Anda di halaman 1dari 75

Rencana usaha/Kegiatan 201

BAB II
Rencana usaha/kegiatan

2.1. Nama Usaha dan/atau Kegiatan

Nama usaha dan/atau kegiatan adalah Kegiatan Pembangunan Rumah

Sakit Ibu dan Anak “ANANDA” yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan.

Rumah sakit Ibu dan Anak ini didirikan oleh Yayasan Nurusyifa yang

berkedudukan di Kota Lubuklinggau.

2.2. Lokasi Bidang Usaha dan/atau kegiatan

Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Rumah Sakit

Ibu dan Anak “ANANDA, secara administratif terletak di di Jalan Yos sudarso

Kelurahan Batu Urip Taba Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota

Lubuklinggau Propinsi Sumatera Selatan pada koordinat E : 102°53’32.76” S :

03° 16’ 46.01” Peta lokasi rencana kegiatan Pembangunan RSIA dapat dilihat

pada Gambar 2.1. Rencana pembangunan Rumah Sakit ini sudah memiliki

Advice Planing dari Pemerintah Kota Lubuklinggau melalui Surat Keterangan

rencana Kota.

Berdasarkan Advice Planing tersebut Lokasi RSIA ini masuk kedalam

kawasan perdagangan dan Jasa, dengan luas lantai maksimum yang diizinkan

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–1
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

sebesar ± 4.229 m2 dan luas lantai yang dizinkan sekarang ± 1.409 m2 , tinggi

maksimum bangunan 24 meter dan yang dizinkan sekarang 9 meter, koefisien

dasar bangunan 70%, dan Koefisien dasar Hijau sebesar 10%.

Dengan kondisi wilayah yang strategis dan hingga kini wilayah Kota

Lubuklinggau banyak dikunjungi oleh pendatang untuk berbagai kepentingan

dan kegiatan, sehingga Kota Lubuklinggau memiliki banyak potensi dalam hal

perekonomian khususnya perdagangan dan Jasa. Hal ini merupakan salah satu

pemicu para pelaku bisnis untuk mengembangkan usahanya di seluruh

wilayah Kota Lubuklinggau khususnya Kelurahan Batu urip Taba Kecamatan

Lubuklinggau Timur I. Guna mendukung hal tersebut maka banyak sekali

dibangun Rumah-Toko (Ruko) baik yang berupa pusat pertokoan hingga

sebagai sarana penunjang perumahan, namun bangunan sekarang sedang

banyak dikembangkan sebagai tempat usaha sekaligus sebagai tempat tinggal.

Dengan adanya usaha baru ini, maka penyerapan tenaga kerja akan

meningkat dan masyarakat umum dapat lebih dekat memanfaatkan pelayanan

yang ditawarkan itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan

Peraturan Walikota Lubuklinggau Nomor 16 Tahun 2014 tentang Jenis

Rencana Usaha/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Dokumen Upaya

pengelolaan dan Upaya pemantauan Lingkungan Hidup pada Bidang

Kesehatan, bahwa usaha dengan jenis kegiatan Rumah Sakit ibu dan Anak “

ANANDA” mempunyai luas bangunan < 10.000 m2 maka untuk luas

Bangunan < 10.000 m2 wajib memiliki Dokumen Upaya Pengelolaan dan

pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) RSIA” ANANDA” berkomitmen untuk taat

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–2
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

terhadap regulasi yang berlaku di Kota Lubuklinggau dan melaksanakan

pembangunan yang berwawasan lingkungan dengan melakukan penyusunan

UKL-UPL. Studi ini merupakan upaya preventif terhadap dampak negatif yang

berpotensi timbul di saat fase pra konstruksi, konstruksi, maupun operasional

dengan mengupayakan bagaimana rencana pengelolaan dam pemantauannya.

Penyusunan UKL-UPL Kegiatan Pembangunan RSIA berpedoman pada

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.16 Tahun 2012 tentang

Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

2.3. Skala Usaha dan/atau Kegiatan

2.3.1. Kondisi Eksisting

kegiatan Pembangunan RSIA ini berdiri di atas lahan seluas ± 1.040

berdasarkan 3 sertifikat hak Milik atas nama Desmi Gunawan. Luas bangunan

RSIA tahap awal ini ± 625 M2 dengan bangunan berlantai 2. Peruntukan

lahan berupa Ruang tunggu, Ruang UGD, Ruang Reseptionis, Ruang rawat

inap, Ruang Praktek dokter anak dan kandungan, Ruang Bersalin , Gudang

Obat, Ruang Pemulihan, Ruang operasi, selasar, dapur , apotik , Lift, Ruang

bersama, Kamar Mandi, pos jaga dan parkir . RSIA dahulunya adalah klinik

bersalin yang seiring dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang semakin

meningkat dan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan bidang

kesehatan, ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak ‘ANANDA”. RSIA

hadir untuk berkonstribusi dalam bidang jasa pelayanan medis dengan tujuan

untuk memberikan pelayanan Kesehatan terhadap masyarakat khususnya Ibu

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–3
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

dan Anak, Pelayanan USG atau Ultrasonografi, pelayanan USG adalah

pemeriksaan menggunakan Utrasound untuk memeriksa kondisi janin dalam

kandungan, layanan tersebut didukung oleh dokter dan perawat yang

berpengalaman dibidangnya, disamping memberikan pelayanan-pelayanan

terhadap masyarakat, RSIA juga memiliki segi bisnis yang berjalan didalamnya.

Adapun tata letak dari Eksisting Rumah Sakit Ibu dan Anak disajikan

pada Gambar 2.1.

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–4
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Gambar 2.1.
Peta lokasi rencana kegiatan

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–5
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Gambar 2.2.
Tata Letak Eksisting Rumah Sakit Ibu dan Anak

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–6
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

2.3.2. Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak

RSIA adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau

spesialistik. RSIA merupakan rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan

medik spesialistik. Untuk mengatasi keterbatasan pelayanan kesehatan, maka

pemrakarsa bermaksud untuk melakukan pengembangan dalam bentuk

pembangunan RSIA yang mempunyai fasilitas memadai dan lebih profesional

kepada pasien wanita terutama wanita hamil dan Anak. Bangunan RSIA harus

bersifat permanen dan tidak bergabung fisik bangunannya dengan tempat

tinggal perorangan. Bangunan RSIA harus memperhatikan fungsi, keamanan,

kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan

keselamatan dan kesehatan bagi semua orang. Rumah Sakit Ibu dan Anak

berdasarkan klasifikasi tipe rumah sakit adalah rumah sakit khusus tipe C

(spesial hospital) yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayan

kesehatan kedokteran saja, yaitu dalam bidang pelayanan kesehatan bagi ibu

dan anak. Di dalam Rumah Sakit Ibu dan Anak pelayanan dan fasilitas yang

ada ditujukan supaya ibu dan anak merasa aman serta nyaman untuk berada

di rumah sakit. Diketahui bahwa baik ibu yang sedang mengandung maupun

tidak serta ibu yang sedang mengalami penyakit seputar kehamilan tentu saja

memiliki karakter yang berbeda, sehingga perlu pelayanan khusus untuk para

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–7
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

ibu di bidang kesehatan. Hal ini hampir serupa dengan karakter anak kecil

yang tidak mungkin disamakan dengan orang dewasa pada umumnnya,

sehingga dalam perkembangan jaman saat ini, pelayanan maupun fasilitas

bagi ibu dan anak sangat diharapkan keberadaannya. Tujuan Pengadaan

Rumah Sakit Ibu dan Anak adalah:

 Rumah sakit cenderung memberikan kesan yang menakutkan terutama bagi


anak kecil, oleh sebab itu lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak
ini bertujuan memberikan rasa ceria dan tidak takut bagi pasiennya
terutaman anak kecil. Sehingga rasa ketidak takutan tersebut akan ikut
membantu dalam proses penyembuhan pasien.
 Terkadang rumah sakit juga kurang memperhatikan faktor keamanan
serta kenyamanan khususnya bagi ibu dan anak yang memiliki
karakter khusus dibanding orang dewasa pada umumnya. Sehingga
pengadaan Rumah Sakit khusus Ibu dan Anak ditujukan agar para
pasien (ibu dan anak) lebih merasa aman dan nyaman berada di rumah
sakit, dan secara tidak langsung membantu proses penyembuhan
pasien.
 Sering pasien yang datang di rumah sakit umum mendapatkan
perlakuan yang sama, tetapi tidak disadari seandainya diantara pasien
tersebut ada ibu yang sedang hamil atau anak kecil yang membutuhkan
perlakuan khusus, mengingat karakter mereka yang tidak bisa
disamakan dengan karakter orang dewasa pada umumnya. Sehingga
lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini diharapkan pasien ibu
dan anak mendapatkan perlakuan yang khusus.
 Bagi keluarga yang mendapatkan masalah dalam memperoleh
keturunan, sering mereka merasa rendah diri dan bingung kemana
mereka harus mengatasi masalah tersebut, begitu pula sebaliknya pada
keluarga yang malah sulit mengontrol keturunan, meraka terkadang
bingung harus pergi kemana untuk memperoleh solusi dari masalah
,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–8
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

keluarga tersebut. Maka lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak
diharapkan keluarga yang membutuhkan solusi atas permasalahan
seputar kehamilan dapat mengatasi masalahnya tersebut tanpa merasa
rendah diri.

2.3.3 Kegiatan yang di tinjau dalam RSIA


a. Pelayanan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pelayanan yang diberikan kepada pasien antara lain :
1. Preventif
Merupakan pelayanan untuk mencegah pasien terjangkit dari
penyakit, hal ini dapat dilakukan dengan cara :
- Pemeriksaan rutin terhadap perkembangan bayi dan ibu
hamil
- Konsultasi kesehatan
- Penyuluhan tentang gizi ibu dan anak
- Imunisasi dan KB
2. Kuratif
Merupakan usaha penyembuhan pada pasien dengan cara pengobatan
dan perawatan berupa :
- Persalinan
- Pembedahan
- Pengobatan
3. Rehabilitasi
Merupakan tindakan penyembuhan kondisi fisik pasien setelah
melampaui masa pengobatan berupa :
- Perawatan atau pemulihan kesehatan
- Perawatan bayi
b. Kegiatan Medis RSIA
1. Poliklinik

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–9
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Merupakan bagian yang melayani pasien rawat jalan khususnya


pasien bayi atau anak, ibu hamil, atau ibu yang memiliki
penyakit kandungan. Poliklinik biasanya terdiri dari beberapa
poli, antara lain :
- Poli Anak, Merupakan unit yang melayani anak usia 0-12
tahun, pelayanan berupa imunisasi, konsultasi kesehatan,
perkembangan kesehatan anak dan pengobatan penyakit
anak.
- Poli Kandungan dan Kebidanan, Berdasarkan ketentuan dari
Departemen Kesehatan RI, setiap rumah sakit harus
dilengkapi dengan spesialisasi lainnya, salah satunya adalah
unit kandungan ini.
- Poli Gizi Merupakan unit yang mengontrol segala nutrisi
dan gizi dari pasiennya, khususnya ibu dan anak, karena
diketahui baik ibu dan anak membutuhkan asupan gizi yang
cukup.
2. Unit Gawat Darurat
Merupakan bagian pertolongan pertama kepada pasien. Unit ini
bekerja tiap hari selama 24 jam dan bersifat sementara, bisa
juga merupakan unit pengganti poliklinik ketika sudah tutup.
Kegiatan pelayanan di UGD meliputi :
- Pasien diterima di UGD
- Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter
- Jika kondisi pasien membaik maka diperbolehkan untuk
pulang, namun jika tidak maka akan di bawa ke ruang
perawatan.
3. Farmasi
Penyediaan fasilitas berupa apotik serta penyediaan obat-obatan.
Sasarannya adalah pasien poloklinik dan umum. Pendistribusian obat

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–10
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5
dilakukan ke bagian perawatan, pelayanan dan penunjang secara
medis.
4. Bedah Terdiri dari bagian operasi atau pembedahan yang digunakan
untuk menolong kelahiran secara operasi dan bagian persalinan
normal.
5. Perawatan dibedakan antara perawatan normal dengan perawatan
isolasi. Bagian ini dibedakan atas perawatan ibu dan bayi, masing-
masing bagian perawatan mendapat pengawasan dari stasiun
perawat., beberapa macam perawatan antara lain :
- Perawatan umum, Perawatan kepada pasien yang bersifat umum,
dalam arti tidak memiliki penyakit khusus yang harus dirujuk ke
unit lain.
- Perawatan isolasi, Merawat pasien yang memiliki penyakit
khusus, biasanya jenis penyakit menular. Memiliki ruangan yang
serba tertutup guna menghindari persebaran penyakit.
- ICU Merawat pasien yang memerlukan perawatan dan
pengawasan secara intensif karena kondisi tubuhnya tergolong
kritis.
c. Kegiatan Non Medis
1. Kegiatan Administratif, Meliputi kegiatan pendaftaran pasien,
mendata keluhan dan penyakit pasien, serta laporan perkembangan
pasien
2. Kegiatan Perawatan Inap, Unit perawatan inap beserta seluruh
pendukungnya
3. Unit-unit pendukung pelayanan medis, Fungsi-fungsi yang terkait
seperti : laboratorium, farmasi, radiologi, UGD, ICU, Instalasi bedah
dan ruang bersalin.
d. Kegiatan Pendukung Non Medis
Terdiri dari unit gizi, unit sterilisasi, kantor, dll.
e. Kelompok kegiatan Komersial dan Sosial Fungsinya sebagai salah
satu pemasukan, meliputi : area parkir, kantin, dll.
f. Service penunjang
,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–11
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Unit penunjang pada bagian servis antara lain dapur, pos


keamanan, janitor, dll.
g. Kapasitas Ruang
Standarisasi Ruang Rumah Sakit Ibu dan Anak
- Ruang Pasien (ditambah organisasi ruang pasien) Ruang di
kiri dan kanan tempat tidur harus cukup untuk dapat
dilalui. Meja dan kursi ditempatkan sedemikian rupa
sehingga sirkulasi di sekitar tempat tidur terasa nyaman.
Ukuran minimal untuk lebar ruang perawatan adalah
sebagai berikut :
1. Lebar tempat tidur 90-95cm
2. Jarak antar tempat tidur 90cm
3. Jarak antara tempat tidur dan dinding 80cm
4. Jarak tempat tidur dengan dinding berjendela 130cm
5. Ruang kosong untuk ruang gerak tempat tidur 125cm
- Tempat Tidur Pasien
Tempat tidur pasien harus dapat dijalankan dengan mudah
oleh perawat, baik ketika ada pasien berbaring maupun
tidak dan cukup stabil untuk di dorong. Luas permukaan
tempat tidur 2,20x0,95m, tingginya tergantung kepada
standar perawatan yang ada yaitu antara 45 dan 85 cm
tanpa tingkat.
- Ruang cuci (sejenis kamar mandi)
Setiap kamar perawatan memiliki sebuah tempat cuci yang
dapat dilalui dengan mudah. Kamar dengan tempat tidur
dilengkapi dengan 2 tempat cuci. Ukuran minimal
1,00x1,30m, tinggi wastafel 0,85m dari bagian atas.
- WC pasien
WC pasien harus dapat dicapai langsung tanpa koridor
penyebrangan. Pada perancangan untuk setiap dua tempat

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–12
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

tidur harus dibangun 1 buah WC, hingga kini sebuah WC


untuk 4 tempat tidur masih sesuai dengan standar. Lebar
ruang harus mencapai 1,00m, panjangnya tergantung pada
bukaan pintu, namun minimal 1,50m. WC harus dipasang
pegangan penopang dan penahan.
- Kamar Mandi Pasien
Harus terbuka pada ketiga sisinya dan hanya bak mandi
yang merapat pada dinding dengan sandaran kepala yang
sesuai dengan standar. Kamar mandi harus memilik luas
yang cukup sehingga sirkulasi bagi pasien dapat terasa
nyaman. Luas minimal kamar mandi pasien 15 m2.
- Ruang dokter, ruang pengobatan, ruang kerja perawat,
ruang dinas dalam satu kesatuan. Ruang-ruang ini
dikombinasikan antara yang satu dengan yang lain karena
terdapat kegiatan dan hubungan yang sibuk antara ruang-
ruang tersebut.
- Ruang Periksa
Ruangan ini disesuaikan besarnya berdasarkan kondisi
pasien saat duduk ataupun berbaring. Alat-alat minimal
adalah kursi pasien, tempat berbaring pasien, bangku putar,
meja instrumen, meja instrumen. Diperhatikan juga
kebebasan pasien dan dokter dalam pergerakannya.
- Ruang Pengobatan
Obat-obatan, alat-alat dan jarum suntik yang asangat
diperlukan oleh bagian pemeliharaan medis disimpan di
ruangan ini. Luas minimal ruang pengobatan 15 m2.
- Ruang Kerja Perawat
Ruang kerja perawat yang baik adalah jika ruang kerja
perawat terdapat di setiap ruang perawatan.
- Laboratorium

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–13
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Fungsi pada laboratorium digolongkan dengan contoh


pengambilan, pembagian percobaan, pengerjaan percobaan,
dan fungsi-fungsi lainnya. Sebagai fungsi sampingan dan
diperhatikan adalah ruang pembersihan, ruang bebas hama,
persiapan yang baik untuk sterilisasi, gudang, ruang
pendinginan, ruang konsultasi, dan ruang tunggu pasien.
- Unit Administrasi
Unit administrasi sebaiknya terletak di lorong penghubung
ke ruang masuk dan ke jalur jalan utama. Untuk unit
administrasi diperhitungkan 7m-12m setiap tenaga kerja.
Unit administrasi terdiri dari beberapa bagian antara lain :
ruang pertemuan pasien dengan keluarganya, tempat
pendaftaran dan unit keuangan, kantor direksi administrasi
dan sekretaris, kantor para perawat dan juga ruang arsip.
- Dapur
Dapur ini merupakan pelengkap dari ruang istirahat, disini
petugas sedapat mungkin diberikan kesempatan untuk
menyiapkan makanan atau minuman dalam wakltu
istirahat. Dapur sebaiknya berada di bagian tengah sehingga
dapat menjangkau semua ruang perawatan dengan jalan
singkat.

2.3.4 Detail Rencana Usaha /Kegiatan

(1) Sirkulasi

Untuk menghindari beban lalulintas kendaraan di Jalan Yos sudarso

maka dibangun jalur akses didalam area kegiatan sehingga aktivitas

penurunan pasien dan pengunjung tidak mengganggu sirkulasi kendaraan.

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–14
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Pembangunan RSIA ini akan dibuat 1 pintu akses, dan untuk menghindari

terjadinya kemacetan disekitar lokasi maka akan dibuat sarana parkir .

(2) Jalur Servis

Untuk jalur servis utama akan dibuat pintu khusus, sehingga terpisah

dengan pintu jalur lainnya. Area servis utama yang ada antara lain area

bongkar muat, tempat pembuangan sampah, gudang Material dan sebagainya.

(3) Penataan Lingkungan

Penataan Lingkungan terbagi atas 2 (dua) point utama yang akan ditata

sedemikian rupa, yaitu :

Penataan saluran air

Penataan ini dapat dilakukan dengan cara :

 Membuat lansekap dan tanaman hias dan taman di areal RSIA untuk lebih

meningkatkan nilai estetika lingkungan.

 Penataan pedestrin (selasar).

 Penataan saluran air hujan terbuka

 Penataan parkir untuk meningkatkan kapasitas parkir yang di-lengkapi

dengan pohon peneduh.

(4) Sistem Utilitas

Dalam merencanakan pembangunan RSIA, pihak pemrakarsa merencanakan

beberapa sarana pendukung sebagai berikut :

1. Sampah : Dalam pengelolaan sampah pihak pengembang akan menempatkan

pada areal bongkar muat/ TPS untuk memudahkan proses pengambilannya dan

menghindari bau ke dalam area publik. Pengambilan sampah dilakukan dengan


,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–15
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5
menggunakan truk sampah yang bekerjasama dengan pihak Dinas Kebersihan

Kota Lubuklinggau.

2. Air Bersih /Plambing

Sumber air yang akan digunakan untuk operasional RSIA berasal dari PDAM dan

pompa deep well dengan kebutuhan dalam jangka waktu 12 jam. Air yang telah

dalirkan akan di tampung di Reservoir air untuk kapasitas 1 hari. Untuk

mendapatkan kualitas air yang memenuhi standar dipergunakan sistem Water

Treatment Plant (WTP) sebagai filter sebelum didistribusikan ke titik-titik

kebutuhan.Batas kecepatan air dalam pipa adalah 1 sampai dengan 2 m/detik.

Batas tekanan pada sambungan alat plumbing 4 bar dan sisa tekanan pada alat

plumbing sebesar 1 bar.

 Beban unit alat plumbing dalam fixture unit:

 WC dengan katup gelontor = 10 FU

 WC dengan tangkit gelontor = 5 FU

 Urinal dengan katup gelontor = 5 FU

 Urinal dengan tangki gelontor = 3 FU

 Bak cuci tangan (lavatory) = 1 FU

 Shower = 4 FU

 Bak cuci dapur = 2 FU

Jenis material dan peralatan yang dipergunakan :

 Pipa & Fitting : PPR. PN.10

 Valve : Bronze/cast iron 125 lbs

Pompa:

 Pompa WTP : Vertical In Line


,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–16
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

 Pompa Transfer : Horizontal End Suction

Pompa WTP

Pompa Filter 3 unit pompa kerja pararel (2 duty, 1 stand by)

 Debit (Q) = 39 m3/jam

 Head (H) = 50 meter

 Power (P) = 2 x 11KW

Sumber air bersih dari PDAM dan dari sumur Bor dan akan

dilakukan tes secara standar terutama untuk keperluan RSIA dan fasilitas

penunjang lainnya. Perhitungan kebutuhan air untuk RSIA menggunakan

kriteria dari Ditjen Cipta Karya. Kriteria tersebut menghitung kebutuhan air

berdasarkan jumlah tempat tidur yang tersedia. Jumlah pasien, dokter,

perawat, administrasi dan tenaga kerja lainnya dikonversi sebagai

kebutuhan per tempat tidur. Kriteria tersebut menyatakan kebutuhan air

RSIA adalah 750 lt/bed/hr. RSIA direncanakan akan memiliki kapasitas

sampai 20 tempat tidur. Sehingga air yang dibutuhkan adalah Jumlah TT

Pasien = 750 lt x 20 lt/bed/hr = 15000 lt/hr atau 15 m3/hr. Jumlah

Karyawan sebanyak 24 orang dengan kebutuhan air sebanyak 40 ltr/org/hr

maka kebutuhan karyawan = 24 x 40 = 960 lt/org/hr atau 0.96 m3/org/hr,

sehingga jumlah pemakaian kebutuhan air RSIA menjadi 15.960 ltr/org/hr

atau 15.9 m3/org/hr.

3. Sistem Drainase : Untuk mengatasi genangan air baik di dalam areal

Pembangunan RSIA maupun lingkungan sekitarnya, akan dilakukan penataan

lingkungan saluran drainase dan akan dilengkapi fasilitas lainnya seperti IPAL

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–17
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5
dan septic tank. Pengelolaan Air hujan yang ada diareal gedung RSIA yang tidak

masuk dalam saluran drainase akan dibuat biopori dan sumur resapan. Spesifikasi

biopori adalah diameter 10 -15 cm dan kedalaman sekitar 100 - 120 cm, tetapi

jangan melebihi muka air tanah. Lubang tersebut dapat dibuat dengan bambu,

pipa besi atau bor tanah dengan jarak antar lubang 50 - 100 cm . Spesifikasi

Sumur resapan Kedalaman sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau

maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air ( water

table) tanah minimum 1,50 meter pada musim hujan. Struktur tanah harus

mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) minimal 2,0

cm per jam yang berarti dalam satu jam mampu menyerap genangan air setinggi

2 cm.

4. Fire Safety (Keselamatan Kebakaran) : Bangunan ini akan dilengkapi

Hydrant System dan alarm sistem. Pada tempat-tempat yang strategis

dipasang hydrant dan hydrant lapangan. Sistem Pemadam Kebakaran

dengan APAR. Jumlah APAR untuk klasifikasi bahaya kebakaran sedang I

disesuaikan dengan maksimum cover area 150m²/buah. Klasifikasi bahaya

kebakaran ringan disesuaikan dengan maksimum cover area 250m²/buah.

APAR diletakkan di daerah yang mudah terlihat dan mudah terjangkau

dengan jarak maksimum 20 meter. APAR yang digunakan adalah 3 kg tipe

Bubuk Kimia Kering (Dry Chemical Powder) ABC untuk area kantor dan 5

kg Clean Agent ruang panel & IT, 25 kg Clean Agent ruang Utility.

Reverensi dari SNI 03-1756-1989 (APAR)/ SKBI- 3.4.53.1987

5. Gedung Insenerator : bangunan untuk memproses pembakaran limbah

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–18
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

medis (jarum suntik, bekas infus dll).

6. Penggunaan Energi Listrik : Sistem jaringan bawah tanah, dibuat agar

penampilan lingkungan dalam kompleks tidak terganggu dengan malang

melintang kabel listrik. Untuk memberikan suasana aman dan nyaman

disediakan lampu penerangan yang memadai di seluruh jalan kompleks,

dan mulai dioperasikan sekitar pukul. 17.45 atau secara otomatis dapat

menyala dalam kondisi gelap/mendung. Penyediaan backup genset dengan

kapasitas 100 KVA/50 Hz peruntukan RSIA, sehingga ketika listrik PLN

mengalami pemadaman kegiatan di lingkungan RSIA tidak terganggu.

7. Telepon : Untuk meningkatkan kerapian penataan façade bangunan dan

lingkungan, instalasi jaringan telepon ditata secara profesional.

Beragamnya fungsi bangunan dan jumlah retail yang cukup signifikan,

maka untuk seluruh kawasan ini paling tidak dibutuhkan lebih kurang 20

SST (Satuan Sambungan Telepon)

8. Kebutuhan Tenaga Kerja :

Berdasarkan data yang disampaikan oleh pemrakar sa, jumlah tenaga kerja

yang diperlukan pada tahap operasi sebanyak 24 orang.

Tabel 2.1. Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja pada Tahap Operasi

No Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja


(orang)
1 Dokter 2
2 Bidan 10
3 Ahli Gizi 1
4 Administrasi 1
5 Perawat 20
6 Reseptionist 1
,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–19
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5
7 Asisten Apoteker 2
8 Apoteker 1
9 Satpam 1
10 Cleaning servis 2
11 Driver 1
Jumlah 24

Sumber : RSIA, 2015

9. Nantinya, RSIA merencanakan untuk membangun IPAL yang berfungsi

untuk menampung dan memini-malisasi limbah (domestik dan limbah

medis) yang timbul dari aktifitas Rumah Sakit. Dari aktifitas Rumah Sakit

relatif tidak dihasilkan air limbah. Air limbah yang mungkin keluar berasal

dari kegiatan domestik, karyawan dan tamu. Volume air limbah ini

diperkirakan ± 2.500 liter/hari. Limbah ini mengandung minyak dan

lemak, disamping BOD dan COD. Disamping air limbah domestik secara

berkala. Seluruh air limbah ini dialirkan ke bak penampungan air limbah.

Pada bak penampungan tersebut air limbah dilewatkan ke oil trap. Cara

kerjanya adalah sebagai berikut : Air limbah masuk ke bak penampungan I

pada bak ini dialirkan ke bak II melalui saluran yang berada ditengah. Agar

partikel - partikel yang berat mengendap dibawah/didasar. Dari bak

penampungan II dialirkan ke bak. Dari bak III air limbah tersebut dialirkan

ke badan air. Partikel yang tertangkap pada bak I dan II secara berkala

diangkat/diambil petugas dan dimasukkan kedalam drum dan dikirim

ketempat pengolahan. Skema proses pengolahan air limbah dapat dilihat

dibawah ini.

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–20
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Gambar 2.3. Tipikal IPAL (tanpa skala)

2.4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Sebelumnya, Kegiatan pelayanan kesehatan telah berjalan dan

beroperasi dalam bentuk Klinik bersalin, namun dalam rangka peningkatan

status dan pelayanan kesehatan, maka Pemrakarsa merencanakan untuk

membangun RSIA “ANANDA”.

Secara geografis, Kecamatan Lubuklinggau Timur I berada di pusat Kota

Lubuklinggau mempunyai wilayah seluas 1.390,41 Ha dengan batasan

wilayah

sebagai berikut:

 Sebelah Timur : Kecamatan Lubuklinggau Selatan I

 Sebelah Barat : Kecamatan Lubuklinggau Timur II

 Sebelah Utara : Kecamatan Lubuklinggau Utara I

 Sebelah Selatan : Kabupaten Musi Rawas

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–21
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

2.4.1. Tahap Prakonstruksi

Pada tahap prakonstruksi kegiatan yang dilakukan adalah survei

pendahuluan dan pengadaan lahan.

a) Perizinan

Kegiatan pengurusan izin diawali dari pengurusan advice planning dan

izin prinsip pembangunan Klinik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota

Lubuklinggaau. Selain izin prinsip pihak pemrakarsa akan mengurus

perizinan lain yang meliputi perizinan dari setiap instansi pemerintah yang

terlibat diantaranya Dinas pekerjaan Umum, Badan Pertanahan,

Lingkungan hidup, dan Badan Pelayanan Perizinan Kota lubuklinggau.

Beberapa izin yang dibutuhkan antara lain Izin Lokasi, advice planning,

HO, IMB, Izin Lingkungan dan perizinan lain sesuai dengan peraturan

daerah kota Lubuklinggau. Kegiatan pengurusan izin tersebut memberikan

dampak pada peningkatan pendapatan daerah dari iuran dan pajak yang

dikenakan dan akan memberikan dampak sekunder dan tersier pada

program pengembangan pembangunan wilayah.

b) Pengadaan Lahan

Lahan yang dilaksanakan untuk Pembangunan RSIA merupakan tanah milik

Pribadi dengan luas lahan seluas lebih kurang 1.040 m2 . Persiapan lahan untuk

pembangunan RSIA memerlukan pekerjaan pembukaan lahan, berupa

pembersihan bekas-bekas tanaman yang ada dan pengurugan yang dilakukan

untuk penyesuaian dengan rencana pembangunan .

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–22
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

2.4.2. Tahap Kontruksi

Pekerjaan konstruksi mencakup beberapa tahap yaitu : Rekruitmen

tenaga kerja; Pengadaan peralatan kerja dan pembuatan pagar pengaman

proyek; Pemeriksaan lokasi pekerjaan, pengukuran, mengadakan material,

pematokan; Perencanaan, konstruksi, struktur bangunan dan pembuatan

gambar-gambar kerja; Pelaksanaan pekerjaan perataan tanah/cut and fill

sesuai elevasi; Pelaksanaan pekerjaan sanitari, plumbing, air kotor dan air

bersih; Pekerjaan pemasangan akseskoris bangunan, including, pintu, kaca,

pengecatan, peralatan sanitasi. Listrik termasuk armature lampu, fan, AC dan

fasilitas bangunan sesuai yang disyaratkan.

a. Tenaga Kerja

Dalam tahap konstruksi maka rekruitmen tenaga kerja dilakukan oleh

kontraktor. Berdasarkan kualifikasinya, maka tenaga kerja yang dibutuhkan

terdiri atas tenaga kerja trampil (tenaga teknik sipil, mesin, listrik, geoteknik

dan komisioning) dan tenaga kerja kasar (buruh bangunan). Jumlah tenaga

kerja yang diperlukan untuk kegiatan tahap konstruksi lebih kurang 14 orang.

Kebutuhan tenaga kerja trampil dan kualifikasinya disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja pada Tahap Konstruksi Rencana


Pembangunan
RSIA “ANANDA”

No Jenis Keahlian Tenaga Lokal

01 Sipil 1

02 Mekanik 1

03 Listrik 2

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–23
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5
04 Supervisi & Tenaga Kasar 10

Jumlah 14

Total Keseluruhan 14 orang

Sumber : RSIA, 2015

Dari Tabel 2.2. di atas terlihat bahwa jenis keahlian yang akan diisi oleh

penduduk sekitar adalah supervisi dan tenaga kasar seperti bangunan, tukang

batu dan tenaga keamanan, sesuai dengan keahlian yang dipersyaratkan oleh

proyek.

b. Mobilisasi/Demobilisasi Peralatan

Bahan-bahan untuk kebutuhan konstruksi seperti semen, koral, pasir,

batu merah dan besi untuk kerangka beton dipasok dari lokasi terdekat dalam

Kota Lubuklinggau, yang diangkut dengan kendaraan truk.

Pembongkaran peralatan serta bahan konstruksi dilakukan lang-sung

di dalam lokasi kegiatan. Setiap pembongkaran peralatan selalu dilaporkan

kepada petugas proyek yang bertanggung jawab kepada kontraktor pelaksana.

c. Pembukaan dan Pematangan Lahan

Lahan yang dilaksanakan untuk Pembangunan RSIA merupakan tanah

milik Pribadi dengan luas lahan seluas lebih kurang 1.040 m2 berdasarkan

Sertifikat Hak milik an. dr. Desmi Gunawan S,Pog. Sehingga tidak

menimbulkan dampak yang berarti. Persiapan lahan untuk pembangunan

RSIA memerlukan pekerjaan pembukaan lahan, berupa pembersihan bekas-

bekas tanaman yang ada dan pengurugan yang dilakukan untuk penyesuaian

dengan rencana pembangunan.


,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–24
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

d. Pembangunan Sarana dan Fasilitas

Kegiatan pelaksanaan pembangunan bangunan utama adalah

pembangunan RSIA. Kegiatan ini meliputi pembangunan Gedung RSIA

termasuk fasilitas penunjangnya, pekerjaan sipil bangunan dan pekerjaan

listrik dan instrument. Pada pekerjaan pembangunan utama banyak

memerlukan tenaga kerja dan penggunaan alat-alat berat. Penggalian tanah

yang diperlukan untuk pembuatan pondasi generator akan mengakibatkan

adanya timbunan tanah galian. Timbunan tanah galian akan dipakai untuk

pematangan lahan di sekitar lokasi proyek.

Demikian pula dengan kegiatan transportasi dalam pengangkutan

material akan meningkat. Hiruk pikuknya pelaksanaan pembangunan

bangunan utama akan meningkatkan kebisingan cukup tinggi di tapak proyek.

2.4.3. Tahap Operasi

Didalam tahap operasional RSIA melayani Pelayanan Kesehatan khusus

wanita dan anak baik masyarakat Kota Lubuklinggau umumnya dan

Kecamatan Lubuklinggau Timur I pada khususnya. Pelayanan RSIA ini pada

tahap operasi terdiri dari 2 (dua) yaitu pelayanan medis dan non medis yang

meliputi antara lain :

a. Penerimaan Tenaga Kerja

Dengan adanya pengoperasian RSIA tentunya akan ada penerimaan

tenaga kerja. Dengan demikian pembangunan RSIA ini akan memberikan

peluang kesempatan kerja bagi masyarakat lokal yang ingin bekerja di RSIA

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–25
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

ini. Untuk tenaga kerja yang memerlukan keahlian, bila tidak tersedia di

sekitar lokasi dapat didatangkan dari luar wilayah. Walaupun demikian dalam

penerimaan tenaga kerja nantinya akan mengutamakan tenaga kerja lokal

sebesar 40%.

Jenis tenaga kerja di RSIA disesuaikan dengan klasifikasi dan

kebutuhan. Pimpinan RSIA menetapkan kategori tenaga medik dan non medik

yang dibutuhkan dan melakukan rekuitmen serta seleksi tenaga sesuai

prosedur yang berlaku. Tenaga unskil akan menduduki pekerjaan sebagai

security, penjaga parkir, laundry, juru masak, dan office boy.

Tenaga medik mempunyai akuntabilitas pelayanan kepada pasien dan

bertanggung jawab kepada direksi melalui komite medik. Kriteria untuk seleksi

tenaga medik dilakukan melalui mekanisme kredensial dan didasarkan atas

kompetensi, karakter individual, pelatihan, dan pengalaman, tidak hanya

berdasarkan atas sertifikasi ataupun keanggotaan dalam organisasi profesi.

Rumah sakit dapat mengangkat tenaga kontrak/honorer sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan rumah sakit dengan memperhatikan peraturan

ketenagakerjaan.

b. Jenis Pelayanan

Dalam operasionalnya, RSIA melayani pelayanan kesehatan sebagai

berikut :

(1) Rawat Jalan

Dalam memberikan pelayanan rawat jalan, RSIA memberikan pelayanan

sebagai berikut :

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–26
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

 Gawat Darurat : Instalasi ini memberikan pelayanan yang bersifat gawat

darurat, instalasi ini dibuka 24 jam dengan dokter jaga minimal 1 orang

 Pelayanan Rawat Jalan meliputi: Poli Anak, Poli Kebidanan/kandungan

(2) Rawat Inap

Pelayanan rawat inap terdiri dari :

 Zaal Anak

 Zaal Kebidanan

(3) Penunjang Medis

Selain Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap, pada RSIA terdapat beberapa

instalasi penunjang baik penunjang medis maupun non medis. Instalasi

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

 Instalasi Bedah Sentral (Kamar Operasi)

Instalasi ini buka 24 jam dengan dukungan tenaga medis, tenaga perawat

dan tenaga administrasi. Pelayanan meliputi kegiatan operasi yang

direncanakan atau darurat dengan berbagai jenis kasus yaitu kasus

bedah, kebidanan dan kandungan, dengan kategori operasi kecil, sedang,

besar dan besar khusus.

 Instalasi Laboratorium

Instalasi laboratorium adalah salah satu faktor pendukung penegak

diagnosa, dengan melayani berbagai macam pemeriksaan yang

digolongkan pada tingkat : pemeriksaan sederhana dan pemeriksaan

sedang.

 Instalasi Radiologi

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–27
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Inralasi radiologi merupakan salah satu faktor penunjang penegak

diagnosa. Instalasi ini didukung dengan peralatan yang canggih sehingga

dapat memberikan pelayanan foto rontgen baik kontras, foto gigi serta

pelayanan USG (Ultrasonografi).

 Instalasi Farmasi

Instalasi farmasi RSIA merupakan suatu unit di Rumah Sakit yang

berperan sebagai penunjang pelayanan kesehatan dalam melaksanakan

fungsi rumah sakit. Tugas instalasi farmasi adalah melakukan kegiatan

menyediakan, pera-cikan, pendistribusian, pengelolaan penyimpanan

obat-obatan dan alat kesehatan serta memberikan pelayanan kepada

pasien mengenai penggunaan obat yang rasional. Semua obat-obatan

disediakan dari rumah sakit.

 Instalasi Gizi

Instalasi gizi memberikan pelayanan makanan bagi pasien rawat inap.

Selain itu kebutuhan konsumsi untuk dokter dan perawat juga dipenuhi.

 Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

Instalasi ini melaksanakan pemeliharaan gedung dan peralatan baik

medis, penunjang medik dan non medik

Jenis pelayanan kesehatan dan sarana prasarana RSIA yang akan

dibangun disajikan Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Jenis –Jenis Ruangan di RSIA

No Jenis Ruang Jenis Pelayanan

1 Ruang Rawat Inap Pelayanan Medik


,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–28
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

2 Ruang Dapur & Gizi Pelayanan Penunjang Medik

3 Gedung Laundry Pelayanan Penunjang Medik

4. Ruang Operasi Pelayanan Medik

5. Ruang Bersalin Pelayanan Medik

6. Ruang Praktek dokter Pelayanan Medik

7. Apotik Pelayanan Penunjang Medik

8. Laboratorium Pelayanan Penunjang Medik

9. Insenerator Pelayanan Penunjang Medik

10. Area IPAL Pelayanan Penunjang Medik

11. Menara Air Pelayanan Penunjang Medik

12. Pos Jaga Pelayanan Penunjang Medik

13. Taman Pelayanan Penunjang Medik

14. Ruang UGD Pelayanan Medik

Sumber : Data Primer, 2015

2.4 Alat kesehatan yang harus ada bagi kegawat-daruratan kebidanan

dan kandungan

No Alat Kesehatan Kegawat daruratan Kebidanan dan Kandungan

1 Form Skor Kehamilan

2 Form Resiko tinggi

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–29
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

3 Form gravidogram

4 Alat ukur dari kain (kasa)

5 Tensimeter, stetoskop

6 Timbangan ibu

7 Stetoskop laenec

8 Doppler (heart tone)

9 IVD & injeksi KB

10 Implant

11 Pap smear set

12 Mikrokuret tang

13 Biopsi tang

Kamar Bersalin

14 Partus set

15 Curraetage set

16 Doppler

17 Stetoskop

18 Tensimeter

19 Timbangan bayi

20 Suction

21 USG

Perawatan

22 Stetoskop biasa

23 Tensimeter

24 Infus set

25 Resusitasi set ibu


,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–30
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

26 Meja Ginekologi

Laboratorium Kecil
27 Peralatan
28 Pemeriksaan rutin
29 Darah tepi
30 Kimia darah
31 Serologik
Sumber : Data Sekunder, 2015

Berikut disajikan beberapa peralatan kesehatan bagi spesialis kebidanan

dan kandungan, seperti tampak pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Jenis peralatan kesehatan yang dibutuhkan bagi Spesialis

Kebidanan dan Kandungan

No Alat Kesehatan Bagian Kebidanan & Kandungan

1 Meja periksa kebidanan

2 Meja periksa ginekologi

3 Timbangan ibu

4 Tensimeter

5 Linen

6 Doppler

7 Lampu periksa

8 Set pemeriksanaan ginekologi

9 Pap smear kit

10 IUD kit

11 Inplant kit

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–31
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

12 USG

13 Kolposkopi

14 Set partus

15 Set AVM/Kuretase

16 Set minor surgery

17 Timbangan bayi

16 Set minor surgery

17 Timbangan bayi

18 Suction apparatus

19 Stand infuse

20 O2 set

21 Emergency light

22 Stabilizer

23 Forceps

24 Vaccum Extractor

25 Infuse set

26 Klem hemostasis arteri

27 Gunting tali pusat

28 Klem tali pusat

29 Sarung tangan

30 Clemek plastic

31 Kasa dan kapas

32 Doek

33 Meja operasi

34 Meja Instrument
,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–32
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

35 Lampu operasi

36 Monitor Cardiovaskuler

37 Laparotomi set

38 CVP set

39 Resusitator set

40 Laparoskop

41 Diagnostic/sterilisasi set

42 Autoclave

43 Sectio/histerektomi set

44 Incubator bayi

45 Tempat tidur ibu

46 Tempat tidur bayi

47 Termometer

48 Ginekologi set

49 Resusitasi set

50 Suction pump

51 Instrument table

52 Film Viewer

53 Antidecubitus matras

54 Eash Basin

Sumber : Data sekunder, 2015

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–33
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

RSIA

Pasien

Poliklinik/ruang praktek dr Loket Pendaftaran


UGD

Laboratorium
Rawat
Rawat Jalan/Pulang/ Rujuk Radiologi Inap
Farmasi

Gambar 2.4. Bagan alir pelayanan RSIA “ANANDA”

Kegiatan yang dilakukan di RSIA adalah melaksanakan perawatan bagi

pasien kebidanan, kandungan dan Anak yang rawat inap maupun rawat

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–34
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

jalan (curatase), dan juga melaksanakan rawat inap bagi ibu dan bayi yang

baru lahir. Melalui unit ini dihasilkan limbah berupa:

a. Limbah padat:

 Gelas: bekas ampul, botol-botol vial/obat yang pecah.

 Plastik: bekas botol infuse, bekas jarum suntik, kantong plastik obat,

slang bekas obat.

 Kertas/karton: kotak obat, pembungkus obat.

 Logam:, bekas jarum infuse dan penutup botol/vial.

 Obat suntikan: obat anti biotic, obat utero tonika, obat penurun

panas/mengurangi rasa nyeri, obat vitamin, obat hormone, obat anti

kejang, obat bius local.

 Obat tablet/kapsul: anti biotic, obat penghilang rasa nyeri..

 Obat cair: yodium, povidine iodine, gentian violet, alcohol 70 %,

sublimate.

 Pembalut wanita, kapas, kasa, kantong pembungkus plastic.

Limbah ini belum termasuk sampah dari pasien dan keluarga. Sisa

obat yang rusak, bekas pembungkus ampul dibuang ke pembuangan sampah.

Sisa vial/botol obat dipakai untuk keperluan laboratorium kecuali ampul/botol

bekas obat-obatan jenis narkotik dikembalikan ke instalasi farmasi untuk

pelaporan. Limbah padat infeksius yang dihasilkan pada ruangan ini (bekas

jarum suntik,kapas dan perban bekas pasien) akan dikumpulkan selanjutnya

dibakar dengan incenerator. Pada pembakaran ini tentunya akan

menghasilkan limbah gas. Standar limbah gas (emisi) dari incenerator


,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–35
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

mengacu pada Peraturran Gubernur Propinsi Sumatera Selatan Nomor 6

Tahun 2012 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.

b. Limbah cair

 Cuci tangan/Lysol

 Darah, urine,sputum, dll.

Limbah cair lain termasuk air bilasan pel/pembersih lantai di salurkan

ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), untuk air mandi penderita/ WC

disalurkan ke septik tank. Limbah cair nanah, cairan amniom/air ketuban

disalurkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Limbah padat Infeksius

kesemuanya dikumpulkan oleh cleaning service pada tempat pembuangan

sampah sementara yang tertutup kemudian dibakar pada incenerator.

Berikut Tahapan Pengelolaan Limbah Cair/IPAL RSIA”Ananda” :

TAHAPAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–36
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Gambar 2.5. Tahapan Limbah Cair RSIA “ANANDA”

4.) Instalasi Gizi

Pada instalasi gizi, bahan- bahan yang digunakan berupa beras, sayur

mayur, telur, daging, ikan. Oleh sebab itu limbah yang dihasilkan berupa

limbah padat dan limbah cair.

Limbah padat domestic ini dibuang pada tempat pembuangan sementara

yang kemudian dibuang ke TPA dan limbah cair dibuang pada saluran

pembuangan air/got atau dimanfaatkan kembali untuk menyiram

tanaman.

5.) Instalasi Farmasi

Limbah yang dihasilkan pada instalasi ini adalah limbah padat dan limbah

cair. Limbah padat berupa karton/dus, kotak obat, limbah ini dibuang pada

tempat pembuangan sampah sementara yang kemudian dibuang ke TPA.

Sisa obat kadaluarsa akan dikembalikan kepada distributor obat dengan

dibuatkan berita acara.

Limbah cair berupa tumpahan obat cair pada botol yang pecah ataupun

tumpah. Limbah cair ini dibuang ke saluran pembuangan air limbah non

infeksius/got atau saluran air hujan.

6.) Instalasi Radiologi

Pada unit radiology, limbah cair yang dihasilkan adalah limbah cair bekas

mencuci foto hasil rongent, jadi bukan merupakan limbah B3, karena

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–37
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

dalam hal ini yang berbahaya adalah sinar x-ray yang digunakan untuk

foto yang langsung mengenai tubuh manusia. Jadi limbah cair ini masih

bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman atau dapat langsung dibuang

ke saluran pembuangan.

7.) Instalasi Pemeliharaan Sarana.

Pada instalasi ini terdiri dari beberapa bagian dengan berbagai bahan

kebutuhan setiap bulannya, diuraikan sebagai tertera dalam Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Kebutuhan bahan menurut bagian yang ada

Bagian Uraian Jumlah


Instalasi Pemakaian sabun/ deterjen 5 Kg
pemeliharaan Pemakaian pembersih 5 Liter
sarana Rumah Sakit lantai 5 Liter
Ibu dan anak Pemakaian Lysol
Binatu/ loundry Pemakaian deterjen 5 kg
Pemakaian pengharum 3 Liter
pakaian 5 Liter
Pemakaian pemutih
Genset/ listrik Pemakaian minyak solar 25 Liter
untuk genset
Boiler Kebutuhan air untuk 15.000 Liter/ hari
Rumah Sakit Pratama Tipe
D Petanang
Sumber : RSIA, 2015

Limbah utama instalasi ini adalah limbah cair, dibuang langsung ke

Instalasi Pengolahan Air Limbah. Sisa minyak pelumas dipisahkan dan

ditampung pada derigent tertentu yang merupakan limbah B3 selanjutnya


,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–38
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

dikirim ke PPLI (Pusat Pengolahan Limbah Indonesia) atau bekerjasama

dengan perusahaan pengolah limbah B3 yang bersertifikat resmi atau

memiliki izin dari pemerintah.

Pada bagian Loundry, linen yang digunakan ada yang berakibat infeksius

dan ada pula yang non infeksius. Saat ini pengelolaan linen adalah sebagai

berikut:

 Linen non infeksius


Ruangan Non Infeksius Kereta
(Hijau) Dorong

Loundry

Seterika Jemur Cuci

(Limbah Cair)

 Linen Infeksius
Ruang Infeksius Kereta
OK/Kebidanan (Merah) Dorong

Seterika Jemur Cuci

Loundry Limbah
Cair

, Ruang
SterilPembangunan Rumah
UKL-UPL Sakit Ibu dan Anak
OK/Kebidanan Halaman 11–39
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

IPAL

Gambar 2.6. Bagan alir pengelolaan linen

Lemari Cuci

Bahan
Basah Pendingin

makanan Limbah
padat/
Kering Gudang Pengolahan cair
makanan makanan

Plate/Piring

Kereta
Ruangan
makanan

Gambar 2.7. Alur Pengelolaan bahan makanan unit gizi

Dalam memenuhi kebutuhan air, didapat dari PDAM dan sumur

bor .Penyediaan air bagi rumah sakit sebagai tertera dalam Tabel 2.7.

Tabel 2.7. Penyediaan air


No Jenis Kegiatan Vol ( m3/hari )
1. Perawatan 7,5
2. Dapur 2,0
3. Loundry 2,5
4. Laboratorium 0,5
5. Rontgen 0,1
6. Sekretariat /Kantor 1,0
7. Rumah tangga 1,5
15,1

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–40
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Sumber : RSIA, 2015

Dari jumlah air tersedia itu digunakan sehari-hari seperti diuraikan berikut
ini:

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–41
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Pemanfaatan air:

Perawatan 5 m3/hari bak penampungan


3
PDAM/
Sumur
Dapur 1,75 m /hari bak penampungan
3
PDAM
Bor Laundry 2,0 m /hari bak penampungan
3
Lab 0,4 m /hari bak penampungan
3
Rontgen 0,08 m /hari bak penampungan
3
Sekretariat/kantor 1 m /hari bak penampungan
Rumah Tangga 3 m3/hari bak penampungan
==========
Jumlah : 13,23 m3/hari.

Sumber energi listrik secara umum dimanfaatkan dari PLN sebesar 41.500
watt. Tetapi guna menghindari kesulitan pada saat aliran listrik PLN terputus
dipasanglah genset sendiri dengan kekuatan 150 KVA. Uraian mengenai
penggunaan energi listrik seperti tampak dalam Tabel 2.8.

Tabel 2.8. Penggunaan energi listrik


No Penggunaan Jenis Energi Asal / Sumber
Energi PLN (KWH) Genset (KVA)
1. Penerangan Listrik
2. Kegiatan Medik Listrik
3. Kegt. Penunjang Medik Listrik
4. - Laboratorium Listrik Total Total
- Farmasi Listrik 42.500 watt 150 KVA
- Gizi Listrik
- Radiologi Listrik
5. Kegiatan Non Penunjang
Medik
- Laundry Listrik
- Bengkel Listrik
6. Sekretariat/Kantor Listrik
Sumber : RSIA, 2015

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–42
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Selama pelaksanaan kegiatan akan dikeluarkan limbah cair dan limbah

padat. Dan limbah ini akan diolah sedemikian rupa seperti tertera dalam

Tabel 2.9.

Tabel 2.9. Jenis limbah dan rencana penanganannya

No Kegiatan yang Jenis Jumlah / Vol Rencana


menghasilkan Limbah Per hari penanganan
limbah/cemaran lain limbah
3
1. Loundry Cair 2m Bak pengolahan
3
2. Dapur Cair 1,75 m Bak pengolahan
Padat TPS
3
3 Pelayanan Medik Cair 0,5 m Bak penampungan
Padat NM 25 kg TPS
Padat M 15 kg TPS
4. Pel. Penunjang
Medis Cair 0,75 m3 Dimanfaatkan/bak
3
- Radiologi 1m Pengolahan
Cair 15 kg Bak penampungan
- Farmasi Padat TPS
5. Sekretariat/Kantor Cair - Bak penampungan
Padat 25 kg TPS
Sumber : RSIA, 2015

8.) Pengadaan Utilitas

Kualitas limbah (efluen) rumah sakit yang akan dibuang ke badan air

atau lingkungan, harus memenuhi persyaratan baku mutu efluen sesuai

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2014 atau

peraturan daerah setempat dan Peraturan Gubernur Propinsi Sumatera

Selatan nomor 8 tahun 2012 tentang Baku Mutu Limbah Cair di Provinsi

Sumatera Selatan.
,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–43
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

9.) Penyediaan Lahan Parkir

Lahan parkir yang disediakan sebagai salah satu pelayanan kenyamanan

dan keamanan berkunjung baik bagi pasien atau tamu pada tahap operasi

nantinya sudah cukup memadai. Lahan parkir yang berada di halaman

depan dan Samping RSIA diperkirakan dapat menampung  30 buah

mobil.

2.4.4. Tahap Pasca Operasi

Pada kegiatan tahap pasca operasi, kegiatan-kegiatan yang akan

dilaksanakan berupa Penanganan tenaga kerja. Berakhirnya kegiatan

pengoperasian RSIA, tenaga kerja akan dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja

(PHK), dengan mendapat imbalan yang sepadan, sesuai peraturan

perundangan yang berlaku.

2.5. Rona Lingkungan Awal

Rona lingkungan awal dari komponen fisik kimia, menguraikan

beberapa informasi lingkungan di tapak proyek dan sekitarnya, berupa:

kondisi iklim, kualitas udara daan kebisingan, fisiografi, hidrologi, dan kualitas

air, biologi, ruang lahan dan tanah pada saat belum ada kegiatan proyek.

Dalam lingkup rona lingkungan tidak semua komponen lingkungan

akan dikaji secara detil, tetapi hanya terhadap komponen lingkungan yang

diperkirakan mengalami perubahan secara nyata dan akan menyebabkan

dampak terhadap komponen lingkungan lainnya. Untuk mengetahui

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–44
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

perubahan yang terjadi perlu diuraikan Rona Lingkungan awal sebagai base

line studi. Rona lingkungan akan dikaji meliputi : fisik-kimia, biotik, sosial

ekonomi dan sosial budaya serta kesehatan masyarakat

Dengan menggunakan metode pengambilan data yang telah diuraikan

pada bagian metode studi, maka kondisi rona lingkungan awal tapak proyek

dan sekitarnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

2.5.1. Lingkungan Fisik-Kimia

A. Iklim

Kota Lubuklinggau mempunyai tipe iklim Trofis Basah dengan variasi

intensitas curah hujan rata-rata antara 2000-2500 mm/tahun, dimana setiap

tahun jarang sekali ditemukan bulan kering. Selama tahun 2013 intensitas

curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dan terendah pada bulan

Mei. Suhu udara rata-rata di Kota Lubuklinggau sebesar 27 0C dan mempunyai

fluktuasi yang tidak terlalu tinggi, sehingga sepanjang tahun relatif sama. Oleh

karena proses pembungaan pada tanaman akan terhambat pada suhu di

bawah 200C dan di atas 350C akan menyebabkan produktivitas tanaman

berkurang, maka suhu udara tidak merupakan pembatas bagi pertumbuhan

tanaman. Penyinaran matahari yang mencapai permukaan bumi sebagian

diserap dan sebagiannya lagi dipantulkan kembali, sinar matahari sangat

diperlukan oleh tanaman dalam bentuk fotosintesis. Penyinaran matahari rata-

rata tahunan di wilayah perencanaan berkisar 50 % (6 jam/hari). Penyinaran

matahari optimum yang diperlukan agar tanaman tumbuh dengan baik adalah

4 – 6 jam/hari. Dengan demikian penyinaran matahari bukan sebagai faktor


,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–45
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Kelembaban udara rata-rata

tahunan adalah sebesar 14%, hal ini menunjukan bahwa kelembaban udara di

wilayah Kota Lubuklinggau bukan merupakan faktor penghambat bagi

pertumbuhan tanaman. Arah angin Dominan untuk wilayah Lubuklinggau

adalah arah angin Selatan - Barat dengan kecepatan angin rata-rata 2 m / s

pada ketinggian 15 meter.

B. Kualitas Udara dan Kebisingan

Kondisi kualitas udara dan kebisingan pada lokasi tapak proyek

merupakan data primer yang akan dikumpulkan secara langsung di

lapangan pada saat penyusunan UKL-UPL.

C. Topografi

Kondisi topografi di wilayah Kota Lubuklinggau secara umum dipengaruhi

oleh proses tektonisme berupa tenaga endogen pada masa

pembentukannya. Sehingga ketinggian lahan bervariasi berkisar antara

50-650 meter dari permukaan laut dengan morfologi lahan juga bervariasi

dengan klasifikasi dataran sampai dengan perbukitan sangat terjal. Daerah

tertinggi berada pada puncak Bukit Cogong yaitu sebesar 600-650 mdpl.

dan samakin rendah mengikuti lerengnya. Sedangkan di daerah Bukit

Sulap yang merupakan bagian dan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS)

titik tertingginya sebesar 500-600 mdpl.

Analisis kondisi geomorfologi di Kota Lubuklinggau meliputi genesis

bentuk lahan serta proses geomorfologi. Proses geomorfologi yang bekerja

pada material batuan akan menghasilkan bentukan tertentu yang disebut

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–46
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

dengan bentuklahan. Proses geomorfologi tersebut terjadi akibat adanya

tenaga geomorfologi yang menurut Thornburry (1958), adalah media alami

yang mampu mengikis dan mengangkut material batuan baik yang berupa

air, angin, maupun gaya gravitasi. Kondisi geomorfologi Kota Lubuklinggau

tejadi akibat adanya pengaruh proses yang mengakibatkan terjadinya

bentuklahan. Satuan geomorfologi Kota Lubuklinggau diinterpretasi dengan

menggunakan bantuan dari kerapatan kontur. Kondisi geomorfologi Kota

Lubuklinggau tejadi akibat adanya pengaruh proses yang mengakibatkan

terjadinya bentuklahan. Secara umum daerah Kota Lubuklinggau

merupakan daerah dengan topografi yang relatif seragam, yaitu dataran

dan sedikit bergelombang di sisi utara dan berbukit di sisi barat. Proses

geomorfologi yang dominan terjadi di Kota Lubuklinggau berupa proses

fluvial, dengan dominasi berupa satuan bentuklahan dataran koluvial dan

alluvial. Satuan bentuk lahan dataran koluvial ini merupakan daerah yang

datar dengan material campuran antara aluvium yang berasal dari Sungai

sungai-sungai yang melintasi Kota Lubuklinggau dengan koluvium yang

berasal dari rombakan material dari Perbukitan Andesit dan Koluvial yang

berada di sebelah baratnya. Dataran ini terbentuk dari proses pengendapan

material dari sungai berupa aluvium, namun dalam perkembangannya,

akibat adanya proses rayapan tanah (soil creep) dari perbukitan, material

koluvium ikut bercampur di daerah ini.

Variasi kemiringan lereng dari datar (0-2%) sampai terjal (>40%).

Kemiringan lereng ini akan berpengaruh terhadap jenis penggunaan lahan

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–47
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

dan proses geomorfologis yang bekerja. Lereng lebih dari 45% berada pada

kawasan Hutan Lindung Bukit Cogong dan kemiringan 15-40 % berada di

kawasan TNKS yang di dalamnya juga termasuk Bukit Sulap. Kemiringan

semakin landai ke arah timur, utara dan selatan. Kemiringan lereng dapat

dikelompokan menjadi 4 (empat).

o Kelerengan Lahan 0 – 2 % (morfologi dataran) mencakup luas 9.175 Ha

(13, 28 %) umumnya wilayah persebarannya pada wilayah Kecamatan

Lubuklinggau Utara II dan Kecamatan Lubuklinggau Selatan I dan II,

khususnya pada kawasan permukiman disepanjang jaringan jalan,

persawahan dan kebun campuran.

o Kelerengan Lahan 2 – 5 % (perbukitan landai) mencakup luas 10.850 Ha

(15, 70%) umumnya wilayah persebarannya merata pada wilayah

kecamatan dan pemanfaatan lahan eksisting khususnya sebagai kelompok

permukiman, yang dikelilingi lahan pertanian persawahan , belukar dan

kebun campuran.

o Kelerengan Lahan 5 – 15 % (perbukitan sedang) mencakup luas 30.615 Ha

(44, 31 %) umumnya persebarannya pada wilayah Kecamatan

Lubuklinggau Utara I, Kecamatan Lubuklinggau Timur II dan sebagian

Kecamatan Lubuklinggau Barat I, khususnya pada kawasan kebun

campuran, hutan rakyat dan belukar .

o Kelerengan Lahan 15-40 % dan > 40 % (perbukitan terjal dan perbukitan

sangat terjal) mencakup luas 1.670 Ha (26, 71 %) umumnya wilayah

persebarannya pada wilayah sebagaian kecil Kecamatan Lubuklinggau

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–48
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Barat I (Bukit Sulap, Bukit Pisang, Bukit Kiji dan bukit cogong) dan

sebagaian kecil Kecamatan Lubuklinggau Utara II dan merupakan bagian

dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

D. Hidrologi

Kondisi hidrologi sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh morfologi, batuan,

struktur, struktur batuan serta curah hujan. Ada dua bagian penting dalam

pembagian air, yaitu air permukaan dan air tanah dengan uraian masing-

masing sebagai berikut :

1. Air Permukaan

Air permukaan yang dimaksud adalah air limpasan pada sungai-

sungai. Kota Lubuklinggau termasuk dalam Sub Daerah Aliran Sungai (DAS)

Lakitan serta Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Kelingi yang membentuk

beberapa sungai yang merupakan anak sungai dari Sungai Musi, dengan debit

aliran relatif stabil dalam arti tidak menunjukan perbedaan fluktuasi antara

musim kemarau dengan musim penghujan. Adapun sungai-sungai yang

melalui wilayah Kota Lubuklinggau dan berdekatan dengan lokasi kegiatan

adalah Sungai Kelingi, Secara umum sungai tersebut termasuk tipe

parenial, yaitu sungai yang mempunyai aliran sepanjang tahun, sehingga

debit air tidak berfluktuasi cukup tinggi antara musim kemarau dengan

musim hujan. Pada umumnya sungai tersebut dimanfaatkan oleh sebagian

masyarakat. sebagai sumber air baku untuk kebutuhan sehari-hari dan

keperluan urusan pertanian.

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–49
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

2. Air Tanah/ Hidrogeologi

Keberadaan air tanah sangat dipengaruhi oleh morfologi, batuan,

struktur batuan serta curah hujan. Sebagian besar wilayah Kota Lubuklinggau

berkembang pada batuan bukan akuifer. Batuan tersebut berupa andesit,

breksi andesit dan nafal tufan. Keseluruhan batuan tersebut bersifat massif,

sehingga tidak mampu menyimpan air tanah dalam jumlah yang besar. Air

tanah dengan kuantitas yang kecil tersebut akan keluar menjadi air

permukaan sebagai rembesan pada zone batas dua material dengan

permeabilitas yang berbeda. Air tanah di Kota Lubuklinggau relatif seragam

bila dilihat dari jumlah atau debitnya, namun ada variasi bila dilihat dari

keterdapatannya, terutama jika dikaitkan dengan kondisi relief setempat yang

relatif beragam. Debit Air Tanah di dalam Kota Lubuklinggau tergolong kecil

yaitu berkisar antara 0,015270 m3/det s.d. 0,135875 m3/det. Hasil

pemeriksaan kualitas air tanah pada lokasi kegiatan dapat dilihat pada Gambar

berikut ini.

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–50
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Gambar 2.8. Hasil Pemeriksaan Kualitas air Tanah

E. Transportasi

Rencana Pembangunan RSIA “ANANDA” terletak di tepi jalan utama

Kota Lubukuinggau, yaitu Jalan Yos Sudarso dengan tipe jalan ini adalah 6/2

UD (empat lajur dua arah tanpa pemisah) dengan lebar efektif jalan 21 m

dengan bahu jalan menyatu dengan badan jalan dengan lebar bahu

bervariasi dengan perkerasan aspal dan trotoar sekitar 3,2 m. Tipikal ruas

Jalan Yos Sudarso ini adalah ruas jalan 2 (dua) jalur, 4 (empat) lajur, 2 (dua)

arah tidak terbagi. Karakteristik ruas jalan ini adalah sebagai berikut:

- Lebar seluruhnya (ROW) adalah 40 m.

- Lebar efektif adalah ± 21 m


,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–51
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

- Kapasitas jalan adalah sebesar 8.006 smp/jam

- Kecepatan rata-rata perjalanan adalah 40 km/jam

Rute angkutan umum dapat dilihat pada..Jalan Yos Sudarso melayani

penduduk Lubuklinggau Timur 41 % dikiri kanannya, dengan angkutan

umum warna kuning, yang jumlahnya terdaftar di kantor perhubungan

sejumlah 365 kendaraan. Bila dilihat dari data komposisi Lalu-lintas Harian

Rata-rata, ternyata ada 110 kendaraan angkutan perjam yang melayani rute

Pusat Kota - Simpang Priok dan dari arah sebaliknya 206 kendaraan perjam.

Melihat frekuensi kedatangan dan penumpang rata rata yang hanya 3 orang,

dapat disimpulkan bahwa jumlah kendaraan kuning ini berlebihan dari yang

dibutuhkan oleh masyarakat.

F. Geologi

Kota Lubuklinggau berada pada cekungan Sumatera Selatan yang

secara fisiografis merupakan cekungan Tersier berarah barat laut – tenggara,

yang dibatasi Sesar Semangko dan Bukit Barisan di sebelah barat daya, Paparan

Sunda di sebelah timur laut, Tinggian Lampung di sebelah tenggara yang

memisahkan cekungan tersebut dengan Cekungan Sunda, serta Pegunungan

Dua Belas dan Pegunungan Tiga Puluh di sebelah barat laut yang memisahkan

Cekungan Sumatra Selatan dengan Cekungan Sumatera Tengah.

Berdasarkan kesebandingan stratigrafi regional dan tata urutan

stratigrafi lembar Sorolangun Bangko menurut H.M.D. Rosidi, dkk (1978)

dapat diketahui bahwa Kota Lubuklinggau berada pada Formasi Batuan

Volkanik (Qhvb) dan Formasi Kasai (Qtk).

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–52
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

 Formasi batuan volkanik (Qhvb) tersusun oleh batuan gunung api breksi,

tuff, lahar dan lava yang sebagian besar berupa andesit. Breksi gunung api

kelabu kecoklatan, menyudut tanggung terdiri dari andesit berongga dan

batu apung. Lahar abu-abu kecoklatan terpadatkan umumnya terdiri dari

lava andesit, basalt, tuff, batu sabak, dan sedimen malihan yang

memperlihatkan arah imbrikasi lemah.

 Breksi tuff warna abu-abu kecoklatan umumnya terdiri dari lava-basalt

andesit, tuff, batu sabak dan sedimen malihan dalam masa dasar tuffan.

Formasi ini sering mengalami laterisasi menjadi tanah merah coklat,

menindih breksi gunung api dan satuan tuff batu apung. Lava warna abu-

abu muda, tekstur afanitik, berongga, bersusun andesit basalt.

 Formasi Kasai (Qtk) terdiri tuf berbatuapung, konglomerat, dan batupasir

tufan di bagian bawah, sedangkan di bagian atas terutama terdiri atas

batulanau tufaan. Formasi Kasai berketebalan 140 meter, diendapkan di

lingkungan darat yang dipengaruhi oleh kegiatan gunung api dan ditindih

tak selaras oleh endapan sungai Kuarter yang terdiri atas kerakal dan pasir

kurang padu. Endapan aluvial menutupi secara tidak selaras satuan-satuan

stratigrafi yang lebih tua. Endapan ini terdiri atas kerakal dan pasir yang

tidak padu.

2.5.2. Komponen Biologi

Biota Darat

Vegetasi utama adalah berupa vegetasi semak belukar di sempadan dan

pemukiman penduduk sekitar tapak proyek Pembangunan Klinik

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–53
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Bersalin di sekitar Sungai Kelingi. Untuk menilai kualitas vegetasi dapat

dilihat dari parameter keanekaragaman jenis, habitus dan

pertumbuhannya yang mengapresiasikan kondisi lingkungan darat di

suatu daerah berkaitan erat dengan fungsi vegetasi di dalam ekosistem

tersebut. Keanekaragaman jenis flora (tumbuhan) dapat

menggambarkan stabilitas dari suatu ekosistem yang mendukung

kehidupan dan ekistensi fauna (satwa) liar baik sebagai habitat, tempat

berlindung dan berbiak serta sumber makanannya. Habitus atau

perawakan suatu vegetasi (tumbuhan) serta kondisi pertumbuhannya

dapat menunjukkan fungsinya dalam meningkatkan kualitas

lingkungan baik sebagai pelindung, peredam suara dan bernilai estetika

alami. Peningkatan kualitas lingkungan yang diperankan oleh vegetasi

adalah karena kemampuannya melakukan suatu proses fotosintesis

dalam reaksi gelapnya menyerap gas buang (gas CO2) dan dalam

reaksi terangnya atau fotolisis dapat menghasilkan oksigen (O2) yang

bermanfaat untuk respirasi aerobik atau pernapasan bagi manusia dan

hewan-hewan lainnya. Selain itu vegetasi dengan strukturnya yang

rapat dan massif dapat meredam kebisingan dan pelindung terhadap

kestabilan tanah berdasarkan kondisi pertumbuhannya, habitusnya

serta lapisan dan ketebalan tajuk yang dimiliki oleh jenis-jenis

tumbuhan tertentu. Keanekaragaman jenis tumbuhan yang tinggi pada

suatu lokasi akan mendukung keanekaragaman satwa liar yang lebih

tinggi. Hal ini disebabkan karena masing-masing jenis satwa liar

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–54
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

memiliki relung ekologis (habitat niche) dan kesesuaian pakan alami

yang berbeda pada suatu habitat. Tipe vegetasi utama yang terdapat

disekitar lokasi rencana kegiatan Pembangunan bersalin ini adalah

semak belukar dan vegetasi pekarangan pada pemukiman penduduk.

Pada seluruh lahan tapak proyek tidak terdapat hutan sekunder atau

hutan alam, karena merupakan daerah perkotaan, maka vegetasi herba

mendominasi flora yang ada. Pada lahan sekitar sempadan sungai

terdapat tanaman tahunan seperti :

Tabel 2.9. Jenis Flora Darat di Sekitar lokasi Tapak pembangunan


No Jenis Nama Latin
Tanaman Tahunan
1 Kelapa Cocoos nucifera
2 Mangga Mangifera indica
3 Kemang Mangifera caesia
4 Pisang Musa paradisiaca
5 Bambu Bambusa vulgaris
6 Ubi Kayu Manihot utilissima
Habitus Herba
1 Alang-Alang Imperata cylindrica
2 Rumput Gajah Pennisetum purpureum
3 Kacangan Pueraria phaseloides
4 Rumput Teki Cyperus rotundus
5 Sidagori Sida acuta
6 Kayu Duri Mimosa pigra
7 Putri Malu Mimosa pudica
8 Babadotan Ageratum conyzoides
9 Rumput Gajah Pennisetum purpureum
10 Rumput Tali Ipomoea triloba

Berdasarkan hasil survei lapangan terlihat bahwa

vegetasi di lokasi studi merupakan vegetasi dari intervensi manusia,

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–55
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

yaitu dengan berbagai tanaman budidaya dan berbagai spesies

gulma atau tanaman pengganggu tanaman budidaya.

B. Satwa Liar

Jenis-jenis satwa liar yang diamati secara keseluruhan tergolong ke

dalam kelompok Kelas Amphia, Kelas Reptilia, Kelas Aves (Unggas)

dan Kelas Mammalia. Hasil pengamatan langsung di lapangan dan

wawancara dengan masyarakat di lokasi studi dapat dihimpun

informasi keanekaragaman satwa liar yang masih terdapat di

kawasan wilayah Pembangunan Klinik Bersalin di Kota

Lubuklinggau.

Berdasarkan potensi wilayah studi, ternyata komposisi jenis

satwa liar yang terdapat dalam wilayah studi adalah kurang

banyak, karena berbagai faktor antara lain, pada areal wilayah

studi sudah cukup luas lahan yang diintervensi atau yang sudah

dikuasai dan diusahakan masyarakat dalam bangunan permanen

dan daerah sempadan sungai semakin sempit yang terbebas dari

intervensi manusia, sehingga sebagian satwa liar kemungkinan

sudah berpindah atau bermigrasi ke areal lain atau tidak survival

karena kehilangan relung habitatnya. Namun demikian, beberapa

jenis atau spesies satwa liar masih mampu beradaptasi dengan

kondisi lahan yang terbatas seperti yang telah diuraikan di atas,

Oleh sebab itu perlu menyediakan relung habitat bagi satwa liar

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–56
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

untuk mempertahankan habitat, tempat berbiak dan berlindung

bagi satwa liar tersebut.

Tabel 2.10. Jenis Fauna Darat di Sekitar lokasi Tapak Pembangunan

No Jenis Nama Latin


Taksa Amphibia
1 Katak Rana cancrivora, Rana pipiens
2 Kodok Bufo melanoctictus
Taksa Reptilia
1 Kadal Mabouya multifasciata
2 Ular Daun Trimeresurus albolabris
3 Ular Tikus Elaphe radiata
Taksa Unggas (Aves)
1 Murai kampung Copsychus saularis
2 Bubut kecil Centropus bengalensis
3 Empirit Lonchura leucogastra
4 Pipit cokelat Anthus cervinus
5 Burung layang Apus affinis
6 Perenjak belukar Orthonomus atrogularis
7 Perkutut Geopelia striata
8 Punai Treron bicincta
Kelas Mammalia
1 Tikus tanah Rattus rattus
2 Tikus belukar Rattus argentiventer
3 Tikus kota Bandicota indica
4 Musang Mustella hamakeri

C. Biota Perairan

Berdasarkan sifat dan keberadaannya dalam habitat akuatik, maka

biota perairan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok utama,

yaitu: plakton, benthos dan nekton. Komunitas biotik dalam

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–57
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

ekosistem perairan baik plankton, benthos dan nekton dapat

dijadikan sebagai indikator kualitas badan perairan atau sering

disebut sebagai indikator ekologis utuk menentukan kualitas badan

air. Perubahan komunitas biotik tersebut merupakan indikator

perubahan ekosistem periaran (akuatik). Ketiga kelompok

organisme tersebut saling terkait dalam menopang rantai dan

jaring makanan dalam ekositem perairan seperti sungai, kolam dan

danau di alam. Sementara sungai yang ada di sekitar lokasi

mempunyai fungsi bagi masyarakat sekitarnya, baik itu untuk

mengairi kegiatan pertanian di hilirnya (persawahan tanaman

padi), kolam perikanan maupun untuk pemanfaatan bagi

kepentingan lainnya termasuk rumah tangga.

C.1. Plankton

Plankton merupakan organisme mikroskopis yang hidup

dengan status melayang-layang dalam badan air. Dengan

demikian keberadaannya sangat dipengaruhi oleh kondisi arus

air. Demikian sangat pentingnya organisme plankton bagi

rantai makanan dan jaring makanan untuk kelangsungan

hidup organisme lainnya dalam ekosistem badan air, sehingga

plankton dapat dijadikan indikator terhadap perubahan

kualitas badan air tersebut. Kajian terhadap organisme

plankton ini sangat penting bukan hanya kepentingannya

untuk kehidupan organisme akuatik lainnya juga dapat untuk

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–58
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

menilai tingkat pencemaran yang terjadi dalam badan air serta

untuk menilai bagaimana tingkat kesuburan suatu badan air.

Studi plankton yang akan dilakukan adalah mengkaji

biodiversitasnya, serta studi kualitatif dan kuantitatifnya.

Plankton dibedakan menurut tingkat trofiknya yaitu phytoplankton

dan zooplankton. Phytoplankton adalah plankton tumbuhan yang

mampu melakukan fotosintesis bahan-bahan anorganik menjadi

bahan organik, sehingga berperan sebagai produsen dalam badan

air. Sedangkan zooplankton bertindak sebagai konsumen terhadap

mikroorganisme lain dalam badan air. zooplankton disebut sebagai

plankton hewan karena bertindak sebagai konsumen primer dalam

ekosistem akuatik.

C.2. Benthos.
Benthos merupakan salah satu kelompok atau komponen biota

perairan yang hidup pada substrat di dasar perairan. Kehidupan

benthos sangat dipengaruhi oleh faktor fisik (jenis substrat,

kecepatan arus dan morfologi sungai), faktor kimia (kualitas substrat

perairan) maupun faktor biologis (kompetisi intra dan interspesifik

serta adanya predator tertentu). Kelompok hewan benthos ini dikaji

untuk menilai kondisi substrat dasar air. Pencemaran yang terjadi

pada substrat dasar badan air dapat diketahui dengan mengkaji

organisme benthos baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

C.3. Nekton

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–59
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5
Nekton merupakan kelompok biota akuatik yang mampu bergerak

aktif dan berukuran makroskopis sehingga mampu melawan arus

air. kelompok nekton pada umumnya berupa jenis-jenis ikan. jenis

lainnya dapat juga dari kelompok crustacea. Komponen nekton

dalam ekosistem perairan sungai menduduki tingkat tropik kedua,

ke tiga dan ke empat. Berdasarkan tingkat tropiknya yang berkaitan

dengan sifat jenis makanannya, maka nekton yang hidup pada suatu

perairan ada yang bersifat herbivora dan ada yang bersifat

karnivora. Jenis nekton yang menjadi kajian dalam studi ini

merupakan jenis-jenis ikan. Pada perairan sungai jenis nekton yang

biasa dijumpai adalah kelompok pisces (ikan) dan kelompok

crustacea (udang) makroskopis.

2.5.3. Kondisi Sosial-Ekonomi-Budaya


Uraian tentang kondisi rona lingkungan awal untuk komponen

sosial-ekonomi-budaya, akan difokuskan pada beberapa komponen sosio-

ekonomi-budaya yang potensial terkena dampak dari rencana kegiatan.

Adapun komponen tersebut, antara lain adalah kondisi kependudukan,

kondisi sosial ekonomi, kondisi sosial budaya, kondisi prasarana dan

sarana umum, dengan rincian sebagai berikut :

A. Kondisi Sosial Kependudukan

1) Jumlah Penduduk

Penduduk di wilayah studi yang mencakup Kelurahan Batu Urip taba

setiap tahun terus bertambah. Penduduk Kelurahan Batu urip taba

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–60
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

sebesar 3250 jiwa yang terdiri dari 1542 laki-laki dan 1708

perempuan, sex rationya di Kelurahan Batu Urip taba sebesar 90.28

dalam artian banyak penduduk Perempuan dari pada penduduk laki-

laki. Berdasarkan klasifikasi kepadatan penduduk sesuai Undang-

undang No. 56/prp/1960, maka di daerah studi termasuk dalam kriteria

daerah “kurang padat sampai sangat padat” karena kepadatannya lebih

dari 400 jiwa/km2. Kepadatan penduduk di desa studi berkisar antara

219,73 – 5.910 jiwa/km2, dengan kepadatan tertinggi di kelurahan Taba

Koji. Adanya Klinik Bersalin yang akan dibangun oleh dr. Desmi

Gunawan akan meningkatkan kepadatan penduduk Kecamatan

Lubuklinggau Timur I, khususnya pada Kelurahan Batu Urip taba karena

masuknya pendatang untuk menghuni karyawan RSIA ini.

2) Bidang Pendidikan

Data bidang pendidikan diambil dari data Kecamatan Lubuklinggau

Timur I Dalam Angka 2014. Datasarana pendidikan yang ada di wiayah

ini, untuk Kelurahan Batu Urip taba TK 1 buah, Sekolah Dasar (SD) 2

buah. Terbatasnya unit sarana pendidikan ini disebabkan karena lokasi

kelurahan ini berada di dalam kota sehingga akses ke sarana pendidikan

yang ada di Kota LubukLinggau tidak terlalu sulit.

3) Agama

Mayoritas penduduk Kecamatan Lubuklinggau Timur I adalah

pemeluk agama Islam yaitu 13.201 orang (92,20%), disusul

kemudian pemeluk Agama Katholik pemeluk agama Kristen dan

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–61
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Hindu.

4)SaranaPeribadatan

Jumlah sarana peribadatan yang ada sejalan dengan jumlah

penganut/ pemeluk agama, dimana mayoritas penduduk di wilayah

studi adalah pemeluk agama Islam maka sarana peribadatan yang ada

dijumpai hanya masjid. Secara rinci jumlah sarana peribadatan masijd

di wilayah ini ada 3 masjid.

5) Mobilitas Penduduk

Mobilitas penduduk terutama dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Tidak

ada angka yang menyebutkan tentang tingginya tingkat mobilitas

penduduk. Namun secara nyata kelihatan di Kota Lubuklinggau pada

siang hari jumlah penduduk cukup banyak. Hal ini berbeda jauh

dengan kenyataan pada malam hari yang relatif sangat sepi. Hal ini

diakui beberapa informan bahwa penduduk Lubuklinggau pada siang

hari kebanyakan adalah para pendatang dari berbagai daerah dan

sore harinya kembali ke daerah mereka masing-masing. Aktivitas

ngelaju ini merupakan pemandangan rutin setiap hari sebagai

dampak dari posisi Kota Lubuklinggau sebagai kota lintas dan kota

transit.

Adanya proses mobilitas penduduk ini merupakan salah satu strategi

adaptasi manusia terhadap lingkungan sosial, ekonomi, kebudayaan,

dan ekologi. Perpindahan penduduk juga terjadi akibat


,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–62
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

ketidakseimbangan ekonomi antara berbagai wilayah yang ada di

Indonesia. Adanya faktor pendorong dan penarik suatu daerah tujuan

merupakan faktor pendukung terjadinya mobilitas penduduk.

Kurangnya sumber-sumber kebutuhan hidup di daerah asal menjadi

faktor pendorong penduduk meninggalkan daerahnya sedangkan

sumber-sumber hidup yang terdapat di daerah tujuan menjadi faktor

penarik untuk pindah ke daerah tersebut. Dari pernyataan ini, Kota

Lubuklinggau dengan berbagai fasilitas yang dimilikinya sebagai

faktor penarik kaum migran untuk mengunjungi daerah ini.

Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor utama terjadinya

mobilitas penduduk. Ketersediaan kebutuhan sekunder seperti

peralatan rumah tangga, pakaian, dan lain-lain yang dibutuhkan oleh

penduduk di pedalaman di luar Kota Lubuklinggau merupakan alasan

untuk mendatangi daerah sumber kebutuhan tersebut. Seperti

penduduk daerah Kabupaten Rejang Lebong yang merupakan daerah

penghasil sayur-sayuran dan hasil pertanian lainnya, Kota

Lubuklinggau merupakan daerah pemasaran hasil pertanian yang

dipasarkan langsung petani maupun oleh para agen yang datang dari

Lubuklinggau ataupun agen dari daerah Curup. Sebaliknya Kota

Lubuklinggau sebagai daerah perdagangan, menjadi daerah tujuan

para penduduk di luar kota untuk menghasilkan kebutuhan-

kebutuhan non pertanian. Proses sirkulasi ini terjadi terus menerus

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–63
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

setiap hari sehingga perputaran ekonomi di daerah Lubuklinggau

cukup tinggi.

Posisi kota yang berada pada jalur lintas Sumatera juga memberi

pengaruh tumbuhnya aktivitas ekonomi. Berbagai jenis mobil

penumpang seperti bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dari dan ke

Jakarta atau dari dan ke Bengkulu selama duapuluh empat jam selalu

melintasi kota ini. Meski dari sisi kuantitas, kontribusi transportasi tak

terlalu berarti terhadap perekonomian kota, diakui efek samping

kegiatan angkutan ini justru menopang sektor lainnya. Para pengguna

alat angkut yang melalui jalan lintas Sumatera biasa berhenti dan

istirahat di Lubuklinggau. Ruko-ruko berjajar di sepanjang tepian

jalan menyambut pengujung. Uniknya, jika terminal-terminal besar

lain menyusut pengunjungnya akibat maskapai penerbangan banting

harga, terminal Simpang Priuk yang proses penyerahan dari Pemkab

Musi Rawas ke Pemkot Lubuklinggau belum selesai ini tak terganggu.

Data Kota Lubuklinggau Dalam Angka Tahun 2013 menunjukan

jumlah bus yang mampir tetap stabil, sekitar 175 hingga 220 bus

AKAP dan 25 bus AKDP per hari. Bila bulan puasa dan musim mudik

tiba, hotel-hotel, mulai dari kelas melati hingga berbintang dua,

penuh.

B. Kondisi Sosial Ekonomi

1) Mata Pencaharian

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–64
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Mata pencaharian utama penduduk di kelurahan Batu Urip taba yang

paling dominan adalah Petani/Peternak dengan jumlah 13 % untuk

sector perdagangan adalah 7,9 %. Jumlah masyarakat yang belum

bekerja masih cukup banyak yaitu 20,9 % dan untuk jumlah

mahasiswa atau pelajar 22,89 %. Penduduk di wilayah studi

Kelurahan Batu Urip Taba Kecamatan Lubuklinggau Timur I memiliki

berbagai jenis mata pencaharian, seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.11. Mata pencaharian penduduk di sekitar wilayah studi

Jenis Mata Batu Urip taba


No
Jumlah %
Pencaharian
1 Belum bekerja 680 20.9
2 PNS 201 6,1
3 TNI/Polri 26 0,8
4 Pedagang 257 7,9
5 Pegawai Swasta 289 8.8
6 Pensiunan 12 0,36
7 Petani /Petrnak 424 13.04
8 Buruh 373 11.4
9 Wiraswasta 229 7,0
10 Paramedis 14 0,43
11 Dosen 1 0.03
12 Mhs/Pelajar 744 22,89
Jumlah 3.250 100
Sumber : Data kependudukan Kelurahan Batu Urip taba 2015

2) Sarana Perekonomian

Perkembangan perusahaan perdagangan di Kota Lubuklinggau

dapat di katakan stabil jika dilihat dari penerbitan SIUP dan TDP pada

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–65
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

tahun 2013 oleh kantor Pelayanan Perizinan Kota Lubuklinggau

mencapai 817 unit. Sebagian besar adalah perusahaan kecil (PK)

Penerbitan SIUP terbesar ada di Kecamatan Lubuklinggau Timur I.

Sarana perekonomian dan perdagangan di sekitar lokasi

pembangunan Klinik berupa kawasan perbelanjaan berupa pertokoan

dan supermarket.

3) Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan suatu daerah merupakan hal yang harus di lakukan

dan di percepat. hal ini berkaitan dengan peningkatan taraf hidup

masyarakat. selain hal itu, pembangunan suatu daerah yang maju

memberikan pengaruh pada daya saing daerah tersebut dengan

daerah lainya. jika di barengi dengan pemerataan pendapatan

masyarakat maka tercipta suatu kondisi ekonomi yang kuat yang di

topang oleh ekonomi masyarakat yang kuat. pembangunan ekonomi

suatu daerah mutlak di lakukan.

Pertumbuhan ekonomi Kota Lubuklinggau selama periode 2009 –

2012 mengalami peningkatan setiap tahunya. Sedangkan pada tahun

2013 mengalami sedikit penurunan. Pertumbuhan ekonomi tersebut

pada tahun 2009 adalah 6,27 %, 2010 6,37 %, 2011 6,40 % dan 2012

sebesar 6,52 % dan 6,4 % pada tahun 2013. Meskipun demikian

sector yang terus mengalami peningkatan pertumbuhan adalah

sector perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, persewaan . Dalam

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–66
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2013 -2017,untuk

mencapai pertumbuhan sekitar 7,00 persen, jumlah investasi yang di

butuhkan cenderung mengalami peningkatan. dengan tingkat asumsi

inflasi yang sama,kebutuhan investasi guna mencapai pertumbuhan

ekonomi kota Lubuklinggau mencapai 7 (persen) pada tahun 2015 di

butuhkan penanaman modal mencapai 1,26 triliun rupiah. semakin

tinggi inflasi suatu daerah serta semakin tinggi target pencapaian

dalam perencanaan pembangunan, maka kebutuhan investasi juga

semakin besar. pada kurun waktu 5 (lima) tahun tersebut nilai

kebutuhan investasi terbesar adalah pada tahun 2017 diperkirakan

mencapai 1,72 triliun. nilai tersebut meningkat sekitar 16,9 persen

dari pada perkiraan kebutuhan investasi pada tahun 2016.

C. Kondisi Sosial Budaya

1) Budaya

Suku bangsa asli penduduk Kota Lubuklinggau adalah Orang Musi.

Secara kultural, masyarakat di kelurahan tersebut dominan dari etnis

Musi. Pengaruh kebudayaan dan adat istiadat Musi masih

menentukan perilaku dan dinamika berbagai kelompok-kelompok

masyarakat di kelurahan tersebut. Meskipun demikian, saat sekarang

pengaruh budaya dari luar komunitas kelurahan tersebut relatif besar.

Khusus suku bangsa pendatang di Kota Lubuklinggau cukup banyak

sehingga daerah ini sangat multikultural. Para pendatang ini

membentuk suatu asosiasi kesuku bangsaan sebagai sarana untuk

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–67
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

mempererat kesatuan mereka. Beberapa suku bangsa pendatang yang

ada antara lain adalah Jawa, Minangkabau, Batak, Palembang,

Komering, Lahat, dan Orang Jambi. Beberapa organisasi kesuku

bangsaan yang ada di Lubuklinggau antara lain adalah Paguyuban

Masyarakat Palembang Bersatu (PMPN) yang memiliki sekretariat di

Jalan Yos Sudarso Lubuklinggau, dan Ikatan Keluarga Komering

dengan sekretariat di Jalan Yos Sudarso Lubuklinggau. Bentuk

interaksi yang berlangsung antar suku bangsa yang berbeda di daerah

ini tampak dalam aktivitas perekonomian, keagamaan, sosial

kemasyarakatan (lingkungan sosial), dan adat perkawinan. Interaksi

di bidang keagamaan terutama didasarkan oleh kesamaan agama dan

tampak dalam aktivitas keagamaan terutama bagi yang beragama

Islam sebagai agama yang dominan. Dalam aktivitas keagamaan ini

tidak memandang latar belakang suku bangsa tetapi berdasarkan

kesamaan akhidah. Saling mengunjungi pada saat perayaan hari besar

agama Islam seperti idul fitri, idul adha, maupun hari-hari tertentu

lainnya. Hal ini dilakukan pada tingkat lingkungan tempat tinggal.

Interaksi di bidang sosial kemasyarakatan tampak dalam bentuk

hidup bertetangga, gotong royong, mengunjungi keluarga yang

sedang mengalami kesusahaan, menghadiri undangan pesta ataupun

kegiatan lainnya. Khusus yang beragama Islam aktivitas lain sebagai

bentuk interaksi adalah dalam kegiatan pengajian yang dilaksanakan

di rumah-rumah penduduk secara bergiliran.

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–68
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Perkawinan merupakan salah satu cara mempersatukan dua

kebudayaan yang berbeda. Perkawinan antarsuku bangsa

(amalgamasi) cukup banyak berlangsung. Perkawinan campuran

yang paling banyak berlangsung adalah antara orang Lembak dengan

orang Rejang atau dengan orang Musi atau orang Rawas. Pemilihan

jodoh pada suku bangsa tersebut didasarkan beberapa kemiripan

dalam adat istiadat mereka. Perbedaan yang cukup tampak adalah

perbedaan bahasa antara suku bangsa Lembak dengan suku bangsa

Rejang. Menurut orang Dusun bahasa Rejang merupakan bahasa yang

sangat sulit untuk dipahami, namun sebaliknya Orang Rejang dapat

memahami bahasa Lembak.

Perbedaan adat istiadat pada perkawinan campuran dapat

diminimalis dengan menyederhanakan proses adat perkawinan pada

masing-masing pihak berdasarkan kesepakatan bersama termasuk

penetapan pelaksanaan pesta perkawinan. Kebiasaan yang lazim

dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Watas dalam perkawinan

campuran antara orang Dusun dengan Orang Rejang misalnya adalah

bila pihak perempuan Orang Dusun dan pihak laki-laki Orang

Rejang, maka adat yang dipakai adalah adat Orang Dusun. Sehingga

pelaksanaan pesta perkawinan dilakukan di tempat pihak perempuan.

2) Kelembagaan dan Kepemimpinan

Secara administratif dan formal, lembaga yang berfungsi di daerah

sekitar lokasi kegiatan kelurahan Batu Urip Taba Kecamatan

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–69
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Lubuklinggau Timur I, sedangkan lembaga adat tidak ada. Ketua RT

pada umumnya dipilih oleh masyarakatnya sendiri yang dianggap

mempunyai tingkat pendidikan relatif lebih baik dan mempunyai

kewibawaan untuk dapat menggerakkan serta memimpin daerahnya.

Ketua RT selain harus mampu sebagai organisatoris untuk

menggerakkan masyarakat dalam rangka pembangunan juga harus

orang yang disegani. Aktivitas pemerintahan dan pembangunan serta

agama sangat dihargai dan berjalan dengan baik sehingga

mendapatkan apresiasi masyarakat.

D. Kondisi Kesehatan Masyarakat

Kesehatan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat,

untuk itu setiap usaha atau kegiatan pembangunan yang diperkirakan

menimbulkan dampak penting terhadap kesehatan masyarakat, perlu

dilakukan pengkajian aspek kesehatan masyarakat, sehingga dampak

negatif akibat suatu kegiatan terhadap kesehatan masyarakat dapat

ditekan serendah mungkin, dan dikelola dengan baik.

Kondisi Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang

mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih

dan sebagainya. Sanitasi lingkungan dapat pula diartikan sebagai

kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan

standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–70
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

kesejahteraan manusia. Kondisi tersebut mencakup pasokan air yang

bersih dan aman, pembuangan limbah.

a) Penyediaan Air Bersih

Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh

manusia sepanjang masa. Air mempunyai hubungan yang erat dengan

kesehatan. Apabila tidak diperhatikan maka air yang dipergunakan

masyarakat dapat mengganggu kesehatan manusia. untuk

mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini

menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh

bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah

dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya. Berdasarkan Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990, yang di maksud

air bersih adalah air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-

hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum

apabila telah di masak. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan

manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia secara sehat.

ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi bagian

terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan

maupun di perdesaan. Sarana sanitasi air adalah bangunan beserta

peralatan dan perlengkapannya yang menghasilkan,menyediakan dan

membagi-bagikan air bersih untuk masyarakat. Jenis sarana air bersih

ada beberapa macam yaitu PAM, sumur gali, sumur pompa tangan

dangkal dan sumur pompa tangan dalam, tempat penampungan air

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–71
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

hujan, penampungan mata air, dan perpipaan. Sirkulasi air,

pemanfaatan air, serta sifat-sifat air memungkinkan terjadinya

pengaruh air terhadap kesehatan. Secara khusus, pengaruh air

terhadap kesehatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.

b) Pembuangan Kotoran Manusia (Jamban)

Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai

lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-

zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja

(faces), air seni (urine) dan CO 2 sebagai hasil dari proses pernafasan.

Pembuangan Kotoran manusia dalam ilmu kesehatan lingkungan

dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urine, pada

umumnya disebut latrine, jamban atau kakus. Penyediaan sarana

jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting

peranannya. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan pembuangan

kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan

terutama tanah dan sumber air. Beberapa penyakit yang dapat

disebarkan oleh tinja manusia antara lain ; thypus, disentri, kolera,

bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang dan pita),

schistosomiasis dan sebagainya. Untuk mencegah kontaminasi tinja

terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus

dikelola dengan baik. Pembuangan kotoran harus di suatu tempat

tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban tersebut sehat jika

memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–72
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

- Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban

- Tidak mengotori air permukaan disekitarnya

- Tidak mengotori air tanah disekitarnya

- Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa

dan binatang lainnya

- Tidak menimbulkan bau

- Mudah digunakan dan dipelihara

- Desainnya sederhana

- Murah.

c) Pembuangan Air Limbah

Air limbah atau air kotoran adalah air yang tidak bersih dan

mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan

manusia atau hewan dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan

manusia termasuk industrialisasi. Dalam kehidupan sehari-hari

pengelolaan air limbah dilakukan dengan cara menyalurkan air

limbah tersebut jauh dari tempat tinggal tanpa diolah sebelumnya. Air

buangan yang dibuang tidak saniter dapat menjadi media

perkembangbiakan mikroorganisme pathogen, larva nyamuk ataupun

serangga yang dapat menjadi media transmisi penyakit.

d) Pengelolaan Sampah

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–73
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

Para ahli kesehatan masyarakat menyebutkan sampah adalah sesuatu

yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi ataupun sesuatu

yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi

dengan sendirinya. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan

memberikan pengaruh negative terhadap masyarakat dan lingkungan.

Adapun pengaruh-pengaruh tersebut antara lain:

o Terhadap Kesehatan Pengelolaan sampah yang tidak baik akan

menyediakan tempat yang baik bagi vektor-vektor penyakit yaitu

serangga dan binatang-binatang pengerat untuk mencari makan

dan berkembang biak dengan cepat sehingga dapat menimbulkan

penyakit.

o Terhadap Lingkungan

Dapat menggangu estetika serta kesegaran udara lingkungan

masyarakat akibat gas-gas tertentu yang dihasilkan dari proses

pembusukan sampah oleh mikroorganisme.

Debu-debu yang berterbangan dapat menggangu mata

serta pernafasan. Bila terjadi proses pembakaran dari sampah maka

asapnya dapat menggangu pernafasan, penglihatan dan penurunan

kualitas udara karena ada asap di udara. Pembuangan sampah ke

saluran-saluran air akan menyebabkan estetika yang terganggu,

menyebabkan pendangkalan saluran serta mengurangi

kemampuan daya aliran saluran. Dapat menyebabkan banjir

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–74
“ANANDA”
Rencana usaha/Kegiatan 201
5

apabila sampah dibuang ke saluran yang daya serap alirannya

sudah menurun.

,
UKL-UPL Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Halaman 11–75
“ANANDA”

Anda mungkin juga menyukai