Anda di halaman 1dari 17

MODEL PERAMALAN PERKEMBANGAN PENYAKIT LUKA API

PADA PERTANAMAN TEBU DI INDONESIA

Forecasting Model of Smut Disease on Sugarcane in Indonesia

Farriza Diyasti1*, Faisal Malik1 and Bibit Bakoh1


1
Direktorat Perlindungan Perkebunan-Direktorat Jenderal Perkebunan, Kantor Pusat
Kementerian Pertanian, Jl. Harsono RM No.3, Gedung C, Pasar Minggu, Jakarta 12550,
Indonesia.
*) Penulis korespondensi

ABSTRAK

Kejadian penyakit luka api terjadi hampir di seluruh sentra perkebunan tebu di
Indonesia, dengan potensi kehilangan hasil dapat mencapai 75%. Perkembangan penyakit
dipengaruhi oleh fluktuasi iklim global. Perencanaan pengendalian secara dini perlu
dilakukan sebagai tindakan awal mencegah kehilangan hasil yang lebih besar. Tulisan ini
bertujuan menganalisis perkembangan penyakit luka api di Indonesia selama 10 tahun
terakhir serta meramalkan serangannya untuk tahun mendatang. Data hasil pengamatan
serangan luka api diperoleh dari laporan daerah sentra tebu se-Indonesia, kemudian diolah
dan dianalisis regresi dengan Microsoft excel 2010 sesuai dengan metode peramalan yang
dikembangkan oleh BBPOPT. Model peramalan yang diperoleh y = 0.64 + 0.63x, dengan
hasil ramalan serangan luka api akan meningkat sebesar 14.3% di Provinsi Jawa Barat
dan menurun di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah yaitu sebesar 18.4% dan 7.5%
pada tahun 2022. Beberapa cara pengendalian untuk mengantisipasi kejadian tersebut
antara lain dengan bongkar ratoon disertai pengolahan tanah yang baik dan benar,
penanaman varietas tahan (PS 862, PS 941, PS 882, dan VMC-76-16) serta aplikasi
fungisida berbahan aktif Flutriafol sebagai langkah terakhir.

Kata kunci: iklim, luka api, ramalan, Sporisorium, tebu.

ABSTRACT

The incidence of smut disease occurs in almost all sugarcane plantation centers in
Indonesia, with the potential yield losses up to 75%. Disease development is influenced
by global climate fluctuations. Early control planning needs to be done as an early action
to prevent greater yield losses. This paper aims to analyze the development of smut
disease in Indonesia over the last 10 years and predict its attacks for the coming year.
The data from the observation of smut disease were obtained from reports from sugarcane
center areas in Indonesia, then processed and analyzed by regression using Microsoft
Excel 2010 in accordance with forecasting method developed by BBPOPT. The
forecasting model obtained is Y = 0.64 + 0.63X, with the prediction that smut disease
will increase by 14.3% in Java Province, namely 18.4% and 7.5% in 2022. Several
control methods to anticipate these incidents included unloading the ratoon with proper
and proper tillage, planting resistant varieties (PS 862, PS 941, PS 882, and VMC-76-
16) as well as the application of a fungicide containing Flutriafol as the last step
.
Keywords: climate, forecasting, smut disease, Sporisorium. sugar cane.

Diyasti, Malik, Bakoh, Model Peramalan Perkembangan… 109


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i2.5271
PENDAHULUAN Damayanti, 2012). Penyebaran penyakit
Tebu sebagai tanaman penghasil ini sebagian besar terjadi di Pulau Jawa,
gula merupakan salah satu dari 15 Sumbawa, dan Sulawesi (Sundar et al.,
komoditas andalan perkebunan yang 2012). Laporan dari Kristin et al. (2008),
masuk ke dalam kategori komoditas kejadian penyakit luka api saat itu di
khusus (specialty products) (Arifin, 2008). Pulau Jawa kurang dari 5%, namun pada
Kebutuhan gula dipastikan akan terus tahun 2014, pengembangan tebu di
meningkat seiring dengan meningkatnya Indramayu seluas 500 ha atau 90%
jumlah penduduk dan berkembangnya terserang luka api (Wibawanti, 2015).
industri makanan dan minuman. Oleh Keterbatasan dan keterlambatan data
karena itu, pencanangan swasembada gula serangan yang diperoleh menjadi salah
oleh pemerintah diharapkan dapat menjadi satu faktor pembatas tindakan
solusi untuk memenuhi kebutuhan gula pengendalian. Perkembangan luka api
dalam negeri. Menurut Nugroho (2020) tidak terlepas dari faktor lingkungan
sampai tahun giling 2019, program abiotik. Salah satu langkah yang dapat
kegiatan swasembada gula belum ditempuh yaitu dengan memperoleh
menunjukkan hasil yang signifikan. Selain model peramalan untuk periode
faktor alih fungsi lahan yang mendatang. Caffarraa et al. (2012),
menyebabkan berkurangnya lahan tebu, menyarankan dalam prediksi hama atau
serangan organisme pengganggu serangga sebaiknya menggunakan
tumbuhan (OPT) juga berperan dalam parameter iklim. Beberapa model prediksi
penurunan produksi dan mutu gula di hama penyakit tanaman berbasis
Indonesia. Lebih dari 30 jenis penyakit cuaca/iklim yang telah dikembangkan
menyerang pertanaman tebu di Indonesia, untuk mendukung peringatan dini
salah satunya yaitu penyakit luka api didominasi oleh komoditas pangan dan
(Putra et al., 2012) yang disebabkan oleh hortikultura (Susanti et al., 2018).
cendawan Sporisorium scitamineum Peramalan OPT pada komoditas
(sebelumnya disebut Ustilago scitaminea) perkebunan, khususnya luka api masih
dengan kehilangan hasil mencapai 75% sangat terbatas. Menurut Susanti et al.,
(Indrawati, 2018). (2018), peringatan dini serangan OPT ini
Luka api menjadi penyakit penting sangat penting sehingga dapat
di Indonesia sejak tahun 1994 (Putra & dimanfaatkan untuk meminimalisir

110 Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 2 Desember 2021


kehilangan hasil akibat serangan OPT. bulan Agustus-November 2021.Data
Ketika diprediksi tepat waktu dan akurat, yang digunakan diambil dari portal
sistem peramalan penyakit dapat aplikasi SiPeReDa, selanjutnya diolah
mengurangi biaya ekonomi, kehilangan dan dianalisis regresi menggunakan
hasil petani, dan mengurangi dampak Microsoft excel 2010 untuk mendapatkan
buruk terhadap lingkungan (Akhtar, model peramalan (BBPOPT, 2018). Data
2021). Penelitian ini bertujuan mengkaji yang terinput dalam SiPeReDa
dan menganalisis perkembangan penyakit merupakan data serangan luka api yang
luka api di Indonesia selama 10 tahun diperoleh dari sentra tebu di Provinsi
terakhir serta meramalkan serangannya Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat,
untuk tahun mendatang menggunakan Jambi, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.
model regresi (BBPOPT, 2018) dikaitkan Data ini merupakan data hasil
dengan parameter suhu. pengamatan dengan merujuk metode
pengamatan OPT Perkebunan
BAHAN DAN METODE (DITJENBUN, 2017).
Bahan dan Alat Hubungan antara data serangan
Bahan yang digunakan dalam kajian luka api terhadap suhu dilakukan analisis
ini adalah data serangan luka api dari uji Pearson Product Moment pada
daerah sentra tebu Jawa Tengah, Jawa Microsoft Excel 2010 yang akan
Timur, Jawa Barat, Jambi, Sulawesi menghasilkan nilai koefisien korelasi (r)
Selatan, dan Gorontalo pada periode yang akan dibandingkan pada r hitung
2012-2021 yang terinput dalam portal dengan selang kepercayaan 5% untuk
aplikasi SiPeReDa (Sistem Pelaporan dan membuktikan dan menjelaskan korelasi
Rekapitulasi Data OPT) (DITLINBUN, suhu terhadap perkembangan penyakit
2021), dan data rerata suhu periode 2012- luka api.
2021 (BMKG, 2021) Alat yang H0 : Tidak ada pengaruh antara
digunakan berupa perangkat keras dan suhu dan perkembangan penyakit
lunak komputer berupa Microsoft excel H1 : Ada pengaruh suhu terhadap
2010 dan aplikasi Map Info. perkembangan penyakit.
Kriteria kekuatan korelasi Pearson
Metode Penelitian Product Moment sebagai berikut
Penelitian ini dilaksananakan pada (Sudjana, 1982):

Diyasti, Malik, Bakoh, Model Peramalan Perkembangan… 111


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i2.5271
0 – 0,19 : Sangat lemah 8. Mengevaluasi sebaran data
0,20 – 0,39 : Lemah menggunakan nilai absolute dari nilai
0,40 – 0,59 : Sedang standard residual.
0,60 – 0,79 : Kuat 9. Mengevaluasi sebaran data dengan
0,80 – 1,0 : Sangat kuat menghilangkan data outlier
Model ramalan serangan luka api 10. Menganalisis regresi terhadap data
menggunakan analisis regresi sederhana hasil transformasi dan pengurangan
yang diambil dari data luas serangan luka outlier (data final)
api dari tahun 2012-2021 sehingga 11. Merumuskan model peramalannya
diperoleh persamaan y=a + bx, dengan (rerata, minimal dan maksimal).
tahapan sebagai berikut (BBPOPT, Model peramalan yang akan
2018): diperoleh y(t) = a + bx(t-3), dengan pola
1. Menyiapkan data series minimal 10 hubungan nilai y (dependent
tahun (dalam hal ini dimulai tahun variable/periode yang diramal) adalah
2012-2021, triwulan I hingga IV). ramalan luas serangan penyakit pada
2. Mensortir pasangan data yang tahun dan triwulan tertentu (t), dan x
rasional untuk pengembangan (independent variable/periode
peramalan luas serangan penyakit peramal) adalah data serangan
luka api. penyakit pada 3 (tiga) triwulan
3. Membuang pasangan data yang tidak sebelumnya.
rasional (x=0; y=0; atau x dan y=0) Data hasil peramalan tersebut
4. Melakukan analisa data dan cek diproyeksikan ke dalam aplikasi Map
kenormalan data Info untuk mendapatkan tampilan
- Data yang akan digunakan untuk sebaran penyakit dan tingkat serangan
pengembangan peramalan harus dalam bentuk peta.
menyebar normal
- Kenormalan data dapat dievaluasi HASIL DAN PEMBAHASAN
berdasarkan beberapa parameter Korelasi faktor iklim dan
dari data antara lain nilai sekuen - perkembangan penyakit luka api di
0,5 < sekuen < 0,5 Indonesia
7. Mentransformasi data untuk Berdasarkan data yang dihimpun
menormalkan data peramalan oleh DITLINBUN (2021), serangan luka

112 Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 2 Desember 2021


api di Indonesia periode 2012-2021 karena data yang masuk merupakan data
terlihat cukup fluktuatif (Gambar 1). Pada laporan triwulan I.
tahun 2012, serangan luka api mencapai Keterlambatan data yang masuk
175 ha dan mengalami kenaikan pada seperti ini dapat diatasi dengan
tahun 2013. Nilai ini merupakan nilai pengembangan metode peramalan. Dari
tertinggi selama periode 10 tahun tahun 2020 ke 2021, serangan luka api
tersebut, kemudian terus menurun hingga mengalami peningkatan 19%. Merujuk
pada tahun 2016 mencapai 57.50 Ha. pada Wijayanti dan Asbani (2021),
Setelah tahun 2016, terjadi peningkatan penyebab munculnya epidemi (ledakan)
kembali di tahun 2017 dan menurun pada luka api antara lain patahnya ketahanan
tahun 2018 dengan angka yang tidak varietas tebu terhadap patogen,
terlalu signifikan. Pada tahun 2019, munculnya ras baru patogen dan adanya
serangan penyakit meningkat hingga perubahan iklim. Dengan menghubung-
mencapai 216.81 Ha, dan mengalami kan data rerata suhu terhadap serangan
penurunan pada tahun 2020 sebesar 38%. luka api, terlihat bahwa suhu berpengaruh
Sedangkan pada 2021, data yang terhadap perkembangan penyakit luka api
diperoleh belum merupakan angka tetap (Gambar 1).

Gambar 1. Trend Serangan Luka Api pada Pertanaman Tebu dan Rerata Suhu di
Indonesia selama 10 Tahun Terakhir

Diyasti, Malik, Bakoh, Model Peramalan Perkembangan… 113


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i2.5271
Pola trend serangan luka api dan dengan kisaran suhu 30-31 oC merupakan
suhu terlihat cukup senada, saat terjadinya kondisi yang cocok bagi cendawan
peningkatan suhu maka serangan penyakit penyebab luka api. Hidayah (2020)
juga meningkat. Rerata suhu sepanjang menjelaskan bahwa interaksi faktor
o
tahun berada pada kisaran 27.49 C. lingkungan (iklim), inang rentan, dan
Setelah dilakukan uji analisis korelasi patogen virulen yang tergabung dalam
Pearson Product Moment, korelasi antara segitiga penyakit memengaruhi
perkembangan penyakit luka api dan suhu perkembangan penyakit. Spora cendawan
menghasilkan nilai r2=0.36, hal ini S. scitamineum dapat bertahan lebih dari
menunjukkan bahwa terdapat korelasi 24 minggu di dalam tanah dengan
positif antara perkembangan luka api dan kelembaban 0%, sementara itu pada
suhu namun dalam kategori hubungan kondisi kelembaban tanah 30% spora
yang lemah, sedangkan sisanya dijelaskan hanya mampu bertahan selama 12 minggu
oleh variabel lain yang tidak terdapat (Bhuiyan et al., 2009). Peningkatan suhu
dalam perhitungan ini. Dengan dan konsentrasi CO2 di udara juga dapat
menghubungkan nilai r hitung dengan r berpengaruh positif, negatif, atau bahkan
tabel (0.6320) diperoleh hasil r hitung < r tidak berpengaruh terhadap perkembangan
tabel, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak, patogen penyebab penyakit tanaman
artinya tidak ada hubungan antara suhu (Nurindah & Yulianti, 2018). Peningkatan
dengan perkembangan luka api pada tebu. CO2 dapat meningkatkan persaingan
Perkembangan luka api tidak hanya tanaman dengan gulma yang juga
dipengaruhi oleh satu unsur iklim saja, mengalami peningkatan pertumbuhan,
namun beberapa unsur terkait di sehingga hal ini menguntungkan pathogen
dalamnya, misalnya suhu, hujan, untuk berkembang dan bertahan dalam
kelembaban, embun, radiasi, dan inang lain. Srivastava (2012) menyatakan
kecepatan angin (Linnenluecke et al., bahwa faktor iklim tidak hanya
2018). Nurindah dan Yulianti (2018) berpengaruh pada perkembangan patogen,
mengemukakan bahwa teliospora S. namun juga vigoritas tanaman, seperti
scitamineum dapat berkecambah pada lama presipitasi, sinar matahari, curah
rentang suhu 15-35 °C, dan mencapai hujan, kelembaban, serta suhu dan kadar
maksimum pada suhu 30 °C. Kondisi air tanah. Tanaman yang mengalami
panas namun sedikit lembab di malam hari tekanan kondisi lingkungan cenderung

114 Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 2 Desember 2021


rentan terhadap serangan patogen. Fageria Indonesia, disusul Jawa Tengah, Jawa
et al. (2010) menyatakan bahwa suhu di Barat, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan
atas 38 oC akan meningkatkan respirasi Jambi dengan nilai luasan rerata 207,493
tetapi mengurangi kecepatan fotosintesis. Ha, 68,470 Ha, 22,553 Ha, 11,745 Ha,
Karakteristik varietas tebu (tahan, 6,280 Ha, dan 1,446 Ha (DITLINBUN,
moderat, ataupun rentan) juga sangat 2021).
memengaruhi perkembangan penyakit Lebih dari 90% pertanaman tebu
luka api di lapangan (Que et. al., 2012). terdapat di wilayah Pulau Jawa. Dalam
Pada umumnya gen ketahanan yang ada di rangka mendukung swasembada gula
dalam tanaman dapat diturunkan dari tetua nasional, dilakukan ekstensifikasi hingga
pada keturunannya (Aitken et al., 2012). luar Jawa. Murtilaksono dan Anwar
Que et al. (2011) menyatakan ada (2014), lahan-lahan pertanian di luar Jawa,
beberapa tanaman saat masih muda rentan sebagian besar merupakan lahan sub-
namun ketahanannya akan meningkat optimal (LSO). Hal ini memiliki beberapa
seiring dengan bertambahnya umur kelemahan karena tingkat kesuburan lahan
tanaman. Hal ini juga tidak terlepas dari relatif rendah sehingga dapat berdampak
kondisi lingkungan terutama suhu. terhadap penurunan produksi tebu per
hektar, terutama pada fase pembentukan
Sebaran luka api di Indonesia gula maupun fase pematangan yang
Gambar 2 menunjukkan Provinsi berdampak terhadap penurunan
Jawa Timur merupakan wilayah dengan produktivitas gula per satuan luas
luas areal pertanaman tebu terbesar di (Dhiyaudzdzikrillah, 2011).

Gambar 2. Rerata Luas Komoditas Tebu di Indonesia Periode 2012-2021

Diyasti, Malik, Bakoh, Model Peramalan Perkembangan… 115


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i2.5271
Sementara itu, serangan luka tiga kali. Perkebunan rakyat masih
terbesar terdapat di Provinsi Jawa Tengah didominasi dengan tanaman non-klonal
dengan nilai rerata 140.87 Ha, disusul dengan kondisi sebagian besar tanaman
Jawa Timur dan Jawa Barat yaitu 56.67 Ha telah menua dan rusak (Hartoyo &
dan 27.40 Ha. Sedangkan di Provinsi Harwanto, 2018). Sejarah luka api dimulai
Jambi, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo tahun 1881 dan serangan yang parah terjadi
kurang dari 20 Ha (Gambar 3). Luas pada tahun 1979 dan 1995 (Wijayanti &
serangan luka api berbanding lurus dengan Asbani, 2021). Dengan penanaman varietas

luas komoditas pertanaman tebu, kecuali tahan, luka api cukup terkendali selama
pada Provinsi Jawa Tengah, luas serangan beberapa tahun, namun 15 tahun setelah
luka api lebih besar daripada Jawa Timur wabah penyakit di tahun 1979, penyakit
yang memiliki luas komoditas terbesar di luka api pada tebu menyebar ke seluruh
Indonesia. Hal ini diduga karena Indonesia kecuali Sulawesi Utara (Sundar
penggunaan bibit tebu yang cukup rentan et al., 2012). Pada tahun 2008 kejadian
dengan serangan luka api. Hasil penelitian penyakit luka api di Jawa hampir
Tunjungsari (2014), bibit tebu di Provinsi mencapai 5% (Kristina et al., 2008).
Jawa Tengah tidak memiliki korelasi Kemudian pada tahun 2014,
terhadap peningkatan produksi tebu. Hal pengembangan tebu di Indramayu seluas
ini mengindikasikan bahwa bibit tebu 500 ha, 90% terserang penyakit luka api
yang digunakan belum dalam kategori (Wibawanti, 2015). Nurindah dan Yulianti
bermutu baik. Pembangunan kebun bibit (2018) mengemukakan bahwa varietas
di Jawa Tengah umumnya masih terbatas Bululawang (BL) yang dikenal tahan
untuk memenuhi kebutuhan tebu sendiri di terhadap luka api ternyata dapat terinfeksi
kalangan petani rakyat. Praktik budidaya penyakit ini. Penyebaran penyakit luka
yang dilakukan oleh petani rakyat perlu api utamanya disebabkan oleh spora yang
diawasi terkait pergiliran varietas dan terbawa angin dan bibit tebu yang
kegiatan keprasan. Nurindah dan Yulianti terinfeksi oleh penyakit tersebut (Ferreira
(2018) mengemukakan bahwa penyakit & Comstock, 1989). Pada kondisi cuaca,
luka api paling banyak ditemui di Pulau kecepatan dan arah angin yang sesuai
Jawa, kerugian akan semakin tinggi maka penyebaran spora dengan perantara
karena kepras yang dilakukan lebih dari angin ke wilayah baru dapat terjadi.

116 Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 2 Desember 2021


Gambar 3. Rerata Luas Serangan Luka Api (Sporisorium Scitamineum) di 6 Provinsi
Indonesia Tahun 2012-2021

Croft et al. (2008) menyebutkan 1.5 m. Cambuk yang terbentuk merupakan


bahwa penyakit luka api pada tebu dapat kumpulan spora yang dapat menjadi sumber

menyebar antar wilayah dengan jarak 600 inokulum dan menularkan penyakit ke
tanaman lain (Gambar 4). Cendawan
-1000 km. Faktor lain yang ikut berperan
menginfeksi tanaman melalui jaringan
dalam penularan dan penyebaran penyakit
meristem pada mata tunas lateral/samping
antar wilayah adalah mobilisasi bibit tebu
maupun tunas apical/ujung tanaman,
yang terinfeksi, tanah, serangga, mamalia,
kemudian berkecambah dan membentuk
dan alat-alat pertanian (Achadian, 2011).
miselia (Wijayanti & Asbani, 2021). Pada
Dengan demikian, kemungkinan serangan berat, tanaman tebu hanya dapat
menyebarnya penyakit luka api pada menghasilkan batang yang kecil-kecil seperti
daerah endemik di Jawa cukup besar rumput dan kerdil (Hidayah, 2018). Penyakit
hingga ke luar Pulau Jawa. Menurut diduga dipengaruhi oleh banyak unsur iklim
Nurindah dan Yulianti (2018), kegiatan tidak hanya suhu.

ekstensifikasi lahan tebu ke daerah lain


akan menyesuaikan perubahan iklim yang Ramalan serangan luka api

berpotensi menyebarkan patogen ke Peramalan OPT merupakan

daerah baru atau menginfeksi tanaman kegiatan memprediksi populasi/ serangan

inang lain yang baru. Tanaman tebu yang OPT serta kemungkinan penyebaran dan
terserang S. scitamineum akan menunjukkan akibat yang ditimbulkan dalam ruang dan
gejala khas berupa cambuk berwarna hitam waktu tertentu. Peramalan bertujuan
pada bagian ujung tanamannya. Panjang untuk memperkecil risiko yang mungkin
cambuk ini dapat mencapai panjang lebih dari terjadi akibat suatu pengambilan

Diyasti, Malik, Bakoh, Model Peramalan Perkembangan… 117


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i2.5271
keputusan (Mustaghfirin, 2013). luka api akan menurun pada akhir tahun
Ramalan serangan luka api 2021 (kolom prakiraan rerata) di Provinsi
dititikberatkan pada 3 (tiga) wilayah Jawa Barat (27.5%) dan Jawa Timur
dengan serangan penyakit tertinggi yaitu (11.6%).
Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah
Jawa Barat. Hasil pengolahan data, mengalami peningkatan serangan 21.9%
diperoleh model regresi untuk peramalan menjadi 34.9 ha. Jika tidak dilakukan
serangan luka api: tindakan pencegahan sejak dini, serangan
y = 0.64 + 0.63x (1) luka api dapat mencapai nilai
Berdasarkan peramalan (1), y maksimalnya dengan ramalan keparahan
adalah nilai ramalan serangan luka api serangan tertinggi terdapat di Provinsi
pada tahun 2021 triwulan IV, dan x adalah Jawa Barat, yang ditunjukkan dengan zona
nilai serangan luka api pada tahun 2021 warna merah (Gambar 5).
triwulan I. Tabel 1 menunjukkan serangan

Gambar 4. Berbagai Macam Bentuk Khas Luka Api yang Sekilas Seperti Cambuk
Berwarna Cokelat Kehitaman

Tabel 1. Model Peramalan Serangan Luka Api Tahun 2021 Triwulan IV


Luas Prakiraan Luas serangan
serangan 2021 TW-IV (Ha)
No Provinsi
2021 TW-I Transformasi
Rerata Maks
(Ha) 2021 TW-I Min
1 Jawa Barat 128 2.11 6.2 92.8 1,229.7
2 Jawa Tengah 27.27 1.45 3.2 34.9 303.8
3 Jawa Timur 74.34 1.88 4.9 65.7 749.6
Keterangan: TW= Triwulan

118 Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 2 Desember 2021


Kemudian disusul oleh Jawa Timur Provinsi Jawa Tengah sebesar 14.3% dari
dan Jawa Tengah. Jika ditarik lebih jauh, posisi data ramalan akhir tahun 2021.
dengan model peramalan (1) y adalah nilai Sedangkan Provinsi Jawa Barat dan Jawa
ramalan serangan luka api pada tahun Timur mengalami penurunan serangan,
2022 triwulan I, dan x adalah nilai yaitu 18.4% dan 7.5%.
serangan luka api tahun 2021 triwulan II, Ramalan serangan maksimal jika
ramalan serangan luka api pada tahun penyakit tidak dikendalikan yaitu terdapat
2022 juga menunjukkan pola yang sama di Provinsi Jawa Barat, kemudian Jawa
(Tabel 2). Pada tahun 2022, ramalan Timur, dan disusul Jawa Tengah (Gambar
serangan luka api akan meningkat di 6).

0
100
miles
200

INDONESIA_PROV by Luka Api


Estimasi Luas Serangan TW 4 2021
92.8 ha (1) JAWA BARAT
65.7 ha (1) JAWA TENGAH
34.9 ha (1) JAWA TIMUR
0 to 0 (31)

Gambar 5. Peta Peramalan Serangan Luka Api Tahun 2021 Triwulan IV

Tabel 2. Model Peramalan Serangan Luka Api Tahun 2022 Triwulan I


Luas Prakiraan Luas Serangan
Serangan 2022 TW-I
No Provinsi
2021 TW- Transformasi
Rerata Maks
II 2021 TW-II Min
1 Jawa Barat 92.8 1.97 5.4 75.7 917.5
2 Jawa Tengah 34.9 1.55 3.6 40.7 378.3
3 Jawa Timur 65.7 1.82 4.7 60.8 670.5
Keterangan: TW = Triwulan

Diyasti, Malik, Bakoh, Model Peramalan Perkembangan… 119


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i2.5271
Gambar 6. Peta Peramalan Serangan Luka Api Tahun 2022 Triwulan I

Jika dilihat dari nilai maksimal Pendekatan Teknik pengendalian


serangannya, ramalan serangan luka api Tindakan pengendalian dititik-
pada tahun 2022 cenderung lebih rendah beratkan pada strategi pengendalian luka
dibandingkan ramalan serangan maksimal api berdasarkan bioekologi cendawan,
pada akhir tahun 2021. Serangan tertinggi dengan memfokuskan pengendalian pada
diramalkan terjadi di Provinsi Jawa Barat titik-titik terlemah patogen dalam siklus
lebih rendah 25% pada awal tahun 2022 penyakit (Nugroho, 2018). Pada lahan
dibandingkan pada akhir 2021. Hal ini yang telah terinfeksi luka api, dilakukan
diduga adanya peranan iklim yang teknik eradikasi dengan bongkar ratoon.
memengaruhi. Pola curah hujan tinggi Bongkar ratoon dilakukan dengan
cenderung terjadi pada akhir tahun. BMKG mengganti tanaman yang sudah dikepras 2
(2020) mengemukakan bahwa tahun 2021 – 4 kali dengan tanaman varietas unggul
curah hujan berada pada kategori tinggi yang telah direkomendasikan. Penyakit
(300-500 mm/bulan). Menurut Nurindah luka api bersifat sistemik, sehingga
dan Yulianti (2018), dinamika populasi dan apabila satu batang sudah terinfeksi maka
sebaran patogen berkaitan erat dengan dapat dipastikan anakannya juga dapat
perubahan cuaca baik musim dan curah terinfeksi, dengan demikian penggunaan
hujan serta suhu yang memengaruhi masa benih yang sehat merupakan salah satu
tanam tebu dan kesesuaian lahan. Kondisi tindakan preventif penularan penyakit
tersebut akan mempengaruhi dinamika (Ovalle & Viswanathan, 2020). Putra et al.
populasi patogen dan juga epidemiologi (2021) mengemukakan bahwa
suatu penyakit. pengendalian luka api dapat dilakukan

120 Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 2 Desember 2021


dengan menanam varietas tahan antara fungisida berbahan aktif Flutriafol dapat
lain PS 941, PS 882, VMC 76-16. menekan perkembangan luka api hingga
Sebelum tanam, dilakukan perawatan 56%. Menurut sumber pribadi, langkah
dengan air panas/Hot Water Treatment menekan perkembangan luka api dapat
(HWT) selama 30 menit dalam suhu mengaplikasikan fungisida berbahan aktif
kurang lebih 52 oC. Pengendalian dengan Flutriafol, namun dengan tetap
HWT telah dilaporkan efektif dalam memerhatikan aspek 6T (6 Tepat), yaitu
mengendalikan patogen penyebab luka api tepat sasaran, tepat mutu, tepat jenis, tepat
dan dapat meningkatkan jumlah batang waktu, tepat dosis dan tepat konsentrasi
tebu (Sundar et al., 2012). Kegiatan serta tepat cara penggunaannya
eradikasi ini dikombinasikan dengan (Achadian, 2020, komunikasi personal, 15
sanitasi dan pengolahan tanah yang baik. November).
Peningkatan kesehatan tanah dilakukan
dengan penambahan unsur organik ke KESIMPULAN DAN SARAN
dalam tanah. Pupuk hayati mikoriza dan Peramalan merupakan bagian
Trichoderma harzianum dapat penting dalam proses pengambilan
diaplikasikan untuk mempercepat laju keputusan. Pengendalian Hama Terpadu
pertumbuhan, meningkatkan kualitas, (PHT) memerlukan kegiatan peramalan
daya hidup bibit tanaman, pertumbuhan, untuk membuat perencanaan ekosistem
dan produktivitas tanaman (Rahmawati, pertanian untuk meminimalisir gangguan
2015). OPT. Perkembangan luka api pada tebu
Pengelolaan hama tebu idealnya dipengaruhi oleh bebrapa unsur iklim yang
berasaskan prinsip Pengendalian Hama saling terkait satu sama lain. Hasil
Terpadu (PHT) tidak hanya berbasis pengolahan dan analisis data diperoleh
teknologi tapi juga mempertimbangkan model peramalan y = 0.64 + 0.63x, dengan
faktor ekologi, terutama ekologi lokal dan hasil ramalan serangan luka api akan
pemberdayaan petani (Nugroho, 2020). meningkat di Provinsi Jawa Barat dan
Penggunaan fungisida kimiawi dapat menurun di Provinsi Jawa Timur dan Jawa
ditempuh sebagai langkah akhir saat Tengah yaitu sebesar 18.4% dan 7.5%
komponen pengendalian lainnya kurang pada tahun 2022. Jika tidak dilakukan
efektif. Penelitian Bhuiyan et al. (2015) pengendalian sejak dini, serangan luka api
menyatakan bahwa pengaplikasian diramalkan dapat mencapai nilai yang

Diyasti, Malik, Bakoh, Model Peramalan Perkembangan… 121


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i2.5271
lebih besar. Beberapa cara pengendalian Perkebunan. PERAMALAN -
bbpopt (pertanian.go.id).
untuk mengantisipasi serangan luka api
[DITLINBUN]. Direktorat Perlindungan
antara lain dengan bongkar ratoon disertai Perkebunan. 2017. Buku Pedoman
Perlindungan Perkebunan: Teknis
pengolahan tanah yang baik dan benar,
Pengamatan dan Pelaporan OPT
penanaman varietas tahan (PS 862, PS Perkebunan.
[DITLINBUN]. Direktorat Perlindungan
941, PS 882, dan VMC-76-16) serta
Perkebunan. 2021. Sistem Pelaporan
aplikasi fungisida berbahan aktif Flutriafol dan Rekapitulasi Data OPT
(SiPeReDa).
sebagai langkah terakhir. Idealnya
sipereda.ditjenbun.pertanian.go.id.
penyusunan dan pengembangan suatu Achadian, E.M., Kristiani, A., Magarey,
R.C., Sallam, N., Samson, P.,
sistem peringatan dini OPT tanaman
Francois-Reges, G. Lonie, K. 2011.
melibatkan kerjasama beberapa bidang Hama dan Penyakit Tebu. 1st
edition. Pasuruan, P3G1, BSES dan
ilmu dan instansi penyedia data terkait.
ACIAR.
Series data yang lebih panjang (lebih dari Aitken, K., Bhuiyan, S., Berkman, P.,
Croft, B., McNeil, M., 2012.
10 tahun) sebagai jumlah sampel unit
Investigation of the genetic
contoh sangat dibutuhkan, untuk mechanisms of resistance to smut
in sugarcane. Proc. Int. Soc. Sugar
kemudian dikorelasikan dengan beberapa
Cane Technol. 1–9.
unsur iklim lainnya (suhu, curah hujan, Akhtar, O. 2021. Plant disease
forecasting. [Diakses pada 2
kelembaban, dan sebagainya) agar
November 2021]. URL: Disease
diperoleh galat yang lebih kecil. forecasting ~ Plant diseases
identification (plantsdiseases.com).
Arifin, B. 2008. Ekonomi swasembada
DAFTAR PUSTAKA gula Indonesia. J. Economic Review.
Nomor 211.
[BMKG]. Badan Meteorologi,
Bhuiyan, S., Croft, B., Cox, M., 2009.
Klimatologi, dan Geofisika. 2020.
Survival of sugarcane smut
Ekstrem Suhu: Anomali Suhu
teliospores under South East
BMKG Ingatkan Prospek Iklim
Queensland conditions. Proc Aust
2021. [Diakses pada 17 September
Soc Sugar Cane Technol 135–144.
2021] URL: Ekstrem Suhu: Anomali
Caffarraa A, Rinaldia M, Eccela E, Rossib
Suhu Udara Rata-Rata Bulan
V, Pertota I. 2012. Modelling the
Oktober 2021 ().
impact of climate change on the
[BMKG]. Badan Meteorologi,
interaction between grapevine and
Klimatologi, dan Geofisika. 2021.
its pests and pathogens: European
Ekstrem Suhu: Anomali Suhu Udara
grapevine moth and powdery
Rata-Rata Bulan Oktober 2021.
mildew. Journal homepage:
[Diakses pada 7 Agustus 2021].
www.elsevier.com/lo cate/agee.
URL: Ekstrem Perubahan Iklim |
Agricultural, Ecosystem, and
BMKG
Environment 148: 89-101.
[BBPOPT]. Balai Besar Peramalan OPT.
Croft, B.J., Magarey, R.C., Allsopp, P.G.,
2018. Metode Peramalan OPT

122 Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 2 Desember 2021


Cox, M.C., Wilcox, T.G., Milford, 10.21082/btsm.v12n2.2020.94-
B.J., Wallis, E.S. 2008. Sugarcane 108
Smut in Queensland: Arrival and Indrawati, I. 2018. Penyakit Luka Api
emergency response. Australasian Tebu Disebabkan Oleh Jamur
Plant Pathology, 37,pp: 26–34. Ustilago scitaminea Sydow
Dhiyaudzdzikrillah, 2011. Pengelolaan (Ustilaginales: Ustilaginaceae).
Tanaman Tebu (Saccharum [Diakses pada 16 Agustus 2021].
officinarum. L) Lahan Kering di PT. URL:
Gula Putih Mataram, Lampung https://puslitsukosariptpn11.com/w
dengan Aspek Khusus Tebang, p-
Muat, dan Angkut. Skripsi. content/uploads/2018/10/Penyakit-
Departemen Agronomi dan luka-api-tebu-disebabkan-jamur-
Hortikultura. Fakultas Pertanian. Ustilago-scitaminea-Sydow.pdf
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kristini, A., Achadian, E.M., Irawan,
Fageria, N.K., Baligar, V.C., Jones, C.A., Putra, L.K., Dianpratiwi, T.,
2010. Growth and Mineral Nutrition Mulyadi, M., Murwandono. 2008.
of Field Crops, 3rd ed. CRC Press. An overview of sugarcane diseases
Ferreira, S.A. Comstock, J.C. 1989. Smut in java: distribution and domination
Diseases of Sugarcane, Major of sugarcane diseases. Majalah
Diseases. Eds: Ricaud, C.,Egan, Penelitian Gula, 44 (4). pp: 205 –
B.T., Gillaspie Jr, A.G., and Hughes, 218.
C.G. Elsevier Science Publishers Linnenluecke, M.K., Nucifora, N.,
B.V., Amsterdam, the Netherlands. Thompson, N. 2018. Implications of
pp. 211–229. climate change for the sugarcane
Hartoyo, B. Harwanto. 2018. Kinerja industry. Wiley Interdiscip. Rev.
produksi tebu pada berbagai Clim. Chang. 9, 1–34.
teknologi sistem tanam di https://doi.org/10.1002/wcc.498
Kabupaten Blora Jawa Tengah. Murtilakso, K. Anwar, S. 2014. Potensi,
Prosiding Seminar Nasional Status kendala, dan strategi pemanfaatan
dan Inovasi Teknologi Tanaman lahan kering dan kering masam
Tebu. untuk pertanian (padi, jagung,
Hidayah, N. 2018. Ancaman Luka Api kedele), peternakan, dan
Pada Perkebunan Tebu. [Diakses perkebunan dengan menggunakan
pada 16 Agustus 2021]. URL: teknologi tepat guna dan spesifik
https://www.republika.co.id/berita/p lokasi. Prosiding Seminar Nasional
4rhcx453/ancaman-luka-api-pada- Lahan Suboptimal 2014, Palembang
perkebunan-tebu 26-27 September 2014. ISBN 979-
Hidayah, N. 2020. Peluang 587-529-9.
Pengembangan Pengendalian Mustaghfirin. 2013. Dasar-dasar
Penyakit Luka Api Pada Tebu di peramalan OPT perkebunan.
Indonesia. Buletin Tanaman Makalah Pelatihan Petugas
Tembakau, Serat & Minyak Pengamat OPT Perkebunan 1-11
Industri ISSN: 2085-6717, e-ISSN: April 2013. BBPOPT Jatisari.
2406-8853 Vol. 12(2), Oktober Direktorat Jenderal Tanaman
2020:94-108. [Diakses pada 18 Pangan.
Agustus 2021]. URL: Nugroho, C. 2018. Penyakit Luka Api
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.i Tebu: Potensi penyebaran dan
d/index.php/bultas DOI: manajemen pengendaliannya di

Diyasti, Malik, Bakoh, Model Peramalan Perkembangan… 123


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i2.5271
sulawesi tenggara. Balai pengkajian Que, Y., Xu, L., Lin, J., Chen, R.,
teknologi pertanian sulawesi Grisham, M. 2012. Molecular
tenggara. Prosiding Seminar variation of Sporisorium
Nasional. Status dan Inovasi scitamineum in mainland China
Teknologi Tanaman Tebu. Balai revealed by RAPD and SRAP
Penelitian Tanaman Pemanis dan markers. Plant Dis. 96, 1519–
Serat. Malang. 1525.
Nugroho, C. 2020. Penyakit Luka Api Rahmawati, I. 2015. Bakar serangan luka
Tebu: Potensi Penyebaran dan api pada tebu. Probolinggo: Dinas
Manajemen Pengendaliannya. Perkebunan dan Kehutanan.
RADAR de Plantation. [Diakses Srivastava, A.K., 2012. Sugarcane
pada 4 Agustus 2021]. URL: production: Impact of climate
https://deplantation.com/wp- change and its mitigation.
content/uploads/2020/11/RADAR- Biodiversitas, J. Biol. Divers. 13,
Vol01-No01-Desember-2020.pdf. 214–227.
Nurindah, Yulianti T. 2018. Strategi https://doi.org/10.13057/biodiv/d13
pengelolaan serangga hama dan 0408.
penyakit tebu dalam menghadapi Sudjana. 1982. Metoda Statistika.
perubahan iklim. Buletin Tanaman Bandung. Tarsito.
Tembakau, Serat dan Minyak Sundar, A. Ramesh, E. Leonard Barnabas,
Industri ISSN: 2085-6717, e-ISSN: P. Malathi, R. Viswanathan. 2012. A
2406-8853 Vol. 10(1), April mini-review on smut disease of
2018:39−53. sugarcane caused by Sporisorium
Ovalle, W., Viswanathan, R. 2020. Scitaminae. J. Botany: Licensee
Sustaining sugarcane production in Intech Open. 5: 108-128.
Guatemala and Nicaragua through Susanti E., Surmaini E., Estiningtyas W.
efficient disease management 2018. Parameter iklim sebagai
approaches. Sugar indikator peringatan dini serangan
Tech.https://doi.org/https://doi.org/ hama penyakit tanaman. Jurnal
10.1007/s123 55-020-00801-6 Sumberdaya Lahan Vol. 12 No. 1,
Putra, L.K., Damayanti, T.A. 2012. Major Juli 2018: 59-70.
diseases affecting sugarcane Tunjungsari, R. 2014. Analisis produksi
production in Indonesia. Functional tebu di Jawa Tengah, JEJAK
Plant Science and Biotechnology Journal of Economics and Policy 7
6.(2). pp: 124 – 129. (2): 100-202 doi:
Putra, L., Kristini, A., Jati, W.W. 2021. 10.15294jejak.v7i1.3596.
Komunikasi Pribadi pada Wibawanti, R. 2015. Luka Api Serang
International Conference ang Pertanaman Tebu di Indramayu-
Congress XXVI of Indonesian Jabar. Kementerian Pertanian.
Phytopathological Society. 30 Direktorat Jenderal
Oktober 2021. Perkebunan. [Diakses pada 9
Que, Y., Lin, J., Song, X., Xu, L., Chen, November 2021]. URL:
R., 2011. Differential gene https://ditjenbun.pertanian.go.id/per
expression in sugarcane in response lindungan/berita-388-lukaapi-
to challenge by fungal pathogen serang-pertanaman-tebu-di-
Ustilago scitaminea revealed by indramayujabar.html
cDNA-AFLP. J. Biomed. Wijayanti, KS., Asbani, N. 2021. Penyakit
Biotechnol. Luka Api (Sporisorium

124 Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 2 Desember 2021


scitamineum) Tanaman Tebu. (Sporisorium scitamineum)
[Diakses pada 10 November 2021]. Tanaman Tebu - Balittas
URL: Penyakit Luka Api (pertanian.go.id).

Diyasti, Malik, Bakoh, Model Peramalan Perkembangan… 125


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i2.5271

Anda mungkin juga menyukai