Terkadang mengeringkan luka manusia yang nyawa dan
cintanya telah habis di tengah jalan ialah suatu hal yang harus ku garap untuk waktu yang cukup lama. Aku tak mempunyai seorang lelaki asing manapun yang mampu ku cintai dengan sungguh. Begitu juga sebaliknya, aku ialah biduan gila berkedok remaja 15 tahun. Yang menggila karena keras kepala dan kotor kasar yang telah terpatri dan menjadi bagian dariku. Namun, aku selalu teralir deras di sebuah dataran tinggi yang siap jatuh ke pelukan manusia yang sedang berkunjung ke dataran yang lebih rendah. Aku harus selalu mempunyai wadah untuk mencintai orang lain. Bukan, bukan cinta yang tumbuh karena saling menatap dalam dan bergejolak hatinya karena kekasih idamannya telah hadir di depan mata, Namun cinta yang tumbuh sebab mendengar peluh keringat ‘dariku untukmu dan darimu untukku’ untuk hidup sampai pada detik ini. Sampai aku melihat rupa wajahmu yang sayu dan redup sehabis perang melanda. Sampai kau mampu bercerita semua sakitmu.
Aku ialah sebuah aliran air yang cukup deras melebihi
ombak Laut Selatan. Aku tak membutuhkan wadah sebesar samudra sedunia untuk menampung cinta seluas samudra dariku. Cukup sediakan seorang yang mampu menjadi wadah cintaku. Sediakan seorang yang juga mampu ku terima cintanya. Yang cintanya seakan menghilangkan tanda tanya, “Aku bisa merasa dicintai atau tidak?” Akhir-akhir ini aku telah menemukannya. Ia 3 dari miliaran orang di dunia. Perang besar-besaran telah berlalu dengan badai kencang yang melanda hatinya. Bukan, ini juga bukan narasi untuk menyatakan cinta dan merayakan kekasihku yang tak kunjung datang.
Aku ialah sebuah aliran air yang cukup deras. Saking
derasnya, tiada satupun manusia yang mampu menerima semua deras dan badaiku. Tiada juga yang mampu mencintaiku sederas aliran air yang telah menjadi bagian dariku. Entah belum pantas merasa dicintai, Atau memang dunia ini tak pantas ku singgahi, dengan cinta seluas samudra. Atau memang dunia telah menghilangkan rasa cinta pada setiap manusia didalamnya. Atau memang dunia telah menghapus warna putih suci yang dulunya menyeimbangkan hitam yang terlalu gelap dan keruh. Atau memang dunia telah menyembunyikan wadah untuk setiap orang yang cintanya telah berjatuhan tanpa seorang pun mengambil. Atau memang, dunia telah mematikan orang-orang yang cintanya telah penuh sejak nyawanya masih utuh dan menyala.