Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

4.1. Permasalahan Pembangunan


4.1.1. Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah
Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk
mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan/kegagalan
kinerja pembangunan daerah di masa lalu, khususnya yang berhubungan dengan
kemampuan manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang
dimilikinya.
1. Perumusan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran
Pembangunan Kabupaten Tolitoli.
Permasalahan pembangunan adalah merupakan penyebab terjadinya
disparitas/kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan
yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan
kondisi riil saat perencanaan dibuat. Suatu permasalahan daerah dianggap
memiliki nilai prioritas jika berhubungan dengan tujuan dan sasaran
pembangunan, khususnya untuk penyusunan RPJPD, RPJMD dan RKPD,
termasuk di dalamnya prioritas lain dari kebijakan nasional/provinsi yang bersifat
mandatori. Dari rumusan permasalahan yang telah diidentifikasi berdasarkan data
kesenjangan (gap) antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang
direncanakan, kemudian rumusan permasalahan tersebut dipetakan menjadi
masalah pokok, masalah dan akar masalah. Permasalahan umum yang dihadapi
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli:

67
Tabel 4.1
Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran
Pembangunan Daerah Kabupaten Tolitoli Tahun 2015-2020 diukur hingga
Tahun 2020

68
69
70
71
Sumber : Data diolah RKPD Tahun 2021, Kabupaten Tolitoli
Dalam Angka Tahun 2020

1) Reformasi Birokrasi Belum Optimal


Menggerakkan reformasi birokrasi melalui institusi Pemerintah daerah
Kabupaten Tolitoli yang berorientasi pada pelayanan publik yang prima. Dimana,
Pemda Kabupaten Tolitoli adalah subjek reformasi birokrasi. Oleh sebab itu, saat
ini setiap perangkat daerah diwajibkan melakukan penilaian mandiri atas prakarsa
dan praktik reformasi birokrasi yang sudah, sedang, dan akan mereka lakukan.
Langkah strategis ini diharapkan dapat menopang kesuksesan tata kelola
pemerintahan yang baik, khususnya pada Pemerintah Kabupaten Tolitoli dimasa
yang akan datang. Reformasi birokrasi hanya terjadi bila adanya dua hal yaitu
pertama ada konsistensi: teguh, selalu memikirkan kelanjutan dan berkarakter.
Kedua, konsekuen: cakap dalam tugas, sederhana, dan dapat diandalkan ketika
melakukan banyak hal.

72
Pelayanan publik atau pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah masih dinilai kurang dapat memenuhi tugasnya sesuai dengan harapan
masyarakat dan salah satu yang menjadi penyebabnya adalah birokrat dan bentuk
birokrasinya yang berbelit-belit sehingga diperlukan langkah konkret di dalam
memperbaiki kinerja birokrasi. Oleh karena itu, diperlukan komitmen dan langkah
strategis yang terpadu dan berbasis teknologi guna menjawab permasalahan dan
tantangan di masa mendatang.. Untuk itu budaya transpransi dan akuntabilitas
kinerja pemerintahan menjadi isu utama di dalam penyelenggaran pemerintahan
Kabupaten Tolitoli setidaknya didalam periode tahun 2021-2025.
Pelayanan publik sebagai bentuk dampak perubahan reformis paling riil
tetap memerlukan: 1). standardisasi pelayanan yang bertumpu pada pelibatan
masyarakat di dalam proses dan penilaian kinerjanya. Masalahnya, akar persoalan
menyatu dengan kapasitas administratif Perangkat Daerah itu sendiri; 2).
rasionalisasi penataan organisasi sudah dilakukan namun tetap diperlukan untuk
pengembangannya ke arah birokrasi yang dinamis, responsif, dan efisien. Adanya
unsur dalam birokrasi yang tersusun dan bekerja dalam hubungannya yang
fragmented dan mengedepankan ego-sektoral; 3). mengintegrasikan administrasi
pelayanan perizinan bagi dunia bisnis/ pelaku swasta dalam bentuk kelembagaan
Penanaman modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 4). pengembangan
penatalaksanaan diperlukan untuk mencapai target-target kerja administrasi
dengan menghilangkan berbagai duplikasi dan inefisiensi prosedural. Sebagai
langkah modernisasi yang mendorong hal tersebut; 5). aplikasi layanan Online tak
terelakkan untuk merespon tuntutan industri 4.0 di masa ini.

2) Adanya Ketimpangan Pembangunan infrastruktur antar wilayah


Kecamatan.
Permasalahan strategis yang masih belum dapat diselesaikan di secara
umum di Kabupaten Tolitoli adalah permasalahan mengenai ketimpangan wilayah
atau ketimpangan pendapatan dan kesenjangan pembangunan antar wilayah atau
antara desa (rural) dan kota (urban). Beberapa daerah Kecamatan mengalami
pertumbuhan yang cepat namun di beberapa daerah lainnya mengalami
pertumbuhan yang lambat. Ketimpangan pembangunan antar Kecamatan menjadi

73
perhatian penting dimasa yang akan datang di Kabupaten Tolitoli. Pemerintah
Pusat dan Provinsi Sulawesi Tengah saat ini terus melakukan percepatan
pembangunan infrastruktur, guna pemerataan ekonomi dan juga menurunkan
ketimpangan ekonomi antar daerah peluang sekaligus tantangan pembangunan ini
juga akan menjadi fokus pemerintahan Kabupaten Tolitoli di masa mendatang.
Masifnya pembangunan infrastruktur pada periode sebelumnya masih
tetap dilanjutkan pada periode 2021-2025 akan datang. Kondisi diharapkan dapat
mengakselerasi pemerataan pembangunan dan bergeraknya ekonomi produktif
yang berbasis kerakyatan, memperlancar pertukaran barang dan jasa antar di
tingkat Kecamatan, Desa dan Kelurahan ke provinsi dan antar wilayah sehingga
seluruh wilayah di Kabupaten Tolitoli menjadi bagian penting dari rantai produksi
regional dan global (regional production chain) guna memeratakan pembangunan
ke seluruh wilayah Kabupaten Tolitoli.

3) Kualitas dan cakupan layanan pendidikan dan kesehatan belum berdaya


saing, sehingga Indeks Pemabangunan Manusia (IPM) rendah
Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Tolitoli dari tahun ke
tahun terus mengalami peningkatan namun masih berada di bawah capaian IPM
Provinsi dan IPM Nasional. Tahun 2016 Indeks pembangunan manusia
Kabupaten Tolitoli sebesar 64,03 sementara itu IPM untuk Sulawesi Tengah
sebesar 67,47. Selanjutnya pada tahun 2020 Nilai IPM Kabupaten Tolitoli sebesar
65,69 masih dibawah rata-rata Provinsi (69,55) dan Nasional (71,92). Kondisi ini
menjelaskan kondisi Kualitas Sumber daya manusia (SDM) Kabupaten Tolitoli
masih rendah, mengakibatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih
Rendah. Program pendidikan wajar 9 tahun pada Tahun 2020 di Kabupaten
Tolitoli belum tuntas, yang di tunjukan oleh Angka Harapan Lama Sekolah
sebesar 13,30 tahun sementara capaian Provinsi Sulawesi Tengah 13,14 Tahun
dan Rata–Rata Lama Sekolah sangat rendah sebesar 8,26 Tahun sementara
capaian Provinsi Sulawesi Tengah 9,09 Tahun, untuk capaian Angka Melek huruf
tahun 2020 sebesar 98,25%.
Dimana diketahui bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk dan
makin baiknya kualitas kesehatan masyarakatnya, menunjukkan semakin

74
tingginya kualitas penduduk di daerah tersebut. Pendidikan dan kesehatan yang
baik akan meningkatkan kemampuan penduduk untuk mengolah sumber daya
alam yang dimiliki sehingga akan meningkatkan kesejahteraan penduduk. Dilihat
dari sisi pencapaiannya, peningkatan tertinggi pada indeks, diikuti indeks daya
beli dan kesehatan sementara Indeks Pendidikan dan Kesehatan masih perlu kerja
keras. Indikator (indeks) ini mengindikasikan telah terjadi perbaikan pada aspek
ekonomi di kabupaten Tolitoli.

4) Upaya peningkatan kesejahteraan sosial yang berkeadilan belum optimal


dan Angka kemiskinan masih tinggi.
Kabupaten Tolitoli merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki
banyak potensi untuk dikembangkan sehingga dapat meningkatkan taraf
kehidupan ekonomi masyarakat dan pemerintah daerah khususnya untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, tetapi faktanya masih banyak
masyarakat miskin atau golongan menengah kebawah yang berada di wilayah
Kabupaten Tolitoli sampai dengan saat ini. Pada tahun 2016 penduduk miskin
menurun dari periode sebelumnya walaupun tidak signifikan, dengan jumlah
penduduk miskin sebanyak 30.68 ribu jiwa selanjutnya grafiknya mengalami
penurunan kecil terjadi pada tahun 2017. Di tahun 2018 mengalami peningkatan
secara 31,80 dan mengalami penurunan lagi secara berangsur angsur hingga tahun
2020 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tolitoli mencapai 30,51 ribu jiwa.
Selanjutnya dilihat dari persentase penduduk miskin dari total kesluruhan
penduduk di Kabupaten Tolitoli pada tahun 2016 sebesar 13,47% menurun hingga
tahun 2020 dengan pesentase penduduk miskin di Kabupaten Tolitoli sebesar
12,85%.
Sejalan dengan hal itu Konsentrasi masalah sosial khususnya
penanggulangan kemiskinan yang menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah
kawasan 3T (terpencil, tertinggal, dan terdepan). Untuk menyelesaikan masalah
ini, pemerintah sudah melakukan sinergi antar sector. Masalah Kemiskinan akan
lebih cepat diatasi bila semua potensi daerah bersama-sama mengambil peran,
selain pemerintah, juga dunia usaha harus digerakkan untuk percepatan
penyelesaian kemiskinan khususnya di Kabupaten Tolitoli.

75
5) Pembangunan Ekonomi Daerah Masih Berjalan Lambat Dan
Pengembangan Pertanian, Pariwisata Daerah Belum Optimal
Pemerintah daerah harus tetap menjaga kondisi indeks ketimpangan
wilayah Kabupaten Tolitoli di bawah 0,3 sebagai nilai ketimpangan rendah. Pada
sisi lain Sumber daya di Kabupaten Tolitoli ini sangat melimpah. Mulai dari
keanekaragaman hayati, pertanian, kelautan, pariwisata, sumber daya manusia,
dan lain-lain. Sumber daya ini tentunya akan dimanfaatkan sebesar-besarnya
untuk pembangunan daerah sehingga menjadi Kabupaten yang maju dan
sejahtera.
Salah satu sektor yang sangat terkait dalam proses pembagunan di
kabupaten Tolitoli adalah sektor pertanian dalam arti yang luas dan Pariwisata.
Kedua sektor ini yang memilki potensi yang begitu besar. Sektor pertanian yang
dimaksud adalah sektor yang mencakup sub sektor yang meliputinya seperti
pertanain sawah, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, dan kelautan
sementara Pariwisata menyangkut pengembangan destinasi unggulan dan Industri
yang mendukung pariwisata daerah sehingga Pembangunan pada kedua sektor
unggulan ini dapat memajukan dan mengsejahterakan masyarakatnya dimana
distribusi pendapatan dan pemerataan serta keadilan dapat diwujudkan.
Untuk itu arah kebijakan Pembangunan sektor pertanian dan pariwisata
daerah pada periode akan datang sekaligus dapat merespon dan menjadi katalis
pertumbuhan di sektor-sektor lainnya seperti perbankan, keuangan dan bisnis,
perdagangan, pengangkutan/ transportasi, jasa-jasa, dan industri pengolahan
terutama IKM-UKM pengolahan produk pertanian yang dipasarkan melalui
berkembangnya pariwisata daerah baik alamnya maupun budayanya. Faktor lain
yang mendukukung sektor pertanian menjadi sektor yang potensial karena kondisi
alam di Kabupaten Tolitoli yang begitu subur dengan iklim tropis yang
dimungkinkan dapat ditanami berbagai macam tumbuhan dan masyarakatnya
sebagian besar hidup disektor ini. Juga pada sisi lain Panorama alam dan Objek
wisata alam serta kebudayaannya memiliki keanekaragaman yang dikembangkan
untuk penciptaan lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan bagi
masyarakatnya.

76
6) Penurunan Daya Tampung Dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
(DTDDLH) Dan Upaya Mitigasi Kebencanaan Belum Optimal
Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagai dasar
pertimbangan dalam pembangunan dan pengembangan suatu wilayah telah
diamanatkan dalam Undang-Undang 32 Tahun 2009 sebagai pengganti Undang-
Undang 23 Tahun 1997, amanat daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup (DTDD-LH) merupakan salah satu muatan kajian yang mendasari
penyusunan atau evaluasi rencana tata ruang wilayah (RTRW), rencana
pembangunan jangka panjang dan jangka menengah (RPJP dan RPJM) serta
kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau risiko lingkungan hidup, melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS).
Berkaitan dengan daya dukung untuk penyediaan pangan maka daya
dukung lahan menjadi Isu penting agar dapat diketahui ketersediaan pangan. Daya
dukung (carrying capacity) diartikan sebagai kapasitas atau kemampuan lahan
yang berupa lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Analisis daya dukung berkaitan erat dengan konsep pembangunan
berkelanjutan yaitu pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Wacana ini dapat dibuktikan melalui berbagai
hasil kajian dan penelitian yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan penyediaan
bahan makanan jauh lebih lambat jika dibandingkan dengan laju pertambahan
penduduk artinya populasi manusia cenderung tumbuh secara eksponensial
sementara produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan manusia tumbuh
mengikuti hukum aritmatik.
Pada aspek lain mitigasi bencana merupakan salah satu issu penting di
Kabupaten Tolitoli. Berdasarkan data yang tercatat pada Data dan Informasi
Bencana Indonesia yang dikelaurkan oleh BNPB, bencana yang pernah terjadi di
wilayah ini adalah bencana banjir, banjir bandang, gempa bumi, kekeringan dan
cuaca ekstrim.

77
4.2. Isu Strategis Kabupaten Tolitoli
Isu strategis daerah yang bersifat jangka menengah merupakan suatu
kondisi yang berpotensi menjadi masalah maupun menjadi peluang suatu daerah
di masa mendatang yang bersifat jangka menengah dan sejalan dengan masalah
utama pembangunan yang akan di selesaikan melalui Visi Misi dan Tujuan,
sasaran serta arah kebijakan pembangunan daerah. Isu strategis dapat dimaknai
sebagai potensi yang daerah yang belum terkelola, dan jika dikelola secara tepat
dapat menjadi potensi modal pembangunan yang signifikan.
Penentuan isu strategis menjadi bagian penting bagi keseluruhan
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Tolitoli 2021-2026 karena dari tahap ini akan diketahui apakah
tantangan utama yang harus diselesaikan oleh Kepala Daerah beserta jajaran
Perangkat Daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Perumusan isu strategis yang
ditetapkan menghindarkan pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang
keliru di masa yang akan datang. Input dari tahap ini akan menjadi pertimbangan
dalam perumusan tujuan dan sasaran pada Bab selanjutnya.
Adapun isu strategis pembangunan Kabupaten Tolitoli dalam RPJMD
Tahun 2021-2026 yang perlu mendapatkan perhatian serius dan fokus dari
pemerintah daerah, meliputi: Penangganan Penyebaran Pendemi Covid-19 dan
Pemulihan pasca Covid-19; Adaptasi Perkembangan Tehnologi Informasi dan Era
Industri 4.0; Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berdaya Saing;
Percepatan Pembangunan Infrastruktur; Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana;
dan Pelaksanaan dan Pencapaian Target SDG’s.

a. Penangganan Penyebaran Pendemi Covid-19 dan Upaya Pemulihan pasca


Pandemi Covid-19
Pemerintah membuat peraturan pembatasan pergerakan manusia. Akibatnya
Indonesia memasuki resesi ekonomi seiring dengan kinerja pertumbuhan ekonomi
yang sudah dua kali berturut-turut mengalami kontraksi. Pada kuartal III-2020
ekonomi Indonesia -3,49 persen, melanjutkan laju ekonomi di kuartal II-2020
yang tercatat -5,32 persen, sementara pada kuartal I-2020 ekonomi nasional masih
tumbuh positif 3,23 persen (BPS, 2020). Dilain pihak perekonomian Sulawesi

78
Tengah pada kuartal I-2020 masih tumbuh positif 4,92 persen, kemudian
terkontraksi -0,06 persen pada kuartal II-2020, tetapi sudah tumbuh postif pada
kuartal III-2020 sebesar 2,82 persen.
Begitu juga dampak Covid bagi daerah Kabupaten/Kota termasuk Kabupaten
Tolitoli pada awal tahun 2021 sampai dengan tahun 2022 upaya penangganan
penyebaran pendemi Covid-19 dan upaya pemulihan pasca Pendemi Covid-19
masih akan menjadi prioritas utama pemerintah termasuk fokus alokasi anggaran
pemerintah daerah.
Ada tiga alasan utama pandemi Covid-19 mendapatkan perhatian sangat serius.
Pertama, pandemi ini mengkombinasikan pandemi kesehatan dan krisis ekonomi.
Kedua, pandemi ini dapat memicu kembali krisis global. Ketiga, pandemi ini
membuat kejutan pada perekonomian.
Alokasi anggaran percepatan penanganan Covid-19 di Provinsi Sulawesi
Tengah maupun Kabupaten Tolitoli tahun 2020 cukup besar. Alokasi dari
anggaran penanganan Covid-19 tersebut dimanfaatkan untuk penanganan dampak
ekonomi, untuk melakukan jaring pengamanan sosial dan tentunya alokasi
anggaran terbesar untuk bidang kesehatan. Alokasi anggaran penanganan Covid-
19 ini, dioptimalkan untuk memulihkan kondisi kesehatan masyarakat sekaligus
untuk memulihkan ekonomi sebagai dampak yang ditimbulkan oleh pandemi
Covid-19. Pandemi Covid-19 ini sudah menghambat, bahkan menghentikan
aktivitas perekonomian termasuk di Kabupaten Tolitoli.
Alokasi anggaran penanganan Covid-19 terbesar digunakan untuk
perlindungan sosial dalam bentuk jaring pengaman sosial bagi masyarkat. Alas
pikirnya tentu saja upaya yang ditempuh pemerintah, untuk menangani Covid19
tersebut dengan langkah strategis, mengkombinasikan pemulihan ekonomi dan
kesehatan secara simultan atau paralel.
Langkah strategis tersebut ditempuh dengan membuat kondisi ekonomi dan
kesehatan dapat berjalan beriringan dengan melalui penerapan norma baru (new
normal). Protokol kesehatan dengan menerapkan new normal memberikan ruang
aktivitas ekonomi lebih bebas bergerak dan hubungan sosial tetap berlangsung,
namun dengan melaksanakan tindakan disiplin dalam memakai masker, menjaga
jarak, dan menghindari kerumunan masal.

79
b. Adaptasi Perkembangan Teknologi Informasi dan Era Industri 4.0
Perkembangan teknologi kini hadir di setiap sisi kehidupan masyarakat.
Kondisi tersebut tercermin dari kegiatan transaksi di sektor ritel, keuangan dan
perbankan, digitalisasi pembayaran, dan transaksi lainnya serta sektor yang lain.
Era digital semakin mendapatkan tempat yang luar biasa saat pandemi Covid-19.
Pembatasan interaksi fisik antar manusia menyebabkan berbagai bentuk transaksi
ekonomi dilakukan secara jarak jauh atau daring dengan memanfaatkan teknologi
digital. Transaksi ekonomi digital ternyata mendapatkan peran dan dampak yang
penting di era pandemi ini. Kegiatan usaha termasuk UMKM yang telah berbasis
digital mendapatkan keuntungan di era normal baru. Sementara itu, korporasi
yang masih mengandalkan model bisnis tradisional kemungkinan besar akan
semakin susah berkembang. Banyak cerita sukses dari industri e-commerce yang
mendapatkan momentum pertumbuhan luar biasa saat situasi pandemi covid-19,
dan saat industri yang berbasis offline mengalami kejatuhan.

c. Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing


Kualitas mutu sumber daya manusia (SDM) sangat berpengaruh terhadap
tingkat kemajuan sebuah bangsa bahkan daerah. Kondisi Pendidikan Kabupaten
Tolitoli menunjukkan masih terdapat penduduk usia sekolah yang tidak/belum
sekolah dan buta huruf. Sebagian besar Indikator Pendidikan masih berada di
bawah rata-rata Provinsi.
Nilai Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Tolitoli sangat ditentukan
oleh capaian tiga dimensi dasar pembangunan manusia. Dilihat dari
peningkatannya, ternyata indeks pembangunan manusia dari komponen angka
harapan hidup, daya beli, pendidikan terjadi peningkatan, Peningkatan tertinggi
dicapai indeks pendidikan, indeks kesehatan dan indeks daya beli. Peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia ditandai dengan semakin meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia yang dapat terlihat dari tiga indikator utama yaitu;
Kesehatan, Pendidikan dan Daya Beli.
Kondisi ini menjelaskan kondisi kualitas SDM Kabupaten Tolitoli masih
rendah, mengakibatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih rendah.
Program pendidikan wajar 9 tahun tahun 2019 belum tuntas, yang di tunjukan

80
oleh Angka Harapan Lama Sekolah sebesar 12,88 Tahun, sementara capaian
Provinsi Sulawesi Tengah 13,14 tahun dan Rata–Rata Lama Sekolah sangat
rendah sebesar 8,26 Tahun sementara capaian Provinsi Sulawesi Tengah 8,78
Tahun, untuk capaian Angka Melek huruf tahun 2019 sebesar 98,13%.
Bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk dan makin baiknya
kualitas kesehatan masyarakatnya, menunjukkan semakin tingginya kualitas
penduduk di daerah tersebut. Pendidikan dan kesehatan yang baik akan
meningkatkan kemampuan penduduk untuk mengolah sumber daya alam yang
dimiliki sehingga akan meningkatkan kesejahteraan penduduk. Dilihat dari sisi
pencapaiannya, peningkatan tertinggi pada indeks, diikuti indeks daya beli dan
kesehatan sementara Indeks Pendidikan dan Kesehatan masih perlu kerja keras.
Indikator (indeks) ini mengindikasikan telah terjadi perbaikan pada aspek
ekonomi daerah.

d. Percepatan Pembangunan Infrastruktur


Ketimpangan wilayah, ketimpangan pendapatan, dan kesenjangan
pembangunan antar wilayah atau antara desa (rural) dan kota (urban) masih
menjadi permasalahan pembangunan daerah. Beberapa daerah Kecamatan
mengalami pertumbuhan yang cepat, namun di daerah lainnya mengalami
pertumbuhan yang lambat. Ketimpangan pembangunan antar Kecamatan harus
menjadi perhatian penting di Kabupaten Tolitoli.
Masifnya pembangunan infrastruktur pada periode pemerintahan
sebelumnya masih harus dilanjutkan. Kondisi diharapkan dapat mengakselerasi
pemerataan pembangunan dan bergeraknya ekonomi produktif yang berbasis
kerakyatan, dan memperlancar pertukaran barang dan jasa antar di tingkat
Kecamatan, Desa dan Kelurahan ke provinsi dan antar wilayah. Sehingga dengan
infrastruktur memadai, maka seluruh wilayah di Kabupaten Tolitoli menjadi
bagian penting dari rantai produksi regional dan global guna pemerataan
pembangunan ke seluruh wilayah.
Apalagi dengan rencana pemindahan ibukota Negara baru di Pulau
Kalimantan Timur yang pembangunannya telah dimulai tahun 2021 ini.
Menjadikan Kabupaten Tolitoli harus ambil bagian dalam menunjang

81
ketersediaan barang dan jasa sesuai potensi daerah. Bentuknya dalam hal ini,
menyediakan infrastruktur yang memadai.

e. Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana


Eksploitasi sumber daya alam melalui pembalakan liar (illegal logging)
atau penambangan liar (illegal mining) maupun penangkapan ikan dengan cara
instan yang merusak (illegal fishing) seperti penggunaan bom ikan merupakan
ancaman pada keberlanjutan lingkungan hidup.
Daya dukung lingkungan Kabupaten Tolitoli dicerminkan oleh proses
penataan ruang yang mampu mewadahi jumlah penduduk, persebaran dan
aktivitasnya, serta pertumbuhan Ibu kota Kecamatan secara seimbang. Dengan
membaiknya infrastruktur alam dan lingkungan hidup, terutama dari ketersediaan
sumber air baku yang berkualitas, lahan subur dan produktif, kualitas udara dan
ekosistem pesisir yang lebih baik. Juga terciptanya sistem mitigasi dan
penanggulangan bencana yang handal, pengelolaan pesisir dan laut secara terpadu.
Sebagai penjabaran rencana pembangunan daerah, pengelolaan sumber
daya alam lingkungan hidup harus menjadi prioritas untuk menjaga daya dukung
lingkungan yang memadai bagi proses pembangunan daerah. Langkah ini
beriringan dengan sistem pemantauan dan penilaian lingkungan yang semakin
dimantapkan dalam rangka perbaikan berkesinambungan (continuous
improvement) kualitas lingkungan

f. Pelaksanaan dan Pencapaian Terget SDG’s


Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan sebuah dokumen yang
akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan
negara-negara di dunia. SDGs dicetuskan untuk meneruskan dan memantapkan
keberlanjutan MDGs. Ada banyak tujuan dari konsep SDGs. Namun ada tiga
tujuan utama. Pertama, SDGs diharapkan bisa mengakhiri segala bentuk
kemiskinan di semua negara manapun. Kedua, SDGs bertujuan mengakhiri segala
bentuk kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi dan
mendorong pertanian secara berkelanjutan. Ketiga, target SDGs adalah menjamin
adanya kehidupan yang sehat, serta mendorong kesejahteraan untuk semua orang

82
di dunia pada semua usia. SDGs memiliki 5 (lima) pondasi yaitu manusia, planet,
kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan mulia
di tahun 2030 berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi
perubahan iklim.
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, menunjukkan konsistensi pemerintah untuk
melembagakan agenda SDGs ke dalam program pembangunan nasional. Perpres
tersebut menekankan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan, melalui empat
platform partisipasi, yaitu pemerintah dan parlemen, filantropi dan bisnis, ormas,
akademisi dan pakar dalam rangka menyukseskan pelaksanaan agenda SDGs.
Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Tolitoli, menjadikan pencapaian
tujuan SDGs sebagai salah satu tantangan yang harus dijawab dengan kerja keras
seluruh unsur pemerintah, legislatif dan masyarakat. Beberapa indikator yang
masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah Kabupaten Tolitoli guna
mendukung Pencapaian RAD SDGs Provinsi Sulawesi Tengah. Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tengah telah merampungkan penyusun Rencana RAD-TPB
dengan ditunjang oleh Kabupaten/Kota.

4.2.1. Pembobotan Isu Strategis


Setelah dilakukan identifikasi terhadap isu-isu strategis Internasional,
Nasional, Regional, Provinsi dan Kabupaten, selanjutnya masing-masing isu
dibobot. Pembobotan dilakukan pendekatan teknokratik berdasarkan hasil
rumusan konsultasi publik yang telah dilakukan sebelumnya di tingkat Kecamatan
maupun di tingkat Kabupaten, untuk memahami usulan dan masukan tentang
berbagai isu strategis. Pembobotan dilakukan untuk menentukan isu strategis yang
paling prioritas dan akan dijadikan dasar bagi prioritas program, dan kegiatan
prioritas dalam perencanaan pembangunan daerah.

83
Tabel 4.2.
Bobot Kriteria Isu-Isu Strategis

Sumber: Permendagri 86 Tahun 2017 (diolah)

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 7 (tujuh) kriteria yang


dijadikan dasar penentuan urgensi isu strategis bagi pembangunan daerah.
Ketujuh kriteria isu strategis tersebut merupakan pengembangan dari 6 (enam)
kriteria yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017. Setelah dilakukan pembobotan kriteria, kemudian dilakukan penilaian isu
strategis terhadap kriteria yang telah ditetapkan dengan cara memberikan skor
pada setiap isu-isu strategis yang dikaitkan dengan ketujuh kriteria yang ada guna
menentukan skala prioritas isu strategis. Pemberian skor mengikuti ketentuan:
1 = Keterkaitan sangat rendah terhadap kriteria strategis/bukan isu prioritas;
2 = Keterkaitan rendah terhadap kriteria strategis/isu kurang prioritas;
3 = Keterkaitan sedang terhadap kriteria strategis/isu cukup prioritas;
4 = Keterkaitan tinggi terhadap kriteria strategis/isu prioritas;
5 = Keterkaitan sangat tinggi terhadap kriteria strategis/isu prioritas.

Berdasarkan hasil analisis data skor/bobot diperoleh nilai skala kriteria


(total skor) dari masing-masing isu strategis yang disajikan dengan tabel terpisah
(Microsoft Exel). Setelah dilakukan penilaian isu strategis, kemudian dihitung
rata-rata skor/bobot setiap isu strategis dengan mengakumulasikan nilai tiap-tiap
isu strategis dibagi jumlah peserta.

84
Tabel 4.3
Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis

85

Anda mungkin juga menyukai