Anda di halaman 1dari 4

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

GAMBARAN KADAR SERUM SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC


TRANSAMINASE (SGOT) PADA PEROKOK AKTIF USIA > 40
TAHUN

1
Vania Y. Lomanorek
2
Youla A. Assa
2
Yanti M. Mewo

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: vanialomanorek12309@yahoo.com

Abstract: Smoking has become habit and lifestyle for most of the people in daily life.
Negative effects of smoking are abundant and no limit at all. Three dangerous compounds in
cigarette could cause damage to liver and heart. When liver and heart cells damaged, Serum
Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) enzyme releases in blood and became an
indicator of liver and heart damage. The purpose of this study was to identify the level of
SGOT serum of smokers aged > 40 years old. Twenty eight smokers were eligible to this
criteria and participated in this study. Cross sectional design with a descriptive method was
employed in this study. Sanples were analysed in laboratory for SGOT serum levels.
Research results showed that all respondents participated in the present study had a normal
serum SGOT. It can be concluded that serum SGOT level of > 40 years old smokers in
Kolombo village, West Bitung 2 were all normal.
Keywords: serum SGOT level, smoker, age > 40 years

Abstrak: Merokok sudah menjadi kebiasaan dan gaya hidup bagi sebagian orang dalam
kehidupan sehari-hari. Dampak negatif dari menghisap rokok sangat banyak dan tidak
terbatas. Tiga zat berbahaya utama yang terdapat dalam rokok dapat menyebabkan kerusakan
pada organ hati dan jantung. Saat sel-sel hati dan jantung mengalami cedera sel, enzim Serum
Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) akan dilepaskan ke dalam darah dan menjadi
penanda adanya gangguan pada hati dan jantung. Tujuan dari penelitan untuk mengetahui
gambaran kadar serum SGOT pada perokok aktif usia > 40 tahun. Dua puluh delapan orang
yang telah memenuhi kriteria inklusi berpartisipasi dalam jenis penelitian deskriptif dengan
pengamatan sewaktu (cross-sectional). Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan semua
responden memiliki kadar serum SGOT yang normal. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa gambaran kadar serum SGOT pada usia > 40 tahun di Desa Kolombo
lingkungan 4 RT 4, Kecamatan Maesa Kelurahan Bitung Barat 2 semua berada dalam batas
normal.
Kata kunci: kadar serum SGOT, perokok aktif, usia > 40 tahun

Merokok sudah menjadi kebiasaan bagi dihadapi. Dampak negatif dari


sebagian orang dalam kehidupan sehari- kebiasaan menghisap rokok sangat banyak
hari karena mengikuti gaya hidup dan tidak terbatas.1 Berdasarkan data
lingkungan sekitar atau sebagai sarana kantor berita Jerman, Deutsche Welle tahun
untuk melarikan diri dari masalah yang 2015 satu miliar manusia saat ini tercatat
Lomanorek, Assa, Mewo: Gambaran kadar serum...

sebagai perokok aktif. Negara yang tercatat tinggi akan merusak molekul utama seperti
konsumsi rokok tertinggi kebanyakan deoxyribonucleic acid (DNA), lemak, dan
berada di kawasan Eropa Timur dan protein sehingga terjadi cedera sel yang
Balkan.2 mengakibatkan banyak penyakit.7 Radikal
Di Amerika Serikat, World Health bebas dapat muncul akibat paparan dari
Organization (WHO) melaporkan 346.000 luar seperti polusi, sinar matahari atau asap
orang meninggal setiap tahun karena rokok.8
penyakit yang disebabkan oleh rokok.3 Serum Glutamic Oxaloacetic
Berdasarkan hasil survei Ikatan Ahli Transaminase (SGOT) merupakan salah
Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun satu enzim yang dijumpai dalam otot
2007, sebanyak 1.127 orang meninggal jantung dan hati. Enzim ini ditemukan
setiap hari dan hampir 200.000 orang dalam konsentrasi sedang pada otot rangka,
meninggal setiap tahunnya di Indonesia ginjal dan pankreas. Saat terjadi cedera
disebabkan oleh rokok.4 terutama pada sel-sel hati dan otot jantung,
Terdapat tiga zat berbahaya yang enzim ini akan dilepaskan ke dalam darah.
paling dominan dalam rokok yaitu nikotin, Fungsi utama enzim ini sebagai
tar, dan karbon monoksida. Saat biomarker/penanda adanya gangguan pada
merokok, zat-zat kimia tersebut masuk ke hati dan jantung.9 Pada perokok aktif, dapat
dalam tubuh dan jika berlangsung terus- terjadi peningkatan kadar serum SGOT
menerus dapat menyebabkan dalam darah. Menurut Saranya10 merokok
arteriosklerosis, batuk kronis, serta menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid
hipoksemia yang merupakan salah satu yang merusak membran biologis pada hati
faktor penyebab timbulnya infark miokard dan jantung. Lain halnya dengan
serta karsinogenesis.5 Sebagian besar Wannamethee dan Shaper11 dalam
penyakit yang disebabkan oleh rokok, penelitiannya terhadap perokok yang
sering terjadi pada dewasa. berusia 40-59 tahun menemukan bahwa
Menurut Fowler, usia > 35 tahun telah merokok tidak menyebabkan kerusakan
memasuki fase transisi dari penuaan, hati, namun hanya meningkatkan efek
selama tahap ini kadar hormon menurun alkohol pada cedera sel hati pada peminum
sampai 25 persen, serta kehilangan massa berat.
otot yang mengakibatkan kehilangan
kekuatan, energi dan komposisi lemak METODE PENELITIAN
tubuh yang meninggi. Keadaan ini Desain penelitian ini merupakan
menyebabkan resistensi insulin, penelitian deskriptif dengan rancangan
meningkatnya resiko penyakit jantung, cross sectional (potong lintang). Lokasi
pembuluh darah, dan obesitas. Di usia > 45 penelitian bertempat di Desa Kolombo
tahun masuk pada fase klinik, di mana lingkungan 4 RT 4, Kecamatan Maesa
terjadi penurunan hormon yang berlanjut Kelurahan Bitung Barat 2. Didapatkan 28
seperti dehydroepiandrosterone (DHEA), orang perokok aktif sebagai sampel yang
melatonin, growth hormone (GH), memenuhi kriteria inklusi, yaitu kondisi
testosterone, estrogen, dan hormon tiroid. umum sampel baik, tidak ikterus dan
Kemampuan penyerapan nutrisi, vitamin, hepatomegali, tidak mengonsumsi alkohol,
dan mineral juga menghilang, sehingga serta tidak mengonsumsi obat-obatan.
dampak negatif pada fase transisi Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
meningkat. Mengonsumsi rokok di usia total sampling dan dilakukan pengambilan
seperti itu, dapat saling memperberat efek darah kemudian diproses di Laboratorium
negatif terhadap tubuh.6 Kanaka Manado untuk mendapatkan hasil
Selain faktor usia, suatu organisme menjadi kadar serum SGOT. Hasil penelitian yang
tua karena terjadi akumulasi kerusakan oleh diperoleh, diolah dengan menggunakan
radikal bebas dalam sel. Menurut teori, Microsoft Excel 2007.
radikal bebas yang memiliki sifat reaktifitas
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

HASIL PENELITIAN SGOT, tetapi antigen Hepatitis B dan status


Sampel terbanyak dalam penelitian ini sosial-ekonomi seseorang memiliki
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 25 hubungan yang bermakna dengan kadar
responden dengan persentase 89,29% dan serum SGOT.15 Pada penelitian Jang, dkk
yang berjenis kelamin perempuan dari hasil analisis univariat yang didapatkan
berjumlah 3 responden dengan persentase alkohol memiliki pengaruh yang tinggi
10,71 %. Kisaran usia responden antara 40 terhadap peningkatan kadar serum SGOT.16
sampai 88 tahun, dengan rata-rata usia 51 Beberapa penelitian yang membuktikan
tahun. Hasil pemeriksaan laboratorium merokok memiliki pengaruh terhadap
kadar serum SGOT sampel, dari 28 sampel peningkatan enzim SGOT tanpa disertai
hasil kadar serum SGOT semua ditemukan faktor resiko lainnya, tetapi ada juga
normal. penelitian yang membuktikan bahwa kedua
Nilai mean atau rata-rata hasil variabel tersebut tidak memiliki hubungan
pemeriksaan kadar serum SGOT dalam yang bermakna, tetapi disertai dengan
penelitian ini adalah 24,4 U/L. Nilai konsumsi alkohol yang sudah terbukti jelas
standard deviasi yang didapatkan 6,26. dapat merusak organ hati secara langsung.
Nilai median kadar serum SGOT yaitu 23,5 Berdasarkan penelitian ini, semua
U/L. Nilai modus kadar serum SGOT kadar serum SGOT yang didapatkan
adalah 18 U/L dan nilai range dalam hasil normal belum bisa memastikan bahwa
pemeriksaan ini didapatkan nilai minimum organ hati dan jantungnya tidak mengalami
yaitu 15 U/L dan nilai maksimum yaitu 38 gangguan atau normal, karena organ hati
U/L. dan jantung memiliki biomarker/penanda
yang lebih spesifik untuk mendeteksi
BAHASAN adanya kerusakan sel masing-masing.
Pada penelitian ini terdapat subjek Biomarker spesifik untuk jantung yaitu
penelitian sebanyak 28 orang yang bersedia Creatine Kinase (CK), (CK-MB), dan
menjadi responden. Hasil pemeriksaan lainnya sedangkan untuk hati yaitu Serum
laboratorium kadar serum SGOT sampel di Glutamic Pyruvic Transaminase
17,18
mana semua sampel memiliki kadar serum (SGPT). Keterbatasan dalam penelitian
SGOT normal. Dengan hasil penelitian ini ini yaitu tidak dilakukan pemeriksaan
menunjukkan bahwa penyebab peningkatan penunjang yang lebih spesifik pada fungsi
enzim SGOT tidak hanya dipengaruhi oleh organ responden.
merokok, masih ada beberapa faktor risiko
lain yang bekerja sinergis dalam SIMPULAN
mempengaruhi sel hati dan jantung seperti Dari penelitian yang dilakukan di Desa
mengonsumsi alkohol, obat-obatan, serta Kolombo lingkungan 4 RT 4, Kecamatan
ada gangguan fungsi tubuh lainnya yang Maesa Kelurahan Bitung Barat 2 mengenai
mengganggu sel hati dan jantung.9,12,13 gambaran kadar serum SGOT dalam darah
Hasil yang sama terdapat pada penelitian pada perokok aktif berusia > 40 tahun, dari
Wannamethee dan Shaper bahwa 28 sampel yang diteliti semua kadar serum
merokok tidak menyebabkan kerusakan SGOT didapatkan normal.
hati secara langsung, melainkan hanya
memperberat efek alkohol dalam SARAN
mempengaruhi membran sel hati.11 Hasil 1. Responden sebaiknya mulai berhenti
penelitian dari Whitehead dkk juga sama, merokok untuk mencegah pengaruh
tidak ada perubahan yang signifikan dari buruk rokok terhadap berbagai organ
SGOT pada merokok.14 tubuh.
Penelitian Rizvi, dkk mengatakan 2. Responden sebaiknya menjaga gaya
bahwa merokok dan tingkat latihan fisik hidup sehat dengan cara menghindari
tidak menunjukkan hubungan yang alkohol, mengatur pola makan atau diet,
signifikan dengan peningkatan kadar serum dan rajin berolahraga.
Lomanorek, Assa, Mewo: Gambaran kadar serum...

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut 43.


dengan jumlah sampel yang lebih 9. Widmann FK. Alih bahasa : S. Boedina
besar. Kresno, dkk. Tinjauan Klinis Atas
Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Edisi 11. Jakarta: EGC; 2004. p. 303-
UCAPAN TERIMA KASIH
5.
Ucapan terima kasih disampaikan
10. B Saranya, T Ananthi. Biochemical
kepada dr. Murniati Tiho, AIFO, dr. Investigation of Bidi Smokers in
Michaela E. Paruntu, MARS, dan dr. Rural Areas of Thanjavur District of
Stefana H.M. Kaligis, MSc serta pada Tamil Nadu, India. Scholars Journal
semua pihak yang baik secara langsung of Applied Medical Sciences
maupun tidak langsung telah (SJAMS). 2013; I(2): p. 41-3.
menumbuhkan ide atau gagasan dalam 11. Wannamethee SG, Shaper AG. Cigarette
pemikiran penulis sehingga dapat Smoking and Serum Liver Enzymes:
menyelasaikan artikel ini. The Role of Alcohol and Inflamation.
Ann Clin Biochem.2010 Jul;47(Pt
4):321-6
DAFTAR PUSTAKA
12. Kee JL. Pedoman Pemeriksaan
1. Aiman H. Kebiasaan Merokok. In: Cecep
Laboratorium & Diagnostik. Edisi 6.
Romli. Tobat Merokok. Depok:
Jakarta: EGC; 2007. p. 15-6.
Pustaka IIMaN; 2006. p. 27-32.
13. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL,
2. Deutsche Welle. Inilah Negara Surga
Faucy AS, Hauser SL, Loscalzo J.
Perokok di Dunia. 2015 July 16 [cited
Alcoholic Liver Disease. Harrison’s
2016 Jan 4]. Available from :
principle of internal medicine. 18thed.
www.dw.com
New York: McGraw-Hill; 2011.
3. J. Sugito. Risiko Kenikmatan. Redaksi
14. Whitehead TP, Robinson D, Allaway SL.
Plus. Stop Rokok. Jakarta: Penebar
The effects of cigarette smoking and
Swadaya; 2007. p. 68-9
alcohol consumption on serum liver
4. Majalah Tempo. 200 Ribu Orang Mati
enzyme activities: a dose-related
Setiap Tahun karena Rokok. 2014
study in men. Ann Clin Biochem.
Feb 26 [cited 2015 Nov 01].
1996 Nov;33 (Pt 6):530-5.
Available from:
15. F. Rizvi, A. Beg, M. Afzal, AM Rajput.
http://nasional.tempo.co/read/news
Association of Transaminase Levels
5. Mufrihah Nurhayati. Bahan Kimia.
with Obesity, Serum Lipids, Diabetes,
Himpunan Mahasiswa Jurusan Kimia
Smoking and Level of Physical
Universitas Jember. 2014 [cited 2015
Activity. Journal of Islamabad
Nov 19]. Available from:
Medical & Dental College. 2013.
http://himaki.web.unej.ac.id
16. Eun Sun Jang, Sook Hyang Jeong, Sung
6. Fowler B. Functional and Biological
Ho Hwang, Hyun Young Kim, So
Markers of Aging. In: Klatz, R. Anti-
Yeon Ahn, Jaebong Lee, et al.
Aging Medical Therapeutics volume
Effects of coffee, smoking, and
5. Chicago : the A4M Publications.
alcohol on liver function test. BMC
2003. p. 43.
Gastroenterology. 2012;12:145
7. Suryohudoyo P. Kapita Selekta Ilmu
17. Huon HG, Keith DD, John MM, Iain AS.
Kedokteran Molekuler. Jakarta: CV.
Lecture Notes: Kardiologi. Edisi 4.
Infomedika; 2000. p. 31-46
Jakarta: Penerbit Erlangga;
8. Brenneisen P, Sies H, Scharffetter-
2003.p.138
Kochanek K. Ultraviolet-B
18. Eko Bastiansyah. In: Shinta K. Panduan
irradiation and matrix
Lengkap Membaca Hasil Tes
metalloproteinase: from induction via
Kesehatan. Jakarta: Penebar
signaling to initial events. Ann N Y
Plus;2008.p. 53.
Acad Sci. Volume 973. 2002. p. 31-

Anda mungkin juga menyukai