Anda di halaman 1dari 3

Tokoh yang merumuskan Pancasila :

Moh Yamin, Soepomo, dan Soekarno

Tokoh yang mengusulkan Pancasila pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945 :


Moh Yamin, Soepomo, dan Soekarno

Tokoh yang merumuskan Pancasila menurut Piagam Jakarta 22 Juni :


Moh Yamin, Soepomo, serta Soekarno

Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara pada 18 Agustus 1945 oleh PPKI pada
sidang pengesahan UUD 1945

Muhammad Yamin

Salah satu kontribusi signifikan Yamin adalah mengusulkan konsep tentang


Ketuhanan Yang Maha Esa dalam rumusan dasar negara. Puisi “Tanah Air” adalah
salah satu karyanya yang terkenal.

Muhammad Yamin (1903–1962) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang


berperan krusial dalam perumusan dasar negara Indonesia. Ia lahir di Talawi,
Sumatra Barat, dan memiliki kecintaan pada sastra serta aktif dalam gerakan
nasionalis. Yamin terlibat dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI), sebuah lembaga yang bertugas merumuskan dasar negara.
Yamin mengusulkan lima dasar negara sebagai berikut:

Rumusan Dasar Negara oleh Muhammad Yamin


-Peri Kebangsaan
-Peri Kemanusiaan
-Peri Ketuhanan
-Peri Kerakyatan
-Kesejahteraan Sosial

Soepomo

Soepomo menambahkan konsep kemanusiaan yang adil dan beradab dalam


rumusan dasar negara. Pengaruhnya dalam perkembangan sistem hukum nasional
Indonesia juga sangat signifikan.

Soepomo (1903-1958) adalah seorang negarawan dan ahli hukum yang juga
memainkan peran penting dalam merumuskan dasar negara Indonesia. Ia lahir di
Madiun, Jawa Timur, dan memiliki keterlibatan dalam organisasi nasionalis sejak
muda. Soepomo juga merupakan anggota BPUPKI dan ikut serta dalam proses
pembentukan dasar negara. Ia mengusulkan lima dasar negara sebagai berikut:

Rumusan Dasar Negara oleh Soepomo:


-Persatuan
-Kekeluargaan
-Keseimbangan Lahir dan Batin
-Musyawarah
-Keadilan Rakyat

Soekarno

Soekarno (1901-1970) adalah Presiden pertama Indonesia dan proklamator


kemerdekaan. Ia lahir di Surabaya, Jawa Timur, dan memiliki peran sentral dalam
perjuangan kemerdekaan serta merumuskan dasar negara Indonesia. Sebagai
pemimpin BPUPKI, Soekarno memberikan pengaruh besar dalam proses
perumusan dasar negara. Ia mengusulkan lima dasar negara sebagai berikut:

Rumusan Dasar Negara oleh Soekarno:


-Kebangsaan Indonesia
-Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
-Mufakat atau Demokrasi
-Kesejahteraan Sosial
-Ketuhanan yang Berkebudayaan
Dengan karisma dan visi yang kuat, Soekarno berperan penting dalam membangun
ideologi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia

Sifat UUD 1945

-Bersifat tertulis dan memiliki rumusan yang jelas. Undang Undang Dasar 1945
adalah hukum positif yang mengikat, baik bagi pemerintah sebagai penyelenggara
negara maupun bagi setiap warga negara.

-Bersifat singkat dan supel. Undang Undang Dasar 1945 memuat aturan pokok yang
dapat dikembangkan sesuai perubahan zaman dan memuat hak asasi manusia
(HAM).

-Berisi norma-norma, aturan-aturan, dan ketentuan-ketentuan yang dilaksanakan


secara konstitusional.
-Dalam tertib hukum Indonesia, Undang Undang Dasar 1945 diartikan sebagai
peraturan hukum positif yang tertinggi. UUD 1945 berfungsi sebagai alat kontrol
terhadap norma hukum positif yang lebih dalam hierarki tertib hukum Indonesia.

Undang Undang Dasar 1945 terdiri dari:


a. Pembukaan
b. Batang Tubuh terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal
yang terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau
lebih)
c. 4 Pasal aturan Peralihan dan 2 ayat aturan tambahan
d. Penjelasan
Setelah 4 kali amandemen, Undang Undang Dasar 1945 memiliki 16 bab, 37 pasal,
194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal aturan tambahan.

Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila di Bidang Politik & Hukum


1. Pengembangan Lembaga-Lembaga Negara
2. Pengembangan Hak Asasi Manusia sesuai Nilai-Nilai Pancasila
3. Pengembangan Demokrasi Pancasila di Indonesia
4. Pengembangan Hukum Berdasarkan Pancasila

Bidang Politik : Demokrasi, Toleransi, Politik

Pasal 2 ayat (1) UU Perkawinan menyatakan, “Perkawinan adalah sah, apabila


dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.”
Pasal 2 ayat (2) UU Perkawinan menyatakan, “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hak warga negara yang dijamin dalam UUD meliputi hak asasi manusia seperti
kebebasan beragama, berserikat, berkumpul, pengakuan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil, hak bekerja dan perlakuan yang adil, serta hak atas
status kewarganegaraan

Anda mungkin juga menyukai