didukung kesejahteraan Melalui Kerja
infrastruktur masyarakat. Bersama dan
yang Semangat
berkelanjutan. Gotong
Royong
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024

Keterangan :
Tema RKP 2019 : Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas.
Tema RKP 2020 : Peningkatan Sumberdaya Manusia untuk Menciptakan Pertumbuhan yang
Berkualitas

Arah kebijakan di atas merupakan target indikatif menuju tercapainya Visi Pembangunan RPJMD
Provinsi Jawa Timur di akhir periode perencanaan tahun 2024. Secara teknokratik, arah kebijakan
tahunan ini sinergis dengan tema rencana Pembangunan Tahunan (RKPD) setiap tahun berkenaan.
Selain itu, arah kebijakan tahunan ini juga disesuaikan dengan tema pembangunan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP). Keselarasan Arah Kebijakan baik secara vertikal maupun horizontal akan menjamin
keserasian pembangunan antar level maupun antara daerah.

3.4.3.2. Arah Kebijakan Kewilayahan


Perumusan kebijakan kewilayahan didasarkan pada faktor sosial dan ekonomi kabupaten/kota
di Jawa Timur, yang meliputi pendidikan, kesehatan, jumlah penduduk miskin dan pertumbuhan
ekonomi. Kebijakan kewilayahan ini merupakan keterpaduan pembangunan antar sektor guna
menciptakan daya saing daerah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara
umum, kebijakan pembangunan kewilayahan di Provinsi Jawa Timur diarahkan pada :

1. Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat melalui


peningkatan kompetensi dan pemerataan distribusi tenaga kesehatan dan pendidikan,
- 69 -

pengembangan kurikulum pendidikan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja serta


peningkatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dan pendidikan.
2. Pengembangan dan peningkatan sektor unggulan dalam mengembangkan perekonomian
yang produktif, efisien dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan produktivitas sektor unggulan, peningkatan nilai tambah sektor primer dengan
hilirisasi produk unggulan, peningkatan kerjasama antar daerah dalam pengembangan
kawasan, penyederhanaan regulasi untuk kemudahan investasi, peningkatan akses
masyarakat terhadap sumber pendanaan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin.
3. Pemerataan pembangunan antar wilayah melalui peningkatan layanan prasarana
transportasi dalam rangka mendukung sistem logistik, peningkatan kualitas lingkungan
permukiman, peningkatan pengelolaan limbah, pengoptimalan dukungan pendanaan
pembangunan melalui kemitraan stakeholder, dan peningkatan konektivitas ekonomi.

3.4.4. Implementasi Visi RPJPD kedalam Tahapan Keempat RPJMD (Periode 2020-2024) serta
Keterkaitannya dalam Kewilayahan
Visi Rencana Pembangungan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur sebagai Pusat
Agrobisnis Terkemuka Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan Menuju Jawa Timur Makmur dan
Berakhlak diimplementasikan kedalam 4 (empat) tahapan 5 (lima) tahunan RPJMD yaitu tahap pertama
(2005-2009), tahap kedua (2010-2014), tahap ketiga (2015-2019) dan tahap keempat (2020-2024).
Dalam pelaksanaan pembangunan di Jawa Timur telah memasuki periode untuk tahap keempat (2020-
2024) dan sebagai keberlanjutan pembangunan tahap pertama, kedua dan ketiga, maka pembangunan
tahap keempat ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai
bidang dengan menekankan penguatan pasar dan kualitas produk agribisnis sehingga mempunyai daya
saing kompetitif.
Pada tahap keempat, struktur perekonomian makin maju dan kokoh ditandai dengan daya
saing perekonomian yang kompetitif dan berkembangnya keterpaduan antara industri, pertanian,
kelautan dan sumber daya alam dan sektor jasa. Ketersediaan infrastruktur menjadi berperan dalam
pengembangan wilayah baik diperkotaan maupun diperdesaan, baik dalam mendukung pembangunan
pertanian (agropolitan) maupun permujudan kawasan perkotaan tanpa permukiman kumuh.

Pembangunan bidang pemerintahan dan aparatur diarahkan pada peningkatan SDM dalam fasilitasi
masyarakat sebagai agen pembaharuan, pemberdaya dan pelayanan umum. Sedangkan dalam bidang
politik dan hukum diarahkan pada perwujudan konsolidasi demokrasi yang kokoh dalam berbagai aspek
kehidupan politik serta supremasi hukum dan penegakan hak asasi manusia, tata pemerintah yang baik,
bersih, dan berwibawa serta birokrasi yang profesional.

Pembangunan bidang kesejahteraan diarahkan pada peningkatan perlindungan dan pemenuhan hak
asasi masyarakat berupa lembaga lembaga jaminan sosial, kualitas dan relevansi pendidikan,
peningkatan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, kesetaraan gender, peningkatan
kesejahteraan dan perlindungan anak.
- 70 -

Gambar 3. 2 Rencana Pembangunan Daerah dan Spasial


Sebagai wujud pengharmonisan arahan rencana pembangunan daerah dalam RPJPD dan arahan
rencana spasial dalam RTRW, klaster wilayah merupakan kebijakan kewilayahan prioritas untuk
mengintegrasikan rencana pembangunan (RPJPD) sesuai dengan prioritas lokasinya (RTRW).
Kedudukan Klaster Wilayah dalam Kebijakan Kewilayahan RPJMD merupakan penghubung arahan
rencana pembangunan dalam RPJPD sesuai dengan prioritas lokasi dalam RTRW pada tahapan keempat
RPJMD (periode 2019-2023) sehingga arahan rencana pembangunan RPJPD, RPJMD dan RTRW dapat
bersinergi hingga ke lokasinya. Selain itu Kebijakan Kewilayahan dalam RPJMD bertujuan untuk
mewujudkan pemerataan pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, sosial dan budaya dengan fokus
pengembangan wilayah sesuai dengan potensinya.

3.4.5. Program Pembangunan Daerah


3.4.5.1. Program prioritas I: belanja langsung wajib dan mengikat serta pemenuhan penerapan
pelayanan Dasar
Kebijakan Belanja Daerah pada RPJMD 2019-2024 diarahkan pada pemenuhan kebutuhan
belanja wajib yang diatur berdasarkan peraturan Perundang-Undangan seperti:

a) Pemenuhan kebutuhan belanja fungsi pendidikan sebesar 20 persen sebagaimana


tercantum dalam Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
b) Pemenuhan belanja fungsi kesehatan sebesar 10 persen sebagaimana tercantum pada
Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
c) Pemenuhan kewajiban belanja moda transportasi sebesar 10 persen dari target Pajak
Kendaraan Bermotor sebagaimana tercantum pada
Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009;
d) Pemenuhan kewajiban belanja bagi hasil pajak daerah kepada Kabupaten/Kota
sesuai amanat pasal 94 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
e) Pemenuhan Belanja Pegawai atas Belanja Gaji dan Tunjangan dan rencana pemberian
Tambahan Penghasilan PNS berdasarkan prestasi kerja kepada seluruh Aparatur Sipil
Negara Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
- 71 -

3.4.5.2. Program Prioritas II: Belanja Pemenuhan Visi dan Misi Kepala Daerah (Nawa Bhakti
Satya).
Program Prioritas Pembangunan dalam RPJMD merupakan manifestasi dari Nawa Bhakti
Satya yang merupakan Visi Politik Kepala Daerah terpilih sebagai komitmen kepada rakyat Provinsi Jawa
Timur. Terkait dengan hal tersebut, maka perlu diidentifikasi Program Prioritas Pembangunan Daerah
sesuai dengan Janji Politik pada saat kampanye : Nawa Bhakti Satya.

Nawa Bhakti Satya merupakan 9 (Sembilan) Bhakti pasangan Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan
Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak Jawa Timur Periode 2019-2024 yang merupakan Sembilan
pengabdian tulus dan penuh keikhlasan bersama-sama masyarakat untuk membanagun Provinsi Jawa
Timur menjadi lebih sejahtera dan penuh kemuliaan selama lima tahun mendatang. Nawa Bhakti Satya
berasal dari Bahasa Sansekerta dan Jawa. Nawa berarti Sembilan, kemudian Bhakti merupakan
pengabdian yang dilakukan secara aktif yang sifatnya inklusif dan partisipatif (ada keterlibatan
Bersama), sedangkan Satya memiliki arti “benar” dan sekaligus menegaskan sebuah kesejahteraan
yang bermuara pada tujuan kemuliaan.

Nawa Bhakti Satya merupakan komitmen dan sekaligus rencana aksi untuk mewujudkan visi kepala
daerah dan wakil kepala daerah terpilih, yang selanjutnya menjadi Visi pembangunan dalam Rerncana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur tahun 2019-2024 yaitu
“Terwujudnya Masyarakat Jawa Timur yang Adil, Sejahtera, Unggul dan Berakhlak dengan Tata
Kelola Pemerintahan yang Partisipatoris Inklusif melalui Kerja Bersama dan Semangat Gotong-
Royang”. Kesembilan Bhakti tersebut selanjutnya menjadi pijakan dalam menyusun Program Prioritas
pembangunan daerah sesuai dengan nomenklatur program dan kegiatan di tingkat Rencana Strategis
(Renstra) Perangkat Daerah. Penjelasan lebih detail mengenai sembilan bhakti tersebut sebagaimana
berikut:

Bhakti – 1 : Jatim Sejahtera.


Mengentaskan Kemiskinan menuju Keadilan dan Kesejahteraan Sosial. Bhakti ini difokuskan
untuk mengatasi persoalan dasar masyarakat Provinsi Jawa Timur yaitu kemiskinan dan pemasalahan
sosial lainnya. Fokus utama dari bhakti ini adalah berupa Program Keluarga Harapan Plus. Fokus
utamanya adalah berupa insentif yang lebih komprehensif dalam pengentasan penduduk miskin,
penyandang disabilitas, lansia terlantar, perempuan, keluarga rentan. Melalui pendekatan ini
diharapkan dapat dilakukan percepatan terhadap penurunan prosentase penduduk miskin di Jawa
Timur.

Fokus selanjutnya dari Bhakti ini adalah mengurangi beban terhadap 26 Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui skema Provinsi Jawa Timur. Penanganan PMKS sangat penting
untuk meningkatkan efektivitas pengentasan kemiskinan secara inklusif. Pendekatan ini diharapkan
berjalan dengan efektif, mengingat pengentasan kemiskinan merupakan upaya sinergis dan terintegrasi
lintas urusan dan bidang. Inklusifitas diharapkan dapat menghapus sekat strata sosial yang menjadikan
akses penduduk miskin dalam mengembangkan potensinya terhambat.

Bhakti – 2 : Jatim Kerja.


Memperluas Lapangan Pekerjaan dan Membangun Keunggulan Ekonomi. Bhakti Jatim Kerja
akan fokus pada Millineal Job Center dengan cara memberikan job training, pendidikan vokasi,
membantu starting-up usaha, membantu promosi bagi usahawan muda, dan membantu pembiayaan
usaha pada tahap awal usaha.

Program Dream Team Science Techno Park (STP) dengan sasaran 5-10 anak SMK dan 2-4 anak D3/S1,
membentuk STP bagi kelompok rintisan usaha di berbagai daerah. Kemudian Belanja Inovasi Daerah
- 72 -

(Belanova), memberikan jaminan bagi produksi dan distribusi produk-produk inovasi anak muda
melalui informasi super koridor di 5 (lima) Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) di wilayah Provinsi Jawa
Timur.

Bhakti – 3 : Jatim Cerdas dan Sehat.


Jawa Timur Cerdas dan Sehat, Pelayanan Dasar berkualitas. Yaitu pendidikan dan kesehatan
gratis berkualitas Tis-Tas (Gratis dan Berkualitas) dengan memperluas cakupan bantuan siswa miskin,
bantuan biaya sekolah, dana insentif operasional akreditasi, tunjangan kinerja bagi guru tidak tetap.
Kemudian tunjangan PKL, SMK jurusan prioritas (kelautan, teknologi pertanian, pariwisata). Penguatan
BOSDA MADIN, bantuan operasional daerah Madrasah Diniyah. Memberikan akses pendidikan berbasis
pesantren bagi anak petani, anak nelayan, anak buruh, anak yatim dan anak yatim piatu yang kurang
mampu.

KANTITAS (PENDIDIKAN GRATIS BERKUALITAS) banyak kalangan yang meyakini bahwa pendidikan
adalah salah satu jalan keluar dari jebakan kemiskinan. Keyakinan ini bukan tanpa alasan karena
pendidikan bisa menjadi pintu awal bagi masyarakat miskin untuk memperoleh pekerjaan lebih baik
dan meningkatkan taraf kesejahteraan. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa masyarakat
miskin masih kesulitan mengakses pendidikan yang berkualitas. Setidaknya, inilah yang ditunjukkan
dalam penelitian yang dilakukan Artikel 33 Indonesia, “Studi Kesenjangan Akses Masyarakat Miskin atas
Pendidikan Berkualitas”. Dalam riset ditemukan bahwa anak-anak keluarga miskin cenderung masuk ke
sekolah-sekolah yang berkualitas rendah. Ada dua faktor yang menyebabkan mengapa anak-anak
keluarga miskin bersekolah di lembaga pendidikan berkualitas rendah. Pertama, tidak meratanya
kualitas pendidikan. Kedua, mekanisme seleksi siswa baru yang tidak sensitif terhadap ketimpangan
pembangunan. Di samping itu, lingkungan sosial juga menentukan dalam hal pendidikan anak.

Proses pendidikan tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah. Sebaik apapun lingkungan sekolah
terbangun, jika tidak didukung oleh lingkungan sosial di mana anak-anak tumbuh dan berkembang,
sangat sulit untuk mengharapkan anak-anak akan bisa melanjutkan sekolahnya dengan baik. Masalah
umum pada keluarga miskin adalah terbengkalainya proses pengasuhan anak di luar jam sekolah.
Keluarga-keluarga miskin yang dihadapkan dengan deraan ekonomi cenderung mendayagunakan
seluruh tenaga yang ada untuk bekerja mencari uang. Di lingkungan keluarga miskin, sangat mudah
ditemukan anak-anak bekerja membantu orang tuanya. Pekerja anak ini menjadi salah satu isu penting
tidak hanya dalam bidang perburuhan, tapi juga pendidikan. Tidak jarang seorang anak terpaksa drop
out dari sekolah karena dipaksa oleh keadaan untuk turut menyangga ekonomi keluarga. Lingkungan
kerja orang dewasa yang cenderung kasar dan keras, pada akhirnya juga membentuk karakter anak-
anak yang sedang tumbuh kembang ini.

Anak-anak yang terdidik dalam lingkungan sosial yang keras, cenderung mereproduksi kekerasan dalam
hidupnya. Anak-anak yang sedang membutuhkan didikan dan asuhan ini tumbuh secara terlantar tanpa
asuhan yang tepat. Kondisi semakin menyedihkan jika si ibu menjadi buruh migran di luar negeri.
Kondisi ini sangat umum di wilayah desa-desa pesisir pantai selatan Jawa dan Madura. Anak-anak
ditinggal ibunya bekerja di luar negeri, ayahnya juga bekerja dari pagi sampai sore. Biasanya anak-anak
ini dititipkan ke nenek atau pamannya. Di sinilah tragedi anak banyak ditemukan. Mereka tidak hanya
tidak mendapatkan asuhan dan pendidikan, namun juga bisa menjadi korban kekerasan. Hasil yang
dituai sungguh menyedihkan. Kita kehilangan generasi masa depan. Anak-anak yang semestinya
mendapat pendidikan dan pengasuhan yang baik dan berkualitas, akhirnya terlunta-lunta dan tumbuh
menjadi orang dewasa yang tetap berada dalam lingkaran kemiskinan keluarga yang telah turun-
temurun. Jika pada akhirnya mereka dewasa dan masuk dalam ke dalam dunia kerja, mereka akan
menjadi apa yang disebut dengan unskilled labour. Karena mereka sejak kecil berada dalam lingkungan
- 73 -

sosial yang keras, bisa jadi mereka akan tumbuh menjadi orang dewasa dengan perilaku yang penuh
kekerasan.

Oleh karena itu, perlu dicanangkan Program Kantistas (Pendidikan Gratis - Berkualitas). Program ini
menjangkau beberapa aktivitas dan sub-program, antara lain:

1. SPP dan seragam gratis bagi siswa SMA/SMK dan PK-PLK negeri dan swasta. Program ini berangkat
dari banyaknya anak tidak melanjutkan sekolah dan/atau putus sekolah karena faktor biaya
pendidikan. Bagi keluarga petani dan nelayan miskin, biaya pendidikan seringkali menjadi momok
dalam menyekolahkan anaknya. Ekonomi keluarga yang sangat terbatas pada akhirnya
menghadapkan keluarga-keluarga miskin ini pada dua pilihan: makan atau pendidikan. SPP dan
seragam gratis diharapkan dapat meringankan beban keluarga miskin dalam menyekolahkan
anaknya;

2. Pemberian kesejahteraan honorarium GTT dan PTT. Salah satu problem dalam pendidikan kita
adalah rendahnya penghargaan terhadap guru dan pegawai tidak tetap. Sementara mereka
dituntut untuk bekerja profesional, namun penghasilan mereka tidak mencerminkan
profesionalitas yang mereka berikan. Atau, bisa jadi, mereka tidak berlaku profesional karena
mereka tidak diperlakukan secara profesional. Akibatnya adalah kualitas pendidikan yang rendah
karena perlakuan yang tidak profesional terhadap para guru dan pegawai tidak tetap; dan

3. Pesan Aman (Pesantren Pengasuhan Anak Masa Depan). Program ini merupakan program
pengasuhan yang menyasar anak-anak dari keluarga petani dan nelayan miskin serta yatim piatu
yang selama ini tidak hanya tidak bisa mengakses pendidikan berkualitas, namun juga tidak
mendapatkan pengasuhan yang layak. Program ini mengkolaborasikan antara pendidikan formal
dengan pesantren pengasuh di wilayah wilayah yang menjadi kantong kemiskinan di Jawa Timur.
Pesantren yang ditunjuk sebagai pesantren pengasuh menerapkan program pengasuhan
sedemikian rupa sehingga anakanak bisa mendapatkan pendidikan yang baik dengan kualitas
moral keagamaan yang terjaga.

Selanjutnya, komitmen kesehatan berkualitas untuk semua. Program Desa Sehat untuk memperkuat
layanan kesehatan pedesaan. Memperkuat RSU dan memperkuat RSUD rujukan di 5 koridor. Ambulan
terapung untuk palayanan kesehatan di daerah kepulauan terdepan serta mendorong ketersediaan
ruang laktasi. Layanan Kesehatan Gratis Berkualitas TANTISTAS merupakan program yang disiapkan
untuk mengakselerasi pelayanan kesehatan masyarakat Jawa Timur yang terdiri dari Santri Jatim
Sehat Berkah dan Bunda Impian. SAJADAH (Santri Jatim Sehat dan Berkah) Kegiatan Pendampingan
Poskestren untuk meningkatkan kualitas Poskestren dan penerapan PHBS oleh warga pondok
pesantren dan sekitarnya. Kegiatan pendampingan Poskestren dilakukan oleh seorang kader mitra yang
ditunjuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan ditetapkan dengan suatu surat keputusan Kepala Dinas
Kesehatan. Tujuan dari pendampingan ini adalah untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan
Poskestren dan pembudayaan PHBS dengan cara memantau penyelenggaraan, membina, memonitor
dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan Poskestren. Proses pendampingan dilaksanakan selama 10
bulan pada 10 Poskestren di 38 Kabupaten/Kota. Kegiatan pendampingan berupa :

1. Sosialisasi pendampingan Poskestren


2. Pendampingan Poskestren oleh Mitra
3. Evaluasi pendampingan Poskestren oleh Ormas di Kabupaten/Kota.
- 74 -

BUAIAN (Bunda Anak Impian) Program BUAIAN merupakan program yang memiliki kepedulian
kesehatan dan keselamatan dari ibu dan bayi. BUAIAN terdiri dari: pertama, aktivitas creative health
campaign untuk menyebarluaskan informasi ke masyarakat luas terkait resiko kematian ibu dan bayi.
Program ini bertujuan untuk menekan AKI dan AKB. Kedua, Pengembangan aplikasi konsultasi untuk
ibu hamil dan pasca kehamilan. Aplikasi ini menjadi media komunikasi dua arah, antara ibu dengan
konsultan kesehatan dan Konseling dari Pintu Ke Pintu (KOPIPU) di 3.213 wilayah kerja Ponkesdes
Aktivitasnya berupa kunjungan langsung kerumah warga yang memiliki risiko terhadap kesakitan dan
kematian serta masalah kesehatan. Kegiatan kunjungan konseling dilakukan oleh tim yang terdiri dari
bidan dan perawat Ponkesdes, serta dibantu oleh mitra (Ormas).

Bhakti – 4 : Jatim Akses.


Jatim Akses, yang akan menjawab tantangan pengembangan wilayah di Jawa Timur.
Ketimpangan akses menyebabkan Jawa Timur belum dapat mengoptimalkan potensinya. Sebagai
ilustrasi, potensi pariwisata dan industri berbasis agro dan maritim di pesisir selatan terkendala jaringan
listrik dan energi yang minim, serta tiadanya akses pelabuhan barang dan bandara di wilayah
Mataraman (eks karesidenan Madiun dan Kediri). Di Madura, pengembangan Jembatan Suramadu
belum diikuti pembangunan jalur terusan menuju pesisir utara Pulau Madura yang berkapasitas tinggi,
serta belum terbangun pelabuhan samudera sebagai pengungkit pertumbuhan di koridor utara Pulau
Madura. Konektivitas di pesisir selatan Tapal Kuda juga belum terwujud sehingga mendorong potensi
kesenjangan dengan pesisir utara.

Kawasan kepulauan seperti Bawean dan kepulauan di Kabupaten Sumenep juga masih memiliki banyak
tantangan dalam kehandalan transportasi laut. Disisi lain, kawasan metropolitan seperti Gerbang
Kertasusila dan Malang Raya juga semakin terkendala masalah kemacetan dan kehandalan
infrastruktur perkotaan, yang berpotensi menghambat pertumbuhan dan daya saing dari motor
penggerak ekonomi wilayah. Penanganan atas masalah-masalah seperti inilah yang menjadi fokus dari
Bhakti Jatim Akses. Solusi Bhakti Jatim Akses, dipastikan terdapatnya landasan pemahaman teknis yang
memadai. Sebagai contoh, dalam merancang jalur logistik pesisir selatan, turut dipertimbangkan kontur
pegunungan di selatan Jawa yang mempengaruhi penataan ruang serta daya saing intermoda dari
transportasi darat, sehingga turut dikembangkan short sea shipping atau pelayaran jarak pendek lintas
pelabuhan selatan seperti dari Cilacap-Pacitan-Prigi-Banyuwangi-Bali, sebagai perintis jalur
perdagangan selatan Jawa.

Pada pengembangan kawasan, diperhatikan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk
memastikan kesinambungan sumber daya air. Inilah sebabnya maka didorong pengembangan berbasis
kawasan pegunungan, yaitu diantaranya Kawasan Selingkar Gunung Wilis, Kelud-Kawi-Arjuno, Selingkar
Bromo, Argopuro dan Selingkar Ijen. Potensi bencana dan mitigasi risiko juga menjadi perhatian, karena
masih ditemukan permasalahan seperti sungai yang justru menyempit dari hulu ke hilir, manajemen air
yang tumpang tindih antara drainase dan pengairan pertanian, dan pengembangan kawasan di lokasi
yang rawan longsor tanpa mitigasi yang memadai. Bhakti Jatim Akses fokus kepada Sapto Karso (tujuh
koridor) yaitu:

1) Koridor Maritim dan Logistik di Tuban-Gresik-Bangkalan-Sumenep (Jalur Utara);


2) Koridor Industri Agro di Tuban-Madiun-Magetan-Pacitan (Jalur Utara-Selatan sisi Barat);
3) Koridor Pariwisata dan Maritim Perikanan di Pacitan-Prigi-Sendangbiru-Jember-Banyuwangi
(Jalur Selatan);
4) Koridor Pengembangan Kota Menengah di Madiun-Nganjuk-Kediri-Jombang-Pasuruan-
Situbondo (Jalur Tengah dan Utara Tapal Kuda);
5) Koridor Megapolitan di Surabaya-Malang;
- 75 -

6) Koridor Logistik Maritim dan Pariwisata di Banyuwangi-Situbondo-Sumenep (Jalur Utara-


Selatan sisi Timur); dan
7) Koridor Pengembangan Kota Menengah Kompak (Smart and Compact) di Magetan-Trenggalek-
Tulungagung-Malang (Dampit)-LumajangJember-Banyuwangi (Kalibaru) (Jalur Tengah).
Pengembangan koridor ini memperhatikan keadilan akses seperti dermaga perintis di daerah
kepulauan Kabupaten Sumenep dan armada laut yang handal untuk Bawean, kesinambungan akses
kawasan pedesaan dan perkotaan, serta memastikan keterpaduan lintas sektor yaitu transportasi
darat-rel-laut-udara, energi dan listrik, telekomunikasi, sanitasi dan persampahan. Strategi pembiayaan
melibatkan optimalisasi pembiayaan APBD, pembiayaan inovatif (kontrak berbasis kinerja dan
kerjasama pemerintah-badan usaha atau KPBU), serta sinergi lintas hirarki (pusatprovinsi-kabupaten-
desa) dan peran serta masyarakat di tingkat lingkungan.

Bhakti – 5 Jatim Berkah.


Membangun Karakter Masyarakat yang Berbasis Nilai-Nilai Kesalehan Sosial, Budi Pekerti
Luhur dan Berintegritas. Yaitu dengan memberi tunjangan kehormatan bagi penjaga situs budaya dan
tempat peribadatan di kampung, pesisir, dan pulau terluar. Kemudian perluasan tunjangan kehormatan
bagi hafidz-hafidzoh. Memberikan insentif bagi penguatan peran pondok pesantren dalam mendorong
partisipasi sekolah dan beasiswa guru diniyah S2. Juga membangkitkan kesetiakawanan sosial,
kepahlawanan dan keperintisan. Mendorong kesalehan dan tanggung jawab sosial masyarakat dan
dunia usaha dengan membangun karakter masyarakat yang berbasis nilai-nilai kesalehan sosial, budi
pekerti luhur. Selanjutnya mendorong tersedianya ruang publik yang ramah anak, lansia dan orang-
orang berkebutuhan khusus.

Bhakti – 6 : Jatim Agro.


Memajukan Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan, perkebunan berbasis
Kerakyatan. Bhakti ini merupakan sebuah komitmen pembangunan yang berorientasi kepada
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bergerak di sektor pertanian sebagai pilar kedaulatan
pangan. Ini diwujudkan dengan menghadirkan negara dalam upaya peningkatan produktivitas dan
produksi sektor pertanian serta dalam mewujudkan tata niaga yang lebih adil bagi para petani.
Pertanian dalam hal ini mencakup definisi yang luas, dimana didalamnya termasuk perikanan dan
peternakan.Kebijakan perikanan mencakup budidaya baik tawar maupun laut (aquaculture) serta
perikanan tangkap. Dalam kaitan dengan budidaya air tawar maupun laut, peningkatan produktivitas
diawali dengan penyediaan benih yang berkualitas, jelas asal usulnya (traceable), dan ini dicapai dengan
mendorong tersedianya benih bersertifikat secara memadai. Benih yang unggul akan mengurangi secara
signifikan risiko penyakit pada ikan budidaya.

Aspek yang penting berikutnya adalah terkait ketersediaan pakan, dimana harga pakan yang relatif
meningkatkan biaya produksi dapat ditekan dengan mendorong program pakan mandiri. Program
pakan mandiri yang sudah dimulai perlu ditingkatkan dan diperluas melalui penyediaan sarana dan
prasarana serta pengembangan kapasitas sumber daya manusia, sehingga biaya produksi dapat ditekan
secara signifikan.Dari segi pemasaran, salah satu kendala yang sering dihadapi adalah belum tertatanya
alokasi pemilihan jenis ikan yang dibudidayakan, sehingga sering dihadapi kelebihan suplai (over supply)
jenis ikan tertentu semisal lele atau bandeng, dan kekurangan suplai jenis ikan tertentu semisal gurame
atau patin.

Mengoptimalkan program zonasi ikan yang telah dirintis saat ini maka ada sistem informasi yang
terintegrasi kedalam program East Java Information Super Corridor (EJISC) sehingga pembudidaya ikan
akan bisa memperoleh informasi jenis ikan apa yang sebaiknya dibudidayakan di saat tersebut. Khusus
untuk budidaya laut, perlu dioptimalkan penerapan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil (RZWP3K) untuk memastikan keteraturan penataan dan pembagian lokasi budidaya, jalur
- 76 -

pelayaran dan fungsi konservasi. Dengan penerapan zonasi, masih terdapat banyak potensi
peningkatan budidaya laut (marine-aquaculture). Untuk perikanan tangkap, fokus kebijakan adalah
kepada penguatan sistem rantai dingin termasuk dengan optimalisasi ketersediaan cold storage,
termasuk fasilitas Air Blast Freezer (ABF) untuk menurunkan temperatur secara drastis sebelum
ditempatkan di ruang penyimpanan dingin.

Inisiatif yang dimulai di Pancer untuk menyediakan pendingin (freezer) di lokasi penjualan atau
pelelangan ikan bagi pedagang kecil perlu diperluas agar ikan yang belum terjual diatas dapat dijaga
kualitasnya dan nilai keekonomiannya. Terkait sarana prasarana, keberlanjutan program palkanisasi
perlu didorong dan untuk pelabuhan, dari hampir 100 pelabuhan ikan di Jawa Timur, sejauh ini sekitar
14 pelabuhan telah mendapat penanganan, dan ini perlu diperluas. Mengingat potensi pasar ekspor
seperti Uni Eropa menuntut adanya pelabuhan higienis, maka pembenahan pelabuhan seperti
kemiringan lantai untuk alur drainase serta penggunaan pelapis plastik agar sisik tidak menempel dan
mengalami friksi dengan permukaan lantai kasar, dapat meningkatkan kebersihan dan mengurangi
ketidaknyamanan akibat bau dan pembusukan.

Adanya Perda yang mendorong perlindungan bagi sektor pertanian, termasuk juga perikanan, perlu
diikuti upaya peningkatan akses pembiayaan murah dan asuransi, serta pembinaan produk olahan
pangan yang lebih menjawab realita dunia usaha.Dalam kaitan dengan sektor peternakan, sinergi
dengan ketersediaan limbah sektor pertanian mendorong potensi integrated farming yang bisa
meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Pemanfaatan biomass memungkinkan adanya tambahan
pendapatan, atau dalam hal peternakan sapi perah, membantu pemanasan air untuk memungkinkan
sapi dilap dengan kain air panas sehingga produktivitas susu meningkat. Dengan adanya pola
pembudidayaan skala kecil dan rumahan, maka program Sentra Peternakan Rakyat (SPR) yang didorong
Kementerian Pertanian perlu ditingkatkan dengan fokus kepada penguatan sistem manajemen kolektif
dan akses kepada teknologi pertanian secara komunal. Kebijakan inseminasi buatan dan Sapi Induk
Wajib Bunting (SIWAB) perlu terus didorong, dan ketersediaan pembiayaan untuk memberi insentif
peternak memelihara anak sapi akan membantu meningkatkan produksi peternakan.

Penanganan gangguan reproduksi perlu ditingkatkan dalam menyikapi kendala kegagalan kawin suntik
yang terjadi di beberapa kasus. Penerapan biosecurity dan optimalisasi penanganan penyakit hewan
adalah standar minimum pelayanan yang harus dijaga. Pengembangan Science Techno Park (STP) sektor
peternakan yang telah dikembangkan di beberapa daerah di Jawa Timur perlu dikawal
implementasinya agar menghasilkan kelompok-kelompok usaha rintisan dan teknologi tepat guna yang
diiringi peningkatan sumber daya manusia terdidik dan terampil. Dengan adanya East Java Information
Super Corridor (EJISC), diharapkan akses pemasaran menjadi semakin luas dalam menyikapi dan
memitigasi risiko pasar termasuk harga.

Bhakti – 7 Jatim Berdaya.


Ekonomi Kerakyatan dengan Basis UMKM, Koperasi, BUMDesa dan Mendorong
Pemberdayaan Pemerintahan Desa. Yaitu memperkuat ekonomi kerakyatan dengan berbasis UMKM,
koperasi, dan mendorong pemberdayaan pemerintahan desa. One Village One Product One Corporate
and Agropolitan. Restorasi desa dengan mendorong semangat gotong royong melalui pemberdayaan
pemerintah Desa dan BUMDesa serta insentif Inovasi Desa. Kemudian Communal Branding untuk
UMKM, supply and demand channel, penataan pasar tradisional, inklusi UMKM retail modern, dan
menumbuh-kembangkan koperasi perempuan, petani, nelayan, dan perdagangan antar pulau. Fokus
selanjutnya adalah menyiapkan wirausahawan baru terutama bagi pemuda dan perempuan.
- 77 -

Bhakti – 8 : Jatim : Jatim Amanah.


Menyelenggarakan Pemerintahan yang Bersih, Efektif dan Anti Korupsi. Jatim Amanah
merupakan elemen kunci dalam Nawa Bhakti Satya, dimana pemerintahan yang bersih dan anti korupsi
menjadi sebuah komitmen mendasar. Secara umum, potensi anti korupsi ditemukan dalam dua
kelompok besar, yaitu dalam penggunaan uang negara baik dari segi pendapatan maupun
pembelanjaan, serta dalam penentuan kebijakan termasuk perizinan, dan juga penempatan jabatan.
Penerapan sistem elektronik dan transaksi non tunai akan meminimalisir potensi terjadinya
penyimpangan dalam pemungutan pendapatan daerah. Pada sisi pembelanjaan, maka
penerapan e-planning, e-budgeting, akan menciptakan transparansi dalam proses perencanaan dan
penganggaran sehingga meminimalisir potensi terjadinya kolusi dalam penganggaran. Komitmen untuk
menjalankan Musrenbang akan turut mendorong secara bersamaan transparansi dan pembangunan
partisipatif.

Terkait pembelanjaan, penerapan e-procurement telah diterapkan, termasuk e-catalogue, dan ini perlu
disempurnakan untuk mendorong transparansi dalam proses pengadaan barang dan jasa. Pada sisi
perizinan, transparansi dapat terwujud dengan menjalankan komitmen mendukung upaya pemerintah
pusat mendorong suksesnya penerapan Online Single Submission atau pemasukan berkas melalui satu
pintu online, hingga ke tingkat kabupaten dan kota. Pemerintahan mendatang harus mampu
membangun budaya integritas dengan menciptakan kode etik dan prosedur, termasuk diantaranya
sistem pelaporan gratifikasi, konflik kepentingan, pelaporan harta penyelenggara negara dan berbagai
aspek yang menekankan meritokrasi (sistem organisasi berbasis kinerja). Sistem aduan masyarakat yang
handal (whistleblower) juga menjadi penting dalam mendorong pengawasan publik, sembari
memperhatikan pengelolaan risiko terkait potensi penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab yang berpotensi menghambat kelancaran pembangunan.

Selain itu untuk membantu akses keadilan bagi masyarakat tidak mampu di Jawa Timur, pemerintah
akan mewujudkan 99 Organisasi Bantuan Hukum, bekerjasama dengan berbagai macam pihak yang
konsen pada advokasi bagi masyarakat tidak mampu seperti lembaga bantuan hukum yang ada di
jaringan masyarakat sipil maupun kampus-kampus di Jawa Timur (Jatim Pro Bono). Sedangkan untuk
menyelesaikan konflik dan peningkatan agrarian di Jawa Timur pemerintah akan membentuk kegiatan
rembuk agrarian (Jatim Rembuk Agraria). Selanjutnya untuk memberikan percepatan penghormatan
serta pengakuan masyarakat adat pemerintah akan melakukan program Satu Kepedulian untuk
Akselerasi Penghormatan dan Pengakuan Masyarakat Adat (Jatim Sepakat).

Bhakti – 9 : Jatim Harmoni


Menjaga Harmoni Sosial dan Alam dengan Melestarikan Kebudayaan dan Lingkungan Hidup.
Jatim Harmoni dalam Nawa Bhakti Satya merupakan komitmen untuk mewujudkan pembangunan yang
berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal, budaya, serta perwujudan kelestarian lingkungan hidup. Pada
kaitan dengan pelestarian lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati, ini terwadahi dalam suatu
pendekatan pembangunan berkelanjutan (sustainable development), dimana pembangunan berbasis
ruang dan berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan salah satu aspek kunci untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan tersebut. Pengembangan pariwisata budaya (tradisional dan
kontemporer) dan eco-tourism tingkat Internasional, integrasi museum perpusda dan galeri seni, ruang
kebhinekaan, seni tradisional, clean industries, green city, halal tourism.

Selanjutnya difokuskan pada penguatan literasi sosial berbasis tradisi dan kearifan lokal, antara lain:
dialog antar budaya dan penguatan harmoni sosial, (seni, seniman dan budayawan); inventarisasi data
budaya dan kearifan lokal serta mendukung festival desa. Memajukan prestasi olahraga, meningkatkan
kesejahteraan dan pemberian beasiswa atlit berprestasi nasional dan internasional.
- 78 -

Pada sisi lingkungan, akan mempertimbangkan daya dukung lingkungan (environmental carrying
capacity) dalam merancang pembangunan wilayah. Kawasan hutan, termasuk terutamanya yang
berada di kawasan pegunungan Provinsi Jawa Timur, diantaranya seperti kawasan Lingkar Wilis, Lingkar
Arjuno, Lingkar Bromo, dan Lingkar Ijen, kesemuanya memainkan peran penting dalam siklus air
sebagai daerah resapan dan tangkapan air.
Pembangunan yang menjaga kelestarian hutan dan disaat yang sama juga memberikan kesempatan
kesejahteraan masyarakat pedesaan di wilayah hutan menjadi titik utama dari pembangunan
berkelanjutan. Pembangunan yang menitikberatkan pada transformasi ekonomi menuju sektor
industri, jasa dan perdagangan terutama di daerah dengan keberadaan kawasan hutan yang relatif
signifikan, memerlukan keberpihakan anggaran untuk mendorong pembangunan sektor ekonomi
sekunder dan tersier sehingga disaat yang sama akan menjaga peran daerah tersebut sebagai paru-
paru Pulau Jawa. Pendekatan ini juga bersinergi dengan upaya mitigasi risiko bencana longsor dan
banjir, dimana konservasi daerah aliran sungai memainkan peranan utama. Kelestarian hutan turut
berkontribusi kepada terjaganya keanekaragaman hayati, termasuk peran kawasan bakau untuk
ekosistem pesisir.
Aspek pembangunan terkait lingkungan hidup juga terkait pengelolaan sampah yang perlu
menitikberatkan kepada upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dengan TPS 3R dan bank sampah, serta
pemanfaatan gas metan pada tempat pembuangan akhir (TPA). Pengelolaan sampah akan turut
menjaga kelestarian dan kebersihan sungai, kawasan pesisir. Program kali bersih dan adipura
seyogyanya dapat menggunakan inovasi seperti Adipura Desa dan kompetisi kali bersih desa untuk
menggalang peran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Pada intinya, pendekatan
pembangunan lingkungan hidup dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan aspek sosial,
ekonomi dan teknis.

Program Prioritas Pembangunan Daerah merupakan program perangkat daerah yang memiliki
kontribusi besar terhadap pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah Terpilih sebagaimana dituangkan
dalam RPJMD. Nawa Bhakti Satya merupakan intisari dari semangat dan substansi RPJMD Provinsi Jawa
Timur Tahun 2019-2024. Dengan demikian Program Prioritas II meliputi Program Perangkat Daerah
pendukung Nawa Bhakti Satya sebagaimana disajikan dalam table di atas dan Program Pengkat Daerah
yang mendukung Visi dan Misi Kepala Daerah Terpilih sebagaimana disajikan dalam Tabel di bawah ini.
- 79 -

Table 3.29 Integrasi Nawa Bhakti Satya ke dalam Program Perangkat Daerah

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

1. Bhakti – 1 : Jatim - Program Keluarga Harapan Plus - Belanja Tidak Langsung Dinas Sosial
Sejahtera.
- Program KERJA KAMIL (Kesejahteraan
"Mengentaskan
Keluarga Jawa Timur Khofifah-Emil)
kemiskinan Menuju
Keadilan dan - Pengurangan beban 26 Penyandang - Program Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial
Kesejahteraan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) PMKS melalui 29 UPT
Sosial" - Program Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial
- Perlindungan nelayan kecil melalui BAZ - Belanja Tidak langsung Biro Kessos
Provinsi Jatim
- Peri Penjaga Ibu - Belanja Tidak langsung Biro Kessos
- Restorasi Desa - Program peningkatan Dinas
kelembagaan dan usaha Pemberdayaan masyarakat dan
ekonomi desa / kelurahan desa
- Jatim Satya - Program Pengentasan Kemiskinan Dinas Sosial,
(Anti Poverty Program/APP) ROKESOS, DPMD,
Dinas Pertanian,
Dinas Kehutanan, Dinas
Perikanan dan Kelautan, Dinas
Pendidikan,
Dinas Kesehatan,
Dinas Peternakan,
Cipta Karya, Bina Marga, BNPB,
- 80 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

2. Bhakti – 2 : Jatim - Millennial Job Center Dispendik, Dinas


Kerja. "Memperluas Koperasi dan
Lapangan Pekerjaan UKM,
dan Membangun Disperindag,
keunggulan Bakorwil I-V
Ekonomi" - Science Techno Park Dream Team
- Belanova
- Pelatihan kerja di 16 UPT BLK - Program Peningkatan Kualitas Dinas Tenaga
dan Kerja dan
Produktivitas Tenaga Kerja di 16 Transmigrasi
BLK
- Pelatihan ektensif 489 jam 16 UPT BLK - Program Peningkatan Kualitas Dinas Tenaga
dan Kerja dan
Produktivitas Tenaga Kerja di 16 Transmigrasi
BLK
- Job Market Fair - Program Peningkatan Kualitas Dinas Tenaga
dan
Produktivitas Tenaga Kerja Kerja dan
- Program Peningkatan Kualitas Transmigrasi
dan
Produktivitas Tenaga Kerja di 16
BLK
- Pelatihan Kerja melalui MTU (Mobile - Program pelayanan Dinas Tenaga
Training Unit) Kesekretariatan Kerja dan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Transmigrasi
- 81 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Revitalisasi UPT BLK - Program Peningkatan Kualitas Dinas Tenaga


dan Kerja dan
Produktivitas Tenaga Kerja di 16 Transmigrasi
BLK
- Kerja sama daerah penempatan - Program transmigrasi Dinas Tenaga
Transmigrasi dengan Daerah Tujuan Kerja dan
Transmigrasi
- Program Vocational - Program penguatan kapasitas Dinas Koperasi dan
SDM KUKM UKM

3. Bhakti – 3 : Jatim - Penyediaan pendidikan gratis dan - Program manajemen pelayanan Dinas Pendidikan
Cerdas dan Sehat. berkualitas (Tis-Tas ) (Bantuan pendidikan wilayah ( cabang
"Jawa Timur Cerdas Pengganti SPP untuk SMA, SMK dan PK- dinas )
dan Sehat, Pelayanan PLK)
Dasar berkualitas." - Peningkatan Kualitas Sarpras - Program pendidikan menengah Dinas Pendidikan
Pendidikan atas
- Program pendidikan menengah
Kejuruan
- Program pendidikan khusus
dan Pendidikan layanan khusus
- BOSDA MADIN - Belanja Tidak langsung Dinas Pendidikan
- Revitalisasi SMK melalui Sekolah - Program pendidikan menengah Dinas Pendidikan
Pengampu Kejuruan

- Double Track - Program pendidikan menengah Dinas Pendidikan


Kejuruan
- 82 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Peningkatan Guru Tidak Tetap dan - Program manajemen pelayanan Dinas Pendidikan
Pegawai Tidak Tetap pendidikan wilayah ( cabang
dinas )
- Beasiswa untuk SMK jurusan prioritas - Program pendidikan menengah Dinas Pendidikan
(kelautan, teknologi pertanian, pariwisata) Kejuruan
- Bosda SMK Mini - Belanja Tidak langsung Dinas Pendidikan
- Pengasuhan siswa berbasis Pesantren - Belanja Tidak langsung Dinas Pendidikan
- Bantuan Kain Seragam untuk Siswa Baru - Program pendidikan menengah Dinas Pendidikan
SMA, SMK dan PK-PLK atas
- Program pendidikan menengah
Kejuruan
- Program pendidikan khusus dan
Pendidikan layanan khusus
Redisign PPK (Inkubator siswa SMA, SMK) - Program Pengembangan dan Dinas Pendidikan
peningkatan mutu kompetensi
guru dan siswa SMK
- Beasiswa guru diniyah S2 - Belanja Tidak langsung Biro
Kesejahteraan
Sosial
- Program Desa Sehat - Program Penguatan Kesehatan Dinas Kesehatan
Masyarakat

- Penyediaan pelayanan kesehatan gratis - Program pembinaan mutu Dinas Kesehatan


dan berkualitas (TANTISTAS) pelayanan kesehatan
- Perluasan akses dan penguatan fasilitas
kesehatan
- 83 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Pemenuhan redistribusi tenaga kesehatan - Program pengelolaan Dinas Kesehatan


terutama di wilayah terpencil, tertinggal, sumberdaya kesehatan
perbatasan dan kepulauan bahari husada

- Penguatan RSU Provinsi di Madiun, dan - Belanja Tidak langsung Dinas Kesehatan
memperkuat RS rujukan Madura dan
Tapal Kuda

- Konseling dari pintu ke pintu (KOPIPU) - Belanja Tidak langsung Dinas Kesehatan
- Santri Jatim Sehat Dan Berkah - Belanja Tidak langsung Dinas Kesehatan
(SAJADAH)

- Bunda Anak Impian (BUAIAN) - Belanja Tidak langsung Dinas Kesehatan


- Anugrah beasiswa bagi para pelaku - Program pengembangan Dinas
olahraga yang berprestasi Nasional dan Kebijakan dan manajemen Kepemudaan dan
Internasional pemuda dan olahraga Olahraga
4. Bhakti – 4 : Jatim - Pengembangan Sistem Penyediaan Air - Program Pengembangan Kinerja Dinas Perumahan
Akses. Minum (SPAM) Regional Pengelolaan Air Minum dan Rakyat, Kawasan
- Penyediaan Akses Sanitasi Layak Sanitasi Permukiman dan
- Penanganan desa rawan kekeringan Cipta Karya
- Pengembangan & Pengelolaan Sistem Irigasi - Program Operasi, Pemeliharaan Dinas Pekerjaan
dan
Partisipatif (PPSIP) Rehabilitasi Jaringan Irigasi Umum Sumber
- Program Operasi, Pemeliharaan Daya Air
dan
- Penanganan Banjir Rehabilitasi Jaringan Irigasi UPT
PSDA
- 84 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Program Pengendalian Daya


Rusak Air
- Program Pengendalian Daya
Rusak Air UPT PSDA
- Program Pemeliharaan dan
Rehabilitasi Sungai, Waduk dan
Pantai
- Pemeliharaan Jalan Provinsi - Program Rehabilitasi/ Dinas Pekerjaan
Pemeliharaan Jalan dan Umum Bina Marga
Jembatan (11 Program untuk 11
- Pelebaran Jalan Provinsi Menuju Standar UPT)
- Program Rekonstruksi dan
pelebaran jalan Serta
- Pengembangan jaringan pendukung Penggantian Jembatan (11
Menuju Kawasan Strategis Potensial Program untuk 11 UPT)
- Program Pembangunan dan
Pengembangan
Jaringan Jalan pada Kawasan
Strategis
Potensial (UPT PJJ Banyuwangi,
UPT PJJ
Jember, UPT PJJ Malang, UPT PJJ
Kediri, UPT
PJJ Pacitan, UPT PJJ Madiun)
- Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan - Program Penyelenggaraan Dinas Perumahan
- Renovasi Rumah Tidak Layak Huni Perumahan dan Rakyat, Kawasan
Kawasan Permukiman Permukiman dan
Cipta Karya
- 85 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Pemenuhan Alat Keselamatan Jalan - Program Pengendalian dan Dinas


dengan teknologi terbaru Pengamanan Lalu Lintas Perhubungan
- Pengembangan AEWS (Alarm Early - Program Keselamatan
Warning System) di perlintasan sebidang Angkutan Kereta Api
- Mudik Balik Gratis
Program Pelayanan Angkutan
Pelayaran
- Pembangunan dan Pengembangan Program Pelayanan Angkutan
Pelabuhan Laut (Pelabuhan Pengumpan Jalan
Regional)
- Pembangunan Kapal Perintis dan Subsidi Program Pembangunan dan
Operasional kapal di kepulauan Madura Pemeliharaan
- Pembangunan dan Pengembangan - Sarana Prasarana
Pelabuhan Penyeberangan - Transportasi Laut
-
- Program Pembangunan dan
- Pembangunan dan Pengembangan - Pemeliharaan Sarana Prasarana
Bandara - Angkutan Sungai, danau dan
penyeberangan
- Pembangunan dan Pengembangan Program Pembangunan dan
Terminal Tipe B Pemeliharaan
Sarana Prasarana Keterpaduan
Multimoda
Program Pembangunan dan
Pemeliharaan
Sarana Prasarana Angkutan Jalan
- 86 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Program pengelolaan Dinas Komunikasi dan


infrastruktur teknologi informasi Informatika
dan komunikasi
5. Bhakti – 5 Jatim - Tunjangan kehormatan Imam Masjid di Biro
Berkah. Kampung, Pesisir dan Pulau Terluar Kesejahteraan
"Membangun - Perluasan tunjangan kehormatan Hafidz Sosial
Karakter Masyarakat Hafidzoh
yang Berbasis nilainilai - Peningkatan kesalehan dan tanggung
Kesalehan jawab sosial masyarakat dan dunia usaha
Sosial, Budi Pekerti - Vocational training pasca kepulangan TKW
Luhur dan - Pengembangan shelter sebagai pusat
Berintegritas." konsultasi dan pendampingan problem

keluarga TKW
- Pembentukan karakter pemuda yang
diilhami nilai-nilai agama, budaya local dan
toleransi;
- Mewujudkan Kabupaten/kota ramah anak,
ramah disabilitas dan ramah lansia
- Tunjangan kehormatan bagi Imam - Belanja Tidak Langsung Biro Administrasi kesejahteraan
Masjid Sosial
- Tunjangan Kehormatan untuk Huffadz - Belanja Tidak Langsung Biro Administrasi kesejahteraan
Sosial
- Bantuan Beasiswa S1 bagi Guru - Belanja Tidak Langsung Biro Administrasi kesejahteraan
Madrasah Diniyah Sosial
- Beasiswa S1 Ma’had Aly - Belanja Tidak Langsung Biro Administrasi kesejahteraan
Sosial
- 87 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Mahasiswa S2 bagi Guru Madrasyah - Belanja Tidak Langsung Biro Administrasi kesejahteraan
Diniyah Sosial
- Tunjangan kehormatan penjaga situs - Belanja Tidak Langsung Biro Administrasi kesejahteraan
budaya Sosial
- Tunjangan perintis kemerdekaan - Program pengembangan Dinas Sosial
penyelenggaraan kesejahteraan
social

6. Bhakti – 6 : Jatim DPKP, Dinas


Agro. "Memajukan Kelautan dan
Sektor Pertanian, Perikanan, Dinas
Peternakan, Perkebunan, Dinas
Perikanan, Kehutanan, Pertanian, Dinas
perkebunan berbasis Peternakan, Dinas
Kerakyatan." Kehutanan,
- Pengembangan Pusat Agropolitan - Program Pengembangan Dinas
industri Agro Perindustrian dan
- Program Pengembangan Perdagangan
industri non agro
- Program efisiensi perdagangan
dalam negeri
- Program KetahananPangan Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan
- Program Peningkatan Produksi Dinas Perkebunan
Tanaman Tahunan
Perkebunan
- 88 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Program Peningkatan Produksi


Tanaman Semusim
Perkebunan
- Program Optimalisasi Dinas Peternakan
Perbibitan, pakan dan
produksi peternakan
- Program Produksi Perikanan Dinas Kelautan dan
Budidaya Perikanan
- Program Pengembangan
Produksi Perikanan Tangkap
- Penguatan SDM Pertanian dan Gapoktan - Program penguatan kapasitas Dinas Pertanian dan Ketahanan
SDM Non AparaturPertanian pangan
- Program Pengolahan dan Dinas Perkebunan
Pemasaran Hasil Perkebunan
- Program Pengolahan dan Dinas Peternakan
Pemasaran Hasil Peternakan
- Program peningkatan Dinas Kelautan dan
kesejahteraan Perikanan
Nelayan
- Program
PeningkatanPengolahan dan
Pemasaran Produk Kelautan
dan Perikanan
- Pelatihan Teknis Kelautan,
Perikanan, Pesisir dan Pulau -
Pulau Kecil
- 89 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Pengembangan kawasan pertanian - Program Penguatan Produksi Dinas Pertanian dan Ketahanan
terpadu dan Nilai Tambah Tanaman Pangan
Pangan
- Program PenguatanProduksi
dan Nilai
Tambah Tanaman Hortikultura
- Program Pelayanan
Pengawasan dan
Sertifikasi Hasil Pertanian
- Program Peningkatan Produksi Dinas Perkebunan
TanamanTahunan Perkebunan
- Program Peningkatan Produksi
Tanaman
- Semusim Perkebunan
- Program Pembibitan ternak sapi
Madura dan pelayanan
kesehatan hewan
- Pembibitan Ayam Buras di UPT
PT dan
HMT Magetan
- Pembibitan ternak Domba
Sapudi di UPT
PT dan HMT Jember
- 90 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Program Produksi Perikanan Dinas Peternakan


- Budidaya
Program Pengembangan
Produksi
Perikanan Tangkap
- Program Pengelolaan Daerah Dinas Kehutanan
Aliran Sungai dan
PerhutananSosial
- Pengembangan Taman teknologi - Program Prasarana dan
pertanian dan science techno park SaranaPertanian
- Revolusi industri agro 4.0 - Program Pengembangan industri Dinas
- Agro Program pengembangan Perindustrian dan
industri dan perdagangan Perdagangan
- - Penguatan produksi dan Dinas Koperasi dan
Pengembangan produk pangan berbasis agro - restrukturisasi usaha UKM
Penguatan pemasaran produk
KUKM
- Program Pengembangan Dinas
industri agro Perindustrian dan
Perdagangan
- Program Agribisnis Tanaman Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan dan pangan
Hortikultura
- Program Peningkatan Produksi Dinas Perkebunan
- Tanaman Tahunan Perkebunan
Program Peningkatan Produksi
Tanaman
- 91 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

Semusim Perkebunan
- Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Peternakan
Peternakan
- Program Peningkatan Dinas Kelautan dan
- Pengolahan dan Perikanan
Pemasaran Produk Kelautan dan
Perikanan
Program Pengujian Mutu dan
Pengembangan Produk Kelautan
dan
Perikanan di UPT Pengujian
Mutu dan
Pengembangan Produk Kelautan
dan
Perikanan Surabaya
- Ketahanan Pangan - Program Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan
pangan
7. Bhakti – 7 Jatim - Communal Branding - Program Penguatan Dinas Koperasi dan
Berdaya. "Ekonomi produksi dan restrukturisasi UKM
Kerakyatan dengan usaha
basis UMKM, Koperasi,
- One Village One Product One Corporate - Program Penguatan produksi Dinas Koperasi dan
MUMDesa dan
dan restrukturisasi usaha UKM
Mendorong
Pemberdayaan - Revitalisasi Koperasi - Program penguatan Dinas Koperasi dan
Pemerintahan Desa." kelembagaan dan pengawasan UKM
KUKM
- Program Penguatan produksi
dan restrukturisasi usaha
- 92 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Retail Modern - Program Penguatan produksi Dinas Koperasi dan


dan restrukturisasi usaha UKM
- Pengembangan Koperasi Perempuan - Program penguatan Dinas Koperasi dan
kelembagaan dan pengawasan UKM
KUKM
- Program penguatan akses
pembiayaan KUKM
- Pengembangan koperasi petani - Program Penguatan produksi Dinas Koperasi dan
dan restrukturisasi usaha UKM
- Program penguatan akses
pembiayaan KUKM
- Pengembangan koperasi nelayan - Program Penguatan produksi Dinas Koperasi dan
dan restrukturisasi usaha UKM
- Program penguatan akses
pembiayaan KUKM
- Perdagangan Antar Pulau - Program penguatan pemasaran Dinas Koperasi dan
produk UKM
KUKM
- Program efisiensi perdagangan Dinas
dalam negeri Perindustrian dan
Perdagangan
- 93 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Kemitraan UKM dan Bumdes - Program penguatan akses Dinas Koperasi dan
- pembiayaan UKM
- KUKM
Program penguatan pemasaran
produk
KUKM
Program Penguatan produksi dan
restrukturisasi usaha
- Memperkuat Ekonomi Kerakyatan - Program penguatan pemasaran Dinas Koperasi dan
- produk UKM
KUKM
Program penguatan kapasitas
SDM KUKM
- Supplai Demand Channel - Program Penguatan produksi dan Dinas Koperasi dan
restrukturisasi usaha UKM
- Penataan pasar tradisional - Program efisiensi perdagangan Dinas
dalam negeri Perindustrian dan
Perdagangan
8. Bhakti – 8 : Jatim : - Pengawasan - Program pencegahan korupsi Inspektorat
Jatim Amanah.
"Menyelenggarakan
pemerintahan yang - Pengolahan system informasi data dan - Program perencanaan, Badan
Bersih, Efektif dan pengadaan ASN pengolahan sistem informasi Kepegawaian
Anti Korupsi." data dan pengadaan aparatur Daerah
sipil negara (ASN)
- 94 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Pendapatan Pajak dan Retribusi - Program pengendalian Badan Pendapatan Daerah


operasional, administrasi pajak,
dan retribusi daerah
- Dokumen Anggaran - Program pembinaan dan BPKAD
evaluasi pengelolaan
keuangan kabupaten/kota
- Dokumen Perencanaan - Program pengendalian, Bappeda
evaluasi dan pelaporan
pembangunan daerah
- Aplikasi E Goverment - Program Pengelolaan Dinas Komunikasi dan
Aplikasi Informatika Informatika
9. Bhakti – 9 : Jatim - Pengendalian Pencemaran dan - Program Pengendalian Dinas Lingkungan
Harmoni. "Menjaga - Kerusakan - Pencemaran dan Hidup
Harmoni Sosial dan - Lingkungan Hidup (Adopsi Sungai Brantas) - Kerusakan Lingkungan
Alam dengan Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Hidup
Melestarikan Penataan Lingkungan dan Perlindungan Program Pengelolaan
Kebudayaan dan Sumber Daya Alam Sampah dan Limbah B3
Lingkungan Hidup." Program Penataan
Lingkungan dan
Perlindungan Sumber
Daya Alam
- 95 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Desa Tangguh Bencana (Destana) - Program Pencegahan dan Badan


- Peringatan Dini Bencana (Early Warning - Kesiapsiagaan Penanggulangan
- System) - Program Kedaruratan dan Bencana
- Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada saat Logistik
Darurat Bencana Penanggulangan Bencana
Pemulihan Sarana Prasarana Pasca Program Rehabilitasi dan
Bencana Rekonstruksi
Penanggulangan Bencana
- Kampung Siaga Bencana (KSB) Berdaya - Program penanggulangan Dinas Sosial
bencana berbasis
masyarakat
- Karang Taruna siaga bencana berbasis - Program penanggulangan Dinas Sosial
budaya (KANCANA BENCANA) bencana berbasis
masyarakat
- ESDM berwawasan lingkungan - Program pengelolaan Dinas ESDM
- pertambangan
- Program pengelolaan
energi
Program pengelolaan
kegeologian dan air tanah
- Intergrasi Perpusda – Museum – Galeri - Program pengelolaan Dinas Kebudayaan dan
Seni - Museum Program Pariwisata
pengelolaan kekayaan
cagar
budaya dan sejarah lokal
- Inventarisasi data kesenian tradisional - Program pengelolaan Dinas Kebudayaan dan
dan adat budaya lokal - keragaman budaya Pariwisata
- 96 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

Program pengelolaan
kekayaan cagar
budaya dan sejarah lokal
- Eco tourism (Pengembangan wisata - Program pengembangan Dinas Kebudayaan dan
berbasis lingkungan dan partisipasi destinasi wisata Pariwisata
masyarakat) - Program Pengelolaan Dinas Kelautan dan
Sumberdaya Perikanan
Kelautan, Pesisir dan
Pengawasan
- Program pengelolaan Dinas Kehutanan
- hutan produksi lestari
- Program
- PelayananPengelolaan
- Hasil
- Hutan
Program Tata Hutan dan
Pemantauan kawasan
hutan
Program Konservasi SDH
dan Ekosistem Program
pemanfaatan potensi
perbenihan tanaman
hutan
Program pengelolaan
kawasan TAHURA R.
Soerjo
- 97 -

Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD

- Halal tourism - Program pengembangan Dinas Kebudayaan dan


- industri Pariwisata
- pariwisata
Program pengembangan
destinasi wisata Program
pengembangan
pemasaran pariwisata
- Millenial culture centre - Program pengelolaan Dinas Kebudayaan dan
- Museum Pariwisata
- Program pengelolaan
keragaman budaya
Program pengelolaan
kekayaan cagar
budaya dan sejarah lokal

Anda mungkin juga menyukai