Anda di halaman 1dari 8

(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang

Vol. 17, No. 2, Desember 2022, e ISSN 2654-3427


DOI: https://doi.org/ 10.36086/jpp.v17i2
KORELASI NILAI LAJU ENDAP DARAH (LED) DENGAN
HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN (hs-CRP) PADA PEROKOK AKTIF
DI WARUNG KOPI WILAYAH SURABAYA TIMUR

CORRELATION OF ERYTHROCYTE SEDIMENT RATE (ESR) WITH


HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN (hs-CRP)
IN ACTIVE SMOKERS AT COFFEE SHOP, EAST SURABAYA REGION

Info artikel Diterima: 3 Agustus 2022 Direvisi: 18 November 2022 Disetujui: 28 Desember 2022

Rieke Dwi Ramadhany1, Evy Diah Woelansari2, Christ Kartika Rahayuningsih3,


Nadi Aprilyadi4
1,2,3
Poltekkes KemenkesSurabaya
4
Poltekkes Kemenkes Palembang
(e-mail korespodensi penulis: riekedwira@gmail.com)

ABSTRAK
Latar Belakang: Merokok telah menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Dampak negatif dari rokok biasanya terjadi setelah beberapa tahun seseorang mulai aktif merokok dapat
membahayakan organ tubuh dan menjadi faktor resiko utama tejadinya penyakit dengan komponen
inflamasi. Reaksi radang sistemik ditandai dengan adanya peningkatan sitokin inflamasi, jumlah sel
darah dan viskositas darah. Pemeriksaan C - Reactive Protein (CRP) dan Laju Endap Darah (LED)
merupakan dua pemeriksaan laboratorium yang paling sering diukur dalam menilai respon suatu proses
inflamasi sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis korelasi nilai LED
dengan hs-CRP pada perokok aktif di warung kopi wilayah Surabaya Timur.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Sampel yang digunakan yaitu perokok aktif sebanyak 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi.
Penelitiani ini dilaksanakan pada 21 Februari – 11 April 2022. Pemeriksaan nilai LED dan kadar hs-
CRP dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya.
Hasil: Didapatkan didapatkan sebanyak 30 responden telah aktif merokok >5 tahun dengan presentase
100%. sebanyak 8 responden mengkonsumsi rokok sebanyak 1-10 batang rokok/hari dengan presentase
27%, 19 responden mengkonsumsi rokok sebanyak 10-20 batang/hari dengan presentase 63%, dan 3
responden mengkonsumsi >20 batang rokok/hari dengan presentase 10%. Nilai rata-rata LED adalah
8.37 mm/Jam dan Nilai rata-rata hs-CRP 1.11 mg/L.
Kesimpulan: Berdasarkan uji statistik, tidak terdapat korelasi antara nilai LED dengan hs-CRP pada
perokok aktif di warung kopi wilayah Surabaya Timur (p value = 0.099) dengan hubungan yang cukup
dan arah hubungan yang positif (r=0,307).
Kata kunci : Laju Endap Darah, hs-CRP, Perokok.
ABSTRACT
Background Smoking has become one of the leading causes of death worldwide. The negative impact
of smoking usually occurs after a few years when a person starts actively smoking can harm the body's
organs and become a major risk factor for diseases with inflammatory components. Systemic
inflammatory reactions are characterized by an increase in inflammatory cytokines, blood cell counts
and blood viscosity. Examination CRP and ESR are the two most frequently measured laboratory tests
in assessing the response of a systemic inflammatory process. This study aims to determine and analyze
the correlation between ESR values and hs-CRP in active smokers at coffee shops, East Surabaya.
Methods: The type of research used is correlation research with cross sectional. The sample used is 30
active smokers who meet the inclusion criteria. This research was carried out on February 21 – April
11, 2022. The examination of ESR values and hs-CRP levels was carried out at Balai Besar
Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.

153
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Vol. 17, No. 2, Desember 2022, e ISSN 2654-3427
DOI: https://doi.org/ 10.36086/jpp.v17i2
Results: It was found that 30 respondents had been actively smoking >5 years with a percentage of
100%. as many as 8 respondents consumed 1-10 cigarettes/day with a percentage of 27%, 19
respondents consumed 10-20 cigarettes per/with a percentage of 63%, and 3 respondents consumed
>20 cigarettes/day with a percentage of 10%. The average value of ESR is 8.37 mm/Hr and The The
average value of the of hs-CRP 1.11 mg/L.
Conclusion: Based on statistical tests, There is no correlation between the value of ESR and hs-CRP
in active smokers in a coffee shop in the East Surabaya area (p value = 0.099) with a sufficient
relationship and a positive direction of relationship (r = 0.307).
Keywords : Erythrocyte Sedimentation Rate, hs-CRP, Smokers.

PENDAHULUAN komponen inflamasi, termasuk penyakit paru


obstruktif kronik (PPOK), emfisema, bronkitis
Merokok telah menjadi salah satu penyebab kronis, kanker paru, laring, faring, esofagus,
utama kematian di seluruh dunia.1 Di Indonesia kandung kemih dan penyakit kardiovaskular.9
sendiri, masyarakatnya dinyatakan Reaksi radang sistemik ditandai dengan
pengonsumsi rokok terbesar di Asia Tenggara. adanya peningkatan sitokin inflamasi, jumlah
Selain itu, berdasarkan data, Indonesia sel darah dan viskositas darah.10 Pemeriksaan C
menduduki urutan ketiga dengan jumlah - Reactive Protein (CRP) dan Laju Endap
perokok terbanyak di dunia setelah China dan Darah (LED) merupakan dua pemeriksaan
India.2 Sedangkan Jawa Timur sendiri jumlah laboratorium yang paling sering diukur dalam
perokok dapat dikatakan cukup banyak yaitu menilai respon suatu proses inflamasi
sebesar 23,9%.3 sistemik.11
Rokok mengandung lebih dari 7000 bahan CRP adalah protein fase akut yang
kimia berbahaya yang beberapa diantaranya disintesis oleh hepatosit dan disirkulasikan
merupakan bahan iritan dan terdapat 69 zat dalam darah.12 Peningkatan kadar CRP terjadi
yang bersifat karsinogenik. Paparan kandungan setelah adanya trauma, infeksi bakteri, dan
zat pada rokok terhadap tubuh secara berulang- inflamasi. Peningkatan kadar CRP juga
ulang dapat merangsang proses inflamasi.4 berhubungan dengan penggunaan tembakau
Selain itu resiko terkena perokok penyakit peningkatan indeks massa tubuh, usia,
jantung koroner (PJK) dan stroke meningkat hipertensi, resistensi insulin, diabetes, penyakit
hingga dua sampai empat kali lipat. Berbagai ginjal kronis, penurunan fungsi ventrikel kiri,
faktor resiko, telah mendorong terjadinya aterosklerosis luas, infeksi aktif, dan depresi.9
penyakit jantung koroner (PJK).5 High Sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP)
Pada perokok aktif akan terjadi kecanduan merupakan molekul yang sama dengan C-
dan ketergantungan dalam merokok. Banyak Reactive Protein (CRP). Perbedaan antara
perokok yang terjebak dalam perilaku CRP dan hs-CRP adalah pada sensitivitas
merokok dan tidak mampu untuk berhenti analitiknya yaitu hs-CRP dapat mengukur
merokok dengan mudah. Hal ini disebabkan kadar CRP yang sangat renda.13 Merokok
oleh konsumsi rokok yang mengandung berhubungan dengan peningkatan kadar hs-
nikotin dalam waktu lama dan jumlah yang CRP, hubungan ini mungkin dapat dijelaskan
besar dan mengakibatkan kecanduan.6 adanya lesi aterosklerotik atau karena
Penelitian yang dilakukan oleh Andriati (2021) peradangan lokal sistemik atau non-vaskular.14
didapatkan hasil, pada perokok aktif, yang Asap rokok menginduksi kerusakan endotel
memiliki tingkat ketergantungan nikotin dengan memproduksi radikal bebas seperti
sebanyak 95 responden (79,1%), jumlah ini oksida nitrat dan hidrogen peroksida. Radikal
lebih banyak dibandingkan dengan responden bebas ini menyebabkan stres oksidatif yang
yang tidak ketergantungan nikotin. Semakin meningkatkan reaksi fase akut sistemik. Reaksi
lama seseorang merokok dan semakin banyak ini meningkat sitokin inflamasi, protein C-
rokok yang dihisap perhari, maka derajat reaktif, fibrinogen, darah jumlah sel, viskositas
merokok akansemakin berat.8 darah, dan pembentukan roulaux yang
Dampak negatif dari rokok biasanya terjadi mengakibatkan peningkatan nilai LED.10
setelah beberapa tahun seseorang mulai aktif
merokok, dimana dapat membahayakan hampir Penelitian yang dilakukan oleh Selvarasu
semua organ tubuh dan menjadi faktor resiko (2016), menunjukan terdapat hubungan antara
utama tejadinya beberapa penyakit dengan kadar C- Reaktif Protein dan Laju Endap
Darah pada pasien Rheumatoid Arthritis fase
154
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Vol. 17, No. 2, Desember 2022, e ISSN 2654-3427
DOI: https://doi.org/ 10.36086/jpp.v17i2
flare (p-value 0,005) (r=0,407) yang perokok, perokok aktif ringan, dan perokok
memberikan korelasi positif dengan tingkat aktif berat, dengan urutan dari yang paling
hubungan yang sedang. Sedangkan Gitte dan tinggi sampai ke paling rendah adalah perokok
Taklikar (2018) dalam penelitiannya, bahwa aktif berat, perokok aktif ringan, dan non
didapatkan nilai rata-rata LED untuk perokok perokok.
adalah 11,74 mm/jam dan untuk bukan Berdasarkan survei pendahuluan, masih
perokok adalah 7,38 mm/jam. Dengan banyak ditemukan pengunjung warung kopi
demikian, nilai LED menunjukkan kenaikan yang merokok di waruung kopi, banyak
yang sangat signifikan pada perokok (P < pengunjung warung kopi yang melakukan
0,01).15 Selain itu Raharjanti (2015) dalam aktifitas merokok sambil bercengkrama
penelitiannya menyatakan terdapat perbedaan dengan teman. Sehingga perlu dilakukan
sangat bermakna antarkelompok perokok aktif penelitian tentang korelasi nilai LED dengan
berat (0,857), perokok aktif ringan (2,293), hs-CRP pada perokok aktif di warung kopi
dan non perokok (2,7955) yang disimpulkan wilayah Surabaya Timur.
adanya perbedaan kadar hs-CRP pada non
warung kopi kawasan Gubeng, dan
METODE pemeriksaan dilakukan di Balai Besar
Jenis penelitian yang digunakan dalam Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.
penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan Penelitian dilakukan mulai dari bulan
pendekatan cross sectional untuk mengetahui Desember 2021 – Mei 2022. Variabel pada
ada tidaknya hubungan Nilai Laju Endap penelitian ini adalah nilai LED dan kadar hs-
Darah (LED) dengan High Sensitivity C- CRP dalam darah perokok aktif. Penelitian ini
Reactive Protein (hs-CRP) pada perokok aktif. menggunakan data primer, yang diperoleh
Populasi penelitian ini adalah perokok aktif setelah melakukan pemeriksaan bahan uji di
yang berada di warung kopi kawasan Gubeng, laboratorium serta dari wawancara
Surabaya Timur. Dan sampel pada penelitian menggunakan lembar kuesioner yang
ini adalah perokok aktif yang berada di salah disediakan oleh peneliti. Bahan uji yang
satu warung kopi di kawasan Gubeng digunakan ialah serum dan darah vena. Data
sebanyak 30 sampel diambil menggunakan yang terkumpul dicek kembali dan dilakukan
teknik Purposive Sampling dengan kriteria tabulasi kemudian dianalisis menggunakan
perokok aktif usia produktif berjenis kelamin SPSS. Pertama, uji normalitas menggunakan
laki-laki, telah merokok ≥ 100 batang dan rutin Shapiro-wilk, Diperoleh data yang tidak
merokok selama 30 hari terakhir menggunakan berdistribusi normal, maka dilanjutkan uji
rokok konvensional. Penelitian dilakukan di korelasi Spearman.

HASIL

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap nilai


laju endap darah (LED) dan kadar hs-CRP
pada perokok aktif yang berada di warung
kopi kawasan Gubeng, Surabaya Timur, maka
didapatkan hasil sebagai berikut,

155
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Vol. 17, No. 2, Desember 2022, e ISSN 2654-3427
DOI: https://doi.org/ 10.36086/jpp.v17i2
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Merokok dan Jumlah Rokok

Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%)


Lama Merokok
≤5 Tahun 0 0
>5 Tahun 30 100
Jumlah Rokok
1-10 batang rokok per hari 8 27
10-20 batang per hari 19 63
>20 batang rokok per hari 3 10

Berdasarkan Tabel 1. Berdasarkan lama rokok per hari dengan presentase 27%, 19
merokok Didapatkan sebanyak 30 responden responden mengkonsumsi rokok sebanyak 10-
telah aktif merokok >5 tahun dengan 20 batang per hari dengan presentase 63%,
presentase 100%, berdasarkan jumlah rokok dan 3 responden mengkonsumsi >20 batang
didapatkan sebanyak 8 responden rokok per hari dengan presentase 10%.
mengkonsumsi rokok sebanyak 1-10 batang

Tabel 2. Distribusi Statistik Deskriptif Nilai Laju Endap Darah (LED) dan Kadar hs-CRP
pada perokok aktif yang berada di warung kopi kawasan Gubeng, Surabaya Timur

Variabel N Mean Median SD Min Max


LED 30 8.37 7 5.8 2 24
hs-CRP 30 1.11 0.75 1 0.10 3.90

Berdasarkan tabel 2, menunjukan bahwa didapatkan rata- rata 1.11 mg/L dengan
dari 30 sampel yang dianalisis didpatkan rata- median
rata nilai LED adalah 8.37 mm/Jam, dengan 0.75 mg/L, standar deviasi 1 mg/L, nilai
median 7 mm/Jam, standar deviasi 5.8 terendah 0.10 mg/L dan nilai tertinggi 3.90
mm/Jam, nilai terendah 2 mm/Jam dan nilai mg/L.
tertinggi 24 mm/Jam. Pada hs-CRP

Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Spearman korelasi nilai laju endap darah (LED) dengan high
sensitivity c-reactive protein (hs-CRP) pada perokok aktif di warung kopi wilayah
Surabaya Timur

Correlations

Kadar hs-CRP

Nilai LED Correlation 0.307


Coefficient

Sig. (2- 0.099


tailed)

N 30

Berdasarkan Tabel 3 diketahui nilai Sig. (2- dengan high sensitivity c- reactive protein (hs-
tailed) sebesar 0.099 > 0.05, Hal ini CRP) pada perokok aktif di warung kopi
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang wilayah Surabaya Timur. Dengan hubungan
signifikan antara nilai laju endap darah (LED) yang cukup dan arah hubungan yang positif
156
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Vol. 17, No. 2, Desember 2022, e ISSN 2654-3427
DOI: https://doi.org/ 10.36086/jpp.v17i2
r=0.307.

PEMBAHASAN salah satunya adalah protein C-reaktif.10


Hasil hs-CRP yang normal dapat ini
Dari penelitian yang telah dilakukan disebabkan oleh jenis rokok yang dihisap,
mengenai korelasi nilai Laju Endap Darah dimana kebanyakan responden mengkonsumsi
(LED) dengan high sensitivity c-reactive jenis rokok filter sehingga dapat mengurangi
protein (hs-CRP) pada perokok aktif di paparan racun rokok utamanya yaitu nikotin,
warung kopi wilayah Surabaya Timur, diambil tar dan gas CO. Kondisi ini menyebabkan
sebanyak 30 sampel darah vena dari perokok responden belum mengalami kerusakan
aktif yang berjenis kelamin laki-laki. Dari 30 jaringan atau organ yang akan merangsang
sampel tersebut didapatkan bahwa sebanyak sekresi biomarker inflamasi, yaitu CRP.20 Dan
30 responden telah aktif merokok sejak lebih kerusakan jaringan yang timbulkan masih
dari 5 tahun pada saat usia remaja, dengan sedikit sehingga CRP dalam darah belum
presentase 100%. Didapatkan juga bahwa terdeteksi. Selain itu, inflamasi yang terjadi
konsumsi rokok paling banyak adalah 10-20 pada responden sudah menurun pada saat
batang per hari, diikuti 1-10 batang per hari, pengambilan darah dilakukan, karena CRP
dan paling sedikit >20 batang per hari. Hal ini disintesis hati dalam waktu 6-8 jam setelah
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh adany reaksi inflamasi, lalu kadar dalam darah
Mirnawati et al. (2018) bahwa perilaku meningkat dan mencapai puncak dalam waktu
merokok banyak terjadi dimulai pada masa 24-48 jam, setelah itu akan kembali normal
remaja, semakin muda umur mulai merokok seiring dengan membaiknya inflamasi,
semakin kuat kebiasaan merokok dan sehingga CRP dalam darah responden kembali
semakin sulit untuk berhenti merokok.16 normal.20
Pada pemeriksaan nilai Laju Endap Darah, Berdasarkan uji statistik non parametric
didapatkan rata-rata nilai LED adalah 8.37 Spearman didapatkan nilai p value sebesar
mm/Jam. Sebanyak 30 responden (100%) 0.099 yang lebih besar dari alpha (α) 0,05
memiliki nilai laju endap darah yang normal. bahwa tidak terdapat korelasi antara nilai LED
Hal ini dikarenakan LED merespon dengan dengan hs-CRP pada perokok aktif di warung
lambat, dan fibrinogen sebagai penyumbang kopi wilayah Surabaya Timur. Dan diperoleh
utama peningkatan LED jangka pendek nilai hubungan sebesar 0,307 yang berarti
memiliki waktu paruh (tergantung pada status hubungan ini memiliki kekuatan yang cukup
pembekuan dan faktor lain seperti faktor lain dan arah hubungan yang positif.
seperti bentuk eritrosit yang abnormal, Kenaikan kadar hs-CRP yang tidak diikuti oleh
lipoprotein dan kadar albumin), dan kenaikan nilai LED ini dapat disebabkan oleh
imunoglobulin (berkontribusi kuat respon yang lambat dari laju endap darah
terhadap peningkatan LED) pada keadaan terhadap reaksi fase akut yang dapat
inflamasi kronis) memiliki waktu paruh dari 7 menyebabkan negatif palsu pada proses
hingga 21 hari di bawah keadaan fisiologis inflamasi.21 Perbedaan ini juga dapat
normal. Proses ini dapat mengakibatkan disebabkan oleh perbedaan waktu peningkatan
kelambatan yang signifikan antara perubahan protein C- reaktif yang muncul sebelum tingkat
klinis dan nilai LED.17–19 sedimentasi meningkat, atau dapat juga
Pada pemeriksaan hs-CRP didapatkan disebabkan karena tingkat sedimentasi tidak
bahwa 23 subyek (82%) memiliki kadar CRP berubah terhadap peradangan ringan. Selain
serum normal (negatif) dan lima subjek (18%) itu, dibandingkan dengan laju endap darah, C-
memiliki kadar CRP serum positif. reaktif protein merupakan penanda yang lebih
Kenaikan nilai hs-CRP ini dapat disebabkan sensitif dan spesifik dari reaksi fase akut dan
oleh adanya lesi aterosklerotik atau karena lebih responsif terhadap perubahan kondisi
peradangan lokal sistemik atau non-vaskular.14 pasien.21
Selain itu disebabkan oleh asap rokok yang Tes CRP mengukur tingkat protein plasma
menginduksi kerusakan endotel dengan (protein C-reaktif) yang diproduksi oleh sel-sel
memproduksi radikal bebas seperti oksida hati sebagai respons terhadap peradangan atau
nitrat dan hidrogen peroksida. Radikal bebas ini infeksi akut. Sedangkan, CRP merupakan
menyebabkan stres oksidatif yang ukuran langsung dari respon inflamasi dan
meningkatkan reaksi fase akut sistemik. LED adalah ukuran tidak langsung dari tingkat
Reaksi ini meningkat sitokin inflamasi, yaitu
157
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Vol. 17, No. 2, Desember 2022, e ISSN 2654-3427
DOI: https://doi.org/ 10.36086/jpp.v17i2
peradangan dalam tubuh.22 Ketika terjadi kesempatannya mengembangkan penyakit
proses inflamasi, fibrinogen memasuki darah jantung atau menderita serangan jantung atau
dalam jumlah tinggi dan menyebabkan sel stroke.25 Hal ini tentunya akan merangsang
darah merah menempel satu sama lain, LED suatu respon inflamasi sehingga terjadi
mengukur tingkat di mana sel darah merah peningkatan pada kadar hsCRP.10
mengendap, yang dapat dipengaruhi oleh Berdasarkan hasil penelitin, diketahui nilai
protein yang terkait dengan respon inflamasi.22 LED tidak mengalami peningkatan
Karena perbedaan fisiologis dasar ini, CRP berdasarkan lama merokok 1-10 batang per
memiliki refleksi yang lebih sensitif dan hari , 10-20 batang per hari, maupun >20
akurat dari fase akut peradangan daripada batang per hari. Pada hs-CRP berdasarkan
LED. Waktu paruh CRP adalah konstan, lama merokok 1-10 batang per hari dari 8
sehingga peningkatan ditentukan oleh laju responden terjadi peningkatan pada 6
produksi serta tingkat keparahan dari responden, berdasarkan banyak rokok 10-20
pemicunya. Pada 24 jam pertama proses batang per hari dari 19 responden terjadi
penyakit kemungkinan LED masih normal dan peningkatan pada 6 responden, dan
CRP meningkat.23 berdasarkan banyak rokok >20 batang per hari
CRP dan LED akan meningkat pada dari 3 responden terjadi peningkatan pada 1
kondisi inflamasi akut. Namun, pola respons responden. Hal ini sesuai dengan penelitian
berbeda untuk setiap tes, CRP meningkat yang dilakukan oleh Pramonodjati (2019)
dalam beberapa jam setelah timbulnya infeksi bahwa kadar CRP tidak berhubungan dengan
atau kondisi inflamasi dan kembali normal banyaknya konsumsi rokok pada perokok
dalam tiga sampai tujuh hari jika proses akut aktif. Selain itu peningkatan hs-CRP dapat
teratasi, sedangkan LED meningkat secara lebih disebabkan oleh faktor lain selain merokok
lambat dan tetap meningkat untuk jangka maupun respon peradangan diluar peradangan
waktu yang lebih lama.22 vaskular seperti saat terjadi radang, infeksi,
Berdasarkan penelitian yang telah lakukan, kanker, serta penyakit saluran pernafasan.18
dari 13 responden yang memiliki kadar hsCRP Berdasarkan hasil penelitian yang telah
meningkat dengan kadar LED normal, dilakukan mengenai korelasi nilai Laju Endap
semuanya telah merokok lebih dari 5 tahun. Darah (LED) dengan high sensitivity c-reactive
Hal ini dapat dikarenakan, setelah 5 tahun protein (hs-CRP) pada perokok aktif di
merokok terdapat risiko stroke dan CO yang warung kopi wilayah Surabaya Timur, tidak
dikeluarkan selama proses pembakaran rokok didapatkan hubungan yang signifikan dengan p
menyebabkan pembuluh darah menyempit value 0.099 lebih besar dari 0,05 dikarenakan
diikuti dengan risiko kanker paru-paru, mulut, hs-CRP merupakan penanda inflamasi yang
tenggorokan, tenggorokan, kandung kemih, lebih sensitif dan spesifik dari reaksi fase akut
ginjal, dan pankreas.24 Semakin lama dan lebih responsif dibandingkan dengan LED
seseorang merokok, semakin besar terhadap perokok aktif.

KESIMPULAN DAN SARAN merokok karena dapat memicu peningkatan


kadar penanda inflamasi yaitu C- Reactive
Berdasarkan hasil penelitian, Rata-rata nilai Protein (CRP).
Laju Endap Darah (LED) pada perokok aktif
adalah 8.37 mm/Jam. Dan rata-rata nilai hs-CRP
pada perokok aktif adalah 1.11 mg/L. serta dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi
antara nilai LED dengan hs-CRP pada perokok
aktif di warung kopi wilayah Surabaya Timur
dengan hubungan yang cukup dan arah
hubungan yang positif. Bagi peneliti
selanjutnya disarankan untuk melakukan
penelitian tentang korelasi nilai laju endap
darah (LED) dengan high sensitivity c-reactive
protein (hs-CRP) pada perokok aktif dan
perokok pasif serta menambahkan data riwayat
penyakit. Bagi masyarakat yang merupakan
perokok aktif agar dapat mengurangi kebiasaan
158
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Vol. 17, No. 2, Desember 2022, e ISSN 2654-3427
DOI: https://doi.org/ 10.36086/jpp.v17i2

DAFTAR PUSTAKA Trans Info Media


1. Waziry R, Jawad M, Ballout RA, Al Akel Jakarta Timur. Published online 2017.
M, Akl EA. The Effects Of Waterpipe 13. Dewi YP. C-reactive protein (CRP) Vs
Tobacco Smoking on Health Outcomes: high-sensitivity CRP (hs-CRP). Siloam
An Updated Systematic Review And Hosp Yogyakarta.2018;(September).
Meta-Analysis. Int J Epidemiol. 14. Nisa H. Peran C-Reactive Protein Untuk
2017;46(1):32-43. Menimbulkan Risiko Penyakit. Published
2. Sholeh AN. Panduan Anti Merokok Untuk online 2016.
Pelajar, Guru, Dan Orang Tua.; 2017. 15. Selvarasu PSA. Hubungan Kadar C-
3. Riskesdas Jatim. Laporan Provinsi Jawa Reaktif Protein (CRP) dan Laju Endap
Timur RISKESDAS 2018.; 2018. Darah (LED) pada Pasien Rheumatoid
https://drive.google.com/drive/folders/1 Arthritis Fase Flare di RSUP Haji Adam
XYHFQuKucZIwmCADX5ff1aDhfJgqz Malik pada Tahun 2012-2015. Published
I-l%0A online 2016.
4. Raharjanti A. Perbandingan Kadar High 16. Mirnawati M, Nurfitriani N, Zulfiarini
Sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP) FM, Cahyati WH. Perilaku Merokok
Pada Perokok Aktif Berat, Perokok Pada Remaja Umur 13-14 Tahun.
Aktif Ringan, dan Nonperokok. HIGEIA (Journal Public Heal Res Dev.
Published online 2015. 2018;2(3):396-405.
http://repository.maranatha.edu/12603/1 17. Tsamarah YT, Danuyanti IGAN, Zaetun
0/1110092_Journal.pdf S. Hubungan Nilai Laju Endap Darah
5. Putri WS. Analisa High Sensitivity C- (LED) dengan Kadar C-Reactive Protein
Reaktif Protein (hs-Crp) Pada Perokok (C-RP) pada Pasien Positif Covid-19. J
Aktif Dengan Faktor Risiko Penyakit Kesehat Andalas. 2022;10(3):173-177.
Jantung Koroner (Pjk) Di Warung Kopi 18. Nugraha G, Badrawi I. Pedoman Teknik
Jalan Titipapan Medan Deli. Published Pemeriksaan Laboratorium Klinik.
online 2018. Published online 2018.
6. Santoso DH. Relasi Negara Industri 19. Litao MKS, Kamat D. Erythrocyte
Dan Masyarakat Dalam Perspektif sedimentation rate and C-reactive
Komunikasi. MBridge Press; 2018. protein: how best to use them in clinical
7. Andriati R. Analisis Tingkat practice. Pediatr Ann. 2014;43(10):417-
Ketergantungan Nikotin dan Peran 420.
Kecerdasan Emosional dengan Niat 20. Pramonodjati F, Prabandari AS, Sudjono
Berhenti Merokok Pada Remaja. J Ilm FAE. Pengaruh Perokok Terhadap
Kesehat. 2021;14(2):116-122. Adanya C–Reaktive Protein (CRP).
8. Amelia R, Nasrul E, Basyar M. Infokes J Ilm Rekam Medis dan Inform
Hubungan derajat merokok berdasarkan Kesehat. 2019;9(2):1-6.
indeks brinkman dengan kadar 21. Harrison M. Abnormal laboratory results:
hemoglobin. J Kesehat Andalas. Erythrocyte sedimentation rate and C-
2016;5(3). reactive protein.
9. Dewi HNC, Paruntu ME, Tiho M. Aust Prescr. 2015;38(3):93.
Gambaran Kadar C-reactive protein 22. Assasi N, Blackhouse G, Campbell K, et
(CRP) Serum Pada Perokok Aktif Usia> al. Comparative Value of Erythrocyte
40 Tahun. eBiomedik. 2016;4(2). Sedimentation Rate (ESR) and C-reactive
10. Gitte RN, Taklikar R. Effect of cigarette Protein (CRP) Testing in Combination
smoking on erythrocyte sedimentation Versus Individually for the diagnosis of
rate and total leukocyte count. Natl J undifferentiated Patients with Suspected
Physiol Pharm Pharmacol. Inflammatory Disease or Serious
2018;8(10):1429-1431. Infection: A Systematic Review .
11. Wibowo BF, Manjas M, Sahputra RE, Published online 2015.
Erkadius E. Hubungan Pemeriksaan 23. Tennant F. Erythrocyte Sedimentation
LED dan CRP pada Penegakkan Rate And C-Reactive Protein: Old But
Diagnosis Spondilitis Tb di RSUP dr. M. Useful Biomarkers For Pain Treatment.
Djamil Padang tahun 2014-2016. Maj Pr Pain Manag. 2015;13(2).
Kedokt Andalas. 2018;41(2):69-77. 24. Suharjo JB, Cahyono B. Gaya hidup dan
12. Nugraha G. Panduan Pemeriksaan penyakit modern. Yogyakarta: Kanisius.
Laboratorium Hematologi Dasar Edisi 2. Published online2008.
159
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Vol. 17, No. 2, Desember 2022, e ISSN 2654-3427
DOI: https://doi.org/ 10.36086/jpp.v17i2

25. Hutapea R. Why Rokok?: Tembakau Dan


Peradaban Manusia. Bee Media
Indonesia; 2013.

160

Anda mungkin juga menyukai