Siklus bencana adalah suatu siklus yang menggambarkan suatu proses di mana masyarakat dan pemerintah bersama-sama melakukan perencanaan demi berkurangnya dampak yang ditimbulkan suatu bencana, bertindak cepat dan tanggap saat bencana, dan melakukan rekonstruksi & pemulihan dari bencana setelah bencana terjadi. Tujuan dibuatnya siklus bencana, antara lain: 1. Meminimalisir kerugian dari ancaman yang muncul (bencana), 2. Menjamin koordinasi pasca-bencana dan pemberian bantuan kepada korban, dan 3. Mencapai pemulihan dari bencana yang efektif. [Warfield, {year unknown)]
Pertanyaan 2: Jelaskan mengenai tahapan pada setiap siklus bencana!
Terdapat empat tahap dalam siklus bencana, yaitu mitigation, preparedness,
response, dan reconstruction. Tahap mitigation dan preparedness dilakukan dalam rangka antisipasi terhadap suatu bencana, dan tahap response dan reconstruction dilakukan setelah bencana sebagai rangka manajemen terhadap suatu bencana. Mitigation Tahap ini bertujuan untuk meminimalisir efek yang ditimbulkan oleh bencana tersebut. Mitigasi juga berarti melakukan suatu tindakan yang bertujuan mengurangi dampak suatu bencana dan ancaman yang mengikutinya (John Hopkins & Red Cross Crescent, 2008). Mitigasi terbagi menjadi dua, yaitu mitigasi struktrural dan nonstruktural. Mitigasi struktural merupakan upaya mitigasi yang menekankan struktur bangunan dan teknologi untuk mengurangi ancaman pada suatu bencana, contohnya adalah bangunan tahan gempa. Berbeda halnya dengan mitigasi nonstruktural. Mitigasi nonstruktural menekankan pada perubahan perilaku dan pengetahuan masyarakat. Contoh mitigasi nonstruktural adalah pembuatan peraturan dan edukasi kepada masyarakat tentang bencana. Preparedness Tahap ini merupakan tahap yang penting dilakukan untuk mencapai outcome yang baik dari suatu bencana. Outcome yang baik yang dimaksud disini, antara lain dapat berupa jumlah korban bencana yang sedikit, terintegrasinya koordinasi
Pertanyaan 3: Jelaskan langkah pengelolaan bencana pada setiap siklus bencana!
Pertanyaan 4: Jelaskan mengenai rapid need health assessment! Rapid need health assessment adalah suatu metode yang digunakan pada situasi emergensi (pasca bencana) untuk mengumpulkan informasi status kesehatan dan kebutuhan populasi yang terkena bencana. Rapid health assessment juga merupakan metode sistematis untuk mengumpulkan informasi yang akan digunakan untuk respon emergensi selanjutnya terkait perencanaan, pengarahan, dan implementasi. (WHO. 1999) WHO menggarisbesarkan rapid health assessment menjadi empat langkah, antara lain perencanaan, pengumpulan data, analisis dan interpretasi penemuan, dan presentasi hasil & kesimpulan. Rapid health assessment dilakukan untuk: mengkonfirmasi kedaruratan tersebut mendeskripsikan jenis, dampak buruk dan kemungkinan yang selanjutnya terjadi sebagai lanjutan dari keadaan emergensi tersebut mengukur potensi terjadinya penurunan kualitas kesehatam memeriksa kecukupan kebutuhan pada situasi tersebut merekomendasikan tindakan yang harus dilakukan untuk tanggapan yang segera
referensi: 1. Scott, N., Cretikos, M., & Cleary, M. (2012). Bug Breakfast in the Bulletin: Rapid health assessments. NSW Public Health Bull., 23(8), 159. doi:10.1071/nb12088