Anda di halaman 1dari 4

Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Pengembangan UMKM dan

Ekonomi Kreatif di Kabupaten Jember.

Pembangunan nasional merupakan upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki seluruh


aspek kehidupan masyarakat dan negara, sekaligus sebagai proses pembangunan sistem
penyelenggaraan negara secara meneyeluruh. Hal ini mencerminkan keinginan untuk terus
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata, serta mengembangkan
kehidupan masyarakat yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila. Salah satu fokus utama
dalam pembangunan nasional adalah pembangunan ekonomi, yang dapat diartikan sebagai
proses peningkatan pendapatan per kapita penduduk dalam jangka panjang. Pemerintah Daerah
memegang peran penting dalam pembangunan ekonomi sesuai dengan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Tanggung jawab dan peran besar Pemerintah
Daerah termasuk mengelola urusan pemerintahannya, termasuk dalam hal pembangunan
ekonomi. Salah satu kewajiban Pemerintah Daerah adalah meningkatkan kualitas hidup
masyarakatnya, yang membutuhkan upaya dalam meningkatkan kreativitas dan inovasi
masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan di daerah tersebut.1
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta sektor Ekonomi
Kreatif telah menjadi fokus utama dalam strategi pembangunan ekonomi di berbagai daerah di
Indonesia. UMKM saat ini memegang peran penting serta berkontribusi signifikan untuk
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. UMKM pada dasarnya berpotensi tinggi dan apabila
dikembangkan serta dikelola secara maksimal pastinya bisa membentuk suatu usaha yang kuat.
2
Hal ini tidak terkecuali bagi Kabupaten Jember, yang memiliki potensi besar dalam sektor
UMKM dan kreativitas ekonomi yang perlu diperkuat melalui regulasi yang mendukung.
Menurut data Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2023 Banyaknya UMKM di
2017 sebesar 62,9 juta unit usaha, peningkatan dari 64,2 juta unit pada tahun 2018. Pada tahun
2019 mencapai 65,47 juta unit usaha UMKM di seluruh Indonesia. Hingga ekonomi Indonesia
turun pada sektor UMKM akibat pandemi mencapai 61,8 juta unit usaha dan pada tahun 2021
pelaku usaha mulai bangkit hingga menembus 65,46 juta unit usaha. Pun jumlah UMKM di
Kabupaten Jember yang saat ini mencapai 347.000 per 2023.3
Berdasarkan data dan roadmap Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Jember
memiliki 3 sektor unggulan UKM bidang ekonomi kreatif yang memiliki potensi untuk
dikembangkan yaitu UMKM Fashion, Kerajinan dan Kuliner. 4 Sebagai sektor unggulan, UMKM
Fashion mencakup industri pakaian dan aksesoris yang mencerminkan kekayaan budaya dan
kreativitas lokal, sementara sektor Kerajinan meliputi produk-produk seni dan kerajinan tangan
1
Monica Salam and Anantha Pratama, ‘Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan UMKM The Role Of Local
Goverment In The Development Of UMKM’ [2022] jurnalunri.ac.id.
2
Humas, ‘Perkembangan UMKM Sebagai Critical Engine Perekonomian Nasional Terus Mendapatkan Dukungan
Pemerintah’ (KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA, 10 October 2022)
<https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/4593/perkembangan-umkm-sebagai-critical-engine-perekonomian-
nasional-terus-mendapatkan-dukungan-pemerintah>.
3
Setyanti and others, Membangun Ekonomi Kreatif Kabupaten Jember (2018).
4
ibid.
yang memiliki nilai seni dan keunikan tersendiri. Selain itu, sektor Kuliner mencakup beragam
makanan dan minuman khas daerah yang dapat menjadi daya tarik wisata kuliner dan
mendukung promosi kekayaan kuliner lokal. Dengan potensi yang dimiliki oleh ketiga sektor ini,
strategi pengembangan yang terencana dan berkelanjutan dapat memperkuat kontribusi UMKM
dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember.

Bedasarkan data yang disajikan dapat dilihat bahwa lebih dari setengah penduduk Jember
mengandalkan UMKM sebagai mata pencaharian utama. Data tersebut diperkuat dari hasil
perhitungan yang dilakukan, Jember menempati rekor MURI dengan jumlah 2.548 UMKM yang
terlibat di Jember Fashion Carnival per 2023. Hal tersebut menunjukkan potensi besar yang
dapat menjadi terobosan baru yang dalam memajukan perekonomian kabupaten jember melalui
UMKM. Namun, potensi tersebut terhambat oleh beberapa permasalahan. Tantangan-tantangan
seperti akses terbatas terhadap modal, kurangnya akses pasar, serta kurangnya infrastruktur
pendukung masih menjadi kendala yang perlu diatasi. Survey Badan Pusat Statistik Kabupaten
Jember mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi UMKM di Kabupaten Jember yang perlu
dibenahi adalah masalah sumber pendanaan (modal), birokrasi insfrastruktur.5
Banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengalami kendala dalam
mengakses sumber pendanaan yang memadai dari lembaga keuangan formal. Persyaratan yang
rumit, seperti dokumen yang kompleks dan prosedur yang panjang, sering menjadi hambatan
utama bagi UMKM untuk mendapatkan pinjaman atau pembiayaan. Selain itu, banyak UMKM
juga menghadapi kesulitan dalam memenuhi persyaratan jaminan yang diminta oleh lembaga
keuangan, seperti agunan yang nilainya mencukupi. Tingginya suku bunga yang dikenakan oleh
lembaga keuangan juga menjadi beban tambahan bagi UMKM yang sedang berkembang.
UMKM juga menghadapi tantangan dalam membangun reputasi kredit yang baik di mata
lembaga keuangan. Kurangnya riwayat kredit atau rekam jejak keuangan yang kuat sering
membuat lembaga keuangan enggan memberikan pembiayaan yang cukup besar. Oleh karena
itu, diperlukan upaya yang lebih luas dalam hal edukasi keuangan dan pembinaan UMKM untuk
meningkatkan pemahaman mereka tentang manajemen keuangan yang baik dan pentingnya
5
Imam Nawawi, ‘JFC Pecahkan Rekor MURI Karena Libatkan 2.548 UMKM dan 268 Lampu Sorot Dalam Karnaval
Malam Hari Artikel Ini Telah Tayang Di Tribunjatim-Timur.Com Dengan Judul JFC Pecahkan Rekor MURI Karena
Libatkan 2.548 UMKM dan 268 Lampu Sorot Dalam Karnaval Malam Hari.’ (08 2023) <https://jatim-
timur.tribunnews.com/2023/08/06/jfc-pecahkan-rekor-muri-karena-libatkan-2548-umkm-dan-268-lampu-sorot-
dalam-karnaval-malam-hari>.
membangun reputasi kredit yang solid. Agar UMKM dapat lebih diakui dan dipercaya oleh
lembaga keuangan, memperoleh akses pembiayaan yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan
usaha mereka.
Kurangnya akses pasar Kurangnya akses pasar bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) di Kabupaten Jember menjadi hambatan utama dalam mengembangkan bisnis mereka.
Kendala ini terutama terjadi karena kurangnya integrasi dengan jaringan distribusi yang lebih
luas serta minimnya informasi mengenai pasar dan tren konsumen. Dalam era digital yang
semakin berkembang, UMKM perlu meningkatkan kehadiran dan keterlibatan mereka dalam
platform online untuk memperluas jangkauan pasar. Upaya untuk mengatasi masalah akses pasar
ini dapat dilakukan melalui berbagai strategi, seperti pelatihan dalam pemasaran digital,
kolaborasi dengan platform e-commerce, dan pengembangan jaringan distribusi yang lebih
efektif. Selain itu, dukungan finansial dari lembaga keuangan juga penting untuk membantu
UMKM memperluas operasi mereka dan menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan langkah-
langkah ini, diharapkan UMKM di Kabupaten Jember dapat lebih kompetitif dan mampu
bersaing di pasar yang semakin kompleks.
Tidak hanya itu, Infrastruktur UMKM di Kabupaten Jember kurang memadai, dapat
dilihat dari pedagang kaki lima yang berjualan di disepanjang trotoar Jalan Jawa yang semrawut.
Penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Jawa juga merupakan permasalahan serius. Jalan
Jawa merupakan jalanan utama yang dilewati mahasiswa, pekerja, maupun pelajar SMP dan
SMAN 2 Jember. Karena pemerintah daerah tidak berani menertibkan PKL dengan tegas, hal ini
menyebabkan gangguan dalam lalu lintas dan mengakibatkan penyempitan lebar jalan aspal yang
seharusnya mencapai 12meter menjadi hanya 7 sampai 8meter yang bisa digunakan untuk lalu
lintas kendaraan. Selain itu, parkir kendaraan di bahu jalan juga semakin mempersempit ruang
lalu lintas yang tersedia. Upaya penertiban pemerintah melalui penerapan kebijakan Sistem Satu
Arah kurang tepat pada implementasinya yang dirasa merugikan pengguna jalan baik pengendara
maupun pejalan kaki. Kondisi di Jalan Jawa telah berlangsung lama tanpa adanya upaya
penertiban dari instansi terkait seperti Dinas Perhubungan (Dishub), Disperindag, dan Diskop
UMKM. Ketiadaan penertiban ini membuat PKL di Jalan Jawa merasa memiliki hak atas trotoar
dan bahu jalan, mengakibatkan kesulitan bagi pejalan kaki yang ingin melintas dengan lancar. 6
Penertiban terhadap PKL, baik yang berada di trotoar maupun bahu jalan, menjadi hal
yang mendesak untuk mengatasi kepadatan dan meningkatkan kenyamanan pengguna jalan.
Selain itu Fakta bahwa jalan aspal yang seharusnya lebar 12meter hanya efektif digunakan dalam
lebar 7 sampai 8meter karena lapak pedagang yang menjorok ke aspal, menambah masalah yang
perlu segera ditangani. Trotoar yang seharusnya steril dari lapak PKL juga telah terpakai penuh,
menyulitkan pejalan kaki dan mengganggu keteraturan lalu lintas. Pemerintah perlu segera
membuka mata dan telinga untuk mengatasi permasalahan ini dengan melakukan penertiban
terhadap PKL, memastikan trotoar dan bahu jalan steril dari lapak pedagang, serta menyesuaikan
strategi lalu lintas seperti penerapan sistem satu arah (SSA) di Jalan Jawa. Upaya ini sangat

6
Radar Digital, ‘Penerapan SSA Di Jalan Jawa Jember Dinilai Tidak Efektif’ RadarJember.id (Oktober 2023)
<https://radarjember.jawapos.com/jember/793038844/penerapan-ssa-di-jalan-jawa-jember-dinilai-tidak-efektif>.
penting untuk menjaga keteraturan lalu lintas, meningkatkan keselamatan pengguna jalan, dan
menciptakan lingkungan yang nyaman bagi masyarakat.
Oleh karena itu, Pemerintah daerah juga diharuskan untuk memperhatikan pengelolaan
potensi ekonomi secara bijaksana dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan perekonomian
masyarakat sekitar. Dalam hal ini pengembangan regulasi yang mendukung UMKM dan
ekonomi kreatif menjadi sangat penting. Peraturan Daerah (Perda) sebagai instrumen hukum
lokal memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan
dan perkembangan UMKM serta sektor ekonomi kreatif. Dengan adanya Perda yang berorientasi
pada pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif, diharapkan dapat memberikan dorongan bagi
pelaku usaha di Kabupaten Jember untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Inisiasi
dibentuknya Rancangan Undang Undang Tentang Pengembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif
di Kabupaten Jember adalah bentuk usaha matang pemerintah dalam mengentaskan
permasalahan UMKM. Melalui adanya Undang-Undang ini diharapkan segala permasalahan
dapat terselesaikan serta dengan adanya dukungan regulasi yang kuat dan berkelanjutan,
diharapkan UMKM dan sektor ekonomi kreatif dapat terus berkembang dan memberikan
kontribusi yang lebih besar dalam pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Jember.

Anda mungkin juga menyukai