Anda di halaman 1dari 17

\ANALISIS DINAMIKA KEPENDUDUKAN KABUPATEN SAMOSIR

OLEH

ALBERT R ARITONANG VINARSINTA SILABAN

TASYA SINURAT OZI SARA SITANGGANG

SESILIA TAMBA DWI TURNIP

MELI SIMAMORA MASRIANI SINAGA

SMA SWASTA SANTO MIKHAEL PANGURURAN


KABUPATEN SAMOSIR
SUMATRA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul
“Dinamika Kependudukan Kabupaten Samosir.”

Makalah ini disusun sebagai salah satu wadah pembelajaran Geografi serta sebagai
pembelajaran bagi siswa sehingga siswa mampu mengerti dan paham menganalisis dinamika
kependudukan di suatu daerah.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi siswa siswi SMA. Saya
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami mengucapkan
permintaan maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena kami masih
dalam proses pembelajaran dan saya harap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun, agar kami dapat Menyusun makalah ini dengan lebih baik lagi.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Mery
Sidabutar selaku guru geografi kelas 11 yang telah mendukung kami dalam menyelesaikan
makalah ini.

Pangururan 24 Februari 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan yang
menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus
penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan
pula akan dikurangi oleh jumlah kematian (mortalitas) yang terjadi pada semua golongan
umur, serta perpindahan penduduk (mobilitas) juga akan mempengaruhi bertambah atau
berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara.

Di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang
besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional hanya bila
penduduk yang besar tersebut berkualitas baik. Namun dengan pertumbuhan penduduk yang
pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata.
Hal ini berarti bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah
tercapai.

Perkembangan penduduk tanpa disertai dengan kontrol untuk mengukur jumlah


penduduk yang diinginkan, hanya akan menumbuhkan masalah sosial ekonomi dengan segala
akibatnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun Ketahun memerlukan tambahan
investasi dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya. Hal itu
tentu saja merupakan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usahanya untuk
membangun dan meningkatkan taraf hidup negaranya.

Pengetahuan tentang kependudukan adalah penting untuk diketahui oleh masyarakat


luas yang mana dapat merangsang timbulnya kesadaran dan membina tingkah laku yang
bertanggung jawab terhadap masalah kependudukan, sehingga masalah-masalah yang ada
dapat diatasi bersama dengan penuh perhatian dan memungkinkan setiap timbulnya masalah
dapat dicegah atau dihindari.

Berkurangnya atau bertambahnya penduduk di suatu daerah mempunyai hubungan


yang erat dengan perkembangan teknologi yang dimilikinya. Semakin tinggi teknologi yang
dimiliki oleh suatu golongan penduduk, semakin luas kemungkinan memperbesar hasil-hasil
produksi kebutuhan hidup dan semakin luas pula mata pencaharian untuk pertambahan
penduduk. Setiap pendapatan baru dalam lapangan teknologi sangatlah besar pengaruhnya
terhadap perkembangan penduduk.

Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah atau negara pada waktu tertentu
maka dilaksanakan sensus penduduk atau perhitungan cacah, survei, serta catatan-catatan
untuk dianalisis disusun menjadi angka. Data inilah yang akan dipergunakan sebagai bahan
untuk perencanaan ataupun sasaran-sasaran pembangunan dimasa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah

1. Berapa angka kelahiran di kabupaten Samosir?


2. Berapa angka kematian di kabupaten Samosir?
3. Berapa angka migrasi di kabupaten Samosir?
4. Bagaimana kualitas penduduk dan pendidikan dengan data minimal 5 tahun?
5. Apa masalah kependudukan yang terjadi di kabupaten Samosir?
6. Bagaimana kepadatan penduduk yang ada di kabupaten Samosir?
7. Berapa angka/rasio jenis kelamin di kabupaten Samosir?
8. Berapa angka ketergantungan di kabupaten Samosir?
9. Bagaimana gambaran piramida penduduk di kabupaten Samosir?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka terdapat tujuan yang dibuat penulis yaitu:

1. Mengetahui angka kelahiran di kabupaten Samosir?


2. Mengetahui angka kematian di kabupaten Samosir?
3. Mengetahui angka migrasi di kabupaten Samosir?
4. Mengetahui kualitas penduduk dan pendidikan dengan data minimal 5 tahun?
5. Mengetahui masalah kependudukan yang terjadi di kabupaten Samosir?
6. Mengetahui kepadatan penduduk yang ada di kabupaten Samosir?
7. Menganalisis angka/rasio jenis kelamin di kabupaten Samosir?
8. Menganalisis angka ketergantungan di kabupaten Samosir?
9. Menganalisis gambaran piramida penduduk di kabupaten Samosir?

D. Manfaat Penelitian

1. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman belajar sesama kelompok


2. Dapat memegang tanggungjawab
3. Menjalin ke kompakkan sesama dalam kelompok
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini berupa wawancara di BPS (Badan Pusat Statistik) oleh Bapak
Freddy Situngkir, S.Si., M.Si. Selaku kepala BPS Kabupaten Samosir dan dua rekannya
untuk menjawab sembilan rumusan masalah tersebut.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi

Penelitian ini di lakukan di kantor BPS (Badan Pusat Statistika) di Parbaba dolok,
kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.

b. Waktu

Penelitian ini kami laksanakan pada hari Jumat 24 Februari 2023, pukul 15.00 WIB
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Mentah

1. Angka Kelahiran

2. Angka Kematian

3. Angka Migrasi

Angka migrasi di Kabupaten Samosir belum dirilis, maka dari itu penulis mengambil
datang angka migrasi di provinsi sumatera utara pada tahun 2015 dengan beberapa faktor
yaitu:
 Dilihat dari penduduk 5 tahun keatas menurut wilayah, jenis kelamin dan status
migrasi
 In migran
Laki laki = 8.457 jiwa
Perempuan = 10.093 jiwa
Jumlah = 18.550 jiwa
Penduduk = 13.937.797 jiwa

 Out migran
Laki laki = 23.743
Perempuan = 26.628
Jumlah= 50.371
Penduduk = 13.937.797
4. Kualitas Penduduk
a. Penyediaan Sarana Kesehatan
Kesehatan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi di masa
mendatang dalam upaya pembangunan manusia yang berkualitas diukur dari derajat
kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya adalah
kurangnya sarana pelayanan kesehatan, keadaan sanitasi dan lingkungan yang tidak
memadai, dan rendahnya konsumsi makanan bergizi. Tetapi faktor terpenting dalam
upaya peningkatan kesehatan ada pada manusia sebagai subyek dan sekaligus obyek
dari upaya tersebut. Pada tahun 2020, jenis sarana kesehatan yang telah dimiliki oleh
Kabupaten Samosir adalah rumah sakit sebanyak 2 unit, puskesmas sebanyak 12 unit,
pustu sebanyak 35 unit, posyandu sebanyak 197 unit, poskesdes sebanyak 62 unit dan
polindes sebanyak 68 unit. Bila diperhatikan persebaran sarana kesehatan di tiap
kecamatan maka terlihat bahwa sarana kesehatan telah tersebut di setiap kecamatan
dengan jumlah yang berbeda yang disesuaikan dengan kebutuhan di tiap kecamatan.
Kecamatan yang memiliki fasilitas lengkap termasuk rumah sakit adalah Kecamatan
Pangururan, yang merupakan ibukota dari Kabupaten Samosir. Namun demikian,
keberadaan puskesmas telah berada di setiap kecamatan dengan jumlah masing-
masing 1 unit, dan juga sarana kesehatan lainnya sehingga diharapkan bahwa semua
penduduk Kabupaten Samosir bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dengan cepat
b. Tenaga Kesehatan Penolong Kelahiran
Dilihat dari kesehatan ibu dan anak, persalinan yang ditolong oleh tenaga
medis seperti dokter dan bidan dapat dianggap lebih baik dibanding dengan yang
ditolong oleh dukun, famili atau lainnya. Penanganan kelahiran bayi yang kurang baik
dapat membahayakan kondisi ibu dan bayi yang dilahirkan seperti pendarahan,
kejang-kejang atau situasi yang lebih berbahaya dapat mengakibatkan kematian pada
bayi dan atau si ibu. Hasil Susenas 2020 mencatat bahwa penolong kelahiran anak
terakhir di Kabupaten Samosir secara umum telah ditangani oleh tenaga kesehatan
yaitu dokter dan bidan. Dalam dua tahun, kelahiran di Kabupaten Samosir ditangani
paling banyak oleh bidan sebesar 62,63 persen, diikuti dengan dokter kandungan
sebesar 32,65 persen, dan dokter umum sebesar 0,80 persen.
c. Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Sebagaimana halnya dengan Angka Partisipasi Sekolah, tingkat pendidikan tertinggi
yang ditamatkan penduduk 10 tahun ke atas juga merupakan salah satu indikator untuk
mengukur hasil pembangunan di bidang pendidikan.

Pada tahun 2020, di Kabupaten Samosir masih terdapat 22,35 persen


penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah/belum tamat SD.
Sementara itu, penduduk Kabupaten Samosir yang berumur 10 tahun ke atas paling
banyak menamatkan pendidikan SMTA Umum yaitu sebanyak 27,61 persen, diikuti
dengan tamat SD sebesar 19,97 persen, kemudian tamat SMTP sebesar 17,36 persen,
tamat Diploma IV/Sarjana sebesar 7,65 persen, tamat SMK sebesar 3,09 persen, tamat
Diploma III sebesar 1,63 persen,dan tamat Diploma I & II sebesar 0,34 persen.

5. Masalah Kependudukan

a. Masalah Kemiskinan

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada


Maret 2022 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Samosir
sebanyak 14,97 ribu jiwa atau sebesar 11,77 persen dari jumlah penduduk Kabupaten
Samosir. Kondisi ini memperlihatkan bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Samosir mengalami penurunan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin
pada Maret 2021 sebanyak 16,08 ribu jiwa, terjadi penurunan jumlah penduduk
miskin sebanyak 1,11 ribu jiwa. Secara persentase penduduk miskin (P0) tahun 2022
di Kabupaten Samosir mengalami penurunan sebesar 0,91 poin dari 12,68 persen pada
Maret 2021.

Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin


atau tidaknya penduduk. Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Pada Maret 2022 garis
kemiskinan Kabupaten Samosir sebesar Rp. 396.267,- per kapita per bulan atau
mengalami peningkatan dari kondisi Maret 2021 yang sebesar Rp. 370.082 atau
mengalami kenaikan sebesar Rp. 26.185 atau sebesar 7,08 persen.

Meningkatnya garis kemiskinan sebesar 7,08 persen berada di bawah


peningkatan garis kemiskinan Provinsi Sumatera Utara yang sebesar 6,70 persen
menunjukkan secara implisit bahwa harga-harga kebutuhan pokok yang biasa
dikonsumsi untuk penduduk miskin di Kabupaten Samosir secara umum relatif
meningkat lebih cepat dari harga-harga kebutuhan pokok yang biasanya di konsumsi
penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara.

b. Narapidana

6. Kepadatan Penduduk

1. Sianjur Mulamula : 140.24 2. Harian : 9.467


3. Sitiotio : 8.219 7. Ronggur Nihuta : 9.755
4. Onan Runggu : 11.190 8. Pangururan : 34.607
5. Nainggolan : 12.977 9. Simanindo : 23.039
6. Palipi : 18.372

B. Hasil yang Sudah Diolah

1. Angka Kelahiran Kasar

1) Sianjur mula-mula = 2,9 jiwa


CBR = B/P ×1000 6) Palipi
= 638/10.070 × 1000 CBR=B/P×1000
= 63,3 jiwa = 302/8.372×1000
2) Harian = 36,0 jiwa
CBR = B/P ×1000 7) Ronggur Nihuta
= 341/9.467 ×1000 CBR=B/P×1000
= 36,01 jiwa =332/9.755×1000
3) Sitio-tio =34, 0 jiwa
CBR = B/P ×1000 8) Pangururan
= 446/8.219×1000 CBR=B/P×1000
= 54,2 jiwa =864/34.607
4) Onan Runggu =24, 9 jiwa
CBR =B/P×1000
= 729/11.190×1000 9) Simanindo
= 6,5 jiwa CBR=B/P×1000
5) Nainggolan =228/23.039
CBR=B/P×1000 =9, 8 Jiwa
= 379/12.977×1000

2. Angka Kematian Kasar

1) Sianjur Mula-mula
CDR=D/P×1000
= 127/10.070×1000
=12, 6 jiwa

2) Harian
CDR=D/P×1000
= 83/9.467×1000
=8,7 jiwa

3) Sitio-tio = 72/18.372 ×1000


CDR=D/P×1000 = 3,9 jiwa
= 103/8.219×1000
= 12,5 jiwa 7) Ronggur Nihuta
CDR=D/P×1000
4) Onan Runggu = 52/9.755×1000
CDR=D/P×1000 = 5,3 jiwa
=115/11.190×1000
= 96,6 jiwa 8) Pangururan
CDR = D/P×1000
5) Nainggolan = 173/34.607×1000
CDR=D/P×1000 = 4,99 jiwa
=53/12.977×1000
= 4,0 jiwa 9) Simanindo
CDR=D/P×1000
6) Palipi =51/ 23.039×1000
CDR=D/P×1000 = 2,21 jiwa

3. Angka Migrasi

 In migran = in migran/p ×1000


Laki laki = 8.457 jiwa
Perempuan = 10.093 jiwa
Jumlah = 18550 jiwa
Penduduk = 13.937.797 jiwa

Mi=18550/ 139 377 97 = 1,3


 Out migran = penduduk out migran / p ×1000
Laki laki = 23743
Perempuan = 266 28
Jumlah= 50371
Penduduk = 13937797
Mo =50371/ 139 377 97 × 1000 = 3,6

 Net migran = in migran- oh migran/p ×1000


In migran - out migran/P ×1000
1,3-3,6 /13.937.797×1000=1,2
4. Kepadatan Penduduk
Penduduk Kasar tahun 2021
Jumlah kepadatan penduduk. = Jumlah penduduk(jiwa)
Luas wilayah(km²)
1.Sianjur Mulamula : 10.069/140.24 =71,80
2. Harian : 9.467/560,45 =16,89
3.Sitiotio : 8.219/50,76 =161,91
4.Onan Runggu : 11.190/60,89 =183,77
5.Nainggolan : 12.977/87,86 =147,70
6.Palipi : 18.372/129,55 =141,81
7.Ronggur Nihuta : 9.755/94,87 =102,82
8.Pangururan : 34.607/121,43 =284,99
9.Simanindo : 23.039/198,20 =116,24

5. Angka/Rasio Jenis Kelamin

1) sianjur mula mula =98,55


SR= 5041/5029×100 6) Palipi
= 100,24 SR = 9134/9238×100
2) Harian = 98,87
SR = 4683/4784×100 7) Ronggurni huta
= 97,89 SR = 4844/4911×100
3) Sitio tio =98,64
SR = 4144/4075×100 8) Pangururan
= 101,69 SR = 17372/17235× 100
4) Onanrunggu = 100,79
SR=5019/5671×100 9) Simanindo
=67,32 SR = 11426/11613×100
5) Nainggolan = 98,39
SR=6441/6536×100

Total keseluruhan :

Perempuan = 69.092 jiwa


Laki laki = 68.064 jiwa

Rumus: jumlah laki laki / jumlah perempuan × 100

69.092 / 69.064× 100

= 99,29

Artinya setiap 100 penduduk wanita terdapat 99 penduduk laki laki

6. Angka Beban Ketergantungan

Dengan rumus:

DR= penduduk umur 0 – 14 tahun + penduduk umur 65 keatas / penduduk usia 15 – 64 × 100

Pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Samosir yang berumur 0-14 tahun adalah
sebanyak 41.485 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 104,09 yang berarti bahwa penduduk
berjenis kelamin laki-laki pada rentang usia 0-14 tahun ini lebih banyak dibandingkan perempuan.
Sementara itu, jumlah penduduk pada kelompok umur 15-64 tahun adalah 85.027 jiwa dan pada
kelompok umur 65 tahun ke atas adalah 9.929 jiwa. Dilihat dari rasio jenis kelaminnya maka
penduduk berjenis kelamin laki-laki pada rentang usia 15-64 lebih banyak dibandingkan penduduk
perempuan sebaliknya pada usia 65 ke atas penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak
dibandingkan penduduk laki-laki. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur umur
penduduk
Kabupaten Samosir dapat dikategorikan kelompok penduduk intermediat yang tidak tergolong tua dan
juga tidak muda, dimana proporsi penduduk umur 0-14 tahun pada tahun 2020 sebesar 30,41 persen
dan komposisi umur 15-64 tahun sebesar 62,32persen. Sementara proporsi penduduk usia 65
tahun ke atas yaitu hanya sebesar 7,28 persen. Hal tersebut diduga akibat masih tingginya kelahiran
dan migrasi keluar penduduk usia produktif di Kabupaten Samosir. Dari data tersebut, maka
diharapkan kebijakan pemerintah harus lebih banyak dititikberatkan kepada pemenuhan kebutuhan
penduduk terutama di bidang pendidikan dan penyediaan lapangan kerja.
7. Piramida Kependudukan
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai