Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun


2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang
dimaksud dengan permasalahan pembangunan adalah kesenjangan
antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang
direncanakan dan kesenjangan antara apa yang ingin dicapai di masa
datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Sedangkan yang
dimaksud dengan isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan
Daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan
karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka
menengah/panjang, dan menentukan pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan daerah di masa yang akan datang.

4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Pidie Tahun 2017-2022 merupakan bagian integral dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang telah
ditetapkan dengan Qanun Kabupaten Pidie Nomor 11 Tahun 2007
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Pidie Tahun 2006-2026. Sasaran pokok pembangunan jangka

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 1


panjang yang diamanatkan dalam RPJPD dijabarkan dalam program
pembangunan daerah sesuai dengan arah kebijakan pembangunan daerah
periode 5 (lima) tahun berkenaan. Berbagai program pembangunan
daerah harus menjabarkan dengan baik sasaran-sasaran pokok
sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD serta tujuan dan sasaran dari visi
dan misi rencana pembangunan 5 (lima) tahun. Untuk itu, diperlukan
identifikasi berbagai permasalahan pembangunan daerah untuk
menjabarkan pencapaian sasaran pokok sebagaimana diamanatkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan pencapaian
tujuan dan sasaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD). Permasalahan pembangunan daerah merupakan “expectation
gap” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang
direncanakan atau antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan
kondisi riil saat perencanaan sedang dibuat. Potensi permasalahan
pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum
didayagunakan secara optimal dan kelemahan yang tidak diantisipasi.
Perumusan permasalahan pembangunan daerah bertujuan untuk
mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan
kegagalan kinerja pembangunan daerah di masa lalu. Identifikasi faktor-
faktor tersebut dilakukan terhadap lingkungan internal maupun eksternal
dengan berbagai pertimbangan, dan selanjutnya menjdi input bagi
perumusan tujuan dan sasaran yang bersifat prioritas sesuai platform
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Agar permasalahan
pembangunan dapat diuraikan dengan jelas, maka identifikasi
permasalahan dilakukan dengan melihat kondisi pembangunan daerah
menurut bidang urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah, atau
terhadap beberapa urusan yang dianggap memiliki pengaruh yang sangat
kuat terhadap munculnya permasalahan pada bidang urusan lainnya. Hal
ini bertujuan agar dapat dipetakan berbagai permasalahan yang terkait

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 2


dengan urusan yang menjadi kewenangan dan tanggungjawab
penyelenggaraan pemerintahan daerah guna menentukan isu-isu strategis
pembangunan jangka menengah daerah.
Berdasarkan hasil identifikasi, analisis dan pertimbangan
sebagaimana telah diuraikan di atas, maka dirumuskan permasalahan
pokok pembangunan Kabupaten Pidie menurut urusan pemerintahan
adalah sebagai berikut:

4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan


Dasar meliputi:
a. pendidikan
1. Masih rendahnya kualitas pendidikan, yang disebabkan oleh
kurangnya kompetensi guru, belum meratanya penempatan guru
kelas dan guru bidang studi sesuai kebutuhan, masih kurangnya
sarana dan prasarana penunjang pendidikan, rendahnya motivasi
belajar dan daya saing peserta didik, rendahnya minat baca,
rendahnya tata kelola atau manajerial kepala sekolah.
2. Rendahnya Karakter (Akhlakul Qarimah) peserta didik yang
disebabkan oleh kurangnya pengaktualisasian ilmu agama.

b. kesehatan
1. Masih rendahnya kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat
yang disebabkan oleh belum optimalnya Upaya Pelayanan
Kesehatan di tingkat kecamatan dan kabupaten, masih terjadi
kematian ibu, bayi dan balita di kabupaten pidie, pelayanan
kesehatan pada anak sekolah dan Remaja belum optimal,
pelayanan Usia Kerja dan Usila belum optimal dilaksanakan secara
terpadu oleh kecamatan, rendahnya kesadaran masyarakat dalam
menjaga lingkungan dan pola hidup bersih dan sehat, rendahnya
Proteksi Pangan/Makanan/Jajanan Publik dan Jajanan anak sekolah,
tingginya insiden/prevalensi penyakit Menular di Kabupaten Pidie,

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 3


rendahnya cakupan imunisasi dasar, meningkatnya Prevalensi dan
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) di Masyarakat Pidie,
masih dijumpainya pasien gangguan mental yang dipasung dan
kasus Gangguan Mental Emosional akibat permasalahan diluar
sektor kesehatan, belum adanya sistem layanan pra rumah sakit
terpadu yang berkualitas di kabupaten dan kecamatan, tingginya
kelompok beresiko tinggi pada calon Jemaah Haji Kabupaten, pola
gizi yang tidak seimbang pada masyarakat.
2. Belum Efektif dan Efisiennya Manajemen, Regulasi serta Infomasi
Kesehatan yang disebabkan oleh kurangnya mutu manajemen data,
aset dan tenaga kesehatan, regulasi bidang kesehatan yang belum
efektif dalam jumlah dan implementasinya.
3. Ketimpangan Pembiayaan Kesehatan yang disebabkan oleh
ketimpangan dalam sistem Pembiayaan kesehatan di Kabupaten.
4. Masih rendahnya mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum
Daerah (Indikator Menilai dari BOR, ALOS, TOI, NDR, GDR), yang
disebabkan oleh Masih rendahnya Sumber Daya Kesehatan (SDK)
yang memahami Standar Pelayanan Minimal Kesehatan, masih
Kurangnya tenaga dokter ahli dan tenaga terampil, masih
kurangnya pengadaan peningkatan sarana, prasarana dan alat-alat
kesehatan, masih kurangnya pemeliharaan sarana, prasarana dan
alat-alat kesehatan, terbatasnya alokasi anggaran untuk
pemeliharaan sarana, prasarana dan alat-alat kesehatan, masih
kurangnya layanan obat dan perbekalan kesehatan dan masih
rendahnya mutu manajemen keuangan dan mutu layanan.

c. pekerjaan umum dan penataan ruang


1. Belum optimalnya Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan
yang disebabkan oleh masih banyaknya kondisi jalan yang belum
mantap, masih banyaknya jembatan yang rusak ringan dan rusak

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 4


berat, dan masih kurangnya konektivitas Pembangunan
Infrastruktur ke Kawasan Strategis Cepat Tumbuh.
2. Belum optimalnya Pembangunan infrastruktur sumber daya air
yang disebabkan oleh belum terpenuhinya rasio jaringan irigasi dan
masih banyaknya jaringan irigasi yang sudah dibangun dalam
kondisi rusak ringan dan rusak berat, belum adanya waduk
penyimpanan air baku dan air irigasi yang permanen dan masih
belum Terpolanya Pemanfaatan dan pengembangan Sumberdaya
Air dan Pengendalian Daya Rusak Air.

d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman


1. Masih terbatasnya infrastruktur dan pelayanaan dasar bagi
masyarakat untuk menuju universal access (100-0-100) yang
disebabkan oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan
masyarakat, banyaknya jumlah Masyarakat Berpeng-hasilan Rendah
(MBR) dan masih banyaknya permukiman kumuh.
2. Masih Terbatasnya ruang publik.
3. Kurangnya ruang terbuka hijau.

e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat


1. Rendahnya pemahaman nilai-nilai wawasan kebangsaan dan
nasionalisme dalam masyarakat yang disebabkan oleh terbatasnya
pengetahuan masyarakat mengenai ideologi kebangsaan, lemahnya
peran Ormas, LSM dan OKP sebagai mitra pemerintah dan masih
rendahnya pemahaman politik bagi masyarakat dalam membangun
etika dan moral politik.
2. Maraknya penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, psikotropika
dan zat adiktif lainnya di kalangan masyarakat.
3. Belum optimalnya penanganan konflik.
4. Belum optimalnya pencegahan kewaspadaan dini masyarakat
dalam mendeteksi dan mencegah munculnya bencana sosial.

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 5


f. sosial
1. Belum optimalnya penanggulangan penanganan PMKS yang
disebabkan oleh tumpang tindihnya jenis bantuan dan tidak tepat
sasaran, Data BDT 2015 belum diverifikasi dan divalidasi ulang,
belum berjalannya sistem layanan rujukan terpadu (SLRT), masih
kurangnya koordinasi lintas sektor, belum lengkap Peraturan
tentang penyaluran bantuan PMKS dan kurangnya Fasilitas
penunjang PMKS.
2. Terbatasnya Kapasitas SDM dan Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial.
3. Belum optimalnya pelayanan khusus Disabilitas yang disebabkan
oleh belum lengkapnya data khusus penyandang disabilitas.

4.1.2 Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan


Dasar, meliputi:

a. tenaga kerja
1. Tingginya angka penggangguran yang disebabkan oleh terbatasnya
lapangan kerja, tidak berkembangnya industri padat karya,
minimnya ide kreatif penciptaan lapangan kerja baru, kualifikasi
pendidikan tenaga kerja tidak sesuai kebutuhan, pembinaan tenaga
kerja tidak berkelanjutan, dan kurangnya pemantauan
berkelanjutan terhadap program kegiatan Pemberdayaan Tenaga
Kerja.

b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak


1. Belum Optimalnya Penyelenggaraan Pemberdayaan Perempuan,
yang disebabkan oleh masih kurangnya Implementasi PUG di
Kabupaten, masih rendahnya partisipasi/keterlibatan perempuan
dalam pembangunan, masih Rendahnya Kualitas dan kapasitas
SDM Perempuan.

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 6


2. Tingginya Kasus kekerasan Perempuan dan Anak di kabupaten
Pidie.
3. Belum terbangunnya jejaring lembaga perlindungan perempuan
dan anak terpadu berbasis masyarakat (PATBM).
4. Belum optimalnya kinerja pelayanan P2TP2A di Kabupaten Pidie.
5. Kurangnya pemahaman masyarakat dan Pemerintah tentang
Kabupaten Layak Anak.

c. pangan
1. Belum optimalnya Ketahanan Pangan Daerah yang disebabkan oleh
kurang berfungsinya kelembagaan cadangan pangan masyarakat
dan daerah, penegakan hukum distribusi pangan masih belum
optimal, kurangnya pemanfaatan lahan pekarangan untuk
pengembangan pangan dan rendahnya pengetahuan tentang
diversifikasi pangan

d. pertanahan
1. Belum optimalnya pensertifikatan tanah pemda

e. lingkungan hidup
1. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam, lingkungan
hidup dan penanggulangan bencana yang disebabkan oleh
pemanfatan sumberdaya alam hanya terfokus pada jenis tertentu
saja dan belum meningkatkan nilai tambah, belum terdatanya
potensi, jenis dan manfaat dari SDA dan kehutanan, belum
berjalannya research and development, belum adanya diversifikasi
pemanfaatan SDH, belum adanya industry pengolahan hasil hutan
dan belum adanya kajian pemanfaatan jasa lingkungan (karbon,
jasa air dan lain-lain).
2. Pemanfaatan ruang yang belum serasi dan konsisten.
3. Rendahnya kapasitas dan aksessibilitas masyarakat terhadap SDA.

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 7


4. Pengelolaan SDA yang belum berkelanjutan.
5. Dokumen lingkungan belum dijadikan dasar acuan pembangunan
berkelanjutan.
6. Berkurang tutupan lahan dan hutan sebagai penyerap karbon yang
sebabkan oleh pembalakan dan perambahan liar, alih fungsi lahan,
kebakaran hutan.
7. Belum adanya hutan kota dan kurangnya RTH.
8. Belum optimal penegakan hukum lingkungan.

f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

1. Kurang validasi updatenya data kependudukan yang disebabkan


oleh masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan
dokumen kependudukannya, kurangnya pemahaman masyarakat
tentang arti pentingnya dokumen kependudukan sebagai jati diri
Warga Negara Indonesia, belum optimalnya upaya sosialisasi
tentang administrasi kependudukan terhadap masyarakat,
kurangnya peran aparatur gampong dalam melakukan pelaporan
data kependudukan.
2. Belum optimalnya Pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil
yang disebabkan oleh masih rendahnya kualitas Sumber Daya
Manusia dalam bidang Administrasi Kependudukan, terbatasnya
pendidikan dan pelatihan Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK), terbatasnya sarana dan prasarana
penunjang pelayanan Administrasi Kependudukan, masih
kurangnya pelayanan pendukung pada tingkat kecamatan, belum
terbentuknya UPTD di tingkat Wilayah dan rendahnya motivasi
kerja petugas pelayanan.
3. Belum optimalnya penataan/ pengelolaan kearsipan administrasi
kependudukan yang disebabkan oleh terbatasnya sumber daya

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 8


bidang arsip kependudukan yang profesional dan kurangnya Sarana
Penyimpanan Arsip.

g. pemberdayaan masyarakat dan Desa


1. Belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan Mukim dan
Gampong yang disebabkan oleh masih rendahnya kapasitas
aparatur pemerintah Gampong dalam penyelenggaraan
pemerintahan, rendahnya penguatan pemerintahan Mukim sebagai
lembaga pemerintahan disamping sebagai lembaga adat.
2. Belum tertibnya administrasi pengelolaan dana Gampong yang
disebabkan oleh rendahnya pemahaman perangkat gampong dalam
pengelolaan dana Gampong, masih kurangnya transparansi dalam
pengelolaan dana Gampong, rendahnya pemahaman aparatur
gampong tentang regulasi pengelolaan dana Gampong.
3. Belum maksimalnya penggalian sumber Pendapatan Asli Gampong
(PAG) yang disebabkan oleh belum terdatanya sumber Pendapatan
Asli Gampong (PAG), belum adanya regulasi di tingkat gampong
tentang Pendapatan Asli Gampong (PAG), belum maksimalnya
pengelolaan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG), terbatasnya
lembaga pengelola ekonomi tingkat gampong, rendahnya
pendayagunaan potensi dan pemanfaatan sumber daya alam serta
kurangnya pemanfaatan teknologi di tingkat gampong.
4. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang
disebabkan oleh terjadinya pergeseran nilai-nilai Gotong- Royong
dan belum optimalnya fungsi Kelompok PKK.

h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana


1. Laju Pertumbuhan Penduduk masih tinggi yang disebabkan oleh
belum optimalnya Pelaksanaan program KKBPK di Kabupaten Pidie,
masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang Program
KKBPK, masih Tingginya Unmeetneed (Kebutuhan KB yang tidak

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 9


terpenuhi), masih Rendahnya Kesertaan KB Pria, kurangnya
Penyuluhan tenaga penyuluh dan kader di Desa dan masih
Tingginya Persentase Keluarga Pra KS dan KS I.

i. perhubungan
1. Belum optimalnya pelayanan perhubungan yang disebabkan oleh
terbatasnya infrastruktur bidang perhubungan, belum ada kajian
tentang jaringan jalan, belum meratanya rambu-rambu lalu lintas
dan marka Jalan di titik-titik rawan kecelakaan, Sempitnya lahan
perparkiran, tidak adanya rambu- rambu/papan informasi parkir di
semua titik lokasi parkir dan belum terkelolanya terminal tipe C
dengan baik.
2. Terbatasnya SDM di bidang perhubungan yang disebabkan oleh
penempatan ASN belum sesuai kompetensi, kurangnya kesempatan
untuk peningkatan kapasitas dan terbatasnya Sarana dan Prasarana
Penunjang.
3. Minimnya pencapaian SPM yang disebabkan oleh lemahnya
pengawasan dan pengendalian.

j. komunikasi dan informatika


1. Belum Optimalnya pelaksanaan Digitalisasi, Teknologi Informasi
Komunikasi (TIK) dan Persandian yang disebabkan oleh rendahnya
Kualitas SDM, masih terbatasnya pemahaman terkait keterbukaan
Informasi Publik dan rendahnya Kualitas Palayanan TIK dan
Persandian.

k. koperasi, usaha kecil, dan menengah


1. Rendahnya daya saing Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dalam
pemberdayaan ekonomi rakyat yang disebabkan oleh terbatasnya
akses permodalan, masih rendahnya SDM pengelola Koperasi,
masih rendahnya mutu produk UKM.

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 10


l. penanaman modal
1. Masih rendahnya Iklim usaha dan Investasi yang disebabkan oleh
belum Optimal jaminan dan perlindungan investasi, kurangnya
kemampuan Daya Kelistrikan, rendahnya pemahaman masyarakat
tentang penanaman modal, belum adanya Rencana Umum
Penanaman modal (RUPM) dan belum adanya Regulasi dan
Deregulasi tentang investasi.

m. kepemudaan dan olah raga


1. Belum optimalnya Pembangunan Karakter Kepemudaan dan
Keolahragaan yang disebabkan oleh kurangnya pembinaan dan
Pengembangan olahraga, belum tersedianya Database Olahraga,
Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung olahraga,
terbatasnya Kualitas dan Kuantitas SDM, belum adanya Regulasi
tentang Pembinaan Olahraga, tumpang tindih kewenangan
Lembaga Pembina Olahraga, belum terlaksananya penerapan Iptek
Olahraga, belum optimalnya perhatian terhadap Atlit berprestasi,
dan belum adanya perhatian terhadap Industri Olahraga.

n. statistik
1. Masih rendahnya kesadaran dan komitmen terhadap pentingnya
data.
2. Belum optimalnya ketersediaan data dan informasi untuk
pemenuhan kebutuhan data dalam perencanaan pembangunan.
3. Belum memadainya kualitas SDM di bidang kestatistikan.

o. persandian
1. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas SDM di bidang persandian.

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 11


p. kebudayaan
1. Belum optimalnya Pengelolaan dan Pemajuan Kebudayaan yang
disebabkan oleh kurang efektifnya pengelolaan Kebudayaan,
kurangnya Pembinaan terhadap SDM Kebudayaan, terbatasnya
Sarana dan Prasarana dalam pengelolaan kebudayaan, belum
adanya pokok pikiran pemajuan Kebudayaan, dan belum adanya
Rencana Induk dan Strategi Kebudayaan.

q. perpustakaan
1. Belum optimalnya layanan perpustakaan yang disebabkan oleh
terbatasnya Tenaga Pustakawan dan Fasilitas pendukung.

r. kearsipan
1. Belum optimalnya Pelestarian Arsip Daerah yang disebabkan oleh
pelayanan Kearsipan Daerah belum memadai, Belum optimalnya
digitalisasi/aplikasi teknologi informasi arsip daerah, masih banyak
kendala dalam Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan Arsip,
terbatasnya Sarana dan prasarana Pendukung, kurangnya SDM
Arsiparis, kurangnya koordinasi lintas sektor, peliputan dan
pelacakan Arsip belum memadai.

4.1.3 Urusan Keistimewaan dan Kekhususan Aceh


1. Belum optimalnya pelaksanaan Syariat Islam secara kaffah, yang
disebabkan oleh lemahnya pembinaan dan penegakan hukum
syariah, terbatasnya regulasi Syariat Islam yang menjadi payung
hukum dalam pelaksanaan Syariat Islam secara kaffah, lemahnya
sinergitas lintas sektor, terutama antar lembaga penegak hukum
dalam menyikapi pelanggaran qanun-qanun syariah, kurangnya
aktivitas peribadatan dan syiar terutama di ruang publik , belum
optimalnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan Syariat
Islam dalam seluruh sendi kehidupan, rendahnya kesadaran

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 12


beribadah terutama shalat berjamaah, dan terbatasnya fasilitas
yang mendukung kegiatan peribadatan serta pemakmuran lembaga
keagamaan
2. Belum optimalnya peningkatan peran dan SDM ulama
3. Belum optimalnya pelaksanaan sosialisasi fatwa MPU Aceh kepada
para ulama, unsur pemuda, tokoh adat, tokoh masyarakat, unsur
wanita dan jajaran pemerintah kabupaten/kota dan instansi terkait
lainnya.
4. Masih rendahnya kualitas Mutu Pendidikan Dayah, yang disebabkan
oleh masih terbatasnya SDM pendidik yang handal di Dayah-dayah,
rendahnya Kompetensi Tenaga Pengajar di Dayah, belum adanya
standarisasi kurikulum, silabus dan bahan ajar untuk pendidikan
Dayah, kurangnya kebijakan yang mendukung pelaksanaan
Kegiatan Pendidikan Dayah, masih kurangnya sarana prasarana
penunjang pendidikan Dayah
5. Belum optimalnya peran yang dijalankan Majlis Pendidikan Daerah
Kabupaten Pidie
6. Belum optimalnya pemanfaatan dan pengelolaan Zakat, Infaq,
Sadakah, dan Wakaf (ZISWAF) yang disebabkan oleh manajemen
pengelolaan ZISWAF dan Perwalian belum memenuhi standar yang
dibutuhkan, belum lengkapnya Regulasi Pengelolaan ZISWAF dan
Perwalian termasuk polemik posisi Zakat sebagai PAD, Belum
optimalnya sosialisasi dan edukasi ZISWAF serta peran baitul mal,
kompetensi dan Kapasitas SDM Amil masih belum memadai, belum
optimalnya pelaksanaan prinsip-prinsip ekonomi Islam,
7. Belum optimalnya pemeliharaan dan pelestarian khazanah adat
Aceh yang disebabkan oleh rendahnya pemahaman terhadap nilai-
nilai dan prosesi adat dikalangan generasi muda, wanita, pelajar,
mahasiswa dan aparatur pemerintah, melemahnya penerapan

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 13


norma-norma, nilai-nilai adat istiadat dan hukum adat dalam
kehidupan masyarakat, belum optimalnya pembinaan dan
pemberdayaan lembaga adat dan tokoh adat, dan rendahnya
Pengkajian dan penelitian terhadap pelestarian budaya dan adat
istiadat.

4.1.4 Urusan Pemerintahan Pilihan, meliputi:


a. kelautan dan perikanan
1. Masih rendahnya pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya
kelautan dan perikanan yang disebabkan oleh terjadinya
sedimentasi (pendangkalan) kuala, belum merata terbangunnya
sarana dan prasarana TPI, terjadinya konflik pemanfaatan ruang
pengelolaan wilayah pesisir dan daerah penangkapan ikan,
tingginya illegal fishing, rendahnya penggunaan sarana API dan
ABPI yang ramah lingkungan.
2. Rendahnya kuantitas pelaku usaha KP untuk mengakses
permodalan (KUKP) yang disebabkan oleh prosedur perbankan
yang sulit dipenuhi oleh pelaku usaha KP, tidak terfasilitasi para
investor untuk memberikan modal usaha, masih rendahnya
keamanan pangan mutu produk hasil KP, masih maraknya
penggunaan bahan-bahan berbahaya terhadap produk hasil KP.
3. Terjadinya penurunan kualitas perairan yang disebabkan oleh
konversi pakan makin tinggi, terjadinya penggunaan pestisida,
belum ada Penertiban Kawasan KP, terjadinya konflik kepentingan
dengan pengguna lahan dan masih adanya intervensi penentuan
lokasi.
4. Masih rendahnya penerapan teknologi dan sistem produksi hasil KP
yang disebabkan oleh masih belum menerapkan SRD pasca panen,
masih belum menerapkan teknologi pengolahan hasil KP,
ketersediaan benih bermutu tinggi masih terbatas (CPIB), masih

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 14


rendahnya penerapan CBIB pada pengelolaan usaha perikanan,
masih banyaknya usaha produk hasil KP belum memiliki izin,
rendahnya kesadaran nelayan memenuhi perizinan.
5. Masih kurangnya sarana dan prasarana pengolahan yang higienis
yang disebabkan oleh belum menerapkan sesuai dengan standar
SNI, masih lemahnya kapasitas kelembagaan pengawas dan
penegakan hukum, rendahnya kapasitas dan fasilitasi dan peran
lembaga-lembaga ekonomi dan terbatasnya petugas pengawas KP.

b. pariwisata
1. Belum optimalnya Pembangunan Kepariwisataan yang disebabkan
oleh masih terbatasnya pendukung Industri pariwisata, rendahnya
minat investasi Kepariwisataan dan rendahnya kesempatan
pemenuhan kebutuhan wisata.
2. Kurangnya Pengembangan Destinasi Wisata yang disebabkan oleh
pemetaan dan penataan objek Wisata belum memadai dan
rendahnya Kesiapan Mental Masyarakat terhadap Pariwisata.
3. Rendahnya Pemasaran dan Daya Tarik Wisata yang disebabkan
oleh kurangnya Promosi potensi wisata dan kurangnya
pemanfaatan Teknologi Informasi.
4. Kurangnya pembinaan Kelembagaan Pariwisata yang disebabkan
oleh kurangnya Kapasitas dan Kualitas SDM, belum tersedianya
regulasi tentang pariwisata dan terbatasnya sarana dan prasarana
pendukung.

c. pertanian
1. Rendah Produksi, Produktifitas dan Mutu Hasil Komoditi Pertanian
yang disebabkan oleh terbatasnya sarana dan prasarana Pertanian,
Insfrastruktur Pertanian belum memadai, terbatasnya alokasi pupuk
bersubsidi, terbatasnya ketersediaan Alsintan, kemandirian
penangkar benih belum maksimal, Indeks Pertanaman (IP=1,5)

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 15


masih di bawah target 2,00 (Nasional), terbatasnya luasan
kepemilikan lahan sawah (+ 0,25 Ha).
2. Terbatasnya SDM pelaku pembangunan Pertanian yang disebabkan
oleh tingkat kompetensi pendidikan yang rendah bagi pelaku
pertanian dan kurangnya Reward and Punishment bagi petugas
Pertanian.
3. Kelembagaan Masyarakat/Petani belum optimal.
4. Kurangnya media transfer teknologi yang disebabkan oleh tidak
tersedia lahan percontohan komoditi Pertanian dan terbatasnya
Demfarm/Demplot/SLPHT Komoditi Pertanian.
5. Rendahnya Produksi dan Produktifitas Komoditi Perkebunan, yang
disebabkan oleh Terbatasnya sarana dan prasarana produksi,
Infrastruktur perkebunan belum memadai, masih rendahnya
pengetahuan dan kemauan petani dalam merawat kebun.
6. Rendahnya produksi dan produktivitas ternak masyarakat yang
disebabkan oleh kurangnya animo masyarakat terhadap
pengembangan aneka ternak, transformasi teknologi peternakan
belum optimal, kurangnya penyediaan Hijauan PakanTernak (HPT)
yang berkualitas, kurangnya penerapan Teknologi Tepat Guna
(TTG) pengawetan pakan ternak, penegakan aturan penertiban
ternak sangat lemah, kurangnya lumbung pakan ternak, dan
kurangnya Fasilitas Rumah Potong Hewan (RPH), kurangnya sarana
pasar hewan.
7. Masih kurangnya Pemenuhan Pangan AsalTernak dan Agribisnis
Peternakan Rakyat yang disebabkan oleh kurangya SDM petugas
Inseminasi Buatan (IB), pemeriksaan kebuntingan (PKB) dan
Asisten Teknik Reproduksi (ATR), kurang tersedianya peralatan
kesehatan hewan, vaksin dan obat-obatan, pencegahan dan
pemberantasan penyakit hewan menular (PHM) belum optimal dan

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 16


upaya Khusus sapi/kerbau Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB)
belum optimal.

d. kehutanan
1. Deforestasi dan Degradasi Hutan yang disebabkan oleh
perambahan dan Illegal Logging, pembukaan lahan dan kebakaran
Hutan dan kerusakan habitat satwa dan kepunahan biodiversity.

e. energi dan sumber daya mineral


1. Masih adanya kegiatan penambangan yang tidak memiliki izin dan
tidak ramah lingkungan.

f. perdagangan
1. Belum terwujudnya kelancaran distribusi bahan pokok, komoditi
penting dan strategis lainnya yang disebabkan oleh kurang
refresentatifnya sarana dan prasarana perdagangan, belum adanya
pasar yang ber SNI, tidak tersedianya tanah untuk pembangunan
pasar baru, kurang optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana
pasar yang sudah terbangun.
2. Lemahnya pengamanan pasar dan perlindungan konsumen yang
disebabkan oleh kurang tertipnya para pedagang kakilima dan
asongan, lemahnya pengawasan, adanya intervensi dari pihak-
pihak tertentu, masih lemahnya kepastian hukum dan kepastian
berusaha dan belum terwujudnya tertib usaha dan tertip ukur
dibidang perdagangan (Metrologi legal).

g. perindustrian;
1. Belum berkembangnya sentra-sentra industri potensial.
2. Rendahnya produktifitas dan kualitas produk yang disebabkan oleh
bahan baku produk sangat tergantung dari luar daerah, belum
tersertifikasinya produk, minimnya SDM yang mengelola sarana
produksi, terbatasnya ketersedian produk dalam kemasan,

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 17


keterbatasan pemasaran produk dan terbatasnya kesempatan
untuk mengikuti pameran.

h. transmigrasi.
1. Masih minimnya pembinaan dan pengembangan kapasitas SDM
warga transmigrasi dalam pengembangan usaha tani.
2. Belum berkembangnya kawasan transmigrasi sebagai pusat
pertumbuhan baru.

4.2. Isu Strategis


Salah satu maksud dilakukannya perencanaan pembangunan
daerah adalah agar Pemerintah Daerah dan masyarakatnya senantiasa
mampu menyelaraskan diri dengan lingkungannya. Oleh karena itu,
perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya
merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan.
Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan
eksternal terhadap proses perencanaan. Jika dinamika eksternal
khususnya selama 5 tahun yang akan datang diidentifikasi dengan baik
maka Pemerintah Kabupaten Pidie akan dapat meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat Pidie.
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat
menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah
untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya.
Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan
akseptabilitas prioritas pembangunan sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan etika birokratis. Isu strategis
adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi
entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Isu strategis juga diartikan
sebagai suatu kondisi/kejadian penting/keadaan yang apabila tidak

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 18


diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya
akan menghilangkan peluang apabila tidak dimanfaatkan. Karakteristik
suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting,
mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/
keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh
karena itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan
analisis terhadap berbagai fakta dan informasi kunci yang telah
diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis.
Faktor penting lain yang perlu diperhatikan dalam merumuskan isu-
isu strategis adalah telaahan terhadap Visi, Misi dan Program Kepala
Daerah terpilih. Hal tersebut bertujuan agar rumusan isu yang dihasilkan
selaras dengan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap kepala daerah
dan wakil kepala daerah terpilih. Sumber lain isu strategis dari lingkungan
eksternal (masyarakat, dunia swasta, perguruan tinggi, dunia riset,
lembaga nonprofit, dan lain-lain) skala regional, nasional, dan
internasional juga merupakan unsur penting yang perlu diperhatikan dan
menjadi masukan dalam menganalisis isu-isu strategis pembangunan
jangka menengah daerah.
Dengan memperhatikan permasalahan pembangunan secara
internal sebagaimana diuraikan pada bagian sebelumnya serta kondisi
eksternal yang terjadi, maka beberapa isu strategis yang akan
mempengaruhi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
Kabupaten Pidie selama 5 tahun mendatang, yaitu:

Isu Strategis Internasional meliputi:


1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi global.
2. Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi negara
berkembang.
3. Ketahanan pangan dan meningkatkan pertanian berkelanjutan.
4. Pertumbuhan penduduk dunia.

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 19


5. Pusat ekonomi dunia ke depan diperkirakan akan bergeser terutama
dari kawasan Eropa-Amerika ke kawasan Asia Pasifik.
6. Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
7. Meningkatnya penduduk miskin dunia.
8. pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan.
9. menjaga dan mencegah dampak Perubahan Iklim, melindungi dan
menjaga penggunaan sumberdaya lautan, air bersih, hutan, gunung,
serta perlindungan terhadap keanekaragaman tumbuhan dan hewan
beserta ekosistemnya.
10. Kesadaran bersama untuk membangun tata kelola global (global
governance).
11. Pembangunan Sumberdaya manusia yang berkualitas.
12. Peningkatan pelayanan sosial.
13. Peningkatan daya saing global.

Isu Strategis Nasional meliputi:

1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah Indonesia.


2. Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi.
3. Meningkatnya kualitas konsumsi pangan pertanian tangguh yang
meningkatkan produksi dan produktivitas.
4. Pertumbuhan penduduk wilayah Jawa, Bali dan Sumatera.
5. Pemerataan pembangunan antar wilayah.
6. Peningkatan daya saing perekonomian Indonesia.
7. Meningkatnya penduduk miskin di Indonesia.
8. Meningkatnya akses air minum, sanitasi layak dan Meningkatnya
jumlah rumah tangga berpendapatan rendah yang dapat mengakses
hunian layak.
9. Pengurangan risiko bencana tingkat nasional dan daerah, tata kelola
pemanfaatan sumber daya kelautan.

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 20


10. Reformasi birokrasi dan memfokuskan pada Aspek kelembagaan,
aparatur, dan tata laksana dengan menerapkan prinsip-prinsip good
governance.
11. Mempercepat peningkatan Taraf pendidikan dalam memperoleh
layanan pendidikan yang berkualitas.
12. Meningkatkan upaya promotif dan preventif; meningkatkan pelayanan
kesehatan ibu anak, perbaikan gizi (spesifik dan sensitif),
mengendalikan penyakit menular maupun tidak menular,
meningkatkan pengawasan obat dan makanan, serta meningkatkan
akses dan mutu pelayanan kesehatan.
13. Memperkukuh karakter dan jatidiri bangsa adalah meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mengadopsi budaya global yang
positif dan produktif serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran
akan pentingnya bahasa, adat, tradisi, dan nilai-nilai kearifan lokal.
14. Memperkuat daya saing antarbangsa khususnya menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Isu Strategis Provinsi Aceh meliputi:

1. Peningkatan kualitas birokrasi, tata kelola, dan pelayanan publik.


2. Penguatan nilai-nilai ke-Islaman dan budaya ke-Acehan.
3. Penguatan perdamaian secara berkelanjutan.
4. Pemenuhan ketahanan dan kemandirian pangan.
5. Pengembangan pertanian dan perikanan.
6. Pengembangan industri, dan koperasi dan UMKM.
7. Pengembangan pariwisata.
8. Ketenagakerjaan.
9. Ketersediaan dan ketahanan energi.
10. Pemenuhan data yang berkualitas, terpusat dan terintegrasi.
11. Pengembangan infrastruktur dasar dan konektivitas antarwilayah.
12. Pemenuhan perumahan dan permukiman layak huni.

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 21


13. Peningkatan kualitas dan pelayanan pendidikan.
14. Peningkatan kualitas pemuda dan prestasi olahraga.
15. Peningkatan kualitas dan pelayanan kesehatan.
16. Pengarusutamaan gender, perlindungan anak dan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
17. Penanggulangan kerawanan bencana, pengelolaan sumberdaya alam,
dan lingkungan hidup.

Isu-isu strategis RPJMD Kabupaten Pidie Tahun 2017–2022 disusun


dengan melihat dari fakta-fakta permasalahan pembangunan maupun
permasalahan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dipandang
mendasar dan diharapkan mampu menjadi solusi jangka menengah,
memiliki dampak besar apabila dilakukan, memerlukan dukungan
sumberdaya yang besar, serta memerlukan keterlibatan banyak aktor dan
pemangku kepentingan.
Dalam menentukan isu strategis Kabupaten Pidie dilakukan dengan
memperhatikan kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran
pembangunan nasional.
2. Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah.
3. Dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat.
4. Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah.
5. Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani.
6. Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
Berdasarkan kriteria tersebut setelah dilakukan penilaian, maka
yang menjadi isu strategis pembangunan Kabupaten Pidie Tahun 2017-
2022 pada setiap urusan penyelenggaraan Pemerintah Daerah adalah:
1. Penguatan Nilai-nilai Keislaman, kemuliaan akhlak dan Kearifan lokal
2. Peningkatam Sumber daya manusia, sarana prasarana dan peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 22


3. Menurunkan angka kemiskinan dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
4. Mewujudkan Pelayanan prima.
5. Menyediakan dan meningkatkan Aksesibilitas, sumberdaya kesehatan
serta pelayanan kesehatan.
6. Peningkatan konektivitas antar wilayah dengan prisip pembangunan
yang berkelanjutan serta mengoptimalkan pemanfaatan dan
pengendalian ruang.
7. Penyediaan Lapangan Kerja dan peningkatan Kualitas Tenaga Kerja
8. Mengoptimalkan diversifikasi produk pangan lokal, meniadakan
penggunaan bahan aditif pada bahan pangan.
9. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan masyarakat serta tata
kelola pemerintahan gampong..
10. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan.
11. Peningkatan kualitas sumber daya manusia terhadap akses modal dan
pasar.
12. Pengurangan degradasi lingkungan dan meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
13. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan ekosistem
perairan.
14. Meningkatkan Iklim usaha dan Investasi.
15. Peningkatan akses pelayanan dasar permukiman dan menjamin
tersedianya hunian yang layak.
16. Peningkatan aksesibilitas dan pelayanan administrasi kependudukan.
17. Meningkatkan indeks penanaman dan produktivitas pertanian.
18. Peningkatan konektivitas antar moda transportasi, penyediaan
infrastruktur perhubungan serta meningkatkan kenyamanan dan
keselamatan lalu lintas.

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 23


19. Meningkatkan partisipasi mayarakat dalam pengembangan pariwisata,
kreativitas, inovasi dan kompetensi daya saing serta peningkatan
kualitas SDM Petugas dan Pelaku Usaha Pariwisata.
20. Peningkatan kualitas SDM pengelolaan UMKM, inovasi produk serta
kemitraan antar pelaku usaha.
21. Meningkatkan daya saing produk di pasar lokal, nasional maupun
global, serta menjamin distribusi bahan pokok/barang strategis lancar,
dan peningkatan sarana prasarana pasar tradisional.
22. Meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat.
23. Menindak penambangan ilegal dan tidak ramah lingkungan, serta
mengoptimalkan pengelolaan energi baru dan terbarukan.
24. Meningkatkan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender,
serta mengurangi tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
25. Meningkatkan pelayanan informasi publik.
26. Meningkatkan kualitas SDM dan komitmen dalam pengelolaan data
dan statistik.
27. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi untuk pemenuhan
kebutuhan data dalam perencanaan pembangunan.
28. Meningkatkan kesadaran dan komitmen terhadap pentingnya data.
29. Meningkatkan penerapan nilai-nilai luhur budaya dalam kehidupan
sehari-hari serta meningkatkan pengelolaan kekayaan budaya, dan
kualitas sumberdaya manusia pelaku budaya.
30. Mengurangi masalah sosial di kalangan pemuda, menyediakan
sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olah raga serta
meningkatkan pembinaan pemuda dan olah raga.
31. Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi,
dan meningkatkan pengembangan advokasi dan komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE).

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 24


32. Peningkatan pengelolaan dan pensertifikatan tanah pemerintah, dan
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam perizinan dan
pensertifikatan tanah.
33. Peningkatan aksesibilitas dan pembinaan serta pengembangan
kapasitas SDM warga transmigrasi.
34. Peningkatan sumber daya manusia dan kesadaran pengelolaan
kearsipan.
35. Peningkatan sumber daya manusia di bidang persandian.
36. Meningkatkan pelaksanaan persandian

RPJMD KABUPATEN PIDIE 2017-2022 BAB IV - 25

Anda mungkin juga menyukai