1. MASALAH SOSIAL
manusia lainnya. Suatu gejala dapat disebut sebagai permasalahan sosial dapat
diukur melalui:
1. Tidak adanya kesesuaian antara nilai sosial dengan tindakan sosial.
2. Sumber dari permasalahan sosial merupakan akibat dari suatu gejala sosial di
masyarakat.
3. Adanya pihak yang menetapkan suatu gejala sosial tergantung dari karakteristik
masyarakatnya.
4. Permasalahan sosial yang nyata (manifest sosial problem) dan masalah sosial
tersembunyi (latent sosial problem).
5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial.
6. Sistem nilai dan perbaikan suatu permasalahan sosial.
Permasalahan sosial yang ada di masyarakat sangat beragam. Masalah yang dihadapi
oleh seseorang belum tentu dapat disebut sebagai masalah sosial. Oleh karena itu,
Raab dan Selznick mengemukakan permasalahan sosial yang ada di masyarakat dapat
terjadi apabila:
1. Terjadi hubungan antarwarga masyarakat yang menghambat pencapaian tujuan
penting dari sebagian besar warga masyarakat.
2. Organisasi sosial tidak dapat mengatur hubungan antar warga dalam menghadapi
ancaman dari luar.
RINGKASAN
• Masalah sosial mengandung dua kata yaitu “Masalah” dan “sosial”. Kata
“masalah” berarti persoalan yang mengacu pada kondisi, situasi, atau perilaku
yang tidak diinginkan. Sementara itu kata “sosial” mengacu pada masyarakat,
hubungan sosial, struktur sosial, dan organisasi sosial. Secara istilah masalah
sosial adalah persoalan-persoalan sosial yang tidak diinginkan, atau bertentangan
dengan keinginan masyarakat.
• Soejono soekanto membedakan masalah sosial menjadi 5 yaitu :
a) Masalah sosial dari faktor ekonomi
b) Masalah sosial dari faktor biologis
c) Masalah sosial dari faktor psikologis
d) Masalah sosial dari faktor kebudayaan
e) Kepincangan warisan fisik yang diakibatkan pembatasan sumber daya alam
sosial dan lain-lain.
• Bentuk – bentuk Masalah Sosial
1. Manifest social problem : masalah sosial yang dampaknya dapat dirasakan
secara langsung oleh masyarakat
Permasalahan
2. Latent social problem : masalah sosial Sosial │ XItidak
yang dampaknya IPS │dapat 5
dirasakan / dilihat secara langsung oleh masyarakat
PERMASALAHAN SOSIAL │XI IPS
PENDALAMAN MATERI
1. Menurut pendapatmu mengapa masih terjadi permasalahan sosial?
2. Indonesia yang kaya sumber daya alam (SDA) ini masih mengalami kemiskinan.
Mengapa bisa begitu?
3. Kebijakan pendidikan yang diterapkan oleh menteri pendidikan terkesan “ganti
menteri, ganti kebijakan”. Bagaimana pendapatmu mengenai hal ini?
Permasalahan Sosial │ XI IPS │ 6
PERMASALAHAN SOSIAL │XI IPS
A. Pengertian Kemiskinan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia kemiskinan adalah keadaan dimana
terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian ,
tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas
hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan
dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan
kehormatan yang layak sebagai warga negara.
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan
juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental, maupun fisiknya dalam
kelompok tersebut (Soekanto, 2006).
BAPPENAS (2004) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimana
seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu
memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan
kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar tersebut antara lain, terpenuhinya
kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan
atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan
sosial-politik
Bappenas menggunakan beberapa pendekatan utama antara lain;
pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach), pendekatan pendapatan
(income approach), pendekatan kemampuan dasar (human capability approach)
dan pendekatan subjektif
• Pendekatan kebutuhan dasar, melihat kemiskinan sebagai suatu
ketidakmampuan (lack of capabilities) seseorang, keluarga dan masyarakat
B. PENYEBAB KEMISKINAN
Secara umum, penyebab kemiskinan meliputi beberapa aspek, diantaranya :
• penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat
dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
• penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga;
• penyebab sub-budaya ("subcultural"), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
• penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,
termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
• penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan
hasil dari struktur sosial.
Di sisi lain ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi,
yakni kemiskinan alamiah dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara
lain akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah
dan bencana alam. Kemiskinan “buatan” terjadi karena lembaga-lembaga yang
ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu
menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga
mereka tetap miskin. Maka itulah sebabnya para pakar ekonomi sering
mengkritik kebijakan pembangunan yang melulu terfokus pada pertumbuhan
ketimbang pemerataan.
C. Kemiskinan dan Pembangunan di Indonesia
Pembangunan seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan
perubahan kondisi kepada masyarakat luas, tentunya perubahan dari kondisi
yang buruk kepada kondisi yang lebih baik. Secara ideal, pembangunan yang
dilakukan seharusya dapat memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk keluar dari kondisi serba kekurangan dan meraih kualitas
hidup yang baik. negara pun dapat mencapai kondisi kesejahteraan sosial
Di Indonesia, para pelaku pembangunan banyak yang melakukan
kecurangan. Praktik kolusi dan nepotisme juga merajalela. Sehingga
pembangunan yang selama ini dilakukan menjadi suatu hal yang tidak
berarti. Apalagi Indonesia tidak memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
yang mampu menjalankan roda pembangunan dengan baik. Sementara itu, hasil-
hasil pembangunan di Indonesia juga tidak sampai pada penduduk yang tinggal
di daerah pedesaan. Pada akhirnya para penduduk desa banyak yang tergiur
dengan kehidupan di daerah perkotaan. Padahal pekerjaan di perkotaan
menuntut para pekerja yang terampil.
Penduduk yang berpindah dari desa ke kota semakin meningkat.
Permasalahan sosial di daerah perkotaan juga semakin banyak dengan
bermuculannya para pedagang kaki lima, pengemis, gelandangan, dan berbagai
kasus kriminalitas lainnya. Ditengah hiruk pikuk pembangunan yang dilakukan,
daerah pedesaan pun tetap saja berada pada kondisi kemiskinan dan
ketidakberdayaan hal ini menggambarkan kegagalan pembangunan.
Berbagai persoalan kemiskinan penduduk memang menarik untuk disimak
dari berbagai aspek, sosial, ekonomi, psikologi dan politik. Aspek sosial
terutama akibat terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan informasi. Aspek
ekonomi akan tampak pada terbatasnya pemilikan alat produksi, upah kecil,
daya tawar rendah, tabungan kecil, lemah mengantisipasi peluang. Dari aspek
psikologi terutama akibat rasa rendah diri, malas, dan rasa terisolir. Sedangkan,
dari aspek politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas
dan kesempatan, diskriminatif, posisi lemah dalam proses pengambil keputusan.
gambar 4. kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah bisa saja berdampak kurang
baik bagi masyarakat (ariodhanang30.wordpress.com)
E. DAMPAK KEMISKINAN
Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam
pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan
dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya
lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap
keluarga. Selain itu, arus urbanisasi ke kota semakin menguat, dan yang lebih
parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat tidak dapat memenuhi kebutuhan
pangan, sandang dan papan (Sony Herdiana :2001). Selain itu terdapat dampak lain
yaitu :
• gizi buruk, tingkat kesehatan rendah, mudah terjangkit bermacam-macam
penyakit,
• kecenderungan berperilaku anti sosial dan kemapanan, seks bebas,
penyalahgunaan berbagai zat dan obat terlarang.
• mempunyai rentan untuk diajak melakukan berbagai tindakan kriminal
• membangun tempat tinggal di pinggir rel kereta api, bantaran sungai, kolong
jembatan, sekitar tempat pembuangan sampah, serta di tempat kumuh.
• menjadi kaum urban di kota-kota yang relatif lebih maju, kemudian menjadi
kaum miskin kota yang bertahan hidup dengan mengemis.
• mudah menelantarkan anggota keluarga (terutama anak-anak); anak-anak dari
orang tua yang miskin, cenderung bersikap kasar kepada anak-anaknya. Untuk
menghindar perlakuan buruk itu, anak-anak tersebut bergerombol di perempatan
jalan atau tempat keramaian yang memungkinkan mereka mendapatkan uang.
• berkerja serabutan untuk sekedar mendapat makanan agar bertahan hidup;
bahkan menjadi pelacur (perempuan) dan gigolo (laki-laki).
PENDALAMAN MATERI
1. Menurut pendapatmu, apa solusi yang tepat untuk mengentaskan kemiskinan di
Indonesia?
2. Indonesia memiliki banyak penduduk yang banyak (270 ribu juta jiwa).
Bagaimana cara memberdayakan agar mengurangi pengangguran dan
kemiskinan?
3. Kemiskinan tidak hanya disebabkan oleh kebijakan pemerintah,tetapi ada kultur
miskin dalam masyarakat. Bagaimana anda menyikapinya?
Permasalahan Sosial │ XI IPS │ 14
PERMASALAHAN SOSIAL │XI IPS
RINGKASAN
norma agama sudah ditinggalkan, maka cara-cara untuk mencapai tujuan akan
dilakukan dengan cara yang menyimpang.
Namun selain faktor-faktor di atas tindakan kriminal dan kekerasan
dapat terjadi jika ada niat dan kesempatan. Maka tindak kriminal dan
kekerasan dapat dilakukan oleh siapa, tidak hanya oleh preman atau perampok,
bahkan dapat dilakukan oleh orang yang paling dekat bahkan orang yang
paling dipercaya.
Gambar 6. Merampok merupakan salah satu jenis tindak kriminal yang merugikan
banyak pihak (sumber :kriminalitas.com)
oleh negara atau kelompok yang dapat menjadi salah satu bentuk kekerasan
ekstrem (antara lain, genosida, dll.).
Menurut Light, Keller dan Calhoun, tipe kejahatan ada empat, yaitu:
1) White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih)
Kejahatan ini mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang yang
terpandang atau berstatus tinggi dalam hal pekerjaannya. Contohnya
penghindaran pajak, penggelapan uang perusahaan, manipulasi data keuangan
sebuah perusahaan (korupsi), dan lain sebagainya.
2) Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban)
Kejahatan tidak menimbulkan penderitaan pada korban secara langsung akibat
tindak pidana yang dilakukan. Contohnya berjudi, mabuk, dan hubungan seks
yang tidak sah tetapi dilakukan secara sukarela.
3) Organized Crime (Kejahatan Terorganisir)
Kejahatan ini dilakukan secara terorganisir dan berkesinambungan dengan
menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan
• Dampak positif
1.Menegaskan nilai-nilai kultural dan norma-norma yang ada di masyarakat,
2. Menciptakan kesatuan sosial untuk memerangi kejahatan
3.Mengklarifikasi batasan-batasan moral,
4. Perilaku menyimpang boleh jadi merupakan pernyataan sikap individu yang
menentang terhadap tujuan dan norma dalam kelompok.
Mengatasi kriminalitas
1. Mengenakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku
kriminalitas tanpa pandang bulu atau derajat Hal ini akan sangat ampuh untuk
memberikan efek jera kepada para pelaku agar tidak mengulangi kembali
tindakannya
2. Melakukan pelatihan atau kursus keahlian bagi para pelaku tindak kriminal
atau penganguran agar memiliki keterampilan yang dapat dilakukan untuk
mencari lapangan pekerjaan atau melakukan wirausaha yang dapat membuka
lapangan kerja baru.Solusi ini akan berjalan baik bila peran serta pemerintah
dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini. Dan semua pihak harus
melakukan rekonsiliasi untuk memulihkan ekonomi terutama dengan
masyarakat kelas bawah dan harus diingat bahwa kemerosotan ekonomi
mengakibatkan tingkat kejahatan meningkat.
Selain itu, perlu juga mempolisikan masyarakat. Artinya, ada fungsi
pengamanan dan pencegahan kejahatan yang dijalankan oleh masyarakat.
Kondisi sekarang sangat memprihatinkan; masyarakat seolah tidak peduli
RINGKASAN
PENDALAMAN MATERI
1. Mencontek, plagiarisme seperti menjadi budaya dalam pendidikan di Indonesia.
Menurut anda, apa cara yang tepat untuk mengatasi hal ini?
2. berilah contoh kasus pelanggaran HAM (kekerasan) dan analisislah mengapa bisa
terjadi kasus seperti itu? dan apa solusi yang tepat untuk mengatasinya?
gambar 8. Rasa ingin diakui oleh kelompoknya merupakan salah satu penyebab
kenakalan remaja (Sumber: dokumen pribadi)
1. Faktor Internal
a. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan
konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
b. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah
laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah
laku sesuai dengan pengetahuannya.
c. Reaksi Frustasi Diri
Dengan semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi yang
berakibat pada banyaknya anak remaja yang tidak mampu menyesuaikan diri
terhadap berbagai perubahan sosial itu.Mereka lalu mengalami banyak kejutan,
frustasi, ketegangan batin dan bahkan sampai kepada gangguan jiwa.
d. Gangguan Perasaan Pada Anak Remaja
Perasaan memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan
sekali besar kecilnya kebahagiaan serta rasa kepuasan.Perasaan bergandengan
dengan pemuasan terhadap harapan, keinginan dan kebutuhan manusia.Jika
semua tadi terpuaskan, orang (remaja) akan merasa senang dan bahagia.
2. Faktor Eksternal
a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi
primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah
ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya
struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau
buruknya pertumbuhan kepribadian anak.
Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan
remaja seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan
disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik
keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber
kemunculan kenakalan remaja.
b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga
menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan
moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral
yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan
tempat.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu
melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan
bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa
memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap
harinya.
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu
pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang
dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam
masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang
dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan
– perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau teladan bagi
anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja.
Gambar 10. tawuran merupakan salah satu contoh kenakalan remaja yang meresahkan
masyarakat ( sumber : blog.unnes.ac.id)
itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan
sesaat saja.
Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena
gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan
remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikir
tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang
pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus
berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan
mengarahkan.
2. Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang
punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila
remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran
agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan
putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak
baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang
pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk
bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi
narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas apa yang
telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja hanya
untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam
keluarganya.
Gambar 11. memberi pengarahan dan pendidikan sejak dini kepada anak
merupakan cara yang paling baik untuk mencegah terjadinya kenakalan
remaja (sumber :www.liputan6.co.id)
2. Tindakan Represif
perorangan yang ahli dalam bidang ini. Solusi internal bagi seorang remaja
dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah
atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
3. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti
berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus
bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika
ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan
harapan.
RINGKASAN
PENDALAMAN MATERI
1. Menurut pendapatmu, bagaimana usahamu untuk mengurangi terjadinya
kenakalan remaja di lingkungan sekolah?
2. Bagaimana peran sekolah dalam mengatasi kenakalan remaja?
3. Apa saja dampak positif dari kenakalan remaja? berikan contoh dan alasannya!
5. KETIDAKADILAN SEBAGAI
MASALAH SOSIAL
A. Pengertian
Ketidakadilan merupakan tindakan yang sewenang-wenang. Ketidak adilan pada
umumnya menyangkut maslah pembagian suatu terhadap hak sesorang atau kelompok
yang dilakukan secara tidak proporsional. Jika ketidakadilan tersebut terjadi berlarut-
larut dan tidak disikapi dengan baik oleh penyelenggara negara hal itu akan
menimbulkan berbagaimasalah. Ketidakadilan memiliki 5 prinsip yaitu :
tersebut dapat terwujud, maka akan terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia di dalam bidang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 1993. Panduan Program Inpres Desa
Tertinggal
Herdiana,Sony.2005 “Potret Kemiskinan Jawa Barat,” Pikiran Rakyat.
Kartono ,Kartini,2005. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, Jakarta: PT Raja
Grafindo
Kuswanto, M.M. Bambang Siswanto, S.H.2003. SOSIOLOGI,Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Nasikun.2001.Isu dan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan.Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press
Richard Osborne & Borin Van Loon. 1996. Mengenal Sosiologi. Bandung: Mizan.
Sajogyo. 1982. Bunga Rampai Perekonomian Desa: Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Soegijoko dan Kusbiantoro. 1997.Bunga Rampai Perencanaan Pembangunan di
Indonesia. Jakarta : PT. Grasindo,
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1994.Psikologi Remaja..Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,
Soerjono, Soekanto. 1988. Sosiologi Penyimpangan. Rajawali, Jakarta
Soekanto Soerjono, 2009. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,