Anda di halaman 1dari 11

RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013 - 2018

Bab IV
Analisis Isu-Isu Strategis

4.1. Permasalahan Pembangunan


Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang
diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah
Kabupaten Bangkalan perlu mendapat perhatian dalam penyusunan dokumen
rencana pembangunan jangka menengah 5 (lima) tahun. Dengan mengetahui
permasalahan yang ada selanjutnya akan dirumuskan dalam program dan
kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Potensi ekonomi Kabupaten Bangkalan terutama bertumpu pada 3
(tiga) sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan
restoran serta jasa - jasa. Potensi yang sangat besar tersebut memerlukan upaya
- upaya sedemikian rupa sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian dan
pertumbuhan ekonomi rakyat. Upaya yang dilakukan sangat dipengaruhi baik
oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal terdiri dari kebijakan
Pemerintah Pusat dalam bidang ekonomi, kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa
Timur khususnya kebijakan pengembangan ekonomi wilayah Pulau dan
Kepulauan Madura, perkembangan perekonomian di Provinsi Jawa Timur
umumnya, serta dinamika hubungan perdagangan internasional. Sebagai contoh
mulai berlakunya perjanjian Asean Economic Community (AEC) pada tahun 2015.
Tujuan dari AEC adalah terciptanya satu pasar asean (single ASEAN Market),
dimana beberapa hal yang diatur untuk memudahkan perpindahan barang,
investasi, modal dan tenaga kerja ahli lintas ASEAN.
Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah juga sangat dipengaruhi
kondisi non ekonomi berupa situasi sosial politik yang kondusif dan stabil.
Sedangkan faktor internal terdiri dari serangkaian upaya yang dilakukan
Pemerintah

Kabupaten

Bangkalan

dalam

mendukung

dan

mendorong

pertumbuhan ekonomi daerah melalui kebijakan fiskal atau APBD, penguatan


kemandirian perekonomian melalui pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM), koperasi, industri pengolahan, pariwisata dan perdagangan, serta
penyediaan infrastruktur, perbaikan dan pemeliharaan pasar-pasar.

IV-1

RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013 - 2018

Adapun permasalahan pembangunan secara umum yang terjadi di


Bangkalan adalah sebagai berikut:
1. Belum Optimalnya Pemenuhan Hak Dasar Masyarakat Utamanya
Pendidikan Dan Kesehatan
Pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk mengahadapi tantangan sesuai tuntutan
perubahan kehidupan local, nasional, dan global. Sampai saat ini masih
dirasakan rendahnya tingkat pendidikan penduduk dan rendahnya kualitas
pelayanan pendidikan. Adapun permasalahan didalam pembangunan
pendidikan di Kabupaten Bangkalan adalah:
a. Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan seperti ruang kelas dan gedung sekolah yang rusak
b. Masih adanya anak putus sekolah
c. Belum memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan tenaga
pendidik
d. Biaya pendidikan cenderung masih tinggi dirasakan oleh masyarakat
e. Relevansi pendidikan dengan dunia kerja masih rendah
Sedangkan permasalahan pembangunan Kesehatan di Kabupaten
Bangkalan adalah :
a. Tingginya angkanya kematian ibu dan anak
b. Masih ditemukannya balita status gizi buruk
c. Belum optimalnya pemerataan sarana dan prasaran kesehatan
d. Masih

kurangnya

kesadaran

masyarakat

terhadap

kebersihan

lingkungan
e. Pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu untuk masyarakat
miskin.
f. Upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba dan HIV/AIDS
2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Yang Relatif Lambat
Dari tahun ke tahun sektor pertanian masih mendominasi PDRB
Kabupaten Bangkalan. Struktur ekonomi agraris yang menjadi sektor
ekonomi Bangkalan belum mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bangkalan sehingga masih berada di bawah rata - rata
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur.

IV-2

RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013 - 2018

Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB sejak Tahun 2009


sampai dengan Tahun 2012 secara pelan tapi pasti mengalami penurunan,
disisi lain sektor Perdagangan, restoran dan Hotel secara pelan dan pasti
meningkat cukup signifikan. Ini menandakan adanya perubahan perilaku
bagi masyarakat Bangkalan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat
pedagang dan industrialis dan ini perlu direspon oleh Pemerintah
Kabupaten Bangkalan untuk melakukan tindak pelatihan dan pendidikan
secara optimal bagi masyarakat, seiring dengan pengembangan kawasan
Suromadu, sehingga masyarakat Bangkalan kedepannya bukan hanya
sebagai penonton tapi secara langsung sebagai pelaku yang akan ikut
menentukan arah pengembangan industri dan perdagangan di Kabupaten
Bangkalan.
3. Angka Kemiskinan Relatif Cukup Tinggi Dan Masih Terbatasnya
Perluasan Dan Penyediaan Lapangan Kerja
Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Pengentasan
Kemiskinan (TNP2K) pada Tahun 2012, jumlah Rumah Tangga Sangat
Miskin (RTSM) di Kabupaten Bangkalan sebanyak 65.532 RTSM atau
403.251 jiwa. Jumlah ini setara dengan 44% penduduk Bangkalan berada
di bawah garis kemiskinan. Angka kemiskinan relatif cukup tinggi ini
disebabkan beberapa hal antara lain:
a. Pemenuhan kebutuhan dasar yang terjangkau dan bermutu bagi
keluarga miskin belum optimal
b. Masih rendahnya kemampuan dan ketrampilan keluarga miskin
c. Aksesibilitas keluarga miskin dalam rangka usaha skala mikro masih
rendah
d. Belum optimalnya pemberdayaan keluarga miskin.
Beberapa sektor yang perlu diperhatikan dalam penanganan
kemiskinan di Kabupaten Bangkalan adalah :
a. Pengembangan Sektor Koperasi dan UKM, melalui perkuatan modal
koperasi, volume usaha koperasi, peningkatan jumlah koperasi
utamanya sebagai koperasi sehat dan peningkatan jumlah

anggota

koperasi.
b. Menumbuh kembangkan koperasi utamanya pada wilayah wilayah
pedesaan merupakan bentuk

pemberdayan dan pengembangan

ekonomi kerakyatan berbasis

kemampuan lokal, berkembangnya

IV-3

RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013 - 2018

koperasi pada banyak wilayah akan mendukung kelancaran arus


distribusi barang dan jasa serta akan meningkatkan jumlah uanmg
yang beredar dan berputar yang akan mendorong tingkat pertumbuhan
ekonomi.
c. Pengembangan

BLK

sebagai

tempat

pemberdayaan

masyarakat

utamanya masyarakat pedesaan yang akan dikembangkan sesuai


potensi masing masing wilayah/kecamatan.
d. Pengembangan

Industri dan Perdagangan,melalui pengembangan

kluster/wilayah industri kecil/kerajinan/industri kreatif bercirikan


Madura yang Islami, melalui pengembangan industri dan perdagangan
dengan model ini, akan mempermudah pembinaan, pengawasan,
sehingga kualitas tetap dapat terjaga serta menghindarkan adanya
persaingan yang tidak sehat antar pengusaha kecil/mikro dan
menengah pada kluster/wilayah yang dikembangkan.
4. Rendahnya Nilai Investasi Berskala Besar
Pasca beroperasinya Jembatan Suramadu tidak serta merta
diikuti dengan masuknya arus modal berskala besar di Kabupaten
Bangkalan. Penanaman investasi dalam bentuk industri relatif sedikit,
sehingga cakupan penyerapan tenaga kerja relative kecil. Berbagai
permasalahan yang menghambat investasi antara lain:
a. kesiapan infrastruktur pendukung seperti jalan, pelabuhan, sumber
daya air, listrik
b. Harga lahan untuk kebutuhan industri yang dinilai masih terlalu tinggi
oleh dunia usaha yang membutuhkan lahan dalam skala besar
c. Kemudahan dalam pelayanan investasi dan perijinan yang belum
optimal.
5. Belum Memadainya Infrastruktur Daerah (Jalan/Jembatan, Sumber
Daya Air, Perhubungan, Keciptakaryaan)
Permasalahan di sektor perhubungan antara lain, belum
optimalnya infrastruktur sarana dan prasarana perhubungan. Pergeseran
moda transportasi dari penyeberangan ujung - kamal ke Jembatan
Suramadu belum di dukung oleh layanan transportasi yang memadai.
Selain itu dapat diuraikan bahwa panjang jalan dalam kondisi
baik di Kabupaten Bangkalan sampai dengan akhir Tahun 2012 sepanjang
501,26 km atau masih 69% dari potensi panjang jalan yang harus

IV-4

RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013 - 2018

dikembangkan 721,97 Km, demikian pula jumlah jembatan dalam kondisi


baik sebanyak 214 buah atau 96% dari jumlah potensi jembatan yang
wajib dibangun/dikembangkan sejumlah 223 jembatan.
Kepentingan umum lainnya dimaksudkan untuk pengembangan
infrastruktur sarana prasarana pengembangan perekonomian, pelayanan
dasar dan pemerintahan.
6. Masih Belum Mandirinya Pemerintah Daerah Dalam Pembangunan Di
Daerah
Kemandirian bagi tataran Pemerintahan tercermin dalam
kemampuan pembiayaan dengan kempuan dan kekuatan sendiri, tanpa
harus bergantung dengan pihak luar. Kemandirian ini dapat dilihat dari
beberapa aspek yaitu rasio PAD terhadap APBD, rasio keuangan daerah,
optimalisasi PDRB, perimbangan perbandingan pendapatan perkapita
dengan kebutuhan hidup masyarakat. Adapun rasio PAD terhadap APBD
yang ada di Kabupaten Bangkalan rata-rata sekitar 5,3%. Dimana pada
masa yang akan datang dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan
diharapkan rasio PAD kabupaten Bangkalan pada Tahun 2018 dapat
mencapai rata-rata sekitar 6% terhadap APBD.
7. Kurang Optimalnya Pelayanan Reformasi Birokrasi Dan Pelayanan
Publik
Permasalahan yang terjadi dalam urusan pemerintahan umum
antara lain :
a. Belum optimalnya pelaksanaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan
Standar Operasional Prosedur (SOP)
b. Belum optimalnya penerapan Pola Pengembangan Karir.

4.2. Faktor

Penghambat

Dan

Pendorong

Permasalahan

Pembangunan Dan Pengembangan


Dengan kondisi internal dan eksternal yang dimiliki Kabupaten
Bangkalan

sebagaimana

telah

diuraikan

di

atas,

serta

memperhatikan

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan pada Tahun 2011 yang diperkirakan


tumbuh sebesar 6,12% lebih tinggi dibanding pertumbuhan Tahun 2010 sebesar
5,44%, maka pertumbuhan ekonomi tahun-tahun yang akan datang diharapkan
dapat

tumbuh lebih pesat lagi. Pertumbuhan ekonomi sampai dengan Tahun

IV-5

RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013 - 2018

2011 tersebut terutama didukung oleh kinerja sektor perdagangan, hotel dan
restoran, industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor
pengangkutan dan komunikasi, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1.
NO

Agregat Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bangkalan


Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 - 2011

Lapangan Usaha

2008 (Rp)

Atas
Dasar
Harga
Berlaku
6.076.989,69
Regional Bruto Produk
Domestik (Juta Rp)
2 Pendapatan Regional
5.713.894,71
(Juta Rp)
3 Jumlah
Penduduk
948.664
Pertengahan
Tahun
(Jiwa)
4 PDRB per Kapita (Rp)
6.394.982,72
5 Pendapatan
Regional
6.023.099,56
Per Kapita (Rupiah)
II
Atas
Dasar
Harga
Konstan (2000)
1 PDRB Atas Dasar Harga
3.115.331,21
Pasar (Juta Rp)
2 Pendapatan
Regional
2.934.314,66
(Juta Rp)
3 Jumlah
Penduduk
948.664
Pertengahan
Tahun
(Jiwa)
4 PDRB per Kapita (Rp)
3.281.807,73
5 Pendapatan
Regional
3.093.103,78
per Kapita (Rp)
Sumber Data : BPS Kabupaten Bangkalan

2009 (Rp)

2010 (Rp)

2011 (Rp)

6.695.862,60

7.466.074,28

8.368.466,95

6.306.482,57

7.031.904,64

7.881.821,08

961.172

980.395

1.000.003

6.966.352,12
6.561.242,49

7.615.370,26
7.172.518,72

8.368.438,93
7.881.794,68

3.269.709,72

3.447.581,93

3.658.621,17

3.081.701,40

3.249.345,96

3.448.250,45

961.172

980.395

1.00.003

3.401.794,60
3.206.191,40

3.516.521,79
3.314.321,78

3.658.608,92
3.448.238,90

Kontribusi masing - masing sektor terhadap Produk Domestik Regional


Bruto (PDRB) dalam kurun waktu Tahun 2008 - 2012 dapat dilihat pada Tabel
4.2 :
Tabel 4.2. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Bangkalan Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 - 2012
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Lapangan Usaha
2008 (%)
Pertanian
32,46
Pertambangan & Penggalian
1,63
Industri Pengolahan
4,06
Listrik, Gas & Air Bersih
1,31
Konstruksi
7,13
Perdagangan, Hotel Dan Restoran
25,24
Pengangkutan & Komunikasi
8,51
Keuangan, Persewaan Dan Jasa
8.
4,71
Perusahaan
9. Jasa - Jasa
14,97
Sumber Data : BPS Kabupaten Bangkalan

2009(%)
32,52
1,53
4,03
1,24
7,32
25,79
8,04

2010(%)
31,92
1,50
4,11
1,18
7,73
26,40
7,51

2011(%)
30,35
1,54
4,14
1,18
8,45
26,95
7,41

2012(%)
28,90
1,51
4,07
1,18
9,33
27,62
7,30

4,60

4,52

4,50

4,42

14,93

15,14

15,48

15,66

IV-6

RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013 - 2018

Tabel 4.2 jelas menunjukkan bahwa kontribusi tertinggi dalam


perekonomian Kabupaten Bangkalan masih didominasi oleh tiga sektor andalan
yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor
jasa-jasa.
Sumbangan sektor pertanian terhadap peningkatan PDRB terutama
terjadi pada sub sektor tanaman bahan makanan yaitu sebesar 23,57% pada
Tahun 2008, sebesar 23,75% pada Tahun 2009, sebesar 23,23% pada Tahun 2010,
sebesar 22,27% pada Tahun 2011, dan sebesar 20,77% pada Tahun 2012.
Sumbangan

sektor

perdagangan,

hotel

dan

restoran

terhadap

peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor perdagangan besar dan
eceran yaitu sebesar 24,78% pada Tahun 2008, sebesar 25,32% pada Tahun 2009,
sebesar 25,91% pada Tahun 2010, sebesar 26,44% pada Tahun 2011, dan sebesar
27,11% pada Tahun 2012.
Sedangkan sumbangan sektor jasa-jasa terhadap peningkatan PDRB
terutama terjadi pada sub sektor pemerintahan umum yaitu sebesar 8,78% pada
Tahun 2008, sebesar 9,08% pada Tahun 2009, sebesar 9,5% pada Tahun 2010,
sebesar 10,05% pada Tahun 2011, dan sebesar 10,47% pada Tahun 2012.
Dalam rangka mencapai target pertumbuhan ekonomi pada Tahun
2013 sebesar 6,3% dan proyeksi Tahun 2018 sebesar 6,7%, strategi yang
diterapkan diantaranya sebagai berikut :
1. Melakukan

peningkatan

efektivitas

dan

efisiensi

dalam

penanggulangan kemiskinan dengan menghormati, melindungi dan


memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin secara konsisten dan
berkesinambungan;
2. Melakukan peningkatan aksesibilitas, kualitas dan kuantitas pelayanan
dasar bidang pendidikan dan kesehatan;
3. Membangun dan mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan peningkatan
produktifitas serta daya saing dan kemandirian UMKM di pasar dalam
dan luar negeri;
4. Meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian, komoditas
hasil

laut,saha

perikanan

serta

populasi

peternakan

dan

penanggulangan penyakit ternak;

IV-7

RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013 - 2018

5. Mengembangkan dan memberikan perhatian secara khusus terhadap


komoditas

unggulan

penyediaan

sarana

melalui
dan

pemberdayaan

prasarana

masyarakat

pendukung

serta

pengembangan

agribisnis;
6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga, merehabilitasi
dan melestarikan hutan dan lahan;
7. Meningkatkan pengembangan informasi peluang pasar dan jaringan
pemasaran;
8. Meningkatkan kualitas hasil industri kecil dan menengah terutama
produk-produk unggulan daerah seperti batik Madura;
9. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata serta
pengembangan

promosi

pariwisata

secara

konsisten

dan

berkesinambungan terutama wisata religi;


10. Percepatan

pelaksanaan

reformasi

birokrasi

dan

peningkatan

pelayanan publik;
11. Meningkatkan dan percepatan pembangunan dan pengembangan,
pemeliharaan

dan

perbaikan

infrastruktur

yang

menunjang

pembangunan sektor pertanian dan wilayah perdesaan.

4.3. Isu Strategis


Bertitik tolak dari berbagai kondisi pembangunan dan pengembangan
yang akan dihadapi Kabupaten Bangkalan pada tahun 2013 - 2018, maka
dibutuhkan solusi - solusi strategis untuk mengatasi permasalahan yang akan
muncul selama lima tahun mendatang.
Isu-isu strategis yang mengemuka menjadi bahan pertimbangan dalam
merumuskan kebijakan utama pembangunan 5 (lima) tahun kedepan yang sesuai
dengan Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih.
Beberapa informasi dari masingmasing isu strategis ini, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Perlunya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, dengan pokok
pokok informasi sebagai berikut :
a. Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bangkalan, meningkat
dari tahun ke tahun yaitu, sebesar 59,35% pada tahun 2003, menjadi
sebesar 59,69% pada Tahun 2004, sebesar 60,24% pada Tahun 2005,

IV-8

RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013 - 2018

dan berturut-turut sebesar 62,72% pada Tahun 2006, sebesar 62,97%


pada Tahun 2007, sebesar 63,40% pada Tahun 2008 dan sebesar 64%
untuk Tahun 2009. Adapun pada Tahun 2010, menjadi sebesar 64,51%
dan meningkat sebesar 65,36% Tahun 2011
b. Peningkatan dari tahun ke tahun ini, merupakan hal positif, namun
demikian dikaitkan dengan level IPM yang harus ditempuh, masih
berada pada level menengah bawah oleh sebab itu, perlu dilakukan
upaya Lanjutan dalam rangka menuju level menengah atas.
2. Kekhawatiran terhadap pengikisan budaya agamis, dengan pokokpokok
informasi sebagai berikut :
a. Seiring dengan operasionalisasi Jembatan Suramadu, dapat diprediksi
bahwa kedepan, akan tumbuh simpul simpul ekonomi, diantaranya
berupa kawasan industri
b. Melalui tumbuhnya kawasan industri tersebut, diprediksi akan
berpengaruh

terhadap

perubahan

pola

kehidupan

masyarakat

Bangkalan, baik sosial budaya maupun sosial ekonomi


c. Pada sisi lain masyarakat Bangkalan memiliki budaya agamis yang
perlu dipertahankan, untuk itu, dalam merespons kondisi diatas,
diperlukan upaya lanjutan untuk tetap melestarikan budaya agamis di
lingkungan masyarakat Bangkalan.
3. Laju pertumbuhan ekonomi relatif lambat, dengan pokokpokok
informasi sebagai berikut :
a. Dominasi sektoral PDRB Kabupaten Bangkalan dari tahun ke tahun
berada pada sektor pertanian.
b. Hal ini menggambarkan bahwa struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan
meerupakan struktur ekonomi agraris, sehingga dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi relatif lambat
c. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 sebesar
4,92% yang kemudian menjadi sebesar 4,96% pada Tahun 2009 dan
selanjutnya berturutturut meningkat sebesar 5,44% pada Tahun 2010,
sebesar 6,25% pada Tahun 2011 dan diproyeksi sebesar 6,37% pada
Tahun 2012.
d. Kondisi ini merupakan hal positif. Namun demikian, dikaitkan dengan
laju pertumbuhan masingmasing tahun masih perlu dipacu lebih
cepat. Untuk itu, diperlukan upaya lanjutan untuk menggeser

IV-9

RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013 - 2018

dominasi struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan dapat melaju relatif


lebih cepat.
e. Perlunya prasarana infrastruktur guna memicu pertumbuhan ekonomi
yang berkesinambungan seperti jalan, pelabuhan, terminal dan moda
transportasi.
4. Perlunya perluasan penyediaan lapangan kerja, dengan pokokpokok
informasi sebagai berikut :
a. Rasio pencari kerja terhadap angkatan kerja Kabupaten Bangkalan
Tahun 2008 sebesar 7,2% dan terjadi penurunan sebesar 5% pada
Tahun 2009. Adapun pada Tahun 2010 menjadi sebesar 5,7% dan pada
Tahun 2011 menurun sebesar 3,9%
b. Kondisi data ini menggambarkan informasi positif, namun demikian,
masih diperlukan upaya lanjutan melalui penyediaan lapangan kerja
dalam rangka menekan angka pengangguran sekecil mungkin.
5. Perlunya penanaman investasi berskala besar, dengan pokokpokok
informasi sebagai berikut :
a. Struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan yang agraris, merupakan
cermin bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat Bangkalan lebih
digerakkan oleh sektor peranian
b. Hal ini menggambarkan bahwa penanaman investasi dalam bentuk
industri relatif sedikit, sehingga cakupan penyerapan tenaga kerja
relatif kecil, untuk itu diperlukan upaya lanjutan guna menarik
investasi di Kabupaten Bangkalan.
6. Perlunya menekan angka kemiskinan, dengan pokokpokok informasi
sebagai berikut :
a. Berdasarkan

pendataan

terakhir,

angka

kemiskinan

Kabupaten

Bangkalan masih memerlukan upaya untuk ditekan lebih rendah


b. Berbagai

bantuan

bagi

masyarakat

miskin

melalui

pelayanan

kesehatan, pelayanan pendidikan, bantuan bahan pangan pokok, serta


berbagai hal lainnya, merupakan cermin dari kontribusi APBD terhadap
penanganan masyarakat miskin, namun demikian, dikaitkan dengan
kondisi

keterbatasan

APBD,

belum

mampu

menangani

secara

menyeluruh

IV-10

RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013 - 2018

c. Untuk itu, dalam rangka menekan angka kemiskinan, masih diperlukan


keterlibatan pihak pelaku ekonomi maupun penguatan usaha mandiri
bagi masyarakat.

IV-11

Anda mungkin juga menyukai