Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA KERJA

PELAPORAN DAN
PENGELOLAAN ETIK
RS

2023

TIM TKRS
RUMAH SAKIT KHUSUS IBU & ANAK ANDINA
2
Daftar Isi
BAB I – PENDAHULUAN.........................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................3

B. TUJUAN...........................................................................................................................3

I. Tujuan Umum................................................................................................................3

II. Tujuan Khusus..............................................................................................................4

C. RUANG LINGKUP...........................................................................................................4

D. DASAR HUKUM..............................................................................................................4

BAB II – KETENTUAN UMUM.................................................................................................6

A. PENGERTIAN..................................................................................................................6

BAB III – KERANGKA KERJA PENGELOLAAN ETIK RUMAH SAKIT...................................7

A. PENANGANANAN MASALAH ETIK RUMAH SAKIT......................................................7

I. Informasi........................................................................................................................7

II. Penerimaan Keluhan....................................................................................................7

III. Investigasi....................................................................................................................8

IV. Analisa Kasus..............................................................................................................8

V. Pertimbangan Tindak Lanjut.........................................................................................9

VI. Penyelesaian...............................................................................................................9

B. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI MEDIS...........................................9

C. PENANGANAN PELANGGARAN ETIK PROFESI KEPERAWATAN...........................10

D. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI KESEHATAN LAIN.....................10

E. ETIKA PEMASARAN / PROMOSI RUMAH SAKIT........................................................10

I. Pengiklanan.................................................................................................................10

II. Promosi pemasaran....................................................................................................11

F. ETIKA DAN TATA LAKU BISNIS...................................................................................15

BAB IV – PENUTUP..............................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan mata rantai di dalam Sistem Kesehatan Nasional di dalam
memberikan pelayanan di dalam bidang promatif, preventif, kuratif, kuratif dan rehabilitatif.
Kemajuan dibidang teknologi modern, alam bidang kesehatan akan mempengaruhi perilaku
rumah sakit di dalam memberikan pelayananannya. Lain daripada itu jenis dan bentuk sifat
rumah sakit sangat homogen sesuai dengan sejarah dan perkembangan rumah sakit di
Indonesia. Sedangkan petugas yang memberikan pelayanan di rumah sakit juga sangat
heterogen, baik kualitas maupun jenis ragam untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal
diperlukan adanya rasa kebersamaan dari seluruh petugas di rumah sakit maupun antara
rumah sakit itu sendiri.

Seiring dengan kemajuan zaman, serta kemudahan dalam akses informasi, era globalisasi
atau kemajuan membuat akses informasi tanpa batas, serta peningkatan ilmu pengetahuan
dan teknologi membuat masyarakat semakin kritis. Disisi lain menyebabkan timbulnya
berbagai masalah etik. Selain itu perubahan gaya hidup, budaya dan tata nilai masyarakat,
membuat masyarakat semakin peka menyikapi berbagai persoalan, termasuk memberikan
penilaian terhadap pelayanan yang diberikan oleh medis, paramedis, dan non medis.

Perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan masyarakat yang optimal, membuat


perkembangan ini juga diikuti oleh ilmu hukum di bidang kesehatan, sehingga secara
bersamaan petugas kesehatan menghadapi masalah hukum terkait dengan aktivitas,
perilaku, sikap dan kemampuannya dalam menjalankan profesi kesehatan. Ketika
masyarakat merasa ketidakpuasan terhadap pelayanan atau apabila medis atau paramedik
merugikan pasien tidak menutup kemungkinan dimeja hijaukan bahkan didukung semakin
tinggi peran medis baik media masa maupun elektronik dalam menyerap berbagai masalah
yang timbul. Dalam pelayanan, perlu didukung pemahaman mengenai etik profesi dan
hukum kesehatan, dasar kewenangan dan aspek legal dalam pelayanan kesehatan. Untuk
itu dibutuhkan suatu pedoman yang komprehensif dan integratif untuk mendukung sikap dan
perilaku yang harus dimiliki oleh medis, paramedis, dan non medis di Rumah Sakit Prima
Ternate.

B. TUJUAN

I. Tujuan Umum

4
Tujuan penyusunan kerangka kerja, pengolahan etika rumah sakit ini agar terciptanya
rumah sakit memiliki tanggung jawab etik dan hukum terhadap pasien dan masyarakat serta
pimpinan rumah sakit memahami tanggung jawab dalam melaksanakan dan melakukan
bisnis dan asuhan klinis di rumah sakit.

II. Tujuan Khusus

1) Tercapainya perilaku yang terpuji didalam memberikan pelayanan kepada pasien


atau keluarganya dengan tingkat atau mutu profesionalisme yang tinggi
2) Tercapainya peningkatan tanggung jawab professional pada dasarnya
mengandung 2 unsur pengertian yang saling berkaitan, yaitu tanggung jawab
dalam unsur etika dan tanggung jawab dalam unsur kemampuan profesi
3) Terlaksananya prosedur penanganan penyelesaian konfrontasi etik dalam
pelayanan medis dan non medis di Rumah Sakit Prima Ternate
4) Terlaksananya tanggung jawab etik dan hukum terhadap pasien dan masyarakat
5) Terlaksananya pembinaan dan pengendalian penanganan penyelesaian
konfrontasi etik dalam pelayanan medis dan non medis di Rumah Sakit Prima
Ternate.
6) Terwujudnya koordinasi penanganan penyelesaian konfrontasi etik dalam
pelayanan medis dan non medis di Rumah Sakit Prima Ternate.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari kerangka kerja ini mencakup pelaksanaan Etik Rumah Sakit mencakup :

1) Penanganan masalah etika rumah sakit


2) Penanganan pelanggaran etika profesi medis
3) Penanganan pelanggaran etika profesi keperawatan
4) Penanganan pelanggaran etika profesi kesehatan lain
5) Etika promosi rumah sakit
6) Etika dan tata laku bisnis

D. DASAR HUKUM

Adapun yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan kerangka kerja pegelolaan etika
Rumah Sakit di RS Prima Ternate adalah sebagai berikut :

1) Undang-undang RI Nomor: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;


2) Undang-undang RI Nomor: 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
3) Undang-undang RI Nomor: 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

5
4) Undang-undang RI Nomor: 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
5) Undang-undang RI Nomor: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
6) Undang-undang RI Nomor: 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
7) Peraturan Pemerintah RI Nomor: 10 Tahun 1996 tentang Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran;
8) Peraturan Pemerintah RI Nomor: 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
9) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit
10) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 269/MENKES/PER/III/2008 tentang
Rekam Medis
11) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 290/MENKES/PER/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran
12) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran
13) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1787/MENKES/PER/XII/2010 tentang
Iklan dan Publikasi Layanan Kesehatan
14) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1691/MENKES/PER/VIII/2001 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
15) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 2166/MENKES/PER/X/2011 tentang
Standar Layanan Informasi Publik di Kementrian Kesehatan
16) Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia RI No: 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi
17) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit
18) Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medis Departemen Kesehatan RI
No: YM.02.04.3.5.2504 tanggal 10 Juni 1997 tentang Pedoman dan Kewajiban
Pasien Dokter dan Rumah Sakit
19) Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) Tahun 2000
20) Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) Tahun 2002
21) Kode Kedokteran gigi Indonesia Tahun 2008
22) Kode Etik Keperawatan Indonesia Tahun 2008
23) Kode Etik Farmasi Indonesia Tahun 2009
24) Kode Etik Kebidanan Indonesia Tahun 2010
25) Kode Etik Laboratorium Kesehatan Indonesia Tahun 2011

6
BAB II

KETENTUAN UMUM

A. PENGERTIAN

Di dalam kerangka kerja pengelolaan etika rumah sakit, yang dimaksud dengan :

1) Etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku seseorang


2) Etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada (pengorganisasian)
rumah sakit
3) Rumah Sakit Prima Ternate adalah rumah sakit milik Yayasan Nurul Laila yang
memberikan layanan kesehatan umum semua jenis penyakit.

7
BAB III
KERANGKA KERJA PENGELOLAAN ETIK RUMAH SAKIT

Kelalaian dalam bidang perumahsakitan bisa menyangkut rumah sakitnya sebagai


suatu organisasi (yang diwakili oleh direktur) jika menyangkut bidang-bidang yang berkaitan
dengan kebijakan dan manajemen. Di dalam lingkup tanggung jawab rumah sakit termasuk
juga tindakan dari para karyawan (dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan, dan tenaga
administrasi) bias sampai bias menimbulkan kerugian kepada pasien. Rumah sakit sebagai
institusi juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap pemberian pelayanan
yang baik kepada para pasiennya.

A. PENANGANANAN MASALAH ETIK RUMAH SAKIT

I. Informasi.

Informasi mengenai pengaduan atau komplain dapat diterima oleh direksi, humas, dan
komite etik melalui beberapa sumber seperti :

 Media massa
 Kotak saran
 Keluhan pasien
 Laporan staf
 Telepon pengaduan
 Somasi pasien/ kuasa hukum
 Tokoh masyarakat
 LSM

II. Penerimaan Keluhan.

Unit atau satuan kerja yang menerima keluhan atau komplain melakukan hal-hal berikut :

1. Mencacat dan mengkaji informasi :

a. Identitas
b. Kondisi pasien
c. Peristiwa atau kejadian
d. Tuntutan pasien

2. Menanggapi keluhan :

a. Mengucapkan terima kasih dan laporan

8
b. Membuat penjelasan sementara
c. Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti
d. Menenangkan pelapor
e. Memberi tanda terima kasih laporan

3. Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau komplain

4. Mengisi formulir sesuai keluhan :

a. Memberi pertimbangan
b. Meminta pengarahan tindak lanjut dari direksi
c. Menindaklanjuti instruksi dari direksi

III. Investigasi.

Rumah sakit menginvestigasi kasus keluhan atau komplain dengan melakukan hal berikut :

1. Membahas kebeneran informasi tentang :

a. Identitas pasien
b. Peristiwa
c. Rekam medis

2. Penataan dokumen

a. Dokumen informasi
b. Berkas Rekam Medis
c. Dokumen persetujuan tindakan medis
d. Second opinion
e. Resume medis
f. Pendapat organisasi profesi
g. Juklak, Juknisdan SOP pelayanan

3. Rapat dengan satuan kerja terkait

IV. Analisa Kasus

Rumah sakit menganalisa kasus dan menyerahkan penanganan ke unit yang relevan.

1. Melakukan rapat koordinasi untuk menentukan atau memilih kategori kasus :

 Kasus etika  ditangani oleh Komite Etik (KE)


 Kasus administrasi  ditangani bagian SDM

9
 Kasus hukum  ditangani oleh KE
 Kasus gabungan  ditangani oleh KE

2. Melakukan telaah kasus terhadap hal-hal berikut :

 Kebenaran identitas pasien


 Kebenaran peristiwa
 Barang bukti

V. Pertimbangan Tindak Lanjut

Setelah analisa, maka dilakukan pertimbangan prosedur untuk menindaklanjuti kasus.


Penyimpulan kasus ditinjau dari :

a. Kewenangan dan kompetensi


b. Indikasi dan Kontrak indikasi
c. Persetujuan tindakan medis
d. Kesesuaian dengan tindakan SOP
e. Kerugian/ cidera dan sebab akibatnya
f. Hukum dan perundang-undangan

VI. Penyelesaian

 Direksi memutuskan tentang pilihan penyelesaian kasus litigasi atau non litigasi
 Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis ditata dan diberikan
pengkodean khusus
 Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus dianggap selesai
 Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada Bagian Rekam Medis

B. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI MEDIS

Masalah etika profesi medis dapat berasal dari :

1. Dalam rumah sakit, dimana komite medik menerima permintaan peninjauan


penanganan masalah etika profesi medis dari direktur atau dari ketua SMF
2. Luar rumah sakit dimana masalah disampaikan langsung dari pasien atau
masyarakat berusaha surat complain, dll kepada direktur, kemudian direktur akan
meminta komite medik untuk menangani masalah tersebut.
3. Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi melakukan investigasi terhadap laporan
pelanggaran etika profesi medik, bila perlu dengan komite medik

10
4. Rekomendasi dari komite medik disampaikan ke Direktur dan tembusannya
disampaikan ke Komite Medik.
5. Bilamana berkaitan dengan aspek medikolegal, maka komite medik berkoordinasi
dengan rumah sakit dan komite etik RS

C. PENANGANAN PELANGGARAN ETIK PROFESI KEPERAWATAN

1. Setiap pelanggaran etika profesi keperawatan yang dilakukan oleh staf keperawatan
kepada pasien, keluarga atau rekan kerja segera dilaporkan melalui koordinator
ruangan/ Ka. Unit/ Supervisor.
2. Dalam waktu 24 jam kronologis kejadian harus disampaikan kepada coordinator
ruangan/ Ka. Unit/ Supervisor dan segera mengumpulkan data untuk kelengkapan
laporan.
3. Melakukan koordinasi dengan Komite Keperawatan untuk menelaahan terhadap
pelanggaran etika profesi keperawatan
4. Penyelesaian masalah pelanggaran etika berdasarkan buku Pedoman Etika Profesi
Keperawatan
5. Pembinaan atau bimbingan oleh coordinator ruangan/ Ka. Unit/ Supervisor sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan yaitu pelanggaran ringan, pelaggaran sedang,
dan pelanggaran berat
6. Pelaksanaan evaluasi selama 3 bulan

D. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI KESEHATAN LAIN

1. Pelanggaran etika profesi bisa dilaporkan oleh pasien atau keluarga pasien atau
rekan se profesi atau profesi lain, dapat disampaikan melalui complain kepada
humas atau langsung disampaikan kepada penanggungjawab etika profesi
2. Penanggung jawab etika profesi membuat laporan dan disampaikan kepada komite
etik RS untuk dilakukan penelaahan atau investigasi
3. Dalam penyelesaian dugaan pelanggaran etika profesi bila perlu meminta pendapat
profesi tersebut atau perkumpulan atau ikatan profesi terkait.
4. Rekomendasi yang dibuat disampaikan ke direktur oleh komite etik

11
E. ETIKA PEMASARAN / PROMOSI RUMAH SAKIT

I. Pengiklanan

Menyadari cermat baiknya media cetak dan elektronik sebagai sarana untuk pendidikan
masyarakat, dan sebagai peranan untuk pemberian informasi kepada masyarakat secara
bertanggungjawab, tetapi harus dihargai bahwa rumah sakit mempunyai tanggung jawab
yang besar kepada pasien dan terhadap golongan professional yang terwakili dalam rumah
sakit dan mempunyai etika professional perlu dihormati.

 Informasi yang berhubungan dengan pasien kecuali yang disahkan oleh perundang-
undangan dilarang diberikan kepada pihak ketiga tanpa izin dan persetujuan dari
pasien/ keluarganya dari dokter yang merawatnya.
 Informasi untuk penelitian dan proyek ilmiah dilarang diumumkan kepada
masyarakat tanpa persetujuan dari pasien yang bersangkutan dan dilarang
diumumkan dengan cara yang bertentangan dengan etika dari golongan yang
bersangkutan.
 Informasi yang berhubungan dengan kegiatan rumah sakit dilarang ditunjukkan untuk
menunjukkan keunggulan komparatif terhadap rumah sakit lain atau keunggulan dan
murni tanpa melebih-lebihkan dan membesar-besarkan kenyataan tanpa pernyataan
yang kurang lengkap, menyesatkan atau salah.

II. Promosi pemasaran

Rumah sakit dalam promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif, berpijak
pada dasar yang nyata, tidak berlebihan dan berdasarkan kode etik rumah sakit Indonesia.
Dalam pelayanan kesehatan konsep “pemasaran” (marketing) nampaknya lebih berkonotasi
negatif daripada positif karena membangkitkan ke arah promosi periklanan dan penjualan
(sales) padahal inti pemasaran adalah komunikasi. Dengan demikian, promosi sebagai alat
pemasaran rumah sakit secara umum harus bersifat formatif, edukatif, preskriptif, dan
preparative bagi khalayak ramai umumnya dan pasien khususnya.

Informatif : Memberikan pengetahuan mengenai hal ihwal yang ada relevansinya


dengan berbagai pelayanan dan program rumah sakit yang efektif bagi
pasien atau konsumen.

Edukatif : Memperluas cakrawal khalayak ramai tentang berbagai fungsi dan


program rumah sakit, penyelenggaraan kepada upaya kesehatan mengikuti
perbekalan kesehatan di rumah sakit yang bersangkutan

12
Preskriptif : Pemberian petunjuk petunjuk kepada khalayak ramai umumnya dan pasien
khususnya tentang peran pencari pelayanan kesehatan dalam proses
diagnosis dan terapi

Preparatif : Membantu pasien/keluarga pasien dalam proses pengambilan keputusan

Dalam tantangan strategis munculnya era globalisasi yang ditandi oleh persaingan bebas,
perkembangan teknologi, tranportasi dan telekomunikasi informasi yang mengarah kepada
terbentuknya dunia tanpa batas.

Dalam melakukan promosi pemasaran rumah sakit diperlukan strategi promosi layanan
kesehatan agar pelaksanaannya tidak keluar dari tata cara berkompetisi yang sehat
sehingga menimbulkan dampak yang merugikan masyarakat khususnya bagi pengguna
layanan kesehatan, maka perlu memperhatikan beberapa aspek berikut :

a. Promosi yang dilakukan harus tetap memiliki tanggung jawab sosial

 Layanan yang ditawarkan harus professional dan bermutu. Setiap institusi atau
pelayanan kesehatan harus selalu mengacu pada etika profesi dan etika rumah sakit,
serta harus bekerja sesuai dengan pedoman dan standar pelayanan yang ada.
 Tarif layanan yang ditawarkan harus terjangkau oleh masyarakat termasuk oleh
anggota masyarakat berpenghasilan rendah/miskin.
 Layanan yang ditawarkan harus merata dan ditunjukkan kepada seluruh anggota
masyarakat.
 Layanan yang ditawarkan harus mampu merata memberikan rasa aman dan nyaman
bagi pengguna pelayanan

b. Proses pelayanan kesehatan adalah fundamental, yang mengacu kepada :

 Falsafah promosi. Setiap institusi atau selaku pelayanan kesehatan harus berada
pada koridor kompetisi yang sama
 Misi promosi. Tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan pengguna jasa (yang
sekaligus akan meningkatkan pendapatan), akan tetapi juga harus sejalan dengan
manfaat sosialnya.
 Sistem promosi. bukan hanya menjual, tetapi sekaligus akan meningkatkan
pengetahuan anggota masyarakat untuk memilih bentuk layanan kesehatan yang
paling tepat bagi dirinya.

c. Asas-asas umum dalam promosi pelayanan Rumah Sakit:

13
 Promosi/iklan harus jujur, bertanggung jawab dan tidak bertentengan dengan hukum
yang berlaku.
 promosi/iklan tidak boleh menyinggung perasaan dan merendahkan martabat Negara,
agama susila, adat, budaya, suku dan golongan.
 promosi/iklan harus didasari oleh asas persaingan yang sehat.

1. Inisiatif Rumah Sakit

a) Promosi dilakukan di dalam Rumah Sakit

Untuk masyarakat pengunjung Rumah Sakit:

 Brosur/leaflet  TV Home Video


 Buku saku  Majalah dinding
 Seminar untuk awam  Lab pemeriksaan gratis (tertentu)
 Poster  Umbul-umbul
 Majalah Rumah Sakit  Ceramah/pertemuan
 Pameran  Audio visual
 Gathering pasien  Kemasan produk

b) Promosi dilakukan di luar Rumah Sakit:

 Media cetak, terbatas pada surat kabar/tabloid majalah, jurnal kesehatan


 Radio/TV
o Pengumuman tentang seminar
o Talkshow :
- Dokter hanya menyampaikan masalah teknis medis
- Fasilitas dan saran Rumah Sakit disampaikan oleh petugas Humas Rumah
Sakit yang ditunjuk
- Tidak boleh didampingi oleh perusahaan obat
 Kegiatan Sosial
 Telemarketing
 Website
 Pameran perdagangan
o Audio visual
o Leafet
o Brosur
o Lab gratis

14
o Ceramah
o Poster
o Spanduk
o Tidak melakukan transaksi
 Press release, peliputan event, press conference
 Advertorial tanpa menulis nama dokter dan jadwal dokter serta pengalaman
 Billboard hanya berupa petunjuk arah
 Telepon, SMS, Email, Direct Mail hanya relasi pasien dan mantan pasien
 Lain-lain, contohnya:
o Program khusus potong harga, namun tidak dari rumah sakit, misalnya dengan
menggunakan metode pembayaran tertentu biaya lebih murah 5%
o Menjadi sponsor kegiatan jalan sehat atau kegiatan kesehatan lain semacamnya.

2. Petunjuk Materi Promosi Rumah Sakit

a) Yang boleh dilakukan

 Bila diminta wawancara untuk coverstory oleh media cetak dapat diberikan
penjelasan bersifat informasi dan edukasi tentang permasalahan pelayanan yang
diberikan, sejarah rumah sakit, fasilitas, lokasi dan cara menghubungi rumah sakit
tersebut (Alamat, nomor telepon, fax, email, website, dll) dapat disertai foto, foto
ruangan, foto direktur, foto tampak depan rumah sakit.
 Khusus leaflet dan brosur penjelasan tentang biaya harus dijelas dan harus
disebutkan biaya tersebut mencakup biaya apa saja.
 Bila kita lebih murah dapat ditulis harga khusus.
 Dapat menyampaikan kualitas mutu pelayanan yang dicapai, seperti:
o Telah mengikuti dan lulus akreditasi
o Telah mendapat sertifikat ISO, dll
o telah mendapat award dalam pelayanan
 Khususnya untuk leaflet dan brosur dapat menyebutkan nama dan keahlian dokter
serta jam praktek
 Bila ada penjelasan yang lebih mendetail dapat ditulis: untuk keterangan lebih lanjut,
anda dapat menghubungi dalam kurung petugas rumah sakit

b) Yang tidak boleh dilakukan:

 Membandingkan dengan institusi lain

15
 Menggunakan kata-kata superlatif atau membesar-besarkan kelebihan, contohnya:
“rumah sakit yang pertama”, “satu-satunya”, terbaik, terdepan, termurah, dan
sejenisnya.
 Membujuk, misalnya:
o Diskon
o Voucher
o “5 kali berobat gratis 1 kali”

3. Pelanggaran Promosi

Dalam pelanggaran pada pelaku usaha/Rumah Sakit yang tercantum pada bab IV pasal 8
pada umumnya telah tercakup pada keputusan KEPKES dan Dir.Jen.Yanmed. dengan
berlaku nya undang-undang 8 tahun 1999 tentang perlindungann konsumen, maka
pelaksanna ketentuan ini lebih diperkuat, sehingga terasa positif di lapangan. Dalam
masalahnya promosi rumah sakit atau dokter, selalu akan terkait dengan etika rumah sakit
maupun etika kedokteran. Dilain pihak konsumen atau penderita memang sangat
memerlukan informasi yang benar tentang produk jasa layanan kesehatan dilain pihak
konsumen atau penderita memang sangat memerlukan informasi yang benar tentang
produk layanan kesehatan dan akan dibutuhkan oleh konsumen/ penderita.

PERSI sebagai institusi yang menghasilkan produk jasa layanan kesehatan dan akan
dibutuhkan oleh konsumen atau penderita, pada dasarnya kegiatan promosi dapat
dilaksanakan. sehingga mengacu pada etika yang ada, kebutuhan konsumen dan
keterbatasan biaya yang di miliki oleh rumah sakit, kegiatan promosi, iklan dan lain-lain
harus memperhatikan:

 Promosi/iklan harus murni bersifat informatif


 promosi/iklan tidak bersifat komparatif artinya membandingkan dengan institusi
rumah sakit/ dikter lain dan mengisyaratkan bahwa dirinya lah yang terbaik dan yang
lain jelek
 Promosi/iklan harus berpijak pada dasar kebenaran
 promosi/iklan tidak berlebihan

Dengan memperhatikan hal tersebut maka kegiatan promosi, iklan dan kegiatan lain dalam
rangka memperkenalkan produk rumah sakit/dokter tidak dianggap melanggar etik.

Pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku tentang promosi/iklan rumah sakit akan
diberikan sanksi etik berupa:

16
1. Teguran lisan maupun tertulis
2. Informasi kepada masyarakat melewati media massa

F. ETIKA DAN TATA LAKU BISNIS

Rumah Sakit Pertamina Jaya sebagai sarana pelayanan kesehatan adalah merupakan “unit
sosio-ekonomi” dan berkomitmen menjalankan dengan penuh kejujuran dan integritas serta
patuh terhadap semua peraturan yang berlaku.

1. Komitmen pada perilaku beretika

Perilaku beretika adalah tanggung jawab setiap orang. Perilaku beretika diharapkan dari
semua direktur, karyawan, dan lainnya.

Tanggung jawab manajemen dalam hal etika : Semua kepala, kordinator dan pws
bertanggung jawab atas tindakan karyawan bawahanya dan bertanggung jawab untuk
memastikan dipatuhi nya aturan dan kebijakan rumah sakit lainnya serta hukum yang
berlaku, yaitu:

a. Memberitahukan karyawan mengenai kebijakan perusahaan, termasuk yang berkaitan


dengan perilaku legal dan etis;
b. Memastikan pelaksanaan pelatihan karyawan yang berkesinambungan dan bahwa
pelanggaran terhadap aturan-aturan mendapatkan tindakan disipliner yang sesuai;
c. Tidak merekrut karyawan dengan kecendrungan melanggar hukum atau peraturan-
peraturan yang berlaku;
d. Menyelenggarakan lingkungan kerja dimana diskusi membangun jujur, dan terbuka

2. Melaporkan adanya kecurigaan terhadap kemungkinan adanya pelanggaran

Pelaporan terhadap pelanggran yaitu sebagai berikut:

a. Laporan karyawan setiap karyawan yang mengetahui adanya pelanggaran terhadap


aturan rumah sakit harus segera melaporkannya
b. Kerahasiaan para penyidik tidak akan mengungkap identitas orang yang melaporkan
pelanggaran yang mencurigakan atau identitas mereka yang terlibat yang terlibat
dalam penyelidikan tersebut
c. Perlindungan terhadap ancama terlapor dilarang melakukan ancaman dalam bentuk
apapun kepada orang yang telah melaporkan pelanggran terhadap aturan-aturan
rumah sakit, walaupun ternyata laporan tersebut salah. Setiap karyawan dapat
melaporkan pelanggaran tanpa harus takut akan ancaman oleh rekan kerja, penyelia
atau pihak lain yang terlibat

17
d. tindakan disipliner terhadap pelanggaran setiap pelanggaran terhadap aturan-aturan
rumah sakit akan dikenakan tindakan disipliner yaitu teguran sampai dengan PHK
dan dapat diajukan tuntutan perdata atau pidana.

3. Menjaga dan menghargai hubungan dengan pelanggan

Tujuan dalam mencapai layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan baik, dan
hal ini dilakukan dengan cara menghasilkan hubungan kerja sama dan kepercayaan yang
langgeng. Memperlakukan pelanggan dengan adil yang jujur dan dengan cara yang
memenuhi semua hukum yang berlaku dan sesuai dengan praktek bisnis yang baik. tidak
memberi pernyataan yang salah atau menyesatkan mengenai rumah sakit atau karyawan
atau pelayannya. Dalam menjalankan bisnis rumah sakit dengan menghormati keselamatan
mereka yang menggunakan pelayanan dan layanan dirumah sakit.

4. Mematuhi hukum kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkungan

Berkomitmen untuk melindungi lingkungan serta keselamatan karyawan, komunitas, serta


masyarakat umum dengan sepenuhnya mematuhi semua hukum yang berlaku dan terus
memperbaiki kinerjan dalam hal lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi dan kesejahteraan serta keselamatan
karyawan, masyarakat umum. Kinerja kesehatan, keselamatan, kemanan dan lindungan
adalah nilai-nilai inti dari rumah sakit dan akan di kelolah sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari bisnis rumah sakit untuk memberikan manfaat kepada karyawan dan
pelanggaran. Semua karyawan rumah sakit bertanggung jawab untuk dapat mewujudkan
perbaikan yang berkelanjutan dan terukur.

a. Menjalankan bisnis rumah sakit dengan cara yang melindungi kesehatan umum dan
di tempat kerja, keselamatan lingkungan dan karyawan
b. Semaksimal mungkin menghilangkan semua kecelakaan dan insiden lingkungan
c. Mematuhi semua hukum dan peraturan lingkungan, kesehatan dan keselamatan.
d. Mengurangi emisi dan limbah serta menggunakan energy dan sumber daya alam
secara efisien dan cermat

18
BAB IV
PENUTUP

Kerangka kerja pengelolaan rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi Komite
Etika RS Khusus Ibu & Anak Andina Ternate dalam menjalankan peran dan fungsinya.
Pedoman ini memberikan panduan bagi semua pihak yang berkepentingan pengelolaan
etika di RS Khusus Ibu & Anak Andina Ternate yang selanjutnya perlu dijabarkan dalam
bentuk standar prosedur operational guna kelancaran pelaksaannya. Apabila dikemudian
hari diperlukan adanya perubahan pada kerangka kerja pengelolaan etika di RS Khusus Ibu
& Anak Andina Ternate ini maka akan dilakukan penyempurnaan pada penyusunan
petunjuk teknis selanjutnya. Kerangka kerja ini digunakan sebagai acuan Komite Etika.

Ternate, 1 Agustus 2023

19

Anda mungkin juga menyukai