Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN INSPEKSI

No : 001/LI/05
Hari : Senen Waktu : 08.00 Wib
Tanggal : 09 Mei 2021 Lokasi : Lokasi Loading

Tanggal Perbaikan
No Temuan Foto Rekomendasi
Rencana Aktual
1 Kerusakan pada sentral joint pada exsavator Memperbaiki sentral join exavator 10 Mei 2022

Pelaksanan Inspeksi : Penanggung Jawab Lokasi


1 Roberto, S.Si
2
3 Yuliandri
LAPORAN TINDAK LANJUT INSPEKSI

No : 001/TLI/005 Waktu : 08.00 Wib


Hari : Selasa Lokasi : Lokasi Loading
Tanggal : 09 Mei 2022
No Foto Temuan Temuan dan Rekomendasi Foto Perbaikan Dilakukan Oleh Tanggal Status
1 Temuan : Riki Adrean 11 Mei 2022 Selesai
Kerusakan pada sentral joint pada exsavator

Rekomendasi :
Dilakukannya perbaikan sentral joint pada
exsavator

Penanggung Jawab Lokasi

Yuliandri
.......................................................
LAPORAN INSPEKSI LINGKUNGAN

No : 001/LIL/006
Hari : Selasa Waktu : 08.00 Wib
Tanggal : 12 Mei 2022 Lokasi : Lokasi Loading

Tanggal Perbaikan
No Temuan Foto Rekomendasi
Rencana Aktual
1 Belum dilakukannya Landclearing pada lahan yang Perlunya dilakukan Landclearing pada lokasi tambang 10-Mei-22
akan dilakukan penambangan sebelum dilakukannya penambangan

Pelaksanan Inspeksi : Penanggung Jawab Lokasi


1
2
3
LAPORAN TINDAK LANJUT INSPEKSI LINGKUNGAN

No : 001/TLIL/006 Waktu : 08.00 Wib


Hari : Rabu Lokasi : Lokasi Loading
Tanggal : 11 Mei 2022

No Foto Temuan Temuan dan Rekomendasi Foto Perbaikan Dilakukan Oleh Tanggal Status
1 Temuan : Puji Rasul 11 Mei 2022 Selesai
Belum dilakukannya Landclearing pada
lahan yang akan dilakukan penambangan

Rekomendasi :
Perlunya dilakukan Landclearing pada
lokasi tambang sebelum dilakukannya
penambangan

Penanggung Jawab Lokasi

Yulhendri
PERTEMUAN PERSIAPAN K3 TERENCANA
Tanggal : 14 Maret 2022

Topik : Penilaian Bahaya di Area Kerja

Pembicara : Pengawas Operasional

Peserta : 8 Orang (Terlampir Absensi)

Tujuan Pertemuan : 1. Mengetahu, mengenal dan memperkiranakan bahaya

2. Melakukan Penilaian Bahaya

3. Melaporkan Bahaya

4. Meningkatkan kinerja K3LH di internal perusahaan

Waktu Pertemuan : 120 Menit

Materi Pertemuan : Kepmen ESDM No. 1827 K /30/MEM/2018

SOP Tentang penggunaan APD

Metode Pertemuan : Ceramah, Diskusi dan Praktek pengisian Form

Alat/Media : LCD Proyektor

Sound System + Mic

Buku saku laporan bahaya

Video dan Foto TTA dan KTA

Urutan Pelaksanaan : 1. Pembukaan (5 menit)

2. Ceramah (30 Menit)

3. Peragaan (35 Menit)

4. Diskusi dan Tanya Jawab (40 Menit)

5. Kesimpulan dan Penutup (10 Menit)

Dibuat Oleh, Diperiksa Oleh, Disetujui Oleh,

Roberto, S.Si Safety Officer KTT


DAFTAR HADIR RAPAT

Topik :

Tanggal : Moderator :

Waktu : Tempat :

No Nama Jabatan Tanda Tangan


1 2
1

3 4
3

5 6
5

7 8
7

9 10
9

10

11 12
11

12
NOTULEN RAPAT
PERTEMUAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Agenda : Pertemuan K3L Tempat : Ruang Rapat Kantor


Tanggal / Waktu : 14 Januari 2022

Mulai Selesai
No Topik Uraian Penanggung jawab
Tanggal Tanggal Status Keterangan

Setiap pekerja wajib mendapatkan Setiap pekerja wajib mendapatkan


1 Pemenuhan kompetensi pekerja pelatihan sesuai dengan pekerjaannya / Roberto 12-Jan-22 15-Jan-22 Selesai pelatihan untuk pemenuhan kompetensi
Prosedur yang ada yang di persyaratkan sebelum bekerja

Refresh pekerja terkait prosedur setiap awal shift melakukan pertemuan


2 Roberto 12-Jan-22 15-Jan-22 Berkelanjutan melakaukan safety talk setiap awal shift
kerja safety talk

Catatan Dibuat, Disetujui,

Ica Yulia Roberto


DAFTAR HADIR RAPAT

Topik :

Tanggal : Moderator :

Waktu : Tempat :

No Nama Jabatan Tanda Tangan


1 2
1

3 4
3

5 6
5

7 8
7

9 10
9

10

11 12
11

12
TINDAK LANJUT PERTEMUAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Tanggal
No Uraian Tindak Lanjut Penanggung Jawab Foto Status
Selesai

Setiap awal shif melakukan


Refresh pekerja terkait
1 pertemuan untuk merefresh Alamsyahri Berkelanjutan Selesai
prosedur kerja
tentang prosedur kerja
DAFTAR HADIR RAPAT

Topik :

Tanggal : Moderator :

Waktu : Tempat :

No Nama Jabatan Tanda Tangan


1 2
1

3 4
3

5 6
5

7 8
7

9 10
9

10

11 12
11

12
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN HAMPIR CELAKA
Nama Pelapor : Yuliandri Tanggal : 15 mei 2022 Jam : 08.00 Wib

No. IDK : Lokasi : Area Tambang


Departemen : PJL
Identifikasi Bahaya Hampir Celaka

Kategori Bahaya : Uraian Kejadian :


√ Tindakan Berbahaya

√ Kondisi Berbahaya

Uraian Temuan :
Terdapat Area tambang yang belum dilakukan
Landclearing

Tindakan yang telah dilakukan :


Dilakukan Landclearing pada area tambang yang akan
di kerjakan

Penanggung Jawab Area : Dilaporkan Kepada :

Yuliandri Roberto
Halaman :
JOB SAFETY ANALYSIS

JSA Tanggal Penyusunan Revisi Tanggal


01
Nama Pekerjaan : Loading Material Kedalam Dumptruck Tanggal : 10
Departemen : Loading Dianalisa Oleh : Pengawas Operasional
Lokasi : Lokasi Loading Disetujui Oleh : Kepala teknik Tambang
Alat Pelindung Diri yang digunakan : Alat Pelindung Diri (APD) Lengkap

Urutan Langkah Pekerjaan Dampak Yang Ditimbulkan Tindakan Pencegahan / Pengendalian

1 Memastikan sudah memakai APD lengkap sebelum 1 Kemungkinan cidera dalam kegiatan tambang sewaktu-waktu 1 Memastikan APD sudah terpasang agar tidak terjadi
memulai pekerjaan baik operator exavator maupun bisa terjadi cidera pada saat bekerja
supir dumptruck
2 Mengecek kondisi pijakan/kelembapan tanah exavator 1 Kemungkinan exavator terpuruk atau terkubur oleh tanah yang 1 Memastikan pijakan alat berada pada tempat yang
beroperasi gembur/lunak aman / tidak berada pada tanah yang lunak atau
gembur
3 Pastikan jarak dumtruck dan supirnya dengan exavator 1 Kemungkinan terserempet exavator yang sedang beroperasi 1 Memastikan jarak dumptruk dan exsavator berada
yang bekerja dalam jarak yang aman pada posisi yang aman agar tidak terserempet
exavator
2 Kemungkinan tertimpa oleh jatuhan material dari bucket exavator 2 Memastikan jarak sopir dumptruk dengan exsavator
berada pada posisi yang aman agar tidak tertimpa
oleh jatuhan material dari bucket exavator dan
pastikan juga memakai APD lengkap

Tim Penyusun
Disusun Oleh, Disetujui Oleh
No Nama Departemen Tanda Tangan
No. Dokumen : 07/SOP
CV. FATHUL JAYA PARMA
Tgl. Efektif : 15-Feb 19

STANDARD OPERATION PROCEDURE DISTRIBUSI


IDENTIFIKASI BAHAYA DAN SEMUA DEPARTEMEN
PENGENDALIAN RISIKO

LEMBAR PENGESAHAN

DOKUMEN DIBUAT OLEH

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Yuliandri Pengawas

2. Roberto Pengawas

DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Alamsyahri KTT

DAFTAR DISTRIBUSI DOKUMEN TERKENDALI

No Unit Kerja Salinan Dokumen

1. Kepala Teknik Tambang Master

2. Seluruh Karyawan Softcopy


No. Dokumen : 07/SOP
CV. FATHUL JAYA PARMA
Tgl. Efektif : 15-Feb 19

STANDARD OPERATION PROCEDURE DISTRIBUSI


IDENTIFIKASI BAHAYA DAN SEMUA DEPARTEMEN
PENGENDALIAN RISIKO

A. TUJUAN
Memberi panduan mengenai tata cara Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan
pengendalian resiko K3 di lingkungan perusahaan.

B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua wilayah operasional perusahaan CV. FATHUL
JAYA PARMA

C. REFERENSI
Panduan (Manual) Sistem Management Keselamatan dan Kesehatan kerja
perusahaan.

D. DEFINISI
Kemungkinan kerugian terhadap keselamatan umum,harta benda,jiwa manusia
dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada
pekerjaan.

E. TANGGUNGJAWAB
Sekretaris P2K3 wajib melaksanakan prosedur ini secara teliti dan mendalam

F. PROSEDUR
1. Persiapan data
1.1 sekretaris P2K3 menyiapkan data yang diperlukan untuk
identifikasi bahaya. Data data yang disiapkan dapat berupa data data
berikut ;
a. Denah / peta lokasi perusahaan
b. Kebijakan K3
c. Struktur organisasi perusahaan
d. Diagram alur proses / aktifitas perusahaan
e. Prosedur dan instruksim kerja serta daftar peralatan kerja dan APD
yang digunakan
f. Komposisi tenaga kerja
g. Data pemeriksaan Kesehatan tenaga kerja
h. Daftar fasilitas umum maupun fasilitas penunjang operasional perusahaan
i. Daftar mesin mesin tenaga dan produksi yang digunakan
j. Daftar bejana tekan dan pesawat uap yang digunakan
k. Daftar alat berat yang digunakan
No. Dokumen : 07/SOP
CV. FATHUL JAYA PARMA
Tgl. Efektif : 15-Feb 19

STANDARD OPERATION PROCEDURE DISTRIBUSI


IDENTIFIKASI BAHAYA DAN SEMUA DEPARTEMEN
PENGENDALIAN RISIKO

l. Daftar bahan baku / material yang digunakan


m. Daftar sampah, limbah dan emisi yang dihasilkan
n. Daftar bahan kimia yang digunakan
o. Daftar produk yang dihasilkan
p. Laporan insiden sebelumnya
q. Informasi / masukan dari tenaga kerja ataupun pihak ketiga diluar perusahaan
r. Aktifitas keamanan, lalu lintas, lingkungan dan potensi keadaan
darurat perusahaan
s. Perizinan, peraturan perundang undangan, persyaratan dan kontrak
dengan pihak ketiga terkait permasalaha K3
t. Daftar pihak lain yang ikut bekerja di lokasi perusahaan
u. Perubahan management
v. Sekretaris P2K3 melakukan verifikasi data dan observasi lapangan berdasarkan
data valid yang di dapat

2. Identifikasi bahaya
2.1 sekretaris P2K3 melaksanakan identifikasi bahaya yang terdapat di
seluruh area aktifitas perusahaan meliputi ;
a. aktifitas kerja rutin dan non rutin
b. aktifitas semua pihak yang memasuki area kerja ternasuk
kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu
c. budaya manusia, kemampuan manusia dan factor manusia lainnya
d. bahaya dari lingkungan luar tempat kerja yang dapat
mengganggu keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja yang
berada di tempat kerja
e. infrastruktur, perlengkapan dan bahan / material baik yang
disediakn oleh perusahaan maupun pihak lain yang
berhubungan dengan perusahaan
f. perubahan ataupun usukan perubahan dalam perusahaan baik
perubahan aktifitas maupun bahan, material / mesin yang
digunakan
g. perubahan system management K3 termasuk perubahan
sementara dan dampaknya terhadap operasi, proses dan
aktifitas kerja
h. penerapan perundang undangan, persyaratan dan peraturan
yang berlaku
i. desain tempat kerja, proses, instalasi mesin / peralatan,
prosedur operasional, struktur organisasi termasuk
No. Dokumen : 07/SOP
CV. FATHUL JAYA PARMA
Tgl. Efektif : 15-Feb 19

STANDARD OPERATION PROCEDURE DISTRIBUSI


IDENTIFIKASI BAHAYA DAN SEMUA DEPARTEMEN
PENGENDALIAN RISIKO

penerapannya terhadap kemampuan manusia


2.2 sekretaris P2K3 melaksanakan identifikasi bahaya berdasarkan 5
faktor bahaya berikut ;
a. Biology (jamur, virus, bakteri, microorganism, tanaman, binatang)
b. Kimia (bahan/material, gas, uap, debu, cairan beracun,
berbahaya, mudah meledak/menyala/terbakar, korosif, pemicu
iritasi/irritant, bertekanan, reaktif, radioaktif, oksidator, pemicu
kanker, berbahaya bagi pernafasan, membahayakan, mencemari
lingkungan dsb)
c. Fisik/mekanik (infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan,
kendaraan/alat berat, ketinggian, tekanan, suhu, ruang terbatas,
cahaya, listrik, radiasi, kebisingan, getaran dan ventilasi)
d. Biomekanik (postur, posisi kerja, pengangkatan manual, Gerakan
berulang serta ergonomi tempat kerja, alat/mesin)
e. Psikis/social (beban kerja berlebihan, komunikasi, pengendalian
management, lingjkunga social tempat kerja, kekerasan dan
intimidasi)

3. Penilaian resiko
No. Dokumen : 07/SOP
CV. FATHUL JAYA PARMA
Tgl. Efektif : 15-Feb 19

STANDARD OPERATION PROCEDURE DISTRIBUSI


IDENTIFIKASI BAHAYA DAN SEMUA DEPARTEMEN
PENGENDALIAN RISIKO

3.1 Sekretaris P2K3 melaksanakan penilaian resiko berdasarkan tabel matrix


resiko berikut ;

MATRIKS RISIKO / PELUANG

Konsekue
nsi
Kemungkinan
1 2 3 4 5
Tidak Keci Sedan Besa Sang
signifik l g r at
an besa
r
5
11 16 20 23 2
Pasti 5
4
Kemungkinan
Besar 7 12 17 21 2
4
3
4 8 13 18 2
Mungkin 2
2
Kemungkinan
Kecil 2 5 9 14 1
9
1
Jarang 1 3 6 10 1
5
No. Dokumen : 07/SOP
CV. FATHUL JAYA PARMA
Tgl. Efektif : 15-Feb 19

STANDARD OPERATION PROCEDURE DISTRIBUSI


IDENTIFIKASI BAHAYA DAN SEMUA DEPARTEMEN
PENGENDALIAN RISIKO

Tindakan untuk Tindakan untuk


Level Prioritas Meminimalkan Risiko Memaksimalkan
Risiko Peluang
Level manajemen tertinggi
diinformasikan; risiko
ditugaskan [untuk ditangani]
kepada manager yang dianggap Penelitian dan
bertanggung jawab; penelitian perencanaan yang
Ekstrem 1
dan perencanaan yang terperinci diperlukan;
terperinci diperlukan; tentukan high payoff potential;
apakah aktivitas atau tugas kejar peluang secara
harus agresif.
dihentikan menunggu
investigasi lebih lanjut.

Tanggung jawab manajemen Peluang dalam waktu


Tinggi 2 ditentukan; rencana tindakan dekat dengan tingkat
koreksi dan pencegahan pengembalian modal di
diperlukan. atas rata-rata; kejar
dengan tekun.
Conditionally Acceptable Risk Peluang untuk
– tanggung jawab merealisasikan tingkat
Menengah 3
manajemen ditentukan; pengembalian modal rata-
Pastikan pemantauan dan rata dengan kepastian;
review berjalan kejar sesuai dengan
rencana yang ada.
Tangani dengan prosedur Tangani dengan prosedur
Rendah 4
rutin; terima risiko. rutin.
No. Dokumen : 07/SOP
CV. FATHUL JAYA PARMA
Tgl. Efektif : 15-Feb 19

STANDARD OPERATION PROCEDURE DISTRIBUSI


IDENTIFIKASI BAHAYA DAN SEMUA DEPARTEMEN
PENGENDALIAN RISIKO

LIKELIHOOD TABLE

Level Description Criteria (read as either/or)

The event will most likely occur


5 Almost
Certain The event occurs daily
The event is expected to occur
4 Likely
The event occurs weekly/monthly
The event will occur under some circumstances
3 Possible
The event occurs annually
The event has occurred elsewhere
2 Unlikely
The event occurs every 10 years
The event may occur in exceptional circumstance
1 Rare
The event has rarely occurred in the industry

TABEL KEMUNGKINAN RESIKO


Tingk Penjelasan Kriteria (dibaca sebagai salah satu /atau)
at
Kejadian akan terjadi
5 Pasti
Kejadian terjadi setiap hari
Kejadian diperkirakan akan terjadi
4 Sangat
Kejadian terjadi setiap minggu/bulan
Mungkin
Kejadian akan terjadi dalam situasi tertentu
3 Mungkin
Kejadian terjadi setiap tahun
Kejadian telah terjadi di tempat lain
2 Jarang
Kejadian terjadi setiap 10 tahun
Kejadian dapat terjadi dalam situasi yang luar biasa
1 Sangat
Kejadian sangat jarang terjadi dalam industri.
Jarang
No. Dokumen : 07/SOP
CV. FATHUL JAYA PARMA
Tgl. Efektif : 15-Feb 19

STANDARD OPERATION PROCEDURE DISTRIBUSI


IDENTIFIKASI BAHAYA DAN SEMUA DEPARTEMEN
PENGENDALIAN RISIKO

4. Menentukan Langkah pengendalian resiko berdasarkan 5 hirarki kontrol :


4.1 Eliminasi (Menghilangkan bahaya)
4.2 Substitusi (mengganti sumber/alat/mesin/bahan/material/aktifitas yang
lebih aman)
4.3 Rekayasa (perancangan/perencanaan/modifikasi
sumber/alat/mesin/bahan/material/aktifitas/area supaya lebih
aman)
4.4 Administratif (penerapan prosedur/aturan kerja, pelatihan dan
pengendalian visual di tempat kerja)
4.5 Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja)

5. Membuat laporan hasil dan dokumentasi laporan hasil identifikasi bahaya


dan pengendalian resiko kepada pimpinan perusahaan

G. Lampiran
Formulir laporan hasil identifikasi bahaya dan pengendalian resiko
SOP
INSPEKSI
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP INSPEKSI
SOP 01

1. Tujuan

Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki tempat kerja terhadap bahaya


Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan melalui inspeksi Sebelum Shift Kerja
Harian, Sebelum menggunakan Kendaraan/Peralatan Inspeksi Umum dan
Inspeksi Kepatuhan.

Pedoman ini menjelaskan proses inspeksi Keselamatan, Kesehatan dan


Lingkungan tempat kerja guna mengidentifikasi dan memperbaiki bahaya yang
ada di lokasi CV. Fathul Jaya Parma dan berpedoman pada beberapa peraturan
dibawah ini :
1.1. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang baik. Lampiran III
Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pertambangan Dan
Pengolahan Dan/Atau Pemurnian Mineral Dan Batubara. Inspeksi
Keselamatan Kerja.
1.2. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang
Baik Dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara.
Bagian Ketiga Pengelolaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan
Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara. Paragraf 1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Keselamatan Operasi Pertambangan
Mineral dan Batubara, Pasal 14(4) a.6 Inspeksi Keselamatan Kerja
1.3. Peraturan Perundang-undangan dan Perizinan Pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan Hidup yang terkait dengan operasional
pertambangan CV. Fathul Jaya Parma

2. Definisi

a. Inspeksi
Pengamatan sistematis untuk mengidentifikasi kesehatan, keselamatan,
dan bahaya lingkungan kerja di tempat kerja yang mungkin terlewatkan

b. Inspeksi Sebelum Shift kerja


Inspeksi harian sebelum shift kerja yang dilakukan oleh supervisor di awal
shift sebelum pekerjaan di lakukan.

c. Inspeksi Umum
Inspeksi bulanan yang terencana dan sistematis yang dilaksanakan di

Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 1
Tanggal : 05/10/2017
SOP
INSPEKSI
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP INSPEKSI
SOP 01

seluruh area kerja untuk mengidentifikasi dan memperbaiki keadaan


bahaya keselamatan, kesehatan dan lingkungan.

d. Inspeksi Kepatuhan
Inspeksi bulanan Kepatuhan Lapangan adalah inspeksi terencana dan
sistematis yang dilaksanakan di seluruh areal kerja Safety Officer untuk
mengidentifikasi dan memperbaiki keadaan bahaya kesehatan,
keselamatan dan lingkungan.

e. Inspeksi Sebelum Menggunakan Kendaraan/ Peralatan


Inspeksi yang dilakukan terhadap kendaraan/peralatan sebelum digunakan
untuk memastikan peralatan tersebut layak di gunakan.

3. Tanggung Jawab
3.1. Karyawan
a. Melakukan pemeriksaan area kerja masing- masing sebelum mulai
bekerja.
b. Melakukan inspeksi sebelum menggunakan peralatan bergerak
(gunakan buku isian Pre-use Inspection) dan perkakas yang
digunakan untuk memastikan apakah kondisinya baik.
c. Melakukan tindakan perbaikan segera terhadap kekurangan yang
ditemukan, berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
serta melaporkannya kepada atasan langsung.
d. Membantu menyelesaikan inspeksi kepatuhan dan inspeksi umum
dan mendukung penyelesaian tindakan perbaikan yang telah
diidentifikasi dalam proses inspeksi.

3.2. Supervisior
a. Melakukan inspeksi Pre-Shift harian di daerah tanggung jawab
masing-masing dan mencatat hasilnya pada lembar Pre-Shift
Inspection/Safety Talk.
b. Melakukan inspeksi umum bulanan terhadap area kerja masing-
masing dan mencatat hasilnya pada lembar General Inspection.
c. Bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan terhadap
keadaan bahaya yang teridentifikasi di areal kerjanya, sesuai
dengan sistem Tindakan Perbaikan yang berlaku.

Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 2
Tanggal : 05/10/2017
SOP
INSPEKSI
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP INSPEKSI
SOP 01

d. Meninjau ulang daftar periksa inspeksi sebelum melakukan


inspeksi umum tempat kerja untuk memastikan bahaya
kesehatan, keselamatan dan lingkungan spesifik yang mungkin
ada di area kerja.
e. Melakukan dan mendokumentasikan inspeksi umum di area
kerjanya setiap bulan.
f. Memastikan agar karyawan, peralatan, fasilitas dan sumber daya
di area tanggung jawabnya terkelola untuk meminimalkan risiko
keselamatan, kesehatan dan lingkungan.
g. Memahami ketentuan bagi areanya sebagaimana tercantum
dalam daftar periksa.
h. Mengingatkan karyawan tentang ketentuan, dan memperbaiki
setiap ketidakpatuhan dan/atau ketidaksesuaian secara tepat
waktu.
i. Melaporkan setiap permasalahan, insiden serta ketidakpatuhan
dan/atau ketidaksesuaian dalam bidang keselamatan, kesehatan
dan lingkungan kepada Departemen SHE.
j. Mendampingi dan HSEQ Supervisor dalam melakukan inspeksi
kepatuhan lapangan di área

3.3. Penanggung Jawab Operasional


 Melakukan inspeksi umum bulanan bagian área kerja yang menjadi
tanggung jawabnya dengan mitra kerja untuk mengetahui semua
area/aktifitas yang memiliki resiko tinggi.
 Meninjau ulang secara periodik daftar periksa inspeksi bersama
Supervisor sebelum melakukan inspeksi umum ditempat kerja untuk
memastikan bahaya keselamatan, kesehatan dan lingkungan spasifik
yang mungkin ada di area mereka.
 Bekerja sama dengan HSE untuk menyusun kriteria inspeksi
keselamatan, kesehatan dan lingkungan diareanya.
 Dengan dukungan HSE, memeriksa kecukupan kontrol operasional guna
meminimalkan risiko keselamatan, kesehatan dan lingkungan.
 Memeriksa laporan inspeksi lingkungan berkaitan dengan area, dan
menerapkan, menyetujui dan menindaklanjuti tindakan perbaikan yang
relevan

Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 3
Tanggal : 05/10/2017
SOP
INSPEKSI
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP INSPEKSI
SOP 01

4. Prosedur
4.1. Umum
a. Inspeksi Sebelum Shift Kerja
 Inspeksi harus dilakukan oleh Supervisor langsung sebelum pekerjaan
dimulai pada Shift kerja masing-masing, kemudian dicatat pada lembar
Inspeksi Sebelum Shift Kerja.
 Keadaan bahaya yang ditemukan dibahas dalam safety talk 5 menit
sebelum Shift kerja dimulai dicatat pada lembar Inspeksi Sebelum Shift
Kerja di mulai.
 Formulir Inspeksi Sebelum Shift Kerja harus disimpan di Departemen yang
bersangkutan dan dapat digunakan sebagai bahan untuk audit berkala oleh
personel HSE .
 Jika memungkinkan, lakukan perbaikan atas kekurangan yang ditemukan
dalam observasi. Jika kekurangan tersebut tidak dapat segera diperbaiki,
pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakan perbaikan atas
keadaan bahaya yang telah teridentifikasi selanjutnya adalah Supervisor,
Superintendent dan Manajer Area

b. Inspeksi Sebelum Menggunakan Peralatan


 Sebelum mengoperasikan kendaraan pada awal Shift kerja, setiap operator
peralatan bergerak pengolah material harus melengkapi dan
mendokumentasikan Inspeksi Sebelum Menggunakan Peralatan atas
kendaraan masing-masing.
 Lembar inspeksi sebelum menggunakan peralatan yang Standar bagi
departemen yang bersangkutan, harus digunakan untuk
mendokumentasikan tiap kegiatan inspeksi. lembar tersebut harus
dilengkapi dan ditandatangani oleh operator dan selanjutnya disampaikan
kepada Supervisor langsung untuk peninjauan ulang.
 Contoh lembar inspeksi sebelum menggunakan peralatan tercantum dalam
prosedur ini. Namun, laporan inspeksi khusus peralatan dan laporan
inspeksi khusus departemen lainnya mungkin juga tersedia untuk
digunakan.
 Supervisor harus memastikan peralatan tidak akan digunakan jika
timbulnya keadaan bahaya yang dapat mengganggu operasi kendaraan
yang aman.
 Lembar inspeksi sebelum menggunakan peralatan diserahkan kepada
Bagian Maintenance untuk ditindaklanjuti dan untuk upaya perbaikan.
 Laporan inspeksi sebelum menggunakan peralatan harus disimpan dalam
arsip departemen dan dapat di-audit berkala.

Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 4
Tanggal : 05/10/2017
SOP
INSPEKSI
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP INSPEKSI
SOP 01

 Inspeksi ini dilakukan dengan menggunakan lembar Laporan Hasil Inspeksi


Umum.

c. Inspeksi Umum
 Inspeksi umum dilakukan dalam setiap bulan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing Karyawan.
 Panduan melakukan inspeksi umum dapat dilihat pada lampiran lembar
inspeksi umum.
 Hasil inspeksi yang dilakukan dimasukkan ke dalam lembar Laporan Hasil
Inspeksi.

d. Inspeksi Kepatuhan
 Inspeksi Kepatuhan dilakukan setiap bulan terhadap area dan atau fasilitas
yang memiliki tingkat resiko tinggi terkait keselamatan, kesehatan dan
lingkungan.
 Tingkat resiko ditentukan dalam penilaian risiko terdahulu, pengkajian
terhadap kewajiban dan/atau kepatuhan hukum, kebijakan, standar dan
pedoman internal Perusahaan
 Pada area dan atau fasilitas yang memiliki tingkat resiko menengah atau
rendah dapat dilakukan dengan interval waktu inspeksi yang lebih lama
(triwulan atau semester) berdasarkan hasil kajian managemen.
 Target pencapaian tahunan seluruh area dari Inspeksi Kepatuhan ini akan
ditetapkan oleh General Manager Operation.

4.2. Tahapan Inspeksi Umum dan Kepatuhan


a. Perencanaan Inspeksi
 Buat perencanaan inspeksi yang baik dengan melibatkan pemilik area yang
akan di inspeksi dan membuat jadwal kegiatan inspeksi.

b. Persiapan Inspeksi
 Mulai dengan sikap positif, ketahuilah apa yang harus diperhatikan, jangan
hanya melihat hal-hal yang negatif saja.
 Gunakan lembar Inspeksi sesuai dengan jenis inspeksi yang akan
dilakukan.

Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 5
Tanggal : 05/10/2017
SOP
INSPEKSI
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP INSPEKSI
SOP 01

c. Pelaksanaan Inspeksi
 Perhatikan benda-benda yang ada di lantai dan di luar jalur jalan, seperti,
di kabinet, di kloset, di belakang rak dll. Jangan hanya melihat barang yang
tampak.
 Ambil tindakan sementara dengan segera pada aktu ditemukan keadaan
berisiko tinggi atau berbahaya dengan memperbaiki atau mengisolasikan
sumber bahaya tersebut hingga tindakan perbaikan permanen dapat
dilakukan.
 Catat semua temuan bahaya dalam lembar inspeksi yang dilakukan

d. Rekomendasi dan Tindak Lanjut Hasil Inspeksi


 Catat rekomendasi dan tindak lanjut/jatuh tempo pada lembar laporan dan
rekomendasi dan tindak lanjut berdasarkan klasifikasi jenis bahaya.
 Klasifikasikan jenis bahaya menggunakan sistem berikut :
BAHAYA KELAS A : Suatu kondisi atau praktek yang secara langsung dapat
menimbulkan kerugian terhadap orang, properti, proses, atau lingkungan -
Bahaya kelas A harus segera diatasi.

BAHAYA KELAS B: kondisi atau praktek yang sifatnya tidak secara langsung
mengakibatkan gangguan terhadap orang, properti, proses, atau
lingkungan, tetapi harus dikontrol selama inspeksi dan diperbaiki dalam
waktu 72 jam, dimana hal tersebut dapat dipraktekkan.

BAHAYA KELAS C: Suatu kondisi atau praktek yang tidak menimbulkan


bahaya terhadap orang, properti, proses atau lingkungan. Kondisi harus
diperbaiki dalam waktu 2 minggu, dimana hal tersebut dapat dipraktekkan

e. Supervisor bertanggung jawab untuk memantau dampak tindakan


perbaikan untuk membuat verifikasi atas tindakan perbaikan yang
dilakukan dan bahwa masalah utama dipecahkan tanpa menimbulkan
dampak sampingan yang tidak diinginkan. Tindak lanjut harus
dilakukan sesuai dengan persyaratan Batu Hijau.
f. Serahkan salinan laporan Inspeksi kepada masing-masing departemen
administrasi.

Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 6
Tanggal : 05/10/2017
SOP
INSPEKSI
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP INSPEKSI
SOP 01

4.3. Evaluasi Inspeksi


 Evaluasi hasil inspeksi harus dilakukan untuk memastikan keadaan bahaya
dan rekomendasi/tindak lanjut telah dilakukan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan di tempat kerja
4.4. Laporan dan Penyebarluasan Hasil Inspeksi
 Laporan penyebaran hasil inspeksi di lakukan setelah inspeksi selesai
melalui EHS360 atau mengirimkan hasil inspeksi melalui email untuk
diketahui dan di tindaklanjuti.
 Hasil inspeksi dapat diskusikan saat pertemuan Keselamatan.

4.5. Pelaksanaan Inspeksi Internal


 Sesuai permintaan dari lembaga eksternal, termasuk kantor pemerintah,
Departemen SHLP dan Lingkungan akan menjadwalkan inspeksi sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan.
 Pelaksanaan inspeksi dilakukan mengikuti tahapan inspeksi umum.
 Hasil inspeksi langsung dimasukkan dalam sistem EHS360

4.6. Personil dan Pelatihan


 Pelaksana inspeksi yang terlatih melakukan inspeksi kepatuhan serta
inspeksi umum.
 Perwakilan area ikut berpartisipasi dalam inspeksi kepatuhan (keseluruhan
proses).
 Perwakilan tersebut harus bertanggung jawab dan berpengetahuan luas
mengenai kegiatan di area serta ketentuan yang ada di dalam daftar
periksa.
 Petugas inspeksi kepatuhan yang berpengetahuan luas harus mendampingi
setiap pelaksana inspeksi dari lembaga eksternal, dan memberikan
masukan dalam proses dan kontrol sebagaimana perlunya

5. PENUTUP

Demikian Standart Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat untuk memberikan


gambaran dan petunjuk serta pedoman secara tertulis kepada divisi Quarry
PT.Kawasan Dinamika Harmonitama dalam melaksanakan tugas.

Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 7
Tanggal : 05/10/2017
SOP
INSPEKSI
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP INSPEKSI
SOP 01

Buku petunjuk ini tidak menutup kemungkinan akan ada perubahan sesuai dengan
perkembangan kondisi dan situasi yang ada .

6. Otoriasasi Alur Kerja

Dibuat Oleh, Jabatan


Yuliandri Pengawas
Roberto Pengawas

Disetujui Oleh Jabatan Tanggal Tanda Tangan

Alamsyahri KTT 8 Okt 2017

Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 8
Tanggal : 05/10/2017
SOP JSA
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP JOB SAFETY ANALYSIS
SOP 02

I. Tujuan

Untuk memberikan panduan dalam melakukan penyusunan analisa


keselamatan kerja sebelum pekerjaan tersebut dilakukan diseluruh area
kerja CV. FATHUL JAYA PARMA

II. Ruang Lingkup


1. Analisa keselamatan kerja terhadap pekerjaan yang mencakup semua
kegiatan operasional diseluruh area kerja CV. FATHUL JAYA PARMA
2. Kegiatan yang memerlukan JSA akan dilakukan pada hal-hal sebagai
berikut :
2.1. Pekerjaan yang tidak biasa dilakukan.
2.2. Pekerjaan yang memiliki risiko tinggi (rutin dan non-rutin).
2.3. Pekerjaan baru / modifikasi dan memiliki risiko tinggi
2.4. Pekerjaan yang memiliki riwayat kecelakaan LTI atau fatal
2.5. Secara teratur untuk mereview keefektifan.

III. Referensi
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang SMK3
3. Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan Yang Baik Dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan
Batubara
4. Kepmen ESDM No. 1827.K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Pelaksaan
Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik
5. Kepdirjen Minerba No. 185.K/37.04/DJB/2019 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan, Penilaian, Dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara.
6. ISO 14001 : 2015, Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian
Operasional
7. ISO 45001 : 2018, Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian
Operasional
IV. Definisi
1. Bahaya (Hazard) adalah semua sumber, siatuasi ataupun aktivitas,
yang berpotensi menimbulkan cidera (kecelakaan kerja), dan atau
Penyakit Akibat Kerja, serta kerusakan pada alat kerja, mesin yang
mengakibatkan kerugian juga pencemaran terhadap area kerja.

Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 1
Tanggal : 07/10/2017
SOP JSA
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP JOB SAFETY ANALYSIS
SOP 02

2. Job Safety Analysis (JSA) adalah teknik manajemen keselamatan yang


berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang
berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak
dilakukan.
3. Risiko adalah dampak dari ketidakpastian suatu sasaran.
4. HIRA adalah adalah identifikasi bahaya dan penilaian resiko.
5. Identifikasi Bahaya adalah proses untuk mengenali bahaya yang ada
dan mendefinisikan sifat-sifatnya.
6. Penilaian Risiko adalah proses mengevaluasi risiko yang timbul dari
adanya bahaya dengan memperhatikan pengendalian yang ada saat ini
sehingga dapat diputuskan apakah risiko tersebut diterima atau tidak.
7. Frekuensi adalah keseringan terjadinya kejadian berbahaya atau
terpapar bahaya.
8. Probability adalah adalah kemungkinan terjadinya insiden atau dampak
yang mengakibatkan cidera, PAK, kerusakan harta benda atau dampak
lingkungan yang merugikan yang disebabkan oleh suatu kejadian
berbahaya atau paparan bahaya atau aspek tsb.
9. Severity adalah keparahan dari cidera, PAK, kerusakan harta benda
atau dampak lingkungan yang merugikan yang disebabkan oleh suatu
kejadian berbahaya atau paparan bahaya atau aspek tersebut.
10. Nilai risiko yang dapat diterima (Acceptable Risk) adalah risiko yang
masuk ke dalam kriteria low atau medium.
11. Nilai risiko yang tidak dapat diterima (Non Acceptable Risk) adalah
risiko yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan atau kebijakan
perusahaan atau masuk ke dalam kriteria very high atau high.
12. Pengendalian risiko adalah upaya menurunkan tingkat risiko yang
timbul akibat adanya bahaya/aspek.
13. Hierarki Pengendalian adalah tindakan pengendalian bahaya yang
dibuat berdasarkan urutan eliminasi, subtitusi, engineering control,
kontrol administratif dan APD.
14. Tim JSA adalah tim yang bertugas membuat JSA dan minimal terdiri
dari pekerja yang terlibat, pengawas, perwakilan dari Departemen
OSHE dan ahli dari Departemen lain (jika diperlukan, untuk
memberikan masukan terhadap pembuat JSA).
15. Pengawas merupakan penanggung jawab area kerja yang memastikan
pekerjaan karyawan yang ada dibawahnya melakukan pekerjaan sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang ada.
Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 2
Tanggal : 07/10/2017
SOP JSA
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP JOB SAFETY ANALYSIS
SOP 02

V. Diagram Alir

DOKUMEN INDIKATOR
DIAGRAM ALIR PIC
PENDUKUNG PROSES

1
Membuat Tim JSA - Form JSA - Pengawas Lapangan 1. JSA melibatkan
pihak-pihak

2 - Form JSA - TIM JSA 2. List aktivitas


Pembuatan JSA lengkap,
T Identifikasi
i bahaya lengkap,
d daftar
a pengendalian
3 Review JSA k sesuai dengan

- HSE Departemen 3. Identifikasi


bahaya pada area
kerja tertentu

SESUAI

Ya

- Form JSA - Project Manager


Pengesahan JSA

Sosialisasi JSA dan - Form JSA - Pengawas Lapangan 4. Sosialisasi


Penerapan Pekerjaan dilakukan setiap
awal aktivitas

Pengesahan JSA - Pengawas Lapangan 5. Pengawasan


- HSE Departemen dilakukan
sepanjang
pekerjaan
Selesai

Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 3
Tanggal : 07/10/2017
SOP JSA
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP JOB SAFETY ANALYSIS
SOP 02

VI. Ketentuan

1. Membuat Tim JSA


Pengawas di site harus membentuk tim untuk membuat dokumen JSA di
departemen masing-masing.
1.1. Anggota tim JSA harus mengetahui proses yang terkait dengan JSA
yang disusun dan mempunyai kompetensi dalam pembuatan JSA,
minimal sudah pernah mengikuti pelatihan pembuatan JSA yang
dilaksanakan oleh suatu lembaga pelatihan yang terakreditasi atau
mengikuti pelatihan yang dilakukan secara internal perusahaan.
1.2. Tim pembuat JSA terdiri dari pekerja yang terlibat, pengawas,
perwakilan dari departemen HSE dan ahli dari Departemen lain (jika
diperlukan, untuk memberikan masukan terhadap pembuatan JSA).

2. Pembuatan JSA
Pembuatan JSA oleh tim JSA dilakukan bersama narasumber (orang yang
memahami aktivitas terkait), untuk mengindentifikasi bahaya dan menilai
risiko.
2.1. Identifikasi bahaya/aspek K3L dilakukan dengan cara membagi seluruh
kegiatan operasi/pekerja menjadi beberapa aktivitas.
2.2. Setiap potensi bahaya/aspek yang telah diidentifikasi akan dicatat
dalam form Job Safety Analysis.
2.3. Tindakan pengendalian diambil berdasarkan pertimbangan K3L dan
juga hirarki pengendalian risiko yang meliputi :
a. Eliminasi
b. Subtitusi
c. Rekayasa Engineering
d. Administratif,
e. Alat Pelindung Diri (APD), serta harus efektif dan mudah
diterapkan.
2.4. Panduan

No Aktivitas Alat Kerja Keterangan/Gambar


1 Bagi pekerjaan - Form JSA Membagi pekerjaan dengan
menjadi memperhatikan
beberapa a. Tulisan aktifitas yang dilakukan
Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 4
Tanggal : 07/10/2017
SOP JSA
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP JOB SAFETY ANALYSIS
SOP 02

langkah kerja karyawan


b. Gunakan kata kerja
c. Tanyakan kepada karyawan
untuk klarifikasi
d. Capai kesepakatan dengan
karyawan.
2 Lakukan Job - Form JSA Lakukan identifikasi bahaya
Safety Analysis - Risl Matrik terhadap semua aktivitas yang
(Identifikasi akan dilakukan dengan
bahaya) memperhitungkan risiko yang ada
dan dengan mempertimbangkan :
a. Probability (kemungkinan)
b. Frekuensi (keseringan)
c. Severity (keparahan)
R=PxFxS
3 Penyusunan - Form JSA Dalam menentukan langkah
Pengendalian pengendalian harus
memperhatikan hirarki
pengendalian risiko yang meliputi :
a. Eliminasi
b. Subtitusi
c. Rekayasa engineering
d. Administrasi
e. Alat Pelindung Diri (APD)
Serta harus efektif dan mudah
diterangkan. Untuk JSA yang
dibuatsubcontraktor harus
direview oleh pengawas, sebelum
dilakukan HSE Departemen.
Penanggung - Form JSA Penanggung jawab masing-masing
Jawab area kerja.

3. Review JSA
HSE Departemen memeriksa JSA yang telah dibuat. Untuk JSA yang belum
sesuai pengisiannya dan direkomendasikan dan akan dikembalikan kepada
Tim JSA terkait untuk perbaikan dan tindak lanjut.

4. Pengesahan JSA
JSA yang sudah diriview oleh HSE Departemen akan disahkan Project
Manajer (PM) jika sudah sesuai dengan ketentuan yang ada.
Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 5
Tanggal : 07/10/2017
SOP JSA
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP JOB SAFETY ANALYSIS
SOP 02

5. Sosialisasi JSA dan Penerapan Pekerjaan


JSA yang telah disahkan PM, disosialisasikan oleh pengawas lapangan
dengan baik, benar, dan jelas kepada seluruh pekerja yang terlibat dalam
pekerjaan agar dalam penerapannya sesuai dengan yang dipersyaratkan.

6. Pemantauan Pekerjaan
HSE Departemen beserta pengawas lapangan harus memastikan atau
memantau pekerjaan dan jika terdapat perubahan aktivitas pekerjaan, maka
JSA harus direview kembali oleh tim pembuat JSA

VII. Otoriasasi Alur Kerja

Dibuat Oleh, Jabatan


Yuliandri Pengawas
Roberto Pengawas

Disetujui Oleh Jabatan Tanggal Tanda Tangan

Alamsyahri KTT 8 Okt 2017

Terbitan : A
Perbaikan : 00 Halaman : 6
Tanggal : 07/10/2017

Anda mungkin juga menyukai