Anda di halaman 1dari 2

WAJO - Bupati Wajo, Amran Mahmud, jadi pembicara pada kuliah umum kegiatan

bertajuk Dedikasi 2022 yang digelar Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Fakultas
Teknik (FT) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar di Fakultas Teknik Unhas,
Kota Makassar, Rabu (18/5/2022). Amran Mahmud membawakan materi berjudul
Sponge City di Kota Sengkang.
Selain Amran Mahmud, pada kuliah umum yang digelar usai seremoni pembukaan
Dedikasi 2022 ini, juga turut jadi pembicara Dosen Keairan Departemen Teknik Sipil
FT Unhas sekaligus Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP),
Farouk Maricar, Direktur Umum PT Nindya Karya, Haedar A. Karim, dengan dipandu
moderator Farid Maricar, yang juga Dosen Keairan Departemen Teknik Sipil FT
Unhas.
Amran Mahmud menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang dipercayakan
kepadanya untuk menyampaikan paparannya di hadapan para petinggi dan
mahasiswa Fakultas Teknik--yang menurutnya ini bukanlah disiplin ilmu yang
dimilikinya sehingga menjadi pengalaman baru.
"Kapasitas kami sebagai Pemerintah Kabupaten (Pemkan) Wajo yang memiliki salah
satu danau dari 15 danau yang haru diselamatkan yaitu Danau Tempe. Dan, kita
ketahui bahwa setiap tahun air dari Danau Tempe ini meluap dan mengakibatkan
banjir. Inilah yang harus dicarikan solusi untuk penanganannya," kata Amran
Mahmud.
Pada forum yang turut dihadiri Dekan FT UH, Kepala Departemen, Dosen
Departemen Teknik Sipil, BEM HMS FT serta mahasiswa dari berbagai perguruan
tinggi di Indonesia, Amran Mahmud berharap agar kegiatan ini tidak sampai di situ
saja, tetapi ada tindak lanjut ke depannya.
"Siapa tahu di antara adik-adik sekalian ada yang berpikir cepat untuk melakukan
riset dan penelitian. Saya siap menjadikan Wajo sebagai tempat penelitian dan riset.
Kita berharap melalui forum ini memberi solusi untuk penanganan banjir di
Kabupaten Wajo yang memang menjadi masalah sejak dulu," seru Amran Mahmud
yang diiringi tepuk tangan hadirin.
Amran Mahmud menjelaskan bahwa Danau Tempe memiliki hulu yang cukup
banyak, mulai dari Kabupaten Barru maupun Kabupaten yang masuk ke aliran
Sungai Walennae. Begitu juga dari Kabupaten Enrekang, Pinrang, Sidrap, dan
sekitarnya yang masuk ke aliran Sungai Bila. Ke semua aliran air itu kemudian
masuk Danau Tempe untuk mengalir menuju Teluk Bone.
"Inilah yang menyebabkan selalu terjadi banjir. Namun, tentu dengan keilmuan dan
teknologi, kita harapkan ada solusi, misalnya dengan konsep sponge city (kota
spons) yang merupakan upaya baru penanganan banjir yang juga akan diterapkan
di IKN (ibu kota negara, Nusantara)," ungkapnya.
Menerapkan konsep sponge city di Sulawesi Selatan, di Kota Sengkang khususnya,
lanjut Amran Mahmud, tentu bukanlah sesuatu yang mustahil. Meskipun tentunya
membutuhkan biaya cukup besar karena kemungkinan akan mengubah struktur
lingkungan dan pola pemanfaatan ruang.
"Apalagi dengan posisi geografis Kota Sengkang yang berada di sekitar Danau
Tempe sehingga praktis memiliki karakteristik yang berbeda dengan daerah atau
kota yang jauh dari danau," ucapnya.
Sebagai informasi, penerapan sponge city akan membuat sebanyak mungkin air
yang turun ke permukaan diserap kota dan digunakan untuk keperluan air minum,
air bersih, irigasi, dan sebagainya, sebelum terbuang ke laut.
Amran Mahmud melanjutkan bahwa untuk penerapan di Wajo, implementasi konsep
ini harus melalui tahapan penting penyusunan kebijakan. Mulai dari kajian atau riset
mengenai kelayakan Sengkang untuk mendapatkan penerapan konsep sponge city,
lalu melalui tahapan perencanaan dan penganggaran, hingga pelaksanaan maupun
evaluasinya.
"Selain itu diperlukan tata kelola lingkungan yang efektif sehingga pelaksanaan
konsep sponge city dapat berkelanjutan. Hal ini termasuk penyusunan regulasi dan
penegakan hukum," ungkapnya.
Dalam kegiatan penelitian dan kajian, bisa dilakukan dengan melibatkan para
peneliti maupun akademisi dengan disiplin ilmu terkait. Banyak hal yang perlu digali
secara mendalam sehingga perlu dilakukan riset dan kajian untuk memastikan
konsep sponge city dapat diterapkan untuk mengatasi banjir di Sengkang.
"Oleh karena itu, kami berharap kerja sama dengan perguruan tinggi maupun
kolaborasi dengan para peneliti ahli, khususnya dari FT Unhas maupun institusi
lainnya agar hasil kajian dapat lebih komprehensif sesuai asas-asas riset. Sekali
lagi, kami berharap agar bisa mendapatkan solusi terbaik dari penanganan banjir di
Wajo ini," harapnya.
Amran Mahmud juga menjelaskan bahwa salah satu upaya untuk menangani banjir
Kota Sengkang yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi yaitu dengan
memperbanyak kantong-kantong air dan serapan air di hulu sebelum air itu langsung
masuk ke kota dan didukung dengan penanganan drainase kota yg baik.
Selain sponge city dan penanganan banjir, Amran Mahmud juga menjelaskan
tentang berbagai potensi Wajo.
Pada kesempatan ini juga, salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik asal Wajo,
Ardimansyah, mengucapkan terima kasih dan sangat bangga atas kesungguhan
Bupati Wajo dalam menangani banjir.
"Kami berterima kasih atas kesungguhan beliau, yang langsung datang
menyampaikan materinya bahkan mengajak seluruh mahasiswa khususnya di
Unhas untuk melakukan penelitian bagaimana cara penanganan banjir di Wajo,"
ucapnya di forum tersebut. (*)

12 MEI 2022

Anda mungkin juga menyukai