Anda di halaman 1dari 4

PTM

PTM merupakan singkatan dari Penyakit Tidak Menular. Penyakit ini tidak disebabkan oleh
infeksi dan tidak dapat ditularkan dari satu individu ke individu lainnya. Sebaliknya, penyakit
ini berkembang akibat faktor-faktor seperti gaya hidup, lingkungan, dan faktor genetik.
Penyakit tidak menular atau biasa juga disebut sebagai penyakit degeneratif. Penyakit tidak
menular menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat pada abad ke-21 karena tingkat
morbiditas dan mortalitas yang tinggi secara global. WHO menyebutkan penyakit tidak
menular merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak di dunia. Kematian akibat
penyakit tidak menular sekitar 36 juta penduduk tiap tahunnya (Sudayasa et al., 2020)

Di antara lansia, faktor risiko yang berkontribusi pada pengembangan PTM meliputi:

Gaya Hidup yang Tidak Sehat: Pola makan yang tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik,
konsumsi alkohol yang berlebihan, dan merokok dapat meningkatkan risiko penyakit tidak
menular seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker.

Kebiasaan Merokok: Merokok telah terkait dengan peningkatan risiko berbagai penyakit
kronis seperti penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan kanker.

Pola Makan yang Buruk: Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam dapat
meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.

Kurangnya Aktivitas Fisik: Gaya hidup yang kurang aktif dapat meningkatkan risiko
obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan osteoporosis.

Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan penyakit tertentu seperti diabetes, hipertensi, atau
kanker juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit tersebut.

Stres: Tingkat stres yang tinggi dalam jangka panjang dapat berkontribusi pada
pengembangan berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung dan gangguan mental seperti
depresi.

Faktor Lingkungan: Polusi udara, paparan zat beracun, serta akses terbatas terhadap air bersih
dan sanitasi yang baik dapat mempengaruhi kesehatan secara negatif dan meningkatkan
risiko penyakit tidak menular.

Ketidakpatuhan Terhadap Pengobatan: Lansia sering memiliki kondisi medis kronis yang
memerlukan pengobatan jangka panjang. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan atau
penanganan kondisi medis ini dapat memperburuk penyakit dan mengakibatkan komplikasi
yang lebih serius.

Skrining PTM (Penyakit Tidak Menular) merupakan proses penggunaan tes atau evaluasi
kesehatan tertentu untuk mendeteksi risiko atau adanya penyakit tidak menular pada individu
sebelum gejalanya menjadi nyata atau memburuk. Tujuan skrining PTM adalah untuk
memungkinkan deteksi dini, intervensi yang lebih efektif, dan pencegahan penyakit lebih
lanjut. Berikut adalah beberapa informasi penting tentang skrining PTM:

Tujuan: Tujuan utama dari skrining PTM adalah untuk mendeteksi penyakit tidak menular
pada tahap awal, ketika masih mungkin untuk melakukan intervensi yang efektif untuk
mencegah kemajuan penyakit atau komplikasi yang lebih serius.

Metode: Skrining PTM dapat dilakukan menggunakan berbagai metode, termasuk tes
laboratorium, pengukuran parameter klinis seperti tekanan darah atau kadar gula darah,
pemeriksaan fisik, dan kuesioner atau wawancara untuk menilai faktor risiko dan gejala yang
mungkin terkait dengan penyakit tidak menular.

Penyakit yang Diskrining: Skrining PTM dapat mencakup berbagai penyakit tidak menular,
termasuk tetapi tidak terbatas pada diabetes, penyakit jantung, hipertensi, kanker,
osteoporosis, dan gangguan kesehatan mental seperti depresi.

Populasi Sasaran: Populasi yang disarankan untuk menjalani skrining PTM dapat bervariasi
tergantung pada faktor-faktor seperti usia, riwayat medis, faktor risiko, dan pedoman klinis
yang berlaku. Misalnya, beberapa tes skrining seperti skrining mammografi untuk kanker
payudara direkomendasikan untuk wanita di atas usia tertentu, sementara skrining kolesterol
dapat disarankan untuk orang dewasa tertentu yang memiliki faktor risiko tertentu untuk
penyakit jantung.

Frekuensi: Frekuensi skrining PTM dapat bervariasi tergantung pada jenis penyakit dan
faktor risiko individu. Beberapa tes skrining mungkin perlu dilakukan secara teratur,
misalnya setiap tahun atau setiap beberapa tahun, sementara yang lain mungkin hanya
diperlukan sekali dalam jangka waktu tertentu.

Konseling dan Tindak Lanjut: Penting bagi individu yang menjalani skrining PTM untuk
mendapatkan konseling yang tepat sebelum dan setelah tes dilakukan. Jika hasil skrining
menunjukkan kemungkinan adanya penyakit, individu tersebut mungkin perlu menjalani
tindak lanjut lebih lanjut, seperti pemeriksaan lebih lanjut atau perawatan medis.

Kelebihan dan Keterbatasan: Skrining PTM memiliki kelebihan dan keterbatasan.


Kelebihannya termasuk deteksi dini penyakit, intervensi yang tepat waktu, dan peningkatan
peluang penyembuhan atau pengelolaan penyakit. Namun, keterbatasannya meliputi
kemungkinan hasil palsu positif atau palsu negatif, biaya, dan dampak psikologis.

Pencegahan PTM

Pencegahan PTM melalui gaya hidup sehat merupakan pendekatan yang sangat penting dan
efektif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penyakit tidak
menular melalui gaya hidup sehat:
Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan yang seimbang dan bergizi adalah kunci untuk
mencegah penyakit tidak menular. Makanan tinggi serat, rendah lemak jenuh, rendah gula
tambahan, dan rendah garam dapat membantu menjaga kesehatan jantung, mengontrol berat
badan, dan mencegah diabetes tipe 2. Mengonsumsi banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian
utuh, dan protein sehat seperti ikan, kacang-kacangan, dan daging tanpa lemak adalah bagian
penting dari pola makan yang sehat.

Aktivitas Fisik Teratur: Melakukan aktivitas fisik secara teratur memiliki banyak manfaat
bagi kesehatan. Ini dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, mengontrol tekanan
darah, meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru, serta meningkatkan suasana hati dan
kesejahteraan mental. Aktivitas fisik yang direkomendasikan termasuk berjalan kaki, berlari,
berenang, bersepeda, atau berpartisipasi dalam olahraga lainnya.

Hindari Merokok dan Konsumsi Alkohol yang Berlebihan: Merokok dan konsumsi alkohol
yang berlebihan adalah dua faktor risiko utama untuk berbagai penyakit tidak menular,
termasuk penyakit jantung, kanker, dan gangguan pernapasan. Berhenti merokok dan
membatasi konsumsi alkohol dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena penyakit-
penyakit ini.

Pengelolaan Stres: Stres yang kronis dapat berkontribusi pada pengembangan berbagai
penyakit. Pengelolaan stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, olahraga, atau
hobi yang menyenangkan dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental.

Tidur yang Cukup: Kurang tidur dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, penyakit
jantung, dan gangguan kesehatan lainnya. Penting untuk mendapatkan tidur yang cukup
setiap malam, biasanya antara 7-9 jam bagi orang dewasa.

Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan skrining medis
yang direkomendasikan dapat membantu mendeteksi penyakit-penyakit secara dini,
memungkinkan penanganan yang lebih efektif dan pengelolaan yang lebih baik.

Hindari Paparan Racun Lingkungan: Paparan terhadap polusi udara, zat beracun, dan bahan
kimia berbahaya lainnya dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Hindari paparan
ini sebisa mungkin dan dukung kebijakan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Pemantauan kesehatan rutin memainkan peran penting dalam mendeteksi dini dan mengelola
PTM pada lansia. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemantauan kesehatan rutin
sangat penting:

Deteksi Dini Penyakit: Lansia cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan
penyakit tidak menular. Dengan pemantauan kesehatan rutin, kondisi kesehatan mereka dapat
dipantau secara teratur, dan gejala penyakit dapat terdeteksi lebih awal. Ini memungkinkan
intervensi yang tepat dilakukan sebelum penyakit berkembang menjadi lebih serius.

Pencegahan Komplikasi: Pemantauan kesehatan rutin dapat membantu dalam pencegahan


komplikasi yang terkait dengan PTM. Dengan mendeteksi dini penyakit seperti diabetes,
hipertensi, atau penyakit jantung, intervensi dapat dilakukan untuk mengelola kondisi
tersebut dan mencegah komplikasi yang lebih serius seperti serangan jantung, stroke, atau
gagal ginjal.

Pengelolaan Terapi: Bagi lansia yang sudah didiagnosis menderita PTM, pemantauan
kesehatan rutin memungkinkan profesional kesehatan untuk memantau respons terhadap
terapi yang diberikan. Pengukuran parameter klinis seperti tekanan darah, kadar gula darah,
atau kadar kolesterol secara teratur dapat membantu dalam menilai efektivitas pengobatan
dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.

Edukasi Pasien: Pemantauan kesehatan rutin juga memberikan kesempatan bagi profesional
kesehatan untuk memberikan edukasi kepada pasien tentang kondisi mereka dan pentingnya
mengikuti rencana perawatan yang direkomendasikan. Pasien dapat diberitahu tentang tanda-
tanda peringatan yang perlu diperhatikan dan langkah-langkah yang dapat mereka ambil
untuk menjaga kesehatan mereka.

Kualitas Hidup yang Lebih Baik: Dengan mendeteksi dini dan mengelola PTM secara efektif,
lansia dapat mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik dan memperpanjang masa hidup
mereka dengan meminimalkan risiko komplikasi yang terkait dengan penyakit tersebut.

Kolaborasi Tim Kesehatan: Pemantauan kesehatan rutin juga memungkinkan untuk


kolaborasi yang lebih baik antara berbagai profesional kesehatan yang terlibat dalam
perawatan lansia. Informasi yang dikumpulkan dari pemantauan kesehatan rutin dapat dibagi
dan dibahas bersama-sama untuk merencanakan perawatan yang terkoordinasi dan holistik.

Anda mungkin juga menyukai