NIM: 2003101010113
A. KASUS POSISI
Bahwa pada saat itu terdakwa juga ikut mamanggil salah satu pedagang lainnya yaitu
Saksi Aulia untuk masuk kedalam mobilnya, setelah itu membawanya ke Lira Kopi.
Sesampainya di Lira Kopi terdakwa memarahi saksi korban, oleh karena saksi korban hanya
diam saja. Karena merasa kesal terdakwa menghantam bagian pipi sebelah kiri saksi korban
dengan menggunakan tangannya, sehingga pada saat itu datang salah satu warga untuk
melerai dan mengajak terdakwa dan saksi korban untuk ke lantai 2 pasar Almahirah. Dan
setiba lantai 2 terdakwa kembali memarahi saksi korban dan menendangnya dibagian perut
saksi korban. Selanjutnya saksi korban pergi meninggalkan terdakwa.
Karena akibat perbuatan terdakwa ini, maka telah membuat saksi korban mengalami
bengkak dan memar ditulang pipi kiri yang diakibatkan ruda paksa benda tumpul
sebagaimana Visum Et Revertum Nomor : R/37/XII/KES.3.1/2023/RS.BHY tanggal 06
Maret 2023 yang ditanda tangani oleh dr. Hendri Saputra. Dan dalam hal ini terdakwa dengan
sengaja melakukan penganiyaan terhadap saksi korban Juanda. Perbuatan terdakwa diatur
dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP.
MENUNTUT
Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Banda Aceh yang memeriksa dan mengadili
perkara ini memutuskan :
3. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2000 (dua ribu
rupiah).
AMAR PUTUSAN
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama
2 (dua) bulan;
Karena yang melakukan tindak pidana adalah warga Negara Indonesia dan terjadi di
wilayah Indonesia, maka berlaku hukum pidana Indonesia , yang berarti KUHPidana (asas
teritorialitas). Karena perbuatan terdakwa tersebut maka diputuskan dengan pidana penjara
selama 2 (dua) bulan. Dalam peristiwa pidana ini lebih berkaitan dengan Pasal 351 dan Pasal
352 yang mengatur tentang penganiayaan biasa dan penganiayaan ringan.
Dalam ketentuan Pasal 352 KUHP disebut penganiayaan ringan dan termasuk kejahatan
ringan. Dimana hal yang dimaksud Pasal 352 ini yang tidak:
Sedangkan untuk penganiayaan berat dalam Pasal 354 KUHP. R. Soesilo menjelaskan
bahwa supaya dapat dikenakan pasal ini, maka niat si pembuat harus ditujukan pada melukai
berat. Artinya luka berat harus dimaksud oleh si pembuat. Apabila tidak dimaksud dan luka
berat tersebut hanya suatu akibat saja, maka perbuatan itu masuk penganiayaan biasa yang
berakibat luka berat sebagaimana diatur dalam Pasal 351 ayat (2) KUHP.
1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun 8 (delapan)
bulan atau pidana denda paling banyak Rp. 4.500,00 (empat ribu lima ratus rupiah).
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun.
3. Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun.
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak Kesehatan.
5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Dalam Pasak 351 ini tidak diartikan apakah yang dimaksud dengan penganiayaan itu.
Namun menurut yurisprudensi, penganiayaan adalah sengaja menyebabkan perasaan tidak
enak atau penderitaan, rasa sakit, atau luka. Dan pada angka 4 pasal ini, masuk pula dalam
artian sengaja merusak Kesehatan orang.
R. soesilo dalam bukunya juga memberikan contoh dengan apa yang dimaksud:
1. Perasaan tidak enak misalnya mendorong orang terjun ke kali sehingga basah,
menyuruh orang berdiri di terik matahari, dan sebagainya.
2. Rasa sakit misalnya menyubit, mendupak, memukul, menempeleng, dan sebagainya.
3. Luka misalnya mengiris, memotong, menusuk dengan pisau dan lain-lain.
4. Merusak Kesehatan misalnya orang sedang tidur dan berkeringat dibuka jendela
kamarnya sehingga orang itu masuk angin.
Maka untuk kasus ini sendiri dapat dikenakan pasal 351 ayat (1) karena mengalami rasa
sakit dan tidak dapat melakukan pekerjaannya namun tidak sampai mengalami luka berat.
Dan rasa sakit yang dimaksud yaitu karena dipukul. Namun pada praktiknya penggunaan
pasal 351 ayat (1) ini bergantung pada putusan hakim. Hal ini juga dapat dilihat pada Putusan
PN Sumenep No. 187/Pid.B/2013/PN.Smp diamana yang digunakan adlah Pasal 351 ayat (1)
KUHP. Dalam putusan ini terdakwa terbukti melakukan penganiayaan dengan cara memukul
korban pada bagian muka dengan tangannya sehingga mengakibatkan gigi depan bawah
patah dan bibir bagian bawah bengkak. Atas perbuatannya, terdakwa dihukum pidana penjara
selama 4 bulan.