Anda di halaman 1dari 9

1

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR DALAM MENDIAGNOSA


PENYAKIT FUSARIUM PADA TANAMAN MUSA ACUMINATA
BALBASIANA (PISANG) MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY
FACTOR

Suparman Ilham1),Kifli Hutasoit1),Mutiara Yusmita1)


1
STMIK TrigunaDharma,Jl. JenderalBesar A.H. Nasution No.73, Medan
*Penulis korespondensi: 1* juniarhutagalung991@gmail.com

ABSTRAK
Sistem pakar yang merupakan bagian dari Kecerdasan Buatan. Sistem Pakar
adalah sistem komputer yang mampu menirukan penalaran seorang pakar dengan
keahlian pada suatu pengetahuan tertentu. Pada Artikel Ilmiah ini dijelaskan cara
Perancangan Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit fusarium (layu) pada
tanaman Musa Acuminata Balbasiana (pisang) dengan menggunakan metode
Certainty factor. Fusarium (layu) adalah penyakit pada tumbuhan yang
menyerang tanaman kapan saja. untuk mendiagnosa penyakit fusarium
dibutuhkan sebuah metode sistem pakar Certainty Factor adalah suatu metode
yang paling sesuai dengan menggunakan cara pembobotan. Hasil penelitian ini
adalah: Pertama berdasarkan Analisa pengaruh sistem pakar terkait masalah yang
diangkat dengan proses hasil yang didapat. Kedua berdasarkan perancangan
sistem pakar menggunakan metode certainty factor dalam mendiagnosa penyakit
fusarium (layu). Ketiga telah dilakukannya implementasi berbasis desktop maka
sistem yang dirancang dapat menyelesaikan masalah dalam mendiagnosa penyakit
fusarium (layu).
Kata Kunci: Certainty Factor, fusarium, Musa Acuminata Balbasiana,
SistemPakar.
ABSTRACT
Expert system which is part of Artificial Intelligence. An expert system is a computer
system that is capable of imitating the reasoning of an expert with expertise in a particular
knowledge. This scientific article explains how to design an expert system for diagnosing
fusarium (wilt) disease in Musa Acuminata Balbasiana (banana) using the certainty factor
method. Fusarium (wither) is a disease in plants that attacks plants at any time. To
diagnose fusarium disease, a Certainty Factor expert system method is needed, which is
the most suitable method by using a weighting method. The results of this study are: First,
based on the analysis of the influence of expert systems related to the problems raised by
the results obtained. The second is based on expert system design using the certainty
factor method in diagnosing fusarium (wilt) disease. Third, a desktop-based
implementation has been carried out so that the designed system can solve problems in
diagnosing fusarium (wilt) disease.
Keywords: Certainty Factor, fusarium, Musa Acuminata Balbasiana, Expert System.

Pendahuluan
Penyakit Fusarium (layu) adalah suatu penyakit pada tanaman Musa
2

Acuminata Balbasiana (Pisang) yang menyerang pada bagian daun yang


menyebabkan kematian pada tanaman tersebut. Penyakit ini banyak memiliki
gejala – gejala sehingga kelompok tani sangat sulit untuk menemukan solusi
untuk penyakit Fusarium (layu) tersebut, maka dari itu kelompok tani
membutuhkan suatu sistem untuk mempercepat menemukan solusi penyakit
tersebut sebelum mencapai kerusakan yang lebih parah. dalam menangani
penyakit Fusarium (Layu) pada tanaman Musa Acuminata Balbasiana (Pisang),
yang selama ini dilakukan oleh kelompok tani hanya menggunakan sistem
manual. Sehingga menyebabkan proses yang sangat panjang untuk mencapai hasil
yang maksimal.Sehingga dibutuhkannya suatu program sistem pakar yang dapat
mempermudah dan mempersingkat waktu dalam mendeteksi penyakit Fusarium
(layu) pada tanaman Musa Acuminata Balbasiana (Pisang).
Dengan kemajuan teknologi informasi dapat memudahkan aktivitas
manusia salah satunya yaitu membentuk suatu program yang mengurangi
kelalaian manusia. Maka dari itu peneliti merekomendasi pembentukan suatu
program sistem pakar yang ditujukan kepada kelompok tani untuk mendeteksi
suatu penyakit pada tanaman pisang, maka itu dibutuhkan sebuah metode yang
mampu dan teruji dalam menentukan analisa untuk menghasilkan keputusan
dengan menggunakan konsep sistem.
Penelitian ini bertujuan untuk membantu kelompok tani dalam mengatsi
masalah yang mereka alami. dengan membangun dan mengimplementasikan
sistem yang dapat digunakan oleh kelompok tani dalam mendiagnosa penyakit
Fusarium (layu) menggunakan metode Certainty Factor. Sehingga kelompok tani
dapat mengetahui kondisi pada tanaman pisang tersebut. Dengan mengetahui
kondisi tanaman, kelompok tani dapat mencegah atau mengurangi resiko
kematian terhadap tanaman yang terkena penyakit Fusarium (layu), yang
berdampak baik terhadap kualitas tanaman yang dihasilkan oleh kelompok tani.

Metode
1. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian berupa kerangka kerja dari penelitian dilakukan sesuai
pada gambar 1 berikut :

Mengidentifikasi Menganalisa Menentukan


Masalah Masalah Tujuan

Implementasi Mendesain Mempelajari


Metode Sistem Literature

Pengambilan
Pengujian Sistem Analisa Hasil
Keputusan
3

Gambar 1. Tahapan penelitian kerangka kerja

1. Mengidentifikasi Masalah
Menganalisa masalah adalah proses mengidentifikasi dan memahami
permasalahan yang sedang dihadapi. Hal ini dilakukan untuk mencari solusi
yang terbaik yang dapat membantu mengatasi masaalh tersebut.
Masalah yang berhasil di identifikasikan pada penelitian ini adalah kelompok
tani sangat sulit untuk menemukan solusi terhapdap penyakit Fusarium (layu).
2. Menganalisa Masalah
Menganalisis masalah dilakukan untuk dapat mengetahui lebih detail tentang
kendala yang dihadapi dan menemukan solusi untuk membangun dan
mengimplementasikan sistem yang digunakan dalam mendiagnosa penyakit
Fusarium (layu). Dari permasalahan yang terjadi terhadap kelompok tani kami
menemukan beberapa kendala yang dialami oleh mereka yaitu :
a. Kurangnya pengetahuan petani tentang penyakit fusarium(layu)
b. Petani membutuhkan waktu lama untuk dapat mengetahui bahwa tanaman
mereka telah terjangkiti oleh penyakit fusarium(layu)
c. Kurang kesadaran petani terhadap dampak yang di timbulkan dari penyakit
fusarium(layu) terhadap tanaman pisang.
Untuk mengatasi masalah tersebut kami menemukan sebuah solusi yang
efektif bagi petani untuk menemukan solusi terhadap masalah yang dialami
oleh mereka dengan cara membuatkan sebuah sistem komputer yang dapat
menganalis kondisi dari tanaman pisang secara cepat dan akurat.
3. Menentukan Tujuan
Menentukan tujuan adalah proses untuk menidentifikasi apa yang ingin di
capai atau di wujudkan dalam suatu kegiatan .hal ini penting dilakukan untuk
memastikan sumber daya yang di gunakan dapat di fokuskan pada hal-hal yang
benar –benar penting. Tujuan dari peneltian kali ini ialah mempermudah
kelompok tani dalam mengetahui kondisi terhadap tanaman pisang. Serta
mengambil keputusan yang tepat berdasarkan hasil dari analisa yang dilakukan
oleh sistem.
4. Mempelajari Literatur
Mempelajari literatur adalah poses membaca, memahami dan mengevaluasi
sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan topik atau subjek yang akan di
bahas. Mempelajari literatur dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya
yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian ini. Literatur yang dapat
dipakai adalah artikel dan jurnal mengenai Sistem Pakar dalam Mendiagnosa
Penyakit Fusarium Pada Tanaman Musa Acuminata Balbasiana (Pisang) yang
dipakai dan buku elektronik lainnya.
5. Mendesain Sistem
Mendesain sistem adalah proses merancang sistem yang terdiri dari berbagai
komponen dan proses untuk mencapai tujuan yang di tetapkan . Pada kasus
4

kali ini Desain sistem menggunakan aplikasi figma yang berbasis online untuk
perancangan prototype atau gambaran dari sistem yang akan di bangun dan
untuk merancang cara kerja sistem menggunakan aplikasi enterprise
architecture.
6. Implementasi Metode
Metode yang akan di implementasikan adalah certainty factor yang merupakan
salah satu dari metode yang ada dalam sistem pakar. Dimana sistem tersebut
mampu meniru kecerdasan manusia dalam memecahkan masalah atau
memberikan saran dalam bidang tertentu. Dalam pembahasan kali ini sistem
yang dibangun bertujuan untuk mendiagnosa penyakit Fusarium(layu)
terhadap tanaman pisang berdasarkan ilmu pengetahuan seorang yang ahli
dalam bidang tersebut atau seorang pakar.
7. Pengujian Sistem
Pengujian sistem adalah proses menguji dan mengevaluasi sistem yang telah
dirancang dan dikembangkan untuk memastikan bahwa sistem dapat bekerja
dengan baik dan memenuhi persyaratan yang telah di tetapkan. Pengujian
dilakukan untuk memastikan apakah sistem yang dibangun sudah berfungsi
sesuai yang diharapkan. Serta untuk melihat kinerja dari sistem tersebut,
apakah sistem tersebut dapat memberikan manfaat ataukah sebaliknya.
8. Analisa Hasil
Analisa hasil adalah proses pengumpulan, pemprosesan dan interpretasi data
atau informasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang suatu
masalah atau situasi. hasil perancangan sistem pendiagnosa penyakit
Fusarium(layu) terhadap tanaman pisang dengan menggunakan certainty factor
sangatlah bagus karna petani mendapatkan informasi yang cepat dan akurat
tentang kondisi dari taman mereka yang langsung di tampilkan melalui
antarmuka sistem yang di rancang pada aplikasi visual basic dengan hanya
menginputkan data data data yang di butuhkan sistem untuk melakukan
analisa.
9. Pengambillan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah proses untuk memilih tindakan atau alternatif
tertentu dari beberapa pilihan yang tersedia. Pengambilan keputusan yang baik
membutuhkan analisa yang cermat terhadap informasi yang tersedia.Setelah
keseluruhan hasil dari pengujian dan analisis diperoleh tahap akhir adalah
pengambilan keputusan akan kelayakan sistem yang dirancang sehingga dapat
diimplementasikan. Berdasarkan hasil dari pembasan yang sebelumnya dan
hasil uji coba serta tanggapan dari kelompok tani dapat di ambil sebuah
keputusan bahwa sistem yang kami bangun untuk mengatasi masalah yang di
alami oleh kelompok tani bekerja secara maksimal dan sesuai dengan harapan
kami sebaimana yang telah kami rencanakan sebelumnya. Sehingga sistem
tersebut dapat di implementasikan dan di gunakan oleh khalayak ramai.
5

1. Pengumpulan Data (Data Collecting)


Dalam pengumpulan data ini teknik yang dilakukan adalah Teknik
wawancara. Dalam teknik ini dilakukan wawancara dengan bapak RD. Ronal
Sitanggang, S.Fil. Tujuan daripada teknik ini adalah agar mendapatkan data
dan informasi yang valid dari seorang pakar atau ahli. Wawancara dilakukan
dengan memberikan tanya jawab secara langsung dengan pakar/ahli
(narasumber).
2. pengolahan data menggunakan metode certainty factor

Start

Inisialisasi Bobot, Data Gejala


dan Kerusakan

Input Data Gejala

Perhitungan Kombinasi CF
CF Kombinasi=CF1+CF2(1-CF1)

Hasil Diagnosa

Selesai

Gambar 4. Algoritma certaity factor

3. Metode Perancangan Sistem


Metode perancangan sistem merupakan salah satu unsur penting dalam
sebuah penelitian perancangan sistem menggambarkan secara rinci bagaimana
sistem dibuat agar dapat berjalan sesuai yang kita inginkan. Dalam metode
6

perancangan sistem pada penelitian menggunakan beberapa hal sebagai berikut :

Perancangan
Analisis masalah
sistem dan pengkodean
dan kebutuhan pemodelan

Implementasi Percobaan
Percobaan akhir
sistem awal

Gambar 2. Metode Perancangan sistem

1. Analisa Masalah
Masalah yang berhasil di identifikasikan pada penelitian ini adalah
kelompok tani sangat sulit untuk menemukan solusi untuk penyakit Fusarium
(layu). sehingga petani membutukan sebuah sistem yang dapat membantu
pekerjaan mereka.
2. Perancangan dan pemodelan sistem
Desain sistem dalam fase ini dibagi beberapa indikator atau elemen
yaitu:(1) pemodelan sistem dengan Unified Modelling Language, (2)
pemodelan menggunakan flowchart system, (3) desain input, (4) desain output
dari Sistem Pendukung Keputusan yang mau dirancang dalam pemecahan
masalah.
3. pengkodean
Pengkodean dilakukan dengan menterjemahkan hasil dari
Perancangan dan Pemodelan ke dalam bahasa pemrograman berbasis
Desktop Programing agar dikenali oleh komputer agar menjadi suatu
sistem yang menjadi solusi dari permasalahan untuk mendiagnosa
penyakit Fusarium (Layu).
4. percobaan awal
Melakukan pengujian program atau sistem yang telah dikodekan
agar mengetahui yang ada pada program atau sistem yang telah
dirancang agar diperoleh sistem yang berjalan sesuai dengan yang telah
dirancang sebelumnya. Pada tahapan ini, program atau sistem yang telah
dibangun akan di ujicoba sendiri, dan melihat setiap detil program sesuai
dengan yang direncanakan.
5. percobaan akhir
Pada tahapan percobaan akhir ini sistem yang sudah melalui tahapan
percobaan awal akan di terapkan pada user, dan dilakukan pengujian ileh user.
Dalam tahap ini di tinjau pula apakah sistem sudah layak di gunakan oleh
masyarakat.
7

6. Implementasi sistem
Pada tahapan ini dilihat dari kinerja aplikasi, dan melihat sejauh
mana aplikasi atau sistem dapat bekerja dalam mendiagnosa penyakit
Fusarium (Layu).
3. Algoritma sistem
Algoritma sistem merupakan penjelasan langkah-langkah penyelesaian
masalah dalam perancangan Sistem Pakar untuk mendiagnosa penyakit Fusarium
(Layu) pada tanaman Musa Acuminata Balbasiana (Pisang) dengan menggunakan
metode Certainty Factor. Metode Certainty Factor merupakan ukuran kepastian
terhadap suatu fakta atau aturan dan juga merupakan salah satu teknik yang
digunakan untuk mengatasi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Metode
Certainty Factor saat ini sangat populer digunakan oleh para peneliti dalam bidang
ilmu pengambilan keputusan karena memberikan nilai yang akurat. Hal ini
dilakukan untuk memaksimalkan proses diagnose penyakit Fusarium (Layu) pada
tanaman Musa Acuminata Balbasiana (Pisang) agar tidak terjadi kesalahan dalam
perhitungan secara manual.

Hasil dan Pembahasan


1. Pengujian Sistem
Pengujian sistem implementasi metode certainty factor pada sistem yang
di bangun berbasis desktop dilakukan untuk mengetahui fungsi dan kinerja dari
keseluruhan sistem. Pengujian ini dimulai dengan melakukan pemeriksaan kerja
sistem pada bagian-bagian utama hingga kinerja sistem keseluruhan. Pengujian
rangkaian sistem dilakukan setelah semua komponen dan bagian-bagian utuh
menjadi satu-kesatuan. dapat bekerja sesuai perintah yang telah dimasukkan
kedalam sistem yang dibangun. Pada sistem ini, pengujian sistem di mulai dari
tampilan halaman utama hingga proses pengecekan kondisi tanaman berdasarkan
data yang diinputkan oleh user sehingga sistem dapat menampilkan hasil yang
akurat tentang kondisi dari tanaman pisang. Serta tidak memerlukan waktu yang
lama untuk mengetahui hasil diagnosa penyakit yang terdapat pada tanaman
pisang.

2. Pengujian Sistem Dalam menganalisi penyakit Fusarium(layu)pada pisng


Cara kerja pada sistem analisis penyakit fusarium menggunakan metode
certainty factor yang akan bekerja untuk menganalisa penyakit pada tumbuhan
pisang dan menampilkan hasil analisa kepada pengguna dengan sangat cepat dan
akurat.berikut hasil dari pengujian sistem diagnosa penyakit fusarium(layu) pada
tanaman balbasiana (pisang) berbasis dekstop yang di bangun menggunakan
bahasa pemograman visual basic:
8

Gambar 3. Tampilan Form Diagnosa

Terkait analisa pada permasalahan yang ada dalam kasus mendiagnosa


penyakit fusarium (layu) dengan metode certainty factor, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: pertama Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan pentingnya sebuah sistem berbasis komputer untuk
menentukan gejala dalam mendiagnosa penyakit fusarium (layu) Kedua dari
penelitian yang telah dilakukan maka dapat diterapkan besarnya pengaruh sistem
pakar dalam penyelesaian masalah yang ada, hal itu dilihat dengan semakin
mudahnya penilaian penyakit fusarium (layu) dengan metode certainty factor
dan hasil yang diterima juga baik saat menggunakan sistem tersebut.ketiga sesuai
penelitian dalam membangun sistem pakar dan telah dilakukannya implementasi
sistem dengan menggunakan metode certainty factor maka sistem yang dirancang
dapat diterapkan pada kelompok tani dalam mendiagnosa penyakit fusarium
(layu) dengan membangun sistem berbasis desktop.
Ucapan Terimakasih
Terimakasih diucapkan kepada STMIK Triguna Dharma yang telah
memberikan bantuan dalam bentuk moril dan materil serta terimakasih kepada
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan yang telah memberikan bantuan
dana sehingga artikel ini dapat diselesaikan tepat waktu dan berjalan lancar.

Kontribusi Penulis
Penulis Satu melakukan percobaan 1 dan menyiapkan naskah (manuskrip).
Penulis Dua melakukan percobaan 2 dan analisis data. Penulis Tiga melakukan
percobaan 3. Dan Terakhir melakukan arahan riset, desain percobaan dan
penyelesaian naskah/manuskrip. Dosen Pendamping melakukan bimbingan dan
mereview manuskrip sebelum disubmit.
9

DAFTAR PUSTAKA

[1] P. I. Hidayati, “Penerapan Metode Cf ( Certainty Factor ),” Tekonologi


Inf.,vol. 8, no. 2, pp. 127–134, 2017.
[2] K. E. Setyaputri, A. Fadlil, and S. Sunardi, “Analisis Metode Certainty
Factor pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit THT,” J. Tek. Elektro, vol.
10, no. 1, pp. 30–35, 2018, doi: 10.15294/jte.v10i1.14031.
[3] 38-79-1-SM.pdf, “Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Asidosis Tubulus Renalis Menggunakan Metode Certainty Factor Dengan
Penelusuran Forward Chaining,” Media Inform. Budidarma, vol. 1, no. 1,
pp. 13–16, 2017.
[4] L. Soesanto and R. F. Rahayuniati, “Pengimbasan Ketahanan Bibit
Pisang Ambon Kuning Terhadap Penyakit Layu Fusarium Dengan
Beberapa Jamur Antagonis,” J. Hama dan Penyakit Tumbuh. Trop., vol.
9, no. 2, pp.130–140, 2009, doi: 10.23960/j.hptt.29130-140.
[5] W. Okta, “Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Pada Ikan Nila Gesit
Menggunakan Metode Certainty Factor,” p. 6, 2017.
[6] Agus Wahyu Widodo, “Tampilan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ibu
Hamil Menggunakan Metode Certainty Factor (CF).” 2018.
[7] M. K. Zulfian Azmi, ST, M.Kom & Verdi Yasin, ST., Pengantar Sistem
Pakar Dan Metode. 2017.
[8] Tri Ramdani, “Pengertian metode dan metodologi penelitian,” Feb, 26,
2014.
[9] Nurul Hidayat, “Tampilan Pemodelan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit
Tanaman Apel Manalagi Dengan Metode Backward Chaining
Menggunakan Certainty Factor.” 2017.
[10] M. Arifin, S. Slamin, and W. E. Y. Retnani, “Penerapan Metode
Certainty Factor Untuk Sistem Pakar Diagnosis Hama Dan Penyakit Pada
Tanaman Tembakau,” Berk. Sainstek, vol. 5, no. 1, p. 21, 2017, doi:
10.19184/bst.v5i1.5370.

Anda mungkin juga menyukai