Anda di halaman 1dari 5

RANCANGAN NOVEL

Nama/Kelas : Yuyun Purnamasari/XII IPS 1


Rencana Judul Novel : Cahaya Ilmu Sihir di Balik Kabut
Perkiraan Jumlah Bab : 7 Bab
Perkiraan Jumlah Halaman : 42 Halaman
Perkiraan Waktu Pengerjaan : 20 Desember 2023 -
Kerangka Cerita :

Bab 2: Terperangkap dalam Kabut

Pada bab 2 berisi rasa keterkejutan dan kebingungan siswa-siswi ketika mere
ka mulai memahami bahwa perjalanan study tour mereka membawa mereka
ke dunia ilmu sihir yang tidak pernah mereka kira. Siswa-siswi SMA yang
terkejut dan penasaran setelah tiba di sekolah tua yang terbengkalai terus
menjelajahi misteri di sekitarnya. Kabut yang semula menyelimuti perjalanan
mereka mulai mereda, memberikan pandangan pada bangunan sekolah yang
begitu misterius. Saat mereka menjelajah lebih dalam, mereka menemukan
bahwa sekolah ini bukan sekadar tempat terbengkalai, melainkan suatu
sekolah ilmu sihir yang dulu megah dan kini terlupakan. Keheranan mereka
semakin bertambah ketika mereka mengetahui bahwa mereka sebenarnya
adalah alumni dari sekolah ini, meskipun mereka tidak memiliki kenangan
tentang hal tersebut.

Bab 3: Rahasia Kelas Mistis

Dalam bab 3 ini berisi penggalian tentang identitas mereka yang sebenarnya,
dan kekuatan yang tersembunyi di dalam diri mereka yang perlahan-lahan mu
lai mereka pahami. Mereka menjelajahi lorong-lorong yang terbengkalai dan
ruangan-ruangan yang telah lama tidak terpakai, mencari petunjuk tentang
masa lalu mereka. Hubungan persahabatan mereka semakin diperkuat oleh
pemahaman bersama mengenai warisan ilmu sihir yang mereka miliki.
Namun, di tengah pencarian mereka, mereka menemukan bahwa sekolah ini
menyimpan lebih banyak misteri daripada yang mereka kira. Pertanyaan
tentang tujuan sejati study tour mereka dan mengapa mereka kembali ke
sekolah ini muncul, memperumit perjalanan mereka ke dalam dunia ilmu sihir
yang penuh teka-teki.

Bab 4: Menggali Kenangan

Pada bab 4 ini memberikan kejelasan tentang asal-usul mereka di sekolah ilm
u sihir, sambil memperkuat tekad mereka untuk menjaga keberlanjutan ilmu si
hir yang mereka miliki. Siswa-siswi SMA yang terperangkap di sekolah ilmu si
hir terus mengejar jejak kenangan mereka yang terkubur. Mereka menyusuri
koridor-koridor sekolah yang telah lama terbengkalai, menemukan kelas-kelas
yang menyimpan sejuta kenangan masa lalu. Momen ini menjadi refleksi bagi
karakter-karakter utama, yang mulai mengingat sepotong-sepotong kisah tent
ang petualangan dan pelajaran sihir yang pernah mereka alami. Ketika jejak
kenangan semakin jelas, kekuatan sihir mereka yang terpendam semakin
kuat.

Bab 5: Persatuan Melawan Ancaman

Pada bab 5 berisi puncak dari perjalanan mereka, di mana karakter-karakter u


tama memunculkan kekuatan sejati mereka dan bersama-sama menghadapi t
antangan besar yang menguji batas-batas kemampuan mereka. Persatuan
dan kekuatan siswa-siswi SMA semakin teruji saat mereka menghadapi
ancaman gelap yang mencoba menguasai sekolah ilmu sihir. Keberanian
mereka diuji, dan hubungan persahabatan semakin kuat seiring dengan
berkembangnya kekuatan sihir masing-masing, mereka harus bersatu dalam
menggunakan ilmu sihir untuk melawan kekuatan yang mengancam
kedamaian sekolah.

Bab 6: Cinta di Tengah Tantangan

Pada bab 6 berisi pentingnya cinta sebagai pendorong kekuatan dalam meng
hadapi tantangan yang sulit. Dalam ketegangan dan kekacauan, cinta memba
wa sinar terang yang memberikan harapan di tengah kegelapan yang menga
ncam. Percintaan yang tumbuh di antara karakter utama memberikan dimensi
baru pada cerita. Hubungan yang terjalin di dalam sekolah ilmu sihir
memberikan dinamika emosional yang kuat, sementara mereka bersama-
sama menghadapi ujian dan memahami bahwa cinta bukan hanya sekadar
romantisme, tetapi juga kekuatan yang mempersatukan mereka dalam
menghadapi kegelapan.

Bab 7: Kembalinya Cahaya

Pada bab 7 ini berisi pememaparkan keberhasilan mereka dalam melawan ke


kuatan gelap, memilijkan reputasi sekolah, dan meninggalkan jejak kebaikan
yang akan terus bersinar di dalam dan luar sekolah ilmu sihir tersebut.
Kelompok siswa-siswi SMA yang terperangkap di sekolah ilmu sihir
mengalami puncak petualangan mereka. Dengan persatuan dan kekuatan
ilmu sihir yang mereka miliki, mereka berhasil mengatasi berbagai rintangan
dan ancaman kegelapan yang mengancam sekolah tersebut. Kelompok
tersebut berhasil mengembalikan cahaya ke sekolah ilmu sihir yang
terlupakan. Ancaman kegelapan pun dapat diatasi, dan sekolah tersebut
kembali bercahaya dengan keindahan dan keajaiban ilmu sihir.
BAB 1
Pergi Bersama

Matahari terbit dengan hangatnya, menerangi halaman sekolah yang penuh


semangat, dan menciptakan siluet warna emas di sekelilingnya. Siswa-siswi
SMA berkumpul dengan tas ransel yang penuh semangat, tergoda oleh janji
petualangan yang akan mereka temui dalam study tour bersama. Bus kuning
sekolah yang kokoh berdiri di barisan, menanti untuk membawa mereka ke
destinasi yang belum pernah dijelajahi.

Guru-guru pendamping dengan senyuman ramah menyambut setiap siswa


yang melangkah naik ke dalam bus. Tawa riang bergema di udara, dan aura
kebersamaan mengisi setiap sudut.

Ibu Anisa, selaku guru pendamping kelas kita yang selalu penuh semangat,
berdiri di depan bus kuning dengan senyuman yang berseri, "Selamat pagi,
anak-anak! Hari ini kita akan melakukan perjalanan study tour untuk pertama
kalinya, ibu harap ini akan menjadi awal dari perjalanan yang tak terlupakan.
Mari kita bersama-sama menciptakan kenangan indah," serunya sembari
melambaikan tangan kepada semua siswa.

Bus meluncur meninggalkan halaman sekolah, meninggalkan jejak-jejak


harapan yang melambai-lambai dari teman-teman yang tidak ikut serta. Di
dalam bus, siswa-siswi duduk dengan penuh semangat, memancarkan
kegembiraan yang sulit dibendung. Mereka menatap keluar jendela dengan
mata penuh semangat dan siap untuk menjelajahi dunia yang baru.

Saat bus memulai perjalanan, cerita-cerita ringan dan tawa riang mengisi
udara di dalamnya. Percakapan tentang harapan, ekspektasi, dan penuh
semangat menyatu dalam suasana yang akrab.

Sarah, yang duduk di belakang, memandang keluar jendela sambil berbisik


pada Lia, "Li aku sudah membaca artikel tentang tempat tujuan kita.
Kabarnya penuh dengan sejarah dan keindahan alam, dan tempat itu sempat
viral."

Lia tersenyum, "Wow, iyakah? itu benar-benar menarik! Aku nggak sabar
melihat semuanya."

Sarah dan Lia pun sudah berekspektasi tinggi tempat itu benar-benar mereka
ingin kunjungi.

Namun, Setelah kurang lebih hampir 3 jam perjalanan, takdir tampaknya


punya rencana lain. Saat bus melaju melintasi jalan yang dikenal, kabut tipis
mulai menyelinap masuk. Awalnya, itu hanya sebatas keajaiban alam biasa,
tetapi kabut itu tumbuh lebih tebal, menciptakan dinding misterius di sekeliling
mereka.
Lia, yang duduk di belakang, memicingkan mata cemas dan bersuara kepada
teman-temanya. "Teman-teman Ini bukan kabut biasa!!. Ada sesuatu yang
aneh sesuatu aneh disini" ujar Lia.

Suara pun ricuh sebagian siswa-siswi ketakutan akan hal itu dan sebagian
lagi tidak menghiraukannya justru ada yang tidur dan lanjut ngegame online.

Guru pendamping mereka bu Anisa, mencoba menenangkan mereka, juga


merasakan ketidakpastian. "Mungkin ini hanya fenomena alam yang tidak
biasa. Tetap tenang,anak-anak." ujar bu Anisa.

Namun, semakin lama, ketidakpastian itu semakin merayap di antara mereka.


Kabut yang semula hanya menyelimuti pandangan, akhirnya menyelimuti bus
sepenuhnya. Dan ketika kabut itu mereda, Suhu udara seketika dingin seperti
ti puncak bahwa lebih dingin dari itu, pemandangan yang muncul pertama kali
di depan mereka bukanlah jalan yang sesuai dengan tujuan yang akan
mereka kunjungi bahkan tidak ada di maps.

Gerbang tua yang menjulang tinggi memisahkan mereka dari dunia yang
mereka kenal. Di belakang gerbang itu, terbentang bangunan tua yang
terbengkalai dengan kesan usang namun memesona. Ini seperti sekolaha
yang telah terbengkalai sekian ribu tahun. Bus telah berhenti di depan
sekolah tersebut.

"Apa ini?" gumam Michael salah seorang siswa, sedang memandangi


sekolah yang sepertinya telah berdiri sejak zaman kuno.

Bu Anisa kemudian keluar dari bus dengan ekspresi heran dan bingung. "Ini
bukan tempat yang seharusnya kita tuju. Bagaimana kita bisa sampai di sini?"

Mereka melangkah keluar dari bus, dan udara di sekitar mereka terasa
berbeda. Udara yang kuno dan berdebu seakan merasuki setiap napas.
Suara langkah mereka melangkah di atas tanah yang telah lama tak
terinjakkan, menciptakan dentingan nostalgia yang aneh.

Sarah menatap sekeliling dan merasa dejavu akan hal ini, " sepertinya kita
ada di sekolah ilmu sihir, Li?" tanya sarah kepada Lia

“Ah.. ngaco kamu kebanyakan baca novel fantasi” jawab Lia.

“Ga ini sama persis kaya novel yang sebelumnya aku baca Li, tapi kamu
ngarasa ga si kaya kita pernah mengunjungi ini bahkan tempat ini terasa
familiar” ujar Sarah.

“Ih perasaan kamu aja kali” jawab Lia sambil menepuk kepalanya

Kemudian bu Anisa pun mencoba menghubungi guru pendamping kelas lain t


etapi tidak ada sinyal satu pun, akhirnya bu Anisa pamit pergi dengan jalan ka
ki untuk mencari kelas lain dan menitipkan kelas ini ke ketua kelasnya Aqil.
“Aqil, ibu akan pergi mencari kelas lain dan untuk sementara tolong jaga tema
n-teman kamu ya.” kata Bu Anisa

“Baik siap bu” jawab Aqil.

Sesudah bu Anisa pergi, mereka mau tidak mau memasuki sekolah ini dan
tanpa mereka sadari, langkah mereka di dalam sekolah ilmu sihir yang
terbengkalai ini menjadi langkah awal dalam petualangan misterius yang akan
mengubah takdir mereka.

Amanat

Persahabatan yang terjalin erat di antara mereka mengajarkan nilai-nilai


kebersamaan dan dukungan. Keluarga bukan hanya sebatas pada darah,
tetapi juga pada ikatan batin dan perjuangan bersama.

Anda mungkin juga menyukai