Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PENGUKURAN BUDAYA KESELAMATAN

RS IBU DAN ANAK ANDINA TERNATE


TAHUN 2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa , yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya Kepada kita semua, sehingga Laporan Pengukuran Budaya Keselamatan
Pasien RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate dapat terselesaikan dengan tepat waktu
Laporan Survey Budaya Keselamatan Pasien RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate ini
disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran umum budaya karyawan/staff RS Ibu Dan Anak
AnDina Ternate dalam melaksanakan keselamatan pasien. Laporan ini berisi tentang definisi, elemen
budaya keselamatan pasien, faktor-faktor yang mempengaruhi budaya keselamatan pasien serta
instrumen survey budaya keselamatan pasien. Semoga Laporan ini dapat digunakan dalam proses
peningkatan mutu khususnya dalam mewujudkan keamanan pelayanan dan keselamatan pasien di RS
Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate.

Tim Penyusun,
Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit RS
Khusus Ibu & Anak AnDina Ternate.
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI......................................................................................................................................3
2.1 Pengertian......................................................................................................................................3
2.2 Elemen budaya keselamatan pasien..............................................................................................3
2.3 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi budaya keselamatan pasien..........................................4
2.4 Instrumen survey budaya keselamatan pasien..............................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................12
METODE SURVEY..............................................................................................................................12
3.1 Desain dan Definisi Operasional.................................................................................................12
3.2 Instrumen Survey........................................................................................................................13
3.3 Uji validitas dan reliabilitas Instrumen........................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................................................15
HASIL SURVEY DAN PEMBAHASAN.............................................................................................15
4.1 Karakteristik Responden.............................................................................................................15
4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi.....................................................................15
4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Di Rumah Sakit...................................16
4.1.3 Karakteristik Responden Masa Kerja Di Unit Sekarang.....................................................16
4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jam Kerja................................................................17
4.2. Hasil Budaya Keselamatan Pasien Secara Umum.....................................................................17
4.3 Hasil Budaya Keselamatan Pasien Berdasarkan Area................................................................18
4.4 Analisis Dimensi Budaya Keselamatan Pasien...........................................................................18
BAB V...................................................................................................................................................24
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI..............................................................................................24
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................................24
5.2 Rekomendasi...............................................................................................................................25
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Sejalan dengan perkembangan sistem pelayanan rumah sakit yang semakin kompleks, menciptakan

pelayanan yang aman bagi pasien di rumah sakit merupakan tantangan bagi setiap manajemen rumah

sakit. Membuat pelayanan rumah sakit menjadi lebih aman dan mempertahankan keamanan tersebut

merupakan hal yang sama beratnya untuk diimplementasikan. (Vincent, 2011).

Penyelenggaraan keselamatan pasien khususnya dalam manajemen kesalahan manusia

(management of human error), dapat dikatakan mahir apabila telah dilaksanakan dengan proses

belajar kolektif dari kesalahan yang telah terjadi, baik belajar dari kejadian nyaris cedera ataupun

kejadian yang mengakibatkan kerugian yang sebenarnya bagi pasien. Untuk mempromosikan budaya

belajar dari kesalahan, manajemen rumah sakit harus dapat mengidentifikasi budaya keselamatan

pasien yang komprehensif. Budaya keselamatan pasien ini terkait dengan motivasi pelaporan kejadian

keselamatan pasien yang dilaksanakan dengan penuh kejujuran dan tanpa budaya menyalahkan

(blame free culture). (Mark, 2001)

Berdasarkan SNARS edisi 1 , diharapkan setiap rumah sakit membuat peningkatan mutu

dan keselamatan pasien yang mengintegrasikan semua kegiatan penyusunan ukuran,termasuk ukuran

budaya keselamatan pasien dan pelaporan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).Integrasi semua sistem

ukuran akan memberikan kesempatan adanya penyelesaian dan perbaikan yang berkesinambungan.

Untuk itu, Sejak tahun 2022 RS Ibu Dan Anak AnDina Ternate mulai mengadopsi ukuran budaya

keselamatan pasien yang diimplementasikan kepada seluruh staf rumah sakit dari beberapa sumber

untuk langkah awal program keselamatan pasien yang baik.


1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum :


Secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempelajari budaya keselamatan

pasien di RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate.

1.2.2 Tujuan Khusus :

a. Survey ini bertujuan untuk mengetahui opini staf mengenai isu keselamatan pasien, kesalahan

medis dan laporan kejadian di lingkungan rumah sakit.

b. Untuk mengetahui kesalahan medis di lingkungan rumah sakit.

c. Untuk mengetahui laporan kejadian di lingkungan rumah sakit.


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian

Budaya keselamatan pasien adalah kepercayaan, sikap dan nilai sebuah organisasi

kesehatan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan struktur, praktek, peraturan dan

kontrol keselamatan pasien. Budaya ini mencakup tiga komponen yaitu budaya kerja, budaya

pelaporan (insiden) dan budaya belajar (Croll, Coburn, & Pearson, 2012).

Budaya keselamatan pasien terfokus pada nilai, kepercayaan, dan asumsi staf terhadap

iklim organisasi (pelayanan kesehatan) dalam peningkatan program keselamatan pasien (The Health

Foundation, 2013).

Budaya keselamatan pasien adalah produk dari nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola

perilaku dari individu dan kelompok dalam sebuah organisasi (pelayanan kesehatan) yang

menentukan komitmen, gaya dan kemahiran dalam manajemen keselamatan pasien. Organisasi

(pelayanan kesehatan) yang memiliki budaya keselamatan pasien yang cenderung positif dapat dilihat

dari komunikasi saling percaya (mutual trust) antar komponen, dengan persepsi yang sama tentang

pentingnya keselamatan, dan dengan keyakinan akan besarnya manfaat tindakan pencegahan (Agency

for Healthcare Research and Quality, 2004).

2.2 Elemen budaya keselamatan pasien

Berbagai definisi terkait budaya keselamatan pasien mencakup banyak elemen umum

dalam pelayanan kesehatan. Elemen budaya keselamatan pasien mengacu pada peningkatan

kepercayaan dan perilaku dari staf dalam mengidentifikasi dan belajar dari kesalahan (Jones, Skinner,

Xu, & Sun, 2007). Menurut The Institute Of Medicine (IOM) dalam Jones, Skinner, Xu, & Sun

(2007), budaya keselamatan pasien membutuhkan tiga elemen penting yaitu :


1. Kepercayaan, walaupun proses pelayanan kesehatan memiliki risiko yang tinggi, namun

dirancang kegiatan yang dapat mencegah kesalahan.

2. Komitmen, dari organisasi untuk mengidentifikasi dan belajar dari kesalahan

3. Lingkungan kerja, kedisiplinan manajer yang dirasakan saat staf diketahui meningkatkan risiko

cedera pasien dan keluarga.

Budaya keselamatan dapat dilihat dari kehandalan rumah sakit yang memiliki karakteristik

kompleks, proses pelayanan yang sangat berisiko namun dapat menekan angka insiden kesalahan.

Rumah sakit yang dapat menyandang gelar handal/ mahir hanya jika dapat “bekerja sama” dengan

kesalahan, peka terhadap staf yang dapat mempengaruhi proses pelayanan, memberikan kesempatan

kepada orang-orang yang benar-benar tahu proses untuk mengambil keputusan dan anti budaya

menyalahkan pada saat terjadi kesalahan pada proses yang kompleks.

2.3 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi budaya keselamatan pasien

Menurut Geller dalam Chooper (2000), tentang Total Safety Culture, menyebutkan bahwa

ada tiga kelompok faktor yang dapat mempengaruhi budaya keselamatan pasien, yaitu sebagai berikut

: (Chooper, 2000)

a. Faktor personal yaitu cenderung dari orang/ manusia yang bekerja dalam suatu orgaisasi rumah

sakit. Faktor personal ini terdiri dari:

1) Pengetahuan

2) Sikap

3) Motivasi

4) Kompetensi

5) Kepribadian

b. Faktor perilaku organisasi yaitu kondisi lingkungan kerja yang diukur dari segi organisasi

pelayanan kesehatan secara umum. Faktor perilaku organisasi yaitu:

1) Kepemimpinan

2) Kewaspadaan Situasi
3) Komunikasi

4) Kerja Tim

5) Stress

6) Kelelahan

7) Kepemimpinan Tim

8) Pengambilan Keputusan

c. Faktor lingkungan merupakan pendukung proses pelayanan dalam organisasi kesehatan, yang

terdiri dari :

1) Perlengkapan

2) Peralatan

3) Mesin

4) Kebersihan

5) Teknik

6) Standar prosedur operasional

2.4 Instrumen survey budaya keselamatan pasien

Salah satu survey budaya keselamatan yang dikembangkan oleh Agency for Health Care

Research and Quality (AHRQ) adalah The Hospital Survey on Patient Safety dengan 12 elemen yang

dikembangkan sejak tahun 2004 untuk mengukur budaya keselamatan pasien dari perspektif staf.

Adapun beberapa penjelasan terkait instrumen survey budaya keselamatan pasien adalah sebagai

berikut :

a. Responden

Responden yang dapat mengisi instrumen survey budaya keselamatan pasien adalah

seluruh jenis staf yang berada di pelayanan rumah sakit. Survey ini sangat cocok dilaksanakan pada:

1) Staf rumah sakit yang secara langsung bersentuhan dengan pasien (staf klinik seperti dokter,

perawat, fisiotherapist. Staf non klinik seperti billing ruangan dan lain-lain).
2) Staf rumah sakit yang kemungkinan tidak bersentuhan langsung dengan pasien, namun

pelayanannya dapat mempengaruhi pasien (staf farmasi, analis laboratorium, dan lain-lain)

3) Pimpinan, manajer dan petugas administrasi rumah sakit.

b. Dimensi pertanyaan

Survey budaya keselamatan pasien terdiri dari 12 dimensi pertanyaan yang dikelompokkan

menjadi 2 kelompok, yang dituangkan kedalam 9 bagian pada kuesioner yang telah dilaksanakn uji

validitas dan reliabilitas. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1) Kelompok outcome (hasil) yang terdiri dari dua dimensi pertanyaan, yaitu sebagai berikut:

a) Keseluruhan persepsi tentang keselamatan pasien

b) Frekuensi pelaporan kejadian/ insiden

2) Kelompok budaya keselamatan yang terdiri dari 10 dimensi pertanyaan, yaitu sebagai berikut :

a) Teamwork dalam unit

b) Ekspektasi dan aksi pimpinan dalam mempromosikan keselamatan pasien

c) Proses belajar organisasi, perbaikan berkelanjutan

d) Dukungan manajemen rumah sakit dalam keselamatan pasien

e) Umpan balik dan komunikasi kejadian kesalahan

f) Keterbukaan komunikasi

g) Teamwork antar unit dalam rumah sakit

h) Staffing

i) Handoffs (serah terima) dan transisi

j) Respon tidak menyalahkan terhadap kejadian kesalahan


Adapun item soal dalam setiap dimensi pertanyaan dari survey budaya

keselamatan pasien tersebut akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:


JENIS
DIMENSI NOMOR ITEM SOAL PILIHAN
SOAL JAWABAN
Grade Berilah peringkat
Keselamatan keselamatan pasien di Sempurna,
Pasien (tambahan) ruangan Anda, beri satu Sangat Bagus,
E1 Positif
jawaban dengan memberi Cukup, Kurang,
tanda rumput Buruk
pada kotak (√)
Jumlah pelaporan Dalam 12 bulan terakhir,
kejadian menurut pengetahuan
(tambahan) Anda, kira-kira berapa
kejadian keselamatan
G1 pasien yang dilaporkan di Terbuka Menulis angka
ruangan Anda? Tulis
angka jawaban Anda
pada kotak yang
disediakan.
Teamwork dalam Sangat setuju,
unit Setiap orang saling Setuju, Ragu,
A1 mendukung satu sama Positif Tidak Setuju,
lain di ruangan kami Sangat tidak
Setuju

Ketika suatu pekerjaan


Sangat setuju,
harus diselesaikan
Setuju, Ragu,
dengan cepat, kami
A3 Positif Tidak Setuju,
bekerja sama sebagai
Sangat tidak
suatu tim untuk
Setuju
mengerjakannya
Sangat setuju,
Di ruangan ini, setiap
Setuju, Ragu,
orang memperlakukan
A4 Positif Tidak Setuju,
satu sama lain dengan
Sangat tidak
hormat
Setuju
Sangat setuju,
Ketika suatu area di Setuju, Ragu,
A11 ruangan ini sibuk, yang Positif Tidak Setuju,
lain akan membantu Sangat tidak
Setuju
Ekspektasi dan aksi Atasan saya mengatakan
Sangat setuju,
pimpinan dalam bagus ketika beliau melihat
Setuju, Ragu,
mempromosikan pekerjaan diselesaikan
B1 Positif Tidak Setuju,
keselamatan pasien sesuai
Sangat tidak
dengan prosedur
Setuju
keselamatan pasien
Atasan saya sangat serius Sangat setuju,
menanggapi saran staf Setuju, Ragu,
B2 untuk mengembangkan Positif Tidak Setuju,
keselamatan pasien Sangat tidak
Setuju
B3 Ketika ada tekanan, Negatif Sangat setuju,
atasan saya ingin sekali Setuju, Ragu,
bekerja cepat, walaupun Tidak Setuju,
dengan jalan pintas Sangat tidak
Setuju
Sangat setuju,
Atasan saya mengabaikan
Setuju, Ragu,
masalah keselamatan pasien
B4 Negatif Tidak Setuju,
yang terjadi berulang
Sangat tidak
Setuju
Proses belajar Kami selalu aktif bekerja Sangat setuju,
organisasi, untuk meningkatkan Setuju, Ragu,
perbaikan A6 keselamatan pasien Positif Tidak Setuju,
berkelnjutan Sangat tidak
Setuju
Setiap kesalahan
Sangat setuju,
menjadikan perbuahan
Setuju, Ragu,
yang baik bagi ruangan ini
A9 Positif Tidak Setuju,
Setelah kami melakukan Sangat tidak
perubahan untuk Setuju
mengembangkan
Sangat setuju,
keselamatan pasien, kami
Setuju, Ragu,
mengevaluasi
A13 Positif Tidak Setuju,
keefektifannya
Sangat tidak
Manajemen rumah sakit Setuju
mengembangkan budaya
Dukungan Sangat setuju,
kerja yang berfokus pada
manajemen rumah Setuju, Ragu,
keselamatan pasien
sakit dalam F1 Positif Tidak Setuju,
keselamatan pasien Tindakan manajemen Sangat tidak
rumah sakit Setuju
memperlihatkan bahwa Sangat setuju,
keselamatan pasien adalah Setuju, Ragu,
F8 prioritas utama Manajemen Positif Tidak Setuju,
rumah sakit terlihat antusias Sangat tidak
terhadap keselamatan Setuju
pasien hanya ketika terjadi
Sangat setuju,
kejadian yang tidak
Setuju, Ragu,
diharapkan (KTD)
F9 Negatif Tidak Setuju,
Keselamatan pasien tidak Sangat tidak
Keseluruhan
pernah dikorbankan dalam Setuju
persepsi tentang
menyelesaikan banyak
keselamatan pasien Sangat setuju,
pekerjaan
Setuju, Ragu,
A15 Positif Tidak Setuju,
SPO dan sistem kami sudah
Sangat tidak
baik untuk mencegah
Setuju
terjadinya kesalahan
Sangat setuju,
Hanya suatu kebetulan Setuju, Ragu,
A18 bahwa kesalahan yang Positif Tidak Setuju,
serius tidak terjadi disini Sangat tidak
Setuju
Sangat setuju,
A10 Negatif Setuju, Ragu,
Tidak Setuju,
Sangat tidak
Setuju
Sangat setuju,
Kami punya masalah Setuju, Ragu,
A17 keselamatan pasien di Negatif Tidak Setuju,
ruangan ini Sangat tidak
Setuju
Umpan balik dan Kami selalu diberikan
Selalu, Sering,
komunikasi umpan balik tentang
Jarang, Jarang
kejadian kesalahan C1 perubahan yang terjadi Positif
Sekali, Tidak
berdasarkan laporan
Pernah
kejadian
Kami selalu diinformasikan Selalu, Sering,
tentang kesalahan yang Jarang, Jarang
C3 Positif
terjadi di ruangan ini Sekali, Tidak
Di Ruangan ini kami Pernah
berdiskusi tentang cara Selalu, Sering,
mencegah kesalahan terjadi Jarang, Jarang
C5 Positif
lagi Sekali, Tidak
Keterbukaan Staf bebas berbicara Pernah
komunikasi tentang sesuatu jika hal
Selalu, Sering,
tersebut dapat memberikan
Jarang, Jarang
C2 efek negatif kepada pasien Positif
Sekali, Tidak
Staf bebas untuk
Pernah
menanyakan keputusan
atau tindakan di luar Selalu, Sering,
kewenangannya Jarang, Jarang
C4 Positif
Staf takut untuk Sekali, Tidak
mengajukan pertanyaan Pernah
ketika sesuatu berjalan Selalu, Sering,
tidak semestinya Jarang, Jarang
C6 Negatif
Ketika kesalahan terjadi, Sekali, Tidak
Frekuensi tapi sudah diketahui dan Pernah
pelaporan diperbaiki sebelum
kejadian/ insiden berimbas pada pasien
Selalu, Sering,
(Kejadian Nyaris Cedera/
Jarang, Jarang
D1 KNC), seberapa sering hal Positif
Sekali, Tidak
tersebut dilaporkan Ketika
Pernah
kesalahan terjadi, tapi tidak
potensial mencederai
pasien (Kejadian Potensial
Cedera/ KPC), seberapa Selalu, Sering,
sering itu dilaporkan Jarang, Jarang
D2 Positif
Ketika kesalahan terjadi, Sekali, Tidak
dan dapat mencederai Pernah
pasien, namun tidak terjadi
cedera (Kejadian Tidak
Cedera/ KTC), seberapa
sering terlaporkan Selalu, Sering,
Jarang, Jarang
D1 Positif
Sekali, Tidak
Pernah
Teamwork antar F4 Terjadi kerjasama yang Positif Sangat setuju,
unit dalam rumah baik antar ruangan dalam Setuju, Ragu,
sakit rumah sakit untuk Tidak Setuju,
melakukan tugas bersama Sangat tidak
Ruangan dalam rumah sakit Setuju
bekerja sama dengan baik Sangat setuju,
untuk mewujudkan Setuju, Ragu,
F10 pelayanan terbaik kepada Positif Tidak Setuju,
pasien Sangat tidak
Setuju
Ruangan dalam rumah sakit
Sangat setuju,
tidak berkoordinasi dengan
Setuju, Ragu,
baik satu sama lain
F2 Negatif Tidak Setuju,
Sangat tidak
Sangat sering terjadi
Setuju
ketidaknyamanan saat
Sangat setuju,
bekerja di ruangan lain
Setuju, Ragu,
dalam rumah sakit
F6 Negatif Tidak Setuju,
Sangat tidak
Setuju
Staffing Sangat setuju,
Kami memiliki cukup staf/
Setuju, Ragu,
tenaga untuk menyelesaikan
A2 Positif Tidak Setuju,
beban kerja kami
Sangat tidak
Setuju
Staf di ruangan ini Sangat setuju,
bekerja lewat dari waktu Setuju, Ragu,
A5 kerja, demi memberikan Negatif Tidak Setuju,
pelayanan yang terbaik Sangat tidak
bagi pasien Setuju
Kami menggunakan Sangat setuju,
karyawan tidak tetap Setuju, Ragu,
A7 untuk memberikan Negatif Tidak Setuju,
pelayanan terbaik bagi Sangat tidak
pasien Setuju
Kami bekerja seperti Sangat setuju,
dalam ‘situasi krisis’, Setuju, Ragu,
A14 mencoba melakukan Negatif Tidak Setuju,
pekerjaan yang terlalu Sangat tidak
banyak dan terlalu cepat Setuju
Handoffs (serah Saat melakukan transfer Sangat setuju,
terima) dan pasien antar ruangan Setuju, Ragu,
transisi F3 merupakan kondisi yang Negatif Tidak Setuju,
sangat berisiko untuk Sangat tidak
terjadinya insiden Setuju
Sangat setuju,
Informasi penting pasien Setuju, Ragu,
F5 sering hilang pada saat Negatif Tidak Setuju,
pergantian shift Sangat tidak
Setuju
Sangat setuju,
Masalah sering terjadi Setuju, Ragu,
F7 dalam pertukaran Negatif Tidak Setuju,
informasi antar ruangan Sangat tidak
Setuju
Sangat setuju,
Perubahan shift merupakan Setuju, Ragu,
F11 masalah bagi pasien di Negatif Tidak Setuju,
rumah sakit ini Sangat tidak
Setuju
Respon tidak Apabila terjadi kesalahan,
Sangat setuju,
menyalahkan staf merasa seolah segala
Setuju, Ragu,
terhadap kejadian akibat dari kesalahan
A8 Negatif Tidak Setuju,
kesalahan mereka
Sangat tidak
ditimpakan kepada mereka
Setuju
sendiri
Ketika suatu kejadian Sangat setuju,
dilaporkan, sepertinya inti Setuju, Ragu,
A12 laporannya adalah orangnya, Negatif Tidak Setuju,
bukan pada Sangat tidak
masalahnya Setuju
Sangat setuju,
Staf khawatir jika
Setuju, Ragu,
kesalahannya tercatat dalam
A16 Negatif Tidak Setuju,
catatan kepegawaian
Sangat tidak
Setuju
Sumber : (AHQR, 2004)
BAB III

METODE SURVEY

3.1 Desain dan Definisi Operasional

Secara umum kegiatan ini merupakan penelitian observasional deskriptif, yaitu penelitian

pengamatan (survey) yang mencoba mencari gambaran variabel tanpa melakukan intervensi kepada

target penelitian (Setiadi, 2007). Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional), yaitu

peneliti hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja.

Pengukuran variabel tidak terbatas harus tepat waktu bersamaan, namun mempunyai makna bahwa

setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan

pengukuran (Saryono & Anggraeni, 2012). Adapun definisi operasional dari variable budaya

keselamatan pasien iniadalah sebagai berikut :

DEFINISI HASIL
VARIABEL CARA UKUR ALAT UKUR SKALA
OPERASIONAL UKUR
Budaya Skor rata-rata Dilihat dari Survey Skor total Interval
keselamatan produk dari nilai, hasil survey Budaya jawaban
pasien sikap, persepsi, menggunaka n Keselamatan kuesioner
kompetensi, dan kuesioner Pasien Rumah
pola perilaku dari Sakit, Agency
staf perawat di ruang for Healthcare
rawat inap RS Research and
Khsuus Ibu & Anak Quality, 2004
AnDina Ternate,
yang menentukan
komitmen, gaya dan
kemahiran dalam
manajemen
keselamatan pasien
yang diukur dari
perspektif staf
3.2 Instrumen Survey

Instrumen menggunakan survey budaya keselamatan pasien baru pertama kali digunakan

di RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate pada tahun 2022, yang merupakan adopsi dari Hospital

Survey on Patient Safety Culture Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ). Survey

Budaya Keselamatan Pasien Rumah Sakit diciptakan November 2004, yang didesain untuk

mengidentifikasi opini staf rumah sakit tentang isu keselamatan pasien, kesalahan medikasi, dan

pelaporan kejadian. Survey budaya keselamatan pasien terdiri dari 12 dimensi pertanyaan yang

dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yang dituangkan kedalam 9 bagian pada kuesioner yang telah

dilaksanakn uji validitas dan reliabilitas. (Agency for Healthcare Research and Quality, 2004).

Adapun aturan pengisian kuesioner survey ini adalah sebagai berikut :

1. Survey ini bertujuan untuk mengetahui opini staf mengenai isu keselamatan pasien, kesalahan

medis dan laporan kejadian di lingkungan rumah sakit.

2. Survey ini terdiri dari Sembilan bagian, yang pengisiannya membutuhkan waktu 10-15 menit.

3. Pada bagian A, B, C dan F keterangan pilihan jawaban tertutup adalah sebagai berikut,

1) STS : Sangat Tidak Setuju

2) TS : Tidak Setuju

3) RG : Ragu

4) ST : Setuju

5) SS : Sangat Setuju

4. Pada bagian D keterangan pilihan jawaban tertutup adalah sebagai berikut,

1) TP : Tidak Pernah

2) JS : Jarang Sekali

3) JR : Jarang

4) SR : Sering

5) SL : Selalu
5. Pada bagian E, G dan H pilihan jawaban telah tertera secara jelas.

6. Pada bagian I responden bisa menuliskan jawaban secara terbuka (namun tidak akan dianalisis

secara kuantitatif).

7. Nilai untuk setiap pertanyaan adalah antara rentang 1 sampai dengan 5. Jika pertanyaan positif di

jawab dengan jawaban “selalu” atau “ sangat setuju”, maka nilainya adalah 5. Jika pertanyaan

positif dijawab dengan “tidak pernah” atau “sangat tidak setuju” maka nilainya adalah 1, begitu

pula sebaliknya dengan pertanyaan negatif.

8. Jumlah pertanyaan yang akan dianalisis adalah 44 pertanyaan, sehingga nilai maksimum adalah

44 x 5 = 220 poin, dan nilai minimum adalah 44 x 1 = 44 poin.

3.3 Uji validitas dan reliabilitas Instrumen

Penelitian ini menggunakan instrumen survey budaya keselamatan pasien yang merupakan

adopsi dari Hospital Survey on Patient Safety Culture Agency for Healthcare Research and Quality

(AHRQ). Untuk itu, peneliti tidak melaksanakan uji validitas dan reliabilitas ulang terhadap instrumen

tersebut.
BAB IV

HASIL SURVEY DAN PEMBAHASAN

Survey ini telah dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai dengan tanggal 9

November 2022 dengan melibatkan 289 responden. Adapun hasil survey yang telah dilaksanakan

adalah sebagai berikut :

4.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang akan dijabarkan adalah berdasarkan Profesi, Masa kerja di

rumah sakit, Masa kerja di unit sekarang dan jumlah jam kerja dalam seminggu, adapun hasilnya

adalah sebagai berikut :

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi

Berdasarkan hasil survey 289 responden, maka dapat ditampilkan karakteristik responden

yang mengisi survey budaya keselamatan pasien di RS Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022

berdasarkan profesi adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Karakteristik Responden Yang Mengisi Survey Budaya Keselamatan Pasien di RS


Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022 Berdasarkan Profesi

No Profesi Frekuensi (n) Persentase (%)


1 dokter 20 6,9%
2 perawat 154 53,3%
3 apoteker 9 3,1%
4 asisten apoteker 8 2,8%
5 ahli gizi 15 5,2%
6 Fisioterafis 5 1,7%
7 Analis laboratorium 14 4,8%
8 Perawat gigi 5 1,7%
9 Radiografer 7 2,4%
10 Bidan 15 6,2%
11 Penata Anestesi 2 0,7%
12 Admin dan lain-lain 35 12,1%

Berdasarkan tabel 1 tampak sebagian besar responden merupakan profesi perawat, yaitu

154 orang (53,3%)


4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Di Rumah Sakit.

Berdasarkan hasil survey 289 responden, maka dapat ditampilkan karakteristik responden

yang mengisi survey budaya keselamatan pasien di RS Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022

berdasarkan lama bekerja adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Karakteristik Responden Yang Mengisi Survey Budaya Keselamatan Pasien di RS Ibu Dan
Anak AnDina Ternate tahun 2022 Berdasarkan Masa Kerja Di RS

No Lama Bekerja Frekuensi (n) Persentase (%)


1 < 1 tahun 14 4,8%
2 1-5 tahun 71 24,6%
3 6-10tahun 47 16,3%
4 11-15 tahun 75 25,9%
5 16-20 tahun 29 10%
6 21 tahun atau lebih 46 15,9%

Berdasarkan tabel 2 terlihat sebagian besar responden telah bekerja di RS Ibu Dan Anak
AnDina Ternate selama 11-15 tahun, yaitu 75 orang (25,9%)

4.1.3 Karakteristik Responden Masa Kerja Di Unit Sekarang

Berdasarkan hasil survey 339 responden, maka dapat ditampilkan karakteristik responden

yang mengisi survey budaya keselamatan pasien di RS Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022

berdasarkan masa kerja di unit sekarang adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Karakteristik Responden Yang Mengisi Survey Budaya Keselamatan Pasien di RS Ibu Dan
Anak AnDina Ternate tahun 2022 Berdasarkan Masa Kerja Di Unit Sekarang
No Lama Bekerja Frekuensi (n) Persentase (%)
1 < 1 tahun 18 6,2%
2 1-5 tahun 99 34,2%
3 6-10tahun 61 21,1%
4 11-15 tahun 54 18,7%
5 16-20 tahun 18 6,2%
6 21 tahun atau lebih 34 11,8%

Berdasarkan tabel 3 terlihat sebagian besar responden telah bekerja di RS Khusus Ibu Dan
Anak AnDina Ternate selama 1-5 tahun, yaitu 99 orang (34,2%)
4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jam Kerja

Berdasarkan hasil survey 289 responden, maka dapat ditampilkan karakteristik responden

yang mengisi survey budaya keselamatan pasien di RS Ibu Dan Anak Andina Ternate tahun 2022

berdasarkan jam kerja adalah sebagai berikut :

Tabel 4 Karakteristik Responden Yang Mengisi Survey Budaya Keselamatan Pasien di RS Ibu Dan

Anak AnDina Ternate tahun 2022 Berdasarkan Jam Kerja

No Jam kerja Frekuensi (n) Persentase (%)


1 < 20 jam seminggu 32 11,1%
2 20-39 jam seminggu 96 33,2%
3 40 jam atau lebih seminggu 161 55,7%

Berdasarkan tabel 4 terlihat sebagai besar responden bekerja 40 jam atau lebih dalam

seminggu yaitu 161 orang (55,7%)

4.2. Hasil Budaya Keselamatan Pasien Secara Umum

Secara umum dapat dianalisis skor keseluruhan nilai budaya keselamatan pasien untuk 289

responden adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Ukuran pemusatan skor nilai positive keseluruhan survey budaya keselamatan pasien di RS

Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022

No Ukuran Persentase nilai positif


1 Minimum 36,69%
2 Median 63,27%
3 Maximum 92,41%

Berdasarkan tabel 5 terlihat jika nilai median persentasi nilai positif keseluruhan survey

budaya keselamatan pasien di RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022 adalah 63,27%

Ini membuktikan bahwa RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate berada pada posisi menengah

dalam hal budaya keselamatan pasien.


4.3 Hasil Budaya Keselamatan Pasien Berdasarkan Area

Penjabaran nilai hasil budaya keselamatan pasien berdasarkan area tidak dilakukan

perhitungan persentasenya dikarenakan masih banyak ruangan atau unit kerja yang persentase

pegawai/ karyawanya tidak mengisi kuesioner survey budaya keselamatan. Jumlah karyawan yang

mengisi kuesioner tidak sampai setengah dari jumlah karyawan di unit tersebut, hal ini menyebabkan

pendapat dari responden tidak dapat mewakili pendapat dari satu ruangan atau unit.

Kondisi ini akan menjadi catatan bagi RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate untuk

menelusuri terlebih dahulu faktor yang menyebabkan sebagian karyawan tidak mengisi survey

budaya keselamatan sehingga dapat dijadikan pembelajaran dan perbaikan untuk diterapkan dalam

program keselamatan pasien pada tahun berikutnya.

4.4 Analisis Dimensi Budaya Keselamatan Pasien

Sesuai dengan dimensi instrumen survey budaya keselamatan pasien, maka dari 289

responden dapat dianalisis masing-masing jawaban responden untuk setiap pertanyaan adalah sebagai

berikut :

Tabel 6 Analisis Rata-Rata Skor Masing-Masing Dimensi dan Pertanyaan Survey Budaya

Keselamatan Pasien di RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022

NO FREKUENSI SKOR
SKOR NILAI %
DIMENSI SOA ITEM SOAL POSITIF NILAI
L 1 2 3 4 5 POSITIF
Teamwork Setiap orang saling
dalam unit mendukung satu
A1 sama lain di ruangan 1 5 26 158 98 256 88,88%
kami
Ketika suatu
pekerjaan harus
diselesaikan dengan
A3 cepat, kami bekerja 1 2 25 183 79 262 90,34%
sama sebagai suatu
tim untuk
mengerjakannya
Di ruangan ini, setiap
orang
A4 memperlakukan satu 0 1 30 146 93 239 88,51%
sama lain dengan
hormat
Ketika suatu area di
ruangan ini sibuk,
A11 6 45 43 148 43 191 67,01%
yang lain akan
membantu
Ekspektasi dan Atasan saya
aksi pimpinan mengatakan bagus
dalam ketika beliau melihat
mempromosik B1 pekerjaan diselesaikan 2 28 50 168 31 199 71,32%
an keselamatan sesuai dengan prosedur
pasien keselamatan pasien

Atasan saya sangat


serius menanggapi
B2 saran staf untuk 3 8 42 187 41 228 81,13%
mengembangkan
keselamatan pasien

Ketika ada tekanan,


atasan saya ingin
B3 sekali bekerja cepat, 7 43 46 165 21 186 65,95%
walaupun dengan jalan
pintas

Atasan saya
mengabaikan masalah
B4 keselamatan pasien 5 20 25 188 43 231 82,20%
yang terjadi berulang

Proses belajar Kami selalu aktif


organisasi, bekerja untuk
perbaikan A6 1 4 19 172 84 256 91,42%
meningkatkan
berkelnjutan keselamatan pasien
Setiap kesalahan
menjadikan perbuahan
A9 1 9 19 197 62 259 89,93%
yang baik bagi ruangan
ini
Setelah kami
melakukan perubahan
untuk
A13 mengembangkan 1 4 16 195 61 256 92,41%
keselamatan pasien,
kami mengevaluasi
keefektifannya
Dukungan Manajemen rumah
manajemen sakit mengembangkan
rumah sakit budaya kerja yang
dalam F1 4 23 49 168 43 211 73,51%
berfokus pada
keselamatan keselamatan pasien
pasien
Tindakan manajemen
rumah sakit
memperlihatkan bahwa
F8 3 14 27 174 65 239 84,45%
keselamatan pasien
adalah prioritas utama

Manajemen rumah
sakit terlihat antusias
terhadap keselamatan
F9 pasien hanya ketika 14 79 52 122 16 138 48,76%
terjadi kejadian yang
tidak diharapkan
(KTD)
Keseluruhan Keselamatan pasien
persepsi tidak pernah
tentang A15 dikorbankan dalam 11 54 53 154 10 164 58,15%
keselamatan menyelesaikan banyak
pasien pekerjaan

SPO dan sistem kami


sudah baik untuk
A18 3 28 77 152 20 172 61,42%
mencegah terjadinya
kesalahan

Hanya suatu kebetulan


bahwa kesalahan yang
A10 serius tidak terjadi 9 104 63 94 8 102 36,69%
disini

Kami punya masalah


A17 keselamatan pasien di 8 65 82 106 22 128 45,22%
ruangan ini

Umpan balik Kami selalu diberikan


dan umpan balik tentang
komunikasi C1 perubahan yang terjadi 26 45 107 68 32 200 71,87%
kejadian berdasarkan laporan
kesalahan kejadian
Kami selalu
diinformasikan
C3 tentang kesalahan 18 40 89 92 43 135 48%
yang terjadi di
ruangan ini

Di Ruangan ini kami


berdiskusi tentang cara
C5 6 12 49 110 106 216 76,32%
mencegah kesalahan
terjadi lagi

Keterbukaan Staf bebas berbicara


komunikasi tentang sesuatu jika hal
tersebut dapat
C2 22 27 64 104 70 174 60,62%
memberikan efek negatif
kepada
pasien
Staf bebas untuk
menanyakan
keputusan atau
C4 36 37 86 74 50 124 43,81%
tindakan yang
diambil oleh
atasannya

Staf takut untuk


mengajukan
C6 pertanyaan ketika 10 28 66 72 106 178 63,12%
sesuatu berjalan tidak
semestinya
Frekuensi Ketika kesalahan
pelaporan terjadi, tapi sudah
kejadian/ diketahui dan
insiden diperbaiki sebelum
berimbas pada
D1 33 43 81 87 32 119 43,11%
pasien (Kejadian
Nyaris Cedera/
KNC), seberapa
sering hal tersebut
dilaporkan
Ketika kesalahan
terjadi, tapi tidak
potensial mencederai
D2 pasien (Kejadian 45 64 72 69 27 96 34,65%
Potensial Cedera/
KPC), seberapa sering
itu dilaporkan
Ketika kesalahan
terjadi, dan dapat
mencederai pasien,
D3 namun tidak terjadi 58 57 67 61 32 93 33,81%
cedera (KTC),
seberapa sering
terlaporkan
Teamwork Terjadi kerjasama
antar unit yang baik antar
dalam rumah ruangan dalam
F4 2 4 43 196 37 233 82,62%
sakit rumah sakit untuk
melakukan tugas
bersama
Unit-unit dalam rumah
sakit bekerja sama
dengan baik untuk
F10 3 5 25 183 69 252 88,42%
mewujudkan
pelayanan terbaik
kepada pasien
Antar unit dalam
rumah sakit tidak
F2 berkoordinasi dengan 8 44 51 157 26 183 63,98%
baik satu sama lain

Sering kali tidak


menyenangkan bekerja
F6 dengan staf dari unit 6 19 59 172 29 201 70,52%
lain di RS ini

Staffing
Unit kami memiliki
cukup staf untuk
A2 6 41 38 172 30 202 70,38%
menangani beban
kerja yang berlebih
Karyawan di unit
kami bekerja dengan
waktu yang lebih
A5 20 114 67 67 72 139 40,88%
lama dari normal
untuk perawatan
pasien
Unit kami banyak
menggunakan
tenaga melebihi
A7 25 77 62 105 16 121 42,45%
normal/tambahan
untuk kegiatan
pelayanan pasien
Kami bekerja seolah-
olah dalam keadaan
A14 “krisis”, berusaha 11 54 53 154 10 164 58,15%
bertindak berlebihan
dan terlalu cepat.
Handoffs Bila terjadi
(serah terima) pemindahan pasien
dan transisi
dari unit satu ke unit
lain, pasti
F3 8 47 109 95 15 110 40,14%
menimbulkan
masalah terkait
dengan informasi
pasien
Informasi penting
mengenai pelayanan
F5 pasien sering hilang 8 24 66 140 35 175 64,10%
saat pergantian jaga
(shift)
Masalah sering
timbul dalam
F7 3 33 110 119 17 136 48,22%
pertukaran informasi
antar unit di RS
Pergantian shift
merupakan masalah
F11 5 17 39 174 46 220 78,29%
bagi pasien-pasien di
RS ini.
Respon tidak Karyawan unit kami
menyalahkan sering merasa bahwa
terhadap kejadian
kesalahan yang
kesalahan
A8 mereka lakukan 9 46 44 165 19 184 65,01%
digunakan untuk
menyalahkan
mereka
Bila unit kami
melaporkan suatu
A12 insiden, yang 7 60 40 148 27 175 62,05%
dibicarakan adalah
pelakunya bukan
masalahnya

Karyawan merasa
khawatir kesalahan
yang mereka buat
A16 8 93 45 127 11 138 48,59%
akan dicatat di
berkas pribadi
mereka
Pilih tingkat
keselamatan pasien 22
1 E1 1 33 75 7 230 67,84%
pada unit anda 3

Analisis Rata-Rata Skor Masing-Masing Dimensi dan Pertanyaan Survey Budaya

Keselamatan Pasien di RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022 terdapat 13

dimensi pertanyaan yang persentase nilai positifnya dibawah 50%, hal ini perlu menjadi perhatian

untuk segera ditindak lanjuti.


BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

1. Karakteristik responden sebagian besar responden sebagian besar responden merupakan

profesi perawat, yaitu 154 orang (53,3%), Sebagian besar responden telah bekerja di RS

Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate selama 11-15 tahun, yaitu 75 orang (25,9%), sebagian

besar responden telah bekerja di RS Ibu Dan Anak AnDina Ternate selama 1-5 tahun, yaitu

99 orang (34,2%).

2. Nilai median persentase nilai positif keseluruhan survey budaya keselamatan pasien di RS

Ibu Dan Anak AnDina Ternate tahun 2022 adalah 63, Ini membuktikan bahwa RS Ibu Dan

Anak AnDina Ternate berada pada posisi menengah dalam hal budaya keselamatan pasien.

3. Jika ditelusuri dari masing masing dimensi dan pertanyaan survey budaya keselamatan pasien

yang memiliki persentase nilai positif dibawah 50% maka ditemukan dimensi dan pertanyaan

yang membutuhkan perhatian secara nyata adalah Jumlah pelaporan kejadian (tambahan),

Keseluruhan persepsi tentang keselamatan pasien, Staffing, Respon tidak menyalahkan

terhadap kejadian kesalahan dengan kondisi yang perlu ditingkatkan adalah kondisi dengan

opini :

a. Kesadaran tentang jumlah pelaporan insiden

b. Kesadaran tentang pencegahan terjadinya insiden, karena tidak terjadinya insiden dalam

suatu unit bukan disebabkan oleh kebetulan.

c. Kondisi di ruangan dimana bekerja lewat dari waktu kerja, demi memberikan

pelayanan yang terbaik bagi pasien

d. Jumlah staf/ tenaga untuk menyelesaikan beban kerja RS

e. Penggunaan karyawan tidak tetap untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien
f. Kondisi kerja seperti dalam ‘situasi krisis’, mencoba melakukan pekerjaan yang terlalu

banyak dan terlalu cepat

g. Kekhawatiran staf jika kesalahannya tercatat dalam catatan kepegawaian

5.2 Rekomendasi

1. Kepada manajemen RS Khusus Ibu Dan Anak AnDina Ternate untuk menelusuri terlebih dahulu

faktor yang dapat menyebabkan ketidak seragaman persentase nilai positif budaya keselamatan

pasien di setiap area, sehingga dapat dibuat program spesifik terkait perbaikan-perbaikan dalam

program keselamatan pasien pada tahun brikutnya.

2. Memperbaiki kondisi dibawah ini (dengan membuat keputusan/ langkah langkah strategis) :

a. Kesadaran tentang jumlah pelaporan insiden

b. Kesadaran tentang pencegahan terjadinya insiden, karena tidak terjadinya insiden dalam

suatu unit bukan disebabkan oleh kebetulan.

c. Kondisi di ruangan dimana bekerja lewat dari waktu kerja, demi memberikan

pelayanan yang terbaik bagi pasien

d. Jumlah staf/ tenaga untuk menyelesaikan beban kerja RS

e. Penggunaan karyawan tidak tetap untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien

f. Kondisi kerja seperti dalam ‘situasi krisis’, mencoba melakukan pekerjaan yang terlalu

banyak dan terlalu cepat

g. Kekhawatiran staf jika kesalahannya tercatat dalam catatan kepegawaian

Anda mungkin juga menyukai