Anda di halaman 1dari 10

PENGOPTIMALAN SDM DAN DAYA SAING KOTA CIREBON

ABSTRACT

This article is created to fulfill the Mid-semester assignment for Organizational


Theory course. This article also ains to provide information about the
communicatio and organization structure. The organizational structure it self
consist of the employee’s pposition in the company that has the right an authority
for each employee. Organizational structure created within a company to create
coordination between the leadership and employees.

Keywords : communication, organizational structure, coordination, effectiveness


of company’s performance.

ABSTRAK

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas tengah semester Mata Kuliah Teori
Organisasi. Artikel ini juga bertujuan untuk memberikan informasi tentang
“Komunikasi dan Struktur Organisasi”. Struktur organisasi dibuat dalam suatu
perusahaan agar terjadi koordinasi antara pimpinan dan karyawan dibawahnya.

Kata kunci : komunikasi, struktur organisasi, koordinasi, efektivitas kinerja


perusahaan.
BAB I
PENDAHULUUAN

1.1 Latar Belakang


Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan
atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena
dampaknya yang signifikan bagi daerah/masyarakat di masa
datang. Oleh karena itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu
strategis diperlukan analisis terhadap berbagai fakta dan informasi
kunci yang telah diidentifikasi.
Isu strategis pembangunan Kota Cirebon dirumuskan
berdasarkan permasalahan-permasalahan pembangunan daerah,
tantangan dan potensi pembangunan daerah ke depan, yang
meliputi peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum,
dan peningkatan daya saing daerah. Isu-isu strategis tersebut
merupakan hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan
pembangunan daerah, karena dampaknya yang signifikan bagi
daerah dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemda.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana Kualitas dan Daya Saing SDM Kota Cirebon?
b. Bagaimana Kondisi Kemiskinan, Pengangguran & Pemerlu
Pelayanan Kesejahteraan Sosial di Kota Cirebon?
c. Apakah Peningkatan Pemerataan Pembangunan Kota Cirebon
Sesuai dengan Daya Dukung & Daya Tampung Lingkungan?
d. Bagaimana Daya Saing Ekonomi & Kebudayaan di Kota
Cirebon?
BAB II
METODELOGI

Artikel ini saya buat dengan judul “Pengoptimalan SDM dan


Daya Sing Kota Cirebon”. Metode yang saya gunakan dalam
penyusunan artikel ini adalah tinjauan pustaka dengan pencarian
materi melalui laman blog Bappelitbangda Kota Cirebon oleh Ita Fitri,
September 2021 dan File Perubahan RPJMD Kota Cirebon Tahun
2018-2023. Artikel ini membahas tentang isu atau permasalahan
strategis yang harus cepat diselesaikan, khususnya dalam
Pengoptimalan Sumber Daya Manusia dan Daya Saing Kota Cirebon.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembahasan
Isu strategis pembangunan Kota Cirebon dirumuskan
berdasarkan permasalahan-permasalahan pembangunan daerah,
tantangan dan potensi pembangunan daerah ke depan, yang meliputi
peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan
peningkatan daya saing daerah. Rumusan isu-isu strategis disusun
berdasarkan analisis terhadap berbagai fakta dan informasi yang telah
diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis berdasarkan peluang
dan ancaman lingkungan eksternal sesuai dengan dinamika
internasional, nasional dan lokal Kota Cirebon.
Isu strategis pembangunan Kota Cirebon 5 tahun ke depan,
yaitu: (1) Permasalahan pembangunan Kota Cirebon; (2) Dinamika
internasional, nasional, dan regional yang mempengaruhi
pembangunan Kota Cirebon; (3) Kebijakan pembangunan daerah
sekitar yang mempengaruhi pembangunan Kota Cirebon; (4)
Kebijakan pembangunan Kota Cirebon yang meliputi RPJPD Kota
Cirebon 2005-2025 dan RTRW Kota Cirebon 2011-2031; dan (5)
Kajian Lingkungan Hidup Strategis Perubahan RPJMD.
Maka ditetapkan isu strategis pembangunan jangka menengah
Kota Cirebon 5 tahun mendatang, yaitu: (1) Kualitas & daya saing
SDM; (2) Kemiskinan, pengangguran dan Pemerlu Pelayanan
Kesejahteraan Sosial; (3) Peningkatan pemerataan pembangunan di
seluruh wilayah sesuai dengan daya dukung & daya tampung
lingkungan; (4) Produktivitas daya saing ekonomi dan kebudayaan.
a. Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Kota Cirebon

Kualitas dan daya saing sumber daya manusia sangat


dipengaruhi oleh jumlah penduduk, pendidikan, serta kesehatan.
Berdasarkan data BPS, penduduk Kota Cirebon pada tahun 2019
berjumlah 319.312 jiwa, dengan pertumbuhan 0,96 dan pada tahun
2020 meningkat menjadi 333.033 jiwa.
Jumlah penduduk tersebut kalau tidak dikelola dengan baik
akan menimbulkan beban pembangunan. Oleh karena itu perlu dipacu
dan didorong dengan berbagai kegiatan yang inovatif dan kreatif,
sehingga memiliki keunggulan, handal, berkarakter, dan memiliki
daya saing global.
Saat ini dalam pembangunan dan pengembangan sumber daya
manusia Kota Cirebon masih dihadapkan pada berbagai hambatan,
salah satunya yaitu pendidikan, sebagai berikut.
1. Guru SD/MI dan SMP/MTS yang memenuhi sertifikasi tenaga
pendidik masih rendahnya, yaitu 48,15% untuk guru SD/MI dan
53,38% untuk guru SMP/MTS;
2. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD yang baru mencapai
33,34%, APM SMP/MTs sebesar 70,79% dan APM
SMA/SMK/MA sebesar 66,76% ;
3. Begitu pula Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Cirebon yang
pada tahun 2019 baru mencapai 9,90 tahun, yang artinya tingkat
penduduk penduduk Kota Cirebon pada tahun 2019 rata-rata baru
mencapai kelas I SMA;
4. Jumlah sekolah SD yang terakreditasi baru 31%
b. Kemiskinan, Pengangguran & Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan
Sosial di Kota Cirebon

Pada Tahun 2019, persentase penduduk miskin (P0) di Kota


Cirebon mengalami penurunan, dari 8,88% pada Tahun 2018 menjadi
8,41% pada Tahun 2019. Hanya saja, penurunan angka kemiskinan ini
tidak diikuti oleh penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan
Indek Keparahan Kemiskinan (P2). Pada Tahun 2018, nilai P1 adalah
0,99 dan sedangkan Tahun 2019, nilai P1 adalah 1,23. Sedangkan nilai
P2 adalah 0,19 dan pada Tahun 2019 adalah 0,28. Hal ini
menunjukkan bahwa penurunan kemiskinan tidak diimbangi dengan
penurunan kesenjangan antar penduduk miskin, sehingga memerlukan
akselerasi melalui intervensi berbagai program dan kegiatan yang
tepat sasaran, tepat metode dan cepat dalam penanganannya.
Keberadaan PPKS yang dirasakan semakin komplek
memerlukan intervensi yang tepat. PPKS di Kota Cirebon tidak hanya
berasal dari dalam kota, tetapi juga berasal dari luar kota daerah
sekitar bahkan ada yang berasal dari provinsi tetangga, sehingga
dalam penanganannya memerlukan koordinasi dan kerja sama lintas
wilayah. Untuk perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan
penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di Kota Cirebon harus
dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan seluruh stakeholder.
c. Peningkatan Pemerataan Pembangunan di Seluruh Wilayah Sesuai
dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan

Pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh warga


masyarakat secara adil dan merata di seluruh wilayah Kota Cirebon,
karena hal ini terkait erat dengan tingkat partisipasi masyarakat itu
sendiri terhadap pembangunan kotanya. Kesenjangan antar wilayah
yang cenderung semakin melebar akan menimbulkan gejolak
pembangunan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap tingkat
kepedulian masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.
Pada Tahun 2020, Indeks Gini Kota Cirebon adalah sebesar
0,421 yang menunjukkan Kota Cirebon berada pada tingkat
ketimpangan sedang. Keadaan ini dapat berarti kelompok miskin lebih
lambat untuk menjadi tidak miskin, sebagaimana data ditunjukkan
pada peningkatan P1 dan P2.
Selain persoalan ketimpangan, pelambatan pertumbuhan
ekonomi juga menjadi salah satu faktor lambatnya pemerataan hasil-
hasil pembangunan di semua aspek kehidupan. Pada tahun 2019
pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon mencapai 6,29 persen dan tahun
2017 sebesar 5,80 persen, sehingga dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun,
perekonomian Kota Cirebon tumbuh 0,08 persen.
Prinsip pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Semakin tinggi
pertumbuhan penduduk, maka tekanan terhadap lingkungan juga akan
semakin tinggi sehingga harus dilakukan upaya pembangunan yang
mengedepankan aspek keberlanjutan lingkungan hidup
d. Daya Saing Ekonomi & Kebudayaan Kota Cirebon

Daya saing ekonomi daerah merupakan salah satu aspek penting


dalam pembangunan daerah, dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan
masyarakat seperti standar hidup layak yang digambarkan oleh
pengeluaran perkapita disesuaikan, dan pertumbuhan ekonomi,
sebaliknya daya saing ekonomi daerah memberi pengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat berupa iklim investasi yang diperlukan
untuk menggerakan ekonomi daerah.
Indikator daya saing ekonomi di Kota Cirebon adalah standar
hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran perkapita
disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran perkapita dan
paritas daya beli. Pada tahun 2020 pengeluaran perkapita disesuaikan
Kota Cirebon mencapai Rp11,80 Juta per tahun, dimana mengalami
penurunan dibandingkan dengan pengeluaran perkapita disesuaikan
tahun 2019 yang mencapai Rp11,93 juta per tahun, hal tersebut
disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 yang menghambat semua
sektor pembangunan khususnya sektor pembangunan ekonomi di Kota
Cirebon.
Pada bidang kebudayaan terjadi beberapa permasalahan, seperti
menurunya penyelenggaraan festival seni dan budaya di Kota
Cirebon, hal tersebut disebabkan belum optimalnya pelestarian
kekayaan warisan dan nilai budaya keraton Cirebon sebagai aset
pariwisata, belum optimalnya pengembangan ragam seni tradisional
Cirebon. Sebagai akibat kurangnya pengelolaan kekayaan dan
keragaman seni dan budaya tersebut, nampak beberapa kesenian
tradisional Cirebon yang hampir punah, seperti Seni Pertunjukan
Tarling
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Blog Bappelitbangda Kota Cirebon oleh Ita Fitri, September 2021

File Perubahan RPJMD Kota Cirebon Tahun 2018-2023

https://bappeda.cirebonkota.go.id/?p=4609

Anda mungkin juga menyukai