Anda di halaman 1dari 4

Resolusi Tahun 2024 untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner

Penulis: dr. Yusuf Ananda Fikri

Awal tahun merupakan waktu yang baik untuk mengatur target dan resolusi yang ingin dicapai
dalam 12 bulan ke depan. Selain menjalani pengobatan dalam jangka panjang, pasien dengan
penyakit jantung koroner juga perlu memperhatikan aspek gaya hidupnya, karena modifikasi
gaya hidup memiliki dampak yang signifikan dalam keberhasilan terapi serta dapat menurunkan
risiko kesakitan dan kematian. Berikut ini adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan pada
pasien dengan PJK yang dapat menjadi target untuk dicapai sepanjang tahun 2024.

Berhenti Merokok
Berhenti merokok meningkatkan angka harapan hidup pada pasien dengan penyakit jantung
koroner. Studi menunjukkan bahwa pasien PJK yang berhenti merokok terbukti mengalami
penurunan risiko kematian hingga 36% dibandingkan pasien PJK yang masih merokok. Terapi
pengganti zat nikotin, seperti bupropion dan vareniklin, terbukti efektif dalam membantu pasien
untuk berhenti merokok. Selain menghindari rokok, pasien PJK juga perlu menghindari paparan
rokok secara pasif dari lingkungan sekitar.

Menurunkan Berat Badan


Berbagai studi telah membuktikan bahwa obesitas berhubungan dengan angka harapan hidup
yang lebih pendek, dan individu yang memiliki berat badan berlebih memiliki risiko lebih tinggi
mengalami penyakit kardiovaskular pada usia yang lebih muda. Pada sebuah studi populasi,
kejadian penyakit kardiovaskular, angka kematian dan angka kesakitan akibat penyakit
kardiovaskular terbukti didapatkan lebih tinggi pada pasien dengan berat badan berlebih hingga
obesitas dibandingkan pasien dengan indeks massa tubuh normal. Indeks massa tubuh (IMT)
dapat dihitung dengan membagi berat badan Anda dalam satuan kilogram dengan kuadrat
tinggi badan anda dalam satuan meter. IMT normalnya berada di dalam rentang 18,5 – 22,9
kg/m2. Seseorang yang memiliki IMT 23 – 24,9 kg/m2 dikategorikan ke dalam berat badan
berlebih atau pre-obesitas, sedangkan seseorang yang memiliki IMT ≥ 25 kg/m 2 dikategorikan ke
dalam obesitas.

Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik memberikan berbagai manfaat bagi pasien dengan PJK. Aktivitas fisik memberikan
manfaat melalui peningkatan hantaran oksigen menuju otot jantung. Rekomendasi aktivitas fisik
yang direkomendasikan bagi pasien dengan PJK adalah latihan aerobik minimal sebanyak 5 sesi
per minggu dengan durasi 30–60 menit per sesi. Aktivitas fisik secara rutin dapat menurunkan
risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, meningkatkan massa otot, kekuatan otot, dan
fungsi otot. Aktivitas fisik juga meningkatkan sensitivitas hormon insulin tubuh serta membantu
mengontrol tekanan darah dan kadar lemak di dalam darah.

Menjaga suasana hati


Pasien dengan PJK memiliki risiko dua kali lebih tinggi untuk menderita gangguan mood dan
keceasan dibandingkan dengan individu tanpa PJK. Stres, depresi dan kecemasan dapat
memperburuk luaran penyakit pasien dan dapat menyulitkan pasien untuk menjalani
perubahan gaya hidup atau memperburuk kepatuhan obat. Studi menunjukkan bahwa
konseling serta terapi farmakologis dapat menurunkan kejadian depresi, kecemasan, dan stress,
serta dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung.

Menghindari polusi
Polusi udara diperkirakan menjadi salah satu dari 10 faktor risiko kematian secara global.
Paparan terhadap polusi udara meningkatkan risiko kejadian serangan jantung serta kejadian
perawatan rumah sakit dan kematian akibat gagal jantung, stroke, dan kelainan irama jantung.
Pasien dengan PJK perlu menghindari area-area dengan kepadatan lalu lintas tinggi. Alat
penyaring udara dengan filter high-efficiency particulate air (HEPA) juga dapat membantu untuk
menurunkan polusi di dalam ruangan, dan penggunaan masker N95 pada area dengan tingkat
polusi tinggi terbukti dapat memberikan efek protektif terhadap PJK.
Aktivitas Seksual
Pasien dengan PJK seringkali khawatir akan risiko kardiovaskular yang berhubungan dengan
aktivitas seksual dan/atau mengalami disfungsi seksual. Studi menunjukkan bahwa risiko
kematian jantung mendadak atau serangan jantung akut pada saat aktivitas seksual sangat
rendah, terutama apabila aktivitas seksual dilakukan pada lingkungan yang tidak mencetuskan
stress dan tanpa adanya konsumsi makanan atau alcohol berlebihan sebelum aktivitas seksual.
Energi yang dikeluarkan pada aktivitas seksual setara dengan menaiki tangga dua lantai.
Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dapat menurunkan risiko kejadian serangan jantung
pada saat aktivitas seksual.
Disfungsi seksual pada pasien dengan PJK meliputi penurunan libido serta peningkatan
kejadian disfungsi ereksi. Disfungsi seksual pada pasien PJK dapat disebabkan oleh berbagai
kondisi, di antaranya kelainan pembuluh darah, factor psikososial, konsumsi obat-obatan
tertentu, jumlah obat yang diminum, dan terganggunya hubungan antara pasien dengan
pasangan. Pasien PJK yang mengalami gejala-gejala disfungsi seksual diharapkan untuk
mengomunikasikan lebih lanjut dengan dokter yang merawatnya untuk dapat dilakukan evaluasi
terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan disfungsi seksual yang dialami pasien.

Kepatuhan Pengobatan dan Gaya Hidup


Kepatuhan terhadap perubahan gaya hidup dan obat-obatan yang dikonsumsi merupakan
tantangan yang sering dialami oleh pasien PJK. Sebuah studi epidemiologi menunjukkan bahwa
sebagian pasien terbukti tidak meminum obat dengan rutin, dan sebanyak 9 dari 100 kejadian
penyakit jantung di benua Eropa berkaitan dengan kepatuhan minum obat yang kurang baik.
Polifarmasi (konsumsi obat ≥ 1 jenis) juga memiliki dampak negative terhadap kepatuhan
meminum obat.

Referensi:
1. Knuuti J, Wijns W, Saraste A, Capodanno D, Barbato E, Funck-Brentano C, et al. 2019 ESC
Guidelines for the diagnosis and management of chronic coronary syndromes. European
Heart Journal [Internet]. 2020 Jan 14 [cited 2024 Jan 9];41(3):407–77. Available from:
https://academic.oup.com/eurheartj/article/41/3/407/5556137
2. Rippe JM. Lifestyle Strategies for Risk Factor Reduction, Prevention, and Treatment of
Cardiovascular Disease. Am J Lifestyle Med. 2018 Dec 2;13(2):204-212. doi:
10.1177/1559827618812395.
3. Gaudel P, Neupane S, Koivisto AM, Kaunonen M, Rantanen A. Effects of intervention on
lifestyle changes among coronary artery disease patients: A 6-month follow-up study.
Nurs Open. 2022 Jul;9(4):2024-2036. doi: 10.1002/nop2.1212. Epub 2022 Apr 17.

Anda mungkin juga menyukai