BAB II
GAMBARAN UMUM
Kriteria penentuan isu-isu strategis pembangunan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :
1) Merupakan permasalahan utama yang sering dikemukakan dan menjadi prioritas bagi
mayoritas pemangku kepentingan utama pembangunan di Provinsi Jawa Timur;
2) Merupakan permasalahan atau isu utama yang jika ditangani atau dipecahkan secara simultan
hasilnya saling mempengaruhi untuk menyelesaikan permasalahan Provinsi Jawa Timur
lainnya;
3) Merupakan permasalahan yang memiliki dampak luas pada pencapaian target-target
pembangunan Provinsi Jawa Timur di berbagai bidang;
4) Merupakan pernyataan isu utama yang memiliki pengaruh besar atau signifikan terhadap
pencapaian sasaran pembangunan utama di Provinsi Jawa Timur;
5) Merupakan faktor utama yang memiliki daya ungkit signifikan terhadap pencapaian bidang
pembangunan lainnya di Provinsi Jawa Timur; dan
6) Merupakan tugas dan tanggung jawab utama Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang mana
permasalahan utama memang memerlukan intervensi kewenangan, kebijakan dan
implementasi.
- 16 -
Sementara itu, dilihat dari perkembangan pertumbuhan Jawa Timur, dalam beberapa tahun terakhir
menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi. Selama periode 2011 s/d 2018, perekonomian
Jawa Timur melambat sebesar 0,13% per tahun. Hal ini sejalan dengan perlambatan perekonomian
nasional yang pada periode yang sama melambat sebesar 0,14% per tahun.
Meskipun perekonomian Jawa Timur cenderung melambat selama beberapa tahun terakhir, namun
berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Asia Competitiveness Institute – Singapore pada tahun 2017
menunjukkan bahwa dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain, kinerja daya saing provinsi Jawa Timur
secara keseluruhan pada tahun 2017 menempati peringkat kedua, dibawah Provinsi DKI Jakarta. Berikut
adalah gambaran capaian daya saing masing-masing provinsi di Indonesia pada tahun 2018.
Kinerja daya saing tersebut diukur dengan 103 Indikator yang dikelompokkan dalam 4 aspek yaitu
(1) stabilitas ekonomi makro,
(2) perencanaan pemerintah dan institusi,
(3) kondisi finansial, bisnis & tenaga kerja, dan
(4) kualitas hidup & pembangunan infrastruktur.
Selama beberapa tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Jawa Timur menunjukkan tren yang cenderung
melambat. Namun dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, pertumbuhan ekonomi Jawa
Timur relatif lebih tinggi. Secara grafis, tren pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional ditunjukkan
pada Gambar 3.1 adalah:
Berdasarkan pada Gambar 3.1, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2018 cenderung lebih tinggi
0,05% dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, secara nominal
besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Jawa Timur mencapai Rp
2.189,78 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 1.563,76 triliun. Dilihat dari sisi produksi
(sektoral), pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
sebesar 7,63%, diikuti Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 7,6%. Sementara dari sisi pengeluaran,
akselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur didorong oleh Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang tumbuh
6,57% dan Pembentukan Modal Tetap Bruto yang tumbuh sebesar 6,08%.
Terkait kesejahteraan masyarakat, isu kemiskinan masih menjadi isu penting yang belum dapat
terselesaikan sampai dengan saat ini. Kemiskinan seringkali dipahami sebagai rendahnya tingkat
kesejahteraan, padahal kemiskinan merupakan masalah pembangunan yang bersifat multidimensi
dan sangat penting untuk ditangani melalui dukungan seluruh pemangku kepentingan. Berdasarkan
perkembangan persentase penduduk miskin di Jawa Timur, selama tahun 2014 hingga tahun 2018
- 18 -
mengalami kecenderungan menurun dari 12,28 persen pada Tahun 2014 dengan jumlah penduduk miskin
4.748,42 ribu jiwa, terus menurun hingga tahun 2018 menjadi 10,85 persen dengan jumlah penduduk
miskin sebesar 4,292,15 ribu jiwa atau masih tercatat angka tertinggi secara nasional dan progress
penurunannya cenderung lambat.
Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan oleh BPS Provinsi Jawa Timur,
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2014 sebesar 4,19 persen, kemudian meningkat pada
tahun 2015 menjadi 4,47 persen. Selanjutnya pada tahun 2016-2018 kondisi ketenagakerjaan menunjukan
keadaan yang lebih baik sehingga terus mengalami penurunan yaitu 4,21 (2016); 4,00 (2017); dan 3,99
(2018). Meskipun angka TPT Jawa Timur lebih baik daripada TPT Nasional (5,34) tetapi angka penurunan
TPT Jawa Timur dirasa melambat. Perkembangan global antara lain bonus demografi dan revolusi industri
4.0, dimungkinkan terjadinya perubahan jenis pekerjaan yang berbasis pada teknologi, pengurangan
tenaga kerja manusia diganti peralatan atau mesin elektronika. Hal ini tentunya membutuhkan
peningkatan upaya penyiapan tenaga kerja yang kompetitif agar tantangan tersebut dapat memberikan
dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.
Sistem pengendalian pemerintah dapat dibagi menjadi pengendalian intern dan ekstern. Pengendalian
intern meliputi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal atau nama lain
yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern adalah aparat pengawasan intern pemerintah
yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri/Pimpinan Lembaga; Inspektorat Provinsi dan
Inspektorat Kabupaten/Kota. Sedangkan pengawas ekstern pemerintah seperti BPK (Badan Pengawas
Tertinggi Keuangan), DPR dan DPRD (pengawasan politis), masyarakat (wasmas) dan lembaga peradilan
(pengawasan yudikatif).
Sistem Pengendalian Intern menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sedangkan Pengawasan Intern adalah seluruh
proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Salah satu indikator
Kinerja RPJMN Tahun 2015-2019 dalam bidang reformasi birokrasi adalah Tingkat Kematangan
Implementasi SPIP, dengan target tingkat maturitas SPIP K/L/P pada tahun 2019 sebesar 3 dari skor 1-5.
Sebagai salah satu upaya meningkatkan level kematangan penyelenggaraan SPIP diperlukan strategi dan
program Peningkatan Maturitas SPIP di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sesuai arahan Presiden RI melalui Kementerian PAN-RB menegaskan bahwa keseriusan dan komitmen
Bupati/Walikota dan Sekretaris Daerah sangat diperlukan untuk mendorong percepatan implementasi
- 19 -
reformasi birokrasi. Kepala Daerah diharapkan memberikan perhatian untuk terciptanya tata kelola
pemerintahan yang baik dan sekaligus berorientasi hasil. Adapun arahan Presiden RI terkait permasalahan
efisiensi birokrasi:
1) E-Government, dalam sistem pemerintahan elektronik, rakyat dapat mengakses dokumen-
dokumen pemerintah, dan semua hal dapat dilihat secara transparan, termasuk soal anggaran
publik;
2) Money Follow Program, alokasi anggaran harus digunakan untuk program pembangunan yang
bermanfaat bagi masyarakat, misalnya : infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pendidikan,
dan kesehatan(pemerintahan berorientasi hasil);
3) Stop Pemborosan Anggaran, seberapa pun anggaran yang diberikan kepada K/L/Pemda pasti
habis, tetapi tujuan (hasil) tidak tercapai; dan
4) Fokus Kinerja bukan SPJ, ASN jangan terlalu menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk
mengurusi SPJ.
Evaluasi tiap tahun perlu dilakukan untuk mengukur perkembangan efektivitas implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di instansi pemerintah (pusat dan daerah) guna
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran pada instansi pemerintah. Keberhasilan dalam
implementasi SAKIP sangat berdampak pada efisiensi dalam penggunaan anggaran. SAKIP yang selama ini
dianggap sebagai kumpulan dokumen semata ternyata mempengaruhi efektivitas dan efisiensi
penggunaan anggaran negara yang pada hakikatnya adalah dana yang terkumpul dari rakyat.
4. Demokrasi Kewargaan
Demokrasi kewargaan berhubungan hak demokrasi dan kewajiban warga Negara dalam
menjalankan aktifitasnya dengan mendapatkan perlakuan yang adil di depan hukum dan pemerintahan.
Demokrasi meliputi komponen yaitu Kebebasan sipil, hak-hak politik dan partispasi politik. Kebebasan sipil
meliputi: kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan berpendapat, kebebasan berkeyakinan, dan
diskriminasi. Hak-hak politik terdiri dari hak memilih dan dipilih. Partisipasi politik dalam pengambilan
keputusan dan pengawasan pemerintah meliputi : lembaga demokrasi, pemilu yang bebas adil, peran
DPRD, peran partai politik, peran birokrasi pemda dan peradilan yang independen. Pemerintah bersama
aparatur memberikan jaminan hak warga berdasarkan prinsip kebhinekaan berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Demokrasi kewargaaan juga mengutamakan hak-hak bagi perempuan dan anak, orang
terlantar dan kelompok marginal lainnya.
Isu strategis lainnya antara lain : berkaitan dengan Pengarusutamaan Gender dan Pengarusutamaan Hak
Anak belum menjadi dasar/prioritas pertimbangan dalam pelaksanaan pembangunan Provinsi Jawa Timur;
masih belum terpenuhinya Jaminan Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Dasar
Perempuan dan Anak; Rendahnya Komitmen dan Pemahaman dari lintas sektor dan masyarakat umum
tentang tindak kekerasan dan perdagangan orang; Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk di Jawa
Timur Tahun 2017 Data Statistik sebesar 0,56%; Masih rendahnya kesadaran penduduk akan pentingnya
dokumen kependudukan (eKTP, Akte Kelahiran dan Akte Kematian); Kartu Identitas Anak (KIA) Tahun 2019
sudah harus serentak di berlakukan; serta Peningkatan Pelayanan dengan Go-Digital – Tanda Tangan
Elektronik (TTE).
Dalam penyediaan infrastruktur sumber daya air adalah percepatan pembangunan waduk dan
tampungan air baku skala besar sebagai upaya penyediaan air baku untuk kegiatan pertanian, industri
maupun rumah tangga. Infrastruktur sumber daya air merupakan bagian penting dalam upaya
mendukung ketahanan pangan, sehingga perlu integrasi pengelolaan sumber air permukaan dari hulu
sampai dengan dengan hilir yang meliputi jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier pada semua
kewenangan Daerah Irigasi (DI).
Pemenuhan cakupan layanan dasar perumahan dan permukiman antara lain penyediaan air minum
regional, penyediaan system pengelolaan air limbah perkotaan, dan Pembangunan TPA Regional. Disisi
lain pemenuhan Backlog rumah yang masih terbatas dan penanganan kawasan kumuh masih belum
optimal, hal ini dikarenakan penanganan Kawasan kumuh belum dilaksanakan secara terintegrasi.
Pemenuhan cakupan pelayanan infrastruktur dalam rangka mengurangi kemiskinan dan ketimpangan
wilayah terkendala oleh keterbatasan sumber pendanaan pemerintah, untuk itu diperlukan upaya
alternative dalam penyediaan sumber pendanaan non APBD.
Penanggung
No. Inisiatif Strategis Keluaran Target Waktu
Jawab
A. Tata Kelola SPBE
1 Pembangunan Sistem Informasi Arsitektur 2020-2021 Menteri PANRB
Arsitektur SPBE SPBE
Arsitektur SPBE Nasional 2020-2020 Menteri PANRB
Arsitektur SPBE Instansi 2020-2021 Menteri/ Kepala
Pusat Lembaga
Arsitektur SPBE Pemerintah 2020-2021 Kepala Daerah
Daerah
2 Pembentukan dan Tim Koordinasi SPBE Nasional 2018-2019 Menteri PANRB
Penguatan Kapasitas Tim Koordinasi SPBE Instansi 2018-2019 Menteri/ Kepala
Tim Koordinasi SPBE Pusat Lembaga
Tim Koordinasi SPBE 2018-2019 Kepala Daerah
Pemerintah Daerah
3 Penguatan Kebijakan Kebijakan Makro 2020-2024 Menteri PANRB
SPBE Kebijakan Meso 2018-2019 Tim Koordinasi
SPBE Nasional
Kebijakan Mikro 2019-2025 Pimpinan
K/L/D
4 Evaluasi SPBE Nasional 2018-2025 Menteri PANRB
- 21 -
Penanggung
No. Inisiatif Strategis Keluaran Target Waktu
Jawab
Evaluasi Penerapan Evaluasi SPBE Instansi Pusat 2018-2025 Pimpinan K/L/D
Kebijakan SPBE dan Pemerintah Daerah
Audit TIK 2018-2025 Menteri
Kominfo, Kepala
BPPT, Kepala
BSSN
B. Layanan SPBE
5 Survei Penggunaan SPBE Survei Kebutuhan dan 2019-2025 Pimpinan K/L/D
Kepuasan Pengguna
6 Portal Pelayanan Publik Integrasi Proses Bisnis 2018-2025 Menteri PANRB
yang terintegrasi Pelayanan Publik Pemerintah
Pusat
Portal Pelayanan Publik 2018-2025 Menteri
Pemerintah Pusat Kominfo
Integrasi Proses Bisnis 2018-2025 Menteri Dalam
Pelayanan Publik Pemerintah Negeri
Daerah
Portal Pelayanan Publik 2018-2025 Menteri
Pemerintah Daerah Kominfo
7 Portal Pelayanan Integrasi Integrasi 2018-2020 Menteri
Administrasi Perencanaan, Penganggaran, PPN/Kepala
Pemerintahan yang dan Pengadaan Barang dan Bappenas
Terintegrasi Jasa Pemerintah,
Akuntabilitas Kinerja,
Pemantauan dan Evaluasi
Integrasi Kepegawaian 2018-2020 Menteri PANRB
Integrasi Kearsipan 2018-2020 Menteri PANRB
Integrasi Pengaduan Publik 2018-2021 Menteri PANRB
Portal Pelayanan 2018-2021 Menteri
Administrasi Pemerintahan Kominfo
8 Penyelenggara Manajemen Layanan SPBE 2019-2021 Menteri
Manajemen Layanan Kominfo
Portal Pusat Layanan 2019-2021 Menteri
Kominfo
C. Teknologi Informasi dan Komunikasi
9 Penyediaan Pusat Data Pusat Data Nasional 2018-2022 Menteri
Nasional Kominfo
10 Penyediaan jaringan Pusat Pengendalian dan 2018-2022 Menteri
Intra Pemerintah Jaringan Intra Pemerintah Kominfo
Jaringan Intra Instansi Pusat 2018-2022 Pimpinan K/L/D
Jaringan Intra Instansi 2018-2022 Gubernur
Pemerintah Daerah Provinsi
Jaringan Intra Instansi 2018-2022 Bupati/
Pemerintah Daerah Walikota
Kabupaten/ Kota
- 22 -
Penanggung
No. Inisiatif Strategis Keluaran Target Waktu
Jawab
11 Penyediaan Sistem Sistem Penghubung Layanan 2018-2022 Menteri
Penghubung Layanan Pemerintah Kominfo
Pemerintah
12 Penyediaan Akses Jaringan Pita lebar yang 2018-2025 Menteri
berkualitas terhadap berkualitas Kominfo
Layanan SPBE di Seluruh
Wilayah Indonesia
02.07. Data badan usaha milik Data yang mempresentasikan pengelolaan badan usaha milik
negara negara.
02.09. Data koperasi Data yang mempresentasikan pembinaan koperasi antara lain
manajemen kelembagaan koperasi, manajemen produksi dan
pemasaran koperasi, pemberdayaan pembiayaan koperasi,
serta pembinaan dan pengawasan koperasi.
02.10. Data usaha kecil dan Data yang mempresentasikan pembinaan usaha kecil dan
menengah menengah antara lain manajemen kelembagaan usaha kecil dan
menengah, manajemen produksi dan pemasaran usaha kecil
dan menengah, dan pemberdayaan pembiayaan usaha kecil dan
menengah.
03.02 Data transmigrasi Data yang mempresentasikan bidang transmigrasi antara lain
pendidikan dan pelatihan ketransmigrasian, penelitian dan
pengembangan transmigrasi, serta pengembangan kawasan
transmigrasi.
- 27 -
03.04 Data perumahan Data yang mempresentasikan bidang perumahan antara lain
manajemen infrastruktur perumahan, pengelolaan lingkungan
perumahan, pengembangan kawasan permukiman,
pengembangan sarana dan prasarana strategis, dan
penyelenggaraan perumahan.
05.02 Data keamanan Data yang mempresentasikan bidang keamanan antara lain
manajemen keamanan, manajemen ketertiban,
penanggulangan transnasional dan terorisme, penegakan
hukum, pengayoman masyarakat, dan pemeliharaan
ketentraman masyarakat.
05.03 Data hak asasi manusia Data yang mempresentasikan bidang hak asasi manusia
termasuk di dalamnya hak atas kekayaan intelektual.
06.03 Data ilmu pengetahuan Data yang mempresentasikan bidang ilmu pengetahuan antara
lain penelitian ilmu dasar, penelitian inter dan multi disiplin
terfokus, penelitian ilmu pengetahuan sektor tertentu, dan
penggkoordinasian sistem nasional ilmu pengetahuan.
06.04 Data teknologi Data yang mempresentasikan bidang teknologi antara lain
manajemen invensi dan inovasi, manajemen penginderaan
jauh, manajemen teknologi penerbangan dan antariksa,
manajemen tenaga nuklir, pengelolaan pengkajian dan
penerapan teknologi, serta pengkoordinasian sistem nasional
teknologi.
07.04 Data kelautan Data yang mempresentasikan bidang kelautan antara lain
manajemen kemaritiman, tata ruang laut, pemberdayaan
masyarakat kelautan, dan pengelolaan sumber daya kelautan.
07.05 Data lingkungan hidup Data yang mempresentasikan bidang lingkungan hidup
termasuk di dalamnya manajemen iklim dan cuaca dan
pengelolaan sarana dan prasarana iklim dan cuaca.
08.01 Data agama Data yang mempresentasikan bidang agama antara lain
bimbingan masyarakat keagamaan, pendidikan agama dan
pelatihan keagamaan, penyelenggaraan haji dan umroh, dan
produk halal.
09.04 Data komunikasi Data yang mempresentasikan bidang komunikasi antara lain
komunikasi publik, penyelenggaraan pos, dan pengelolaan
sumber daya dan perangkat pos.
09.06 Data aparatur negara Data yang mempresentasikan bidang pengelolaan aparatur
negara termasuk di dalamnya manajemen pelayanan publik,
manajemen sistem pemerintahan berbasis elektronik,
kearsipan nasional, dan kerjasama antar instansi.
01.01 Standar Teknis dan Standar atau Peraturan Pemerintah yang digunakan untuk
Prosedur Keamanan SPBE penerapan Keamanan SPBE.
01.03 Regulasi lainnya Peraturan Pemerintah lainnya selain dari peraturan terkait
standar teknis dan prosedur Keamanan SPBE, yang saat ini
menjadi acuan dalam penerapan Keamanan SPBE.
03.01 Kelaikan Keamanan Uji kelaikan keamanan terhadap aplikasi umum yang
Aplikasi Umum dilakukan melalui penilaian kerentanan secara mandiri di
IPPD dan verifikasi di tingkat nasional. Output dari kegiatan
ini adalah daftar aplikasi umum yang telah mendapatkan
rekomendasi kelaikan keamanan.
03.02 Kelaikan Keamanan Uji kelaikan keamanan terhadap Infrastruktur SPBE nasional
Infrastruktur SPBE yang dilakukan melalui penilaian kerentanan secara mandiri
Nasional di IPPD dan verifikasi di tingkat nasional. Output dari kegiatan
ini adalah daftar Infrastruktur SPBE Nasional yang telah
mendapatkan rekomendasi kelaikan keamanan.
1 Jenis Standar Keamanan Jenis standar keamanan yang diacu dan menjadi prioritas
oleh setiap IPPD diantaranya:
1. standar dan/atau Peraturan terkait teknis dan prosedur
keamanan SPBE;
2. standar internasional terkait keamanan informasi; atau
3. regulasi lainnya.
2 Keterangan Nama Nama dari jenis standar keamanan yang diacu dan menjadi
Standar prioritas oleh setiap IPPD.
3.3. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
3.3.1. Visi
Visi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih merupakan Visi Pembangunan Daerah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Visi kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai (desired
future) dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun sesuai Misi yang diemban. Visi ini selanjutnya dijabarkan
dalam Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah.
Sebelum menjabarkan mengenai Visi RPJMD, terlebih dahulu akan ditelaah Visi Jangka Panjang
Provinsi Jawa Timur sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) periode 2005-2025. Hal ini dimaksudkan agar terdapat kesinambungan pembangunan selama
lima tahun ke depan. Adapun Visi RPJPD Provinsi Jawa Timur adalah “Pusat Agrobisnis Terkemuka,
Berdaya Saing Global Dan Bekelanjutan Menuju Jawa Timur Makmur Dan Berakhlak”
Substansi Visi RPJPD Provinsi jawa Timur di atas menjadi pijakan dalam penjabaran Visi dan Misi
Kepala Daerah terpilih agar Sasaran Pokok RPJPD di tahun berkenaan dapat dijabarkan menjadi Arah
Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah. Adapun Visi pembangunan Provinsi Jawa Timur dalam
RPJMD tahun 2019-2024 sebagai berikut :
VISI :
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT JAWA TIMUR YANG ADIL, SEJAHTERA, UNGGUL DAN
BERAKHLAK DENGAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG PARTISIPATORIS INKLUSIF MELALUI KERJA
BERSAMA DAN SEMANGAT GOTONG ROYONG”
Visi tersebut di atas memiliki substansi nilai (value) atau pokokpokok visi yang penting sebagai
pijakan untuk menjabarkan dalam Misi Pembangunan. Adapun pokok-pokok visi pembangunan dalam
RPJMD Provinsi Jawa Timur tahun 2019-2024 sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah ini.
- 42 -
Pokok-pokok
No. Penjelasan
Visi
1. ADIL Adil dalam pengertian bahwa pembangunan yang akan dijalankan
melalui tata kelola pemerintahan di Jawa Timur menuju pada
pemerataan hasil-hasil pembangunan secara seimbang baik antar
kelompok sosial, antar wilayah maupun antar sektor. Keadilan sebagai
visi pembangunan di Jawa Timur juga berarti bahwa seluruh warga
akan mendapatkan pelayanan publik yang setara tanpa diskriminasi.
Tata kelola pemerintahan yang adil juga berarti bahwa pemerintah
menghormati kesetaraan sosial dan gender dalam proses
pembangunan. Dimensi keadilan dalam pembangunan di Jawa Timur
juga berarti bahwa tata kelola pemerintahan juga berpijak pada
prinsip inklusi sosial, budaya dan ekonomi yang artinya adalah
pemerintah akan menjamin pemenuhan hak-hak dasar warga;
pembangunan juga
memperhatikan kebutuhan kelompok-kelompok rentan dan marjinal;
pemerintah memperhatikan dan menghormati identitas budaya baik
dari setiap kelompok budaya maupun warga; serta pemerintah
menjamin agar setiap warga memperoleh akses yang luas dan
berpartisipasi dalam arena ekonomi pasar yang berkeadilan.
2 SEJAHTERA Sejahtera dalam makna terdalamnya adalah setiap warga Jawa Timur
melalui proses pembangunan dapat menikmati kehidupan yang layak,
aman dan manusiawi. Kehidupan yang layak, aman dan manusiawi
berarti bahwa setiap warga dapat terpenuhi hak untuk sehat dan
berpendidikan yang layak, memperoleh pekerjaan yang layak serta
mampu mendapatkan akses di dunia usaha, tidak tersisihkan dalam
kehidupan sosial, mendapatkan jaminan rasa aman dan menjadi
bagian dari komunitas yang sehat dan berpartisipasi dalam kehidupan
sosial sebagai warga Jawa Timur. Untuk merealisasikan visi ini maka
tata kelola pemerintahan di Jawa Timur akan diabdikan tidak saja
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun juga
diarahkan untuk peningkatan kualitas hidup sosial warga, sehingga
warga Jawa Timur memiliki etos hidup yang optimis dan memiliki
harapan yang baik bagi masa depan diri, keluarga, komunitas maupun
Provinsi Jawa Timur.
3 UNGGUL DAN Unggul dan berakhlak merupakan satu rangkaian tekad yang tidak
BERAKHLAK terpisahkan. Unggul berarti mendorong pembangunan Jawa Timur
untuk mampu membawa masyarakat pada kualitas yang unggul baik
dari sisi pendidikan, kesehatan, ekonomi, kebebasan politik,
infrastruktur serta capaian pembangunan lainnya. Sedangkan
berakhlak menegaskan bahwa Unggul saja tidak cukup, melainkan
harus diimbangi dengan budi pekerti serta akhlak yang mulia berbasis
pada nilai-nilai budaya dan keagamaan. Akhlak ini tidak hanya
menegaskan tentang karakter manusia Jawa Timur, namun juga
menjadi jiwa dalam seluruh aspek mulai dari pelayanan publik,
pendekatan pembangunan hingga kebijakan secara umum.
Unggul dan berakhlak berarti bahwa pembangunan di Jawa Timur
tidak hanya mengejar pemenuhan material namun juga bertujuan
untuk membentuk kualitas warga Jawa Timur yang memiliki kualitas
moral, etika dan karakter hidup yang tinggi berbasis kehidupan
spiritual berlandaskan akhlakul karimah sesuai dengan ajaran-ajaran
agama. Sehingga dengan visi unggul dan berkualitas maka
pembangunan di Jawa Timur berusaha untuk membangun warga
yang memiliki solidaritas yang tinggi, menghormati keragaman dan
- 43 -
Pokok-pokok
No. Penjelasan
Visi
perduli terhadap nilai-nilai toleransi, memiliki daya juang hidup yang
tinggi, berkarakter anti-korupsi serta segenap kualitas karakter hidup
yang unggul dan berakhlak.
4 TATA KELOLA Komitmen mengenai tatakelola pemerintahan yang partisipatoris dan
PEMERINTAHAN inklusif selaras dengan tujuan besar Reformasi Birokrasi di Indonesia.
YANG Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
PARTISIPATORIS (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di
DAN INKLUSIF lingkungan Instansi Pemerintah akan dielaborasi oleh
pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan pendekatan
pembangunan yang partisipatoris dan inklusif.
Partisipatoris diwujudkan melalui perluasan ruang publik (public
sphere) yang memadai bagi seluruh elemen masyarakat untuk terlibat
dalam proses pembangunan, sedangkan di sisi lain karakter birokrasi
yang inklusif akan menghapus sekat diskriminasi pembangunan.
Prinsip tata kelola yang partisipatoris dan inklusif artinya bahwa
pemerintah tidak hadir dan bekerja sendirian dalam menjalankan
proses pembangunan, namun menjalankan tata kelola pemerintahan
dimana pemerintah menempatkan seluruh warga di Jawa Timur
sebagai aktor-aktor strategis pembangunan. Dalam tata kelola
pemerintahan yang partisipatoris, ruang pengambilan kebijakan
menjadi ruang yang terbuka, transparan dan akuntabel bagi
keterlibatan setiap warga negara untuk memperjuangkan
kehidupannya.
Sementara prinsip inklusif berarti bahwa pemerintah mendorong
birokrasi dan sistem pelayanan publik yang terbuka, bertanggung
jawab dan menjamin agar mereka yang berada pada kondisi rentan
dan marjinal mendapatkan perhatian penuh dalam proses
pembangunan. Tata kelola pemerintahan partisipatoris dan inklusif
juga mendorong pada penghormatan, perlindungan dan pemenuhan
ruang publik yang bebas sebagai manifestasi kontrol terhadap
pembangunan dalam relasi negara dan masyarakat yang demokratis.
5 KERJASAMA Kerjasama dan Gotong-royong, secara holistik adalah nilai-nilai
DAN otentik budaya Indonesia yang telah teruji selama berabad-abad dan
GOTONG membuktikan ketangguhan nilai-nilai sosial dalam menghadapai
ROYONG berbagai tantangan zaman. Jawa Timur merupakan miniatur
nusantara yang sudah pasti mewarisi nilai-nilai hebat tersebut.
Kerjasama dan gotong royong memiliki nilai dan makna strategis
dalam konteks pembangunan Jawa Timur, karena mendorong
semangat untuk menjalin mitra setara dan saling menguntungkan
dengan semua pihak. Semangat ini tentu dapat menjadi pendorong
bagi percepatan pembangunan Jawa Timur ke depan.
Kerja sama dan gotong royong adalah modal budaya paling tinggi
yang dimiliki oleh bangsa kita maupun masyarakat Jawa Timur. Dalam
tata kelola pemerintahan dan pembangunan kedepan, kerjasama dan
gotong royong dapat diterjemahkan sebagai proses pengelolaan
pemerintah berbasis kolaborasi dan partnership. Kolaborasi artinya
bahwa adalah pemerintah akan meningkatkan keterlibatan
masyarakat, sektor publik dan privat untuk mencapai tujuan-tujuan
pembangunan. Partnership dalam pengertian bahwa pemerintah
bekerja untuk memfasilitasi dan mendorong kondisi yang
memperkuat peran masyarakat sipil untuk terlibat dan memantau
proses pembangunan dalam relasi kemitraan yang setara dan saling
menghargai.
- 44 -
3.3.2. Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Berdasarkan pengertian dimaksud serta dengan berlandaskan kepada makna visi
Provinsi Jawa Timur, maka ditetapkan misi Provinsi Jawa Timur 2019-2024 sebagaimana terdapat dalam
uraian bawah ini:
1. Mewujudkan Keseimbangan Pembangunan Ekonomi, Baik antar Kelompok, antar Sektor dan
Keterhubungan Wilayah.
Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Jawa Timur dengan kemitraan baik
masyarakat sipil maupun sektor privat bertujuan agar tidak tercipta konsentrasi kemakmuran
pada kalangan kelompok sosial yang kaya, daerah urban, maupun wilayah tertentu saja. Oleh
karena itu dalam perencanaan pembangunan ekonomi kedepan, implementasi pembangunan
hendaknya memastikan agar tingkat ketimpangan sosial (social inequality) antara kelompok
sosial kaya dan miskin, maupun perkotaan (urban) dan pedesaan (rural) semakin mengecil.
Selain itu pembangunan juga tidak hanya difokuskan pada pembangunan sektoral, tapi juga
perhatian secara simultan terhadap pembangunan antar kawasan sehingga masing-masing
kawasan di Jawa Timur dan maju dan sejahtera bersama. Sehingga tujuan utama dari
pembangunan Jawa Timur adalah jangan sampai ada yang tak berdaya (powerless),
terpinggirkan (marginalized), tersisih (excluded), terbungkam (voiceless), terasing (alienated),
karena pembangunan adalah perjuangan pembebasan rakyat Jawa Timur dari proses
kemiskinan sosial, ketidakberdayaan dan kemelaratan menuju kedaulatan warga.
Pembangunan Ekonomi dan Sosial secara berkesinambungan yaitu Pembangunan yang
mengutamakan Keseimbangan Pembangunan
Ekonomi dan Terciptanya Kesejahteraan yang berkeadilan Sosial. Oleh karena itu
pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan pemerataan dan keseimbangan ekonomi baik
antar kelompok, antar sektor maupun antar wilayah.
Sejalan dengan amanah konstitusi, pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
adalah hak bagi seluruh rakyat Indonesia. Amanah fundamental ini menjadi tujuan dari proses
pembangunan yang dilakukan di Jawa Timur. Dalam proses kolaborasi yang dilakukan antara
pemerintah, warga dan sektor privat (Public Private Partnership), pemerintah Jawa Timur
berusaha membuka seluas-luasnya lapangan kerja yang memperhatikan konektivitas wilayah.
Dengan prinsip keterhubungan wilayah, maka perluasan dunia kerja sejalan dengan
pembukaan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru (aglomerasi) yang terhubung dengan
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang sudah ada. Tujuan dari semua itu proses
pembangunan di Jawa Timur akan memastikan hak rakyat atas pekerjaan yang layak untuk
kemanusiaan adalah pelaksanaan dari daulat rakyat.
Pembangunan di Jawa Timur memperhatikan prinsip-prinsip keadilan sosial yang terdiri dari
keadilan distributif, keadilan rekognitif, dan keadilan partisipatoris. Artinya bahwa proses
pembangunan yang dilakukan memperhatikan pentingnya proses redistribusi ekonomi, dimana
hasil-hasil pembangunan tidak hanya terpusat pada kalangan kelompok sosial atas dan
menengah namun juga mereka yang berada pada posisi terbawah secara strata sosial. Selain
itu dimensi keadilan juga memperhatikan aspek rekognitif (pengakuan) terhadap kebutuhan-
kebutuhan khusus yang dimiliki oleh perempuan dan anak dan lansia, kelompok difabel,
maupun kelompok masyarakat berbasis budaya yang membutuhkan perhatian khusus.
Keadilan dalaam proses pembangunan juga memiliki dimensi politik, dimana ruang partisipasi
yang luas menjadi perhatian dalam praktik tata kelola pemerintahan yang terbangun. Sehingga
- 45 -
pembangunan yang dilakukan tidak akan meninggalkan dan melibatkan seluruh kalangan yang
rentan dimasyarakat. Oleh karena itu misi utama dari pembangunan di Jawa Timur adalah
menjadikan praktik pembangunan yang berbasis pada APBD sebagai perjuangan untuk
penegakan keadilan dan pemerdekaan hidup bagi warga Jawa Timur.
Pembangunan sumber daya manusia di Provinsi Jawa Timur dilakukan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat, antara lain peningkatan kualitas kehidupan, akses pendidikan
dan jaminan kesehatan di Jawa Timur.
Pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia
dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk
menopangnya harus mampu mengakomodasi terwujudkan kesimbangan antara aspek
ekonomi, sosial, dan budaya dengan kondisi lingkungan.
Sebagai upaya untuk memastikan bahwa misi jangka menengah Provinsi Jawa Timur telah
sesuai dengan Pokok-pokok visi, maka dijabarkan dalam tabel dibawah ini :
- 46 -
Table 3.24 - Keterkaitan Pokok-pokok Visi dengan Misi Provinsi Jawa Timur 2019-2024
POKOK-POKOK
NO MISI
VISI
1 ADIL (1) Mewujudkan Keseimbangan
Pembangunan Ekonomi, Baik antar
Kelompok, antar Sektor dan
Keterhubungan Wilayah.;
(2) Terciptanya Kesejahteraan yang
Berkeadilan Sosial, Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama
Kesehatan dan Pendidikan, Penyediaan Lapangan
Kerja dengan Memperhatikan Kelompok
Rentan;
2 SEJAHTERA (2) Terciptanya Kesejahteraan yang Berkeadilan Sosial,
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama Kesehatan dan
Pendidikan, Penyediaan Lapangan
Kerja dengan Memperhatikan Kelompok
Rentan;
3 UNGGUL DAN (2) Terciptanya Kesejahteraan yang Berkeadilan Sosial,
BERAKHLAK Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama Kesehatan dan
Pendidikan, Penyediaan Lapangan Kerja dengan Memperhatikan
Kelompok Rentan;
(4) Melaksanakan Pembangunan Berdasarkan Semangat Gotong
Royong, Berwawasan Lingkungan untuk Menjamin Keselarasan
Ruang Ekologi, Ruang Sosial,
Ruang Ekonomi dan Ruang Budaya;
Tujuan dan Sasaran RPJMD sebagaimana dijabarkan di atas, selanjutnya akan disertai dengan
indikator capaian tahunan. Hal ini dimaksudkan agar indicator tujuan tersebut dapat dijadikan sebagai
pedoman dan acuan dalam pencapaian Indikator Sasaran RPJMD. Secara detil Indikator Tujuan yang
disertai dengan target capaian tahun 2019-2024 akan disajikan dalam tabel di bawah ini.
- 48 -
Table 3.25 Indikator Tujuan RPJMD Provinsi Jawa Timur tahun 2019-2024
Selanjutnya, keterkaitan Tujuan dan Sasaran pembangunan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur selama kurun waktu 2019-2024 sebagaimana
disajikan dalam tabel 5.4 sebagai berikut :
- 51 -
Meningkatnya Realisasi 155 157 160 165 170 175 180 180
Realisasi Penanaman
Penanaman Modal (Rp.
Modal Trilyun)
Meningkatnya Persentase 5,500 5,501 5,503 5,505 5,506 5,507 5,508 5,508
Nilai Tambah Pertumbuhan
KUKM PDRB KUMKM
Jawa Timur
Meningkatnya Persentase 73,72 76,08 78,44 80,81 83,17 85,53 87,89 87,89
Kualitas Capaian
Infrastruktur Infrastruktur
Dasar dan Dasar
Sumber Daya Air Perumahan
dan
Permukiman
- 53 -
Terpenuhinya Meningkatnya Indeks 0,61 0,63 0,64 0,65 0,66 0,67 0,68 0,68
Kebutuhan Kualitas Pendidikan
Dasar Pendidikan
Meningkatnya Indeks 0,784 0,785 0,786 0,788 0,789 0,790 0,791 0,791
Derajat Kesehatan
Kesehatan
Masyarakat
Menurunnya Menurunnya Tingkat 69,37 69,86 70,34 70,84 71,33 71,83 72,34 72,34
Pengangguran Pengangguran Partisipasi
Angkatan
Kerja
- 55 -
Guna mewujudkan visi dan misi, beserta tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan, maka
diperlukan rumusan Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Provinsi Jawa Timur 2019-
2024. Strategi Pembangunan dikategorikan menjadi dua, yaitu: Strategi Umum dan Strategi
Berdasarkan Tujuan dan Sasaran. Strategi Umum merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana
bagaimana Visi dan Misi pembangunan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan Strategi
Berdasarkan Tujuan dan Sasaran merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD akan dicapai.
Rumusan Strategi Umum selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Berdasarkan
Peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 dijelaskan bahwa Arah Kebijakan dalam
RPJMD menjelaskan tahapan pembagunan tahunan (milestone) Provinsi Jawa Timur periode 2019-
2024.
Keenam strategi umum tersebut merupakan landasan pembangunan Provinsi Jawa Timur 2019-2024,
sebagai kelanjutan dari periode pembangunan sebelumnya, dengan penegasan mengenai inklusivitas
pembangunan yang berpusat pada rakyat, yang secara implisit di dalamnya mengandung makna
pembangunan yang berkeadilan dan merata.
Strategi umum pembangunan Provinsi Jawa Timur 2019-2024 juga secara lebih tegas menyatakan
keberpihakannya (affirmative) kepada rakyat miskin melalui strategi pertumbuhan ekonomi yang
berpihak kepada rakyat miskin, yang dilandasi pemikiran bahwa pertumbuhan dan pemerataan harus
berjalan serempak.
3.4.1.1. Penegasan Nilai-nilai Luhur Budaya dan Keagamaan sebagai Perspektif dan Spirit dalam
Pembangunan
Identitas sosial dan karakter masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai luhur budaya dan agama
merupakan modal dasar pembangunan yang penting. Kekayaan nilai-nilai luhur budaya dan keagamaan
yang kental dan khas di Provinsi Jawa Timur membuktikan dapat menjadi perekat dalam pembangunan
- 59 -
ketentraman dan kedamaian sosial. Karakteristik ini harus terus dikembangkan menjadi karakter dasar
masyarakat Jawa Timur, yang dimanifestasikan pada seluruh aspek kehidupan.
3.4.1.3. Pemenuhan hak dan ruang kepada perempuan (Pengarusutamaan Gender), perlindungan
anak dan kelompok rentan dalam berpartisipasi pada proses pembangunan (Right Based
Development)
Pendekatan Pembangunan berbasis hak (Right based development) didasari oleh pemahaman bahwa
setiap manusia adalah pemegang hak. Mengasumsikan bahwa seluruh manusia, termasuk anak-
anak, harus memperoleh kesempatan yang sama untuk merealisasikan seluruh potensi yang mereka
miliki.
a. Melibatkan sebuah proses pemberdayaan bagi mereka yang belum menikmati hak yang
mereka miliki, untuk menuntut hak tersebut;
b. Pendekatan ini tidak melibatkan kegiatan amal atau pembangunan ekonomi sederhana.
Mengintegrasikan norma, standard, serta prinsip sistem HAM internasional pada rencana,
kebijakan, dan proses program pembangunan, program sosial, serta program lainnya;
- 60 -
c. Mendukung konsep bahwa setiap orang – tanpa membedakan masalah umur, gender, ras,
agama, latar belakang etnis, status sosial, atau perbedaan lainnya – memiliki hak dasar
untuk hidup secara bermartabat dan terhormat;
d. Menjamin bahwa setiap program yang dikembangkan menyentuh seluruh aspek dalam
kehidupan manusia (misalnya dengan menjamin keberlangsungan hidup melalui
pemenuhan kebutuhan psikologis). Keseluruhan aspek tersebut merupakan kesatuan
inklusif dan holisitik; dan
e. Menekankan pada prinsip kesetaraan dan kesamaan, akuntabilitas, pemberdayaan, dan
partisipasi.
Strategi umum pembangunan Provinsi Jawa Timur dijalankan melalui pemenuhan hak-hak perempuan,
dan perlindungan anak serta perlindungan kelompok rentan (pengarusutamaan gender) untuk
meningkatkan keadilan bersama di mana pada setiap tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, sampai dengan evaluasi, harus responsif gender. Laki-laki
dan perempuan diposisikan sebagai pelaku (subjek) yang setara dalam akses, partisipasi dan kontrol
atas pembangunan, serta pemanfaatan hasil pembangunan.
Pengarusutamaan gender merupakan strategi untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender melalui
kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan
perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, seluruh
kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Pengarusutamaan gender
ditujukan agar semua program pembangunan dilaksanakan dengan membuka kesempatan dan akses
perempuan terhadap program pembangunan, agar dapat memberikan manfaat bagi perempuan yang
setara dengan laki-laki.
Perlindungan pada kelompok rentan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berpusat pada
rakyat yang inklusif dilakukan dengan melibatkan, dan bermanfaat bagi sebanyakbanyaknya warga
masyarakat melalui keberpihakan pemerintah kepada kelompok yang terpinggirkan atau
termarjinalisasi, untuk memastikan semua kelompok masyarakat, tanpa terkecuali memiliki kapasitas
yang memadai dan akses yang sama terhadap kesempatan ekonomi.
3.4.1.4. Memperluas akses dan kesempatan kepada warga untuk memperoleh apa yang dianggap
bermakna bagi dirinya (Development as Freedom)
Memaknai pembangunan sebagai kebebasan yang terefleksi pada empat hal pokok: (a) Kemampuan
dan kesempatan yang setara bagi setiap warga negara untuk memperoleh akses ke sumber daya
ekonomi; (b) Mendapatkan peluang yang sama untuk bisa mengelola aset-aset produktif bagi
penguatan individu dan masyarakat; (c) Memiliki kebebasan politik untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan publik; dan (d) Mendapat fasilitas untuk
menyuarakan kritik publik dalam konteks perbaikan tata kelola pemerintahan dan pembangunan.
Pemahaman model pembangunan ini tetap berpusat pada manusia dengan menegaskan bahwa makna
esensial pembangunan ialah human capabilities suatu proses memampukan manusia agar dapat
menjalani kehidupan secara bermartabat. Strategi pembangunan ini menawarkan analisis
pembangunan dalam konteks rekayasa sosial budaya, bukan dalam perspektif pertumbuhan ekonomi
belaka, yang tecermin pada pendapatan nasional per kapita. Namun juga, isu-isu pembangunan di
bidang sosial budaya sudah semestinya masuk agenda pembangunan dan menjadi arus utama dalam
perencanaan pembangunan nasional.
Bukti empiris menunjukkan investasi untuk pembangunan sosial bukan saja merupakan medium paling
efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melainkan juga dapat memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Jadi, ada pertautan erat antara pembangunan
- 61 -
ekonomi dan pembangunan sosial dengan merujuk paradigma baru: social development is basically
economic development. Karena itu, pembangunan sosial memang semestinya tidak dipisahkan dari
pembangunan ekonomi.
3.4.1.5. Pembangunan berbasis kawasan yang sensitif terhadap potensi serta problem khas
wilayah untuk memastikan setiap wilayah dengan konteks persoalan yang berbeda-beda
dapat tumbuh kembang bersama
Pembangunan berbasis kawasan merupakan strategi pembangunan yang bukan hanya melihat dari
pentingnya pendekatan sektoral seperti infrastruktur, namun juga dari pemberdayaan masyarakat
untuk meningkatkan sumber daya ekonomi dengan menyentuh isu-isu dasar dan pelayanan sosial.
Perubahan konsep tersebut akan mengikis ego sektoral di internal pemerintahan.
Kesenjangan sosial-ekonomi antar golongan dan antar daerah di Indonesia masih menjadi masalah
utama pembangunan yang harus diatasi dengan langkah yang nyata, sistematik dan sungguh-sungguh.
Upaya mengatasi kesenjangan tidak bisa lagi dilakukan dengan perencanaan “business as usual”, tapi
perlu pendekatan yang berbeda, yakni perencanaan yang mengutamakan pencapaian tujuan dengan
pendekatan holistik-integratif-tematik-spasial. Perencanaan yang benar-benar didasarkan pada
pemahaman fakta (evidence-based) tentang kompleksitas, dinamika dan keragaman masalah di setiap
daerah.
Latar belakang konsepsi pembangunan ini dilandasi atas permasalahan sosial ekonomi yang esensinya
sangat berkaitan dengan pengembangan atau pembangunan wilayah itu sendiri. Pengembangan
wilayah merupakan upaya membangun dan mengembangkan suatu wilayah berdasarkan pendekatan
spasial dengan mempertimbangkan aspek sosial-budaya, ekonomi, lingkungan fisik, dan kelembagaan
dalam suatu kerangka perencanaan dan pengelolaan pembangunan yang terpadu. Sedangkan
pembangunan secara filosofis merupakan suatu upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk
menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi
setiap warga yang paling humanitis.
Dalam pengembangan suatu wilayah ada berbagai konsep yang digunakan, seperti konsep
pengembangan wilayah agropolitan, megapolitan, growth pole, minapolitan, dan lain sebagainya.
Konsep-konsep pengembangan wilayah tersebut dapat digolongkan sebagai konsep pengembangan
wilayah basis ekonomi, ekologi, sosial, dan teknologi.
Table 3.27 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2024
VISI :
“Terwujudnya Masyarakat Jawa Timur yang Adil, Sejahtera, Unggul dan Berakhlak dengan Tata
Kelola Pemerintahan yang Partisipatoris Inklusif melalui Kerja Bersama dan Semangat Gotong
Royong”
MISI 1 :
Mewujudkan Keseimbangan Pembangunan Ekonomi, Baik antar Kelompok, antar Sektor dan
Keterhubungan Wilayah.
MISI 2 :
Terciptanya Kesejahteraan yang Berkeadilan Sosial, Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama
Kesehatan dan Pendidikan, Penyediaan Lapangan Kerja dengan Memperhatikan Kelompok Rentan.
MISI 3 :
Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Inovatif, Terbuka, Partisipatoris Memperkuat Demokrasi
Kewargaan untuk Menghadirkan Ruang Sosial yang menghargai prinsip Kebhinekaan.
MISI 4 :
Melaksanakan Pembangunan Berdasarkan Semangat Gotong Royong, Berwawasan Lingkungan
untuk Menjamin Keselarasan Ruang Ekologi, Ruang Sosial, Ruang Ekonomi dan Ruang Budaya.
Arah Kebijakan
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
Pemenuhan Peningkatan Peningkatan Penguatan Memantapkan Mewujudkan
Sumberdaya kualitas dan sumberdaya pembangunan Visi
Manusia Sumberdaya pemetaraan manusia untuk Jawa Timur Pembangunan
melalui Manusia untuk kualitas mendukung Yang Adil, Jawa Timur :
pemenuhan mendukung sumberdaya daya saing Sejahtera, Masyarakat
kebutuhan pertumbuhan manusia untuk daerah Unggul dan Yang
dasar dan ekonomi yang mendukung menyambut Berakhlak Adil,
penguatan nilai berkualitas di daya saing era industri Dengan Tata Sejahtera,
keagamaan dukung daerah perdagangan Kelola Unggul dan
dan budaya ketersediaan menyambut dan Jasa Pemerintahan Berakhlak
untuk infrastruktur era industri berbasis agro Yang Dengan
pemerataan yang perdagangan guna Partisipatoris Tata Kelola
pembangunan mendukung dan Jasa meningkatkan Inklusif Melalui Pemerintahan
untuk investasi serta berbasis agro kesejahteraan Kerja Bersama Yang
pertumbuhan demokrasi guna masyarakat. dan Semangat Partisipatoris
berkualitas dan yang inklusif. meningkatkan Gotong Royong Inklusif
didukung kesejahteraan Melalui Kerja
infrastruktur masyarakat. Bersama dan
yang Semangat
berkelanjutan. Gotong
Royong
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
Keterangan :
Tema RKP 2019 : Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas.
Tema RKP 2020 : Peningkatan Sumberdaya Manusia untuk Menciptakan Pertumbuhan yang
Berkualitas
Arah kebijakan di atas merupakan target indikatif menuju tercapainya Visi Pembangunan RPJMD
Provinsi Jawa Timur di akhir periode perencanaan tahun 2024. Secara teknokratik, arah kebijakan
tahunan ini sinergis dengan tema rencana Pembangunan Tahunan (RKPD) setiap tahun berkenaan.
Selain itu, arah kebijakan tahunan ini juga disesuaikan dengan tema pembangunan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP). Keselarasan Arah Kebijakan baik secara vertikal maupun horizontal akan menjamin
keserasian pembangunan antar level maupun antara daerah.
3.4.4. Implementasi Visi RPJPD kedalam Tahapan Keempat RPJMD (Periode 2020-2024) serta
Keterkaitannya dalam Kewilayahan
Visi Rencana Pembangungan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur sebagai Pusat
Agrobisnis Terkemuka Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan Menuju Jawa Timur Makmur dan
Berakhlak diimplementasikan kedalam 4 (empat) tahapan 5 (lima) tahunan RPJMD yaitu tahap pertama
(2005-2009), tahap kedua (2010-2014), tahap ketiga (2015-2019) dan tahap keempat (2020-2024).
Dalam pelaksanaan pembangunan di Jawa Timur telah memasuki periode untuk tahap keempat (2020-
2024) dan sebagai keberlanjutan pembangunan tahap pertama, kedua dan ketiga, maka pembangunan
tahap keempat ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai
bidang dengan menekankan penguatan pasar dan kualitas produk agribisnis sehingga mempunyai daya
saing kompetitif.
Pada tahap keempat, struktur perekonomian makin maju dan kokoh ditandai dengan daya
saing perekonomian yang kompetitif dan berkembangnya keterpaduan antara industri, pertanian,
kelautan dan sumber daya alam dan sektor jasa. Ketersediaan infrastruktur menjadi berperan dalam
pengembangan wilayah baik diperkotaan maupun diperdesaan, baik dalam mendukung pembangunan
pertanian (agropolitan) maupun permujudan kawasan perkotaan tanpa permukiman kumuh.
Pembangunan bidang pemerintahan dan aparatur diarahkan pada peningkatan SDM dalam fasilitasi
masyarakat sebagai agen pembaharuan, pemberdaya dan pelayanan umum. Sedangkan dalam bidang
politik dan hukum diarahkan pada perwujudan konsolidasi demokrasi yang kokoh dalam berbagai aspek
kehidupan politik serta supremasi hukum dan penegakan hak asasi manusia, tata pemerintah yang baik,
bersih, dan berwibawa serta birokrasi yang profesional.
Pembangunan bidang kesejahteraan diarahkan pada peningkatan perlindungan dan pemenuhan hak
asasi masyarakat berupa lembaga lembaga jaminan sosial, kualitas dan relevansi pendidikan,
peningkatan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, kesetaraan gender, peningkatan
kesejahteraan dan perlindungan anak.
- 70 -
3.4.5.2. Program Prioritas II: Belanja Pemenuhan Visi dan Misi Kepala Daerah (Nawa Bhakti
Satya).
Program Prioritas Pembangunan dalam RPJMD merupakan manifestasi dari Nawa Bhakti
Satya yang merupakan Visi Politik Kepala Daerah terpilih sebagai komitmen kepada rakyat Provinsi Jawa
Timur. Terkait dengan hal tersebut, maka perlu diidentifikasi Program Prioritas Pembangunan Daerah
sesuai dengan Janji Politik pada saat kampanye : Nawa Bhakti Satya.
Nawa Bhakti Satya merupakan 9 (Sembilan) Bhakti pasangan Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan
Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak Jawa Timur Periode 2019-2024 yang merupakan Sembilan
pengabdian tulus dan penuh keikhlasan bersama-sama masyarakat untuk membanagun Provinsi Jawa
Timur menjadi lebih sejahtera dan penuh kemuliaan selama lima tahun mendatang. Nawa Bhakti Satya
berasal dari Bahasa Sansekerta dan Jawa. Nawa berarti Sembilan, kemudian Bhakti merupakan
pengabdian yang dilakukan secara aktif yang sifatnya inklusif dan partisipatif (ada keterlibatan
Bersama), sedangkan Satya memiliki arti “benar” dan sekaligus menegaskan sebuah kesejahteraan
yang bermuara pada tujuan kemuliaan.
Nawa Bhakti Satya merupakan komitmen dan sekaligus rencana aksi untuk mewujudkan visi kepala
daerah dan wakil kepala daerah terpilih, yang selanjutnya menjadi Visi pembangunan dalam Rerncana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur tahun 2019-2024 yaitu
“Terwujudnya Masyarakat Jawa Timur yang Adil, Sejahtera, Unggul dan Berakhlak dengan Tata
Kelola Pemerintahan yang Partisipatoris Inklusif melalui Kerja Bersama dan Semangat Gotong-
Royang”. Kesembilan Bhakti tersebut selanjutnya menjadi pijakan dalam menyusun Program Prioritas
pembangunan daerah sesuai dengan nomenklatur program dan kegiatan di tingkat Rencana Strategis
(Renstra) Perangkat Daerah. Penjelasan lebih detail mengenai sembilan bhakti tersebut sebagaimana
berikut:
Fokus selanjutnya dari Bhakti ini adalah mengurangi beban terhadap 26 Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui skema Provinsi Jawa Timur. Penanganan PMKS sangat penting
untuk meningkatkan efektivitas pengentasan kemiskinan secara inklusif. Pendekatan ini diharapkan
berjalan dengan efektif, mengingat pengentasan kemiskinan merupakan upaya sinergis dan terintegrasi
lintas urusan dan bidang. Inklusifitas diharapkan dapat menghapus sekat strata sosial yang menjadikan
akses penduduk miskin dalam mengembangkan potensinya terhambat.
Program Dream Team Science Techno Park (STP) dengan sasaran 5-10 anak SMK dan 2-4 anak D3/S1,
membentuk STP bagi kelompok rintisan usaha di berbagai daerah. Kemudian Belanja Inovasi Daerah
- 72 -
(Belanova), memberikan jaminan bagi produksi dan distribusi produk-produk inovasi anak muda
melalui informasi super koridor di 5 (lima) Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) di wilayah Provinsi Jawa
Timur.
KANTITAS (PENDIDIKAN GRATIS BERKUALITAS) banyak kalangan yang meyakini bahwa pendidikan
adalah salah satu jalan keluar dari jebakan kemiskinan. Keyakinan ini bukan tanpa alasan karena
pendidikan bisa menjadi pintu awal bagi masyarakat miskin untuk memperoleh pekerjaan lebih baik
dan meningkatkan taraf kesejahteraan. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa masyarakat
miskin masih kesulitan mengakses pendidikan yang berkualitas. Setidaknya, inilah yang ditunjukkan
dalam penelitian yang dilakukan Artikel 33 Indonesia, “Studi Kesenjangan Akses Masyarakat Miskin atas
Pendidikan Berkualitas”. Dalam riset ditemukan bahwa anak-anak keluarga miskin cenderung masuk ke
sekolah-sekolah yang berkualitas rendah. Ada dua faktor yang menyebabkan mengapa anak-anak
keluarga miskin bersekolah di lembaga pendidikan berkualitas rendah. Pertama, tidak meratanya
kualitas pendidikan. Kedua, mekanisme seleksi siswa baru yang tidak sensitif terhadap ketimpangan
pembangunan. Di samping itu, lingkungan sosial juga menentukan dalam hal pendidikan anak.
Proses pendidikan tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah. Sebaik apapun lingkungan sekolah
terbangun, jika tidak didukung oleh lingkungan sosial di mana anak-anak tumbuh dan berkembang,
sangat sulit untuk mengharapkan anak-anak akan bisa melanjutkan sekolahnya dengan baik. Masalah
umum pada keluarga miskin adalah terbengkalainya proses pengasuhan anak di luar jam sekolah.
Keluarga-keluarga miskin yang dihadapkan dengan deraan ekonomi cenderung mendayagunakan
seluruh tenaga yang ada untuk bekerja mencari uang. Di lingkungan keluarga miskin, sangat mudah
ditemukan anak-anak bekerja membantu orang tuanya. Pekerja anak ini menjadi salah satu isu penting
tidak hanya dalam bidang perburuhan, tapi juga pendidikan. Tidak jarang seorang anak terpaksa drop
out dari sekolah karena dipaksa oleh keadaan untuk turut menyangga ekonomi keluarga. Lingkungan
kerja orang dewasa yang cenderung kasar dan keras, pada akhirnya juga membentuk karakter anak-
anak yang sedang tumbuh kembang ini.
Anak-anak yang terdidik dalam lingkungan sosial yang keras, cenderung mereproduksi kekerasan dalam
hidupnya. Anak-anak yang sedang membutuhkan didikan dan asuhan ini tumbuh secara terlantar tanpa
asuhan yang tepat. Kondisi semakin menyedihkan jika si ibu menjadi buruh migran di luar negeri.
Kondisi ini sangat umum di wilayah desa-desa pesisir pantai selatan Jawa dan Madura. Anak-anak
ditinggal ibunya bekerja di luar negeri, ayahnya juga bekerja dari pagi sampai sore. Biasanya anak-anak
ini dititipkan ke nenek atau pamannya. Di sinilah tragedi anak banyak ditemukan. Mereka tidak hanya
tidak mendapatkan asuhan dan pendidikan, namun juga bisa menjadi korban kekerasan. Hasil yang
dituai sungguh menyedihkan. Kita kehilangan generasi masa depan. Anak-anak yang semestinya
mendapat pendidikan dan pengasuhan yang baik dan berkualitas, akhirnya terlunta-lunta dan tumbuh
menjadi orang dewasa yang tetap berada dalam lingkaran kemiskinan keluarga yang telah turun-
temurun. Jika pada akhirnya mereka dewasa dan masuk dalam ke dalam dunia kerja, mereka akan
menjadi apa yang disebut dengan unskilled labour. Karena mereka sejak kecil berada dalam lingkungan
- 73 -
sosial yang keras, bisa jadi mereka akan tumbuh menjadi orang dewasa dengan perilaku yang penuh
kekerasan.
Oleh karena itu, perlu dicanangkan Program Kantistas (Pendidikan Gratis - Berkualitas). Program ini
menjangkau beberapa aktivitas dan sub-program, antara lain:
1. SPP dan seragam gratis bagi siswa SMA/SMK dan PK-PLK negeri dan swasta. Program ini berangkat
dari banyaknya anak tidak melanjutkan sekolah dan/atau putus sekolah karena faktor biaya
pendidikan. Bagi keluarga petani dan nelayan miskin, biaya pendidikan seringkali menjadi momok
dalam menyekolahkan anaknya. Ekonomi keluarga yang sangat terbatas pada akhirnya
menghadapkan keluarga-keluarga miskin ini pada dua pilihan: makan atau pendidikan. SPP dan
seragam gratis diharapkan dapat meringankan beban keluarga miskin dalam menyekolahkan
anaknya;
2. Pemberian kesejahteraan honorarium GTT dan PTT. Salah satu problem dalam pendidikan kita
adalah rendahnya penghargaan terhadap guru dan pegawai tidak tetap. Sementara mereka
dituntut untuk bekerja profesional, namun penghasilan mereka tidak mencerminkan
profesionalitas yang mereka berikan. Atau, bisa jadi, mereka tidak berlaku profesional karena
mereka tidak diperlakukan secara profesional. Akibatnya adalah kualitas pendidikan yang rendah
karena perlakuan yang tidak profesional terhadap para guru dan pegawai tidak tetap; dan
3. Pesan Aman (Pesantren Pengasuhan Anak Masa Depan). Program ini merupakan program
pengasuhan yang menyasar anak-anak dari keluarga petani dan nelayan miskin serta yatim piatu
yang selama ini tidak hanya tidak bisa mengakses pendidikan berkualitas, namun juga tidak
mendapatkan pengasuhan yang layak. Program ini mengkolaborasikan antara pendidikan formal
dengan pesantren pengasuh di wilayah wilayah yang menjadi kantong kemiskinan di Jawa Timur.
Pesantren yang ditunjuk sebagai pesantren pengasuh menerapkan program pengasuhan
sedemikian rupa sehingga anakanak bisa mendapatkan pendidikan yang baik dengan kualitas
moral keagamaan yang terjaga.
Selanjutnya, komitmen kesehatan berkualitas untuk semua. Program Desa Sehat untuk memperkuat
layanan kesehatan pedesaan. Memperkuat RSU dan memperkuat RSUD rujukan di 5 koridor. Ambulan
terapung untuk palayanan kesehatan di daerah kepulauan terdepan serta mendorong ketersediaan
ruang laktasi. Layanan Kesehatan Gratis Berkualitas TANTISTAS merupakan program yang disiapkan
untuk mengakselerasi pelayanan kesehatan masyarakat Jawa Timur yang terdiri dari Santri Jatim
Sehat Berkah dan Bunda Impian. SAJADAH (Santri Jatim Sehat dan Berkah) Kegiatan Pendampingan
Poskestren untuk meningkatkan kualitas Poskestren dan penerapan PHBS oleh warga pondok
pesantren dan sekitarnya. Kegiatan pendampingan Poskestren dilakukan oleh seorang kader mitra yang
ditunjuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan ditetapkan dengan suatu surat keputusan Kepala Dinas
Kesehatan. Tujuan dari pendampingan ini adalah untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan
Poskestren dan pembudayaan PHBS dengan cara memantau penyelenggaraan, membina, memonitor
dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan Poskestren. Proses pendampingan dilaksanakan selama 10
bulan pada 10 Poskestren di 38 Kabupaten/Kota. Kegiatan pendampingan berupa :
BUAIAN (Bunda Anak Impian) Program BUAIAN merupakan program yang memiliki kepedulian
kesehatan dan keselamatan dari ibu dan bayi. BUAIAN terdiri dari: pertama, aktivitas creative health
campaign untuk menyebarluaskan informasi ke masyarakat luas terkait resiko kematian ibu dan bayi.
Program ini bertujuan untuk menekan AKI dan AKB. Kedua, Pengembangan aplikasi konsultasi untuk
ibu hamil dan pasca kehamilan. Aplikasi ini menjadi media komunikasi dua arah, antara ibu dengan
konsultan kesehatan dan Konseling dari Pintu Ke Pintu (KOPIPU) di 3.213 wilayah kerja Ponkesdes
Aktivitasnya berupa kunjungan langsung kerumah warga yang memiliki risiko terhadap kesakitan dan
kematian serta masalah kesehatan. Kegiatan kunjungan konseling dilakukan oleh tim yang terdiri dari
bidan dan perawat Ponkesdes, serta dibantu oleh mitra (Ormas).
Kawasan kepulauan seperti Bawean dan kepulauan di Kabupaten Sumenep juga masih memiliki banyak
tantangan dalam kehandalan transportasi laut. Disisi lain, kawasan metropolitan seperti Gerbang
Kertasusila dan Malang Raya juga semakin terkendala masalah kemacetan dan kehandalan
infrastruktur perkotaan, yang berpotensi menghambat pertumbuhan dan daya saing dari motor
penggerak ekonomi wilayah. Penanganan atas masalah-masalah seperti inilah yang menjadi fokus dari
Bhakti Jatim Akses. Solusi Bhakti Jatim Akses, dipastikan terdapatnya landasan pemahaman teknis yang
memadai. Sebagai contoh, dalam merancang jalur logistik pesisir selatan, turut dipertimbangkan kontur
pegunungan di selatan Jawa yang mempengaruhi penataan ruang serta daya saing intermoda dari
transportasi darat, sehingga turut dikembangkan short sea shipping atau pelayaran jarak pendek lintas
pelabuhan selatan seperti dari Cilacap-Pacitan-Prigi-Banyuwangi-Bali, sebagai perintis jalur
perdagangan selatan Jawa.
Pada pengembangan kawasan, diperhatikan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk
memastikan kesinambungan sumber daya air. Inilah sebabnya maka didorong pengembangan berbasis
kawasan pegunungan, yaitu diantaranya Kawasan Selingkar Gunung Wilis, Kelud-Kawi-Arjuno, Selingkar
Bromo, Argopuro dan Selingkar Ijen. Potensi bencana dan mitigasi risiko juga menjadi perhatian, karena
masih ditemukan permasalahan seperti sungai yang justru menyempit dari hulu ke hilir, manajemen air
yang tumpang tindih antara drainase dan pengairan pertanian, dan pengembangan kawasan di lokasi
yang rawan longsor tanpa mitigasi yang memadai. Bhakti Jatim Akses fokus kepada Sapto Karso (tujuh
koridor) yaitu:
Aspek yang penting berikutnya adalah terkait ketersediaan pakan, dimana harga pakan yang relatif
meningkatkan biaya produksi dapat ditekan dengan mendorong program pakan mandiri. Program
pakan mandiri yang sudah dimulai perlu ditingkatkan dan diperluas melalui penyediaan sarana dan
prasarana serta pengembangan kapasitas sumber daya manusia, sehingga biaya produksi dapat ditekan
secara signifikan.Dari segi pemasaran, salah satu kendala yang sering dihadapi adalah belum tertatanya
alokasi pemilihan jenis ikan yang dibudidayakan, sehingga sering dihadapi kelebihan suplai (over supply)
jenis ikan tertentu semisal lele atau bandeng, dan kekurangan suplai jenis ikan tertentu semisal gurame
atau patin.
Mengoptimalkan program zonasi ikan yang telah dirintis saat ini maka ada sistem informasi yang
terintegrasi kedalam program East Java Information Super Corridor (EJISC) sehingga pembudidaya ikan
akan bisa memperoleh informasi jenis ikan apa yang sebaiknya dibudidayakan di saat tersebut. Khusus
untuk budidaya laut, perlu dioptimalkan penerapan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil (RZWP3K) untuk memastikan keteraturan penataan dan pembagian lokasi budidaya, jalur
- 76 -
pelayaran dan fungsi konservasi. Dengan penerapan zonasi, masih terdapat banyak potensi
peningkatan budidaya laut (marine-aquaculture). Untuk perikanan tangkap, fokus kebijakan adalah
kepada penguatan sistem rantai dingin termasuk dengan optimalisasi ketersediaan cold storage,
termasuk fasilitas Air Blast Freezer (ABF) untuk menurunkan temperatur secara drastis sebelum
ditempatkan di ruang penyimpanan dingin.
Inisiatif yang dimulai di Pancer untuk menyediakan pendingin (freezer) di lokasi penjualan atau
pelelangan ikan bagi pedagang kecil perlu diperluas agar ikan yang belum terjual diatas dapat dijaga
kualitasnya dan nilai keekonomiannya. Terkait sarana prasarana, keberlanjutan program palkanisasi
perlu didorong dan untuk pelabuhan, dari hampir 100 pelabuhan ikan di Jawa Timur, sejauh ini sekitar
14 pelabuhan telah mendapat penanganan, dan ini perlu diperluas. Mengingat potensi pasar ekspor
seperti Uni Eropa menuntut adanya pelabuhan higienis, maka pembenahan pelabuhan seperti
kemiringan lantai untuk alur drainase serta penggunaan pelapis plastik agar sisik tidak menempel dan
mengalami friksi dengan permukaan lantai kasar, dapat meningkatkan kebersihan dan mengurangi
ketidaknyamanan akibat bau dan pembusukan.
Adanya Perda yang mendorong perlindungan bagi sektor pertanian, termasuk juga perikanan, perlu
diikuti upaya peningkatan akses pembiayaan murah dan asuransi, serta pembinaan produk olahan
pangan yang lebih menjawab realita dunia usaha.Dalam kaitan dengan sektor peternakan, sinergi
dengan ketersediaan limbah sektor pertanian mendorong potensi integrated farming yang bisa
meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Pemanfaatan biomass memungkinkan adanya tambahan
pendapatan, atau dalam hal peternakan sapi perah, membantu pemanasan air untuk memungkinkan
sapi dilap dengan kain air panas sehingga produktivitas susu meningkat. Dengan adanya pola
pembudidayaan skala kecil dan rumahan, maka program Sentra Peternakan Rakyat (SPR) yang didorong
Kementerian Pertanian perlu ditingkatkan dengan fokus kepada penguatan sistem manajemen kolektif
dan akses kepada teknologi pertanian secara komunal. Kebijakan inseminasi buatan dan Sapi Induk
Wajib Bunting (SIWAB) perlu terus didorong, dan ketersediaan pembiayaan untuk memberi insentif
peternak memelihara anak sapi akan membantu meningkatkan produksi peternakan.
Penanganan gangguan reproduksi perlu ditingkatkan dalam menyikapi kendala kegagalan kawin suntik
yang terjadi di beberapa kasus. Penerapan biosecurity dan optimalisasi penanganan penyakit hewan
adalah standar minimum pelayanan yang harus dijaga. Pengembangan Science Techno Park (STP) sektor
peternakan yang telah dikembangkan di beberapa daerah di Jawa Timur perlu dikawal
implementasinya agar menghasilkan kelompok-kelompok usaha rintisan dan teknologi tepat guna yang
diiringi peningkatan sumber daya manusia terdidik dan terampil. Dengan adanya East Java Information
Super Corridor (EJISC), diharapkan akses pemasaran menjadi semakin luas dalam menyikapi dan
memitigasi risiko pasar termasuk harga.
Terkait pembelanjaan, penerapan e-procurement telah diterapkan, termasuk e-catalogue, dan ini perlu
disempurnakan untuk mendorong transparansi dalam proses pengadaan barang dan jasa. Pada sisi
perizinan, transparansi dapat terwujud dengan menjalankan komitmen mendukung upaya pemerintah
pusat mendorong suksesnya penerapan Online Single Submission atau pemasukan berkas melalui satu
pintu online, hingga ke tingkat kabupaten dan kota. Pemerintahan mendatang harus mampu
membangun budaya integritas dengan menciptakan kode etik dan prosedur, termasuk diantaranya
sistem pelaporan gratifikasi, konflik kepentingan, pelaporan harta penyelenggara negara dan berbagai
aspek yang menekankan meritokrasi (sistem organisasi berbasis kinerja). Sistem aduan masyarakat yang
handal (whistleblower) juga menjadi penting dalam mendorong pengawasan publik, sembari
memperhatikan pengelolaan risiko terkait potensi penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab yang berpotensi menghambat kelancaran pembangunan.
Selain itu untuk membantu akses keadilan bagi masyarakat tidak mampu di Jawa Timur, pemerintah
akan mewujudkan 99 Organisasi Bantuan Hukum, bekerjasama dengan berbagai macam pihak yang
konsen pada advokasi bagi masyarakat tidak mampu seperti lembaga bantuan hukum yang ada di
jaringan masyarakat sipil maupun kampus-kampus di Jawa Timur (Jatim Pro Bono). Sedangkan untuk
menyelesaikan konflik dan peningkatan agrarian di Jawa Timur pemerintah akan membentuk kegiatan
rembuk agrarian (Jatim Rembuk Agraria). Selanjutnya untuk memberikan percepatan penghormatan
serta pengakuan masyarakat adat pemerintah akan melakukan program Satu Kepedulian untuk
Akselerasi Penghormatan dan Pengakuan Masyarakat Adat (Jatim Sepakat).
Selanjutnya difokuskan pada penguatan literasi sosial berbasis tradisi dan kearifan lokal, antara lain:
dialog antar budaya dan penguatan harmoni sosial, (seni, seniman dan budayawan); inventarisasi data
budaya dan kearifan lokal serta mendukung festival desa. Memajukan prestasi olahraga, meningkatkan
kesejahteraan dan pemberian beasiswa atlit berprestasi nasional dan internasional.
- 78 -
Pada sisi lingkungan, akan mempertimbangkan daya dukung lingkungan (environmental carrying
capacity) dalam merancang pembangunan wilayah. Kawasan hutan, termasuk terutamanya yang
berada di kawasan pegunungan Provinsi Jawa Timur, diantaranya seperti kawasan Lingkar Wilis, Lingkar
Arjuno, Lingkar Bromo, dan Lingkar Ijen, kesemuanya memainkan peran penting dalam siklus air
sebagai daerah resapan dan tangkapan air.
Pembangunan yang menjaga kelestarian hutan dan disaat yang sama juga memberikan kesempatan
kesejahteraan masyarakat pedesaan di wilayah hutan menjadi titik utama dari pembangunan
berkelanjutan. Pembangunan yang menitikberatkan pada transformasi ekonomi menuju sektor
industri, jasa dan perdagangan terutama di daerah dengan keberadaan kawasan hutan yang relatif
signifikan, memerlukan keberpihakan anggaran untuk mendorong pembangunan sektor ekonomi
sekunder dan tersier sehingga disaat yang sama akan menjaga peran daerah tersebut sebagai paru-
paru Pulau Jawa. Pendekatan ini juga bersinergi dengan upaya mitigasi risiko bencana longsor dan
banjir, dimana konservasi daerah aliran sungai memainkan peranan utama. Kelestarian hutan turut
berkontribusi kepada terjaganya keanekaragaman hayati, termasuk peran kawasan bakau untuk
ekosistem pesisir.
Aspek pembangunan terkait lingkungan hidup juga terkait pengelolaan sampah yang perlu
menitikberatkan kepada upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dengan TPS 3R dan bank sampah, serta
pemanfaatan gas metan pada tempat pembuangan akhir (TPA). Pengelolaan sampah akan turut
menjaga kelestarian dan kebersihan sungai, kawasan pesisir. Program kali bersih dan adipura
seyogyanya dapat menggunakan inovasi seperti Adipura Desa dan kompetisi kali bersih desa untuk
menggalang peran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Pada intinya, pendekatan
pembangunan lingkungan hidup dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan aspek sosial,
ekonomi dan teknis.
Program Prioritas Pembangunan Daerah merupakan program perangkat daerah yang memiliki
kontribusi besar terhadap pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah Terpilih sebagaimana dituangkan
dalam RPJMD. Nawa Bhakti Satya merupakan intisari dari semangat dan substansi RPJMD Provinsi Jawa
Timur Tahun 2019-2024. Dengan demikian Program Prioritas II meliputi Program Perangkat Daerah
pendukung Nawa Bhakti Satya sebagaimana disajikan dalam table di atas dan Program Pengkat Daerah
yang mendukung Visi dan Misi Kepala Daerah Terpilih sebagaimana disajikan dalam Tabel di bawah ini.
- 79 -
Table 3.29 Integrasi Nawa Bhakti Satya ke dalam Program Perangkat Daerah
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
1. Bhakti – 1 : Jatim - Program Keluarga Harapan Plus - Belanja Tidak Langsung Dinas Sosial
Sejahtera.
- Program KERJA KAMIL (Kesejahteraan
"Mengentaskan
Keluarga Jawa Timur Khofifah-Emil)
kemiskinan Menuju
Keadilan dan - Pengurangan beban 26 Penyandang - Program Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial
Kesejahteraan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) PMKS melalui 29 UPT
Sosial" - Program Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial
- Perlindungan nelayan kecil melalui BAZ - Belanja Tidak langsung Biro Kessos
Provinsi Jatim
- Peri Penjaga Ibu - Belanja Tidak langsung Biro Kessos
- Restorasi Desa - Program peningkatan Dinas
kelembagaan dan usaha Pemberdayaan masyarakat dan
ekonomi desa / kelurahan desa
- Jatim Satya - Program Pengentasan Kemiskinan Dinas Sosial,
(Anti Poverty Program/APP) ROKESOS, DPMD,
Dinas Pertanian,
Dinas Kehutanan, Dinas
Perikanan dan Kelautan, Dinas
Pendidikan,
Dinas Kesehatan,
Dinas Peternakan,
Cipta Karya, Bina Marga, BNPB,
- 80 -
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
3. Bhakti – 3 : Jatim - Penyediaan pendidikan gratis dan - Program manajemen pelayanan Dinas Pendidikan
Cerdas dan Sehat. berkualitas (Tis-Tas ) (Bantuan pendidikan wilayah ( cabang
"Jawa Timur Cerdas Pengganti SPP untuk SMA, SMK dan PK- dinas )
dan Sehat, Pelayanan PLK)
Dasar berkualitas." - Peningkatan Kualitas Sarpras - Program pendidikan menengah Dinas Pendidikan
Pendidikan atas
- Program pendidikan menengah
Kejuruan
- Program pendidikan khusus
dan Pendidikan layanan khusus
- BOSDA MADIN - Belanja Tidak langsung Dinas Pendidikan
- Revitalisasi SMK melalui Sekolah - Program pendidikan menengah Dinas Pendidikan
Pengampu Kejuruan
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
- Peningkatan Guru Tidak Tetap dan - Program manajemen pelayanan Dinas Pendidikan
Pegawai Tidak Tetap pendidikan wilayah ( cabang
dinas )
- Beasiswa untuk SMK jurusan prioritas - Program pendidikan menengah Dinas Pendidikan
(kelautan, teknologi pertanian, pariwisata) Kejuruan
- Bosda SMK Mini - Belanja Tidak langsung Dinas Pendidikan
- Pengasuhan siswa berbasis Pesantren - Belanja Tidak langsung Dinas Pendidikan
- Bantuan Kain Seragam untuk Siswa Baru - Program pendidikan menengah Dinas Pendidikan
SMA, SMK dan PK-PLK atas
- Program pendidikan menengah
Kejuruan
- Program pendidikan khusus dan
Pendidikan layanan khusus
Redisign PPK (Inkubator siswa SMA, SMK) - Program Pengembangan dan Dinas Pendidikan
peningkatan mutu kompetensi
guru dan siswa SMK
- Beasiswa guru diniyah S2 - Belanja Tidak langsung Biro
Kesejahteraan
Sosial
- Program Desa Sehat - Program Penguatan Kesehatan Dinas Kesehatan
Masyarakat
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
- Penguatan RSU Provinsi di Madiun, dan - Belanja Tidak langsung Dinas Kesehatan
memperkuat RS rujukan Madura dan
Tapal Kuda
- Konseling dari pintu ke pintu (KOPIPU) - Belanja Tidak langsung Dinas Kesehatan
- Santri Jatim Sehat Dan Berkah - Belanja Tidak langsung Dinas Kesehatan
(SAJADAH)
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
keluarga TKW
- Pembentukan karakter pemuda yang
diilhami nilai-nilai agama, budaya local dan
toleransi;
- Mewujudkan Kabupaten/kota ramah anak,
ramah disabilitas dan ramah lansia
- Tunjangan kehormatan bagi Imam - Belanja Tidak Langsung Biro Administrasi kesejahteraan
Masjid Sosial
- Tunjangan Kehormatan untuk Huffadz - Belanja Tidak Langsung Biro Administrasi kesejahteraan
Sosial
- Bantuan Beasiswa S1 bagi Guru - Belanja Tidak Langsung Biro Administrasi kesejahteraan
Madrasah Diniyah Sosial
- Beasiswa S1 Ma’had Aly - Belanja Tidak Langsung Biro Administrasi kesejahteraan
Sosial
- 87 -
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
- Mahasiswa S2 bagi Guru Madrasyah - Belanja Tidak Langsung Biro Administrasi kesejahteraan
Diniyah Sosial
- Tunjangan kehormatan penjaga situs - Belanja Tidak Langsung Biro Administrasi kesejahteraan
budaya Sosial
- Tunjangan perintis kemerdekaan - Program pengembangan Dinas Sosial
penyelenggaraan kesejahteraan
social
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
- Pengembangan kawasan pertanian - Program Penguatan Produksi Dinas Pertanian dan Ketahanan
terpadu dan Nilai Tambah Tanaman Pangan
Pangan
- Program PenguatanProduksi
dan Nilai
Tambah Tanaman Hortikultura
- Program Pelayanan
Pengawasan dan
Sertifikasi Hasil Pertanian
- Program Peningkatan Produksi Dinas Perkebunan
TanamanTahunan Perkebunan
- Program Peningkatan Produksi
Tanaman
- Semusim Perkebunan
- Program Pembibitan ternak sapi
Madura dan pelayanan
kesehatan hewan
- Pembibitan Ayam Buras di UPT
PT dan
HMT Magetan
- Pembibitan ternak Domba
Sapudi di UPT
PT dan HMT Jember
- 90 -
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
Semusim Perkebunan
- Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Peternakan
Peternakan
- Program Peningkatan Dinas Kelautan dan
- Pengolahan dan Perikanan
Pemasaran Produk Kelautan dan
Perikanan
Program Pengujian Mutu dan
Pengembangan Produk Kelautan
dan
Perikanan di UPT Pengujian
Mutu dan
Pengembangan Produk Kelautan
dan
Perikanan Surabaya
- Ketahanan Pangan - Program Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan
pangan
7. Bhakti – 7 Jatim - Communal Branding - Program Penguatan Dinas Koperasi dan
Berdaya. "Ekonomi produksi dan restrukturisasi UKM
Kerakyatan dengan usaha
basis UMKM, Koperasi,
- One Village One Product One Corporate - Program Penguatan produksi Dinas Koperasi dan
MUMDesa dan
dan restrukturisasi usaha UKM
Mendorong
Pemberdayaan - Revitalisasi Koperasi - Program penguatan Dinas Koperasi dan
Pemerintahan Desa." kelembagaan dan pengawasan UKM
KUKM
- Program Penguatan produksi
dan restrukturisasi usaha
- 92 -
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
- Kemitraan UKM dan Bumdes - Program penguatan akses Dinas Koperasi dan
- pembiayaan UKM
- KUKM
Program penguatan pemasaran
produk
KUKM
Program Penguatan produksi dan
restrukturisasi usaha
- Memperkuat Ekonomi Kerakyatan - Program penguatan pemasaran Dinas Koperasi dan
- produk UKM
KUKM
Program penguatan kapasitas
SDM KUKM
- Supplai Demand Channel - Program Penguatan produksi dan Dinas Koperasi dan
restrukturisasi usaha UKM
- Penataan pasar tradisional - Program efisiensi perdagangan Dinas
dalam negeri Perindustrian dan
Perdagangan
8. Bhakti – 8 : Jatim : - Pengawasan - Program pencegahan korupsi Inspektorat
Jatim Amanah.
"Menyelenggarakan
pemerintahan yang - Pengolahan system informasi data dan - Program perencanaan, Badan
Bersih, Efektif dan pengadaan ASN pengolahan sistem informasi Kepegawaian
Anti Korupsi." data dan pengadaan aparatur Daerah
sipil negara (ASN)
- 94 -
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD
Program pengelolaan
kekayaan cagar
budaya dan sejarah lokal
- Eco tourism (Pengembangan wisata - Program pengembangan Dinas Kebudayaan dan
berbasis lingkungan dan partisipasi destinasi wisata Pariwisata
masyarakat) - Program Pengelolaan Dinas Kelautan dan
Sumberdaya Perikanan
Kelautan, Pesisir dan
Pengawasan
- Program pengelolaan Dinas Kehutanan
- hutan produksi lestari
- Program
- PelayananPengelolaan
- Hasil
- Hutan
Program Tata Hutan dan
Pemantauan kawasan
hutan
Program Konservasi SDH
dan Ekosistem Program
pemanfaatan potensi
perbenihan tanaman
hutan
Program pengelolaan
kawasan TAHURA R.
Soerjo
- 97 -
Nawa Bhakti
No Satya PROGRAM ICON PROGRAM NOMENKLATUR PD PD