Latar belakang
Pertumbuhan pesat penduduk dan urbanisasi di Desa Guyangan telah membawa dampak
signifikan pada perkembangan wilayah pedesaan. Dalam beberapa tahun terakhir, desa ini telah
mengalami perubahan yang mencolok, terutama dengan adanya pertumbuhan industri, seperti
pabrik tahu dan biogas. Pabrik tahu menghasilkan limbah cair yang memiliki potensi untuk
diolah menjadi biogas. Limbah cair tahu memiliki kandungan senyawa organik tinggi yang dapat
diubah menjadi biogas melalui proses anaerobic [1]. Kondisi ini menuntut perlunya pengelolaan
yang optimal untuk memanfaatkan potensi tersebut. Pemetaan lokasi pabrik tahu dan biogas
menjadi krusial untuk mendukung perencanaan wilayah, pengelolaan sumber daya, dan
pengembangan infrastruktur di Desa Guyangan. Dengan memanfaatkan teknologi web berbasis
Sistem Informasi Geografis (SIG), pemetaan lokasi pabrik tahu dan biogas dapat dilakukan
secara interaktif dan mudah diakses oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, investor,
masyarakat, dan pihak terkait lainnya. [2]. Perkembangan teknologi informasi, khususnya di
bidang SIG, membuka peluang untuk mengintegrasikan data geografis dengan informasi terkait
pabrik tahu dan biogas. Dengan akses yang mudah melalui platform web, masyarakat dapat
mengakses informasi terkait dampak lingkungan, ketersediaan produk, dan manfaat ekonomi
yang dihasilkan oleh pabrik tahu dan biogas.[2] Selain itu, pemanfaatan teknologi berbasis web
juga membuka peluang partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pemantauan, memberikan
akses mudah kepada informasi terkait dampak lingkungan, ketersediaan produk, dan manfaat
ekonomi yang dihasilkan oleh pabrik tahu dan biogas.
Dalam konteks pengembangan sistem informasi geografis (SIG) berbasis web untuk
memetakan lokasi pabrik tahu dan biogas di Desa Guyangan, penerapan metode waterfall
memungkinkan peneliti untuk memastikan penyelesaian setiap tahap sebelum melanjutkan ke
tahap berikutnya, sehingga meminimalkan pengulangan. Tahapan yang terlibat mencakup
perencanaan, analisis, perancangan, penerapan, pengujian, dan pemeliharaan sistem. Dengan
memanfaatkan teknologi seperti PHP, Google Maps API, dan MySQL, sistem ini memungkinkan
pengguna untuk mencari pabrik tahu dan biogas terdekat serta mendapatkan petunjuk arah
dengan efisien [3]
Dalam konteks penelitian yang menggunakan metode waterfall, potensi masalah yang
dapat timbul meliputi kurangnya fleksibilitas pada tahapan pengembangan dan kesulitan dalam
melakukan perubahan pada tahap yang telah selesai [5]. Oleh karena itu, pemilihan metode
pengembangan sistem harus didasarkan pada kebutuhan dan karakteristik spesifik dari proyek
tersebut. Meskipun metode waterfall memiliki kelemahan, seperti kurangnya fleksibilitas,
metode ini tetap menjadi salah satu pendekatan yang paling awal dan populer dalam
pengembangan perangkat lunak [4]. Metode ini memberikan kejelasan struktur, manajemen
proyek yang efektif, dan kemampuan untuk departementalisasi.
[1]. Subekti Sri. (2011). PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU MENJADI BIOGAS
[2]. Maryati Anis, Octaviana Umi, Anggraini Widya Nur. PEMANFAATAN LIMBAH CAIR
TAHU MENJADI BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF. Jurusan D-
III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
[3]. Sasmito Ginanjar Wiro. (2017). PENERAPAN METODE WATERFALL PADA DESAIN