Puji syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa , yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya Kepada kita semua, sehingga Laporan Pengukuran Budaya Keselamatan
Pasien RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate dapat terselesaikan dengan tepat waktu
Laporan Survey Budaya Keselamatan Pasien RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate ini
disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran umum budaya karyawan/staff RS Ibu Dan Anak
AnDina Ternate dalam melaksanakan keselamatan pasien. Laporan ini berisi tentang definisi, elemen
budaya keselamatan pasien, faktor-faktor yang mempengaruhi budaya keselamatan pasien serta
instrumen survey budaya keselamatan pasien. Semoga Laporan ini dapat digunakan dalam proses
peningkatan mutu khususnya dalam mewujudkan keamanan pelayanan dan keselamatan pasien di RS
Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate.
Tim Penyusun,
Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit RS
Khusus Ibu & Anak AnDina Ternate.
Daftar Isi
Kata Pengantar..........................................................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI......................................................................................................................................3
2.1 Pengertian......................................................................................................................................3
2.2 Elemen budaya keselamatan pasien..............................................................................................3
2.3 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi budaya keselamatan pasien..........................................4
2.4 Instrumen survey budaya keselamatan pasien..............................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................12
METODE SURVEY..............................................................................................................................12
3.1 Desain dan Definisi Operasional.................................................................................................12
3.2 Instrumen Survey........................................................................................................................13
3.3 Uji validitas dan reliabilitas Instrumen........................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................................................15
HASIL SURVEY DAN PEMBAHASAN.............................................................................................15
4.1 Karakteristik Responden.............................................................................................................15
4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi.....................................................................15
4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Di Rumah Sakit...................................16
4.1.3 Karakteristik Responden Masa Kerja Di Unit Sekarang.....................................................16
4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jam Kerja................................................................17
4.2. Hasil Budaya Keselamatan Pasien Secara Umum.....................................................................17
4.3 Hasil Budaya Keselamatan Pasien Berdasarkan Area................................................................18
4.4 Analisis Dimensi Budaya Keselamatan Pasien...........................................................................18
BAB V...................................................................................................................................................24
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI..............................................................................................24
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................................24
5.2 Rekomendasi...............................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Sejalan dengan perkembangan sistem pelayanan rumah sakit yang semakin kompleks, menciptakan
pelayanan yang aman bagi pasien di rumah sakit merupakan tantangan bagi setiap manajemen rumah
sakit. Membuat pelayanan rumah sakit menjadi lebih aman dan mempertahankan keamanan tersebut
(management of human error), dapat dikatakan mahir apabila telah dilaksanakan dengan proses
belajar kolektif dari kesalahan yang telah terjadi, baik belajar dari kejadian nyaris cedera ataupun
kejadian yang mengakibatkan kerugian yang sebenarnya bagi pasien. Untuk mempromosikan budaya
belajar dari kesalahan, manajemen rumah sakit harus dapat mengidentifikasi budaya keselamatan
pasien yang komprehensif. Budaya keselamatan pasien ini terkait dengan motivasi pelaporan kejadian
keselamatan pasien yang dilaksanakan dengan penuh kejujuran dan tanpa budaya menyalahkan
Berdasarkan SNARS edisi 1 , diharapkan setiap rumah sakit membuat peningkatan mutu
dan keselamatan pasien yang mengintegrasikan semua kegiatan penyusunan ukuran,termasuk ukuran
budaya keselamatan pasien dan pelaporan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).Integrasi semua sistem
ukuran akan memberikan kesempatan adanya penyelesaian dan perbaikan yang berkesinambungan.
Untuk itu, Sejak tahun 2022 RS Ibu Dan Anak AnDina Ternate mulai mengadopsi ukuran budaya
keselamatan pasien yang diimplementasikan kepada seluruh staf rumah sakit dari beberapa sumber
a. Survey ini bertujuan untuk mengetahui opini staf mengenai isu keselamatan pasien, kesalahan
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian
Budaya keselamatan pasien adalah kepercayaan, sikap dan nilai sebuah organisasi
kesehatan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan struktur, praktek, peraturan dan
kontrol keselamatan pasien. Budaya ini mencakup tiga komponen yaitu budaya kerja, budaya
pelaporan (insiden) dan budaya belajar (Croll, Coburn, & Pearson, 2012).
Budaya keselamatan pasien terfokus pada nilai, kepercayaan, dan asumsi staf terhadap
iklim organisasi (pelayanan kesehatan) dalam peningkatan program keselamatan pasien (The Health
Foundation, 2013).
Budaya keselamatan pasien adalah produk dari nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola
perilaku dari individu dan kelompok dalam sebuah organisasi (pelayanan kesehatan) yang
menentukan komitmen, gaya dan kemahiran dalam manajemen keselamatan pasien. Organisasi
(pelayanan kesehatan) yang memiliki budaya keselamatan pasien yang cenderung positif dapat dilihat
dari komunikasi saling percaya (mutual trust) antar komponen, dengan persepsi yang sama tentang
pentingnya keselamatan, dan dengan keyakinan akan besarnya manfaat tindakan pencegahan (Agency
Berbagai definisi terkait budaya keselamatan pasien mencakup banyak elemen umum
dalam pelayanan kesehatan. Elemen budaya keselamatan pasien mengacu pada peningkatan
kepercayaan dan perilaku dari staf dalam mengidentifikasi dan belajar dari kesalahan (Jones, Skinner,
Xu, & Sun, 2007). Menurut The Institute Of Medicine (IOM) dalam Jones, Skinner, Xu, & Sun
3. Lingkungan kerja, kedisiplinan manajer yang dirasakan saat staf diketahui meningkatkan risiko
Budaya keselamatan dapat dilihat dari kehandalan rumah sakit yang memiliki karakteristik
kompleks, proses pelayanan yang sangat berisiko namun dapat menekan angka insiden kesalahan.
Rumah sakit yang dapat menyandang gelar handal/ mahir hanya jika dapat “bekerja sama” dengan
kesalahan, peka terhadap staf yang dapat mempengaruhi proses pelayanan, memberikan kesempatan
kepada orang-orang yang benar-benar tahu proses untuk mengambil keputusan dan anti budaya
Menurut Geller dalam Chooper (2000), tentang Total Safety Culture, menyebutkan bahwa
ada tiga kelompok faktor yang dapat mempengaruhi budaya keselamatan pasien, yaitu sebagai berikut
: (Chooper, 2000)
a. Faktor personal yaitu cenderung dari orang/ manusia yang bekerja dalam suatu orgaisasi rumah
1) Pengetahuan
2) Sikap
3) Motivasi
4) Kompetensi
5) Kepribadian
b. Faktor perilaku organisasi yaitu kondisi lingkungan kerja yang diukur dari segi organisasi
1) Kepemimpinan
2) Kewaspadaan Situasi
3) Komunikasi
4) Kerja Tim
5) Stress
6) Kelelahan
7) Kepemimpinan Tim
8) Pengambilan Keputusan
c. Faktor lingkungan merupakan pendukung proses pelayanan dalam organisasi kesehatan, yang
terdiri dari :
1) Perlengkapan
2) Peralatan
3) Mesin
4) Kebersihan
5) Teknik
Salah satu survey budaya keselamatan yang dikembangkan oleh Agency for Health Care
Research and Quality (AHRQ) adalah The Hospital Survey on Patient Safety dengan 12 elemen yang
dikembangkan sejak tahun 2004 untuk mengukur budaya keselamatan pasien dari perspektif staf.
Adapun beberapa penjelasan terkait instrumen survey budaya keselamatan pasien adalah sebagai
berikut :
a. Responden
Responden yang dapat mengisi instrumen survey budaya keselamatan pasien adalah
seluruh jenis staf yang berada di pelayanan rumah sakit. Survey ini sangat cocok dilaksanakan pada:
1) Staf rumah sakit yang secara langsung bersentuhan dengan pasien (staf klinik seperti dokter,
perawat, fisiotherapist. Staf non klinik seperti billing ruangan dan lain-lain).
2) Staf rumah sakit yang kemungkinan tidak bersentuhan langsung dengan pasien, namun
pelayanannya dapat mempengaruhi pasien (staf farmasi, analis laboratorium, dan lain-lain)
b. Dimensi pertanyaan
Survey budaya keselamatan pasien terdiri dari 12 dimensi pertanyaan yang dikelompokkan
menjadi 2 kelompok, yang dituangkan kedalam 9 bagian pada kuesioner yang telah dilaksanakn uji
1) Kelompok outcome (hasil) yang terdiri dari dua dimensi pertanyaan, yaitu sebagai berikut:
2) Kelompok budaya keselamatan yang terdiri dari 10 dimensi pertanyaan, yaitu sebagai berikut :
f) Keterbukaan komunikasi
h) Staffing
METODE SURVEY
Secara umum kegiatan ini merupakan penelitian observasional deskriptif, yaitu penelitian
pengamatan (survey) yang mencoba mencari gambaran variabel tanpa melakukan intervensi kepada
target penelitian (Setiadi, 2007). Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional), yaitu
peneliti hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja.
Pengukuran variabel tidak terbatas harus tepat waktu bersamaan, namun mempunyai makna bahwa
setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan
pengukuran (Saryono & Anggraeni, 2012). Adapun definisi operasional dari variable budaya
DEFINISI HASIL
VARIABEL CARA UKUR ALAT UKUR SKALA
OPERASIONAL UKUR
Budaya Skor rata-rata Dilihat dari Survey Skor total Interval
keselamatan produk dari nilai, hasil survey Budaya jawaban
pasien sikap, persepsi, menggunaka n Keselamatan kuesioner
kompetensi, dan kuesioner Pasien Rumah
pola perilaku dari Sakit, Agency
staf perawat di ruang for Healthcare
rawat inap RS Research and
Khsuus Ibu & Anak Quality, 2004
AnDina Ternate,
yang menentukan
komitmen, gaya dan
kemahiran dalam
manajemen
keselamatan pasien
yang diukur dari
perspektif staf
3.2 Instrumen Survey
Instrumen menggunakan survey budaya keselamatan pasien baru pertama kali digunakan
di RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate pada tahun 2022, yang merupakan adopsi dari Hospital
Survey on Patient Safety Culture Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ). Survey
Budaya Keselamatan Pasien Rumah Sakit diciptakan November 2004, yang didesain untuk
mengidentifikasi opini staf rumah sakit tentang isu keselamatan pasien, kesalahan medikasi, dan
pelaporan kejadian. Survey budaya keselamatan pasien terdiri dari 12 dimensi pertanyaan yang
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yang dituangkan kedalam 9 bagian pada kuesioner yang telah
dilaksanakn uji validitas dan reliabilitas. (Agency for Healthcare Research and Quality, 2004).
1. Survey ini bertujuan untuk mengetahui opini staf mengenai isu keselamatan pasien, kesalahan
2. Survey ini terdiri dari Sembilan bagian, yang pengisiannya membutuhkan waktu 10-15 menit.
3. Pada bagian A, B, C dan F keterangan pilihan jawaban tertutup adalah sebagai berikut,
2) TS : Tidak Setuju
3) RG : Ragu
4) ST : Setuju
5) SS : Sangat Setuju
1) TP : Tidak Pernah
2) JS : Jarang Sekali
3) JR : Jarang
4) SR : Sering
5) SL : Selalu
5. Pada bagian E, G dan H pilihan jawaban telah tertera secara jelas.
6. Pada bagian I responden bisa menuliskan jawaban secara terbuka (namun tidak akan dianalisis
secara kuantitatif).
7. Nilai untuk setiap pertanyaan adalah antara rentang 1 sampai dengan 5. Jika pertanyaan positif di
jawab dengan jawaban “selalu” atau “ sangat setuju”, maka nilainya adalah 5. Jika pertanyaan
positif dijawab dengan “tidak pernah” atau “sangat tidak setuju” maka nilainya adalah 1, begitu
8. Jumlah pertanyaan yang akan dianalisis adalah 44 pertanyaan, sehingga nilai maksimum adalah
Penelitian ini menggunakan instrumen survey budaya keselamatan pasien yang merupakan
adopsi dari Hospital Survey on Patient Safety Culture Agency for Healthcare Research and Quality
(AHRQ). Untuk itu, peneliti tidak melaksanakan uji validitas dan reliabilitas ulang terhadap instrumen
tersebut.
BAB IV
Survey ini telah dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai dengan tanggal 9
November 2022 dengan melibatkan 289 responden. Adapun hasil survey yang telah dilaksanakan
Karakteristik responden yang akan dijabarkan adalah berdasarkan Profesi, Masa kerja di
rumah sakit, Masa kerja di unit sekarang dan jumlah jam kerja dalam seminggu, adapun hasilnya
Berdasarkan hasil survey 289 responden, maka dapat ditampilkan karakteristik responden
yang mengisi survey budaya keselamatan pasien di RS Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022
Berdasarkan tabel 1 tampak sebagian besar responden merupakan profesi perawat, yaitu
Berdasarkan hasil survey 289 responden, maka dapat ditampilkan karakteristik responden
yang mengisi survey budaya keselamatan pasien di RS Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022
Tabel 2 Karakteristik Responden Yang Mengisi Survey Budaya Keselamatan Pasien di RS Ibu Dan
Anak AnDina Ternate tahun 2022 Berdasarkan Masa Kerja Di RS
Berdasarkan tabel 2 terlihat sebagian besar responden telah bekerja di RS Ibu Dan Anak
AnDina Ternate selama 11-15 tahun, yaitu 75 orang (25,9%)
Berdasarkan hasil survey 339 responden, maka dapat ditampilkan karakteristik responden
yang mengisi survey budaya keselamatan pasien di RS Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022
Tabel 1 Karakteristik Responden Yang Mengisi Survey Budaya Keselamatan Pasien di RS Ibu Dan
Anak AnDina Ternate tahun 2022 Berdasarkan Masa Kerja Di Unit Sekarang
No Lama Bekerja Frekuensi (n) Persentase (%)
1 < 1 tahun 18 6,2%
2 1-5 tahun 99 34,2%
3 6-10tahun 61 21,1%
4 11-15 tahun 54 18,7%
5 16-20 tahun 18 6,2%
6 21 tahun atau lebih 34 11,8%
Berdasarkan tabel 3 terlihat sebagian besar responden telah bekerja di RS Khusus Ibu Dan
Anak AnDina Ternate selama 1-5 tahun, yaitu 99 orang (34,2%)
4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan hasil survey 289 responden, maka dapat ditampilkan karakteristik responden
yang mengisi survey budaya keselamatan pasien di RS Ibu Dan Anak Andina Ternate tahun 2022
Tabel 4 Karakteristik Responden Yang Mengisi Survey Budaya Keselamatan Pasien di RS Ibu Dan
Berdasarkan tabel 4 terlihat sebagai besar responden bekerja 40 jam atau lebih dalam
Secara umum dapat dianalisis skor keseluruhan nilai budaya keselamatan pasien untuk 289
Tabel 5 Ukuran pemusatan skor nilai positive keseluruhan survey budaya keselamatan pasien di RS
Berdasarkan tabel 5 terlihat jika nilai median persentasi nilai positif keseluruhan survey
budaya keselamatan pasien di RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022 adalah 63,27%
Ini membuktikan bahwa RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate berada pada posisi menengah
Penjabaran nilai hasil budaya keselamatan pasien berdasarkan area tidak dilakukan
perhitungan persentasenya dikarenakan masih banyak ruangan atau unit kerja yang persentase
pegawai/ karyawanya tidak mengisi kuesioner survey budaya keselamatan. Jumlah karyawan yang
mengisi kuesioner tidak sampai setengah dari jumlah karyawan di unit tersebut, hal ini menyebabkan
pendapat dari responden tidak dapat mewakili pendapat dari satu ruangan atau unit.
Kondisi ini akan menjadi catatan bagi RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate untuk
menelusuri terlebih dahulu faktor yang menyebabkan sebagian karyawan tidak mengisi survey
budaya keselamatan sehingga dapat dijadikan pembelajaran dan perbaikan untuk diterapkan dalam
Sesuai dengan dimensi instrumen survey budaya keselamatan pasien, maka dari 289
responden dapat dianalisis masing-masing jawaban responden untuk setiap pertanyaan adalah sebagai
berikut :
Tabel 6 Analisis Rata-Rata Skor Masing-Masing Dimensi dan Pertanyaan Survey Budaya
Keselamatan Pasien di RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022
NO FREKUENSI SKOR
SKOR NILAI %
DIMENSI SOA ITEM SOAL POSITIF NILAI
L 1 2 3 4 5 POSITIF
Teamwork Setiap orang saling
dalam unit mendukung satu
A1 sama lain di ruangan 1 5 26 158 98 256 88,88%
kami
Ketika suatu
pekerjaan harus
diselesaikan dengan
A3 cepat, kami bekerja 1 2 25 183 79 262 90,34%
sama sebagai suatu
tim untuk
mengerjakannya
Di ruangan ini, setiap
orang
A4 memperlakukan satu 0 1 30 146 93 239 88,51%
sama lain dengan
hormat
Ketika suatu area di
ruangan ini sibuk,
A11 6 45 43 148 43 191 67,01%
yang lain akan
membantu
Ekspektasi dan Atasan saya
aksi pimpinan mengatakan bagus
dalam ketika beliau melihat
mempromosik B1 pekerjaan diselesaikan 2 28 50 168 31 199 71,32%
an keselamatan sesuai dengan prosedur
pasien keselamatan pasien
Atasan saya
mengabaikan masalah
B4 keselamatan pasien 5 20 25 188 43 231 82,20%
yang terjadi berulang
Manajemen rumah
sakit terlihat antusias
terhadap keselamatan
F9 pasien hanya ketika 14 79 52 122 16 138 48,76%
terjadi kejadian yang
tidak diharapkan
(KTD)
Keseluruhan Keselamatan pasien
persepsi tidak pernah
tentang A15 dikorbankan dalam 11 54 53 154 10 164 58,15%
keselamatan menyelesaikan banyak
pasien pekerjaan
Staffing
Unit kami memiliki
cukup staf untuk
A2 6 41 38 172 30 202 70,38%
menangani beban
kerja yang berlebih
Karyawan di unit
kami bekerja dengan
waktu yang lebih
A5 20 114 67 67 72 139 40,88%
lama dari normal
untuk perawatan
pasien
Unit kami banyak
menggunakan
tenaga melebihi
A7 25 77 62 105 16 121 42,45%
normal/tambahan
untuk kegiatan
pelayanan pasien
Kami bekerja seolah-
olah dalam keadaan
A14 “krisis”, berusaha 11 54 53 154 10 164 58,15%
bertindak berlebihan
dan terlalu cepat.
Handoffs Bila terjadi
(serah terima) pemindahan pasien
dan transisi
dari unit satu ke unit
lain, pasti
F3 8 47 109 95 15 110 40,14%
menimbulkan
masalah terkait
dengan informasi
pasien
Informasi penting
mengenai pelayanan
F5 pasien sering hilang 8 24 66 140 35 175 64,10%
saat pergantian jaga
(shift)
Masalah sering
timbul dalam
F7 3 33 110 119 17 136 48,22%
pertukaran informasi
antar unit di RS
Pergantian shift
merupakan masalah
F11 5 17 39 174 46 220 78,29%
bagi pasien-pasien di
RS ini.
Respon tidak Karyawan unit kami
menyalahkan sering merasa bahwa
terhadap kejadian
kesalahan yang
kesalahan
A8 mereka lakukan 9 46 44 165 19 184 65,01%
digunakan untuk
menyalahkan
mereka
Bila unit kami
melaporkan suatu
A12 insiden, yang 7 60 40 148 27 175 62,05%
dibicarakan adalah
pelakunya bukan
masalahnya
Karyawan merasa
khawatir kesalahan
yang mereka buat
A16 8 93 45 127 11 138 48,59%
akan dicatat di
berkas pribadi
mereka
Pilih tingkat
keselamatan pasien 22
1 E1 1 33 75 7 230 67,84%
pada unit anda 3
Keselamatan Pasien di RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022 terdapat 13
dimensi pertanyaan yang persentase nilai positifnya dibawah 50%, hal ini perlu menjadi perhatian
5.1 Kesimpulan
profesi perawat, yaitu 154 orang (53,3%), Sebagian besar responden telah bekerja di RS
Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate selama 11-15 tahun, yaitu 75 orang (25,9%), sebagian
besar responden telah bekerja di RS Ibu Dan Anak AnDina Ternate selama 1-5 tahun, yaitu
99 orang (34,2%).
2. Nilai median persentase nilai positif keseluruhan survey budaya keselamatan pasien di RS
Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022 adalah 63, Ini membuktikan bahwa RS Ibu Dan
Anak AnDina Ternate berada pada posisi menengah dalam hal budaya keselamatan pasien.
3. Jika ditelusuri dari masing masing dimensi dan pertanyaan survey budaya keselamatan pasien
yang memiliki persentase nilai positif dibawah 50% maka ditemukan dimensi dan pertanyaan
yang membutuhkan perhatian secara nyata adalah Jumlah pelaporan kejadian (tambahan),
terhadap kejadian kesalahan dengan kondisi yang perlu ditingkatkan adalah kondisi dengan
opini :
b. Kesadaran tentang pencegahan terjadinya insiden, karena tidak terjadinya insiden dalam
c. Kondisi di ruangan dimana bekerja lewat dari waktu kerja, demi memberikan
e. Penggunaan karyawan tidak tetap untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien
f. Kondisi kerja seperti dalam ‘situasi krisis’, mencoba melakukan pekerjaan yang terlalu
5.2 Rekomendasi
1. Kepada manajemen RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate untuk menelusuri terlebih dahulu
faktor yang dapat menyebabkan ketidak seragaman persentase nilai positif budaya keselamatan
pasien di setiap area, sehingga dapat dibuat program spesifik terkait perbaikan-perbaikan dalam
2. Memperbaiki kondisi dibawah ini (dengan membuat keputusan/ langkah langkah strategis) :
b. Kesadaran tentang pencegahan terjadinya insiden, karena tidak terjadinya insiden dalam
c. Kondisi di ruangan dimana bekerja lewat dari waktu kerja, demi memberikan
e. Penggunaan karyawan tidak tetap untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien
f. Kondisi kerja seperti dalam ‘situasi krisis’, mencoba melakukan pekerjaan yang terlalu