Proposal PDD Penelitian Disertasi Doktor Hibah Dik
Proposal PDD Penelitian Disertasi Doktor Hibah Dik
net/publication/322697994
CITATIONS READS
0 30,946
1 author:
Dini Safitri
Jakarta State University
202 PUBLICATIONS 131 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Dini Safitri on 06 February 2019.
USULAN
PENELITIAN DISERTASI DOKTOR
h. Sernester ke VI
PT Peryelenggara Universitas Indonesia
Progranr Doktor Pascassariana I lmtt KomLrnikasi LJI
Narna Promotor Prof'. Sasa Djuarsa Sendja.ia, Ph.D
NIDN Promotor 0008044902
Biaya yang diusulkar Rp50.000.000
Ketua Perreliti.
Zid, M.Si
112.199403. 1.002 N I P. 1 9 84.0 206.20 12.02.2.002
Menyetujui,
Lembaga Penelitian
fina, M.Si
0l 99403 I 00
ii
1. Judul Penelitian : Wacana Islam Nusantara di Kalangan Elit Intelektual NU dan HTI
(Analisis Retorika dan Tindak Tutur Islam Nusantara pada Web Resmi NU dan HTI)
2. Tim Peneliti
No Nama Jabatan Bidang Instansi Alokasi
Keahlian Asal Waktu
(Jam/Minggu)
1 Dini Safitri Ketua Retorika UNJ
2 Sasa Djuarsa Sendjaja Anggota Media Studies UI
3 Ibnu Hamad Anggota Media Studies UI
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................... 1
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7
BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................ 11
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ......................................... 16
4.1. Anggaran Biaya ...................................................................................... 16
4.2. Jadwal Penelitian .................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... iii
LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian ................................................ iv
Lampiran 2. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian ............................. vi
Lampiran 3. Surat Keterangan Promotor ...................................................... vii
Lampiran 4. Biodata Penelitian ..................................................................... viii
Lampiran 5. Surat Pernyataan Penelitian ...................................................... xii
1
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui retorika argumentasi Islam Nusantara
di web resmi NU dan HTI. Islam Nusantara menjadi retorika yang diperdebatkan di
kalangan organisasi massa Islam, setelah pidato pembukaan oleh Presiden Joko Widodo
dalam kongres alim ulama NU, yang merupakan kongres pembuka sebelum Muktamar
NU ke 33. Sebelum Muktamar NU ke 33, NU membuat banyak retorika tentang Islam
Nusantara, yang merupakan tema dari Muktamar di Media baru. Sayangnya retorika
Islam Nusantara tersebut, tidak ditafsirkan secara positif oleh organisasi-organisasi
Islam lainnya. HTI adalah salah satu organisasi Islam yang menolak retorika Islam
Nusantara. Retorika penolakan tersebut disampaikan di web resmi HTI. Penelitian ini
memakai teori analisis teks retorika dan tindak tutur, untuk dapat menganalisa gambaran
dari situasi retorika Islam Nusantara di media baru. Metode penelitian ini adalah situasi
retorika Bitzer, dan model retorika argumentasi Toulmin. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perbedaan dalam perspektif, menghasilkan perbedaan dalam tindak tutur, dan
retorika di media baru.
Untuk dapat menyelesaikan disertasi tepat waktu, maka penulis akan membuat
rencana kegiatan berupa perbaikan proposal, turun lapangan, bimbingan, mengadakan
coloquium hasil penelitian untuk menampung saran dan masukan dari hasil penenlitian
yang telah dilakukan, melakukan perbaikan hasil colloqium, bimbingan, maju sidang
tertutup, perbaikan, dan siap melaksanakan promosi doktor, perbaikan dan meminta
lembar pengesahan. Dalam masa bimbingan dan perbaikan, penulis juga mengirimkan
tulisan disertasi ke konferensi internasional, yang hasil dari konferensi tersebut, dimuat
dalam jurnal internasional yang terindeks scopus. Untuk itu, penulis menargetkan akan
lulus dalam waktu tiga tahun atau enam semester.
Kata kunci: retorika, argumentasi, media baru, toulmin model, analisis teks
BAB 1. PENDAHULUAN
Retorika Islam Nusantara menjadi wacana yang diperbincangkan di media baru,
usai pidato sambutan Jokowi pada pembukaan musyawarah nasional (munas) alim
ulama Nahdlatul Ulama (NU) di Masjid Istiqlal. Dalam pidatonya, Jokowi menyatakan
dukungannya secara terbuka atas model Islam Nusantara. Dukungan Jokowi tersebut,
banyak menuai pro dan kontra. Pihak yang kontra menginterpretasikan bahwa wacana
Islam Nusantara versi Jokowi tersebut akan menjadikan Islam dan umat Islam mengabdi
kepada kepentingan asing yang menginginkan umat Islam terpecah belah. Pidato
tersebut dinilai mengandung muatan, agar umat Islam tidak menuntut penerapan syariah
Islam, tidak mengkritik Zionis-Israel yang sebelumnya dianggap sebagai negara rasis
untuk rakyat Palestina, dan penerapan toleransi lain yang melawan arus pemikiran Islam
mayoritas. Kemudian, tak selang berapa lama, retorika Islam Nusantara yang juga
mendapatkan kritik, adalah pernyataan dari Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin,
yang mengajak umat Islam menghormati orang yang tidak berpuasa. Tafsiran Menteri
2
agama tersebut dinilai melawan logika Islam mayoritas. Menteri Agama (Menag)
seharusnya mengajak yang tidak berpuasa menghormati orang puasa, bukan
sebaliknya1.
Sebelum pernyataan Menag, praktik retorika Islam Nusantara yang lain, juga
banyak dikecam di media baru, adalah pembacaan Al-Qur’an dengan langgam Jawa
pada pada acara Peringatan Isra’ Mi’raj di Istana Negara, dan dilanjutkan dengan acara
“Ngaji Qur’an Langgam Jawa & Pribumisasi Islam” yang digelar oleh Majlis Sholawat
GUSDURian di Pendopo Hijau Yayasan LKiS di Sorowajan (Rabu, 27/05/2015).
Menurut pihak yang kontra, mereka menuturkan bahwa pembacaan Al Qur’an dengan
langgam Jawa merupakan perbuatan sinkretisme yang dilarang agama, karena
mencampur adukan antara ajaran Islam dengan ajaran non Islam2.
Sementara itu, pendukung pemerintah, menuturkan argumentasi, bahwa Islam
Nusantara adalah sebuah gagasan akulturasi Islam. Nilai-nilai tertentu dalam Islam
”disesuaikan” dengan budaya Nusantara, merupakan hal yang diperbolehkan.
Alasannya, ketika Islam masuk ke Indonesia, sudah ada budaya yang terlebih dahulu
tumbuh subur. Karena itu, tidak seharusnya budaya tersebut dihilangkan begitu saja.
Islam yang tumbuh di Nusantara adalah Islam khas Nusantara dengan berbagai pernik
budayanya yang berbeda dari Islam jazirah Arab3. Alasan tersebut tidak diterima oleh
kubu yang berbeda. Kubu kontra, menyakini bahwa Islam adalah ajaran yang utuh,
sempurna dan sekaligus murni. Mereka juga menyakini tidak boleh ada tambahan
pernik-pernik budaya atau nilai lokal ke dalam ajaran Islam, karena akan menodai
kemurnian Islam yang berfondasi tauhid. Dalam prinsip tauhid, sinkretisme tidak
diberi tempat. Pemurnian akidah menjadi hal yang mutlak.
Diantara keduanya, ada pihak ketiga yang berargumen bahwa definisi Islam
Nusantara ala Jokowi belum jelas. Secara umum, ditafsirkan sebagai Islam yang lebih
toleran pada tradisi Nusantara, yang dalam hal ini, hanya dibaca sebagai Jawa. Hal
tersebut menjadikan Islam Nusantara adalah Islam yang dicap sebagai sinkretis, karena
1
Dinda. 2015. Di Indonesia : Dari Gerakan JIL dan Kemudian Lahir JIN. Ditulis 17 Juni 2015.
http://www.voa-Islam.com/read/indonesiana/2015/06/17/37671/di-indonesia-dari-gerakan-jil-dan-
kemudian-lahir-jin/#sthash.Vs3EEiVY.dpbs
2
Abdullah Al-Mustofa. 2015. Deklarasi Agama “Islam Nusantara”. Ditulis 8 Juni 2015,
http://www.hidayatullah.com/artikel/ghazwul-fikr/read/2015/06/08/71527/jin-Islam-Nusantara-dan-neo-
liberalisasi-2.html
3
Dhimam Abror Djurai. 2015. Perdebatan Atribut Islam Nusantara ala Jokowi. Ditulis 21 Juni 2015.
http://www.jpnn.com/read/2015/06/21/310822/Perdebatan-Atribut-Islam-Nusantara-ala-Jokowi-
3
penerimaannya terhadap unsur-unsur budaya Jawa yang kental dengan warna Hindu
dan Buddha4. Perdebatan antara pro dan kontra terhadap Islam Nusantara ini meluas
pada media baru. Elit Intelektual NU sebagai penggagas ide Islam Nusantara, terus
menyosialisasikan ide Islam Nusantara versi NU, terutama pada web resmi NU.
Berlawanan dengan elit intelektual NU, elit intelektual HTI, mengambil posisi yang
menentang praktik retorika Islam Nusantara versi Pemerintah Jokowi, karena dinilai
kontroversi dengan nilai-nilai Islam yang mereka pahami. Oleh karena itu, elit
intelektual HTI juga membuat sejumlah retorika mengapa menolak Islam Nusantara.
Disinilah yang menarik untuk ditelaah lebih lanjut, bagaimana tindak tutur elit
intelektual NU dan HTI dalam menghadapi situasi retorika Islam Nusantara. Situasi
Islam Nusantara, menurut pengamatan penulis, memiliki kendala yang tidak mudah,
karena adanya adu argumentasi di media baru. Perang retorika terjadi antara pihak yang
pro dan kontra terhadap retorika Islam Nusantara, khususnya dalam menyikapi bentuk
perilaku dari hasil interpretasi dari praktik Islam Nusantara ala pemerintahan Jokowi.
elit intelektual NU sebagai penggagas Islam Nusantara, akankah menyetujui tanpa
syarat akan bentuk perilaku pemerintahan Jokowi, yang katanya akan mempraktikan
Islam Nusantara dalam pemerintahannya? Akankah elit intelektual HTI tetap menolak
praktik Islam Nusantara yang dipraktikan oleh pemerintahan Jokowi? Oleh karena itu,
peneliti tertarik memakai teori tindak tutur, situasi retorika, dan model argumentasi
untuk mengetahui cara kerja media baru memproduksi retorika, khususnya mengenai
Islam Nusantara.
Retorika adalah metode yang dipakai untuk memahami situasi retorika,
khususnya situasi retorika pada saat ini, dan bagaimana retorika dapat bekerja lebih baik
pada esok hari. Hal yang membuat saya tertarik mempelajari retorika Islam Nusantara
dari elit intelektual NU dan HTI adalah mempelajari ide dasar dari Islam Nusantara,
langsung dari penggagasnya, yaitu elit intelektual NU, serta mempelajari mengapa ada
organisasi Islam lain yang secara frontal tegas menolak dalam situs resminya. Untuk
mempelajari hal tersebut, peneliti ingin melihat NU dan HTI dari tiga dimensi untuk
diteliti, yaitu memahami NU dan HTI sebagai wacana masa lalu, sekarang, dan masa
depan. Hal tersebut berhubungan dengan retorika, dimana penggunaan retorika adalah
untuk menghasilkan tindak tutur yang dapat melakukan pemberdayaan masyarakat
4
Ibid
4
dalam hal yang bersifat emansipatoris. Bukan mempelajari retorika hanya sebagai teori
yang berseberangan dengan praktik. Hal ini menjadi tantangan besar bagi peneliti untuk
dapat merumuskan teori retorika yang dapat menjadi teori perilaku.
Penelitian ini bertujuan untuk mencaritahu sejauhmana situasi dimanfaatkan
dalam memproduksi retorika Islam Nusantara dalam tindak tutur di media baru. Bagian
mana saja dari situasi retorika yang dimanfaatkan oleh NU dan HTI dalam
memproduksi retorika Islam Nusantara di media baru. Bagaimana cara mereka
melakukan perencanaan untuk menyusun retorika Islam Nusantara yang akan
disebarkan di media baru, dan bagaimana cara mereka menggunakan situasi untuk
membuat perubahan dari urgensi, penonton dan kendala, guna mencapai tujuan
perencanaan dengan memanfaatkan media baru? Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
mengkaji dan meneliti retorika Islam Nusantara di media baru, dengan melakukan studi
situasi retorika argumentasi, dengan berlandaskan pada tindak tutur yang tertuang dalam
teks web resmi NU dan HTI mengenai Islam Nusantara.
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tindak tutur Islam Nusantara yang diproduksi oleh elit intelektual
NU dan HTI di Web Resmi
2. Mengetahui cara elit intelektual NU dan HTI memanfaatkan momentum situasi
retorika untuk memproduksi retorika argumentasi Islam Nusantara
3. Membuat model wacana Islam Nusantara dalam retorika argumentasi elit
intelektual NU dan HTI dalam teks kolom Web Resmi
Peneliti berharap penelitian ini bermanfaat untuk menjelaskan situasi retorika
argumentasi Islam Nusantara di media baru. Berdasarkan tujuan penelitian di atas,
peneliti berharap dapat membuat teori atau model wacana baru, dari hasil
pengembangan dan penggabungan teori dan model yang peneliti pakai dalam penelitian
ini, yaitu situasi retorika, tindak tutur, dan model retorika argumentasi.
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengembangkan lebih lanjut
penggunaan media baru untuk mencari tahu gambaran retorika dan tindak tutur
organisasi masyarakat (ormas) Islam mengenai wacana yang diusung kelompoknya.
Sebagaimana diketahui, Indonesia yang penduduknya mayoritas beragama Islam,
memiliki banyak ormas Islam yang masing-masing mengusung wacana kelompoknya.
Argumentasi apa yang yang dipakai? bagaimana tindak tutur dalam memproduksi
5
retorika dalam media baru? dijadikan kriteria untuk membangun model wacana dari
retorika Islam Nusantara di media baru.
Dari segi sosial, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu studi yang
membawa manfaat sosial, seperti memperkaya wacana dalam pendidikan politik dan
sosial yang emansipatoris, khususnya untuk native democracy, untuk bisa membaca dan
menginterpretasikan komunikasi politik dan sosial yang pesannya disampaikan dengan
retorika dalam konteks wacana keIslaman di media baru.
Dari segi metodologis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya metode
analisis wacana dan retorika, khususnya dalam tindak tutur ormas Islam Indonesia di
media baru. Dan dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi
kepada pemerintahan, beserta elemen pendukungnya, khususnya ormas Islam sebagai
komunikator politik dan sosial, untuk dapat membangun retorika dan komunikasi politik
yang berbasis budaya emansipatif. Menumbuhkan budaya emansipatif, dapat dipercepat
dengan memproduksi retorika emansipatif yang memberikan kesempatan kepada warga
untuk berkemauan dan berinisiatif serta berpatisipasi dalam membantu kegiatan ormas
Islam sebagai mitra pemerintah, sehingga terwujud kemashlahatan umat yang dikelola
oleh iklim pemerintahan demokratis dengan ciri khas Nusantara.
Adapun rencana capaian dalam penelitian ini adalah seperti tampak pada tabel
berikut:
Tabel 1. Kesesuai luaran yang ditargetkan
No Jenis Luaran Indikator Capaian
1 Publikasi ilmiah Internasional Bereputasi Published
Nasional Terakreditasi
2 Pemakalah dalam temu Internasional Sudah dilaksanakan
ilmiah Nasional
3 Teknologi Tepat Guna Penerapan
4 Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa Sosial Penerapan
5 Tingkat Kesiapan Teknologi Skala 3
dan model mengenai retorika Islam Nusantara dari hasil interpretasi terhadap teks
kolom NU dan HTI di Web Resmi.
Teori tindak tutur Austin digunakan dalam penelitian ini, karena kemampuannya
dalam mengambarkan realitas, melalui praktek linguistik dalam situasi dimana orang
menggunakan bahasa untuk mencapai tujuan. Berdasarkan situasi tersebut, tindak tutur
dibedakan berdasarkan ujaran. Ujaran tersebut berbeda-beda, berdasarkan interaksi
antara penutur dalam situasi dan tempat tertentu5. Diantara sekian banyak situasi dalam
berbagai bentuk tindak tutur, terdapat situasi retorika, dimana penutur dihadapkan pada
suatu ujaran yang mengandung tindakan retorika yang mempertimbangkan aspek situasi
retorika. Pada penelitian ini, elit intelektual NU dan HTI memproduksi tindak tutur
karena ada urgensi dari situasi retorika, mengenai Islam Nusantara, sebagai istilah yang
penting bagi umat Islam Indonesia dalam interaksi sehari-hari.
Peneliti memakai teori situasi retorika agar dapat mengetahui situasi retorika
yang dialami oleh elit intelektual NU dan HTI di Web Resmi. Dari situasi retorika
tersebut, peneliti dapat mengidentifikasi wacana yang diproduksi elit intelektual NU dan
HTI di Web Resmi. Wacana tersebut disampaikan dalam bentuk teks pada Kolom.
Teori situasi retorika digunakan sebagai analisis awal untuk melihat konteks dimana elit
intelektual NU dan HTI melakukan retorika dalam bentuk perdebatan argumentasi di
media baru yang diproduksi lebih banyak, disebarkan lebih sering dan jangkaun
keterhubungannya lebih luas.
Sebagai suatu disiplin, situasi retorika menyediakan prinsip-prinsip, konsep, dan
prosedur mengenai perubahan pada kenyataannya, seperti yang paparkan di atas. Jadi
retorika bukan hanya persuasi, ia memiliki objek yang sah untuk diinvestigasi, dan
memiliki surat perintah filosofis sebagai disiplin praktis, termasuk situasi retorika di
dalam memproduksi wacana. Berikut gambaran dari segitiga konsep situasi retorika:
Subject
5
Louise Cummings. 2007. Pragmatik, Sebuah Perspektif Multidisiplinere. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
6
Wayne Booth. 2010. The Rhetorical Stance dalam College Composition and Communication, vol.14
Issue 3
7
Menurut Bitzer, situasi retorika terjadi untuk menanggapi sebuah urgensi atau
masalah, atau sesuatu yang tidak semestinya. Karakteristik lain, adalah penonton, atau
orang-orang yang mampu mempengaruhi yang urgensi dalam beberapa cara. Lalu,
kendala dalam situasi positif dan negatif, sebagai faktor-faktor yang menghambat atau
meningkatkan hal yang mempengaruhi urgensi penonton. Situasi retorika memproduksi
wacana, pesan, atau simbol yang digunakan untuk mengatasi kendala tersebut;
bagaimana urgensi itu dibangun, dibuat, dan ditujukan; serta mencari tahu faktor yang
lebih besar pengaruhnya dalam menciptakan situasi retorika, apakah konteks historis,
ekonomi, budaya, atau simbolik?7
Setelah konteks diketahui, untuk memperoleh makna dan karakter retorika,
maka diperlukan telaah mengenai tindak tutur elit intelektual NU dan HTI. Apakah
retorika argumentasi yang diproduksi elit intelektual NU dan HTI merupakan tindakan
lokusi, ilokusi atau perlokusi. Telaah tersebut, kemudian dipertajam dengan
menggunakan model retorika argumentasi Toulmin. Peneliti menggunakan model
argumentasi Toulmin untuk menemukan bagaimana strategi argumentatif elit
intelektual NU dan HTI mempekerjakan bahasa, bagaimana tingkat argumen elit
intelektual NU dan HTI merangkai narasi dalam paragraf sehingga tersusun menjadi
teks pada kolom. Analisis ini digunakan untuk dapat menilai seberapa efektif atau tidak
sebuah argumen. Karena metode Toulmin tidak hanya, mencari tahu tingkat efektivitas
sebuah argumen, tapi juga berusaha mengkritisi argumen itu sendiri. Metode Toulmin,
membaca teks dengan membagi argumen menjadi bagian-bagian yang berbeda, terdiri
atas klaim, alasan, dan bukti, sehingga kita bisa membuat penilaian seberapa baik
bagian-bagian tersebut bekerja sama8.
Teori wacana pedagogi yang dikemukan Basil Bernstein, yaitu kelas, kode dan
kontrol, dipakai untuk menjelaskan fenomena dibalik ide retorika Islam Nusantara,
sebagai dasar pembuatan retorika dan cara efektif untuk menyebarluaskan retorika.
Kelas dan Kode merupakan tempat dimana ide itu muncul, di diskusikan, di buat
teorisasinya dan siap untuk dimunculkan dalam bentuk retorika. Sedangkan kontrol
7
S. K. Foss, & K. A. Foss. 2003. Inviting transformation: Presentational speaking for a changing world.
Prospect Heights, IL: Waveland.
8
David Hitchcock, Verheij, dan Bart (ed). 2006. Arguing on the Toulmin Model: New Essays in
Argument Analysis and Evaluation. Spinger
8
dilakukan dalam mekanisme agar retorika tersebut tetap asli sesuai ide kemunculannya,
sekaligus sebagai alat evaluasi efektivitas retorika yang telah disebarluaskan.
Dengan menggunakan penggabungan konsep, teori dan model di atas, besar
harapan peneliti, melalui penelitian ini akan diperoleh pemahaman yang mendalam
tentang wacana retorika argumentasi ormas Islam, khususnya mengenai retorika Islam
Nusantara yang diproduksi dan disebarluaskan oleh elit intelektual NU dan HTI di Web
Resmi. Diharapkan, untuk selanjutnya dapat dihasilkan sebuah teori atau model baru
dari hasil pengembangan teori dan model yang telah dikemukakan di atas.
Pengembangan tersebut diharapkan dapat menjelaskan model retorika Islam Nusantara
yang digunakan dalam komunikasi politik dan sosial Indonesia di media baru,
khususnya dalam memproduksi wacana politik dan sosial yang emansipatoris. Berikut
adalah kerangka konsep yang peneliti rencanakan untuk mendapatkan gambaran di atas:
Melalui konsep di atas, peneliti ingin menjelaskan situasi retorika yang terjadi di
media baru, mengenai teks, yang dibuat oleh elit intelektual NU dan HTI mengenai
retorika Islam Nusantara yang dimuat di web resmi. Tindak tutur perlokusi, sebagai
tingkatan yang berada dalam tujuan retorika, yaitu menggunakan simbol manusia secara
persuasif untuk mempengaruhi orang-orang disekitar, tidak selamanya berjalan sesuai
dengan kehendak penutur, karena dihadapkan dengan kendala dari situasi retorika.
Diharapkan dengan konsep ini, peneliti dapat memaparkan secara baik, makna di balik
data yang ditampilkan elit intelektual NU dan HTI, yaitu konstruksi wacana pedagogi
yang dituturkan oleh elit intelektual NU dan HTI, sekaligus mengembangkan teori
retorika yang sebelumnya sudah dikemukakan oleh Toulmin. Sebelumnya, penelitian
mengenai media baru sebagai media yang efektif untuk komunikasi politik dan sosial
telah banyak dilakukan, namun belum ada yang meneliti mengenai retorika Islam
Nusantara yang dilakukan elit intelektual NU dan HTI dengan menggunakan media
baru.
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengambarkan mengenai situasi politik dan
sosial masyarakat mempengaruhi tindak tutur di media baru, khususnya tindak tutur
lewat metode retorika mengenai suatu konsep yang dieksplikasikan oleh berbagai
kalangan pejabat pemerintahan dan elit intelektual ormas Islam terbesar di Indonesia
(NU), yang dirumuskan melalui kegiatan wacana pedagogi, namun ternyata dinegasikan
oleh ormas Islam lain (HTI), yang secara jumlah tidak besar, namun aktif di media baru
dalam bentuk beragam publikasi dan kegiatan yang dikemas dengan gaya intelektual
dan memuat unsur wacana elit intelektual, dan juga berasal dari konstruksi wacana
pedagodi yang mereka pakai.
Berdasarakan paparan penelitian yang telah dijabarkan di atas, peneliti tertarik
untuk meneliti retorika Islam Nusantara, yang dibuat elit intelektual NU dan HTI di
media baru, yaitu web resmi. Melalui pengembangan model retorika argumentasi
Toulmin, adapun rancangan kebaruan yang saya tawarkan adalah mengembangkan
model argumentasi politik dan sosial di media baru, khususnya dalam situasi retorika di
media baru, dengan mengembangkan wacana elit intelektual. Dimana dalam
membangun klaim tindak tutur di media baru, dibutuhkan sinergi antara klaim-ground-
warrant, serta dapat memanfaatkan situasi retorika melalui kehadiran banyaknya
followers, yang memiliki pemahaman yang sama, dengan klaim yang dibuat oleh
10
penulis kolom, sehingga tercapai tindak tutur perlokusi, seperti yang dikonsep oleh elit
intelektual (penulis kolom).
9
N. Denzin, & Lincoln, Y. Eds. 2011. Handbook of qualitative research, 4th ed. Thousand Oaks, CA:
Sage.
10
Ibid
11
untuk mengulas elemen sebab akibat dari peristiwa sosial, maka pesan dapat
diklasifikasikan, pertama sebagai informasi sosial, dan juga topik utama. Pesan yang
beredar secara online dikategorikan. Penyusunan kategori dikelompokkan berdasarkan
tingkat dari keterlibatan dan aktivitas interaksi.
Pengumpulan data retorika terus dilakukan selama tersedia wawasan baru
tentang topik penting yang dibicarakan. Kekuatan retorika adalah ikatan partikularistik
kelompok online tertentu dalam penyataan yang mereka buat secara online. Oleh karena
itu, kesimpulan diambil dari pesan deskriptif yang diinterpretasikan dengan kedalaman
analisis dan wawasan. Wawasan di dapat dari pengembangan tulisan pada catatan
lapangan reflektif. Catatan lapangan, digunakan peneliti untuk merekam pengamatan
tentang teks, sanggahan, peristiwa, kondisi dan emosi pribadi yang terjadi selama
penelitian. Catatan ini berisi refleksi sebagai alat untuk mengontekstualisasikan data dan
merupakan prosedur yang direkomendasikan. Namun, penelitian retorika juga dapat
dilakukan dengan hanya menggunakan observasi dan download dokumen, tanpa
menulis catatan lapangan tunggal11.
Analisis data dimulai bersamaan dengan pengumpulan data. Peneliti
mengontekstualisasikan data online, dengan menggunakan software analisis kualitatif
dapat mempercepat koding, analisis isi, menghubungkan data, penyajian data, sampai
membuat bangunan teori atau model baru yang di dapat dari hasil penelitian. Dalam
melakukan klasifikasi dan pengkodean data, peneliti melibatkan penjelasan makna
simbolik untuk membangun kejelasan interpretasi, yang dianalisis dengan model
argumentasi Toulmin. Unit analisis utama retorika bukan pada orang, tetapi perilaku
atau tindakan. Tindakan dalam bentuk postingan teks dalam media baru adalah aksi
sosial sebagai tindak tutur12.
Dalam penelitian ini, peneliti juga memasukan model retorika argumentasi
Toulmin sebagai metode analisis data untuk menganalisa teks kolom elit intelektual
622dalam web resmi NU dan HTI. Model analisa Toulmin, terdiri dari: klaim,
dukungan, asumsi, surat perintah, kualifikasi dan bantahan. Namun dalam analisis pada
penelitian ini, peneliti hanya mengambil tiga bagian dari logika Toulmin, yaitu waran,
ground, dan klaim. Ketiganya merupakan lay out argumen yang digunakan Toulmin
untuk menafsirkan, adanya 'kepentingan' dibalik teks. Penggunaan simbol (waran),
11
Daniel Miller dan Don Slater. 2000. The Internet: An Ethnographic Approach. Oxford: Berg
12
Ibid
12
memiliki latar belakang (ground), guna mencapai suatu tujuan (klaim). Metode ini
digunakan untuk merangkaikan unsur linguistik pada wacana, bersamaan dengan unsur
non linguistik, untuk mewacanakan kegiatan, pandangan, dan identitas. Bentuk non
lingusitik ini dapat berupa kepentingan ideologi, politik, ekonomi, dan sebagainya.
Komponen lingusitik ini juga membedakan cara bereaksi, berinteraksi, berperasaan,
kepercayaan, penilain satu komunikator dari komunikator lain dalam mengenali atau
mengakui diri sendiri dan orang lain.
Dalam penggunaan argumen, Toulmin merujuk pada forum argumentasi, yang
merinci kontekstual 'berdebat' sebagai suatu kegiatan. Ormas Islam NU dan HTI
menggunakan web resmi di media baru dengan tujuan mengusulkan gagasan ormas
Islam NU dan HTI yang dinilai sebagai gerakan sosial baru yang lebih mudah dipahami.
Untuk itu, model Toulmin ini digunakan untuk penilaian argumen ormas Islam NU dan
HTI di web resmi.
Sementara itu, metode retorika digunakan untuk menyelidiki keabsahan dan
validasi data penelitian ini, dengan melakukan observasi terhadap perilaku verbal dan
non verbal ormas Islam NU dan HTI. Elit intelektual NU dan HTI sebagai pengguna
media baru, mengonstruksi sejumlah gagasan yang diungkapkannya selama
berlangsungnya proses komunikasi media baru. Bagaimana mereka mengungkapkan
nilai-nilai, baik pro maupun kontra, yang digunakan dalam retorika argumentasi di
media baru. Untuk menganalisis bidang interaksi sosial pada web resmi, metode
retorika digunakan peneliti, untuk mengkaji kelompok dan hubungan mereka satu sama
lain. Karena, metode retorika menyediakan prosedur intropeksi yang mengabungkan
perilaku, isi, dan nilai dalam bentuk pesan, berupa analisis interaksi yang
ditranskripkan, analisis observasi terhadap interaksi, analisis naratif, dan analisis
stereotip tentang sistem konstruk pribadi dan uraian bebas tentang orang-orang pada
situasi.
Peneliti mengunakan metode ini untuk menganalisis teks kolom mengenai Islam
Nusantara yang diproduksi elit intelektual NU dan HTI di web resmi, dengan
memfokuskan perhatian terhadap perilaku verbal, isi dan nilai, dalam bentuk pesan yang
merekam waktu interaksi, komentar tentang gagasan yang diungkapkan secara
linguistik, nilai yang diekspresikan terhadap ide (pro dan kontra), dan alokasi gagasan
13
Islam Nusantara terhadap diri penulis teks, orang lain, kelompok, situasi, masyarakat
dan ideologi.
Triangulasi data dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, seperti
melakukan observasi terhadap teks kolom elit intelektual, yang dimuat di web resmi
ormas Islam NU dan HTI, terkait dengan retorika Islam Nusantara. Peneliti
menganalisis isi dari tindak tutur elit intelektual NU dan HTI, dalam bentuk tanda
share, dan komentar yang muncul dalam web resmi ormas Islam NU dan HTI. Dalam
komentar, penulis akan menganalisis semua komentar yag muncul, baik dari elit
intelektual NU dan HTI sebagai admin, dan juga pengunjung web.
Dalam penelitian ini, metode retorika akan digunakan untuk mengeksplorasi dan
menganalisis beberapa makna dan simbol yang digunakan oleh elit intelektual NU dan
HTI di media baru, yaitu web resmi, untuk mencapai tujuan politik dan sosialnya,
dengan mengusung retorika Islam Nusantara. Elit intelektual NU dan HTI memanfatkan
media baru untuk membangun argumentasi agar terbentuk opini terhadap Islam
Nusantara, dengan memanfaatkan situasi dan membuat tindak tutur mengenai retorika
Islam Nusantara.
Objek penelitian adalah teks kolom pada web resmi ormas Islam NU dan HTI.
Alamat web resmi NU adalah www.nu.or.id, sedangkan alamat web resmi HTI adalah
www.hizbut-tahrir.or.id. Dalam kedua web resmi tersebut, peneliti akan menelusuri teks
kolom elit intelektual yang memuat tentang Islam Nusantara.
Luaran dari penelitian ini adalah disertasi dan publikasi ilmiah dalam jurnal
bereputasi internasional yang terindeks Scopus/ISI Indexed (Q3/Q4 Journal Rank by
SCIMAGOR), yaitu Advanced Science Letters.
3. Perjalanan Rp 7.500.000
1. Perjalanan wawancara Rp 500.000
informan penelitian
2. Perjalanan Observasi Rp 7.000.000
penelitian, mencari dan
mendapatkan literatur,
bimbingan, dll
4. Pengolahan data Rp 24.388.000
1. Pembuatan Laporan Rp 520.000
2. Biaya pemakalah call for Rp 8.800.000
paper Seminar Nasional 1 +
akomodasi
3. Biaya Presenter call for Rp 15.068.000
papers Seminar
Internasional 2 +
akomodasi
TOTAL Rp 58.888.000
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Cummings, Louise. 2007. Pragmatik, Sebuah Perspektif Multidisiplinere. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Denzin, N. & Lincoln, Y. Eds. 2011. Handbook of qualitative research, 4th ed.
Thousand Oaks, CA: Sage.
Miller, Daniel dan Don Slater. 2000. The Internet: An Ethnographic Approach. Oxford:
Berg
Jurnal
Booth, Wayne. 2010. The Rhetorical Stance dalam College Composition and
Communication, vol.14 Issue 3
Hitchcock, David, Verheij, dan Bart (ed). 2006. Arguing on the Toulmin Model: New
Essays in Argument Analysis and Evaluation. Spinger
Online
Al-Mustofa, Abdullah. 2015. Deklarasi Agama “Islam Nusantara”. Ditulis 8 Juni 2015,
http://www.hidayatullah.com/artikel/ghazwul-fikr/read/2015/06/08/71527/jin-
Islam-Nusantara-dan-neo-liberalisasi-2.html
Djurai, Dhimam Abror. 2015. Perdebatan Atribut Islam Nusantara ala Jokowi. Ditulis
21 Juni 2015. http://www.jpnn.com/read/2015/06/21/310822/Perdebatan-
Atribut-Islam-Nusantara-ala-Jokowi-
Dinda. 2015. Di Indonesia : Dari Gerakan JIL dan Kemudian Lahir JIN. Ditulis 17 Juni
2015. http://www.voa-Islam.com/read/indonesiana/2015/06/17/37671/di-
indonesia-dari-gerakan-jil-dan-kemudian-lahir-jin/#sthash.Vs3EEiVY.dpbs
16
LAMPIRAN
1. Honor
Honor Honor/Jam Waktu Minggu Honor per Tahu
n (Rp)
(Rp) (jam/mi
nggu) Th I Th II
Th I Th II
4. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Biaya per Tahun (Rp)
Perjalanan Satuan (Rp) Th I Th II
Perjalanan ke wawancara 2 Rp 62.500 Rp 125.000 Rp 125.000
Tempat Informan 1
Perjalanan ke wawancara 2 Rp 62.500 Rp 125.000 Rp 125.000
Tempat Informan 2
Perjalanan mencari Literatur 5 Rp 190.000 Rp 950.000 Rp 950.000
dan menemukan review
literatur
Perjalanan ke Proses 10 Rp 30.000 Rp 300.000 Rp 300.000
tempat bimbingan pelaporan
Perjalanan Proses 10 Rp 50.000 Rp 500.000 Rp 500.000
merevisi draft pelaporan
Perjalanan Analisa dan 20 Rp 87.500 Rp 1.750.000 Rp 1.750.000
Observasi pelaporan
SUB TOTAL (Rp) Rp 3.750.000 Rp 3.750.000
5. Lain-lain
Kegiatan Justifikasi Kuantit Harga Satuan Biaya per Tahun (Rp)
as (Rp) Th I Th II
Seminar Nasional Lokal 1 Rp 8.800.000 - Rp 8.800.000
Seminar Internasional 1 Rp 15.068.000 - Rp 15.068.000
Internasional
Laporan Penyusunan 5 Rp 104.000 - Rp 520.000
laporan
SUB TOTAL (Rp) Rp 24.388.000
NIDN :0008044902
menerangkan bahwa:
Mengetahui,
Ketua Program Pascasarjana Departemen Promotor
lrnz"a-l
,,,
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Universitas Universitas Universitas
Tinggi Padjadjaran Indonesia Indonesia
Bidang Ilmu Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi
Tahun Masuk-Lulus 2002-2006 2007-2009 2013-belum lulus
Judul Skripsi/ Tesis/ KonstruksiMajalah Representasi Sosial Wacana Islam
Disertasi Ghoib terhadap tentang Kiprah Elit Nusantara di
Ruqyah Syar’iyyah PKS di Era Kalangan Elit
Musyarakah Intelektual NU dan
(koalisi) ditinjau HTI (Analisis
dari Analisis isi Retorika dan
Teks dan Komentar Tindak Tutur Islam
pada situs Nusantara pada
dikedaikopi.net Web Resmi NU dan
HTI)
Nama Pembimbing/ Dr. Dian Wardiana, Risa Permana Deli, Prof. Sasa Djuarsa
Promotor M.Si & Dr. Hj Ph.D Sendjaja, Ph.D
Nuriyah Asri MSi
vi
2 2015 Representasi nawacita dalam 100 hari Jurnal Dialog 17, 23-38.
kabinet Kebijakan 2015
kerja Jokowi-JK publik
vii
7 2014 Analisis SWOT Prodi DIII Humas FIS Jurnal 2 (2) 22-41
UNJ Communicology 2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuiaan dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
9 ?al4 Linguistik Politik dan Persuasi Politik "Capres 1B-22 November
Boneka" dalam Perspektif Dramatistik Kenneth 2014, Lombok
Burke
10 2015 Pola Argumentasi Kabinet Kerja dalam Membentuk l0-11 Maret 2015,
Reoutasi dan Brandins di20t4 Bogor
11 2015 Perkernbangafi Komunitas Taman Baca sebagai 11-13 Oktober2015,
Tren Pola Konsumsi Membaca Media Cetak Solo
12 2015 Rhetoric in Social Media (Pathos Discourse Model l0-l l Desember
on Rhetoric in Social Media) 2015. Fisip UI
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungiawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuiaan dengan kenyataan, saya sanggpp menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebeflamya untuk memenuhi salah satu
persayatan dalam pengajuan rfibah Disertasi Doktor.
Pens,usul. - )
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TTNGG!
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
Gedung K, Jalan Rawamangun Muka, Jakarta 13220
relp. (021) 4890108, Fax. (021) 475365s
Laman : fis.unj.ac.id Email:dekanfis@unj.ac.d
Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul: Wacana Islam Nusantara
di I(alangan Elit Intelektual NU dan HTI (Analisis Retorika dan Tindak Tutur Islam Nusantara
pada Web Resmi NU dan HTI), yang diusulkan dalam skemapenelitian desentralisai untuk tahun
anggaran 2017,bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/ sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pemyataat ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh
biayapenelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Penelitian,
d-'-'-
yana, M.Si
199403 100 NrP. 1 98402062010 122002