Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

Judul PENGARUH MEROKOK TERHADAP VISKOSITAS DARAH


Jurnal Majalah Kesehatan PharmaMedika 2018
Volume dan Halaman Vol. 10 No. 1 Hal (47-56)
Tahun 2018
Penulis Endah Purnamasari
Reviewer Ara Amalia Rahma & Distia Fitri Hidayanti
Tanggal 6 Okt 2023
Tujuan Pada penelitia ini ingin diketahui seberapa besar pengaruh rokok
terhadap viskositas darah, serta hubungan antara lama ngerokok
dan jumlah rokok yang dihisap perharinya terhadap viskositas
darah.
Subjek Penelitian Subjek penelitian terdiri dari 26 peserta, termasuk 13 perokok dan
13 non-perokok, yang memenuhi kriteria inklusi. Rentang usia
untuk perokok adalah 19-28 tahun, sedangkan untuk non-perokok
adalah 18-23 tahun. Kriteria indeks massa tubuh (BMI) untuk
perokok berkisar dari underweight hingga obesitas III, sedangkan
untuk non-perokok berkisar dari normal hingga obesitas II
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
hipotesis komparatif. Subjek penelitian dibagi menjadi dua
kelompok: perokok dan non perokok. Usia peserta, indeks massa
tubuh (BMI), durasi merokok, dan jumlah rokok yang dihisap per
hari dicatat. Viskositas darah diukur sebagai variabel hasil utama.
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan tes Mann-
Whitney U untuk membandingkan perbedaan antara kedua
kelompok.
Sumber Jurnal Kami mendapatkan jurnal ini melalui internet. Pencarian
dilakukan seperti pada umumnya, dengan cara menuliskan kata
kunci pada kolom yang telah disediakan dan akan keluar hasil
sesuai dengan kata kunci. Pada saat hasil keluar, kami tertarik
untuk melakukan review jurnal ini.
Isi Review Review penelitian ini membahas tentang pengaruh merokok
terhadap viskositas darah dan hubungan antara lama merokok dan
jumlah rokok yang dihisap per hari terhadap viskositas darah.
Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 26 subyek, terdiri dari
13 perokok dan 13 non-perokok. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan bermakna dalam jumlah leukosit, kadar
kolesterol, kadar HDL, dan kadar LDL antara kelompok perokok
dan non-perokok. Jumlah leukosit pada perokok lebih rendah
daripada bukan perokok, sedangkan kadar kolesterol, HDL, dan
LDL pada perokok lebih rendah daripada bukan perokok.

Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa semakin lama


merokok dan semakin banyak jumlah rokok yang dihisap per hari
meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Merokok
dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular karena
merokok dapat menyebabkan peradangan, meningkatkan
viskositas darah, dan mengurangi daya tahan tubuh. Kelompok
perokok juga memiliki lebih sedikit responden dengan kriteria
obesitas daripada kelompok bukan perokok. Merokok juga dapat
mengurangi kemampuan lipoprotein untuk mengangkut kelebihan
kolesterol ke hati, sehingga perlindungan terhadap penyakit
kardiovaskular lebih rendah.

Namun, penelitian ini juga menyebutkan bahwa merokok


bukanlah satu-satunya faktor risiko penyakit kardiovaskular,
karena obesitas juga memiliki peran penting dalam risiko tersebut.
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, penelitian ini
merekomendasikan penggunaan jumlah subyek penelitian yang
lebih banyak dan kriteria inklusi yang lebih ketat.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa merokok
memiliki pengaruh negatif terhadap viskositas darah dan dapat
meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Kelompok
perokok memiliki jumlah leukosit yang lebih rendah daripada
kelompok non-perokok, serta memiliki kadar kolesterol, HDL,
dan LDL yang lebih rendah. Semakin lama seseorang merokok
dan semakin banyak jumlah rokok yang dihisap per hari, risiko
terkena penyakit kardiovaskular juga semakin tinggi. Namun,
penelitian ini juga menunjukkan bahwa obesitas juga memiliki
peran penting dalam risiko penyakit kardiovaskular. Oleh karena
itu, penting untuk mengurangi kebiasaan merokok dan menjaga
berat badan yang sehat guna mengurangi risiko penyakit
kardiovaskular.

1. Apa poin utama artikel tersebut?


Jawab: Poin utama dari artikel ini adalah bahwa merokok memiliki pengaruh negatif
terhadap viskositas darah dan meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular.
Penelitian ini menunjukkan bahwa perokok memiliki jumlah leukosit yang lebih
rendah dan kadar kolesterol, HDL, dan LDL yang lebih rendah daripada non-perokok.
Semakin lama seseorang merokok dan semakin banyak jumlah rokok yang dihisap per
hari, risiko penyakit kardiovaskular juga semakin tinggi. Namun, obesitas juga
memiliki peran penting dalam risiko penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, penting
untuk mengurangi kebiasaan merokok dan menjaga berat badan yang sehat untuk
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
2. Apa implikasi temuan ini terhadap praktik keperawatan?
Jawab: Implikasi temuan ini terhadap praktik keperawatan adalah pentingnya perawat
untuk memberikan edukasi dan intervensi kepada pasien yang merokok mengenai
dampak negatif merokok terhadap viskositas darah dan risiko penyakit
kardiovaskular. Perawat dapat memberikan informasi tentang pentingnya mengurangi
atau menghentikan kebiasaan merokok untuk menjaga kesehatan kardiovaskular.
Selain itu, perawat juga dapat memberikan dukungan dan bantuan dalam upaya
berhenti merokok, seperti merujuk pasien ke program penghentian merokok atau
memberikan strategi pengelolaan stres yang sehat. Dengan memberikan edukasi dan
intervensi yang tepat, perawat dapat membantu pasien untuk mengadopsi gaya hidup
yang lebih sehat dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh
merokok.
3. Apakah ada keterbatasan dalam penelitian ini? Jika ada, jelaskan!
Jawab: Ya, terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Pertama, ukuran
sampel yang digunakan relatif kecil, yaitu hanya melibatkan 26 subyek. Hal ini dapat
mempengaruhi generalisasi temuan penelitian ini ke populasi yang lebih luas. Selain
itu, penelitian ini juga hanya dilakukan pada populasi yang terbatas, yaitu pada
populasi dewasa muda. Oleh karena itu, temuan penelitian ini mungkin tidak dapat
diterapkan secara langsung pada populasi yang lebih tua atau pada populasi dengan
kondisi kesehatan yang berbeda.

Selain itu, penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional, yang hanya
memberikan gambaran pada satu titik waktu tertentu. Hal ini tidak memungkinkan
untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara merokok dan viskositas darah.
Selain itu, penelitian ini juga tidak mengontrol faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi viskositas darah, seperti pola makan, aktivitas fisik, dan penggunaan
obat-obatan.

Selain itu, penelitian ini juga memiliki keterbatasan dalam pengukuran viskositas
darah. Metode pengukuran viskositas darah yang digunakan dalam penelitian ini
mungkin tidak sepenuhnya akurat atau representatif. Penggunaan metode yang lebih
canggih dan valid untuk mengukur viskositas darah dapat memberikan hasil yang
lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai