Anda di halaman 1dari 6

Nama: Princess Ngozi Chika

Nim: 3312421166
Prodi : Ilmu Politik

RISALAH SIDANG BPUPKI-PPKI-UUD1945

Mr. Mohammad Yamin


1. Peri kebangsaan
Dimana berisi keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka sekarang, namun jika sekiranya
pelakasanaan Indonesia merdeka itu kini juga. Maka dipakai 3 semboyan negara Indonesia yaitu
3 usaha yang harus dilakukan:
• Anggota panitia mengumpulkan segala bahan-bahan untuk pembentukan negara
• Pengurus UUD yang menyusun bahan pilihan itu
• Menjalankan isi hukum dasar negara itu
Dimana ketiga usaha ini harus menjadi satu padu Berarti suatu negara kebangsaan, suatu nationale
staat berketuhanan, yang muncul dari peradaban Indonesia yang baru. Menurut Yamin, peradaban
ini berbeda dengan peradaban di masa Sriwijaya yang bertumpu pada sistem kedatuan yang berasal
dari ajaran Mahayana. Berbeda pula dengan zaman Majapahit yang disusun atas dasar sistem
keprabuan berdasarkan agama Buddha.

2. Peri Kemanusiaan
Ini berdasarkan universalisme dalam hukum internasional dan peraturan kesusilaan segala bangsa
dan negara merdeka. Kemerdekaan harus membeli perlindungan tinggi dan pengawasan luhur
kepada putra negara dengan segala hal miliknya dalam lingkaran batasan daerah dan negara.

3. Peri Ketuhanan
Kesejahteraan Indonesia merdeka akan berketuhanan sebab bangsa Indonesia adalah bangsa
berperadaban luhur yang mempunyai Tuhan Yang Maha Esa.

4. Peri Kerakyatan
Berlandaskan pada permusyawaratan, dimana permusyawaratan sendiri ada 3 hal penting:
• Karena dengan dasar musyawarah itu manusia memperhalus perjuangan dan bekerja diatas
jalan ketuhanan dengan membuka pikiran dalam permusyawaratan sesama manusia
• Dimana negara Indonesia tidak dipikul hanya seorang manusia melainkan dipangku dari
segala jurusan
• Permusyawaratan membawa negara kepada tindakan yang betul dan menghilangkan
kesesatan

Berlandaskan perwakilan
Dimana dasar perwakilan itu tenaga yang kuat yang memberi warna dan aliran istimewa kepada
keinginan orang Indonesia kepada susunan tatanegara. Perwakilan tidak hanya menguatkan
persekutuan hukum adat dalam tatanegara bagian bawah , tetapi juga menjadi pedoman dalam
keinginan bangsa sekarang dalam menyusun tata negara bagian tengah dan keatas.

Berlandaskan Kebijaksanaan
Pembentukan masyarakat dan susunan negara mewujudkan suatu pembaharuan yang memakai
dasar jangka tangkas, dimana membawa kita kepada suatu susunan negara yang mendasar kepada
keadaan yang nyata. Negara Indonesia menolak segala tata-negara atau bagian-bagian yang
melanggar dasar permusyawaratan, perwakilan dan pikiran.

Negara Rakjat Indonesia menolak segala faham:


a. federalisme (persekutuan)
b. feodalisme (susunan lama)
c. monarchi (kepala negara berturunan)
d. liberalisme
e. autokrasi dan birokrasi /demokrasi Barat.

5. Kesejahteraan Rakyat
Dilandasi keadilan sosial. Artinya, negara tidak dirasakan sebagai ikatan umum yang
menyempitkan hidup rakyat. Tidak juga dipandang sebagai satu susunan otokrasi atau oligarki,
melainkan berhubungan dengan segala sesuatu yang diinginkan rakyat.
a. Daerah negara.
Pertama hendaklah pembicaraan dan pembentukan Negara Indonesia pada waktu nanti itu meliputi
daerah negara yang sesuai dengan keinginan rakjat Indonesia, apa lagi dengan keinginan angkatan
muda Indonesia.

b. Penduduk dan putera negara


Pasal kedua adalah mengenai penduduk Indonesia yang akan menjadi putera negara dan yang
tidak akan mendapat keanggotaan-keputraan negara setara penyusunan hukum, maka pada hari
pelantikan negara hendaklah sudah tentu pembagian penduduk dengan segala akibatnya tertuju
hidup perekonomian dan hak tanah putera negara pada hari pelantikan negara yang akan dipegang.

Selain usulan lisan, Muh Yamin tercatat menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan dasar
negara. Usulan tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI oleh Muh Yamin berbeda dengan
rumusan kata-kata dan sistematikanya dengan yang dipresentasikan secara lisan, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Dr. Soepomo
Pada tanggal 31 Mei 1945, Soepomo pun menyampaikan rumusan dasar negaranya, namun
rumusan ini tidak disertai penyebutan nama dasar negara, yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

Ir. Soekarno
Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila. Namun
masyarakat bangsa Indonesia ada yang tidak setuju mengenai pancasila yaitu Ketuhanan, dengan
menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Lalu diganti bunyinya menjadi Ketuhanan
Yang Maha Esa. Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah usulan calon
dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip. Sukarno pula-lah yang
mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara harfiah berarti lima dasar) pada
rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa (Muhammad Yamin) yang duduk di sebelah
Sukarno. Oleh karena itu rumusan Sukarno di atas disebut dengan Pancasila, Trisila, dan Ekasila.

Rumusan Pancasila
1. Kebangsaan Indonesia (nasionalisme)
2. Internasionalisme (peri-kemanusiaan)
3. Mufakat (demokrasi)
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Rumusan Trisila
1. Sosio-nasionalisme
merupakan nasionalisme yang mendasarkan diri pada kesadaran akan ketertindasan masyarakat.

2. Sosio-demokratis
demokrasi politik dan demokrasi ekonomi,di tengah-tengah masyarakat.Dengan demikian sosio
demokrasi berusaha menggabungkan demokrasi politik dan demokrasi ekonomi

3. ke-Tuhanan
Indonesia mempunyai kebebasan untuk menganut agama dan menjalankan ibadah yang sesuai
dengan ajaran agamanya, mewujudkan kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang antar sesama
manusia Indonesia, antar bangsa, maupun dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.

Rumusan Ekasila
Gotong-royong
PPKI
1. Hasil pertama PPKI

sidang pertama Partai Rakyat diadakan pada tanggal 18 Agustus 1945. Pertemuan tersebut
membahas tentang dasar negara dan para pemimpinnya. Ada beberapa poin penting dalam tinjauan
pendahuluan, seperti:
• Pengesahan UUD 1945
• Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs.. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden
• Membentuk komite nasional untuk membantu presiden sementara sebelum pembentukan
Dpr dan Mpr

2. Hasil sidang kedua PPKI


Pertemuan kedua yang diadakan pada tanggal 19 Agustus 1945 membahas tentang persiapan
pemerintah pusat dan daerah. Uji coba ini juga melahirkan beberapa poin penting. Seperti yang
dijelaskan di bawah ini:
• Pembagian wilayah Indonesia terdiri dari 8 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Sundaikesir yang masing-masing
dipimpin oleh gubernur.
• Pembentukan Komite Nasional (Daerah)
• Dan membentuk 12 departemen, menteri departemen yang kompeten dan 4 menteri agama

3. Hasil Musyawarah PPKI ke-3


Sidang ketiga dan terakhir lebih difokuskan pada keutuhan negara. Pokok-pokok PPKI sesi ketiga
antara lain:
• Pembentukan Komite Nasional
• Membentuk Partai Nasional Indonesia
• pembentukan Badan Keamanan Rakyat
Meskipun mereka mengangkat presiden dan wakil-wakilnya pada pertemuan pertama, pada 16
Agustus 1945, orang-orang muda ini dianugerahi Sukarno dan Hatta. Soekarno dan Mohammad
Hatta dibawa ke markas Pembela Tanah Air (PETA) di Rengasdengklok. Mereka menuntut agar
pemerintah segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, pembentukan PPKI juga bertujuan untuk membahas masalah-masalah praktis lainnya
yang berkaitan dengan negara Indonesia. Mulai dari berdirinya yayasan nasional, hingga
berdirinya lembaga-lembaga nasional.

Anda mungkin juga menyukai