Oleh:
Dosen Pembimbing:
KOTA MALANG
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................................i
RINGKASAN EKSEKUTIF....................................................................................................iii
JUDUL.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
SOLUSI PERMASALAHAN....................................................................................................2
TUJUAN....................................................................................................................................2
INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM.........................................................................3
LUARAN YANG DIHARAPKAN...........................................................................................5
METODE PELAKSANAAN.....................................................................................................5
JADWAL KEGIATAN..............................................................................................................9
RANCANGAN BIAYA...........................................................................................................10
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Boon Pring adalah tempat wisata di area hutan bambu yang berada di Desa Wisata
Sanankerto. aman Wisata Boon Pring Andeman merupakan salah satu taman wisata yang
sedang berkembang. Kawasan Taman Wisata Boon Pring Andeman berpotensi dijadikan
sebagai kawasan wisata alam, karena Taman Wisata Boon Pring Andeman memiliki potensi
alam diantaranya: hutan bambu, danau atau sumber air yang dimanfaatkan langsung oleh
masyarakat setempat. Namun, pada saat ini Taman Wisata Boon Pring Andeman masih
belum dikelola dan dikembangkan dengan baik oleh pihak pemerintah maupun masyarakat.
Sehingga terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan dan penurunan pendapatan
ekonomi masyarakat sekitar serta kawasan ini kurang memadai untuk dijadikan sebagai
kawasan ekowisata. Sementara itu potensi yang dimiliki Taman Wisata Boon Pring ini sangat
besar untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata. Maka dari itu, dalam mengatasi
permasalahan ini, solusinya adalah dengan peningkatan ekonomi berbasis digital branding
bagi masyarakat melalui Badan Pembangkit Boon Pring Aktif.Peningkatan ekonomi berbasis
digital branding adalah inisiatif yang dilakukan untuk membantu meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat Desa Sanankerto.
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan keterampilan teknologi dan
pemasaran digital melalui program pelatihan dan dukungan, meningkatkan pendapatan
masyarakat sekitar, membentuk badan pembangkit boon pring aktif untuk membantu
masyarakat desa dalam meningkatkan branding secara online, memperluas jejaring usaha
masyarakat desa, memperkenalkan keunikan dan kearifan lokal melalui teknolog digital
branding, meningkatkan soft skills mahasiswa terutama integritas, kerjasama, tanggungjawab,
komunikasi, adaptif dan penyelesaian masalah, meningkatkan kapasitas ormawa terutama
dalam kekuatan dukungan tata kelola ormawa dalam meningkatkan kinerja pengelolaan
program kerja yaitu pengabdian kepada masyarakat, menjadikan Desa Jabung sebagai desa
binaan Universitas Islam Malang, implemantasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
dengan pengakuan konversi mata kuliah KKN.
iii
JUDUL
PENDAHULUAN
Desa ini memiliki latar belakang sejarah yang kaya. Masyarakat telah dikenal karena
praktik pertanian dan cara hidup tradisional. Namun, dengan kemajuan teknologi dan
ekonomi digital, desa semakin membutuhkan adaptasi dan integrasi branding digital untuk
meningkatkan prospek ekonominya. Menanggapi kebutuhan tersebut,kami berinisiatif untuk
meningkatkan ekonomi berbasis digital melalui branding kepada masyarakat yang ada
disekitar ekowisata Boon Pring. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan platform bagi
penduduk desa untuk memanfaatkan kekuatan branding digital dan teknologi untuk
mempromosikan produk dan layanan mereka, dan dengan demikian meningkatkan
kesejahteraan ekonomi mereka.
1
Kritikus berpendapat bahwa integrasi cepat merek digital dapat menyebabkan
hilangnya praktik tradisional dan identitas budaya dalam komunitas. Mereka meningkatkan
kekhawatiran tentang potensi gangguan pasar lokal, eksploitasi oleh pemangku kepentingan
eksternal, dan erosi kerajinan otentik. Namun, para pendukung inisiatif tersebut menekankan
hasil positif, seperti meningkatkan pendapatan, meningkatkan akses ke pasar, dan
melestarikan pengetahuan tradisional melalui media digital.
SOLUSI PERMASALAHAN
Solusi yang direncanakan yaitu dengan digagasnya konsep strategi branding dan
pembentukan badan pergerakan yang dinamakan BANGKIAK yang nantinya akan dilatih
dalam bentuk pembinaan dan pelatihan. Dimana nantinya pembinaan dan pelatihan tersebut
dapat diikuti oleh seluruh kalangan terutama anak muda. Hasil dari pembinaan dan pelatihan
tersebut dapat digunakan untuk mengelola dan mempromosikan usaha mereka secara
profesional melalui platform digital. Serta dengan adanya badan pengurus aktif, diharapkan
desa wisata dapat berkembang dengan lebih baik, memberikan manfaat ekonomi yang
signifikan bagi masyarakat lokal, serta menjaga keberlanjutan dan keaslian budaya serta
lingkungan desa wisata tersebut.
TUJUAN
2
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dengan memanfaatkan teknologi digital
branding agar dapat meningkatkan daya tarik wisatawan dan mencapai jangkauan
yang lebih luas.
3. Membentuk badan pembangkit boon pring aktif untuk membantu masyarakat desa
dalam meningkatkan branding secara online.
4. Mengidentifikasi target pasar yang tepat, membuat konten digital yang menarik dan
relevan, memanfaatkan media sosial, serta melakukan pengukuran dan evaluasi hasil
implementasi digital branding di Desa Sanankerto.
5. Memperluas jejaring usaha masyarakat desa untuk membantu mereka mencapai pasar
yang lebih luas, termasuk wisatawan lokal dan internasional.
6. Memperkenalkan keunikan dan kearifan lokal melalui teknologi digital branding
untuk membantu mengangkat citra dan nilai budaya lokal serta produk-produk khas
desa wisata
7. Meningkatkan soft skills mahasiswa meliputi
8. Meningkatkan kapasitas ormawa terutama dalam kekuatan dukungan tata kelola
ormawa dalam meningkatkan kinerja pengelolaan program kerja yaitu pengabdian
kepada masyarakat
9. Meningkatkan soft skills anggota terutama skills : integritas, kerjasama,
tanggungjawab, komunikasi, adaptif dan penyelesaian masalah.
10. Menjadikan Desa Sanankerto sebagai desa binaan Universitas Islam Malang
11. Kegiatan Program sebagai implemantasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
dengan pengakuan konversi mata kuliah KKN
3
media sosial seperti Facebook,
Instagram, dan Twitter. Mereka
akan memahami strategi konten
yang baik, manajemen akun, dan
penggunaan iklan berbayar untuk
mencapai audiens yang lebih
luas.
Terbentuk mitra jejaring dari
pemerintah (Dinas Pariwisata,
Dinas Komunikasi dan
Informatika ,dinas pendidikan),
Industri Pariwisata
2. Aktivitas Tidak Ada Memperoleh pengetahuan baru
pelatihan strategi tentang teknologi, keterampilan
branding dalam penggunaan perangkat
lunak atau perangkat keras
tertentu, atau pun keterampilan
manajemen usaha.
Terciptanya pemasaran dalam
bentuk digital
Memperluas jaringan hubungan
bisnis
3. Kelembagaan Tidak ada Lembaga Penggerak Boon Pring
Desa Aktif dengan susunan pengurus yang
disahkan kepala desa
4 Peningkatan Skills : integritas, Skills : integritas, kerjasama,
Kompetensi kerjasama, tanggungjawab, komunikasi, adaptif
Mahasiswa tanggungjawab, dan penyelesaian masalah meningkat
komunikasi, menjadi 80 %
adaptif dan
penyelesaian
masalah 50 %
4
LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Luaran Wajib
a. Buku pengembangan kapasitas dan soft skills tematik konsep strategi branding
baik cetak maupun elektronik yang berisi paparan proses branding Masyarakat
Desa Sanankerto Melalui Badan Pembangkit Boon Pring Aktif(BANGKIAK)
b. Ringkasan eksekutif program Peningkatan Ekonomi Berbasis Digital Branding
Bagi Masyarakat Desa Sanankerto Di Ekowisata Boon Pring Melalui
BANGKIAK(Badan Pembangkit Boon Pring Aktif)
c. Publikasi pada media massa online
d. Poster dan profile hasil pelaksanaan program
2. Luaran Tambahan
a. Artikel Ilmiah tentang pengembangan Boon Pring
b. HAKI
c. Kemitraan
METODE PELAKSANAAN
5
platform online guna mencapai visibilitas yang lebih baik. Terakhir membentuk
Badan Pembangkit Boon Pring Aktif
2. Tahapan Kegiatan
a. Identifikasi Potensi dan masalah
Mayoritas masyarakat Desa Sanankerto bermata pencaharian sebagai petani,
namun memiliki sebuah ekowisata yakni Boon Pring. Hal yang menjadi
permasalahan adalah kurangnya branding pada ekowisata yang dimiliki khususnya
tidak ada konsep strategi branding dengan baik. Pembinaan konsep strategi
branding sangat diperlukan demi pengembangan ekowisata Boon Pring yang
berkelanjutan. Para tokoh masyarakat, khususnya pengelola Boon Pring
mengharapkan adanya konsep strategi branding yang jelas dalam bentuk KKN.
6
Demi menyelesaikan permasalahan yang ada di Desa Sanankerto, kami
memerlukan intervensi dalam beberapa bentuk kegiatan. Intervensi yang kami
lakukan terdiri dari:
1. Pelatihan dan workshop tentang penggunaan teknologi digital, media
sosial, dan platform e-commerce untuk branding produk dan jasa.
2. Pembuatan Situs Web dan Media Sosial
3. Membentuk badan pembangkit Boon Pring aktif
e. Mitra untuk Keberlanjutan Program
Tim pengabdian menjalin kerja sama untuk memperluas jaringan guna
mendapatkan berbagai manfaat yang saling mendukung. Kemitraan yang akan
terjalin antara Universitas Islam Malang dengan berbagai pihak yaitu Pemdes
Sanankerto, Pelaku industri lokal, Dinas Pendidikan melaui sekolah-sekolah
target, Ikatan Petani, Pasar terdekat, dan Karang Taruna serta pemerintah
Kabupaten Malang.
f. Rumusan Indikator Keberhasilan dan Metode Pengukuran
Rumusan indikator adalah :1. Aktivitas Penyebaran pengetahuan digital, 2.
Aktivitas pelatihan strategi branding, 3. Kelembagaan Desa, 4. Peningkatan
Kompetensi Mahasiswa, 5. Peningkatan Kapasitas Organisasi kemahasiswaan, 6.
Hasil. Metode pengukuran berdasarkan jumlah dan ada tidaknya aktivitas atau
yang menjadi indikator dari sebelum program dibandingkan setelah program.
g. Pelaksanaan Program Bersama Masyarakat
Pelaksanaan kegiatan pengabdian diawali dengan komunikasi dulu dengan
kepala desa. Pelaksanaan program tentunya menyesuaikan dengan kesempatan
bisanya masyarakat. Tahap selanjutnya adalah sosialisasi dengan warga yang
bertujuan untuk memperkenalkan gagasan konsep strategi branding pada
masyarakat dengan menjelaskan keuntungannya. Disaat yang bersamaan,
persiapan fasilitas pembinaan konsep strategi branding dilakukan agar
pelaksanaan pembinaan dapat dilakukan secepatnya setelah sosialisasi selesai.
Pelaksanaan pelatihan dan edukasi dilakukan di Balai desa.
h. Bentuk Dukungan Pemerintah Desa
Bentuk Dukungan kepala desa adalah dengan memberikan fasilitas Balai desa
yang dapat digunakan untuk program pelatihan ini. Selain itu pemerintah desa
juga memberikan pendampingan dan bimbingan kepada para pelaku usaha digital
serta anak-anak muda di desa, baik dalam hal teknis maupun manajerial.
7
Pemerintah desa juga memfasilitasi web desa sebagai sarana branding di Desa
Sanankerto.
i. Pembinaan Kelompok Sasaran
Pembinaan kelompok sasaran dilakukan dengan pendampingan program
selama kegiatan. Bentuk pembinaan adalah edukasi, pelatihan dan lokakarya.
Dalam kegiatan pelatihan tim bekerjasama dengan dengan pihak-pihak terkait
seperti Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan juga beberapa pakar dari
bidang branding dan marketing. Kerjasama dengan mitra untuk penguatan dalam
pembinaan khalayak sasaran tim bekerjasama dengan Universitas dan pemerintah
desa.
j. Monitoring dan evaluasi berdasarkan indikator keberhasilan program
Monitoring akan dilakukan setiap 2 bulan sekali bersamaan dengan
pendampingan program. evaluasi dilakukan setiap 2 bulan sekali mencakup :
evaluasi pelaksanaan program dan evaluasi hasil kemajuan program. Evaluasi
dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian indikator indikator
keberhasilan. Data perubahan dapat diperoleh dengan metode wawancara
mendalam, FGD, dan observasi. Selain itu juga dilakukan evaluasi pasca program
pada bulan ke dua dan ke empat mencakup kemajuan aktivitas kegiatan dan
penambahan jumlah penggiat seni tari topeng.
k. Lokakarya
Lokakarya dilakukan di balai desa. Lokakarya ini untuk tujuan desiminasi dan
publikasi program. Pada saat lokakarya diadakan pembentukan dan peresmian
badan penggerak sebagai hasil program. Undangan adalah mitra program dan
Universitas Islam Malang selain media massa.
l. Audiensi Ke Pemerintah Desa
Audiensi dilakukan untuk mempresentasikan hasil program yang tercapai.
Selain itu juga disampaikan kendala-kendala program serta tindak lanjut yang bisa
dilakukan untuk keberlanjutan program. Pelaksanaan keberlanjutan mengacu pada
road map tim. Audiensi dihadiri oleh dosen pendamping dan pihak dari perguruan
tinggi.
m. Mengolah Data dan Menulis Laporan
Data yang diperoleh selama program baik dalam bentuk kuisoner, hasil
lokakarya dan audiensi diolah untuk dijadikan luaran yang sudah dijanjikan tim.
8
Demikian juga data-data tersebut digunakan untuk menulis laporan akhir maupun
artikel ilmiah.
n. Kegiatan Pasca Program
Kegiatan pasca program mengacu pada evaluasi program yang dilakukan
setiap bulan. Kegiatan pasca program dilakukan oleh ormawa dengan tim yang
berbeda karena ini terkait dengan penguatan kapasitas ormawa dalam bidang tata
kelola program pengabdian masyarakat.
o. Pemutakhiran Data Pasca Program
Pemutakhiran data selama 2 bulan dilakukan dengan mengacu indikator
keberhasilan dan minat masyarakat mengikuti pembinaan konsep strategi
branding. Oleh karena itu dilakukan monitoring setelah kegiatan berlangsung agar
memperoleh hasil akhir dari pembinaan konsep strategi branding.
JADWAL KEGIATAN
9
6 Evaluasi I Program
7 Pembentukan Badan Penggerak
8 Inisiasi Kerjasama dengan Mitra
9 Publikasi Program
10 Lokakarya
Audiensi dengan Pemerintah
11
Desa
Pengolahan Data dan Penulisan
12
Laporan
RANCANGAN BIAYA
HARGA JUMLAH
NO KETERANGAN KEGIATAN UNIT SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
I BAHAN HABIS PAKAI
10
Tripod Pelatihan 1 1000.000 1.000.000
JUMLAH 13.750.000
II PERJALANAN
Pembentukan
Perjalanan 8 BANGKIAK 2 250.000 500.000
11
Perjalanan 9 Inisiasi Kerjasama 4 250.000 1.000.000
Seminar dan
pelantikan
Konsumsi BANGKIAK 2 900.000 1.800.000
JUMLAH 10.650.000
IV BELANJA LAIN-LAIN
SUBTOTAL 15.675.000
TOTAL 40.075.000
12
13