Standar
Kebijakan
Gambar 4.1
Alur Pikir Perumusan Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Hasil telaah dari gambaran kondisi daerah, serta isu-isu global, nasional, dan
regional, dan perubahan kebijakan nasional maka isu strategis Provinsi Jawa
Tengah pada Tahun 2024-2026 adalah sebagai berikut.
Isu strategis pembangunan daerah Jawa Tengah tahun 2024 yang masih
menjadi perhatian utama adalah berkaitan dengan tingkat kesejahteraan
masyarakat yaitu salah satunya adalah kemiskinan. Pada periode Bulan
September tahun 2022, angka kemiskinan di Jawa Tengah sebesar 10,98 persen,
naik 0,05 persen dari bulan Maret 2022, namun apabila dibandingan dengan
periode September 2021 yang sebesar 11,25 persen menurun 0,27 persen. Namun
demikian, angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan nasional yang
sebesar 9,57 persen. Isu lainnya adalah masih rendahnya pendapatan per kapita
yang di tahun 2021 sebesar 38,67 juta rupiah, meningkat dari tahun 2020 (38,60
juta rupiah), namun masih lebih rendah dibandingkan nasional (61,96 juta
rupiah). Selain itu, ketimpangan pendapatan juga masih menjadi isu yang
ditunjukkan dari Rasio Gini yang di tahun 2022 periode bulan September sebesar
0,366, yang meskipun menurun jika dibandingkan periode September 2021 yang
sebesar 0,368, namun masih termasuk kategori ketimpangan tinggi. Isu tersebut
berkaitan dengan isu strategis lainnya yang masih menjadi perhatian dalam
pembangunan daerah Jawa Tengah di tahun 2024-2026 sebagai berikut.
1. Perekonomian Tangguh yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan
Secara kumulatif, ekonomi Jawa Tengah sampai dengan triwulan III tahun
2022 tumbuh positif sebesar 5,36 persen (c to c), lebih baik dibandingkan
triwulan III tahun 2021 yang sebesar 2,63 persen (c to c). Namun tantangan
2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing, berkarakter dan adaptif.
Pembangunan SDM dihadapkan pada tantangan seperti megatrend global,
era disrupsi, dan globalisasi, serta upaya pemulihan dalam tatanan baru (new
normal). Pembangunan SDM Jawa Tengah kedepan dihadapkan pada
tantangan daya saing yang semakin meningkat, yang digambarkan dari kondisi
pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah di tahun 2022
sebesar 72,79 dan masih berada di bawah IPM Nasional. Hal itu dikarenakan
jumlah penduduk Jawa Tengah yang semakin meningkat sebanyak empat juta
jiwa dalam satu dekade, berpotensi memunculkan berbagai persoalan
pembangunan seperti kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, ketersediaan
pangan, dan degradasi lingkungan.
Pembangunan SDM berkualitas berkaitan erat dengan ketersediaan
layanan kesehatan berkualitas yang menjangkau seluruh kelompok
masyarakat, deteksi dini penyakit menular dan tidak menular yang diperkuat
dengan pembudayaan gerakan masyarakat untuk hidup sehat dan bugar,
mobilisasi pembiayaan sektor non-pemerintah dalam penyediaan layanan
kesehatan, dan beban ganda permasalahan gizi (kelebihan dan kekurangan
gizi), serta akses, mutu, relevansi serta partisipasi pendidikan masih menjadi
persoalan penting dalam bidang pendidikan. Transisi demografi dari struktur
penduduk usia produktif menuju penduduk usia tua juga memerlukan
penyediaan layanan dan perlindungan bagi penduduk lanjut usia untuk
menjaga kualitas hidup penduduk lanjut usia.
Selain itu tantangan dalam pembangunan SDM adalah menciptakan SDM
berkarakter. Kecenderungan menurunnya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
ditandai dengan menurunnya Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) dari
59,12 di tahun 2020 menjadi 55,24 di tahun 2021. Tantangan era disrupsi,
globalisasi, dan transformasi digital yang terjadi saat ini menuntut SDM Jawa
Tengah agar lebih adaptif tanpa meninggalkan jatidiri sebagai masyarakat Jawa
Rancangan RPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2024-2026 / Bab IV - 17
Tengah yang berbudaya berbasis kearifan lokal. Salah satu pendekatan penting
dalam pembentukan SDM berkarakter adalah pendekatan keluarga. Kinerja
pembangunan keluarga di Jawa tengah ditunjukkan dengan Indeks
Pembangunan Keluarga (iBangga) yang menunjukan kecenderungan turun dari
58,00 pada 2020 menjadi 56,10 pada 2021. Adapun Indeks Pembangunan
Gender Jawa Tengah menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat
dari 91,94 pada 2017 menjadi 92,48 pada 2021, tetapi masih terjadi
ketimpangan pada komponen harapan lama sekolah laki-laki, rata-rata lama
sekolah perempuan, angka harapan hidup laki-laki, serta pengeluaran per
kapita perempuan. Selain itu, rasio kekerasan terhadap perempuan dan anak
juga menunjukkan kecenderungan meningkat dari 8,51 pada 2017 menjadi
8,97 pada 2021, serta angka pernikahan usia anak masih tinggi yaitu 13.595
perkawinan.
Gambar 4.3
Fokus Isu Strategis
Sumber Daya Manusia Jawa Tengah Berdaya Saing, Berkarakter, dan Adaptif
Gambar 4.4
Fokus Isu Strategis
Ketahanan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
ASN
• Perencanaan berbasis professional
risiko Manajemen dan adaptif
• Penganggaran akuntabel organisasi
• Dalev berkualitas berbasis risiko
• Pengawasan independen
Tata Kelola
Birokrasi Pemerintahan
pemerintahan yang
adaptif kolaboratif
dinamis
Organisasi
tepat fungsi
Proses bisnis
yg adaptif
• Infrastruktur TIK memadai
• Sistem informasi terintegrasi
Digitaliasai Proses bisnis
à data berbasis IT kolaboratif
• SDM kompeten à big data pemerintahan
analiytics
Kepemimpinan Kepemimpinan
Kebijakan
Pelayanan kolaboratif kolaboratif
kolaboratif
publik adaptif
Wilayah yg
Kerjasama kondusif
Gambar 4.5
Fokus Isu Strategis
Tata Kelola Pemerintahan Yang Dinamis