Pada bab 2 berisi rasa keterkejutan dan kebingungan siswa-siswi ketika mere
ka mulai memahami bahwa perjalanan study tour mereka membawa mereka
ke dunia ilmu sihir yang tidak pernah mereka kira. Siswa-siswi SMA yang
terkejut dan penasaran setelah tiba di sekolah tua yang terbengkalai terus
menjelajahi misteri di sekitarnya. Kabut yang semula menyelimuti perjalanan
mereka mulai mereda, memberikan pandangan pada bangunan sekolah yang
begitu misterius. Saat mereka menjelajah lebih dalam, mereka menemukan
bahwa sekolah ini bukan sekadar tempat terbengkalai, melainkan suatu
sekolah ilmu sihir yang dulu megah dan kini terlupakan. Keheranan mereka
semakin bertambah ketika mereka mengetahui bahwa mereka sebenarnya
adalah alumni dari sekolah ini, meskipun mereka tidak memiliki kenangan
tentang hal tersebut.
Dalam bab 3 ini berisi penggalian tentang identitas mereka yang sebenarnya,
dan kekuatan yang tersembunyi di dalam diri mereka yang perlahan-lahan mu
lai mereka pahami. Mereka menjelajahi lorong-lorong yang terbengkalai dan
ruangan-ruangan yang telah lama tidak terpakai, mencari petunjuk tentang
masa lalu mereka. Hubungan persahabatan mereka semakin diperkuat oleh
pemahaman bersama mengenai warisan ilmu sihir yang mereka miliki.
Namun, di tengah pencarian mereka, mereka menemukan bahwa sekolah ini
menyimpan lebih banyak misteri daripada yang mereka kira. Pertanyaan
tentang tujuan sejati study tour mereka dan mengapa mereka kembali ke
sekolah ini muncul, memperumit perjalanan mereka ke dalam dunia ilmu sihir
yang penuh teka-teki.
Pada bab 4 ini memberikan kejelasan tentang asal-usul mereka di sekolah ilm
u sihir, sambil memperkuat tekad mereka untuk menjaga keberlanjutan ilmu si
hir yang mereka miliki. Siswa-siswi SMA yang terperangkap di sekolah ilmu si
hir terus mengejar jejak kenangan mereka yang terkubur. Mereka menyusuri
koridor-koridor sekolah yang telah lama terbengkalai, menemukan kelas-kelas
yang menyimpan sejuta kenangan masa lalu. Momen ini menjadi refleksi bagi
karakter-karakter utama, yang mulai mengingat sepotong-sepotong kisah tent
ang petualangan dan pelajaran sihir yang pernah mereka alami. Ketika jejak
kenangan semakin jelas, kekuatan sihir mereka yang terpendam semakin
kuat.
Pada bab 6 berisi pentingnya cinta sebagai pendorong kekuatan dalam meng
hadapi tantangan yang sulit. Dalam ketegangan dan kekacauan, cinta memba
wa sinar terang yang memberikan harapan di tengah kegelapan yang menga
ncam. Percintaan yang tumbuh di antara karakter utama memberikan dimensi
baru pada cerita. Hubungan yang terjalin di dalam sekolah ilmu sihir
memberikan dinamika emosional yang kuat, sementara mereka bersama-
sama menghadapi ujian dan memahami bahwa cinta bukan hanya sekadar
romantisme, tetapi juga kekuatan yang mempersatukan mereka dalam
menghadapi kegelapan.
Ibu Anisa, selaku guru pendamping kelas kita yang selalu penuh semangat,
berdiri di depan bus kuning dengan senyuman yang berseri, "Selamat pagi,
anak-anak! Hari ini kita akan melakukan perjalanan study tour untuk pertama
kalinya, ibu harap ini akan menjadi awal dari perjalanan yang tak terlupakan.
Mari kita bersama-sama menciptakan kenangan indah," serunya sembari
melambaikan tangan kepada semua siswa.
Saat bus memulai perjalanan, cerita-cerita ringan dan tawa riang mengisi
udara di dalamnya. Percakapan tentang harapan, ekspektasi, dan penuh
semangat menyatu dalam suasana yang akrab.
Lia tersenyum, "Wow, iyakah? itu benar-benar menarik! Aku nggak sabar
melihat semuanya."
Sarah dan Lia pun sudah berekspektasi tinggi tempat itu benar-benar mereka
ingin kunjungi.
Suara pun ricuh sebagian siswa-siswi ketakutan akan hal itu dan sebagian
lagi tidak menghiraukannya justru ada yang tidur dan lanjut ngegame online.
Gerbang tua yang menjulang tinggi memisahkan mereka dari dunia yang
mereka kenal. Di belakang gerbang itu, terbentang bangunan tua yang
terbengkalai dengan kesan usang namun memesona. Ini seperti sekolaha
yang telah terbengkalai sekian ribu tahun. Bus telah berhenti di depan
sekolah tersebut.
Bu Anisa kemudian keluar dari bus dengan ekspresi heran dan bingung. "Ini
bukan tempat yang seharusnya kita tuju. Bagaimana kita bisa sampai di sini?"
Mereka melangkah keluar dari bus, dan udara di sekitar mereka terasa
berbeda. Udara yang kuno dan berdebu seakan merasuki setiap napas.
Suara langkah mereka melangkah di atas tanah yang telah lama tak
terinjakkan, menciptakan dentingan nostalgia yang aneh.
Sarah menatap sekeliling dan merasa dejavu akan hal ini, " sepertinya kita
ada di sekolah ilmu sihir, Li?" tanya sarah kepada Lia
“Ga ini sama persis kaya novel yang sebelumnya aku baca Li, tapi kamu
ngarasa ga si kaya kita pernah mengunjungi ini bahkan tempat ini terasa
familiar” ujar Sarah.
“Ih perasaan kamu aja kali” jawab Lia sambil menepuk kepalanya
Sesudah bu Anisa pergi, mereka mau tidak mau memasuki sekolah ini dan
tanpa mereka sadari, langkah mereka di dalam sekolah ilmu sihir yang
terbengkalai ini menjadi langkah awal dalam petualangan misterius yang akan
mengubah takdir mereka.
Amanat