Anda di halaman 1dari 17

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1. Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah

Identifikasi permasalahan pembangunan dapat diuraikan menurut bidang urusan


penyelenggaraan pemerintahan daerah, atau terhadap beberapa urusan yang
dianggap memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap munculnya
permasalahan pada bidang urusan lainnya. Hal ini bertujuan agar dapat
dipetakan berbagai permasalahan yang terkait dengan urusan yang menjadi
kewenangan dan tanggung jawab penyelenggaraan pemerintahan daerah guna
menentukan isu-isu strategis pembangunan jangka menengah daerah.

Identifikasi permasalahan pembangunan digunakan untuk menentukan program


pembangunan daerah yang tepat sebagai solusi terhadap permasalahan yang
dihadapi. Oleh sebab itu, dibutuhkan ketepatan dalam melakukan identifikasi
dengan menggunakan kriteria tertentu sehingga menghasilkan daftar
permasalahan yang secara faktual dihadapi dalam pembangunan. Kriteria yang
digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang akan diangkat adalah;
1. Cakupan masalah yang luas;
2. Permasalahan cenderung meningkat atau membesar di masa yang datang
dan berdampak negatif;
3. Memerlukan upaya penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu serta
sinergitas berbagai pihak

4.1.1. Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar

A. Pendidikan
Permasalahan dalam pelaksanaan urusan pendidikan, yaitu:
1. Masih rendahnya Angka Rata-Rata Lama Sekolah yaitu hanya 7,28 tahun
(2016) atau hanya setingkat Kelas 2 SMP/Sederajat;

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 1


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

2. Belum optimalnya capaian Angka Partisipasi Murni (APM) pada tingkatan


SMA/sederajat. Pada tahun 2014 APM SMA/sederajat hanya 55,04%.
3. Masih perlunya peningkatan jumlah lembaga pendidikan. Kondisi ini sesuai
dengan rasio ketersediaan sekolah yang masih rendah, yaitu untuk rasio
SMP/MTs per 10,000 penduduk sebesar 54,42%.
4. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melanjutkan sekolah pada
jenjang yang lebih tinggi. Hal ini terlihat APM SMP/Sederajat Tahun 2014
sebesar 75,58 % dan APM SMA/sederajat hanya 55,04%;
5. Perlunya peningkatan jumlah SDM tenaga pendidik. Hal ini dapat dilihat dari
rasio jumlah guru terhadap jumlah murid. Untuk jenjang SD/MI pada tahun
2015 sebesar 42,77, artinya satu orang guru menangani 42 orang murid.
Pada jenjang SMP/MTs rasio guru terhadap murid sebesar 39,63, yang
berarti satu orang guru menangani 40 orang murid.
6. Jumlah penduduk yang memiliki tingkat pendidikan sarjana (S1, S2, S3)
masih sangat sedikit, yaitu 5.462 orang pada tahun 2015 atau sebesar 1,68 %
dari jumlah penduduk.
7. Rasio ketergantungan penduduk yang cukup tinggi, yaitu 0,43 pada tahun
2015. Rasio ini merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak
produktif dibagi dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).

B. Kesehatan

Permasalahan dalam pelaksanaan urusan kesehatan, yaitu:


1. Masih rendahnya Angka Harapan Hidup. Pada tahun 2016, angka harapan
hidup penduduk Lampung Barat adalah 66,64 tahun (Propinsi Lampung
69,94 tahun, Nasional 70,90 tahun);
2. Tingkat kematian bayi di Kabupaten Lampung Barat masih tinggi, dari 3,14
anak per wanita yang lahir hidup hanya 2,71 anak yang berhasil bertahan
hidup.
3. Jumlah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) masih cukup tinggi. Pada
tahun 2016 sebanyak 106 orang dari total kelahiran bayi sebanyak 5.624
(1,88%)

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 2


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

4. Jumlah wanita usia subur (WUS) yang tidak menggunakan alat kontrasepsi
masih tinggi. Pada tahun 2014, sebesar 16,18 persen belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi dan sebesar 27,04 persen tidak menggunakan
alat kontrasepsi lagi.
5. Belum optimalnya pelayanan kesehatan ibu melahirkan yang di dukung oleh
tenaga kesehatan yang profesional. Hal ini terlihat dari cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, pada
tahun 2015 sebesar .......%
6. Kurangnya kualitas dan kuantitas Sarana dan Prasarana Kesehatan terutama
pelayanan kesehatan dasar, dan belum seluruh Puskesmas terakreditasi.
Rasio puskesmas di Kabupaten Lampung Barat tahun 201.... baru sebesar ........
per 100 ribu penduduk, rasio puskesmas pembantu baru sebesar ....... per 100
ribu penduduk, dan rasio poliklinik/rumah bersalin sebesar ...... per 100 ribu
penduduk.
7. Masih kurangnya jumlah tenaga medis yang tersebar secara merata dan
proporsional di setiap daerah. Hal ini terlihat pada tahun 2016 menunjukkan
rasio tenaga dokter sebesar ..... per 100 ribu penduduk, rasio tenaga bidan
sebesar ...... per 100 ribu penduduk, rasio tenaga perawat sebesar ....... per 100
ribu penduduk.
8. Masih belum terpenuhinya kebutuhan rumah sakit sebagai pusat pelayanan
kesehatan rujukan di Kabupaten Lampung Barat. Rasio tempat tidur rumah
sakit adalah sebesar .... per 100 ribu penduduk.

C. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Permasalahan dalan penyelenggaraan urusan pekerjaan umum dan penataan


ruang adalah:
1. Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung
Barat belum ditindaklanjuti dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) pada
setiap kecamatan, Rencana Rinci kawasan-kawasan strategis, seperti kawasan
pemerintahan, ekonomi, objek-objek wisata, sehingga pemanfaatan ruang

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 3


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

menjadi belum optimal khususnya rencana tata ruang Kecamatan Balik Bukit
sebagai ibukota Kabupaten
2. Belum optimalnya perbaikan ruas jalan kabupaten, dengan masih tingginya
tingkat kerusakan jalan, yaitu 12,06 % rusak ringan dan 36,73 % rusak berat.
3. Belum terpenuhinya semua kebutuhan pengelolaan jaringan irigasi dan
jaringan pengairan lainnya dalam mendukung pembangunan pertanian. Hal
ini dikarenakan kondisi saluran irigasi skunder dan tersier, sebagian besar
masih rusak. Rasio ketersediaan jaringan irigasi pada tahun 2016 masih
sebesar ............ sehingga masih perlu ditingkatkan.
4. Belum optimalnya kinerja prasarana dan sarana air bersih, sanitasi, dan
persampahan. Pada tahun 2016 ketersediaan air bersih sebesar ......,
ketersediaan drainase sebesar ...... dan sistem pengelolaan persampahan yang
tertangani sebesar .............. %.
5. Belum terpenuhinya penyediaan RTH secara memadai, dimana pada tahun
2016 rasio RTH sebesar ..........
6. Belum terkoneksinya penataan ruang dengan pembangunan sektoral.
Dokumen perencanaan tata ruang dan turunannya (RDRTK dan RTBL) belum
mampu dioperasionalkan secara maksimal, mengingat belum diwujudkan
dalam bentuk Peraturan Daerah.

D. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Permasalahan dalam penyelenggaraan urusan perumahan rakyat dan kawasan


permukiman yaitu:
1. Masih tingginya persentase rumah tangga dengan luas lantai rumah kurang
dari 19 meter persegi, yaitu 5,05 % pada tahun 2014
2. Masih relatif tingginya persentase rumah tangga yang belum memiliki fasilitas
air minum, yaitu 16,09 % pada tahun 2014
3. Masih rendahnya persentase rumah tangga yang menggunakan fasilitas
tempat buang air besar leher angsa, yaitu 66,28 % pada tahun 2014
4. Belum optimalnya rumah layak huni, yaitu sebesar ....... unit pada tahun 2016.

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 4


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

E. Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat

Beberapa permasalahan dalam penyelenggaraan urusan ketenteraman,


ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat yaitu:
1. Masih belum optimalnya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat
(kantrantibmas) serta pencegahan tindak kriminal, terutama di perkotaan
dan wilayah perbatasan dimana tahun 2015 sebesar 17%
2. Masih perlunya pembinaan petugas penanggulangan bencana alam dan
bencana kebakaran. Jumlah kendaraan pemadan kebakaran hanya 2 unit
untuk menjangkau wilayah seluas 625 km persegi.
3. Masih rendahnya wawasan kebangsaan masyarakat dan lunturnya jiwa
nasionalisme. Selain itu juga masih belum optimalnya partisipasi politik
masyarakat dan pendidikan politik masyarakat.

4.1.2. Bidang Sarana dan Prasarana (Infrastruktur)

Permasalahan yang terdapat pada bidang sarana dan prasarana wilayah di


Kabupaten Lampung Barat antara lain:
1. Banyaknya sarana dan prasarana yang belum memenuhi kebutuhan
masyarakat, seperti :
a. sarana dan prasarana pemerintah desa;
b. sarana dan prasarana pendidikan;
c. sarana dan prasarana kesehatan;
d. sarana dan prasarana budaya.
2. Prasarana dasar kawasan permukiman belum berfungsi dengan baik, seperti:
a. Pembangunan jalan belum disertai dengan penyediaan dreinase dan
belum optimalnya pemeliharaan dreinase eksisting;
b. Belum optimalnya pemanfaatan infrastruktur permukiman yang sudah
dibangun;
c. Ketersediaan sumber air baku tidak seimbang dengan kebutuhan air
bersih masyarakat.
d. Cakupan pelayanan air bersih belum mampu menjangkau seluruh wilayah.
e. Belum memadainya sistem sanitasi yang ada;

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 5


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

f. Masih kurangnya pasokan listrik dalam menunjang kebutuhan


masyarakat;
g. Masih kurangnya penyediaan energi terbarukan dalam rangka
mengurangi ketergantungan terhadap listrik;
h. Belum optimalnya pengelolaan air limbah;
i. Belum maksimalnya sarana prasarana pendidikan formal yang tersedia;
3. Sistem ketahanan air belum terlaksana dengan baik, seperti:
a. Kurangnya pembuatan embung sebagai penampungan air;
b. Kurangnya pembuatan sumur bor untuk kebutuhan masyarakat;
c. Pemeliharaan jaringan irigasi yang belum optimal;
d. Masih kurangnya kawasan resapan air;
e. Belum meratanya distribusi air di beberapa daerah;
4. Sistem konektivitas daerah (jalan dan jembatan) belum tersedia dengan baik,
seperti:
a. Kondisi jalan belum mantap masih tinggi (rusak ringan 12,06%, rusak
berat 36,73%);
b. Terdapat beberapa wilayah yang belum terkoneksi oleh jembatan;
c. Akses jalan produksi pertanian yang belum tersedia dengan baik, sehingga
mengakibatkan tingginya ongkos angkut hasil pertanian.
5. Sistem transportasi belum berjalan dengan optimal, seperti :
a. Angkutan pedesaan belum menjangkau semua wilayah;
b. Belum maksimalnya angkutan orang dan barang antar pulau;
c. Masihnya kurangnya SDM dan jumlah personil dalam menangani
kebutuhan transportasi daerah.

4.1.3. Bidang Wilayah dan Tata Ruang

Permasalahan yang terdapat pada bidang penataan ruang wilayah di Kabupaten


Lampung Barat antara lain:
1. Banyaknya bangunan gedung yang belum memenuhi persyaratan
keselamatan, keamanan dan kenyamanan;
2. Kurangnya penyediaan sarana lingkungan hijau atau Ruang Terbuka Hijau;

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 6


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

3. Konflik dengan wilayah hutan lindung


4. Belum optimalnya pengendalian pemanfaatan ruang;
5. Distribusi penduduk yang belum merata, sehingga berdampak pada
ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi (kesenjangan antar wilayah);
6. Menurunnya fungsi kawasan lindung.

4.1.4. Pembangunan Desa Dan Kawasan Perdesaan

1. Belum optimalnya pengembangan kawasan agropolitan;


2. Terbatasnya alternatif lapangan kerja berkualitas;
3. Lemahnya keterkaitan kegiatan ekonomi baik secara sektoral seperti
keterkaitan antara sektor pertanian (primer) dengan sektor industri
(pengolahan) dan jasa penunjang;
4. Tingginya resiko kerentanan yang dihadapi petani dan pelaku usaha di
perdesaan, seperti resiko kerugian usaha seperti gagal panen karena bencana
alam dan serangan hama penyakit;
5. Rendahnya aset yang dikuasai masyarakat perdesaan;
6. Rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan sarana perdesaan;
7. Rendahnya kualitas SDM di perdesaan yang sebagian besar berketrampilan
rendah (low skilled);
8. Masih adanyanya konversi lahan pertanian bagi peruntukan lain;
9. Lemahnya kelembagaan dan organisasi berbasis masyarakat.

4.1.5. Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

A. Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga

Bidang Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga di Kabupaten Lampung


Barat mengalami permasalahan sebagai berikut:
1. Angka rata-rata anak lahir hidup masih rendah
2. Angka kematian ibu dan anak masih tinggi
3. Angka balita penderita gizi buruk masih tinggi
4. Angka pernikahan dini (wanita yang melakukan perkawinan dibawah usia 16
tahun) di Kabupaten Lampung Barat masih tinggi

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 7


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

B. Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Permasalahan terkait dengan kesehatan dan gizi masyarakat di Kabupaten


Lampung Barat antara lain:
1. Kurang mencukupinya tenaga medis. Rasio dokter per 100.000 penduduk.....
Rasio tenaga medis per 100.000 penduduk......
2. Sebaran tenaga kesehatan tidak merata......
3. Rendahnya aksebilitas masyarakat terhadap sarana dan prasarana kesehatan
(rumah sakit, puskesmas, poskesdes, posyandu, dll). Rasio RS dan Puskesmas
terhadap jumlah penduduk..........

C. Pendidikan

Permasalahan terkait dengan bidang pendidikan di Kabupaten Lampung Barat


antara lain:
1. Masih banyaknya penduduk berumur 10 tahun ke atas yang buta huruf.
2. Masih rendahnya daya serap sistem pendidikan dan partisipasi penduduk
dalam pendidikan. Angka partisipasi sekolah (APS) penduduk usia 16-18
tahun masih rendah, yaitu hanya sebesar ...... persen. Kondisi tersebut
terkonfirmasi oleh masih rendahnya Angka partisipasi kasar (APK) jenjang
pendidikan SMA di Kabupaten Lampung Barat, yaitu sebesar ....... persen serta
masih rendahnya Angka partisipasi murni (APM) jenjang pendidikan SMA di
Kabupaten Lampung Barat, yaitu sebesar ...... persen.

D. Pemuda dan Olahraga

Permasalahan bidang pemuda dan olah raga di Kabupaten Lampung Barat antara
lain:
1. Kurangnya prestasi olah raga;
2. Kurangnya pembinaan dan pembiayaan bidang olahraga;
3. Kurang mewadahinya fasilitas olah raga.

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 8


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

E. Kebudayaan

Permasalahan bidang kebudayaan di Kabupaten Lampung Barat antara lain:


1. Kurangnya pembinaan terhadap kelompok-kelompok budaya dan kesenian;
2. Kurangnya bantuan peralatan/fasilitas penyelenggaraan seni dan budaya.

F. Agama

Permasalahan bidang agama di Kabupaten Lampung Barat antara lain:


1. Kurangnya pembinaan dan insentif guru ngaji;
2. Kurangnya kesadaran belajar agama.

G. Ketenagakerjaan

Permasalahan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Lampung Barat antara lain:


1. Tingginya angka pengangguran;
2. Kurangnya lapangan pekerjaan;
3. Kurangnya pendidikan/latihan keterampilan kerja.

4.1.6. Bidang Ekonomi

A. Perdagangan
Permasalahan yang terdapat pada bidang ekonomi khususnya sektor
perdagangan di Kabupaten Lampung Barat antara lain:
1. Kurangnya sarana dan prasarana perdagangan di Kabupaten Lampung Barat,
seperti terminal agrobisnis;
2. Rendahnya daya saing perdagangan daerah;

B. UMKM dan Koperasi

Permasalahan yang terdapat pada bidang ekonomi khususnya yang terkait


dengan UMKM dan Koperasi di Kabupaten Lampung Barat antara lain:
1. Rendahnya aksesbilitas permodalan dan perbankan; dan
2. Rendahnya penguasaan teknologi oleh sektor UMKM dan Koperasi.

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 9


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

C. Industri
Permasalahan yang terdapat pada bidang Industri di Kabupaten Lampung Barat
antara lain:
1. Pendistribusian hasil industri pertanian cenderung sulit;
2. Sulitnya mendapat bahan subsidi, contohnya pupuk.

D. Pariwisata
Permasalahan yang terdapat pada bidang pariwisata di Kabupaten Lampung
Barat antara lain:
1. Sarana dan prasarana pada obyek wisata kurang mendapat perawatan;
2. Infastruktur, khususnya jalan menuju obyek wisata yang rusak.

4.1.7. Bidang Iptek

Permasalahan yang terdapat pada bidang Iptek di Kabupaten Lampung Barat


antara lain:
1. Belum tersedianya fasilitas internet yang mampu diakses mayarakat secara
gratis;
2. Masih terdapat beberapa darah yang belum terjangkau oleh infrastruktur
jaringan telekominikasi;
3. Kurangnya informasi dan akses teknologi tepat guna, sehingga kemajuan
teknologi sulit cerna atau di adaptasikan dengan masyarakat.

4.1.8. Bidang Politik

Permasalahan yang terdapat pada bidang politik, pembinaan kesatuan bangsa


dan politik di Kabupaten Lampung Barat antara lain:

1. Kurangnya pembinaan dari aparatur pemerintah;


2. Kurangnya pemahaman politik masyarakat;

4.1.9. Bidang Pertahanan dan Keamanan

Permasalahan yang terdapat pada bidang pertahanan dan keamanan di


Kabupaten Lampung Barat antara lain:
1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan siskamling;

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 10


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

2. Kurangnya forum silaturahmi antar desa;


3. Budaya takut lapor keamanan;
4. Kurangnya jumlah petugas keamanan/personil;
5. Kurangnya pembinaan hansip desa;
6. Kurangnya pos jaga, pos polisi dan pos ronda;

4.1.10. Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

A. Pengembangan Agribisnis, dan Pertanian Berkelanjutan


Beberapa permasalahan yang terdapat dalam upaya pengembangan agribisnis,
dan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Lampung Barat antara lain:
1. Pengolahan Sumber Daya Alam masih tradisional.
2. Terbatasnya kuota pupuk bersubsidi dari pemerintah;
3. Harga jual pasca panen rendah dan tidak stabil;
4. Tingginya alih fungsi lahan, lahan pertanian menjadi perumahan;
5. Bibit tanam susah dan mahal;
6. Produktivitas pertanian rendah;
7. Cakupan jaringan irigasi/perairan masih rendah;
8. Aksesbilitas dan produktifitas lahan kurang;
9. Penguasaan teknologi pertanian masih rendah;
10. Kurangnya obat-obatan pertanian;
11. Kurangnya permodalan petani.

B. Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Produk Pertanian dan


Perikanan

Beberapa permasalahan yang terdapat dalam upaya Peningkatan Produksi dan


Nilai Tambah Produk Pertanian dan Perikanan di Kabupaten Lampung Barat
antara lain:
1. Kurangnya pembinaan dan penyuluhan pertanian dan perikanan;
2. Rendahnya mutu panen produk pertanian dan perikanan.

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 11


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

C. Pengembangan Jasa Lingkungan (Pengelolaan Sampah)

Beberapa permasalahan yang terdapat dalam pengelolaan sampah di Kabupaten


Lampung Barat antara lain:
1. Belum optimalnya pelayanan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah;
2. Masih kurangnya luasan lahan TPA yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah;
3. Belum maksimalnya pengangkutan sampah akibatnya terbatasnya kendaraan
operasional dan kurangnya jumlah personil persampahan;
4. Belum optimalnya penanganan persampahan dengan cara 3R (Reduce, Reuse
and Recycle);
5. Masih kurangnya Tempat Pemrosesan Sementara (TPS) Sampah Secara
Terpadu;
6. Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan;
7. Belum adanya kerjasama dengan swasta untuk menangani persampahan.

D. Kualitas Lingkungan Hidup, Pelestarian dan Pemanfaatan


Keekonomian Keanekaragaman Hayati

Beberapa permasalahan yang terdapat dalam upaya kualitas lingkungan hidup,


pelestarian dan pemanfaatan keekonomian keanekaragaman hayati di Kabupaten
Lampung Barat adalah
1. Penyelenggaraan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang responsif
trhadap perubahan kebijakan dan kondisi lingkungan aktual yang belum
optimal;
2. Masih banyaknya pengaduan pencemaran lingkungan oleh masyarakat;
3. Masih kurangnya sinergi dari seluruh pemangku kepentingan dalam program
pengelolaan lingkungan hidup;
4. Belum optimalnya tingkat ketaatan kegiatan usaha terhadap terhadap
ketentuan pengendalian pencemaran.

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 12


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

4.2. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN

4.2.1. The ASEAN Community

Dengan mulai diberlakukannya The ASEAN Community pada tahun 2015, di satu
pihak akan menciptakan peluang yang lebih besar bagi perekonomian nasional,
tetapi di lain pihak juga menuntut daya saing perekonomian nasional yang lebih
tinggi. ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana
terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus
modal yang lebih bebas diantara Negara ASEAN. Dengan terbentuknya pasar
tunggal yang bebas tersebut maka akan terbuka peluang bagi Indonesia untuk
meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN.

4.2.2. Penguatan Konektivitas Nasional

Salah satu agenda utama pembangunan nasional yang tertuang RPJM Nasional
Tahun 2015-2019 adalah Membangun Konektivitas Nasional Untuk Mencapai
Keseimbangan Pembangunan dengan beberapa sasaran pertama yang ingin
dicapai adalah meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan
keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antarmoda melalui:
1. Menurunnya waktu tempuh rata-rata per koridor (jam) untuk koridor utama
dari 2,6 jam per 100 km menjadi 2,2 jam per 100 km.
2. Meningkatnya kemantapan jalan nasional menjadi 98 persen, jalan provinsi
menjadi 75 persen, dan jalan kabupaten/kota menjadi 65 persen. Pada saat
yang bersamaan dilaksanakan peningkatan kapasitas jalan melalui
pembangunan jalan baru sepanjang 2.650 km, peningkatan kapasitas jalan
4.200 lajur-km, pembangunan jalan tol sepanjang 1.000 km, serta perbaikan
jalan (preservasi) sepanjang 45.592 km di Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulwesi, Bali-Nusa Tenggara, Maluku dan Papua;
3. Tercapainya persiapan pengembangan jaringan jalan (termasuk jalan tol)
sepanjang 6.000 km;

Kabupaten Lampung Barat merupakan wilayah yang dilintasi jalan nasional yang
menghubungkan wilayah tengah dengan wilayah barat. Agar masyarakat

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 13


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Kabupaten Lampung Barat dapat mengoptimalkan peluang positif dan


meminimalkan dampak negatif dari implementasi agenda penguatan konektivitas
nasional tersebut, pemerintah Kabupaten Lampung Barat harus menyambutnya
dengan serangkaian kebijakan yang tepat sasaran.

4.2.3. Bonus Demografi

Indonesia mempunyai peluang untuk dapat menikmati bonus demografi, yaitu


percepatan pertumbuhan ekonomi akibat berubahnya struktur umur penduduk
yang ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio)
penduduk non-usia kerja kepada penduduk usia kerja. Perubahan struktur ini
memungkinkan bonus demografi tercipta karena meningkatnya suplai angkatan
kerja (labor supply), tabungan (saving), dan kualitas sumber daya manusia
(human capital). Di Indonesia, rasio ketergantungan telah menurun dan melewati
batas di bawah 50 persen pada tahun 2012 dan mencapai titik terendah sebesar
46,9 persen antara tahun 2028 dan 2031.

Kabupaten Lampung Barat memiliki potensi untuk memanfaatkan bonus


demografi secara regional. Rasio ketergantungan Kabupaten Lampung Barat
cenderung mengalami penurunan pada setiap tahunnya. Hingga pada tahun 2016
rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Lampung Barat adalah trelah
mencapai angka sebesar ...... persen dan di proyeksikan akan melewati batas di
bawah 50 persen tahun 2028. Tingginya jumlah dan proporsi penduduk usia
kerja Indonesia dan juga Kabupaten Lampung Barat selain akan meningkatkan
angkatan kerja dalam negeri juga membuka peluang untuk mengisi kebutuhan
tenaga bagi negara-negara yang proporsi penduduk usia kerjanya menurun
seperti Singapura, Korea, Jepang dan Australia.

Bonus demografi tidak diperoleh secara otomatis, tetapi harus diupayakan dan
diraih dengan arah kebijakan yang tepat. Apabila tidak didukung dengan
kebijakan yang tepat, bonus demografi tidak akan dapat diraih, bahkan dapat
menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, kebijakan
sumber daya manusia, kependudukan, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 14


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

ketenagakerjaan, infrastruktur dan sumber daya alam serta politik hukum dan
keamanan harus diarahkan dengan tepat untuk meraih bonus demografi.

4.2.4. Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah

Kualitas tata kelola pemerintahan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang


optimal untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan peningkatan daya
saing daerah. Dalam kaitan ini tantangan utamanya adalah meningkatkan
integritas, akuntabilitas, transparansi, efektifitas, dan efisiensi birokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik.

4.2.5. Ketersediaan Infrastruktur Daerah untuk Mendukung Pembangunan


Daerah

Keterbatasan ketersediaan infrastruktur merupakan hambatan utama dalam


pemanfaatan potensi daerah dan pemanfaatan peluang dalam peningkatan
investasi serta menyebabkan mahalnya biaya logistik. Oleh karena itu, peningkatan
infrastruktur yang mantap di Kabupaten Lampung Barat harus dapat segera
ditingkatkan untuk mendukung konektivitas pembangunan di Kabupaten
Lampung Barat.

4.2.6. Penguatan Struktur Ekonomi Daerah

Penguatan struktur ekonomi, khusunya penguatan sektor primer dan sekunder


secara terpadu menjadi penggerak utama perekonomian Kabupaten Lampung
Barat. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (sektor primer) dan sektor
industri pengolahan (sektor sekunder) merupakan penopang utama struktur
perekonomian Kabupaten Lampung Barat. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan menunjukan kecenderungan pertumbuhan yang melambat pada setiap
tahunnya. Sementara itu, meskipun mengalami peningkatan, rata-rata laju
pertumbuhan sektor industri pengolahan di Kabupaten Lampung Barat masih
berjalan lambat. Padahal agar perekonomian bergerak lebih maju sektor industri
pengolahan harus menjadi motor penggerak.

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 15


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

4.2.7. Kemampuan untuk Membiayai Pembangunan Terbatas

Hal ini terkait dengan upaya untuk menggali sumber-sumber penerimaan daerah
yang masih belum optimal. Disamping itu anggaran yang digunakan untuk hal-hal
yang tidak produktif seperti belanja pegawai masih sangat tinggi. Menggali
sumber-sumber penerimaan dan mengefektifkan pengeluaran pembangunan
menjadi tantangan yang harus dihadapi.

4.2.8. Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Terkait dengan integrasi kebijakan pembangunan dan aspek lingkungan hidup,


berdasarkan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa Pemerintah
Daerah wajib melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam
penyusunan atau evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan kebijakan, rencana,
dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko
lingkungan hidup.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) menurut UU 32/2009 adalah


rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program. Oleh karena itu, KLHS sebagai salah satu instrumen
lingkungan hidup wajib dilaksanakan dengan tujuan utama untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program. Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) lebih detail selanjutnya diatur dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Atau Evaluasi Rencana
Pembangunan Daerah. Oleh karena itu, dalam rangka Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lampung Barat

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 16


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

20172022 ini, juga akan dilakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap
RPJMD yang disusun tersebut.

Draft Rancangan RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 20172022 IV 17

Anda mungkin juga menyukai