Anda di halaman 1dari 73

Pembangunan

Gedung Kantor Geo Dipa


Unit Dieng

Oleh
Skenario pekerjaan
Manajemen Konstruksi
Tahap
Regulasi Pra Konstruksi
Tahap Persiapan

Tahap Tahap
GAGASAN Pra Desain
Konstruksi Pemanfaatan

Feasibility
Study Tahap Lelang
1. Ide dan gagasan Gedung Kantor Pembangkit listrik
2. Tenaga Panas Bumi, Dieng.
a. Filosofi Arsitektur.
b. Kebutuhan Ruang.
c. Contextual Analisys
2. Alternatif Bentuk Bangunan
3. Lanscaping
4. Site Plan.
Analisis
Aktivitas Kantor
Pembangkit Listrik.
1. Bangunan Kantor dan Lingkungan, untuk melayani internal
Pembangkit Listrk.
2. Aktivitas yang melingkupi nya adalah :
a. Parkir mobil/motor.
b. Lobby
c. Aktivitas karyawan.
d. Ruang tunggu umum.
e. Ruang-ruang khusus, sesuai dengan fungsi.
f. Ruang untuk konferensi.
3. Ruang panel.
4. Ruang genset.
I. Analisis Kelayakan Teknis.
II. Analisis ketersediaan Sarana dan Prasarana.
III. Analisis daya dukung Tanah.
IV.Analisis pengaruh aktivitas pembangunan terhadap
lingkungan.
V. Analisis kelayakan kawasan terhadap peluang pasar
dengan pendekatan SWOT.
VI.Analisis sosial.
1.Konsep dasar Pembangunan.
a. Penentuan arah pembangunan.
- Aksesibilitas jalan.
- Pola pencapaian.
- Lingkup wilayah pelayanan.
- Jenis aktivitas.
- Pelaku pasar.
b. Penentuan arah pengembangan Fisik.
- Aktivitas pelaku.
- Kebutuhan ruang.
- Besaran ruang.
- Pola tata ruang dalam gedung.
1. Sarana/
Meliputi kebutuhan ruang-ruang yang ada di didalam
bangunan gedung.

2. Pra-sarana
Meliputi, jalan masuk, parkir, lobby, alat komunikasi, informasi,
1.Topografi.

2.Jenis tanah.

3.Vegetasi.
1. Kegiatan Pra-Konstruksi
kegiatan ini meliputi ‘
- Informasi,
- Sosialisasi
- Perijinan2.
2. Kegiatan Konstruksi.
- Faktor kebisingan dan polusi udara.
- Distribusi material dan proses pengecoran.
3. Kegiatan pasca-konstruksi
- Peningkatan pendapatan tenaga kerja yang terlibat
- Penciptaan tenaga kerja baru.
- Distribusi barang dan moda transportasi
1.Strenght
2.Weakness
3.Opportunities
4.Treaty
1. Relokasi warga, jika ada yang perlu di relokasi

2. Memanfaatkan tenaga kerja lokal

3. Keterlibatan warga sekitar dalam tahap pemanfaa


1. Amdal
2. Andalalin
3. RTRK, KRK.
4. KKOP
5. Analisis pengendalian Pemadam Kebakaran.
1. Sebagai pemberi masukan pada desain bangunan gedung
Kantor Pembangkit Listrik, baik pada proses desain maupun
pada saat pelaksanaan pembangunan Gedung
2. Sebagai Quality Controle, untuk menjaga kesesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan.
3. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan
dan mengantisipasi terbatasnya waktu.
4. Memantau prestasi dan kemajuan pekerjaan yang telah
dicapai,
hal itu dilakukan dengan opname, harian, mingguan dan
bulanan
5. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan
keputusan
terhadap masalah-masalah di lapangan.
6. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem yang
baik
untuk menganalisis performa di lapangan.
Manajemen konstruksi bertujuan untuk mengatur pelaksanaan
pembangunan Gedung Kantor Pembangkit Listrik , sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan Persyaratan
(spesifikasi) . Untuk mencapai kualifikasi ini, perlu diperhatikan :
1. Mutu Bangunan.
2. Beaya yang digunakan.
3. Waktu pelaksanaan.

Dalam pencapai tersebut perlu diperhatikan :


a. Quality Controle.
b. Cost Controle.
c. Time controle.
1. TERARAHNYA PROGRAM PEMBANGUNAN KANTOR PEMBANGKIT LISTRIK..
2. TERLAKSANANYA PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN, SEJAK :
- TAHAP PERSIAPAN,
- TAHAP PERENCANAANAN,
- TAHAP PELELANGAN,
- TAHAP PELAKSANAAN DAN
- TAHAP PEMANFAATAN.
3. TERKENDALIKANNYA PROSES KONSTRUKSI DAN PELAKSANAAN
KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG RS.MATA SECARA BERKUALITAS,
TEPAT WAKTU, DALAM BATAS BEAYA YANG TERSEDIA, DAN DILAKSANAKAN
SECARA TERTIB.
4. TERDOKUMENTASIKANNYA DAN TERINFORMASIKANNYA HASIL
5. PELAKSANAAN KEGIATAN MULAI DARI PERENCANAAN (PRA-KONSTRUKSI)
, KONSTRUKSI, SAAT PASCA KONSTRUKSI, DAN PERSIAPAN PEMANFAATAN.
6. TERSUSUNNYA LAPORAN KEGIATAN.
1. Standar dan tata cara ketahanan gempa untuk
pembangunan Rumah dan
Gedung SNI 03-1726-2002.

2. Spesifikasi bahan bangunan SNI 03 – 6861 – 2002

3. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PIUL), tahun 2000.


Contoh ‘Times Schedule’
Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
(Pre Construction Meeting)
KOMPOSISI PERSONIL
JASA MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DAN
LINGKUNGAN UNIT DIENG

No Nama Perusahaan Posisi Lingkup Keahlian Kualifikasi Jumlah Orang Bulan

A TENAGA AHLI

1 Ir. Tjuk Suroso Hadi, MT PT. Virama Karya Team Leader Ahli Madya Manajemen Konstruksi S2 Teknik Arsitektur 6

2 Ir. Saptono,IAI PT. Virama Karya Ahli Arsitektur Ahli Madya Arsitektur S2 Teknik Arsitektur 4

3 Lisyono, ST PT. Virama Karya Ahli Sipil / Struktur Ahli Madya Manajemen Konstruksi S1 Teknik Arsitektur 1

4 Sutarno Hidayat, ST PT. Virama Karya Ahli Elektrikal Ahli Madya Elektrikal S1 Teknik Elektro 1

5 Ir. Sugeng Tirta Admaja PT. Virama Karya Ahli Mekanikal Ahli Madya Mekanikal S1 Teknik Mesin 1

6 Adhi Susanto, ST PT. Virama Karya Estimator Ahli Madya Sesuai Bidang Keahliannya Teknik Sipil/ Teknik Arsitektur 4

B TENAGA AHLI SUB PROFESIONAL

1 Aji Kristanto, ST PT. Virama Karya Pengawas Arsitektur Ahli Muda Sesuai Bidang Keahliannya S1 Teknik Sipil 2

2 Sukandar, ST PT. Virama Karya Pengawas Struktur/Sipil Ahli Muda Sesuai Bidang Keahliannya S1 Teknik Sipil 2

3 Solekhan, ST PT. Virama Karya Pengawas Elektrikal Ahli Muda Sesuai Bidang Keahliannya S1 Teknik Elektro 1

4 Mudjadji, ST PT. Virama Karya Pengawas Mekanikal Ahli Muda Sesuai Bidang Keahliannya S1 Teknik Mesin 1

C TENAGA PENUNJANG
S1 / T.Sipil / T.Arsitektur / T.Geodesi atau
1 Abu Salam PT. Virama Karya Surveyor - 2
D3/SMK

2 Syamsu Rizal, Amd PT. Virama Karya CAD Operator - D3/T Sipi;/T Arsitektur/ T Mek &Elek 3

3 Iman Sutriyanto PT. Virama Karya Operator Komputer - D3/ Komputer / Informatika 3

4 Fahdlul PT. Virama Karya Pengemudi - SLTA 6

5 Juwarno PT. Virama Karya Office boy SLTA 6


BULAN

Tahap Review & Pengadaan Konstruksi Tahap Pelaksanaan JUMLAH ORANG


NO. NAMA PERSONIL POSISI
BULAN
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A Tenaga Ahli

1 Ir. Tjuk Suroso Hadi, MT Team Leader 6.00

2 Ir. Saptono,IAI Ahli Arsitektur 4.00

3 Lisyono, ST Ahli Sipil / Struktur 1.00

4 Sutarno Hidayat, ST Ahli Elektrikal 1.00

5 Ir. Sugeng Tirta Admaja Ahli Mekanikal 1.00

6 Adhi Susanto, ST Estimator 4.00

17.00
B Asisten Ahli
1 Aji Kristanto, ST Pengawas Arsitektur 4.00

2 Sukandar, ST Pengawas Sipil / Struktur 1.00

3 Solekhan, ST Pengawas Elektrikal 1.00

4 Mudjadji, ST Pengawas Mekanika 1.00

7.00

C Tenaga Pendukung

1 Abu Salam Surveyor


1.00
2 Syamsu Rizal, Amd CAD Operator
5.00
3 Iman Sutriyono Operator Komputer
5.00

4 Fahdlul Sopir
6.00
5 Juwarno Office Boy
6.00

23.000
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
JASA MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DAN LINGKUNGAN UNIT DIENG

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


JASA MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DAN LINGKUNGAN UNIT DIENG

Pemberi Kerja PT. VIRAMA KARYA

Penunjang
TEAM LEADER

Operator Komputer Pengemudi

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN Offic B oy

PEKERJAAN
Tenaga Ahli JASA MANAJEMEN KONSTRUKSI Tenaga Asisten Ahli

TENAGA ASISTEN AHLI

PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DAN


TENAGA AHLI

LINGKUNGAN UNIT DIENG


Ahli Ahli Pengawas Pengawas
Arsitektur Sipil / Struktur Struktur / SIpil Arsitek

Ahli Ahli
Elektrikal Pengawas Pengawas Mekanikal
Elektrikal
Elektrikal

Es mator

KETERANGAN :

e
GARIS MANAJEMEN Tenaga Pedukung
GARIS KOORDINASI
TENAGA PENDUKUNG

KOORDINASI DINAMIS
Es mator

Surveyor

CAD Operator
DAFTAR DOKUMEN YANG DIHASILKAN KONSULTAN

No Jenis Ukuran Satuan Jumlah Ganda

1 Laporan Mingguan A4 buku 2

2 Laporan Bulanan A4 buku 2

3 Laporan Hasil Review Desain A4 buku 2

4 Laporan Akhir Manajemen Konstruksi A4 buku 2


Proyek Pembangunan
Kantor pembangkit listrik
Tenaga panas bumi
DIENG
1. Pengukuran ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik yang terdapat pada
gambar rencana ke lapangan.
2. Pekerjaan ini dimulai dengan menentukan titik acuan (benchmark), dari
benchmark ditentukan titik – titik tambahan untuk membantu proses
pemindahan titik-titik pada gambar rencana ke lapangan.
3. Titik-titik yang diperoleh kemudian dijadikan acuan untuk pekerjaan galian
pondasi. Alat yang digunakan pada pekerjaan setting out adalah theodolit,
waterpass dan alat ukur (rol meter).
4. Pekerjaan pengukuran ini dilaksanakan dari awal hingga seluruh pekerjaan
selesai dilaksanakan, serta memerlukan kecermatan, ketelitian, dan
5. ketepatan,
Pekerjaan ini disesuaikan dengan gambar Pengukuran
karena ketidaktepatan dalam rencana denah,
akan tampak,
dapat
mengakibatkan berubahnya rencana dan perhitungan konstruksi.
6. Ketinggian Balok dan Plat
potongan dan detail.
Pengukuran ini dilakukan dengan alat ukur theodolite dan meteran, dengan cara menarik garis vertikal dari posisi
as dan elevasi lantai yang bersangkutan.

7. Kerataan Plat Lantai


Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat waterpass dan rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan
setelah selesai pembuatan plat lantai, dengan cara pembacaan rambu sama dengan titik yang dibaca pada
kedua alat.

8. Posisi Vertikal Pada Kolom dan Balok


Pelaksanaan pada pengukuran dengan alat, theodolite, meteran, dan unting-unting, setelah terlebih dahulu as
kolom diluruskan dengan bantuan theodolite dan meteran.
PEKERJAAN STRUKTUR
METODE PEKERJAAN PONDASI
PEKERJAAN SUMURAN
1. Buat galian tanah dengan ukuran sesuai diameter pipa beton di lokasi yang akan
dibangun pondasi dengan menggunakan cangkul. Untuk mempermudah pekerjaan
penggalian tanah, pakai cangkul yang memiliki pegangan lebih pendek.
2. Setelah galian tanah telah mencapai kedalaman sekitar 80-100 cm, masukkan pipa
beton yang pertama ke dalamnya. Hati-hati saat memindahkan pipa beton ini dan
pastikan tepat masuk ke dalam lubang galian tanah.
3. Lanjutkan kembali penggalian tanah di tempat rencana pembuatan pondasi tersebut.
Ingat, lakukan pekerjaan ini dengan lebih hati-hati mengingat sudah ada pipa beton di
dalamnya. Jangan khawatir, selama Anda meneruskan penggalian tanah, pipa beton
akan turun levelnya sesuai dengan kedalaman permukaan tanah di dalam lubang galian.
4. Pekerjaan penggalian tanah dihentikan setelah mencapai lapisan tanah yang keras.
Biasanya lapisan tanah ini berada di kedalaman yang berkisar antara 2-3 meter.
5. Setelah itu, masukkan pipa beton kedua ke dalam lubang galian tepat di atas pipa yang
pertama. Masukkan lagi pipa berikutnya hingga ketinggian susunan pipa beton setara
dengan level permukaan tanah. Cek sekali lagi untuk memastikan pipa-pipa beton
tersebut tersusun dengan benar.
6. Agar susunan pipa-pipa beton terangkai kuat, tambal celah-celahnya dengan adukan
semen dan pasir. Biarkan tambalan ini selama beberapa saat agar mengering sebelum
Anda benar-benar menutup sumuran.
7. Buat adukan beton sebagai pengisi pondasi sumuran yang terdiri atas semen, pasir,
kerikil, dan air. Pastikan semua bahan-bahan ini tercampur rata sebelum digunakan.
8. Masukkan batu kali terlebih dahulu ke dalam sumuran hingga ketinggiannya mencapai
50 cm. Tuangkan adukan beton di atasnya. Atur sedemikian rupa agar adukan beton ini
bisa masuk ke celah-celah tumpukan batu kali dan mengikatnya.
9. Masukkan lagi batu-batu kali ke dalam sumuran tadi sampai ketinggiannya bertambah
50 cm. Jangan lupa tuangkan lagi adukan beton di atas gundukan batu kali tersebut.
Demikian langkah-langah seterusnya hingga seluruh volume sumuran terisi penuh oleh
batu kali dan adukan beton.
10. Di bagian atas pondasi sumuran ini, lakukan pekerjaan pembesian untuk membuat
kolom bangunan.
METODE PEKERJAAN TANAH

GALIAN TANAH

KOMPOSISI DAN MANUVER ALAT AKAN


MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS KERJA DAN
DURASI

JUMLAH DUMP TRUCK HARUS SESUAI DENGAN KAPASITAS EXCAVATOR DAN


JARAK ANGKUT, SEHINGGA TIDAK TERJADI IDLE ALAT
URUGAN TANAH
KEMBALI
Timbunan tanah diambil dari lokasi. Jika timbunan tidak cukup, maka akan di datangkan dari luar (tempat lain)
PEMADATAN BAWAH PONDASI

Pemadatan tanah di bawah pile cap dilakukan


secara manual menggunakan stamper.
Pemadatan tanah dilakukan per ketebalan
lapisan 50cm, dan disiram dengan air untuk
mendapatkan kepadatan maksimum.
PEMBUANGAN KELEBIHAN TANAH

Tanah hasil penggalian excavator diangkut oleh dump


truk yang digunakan untuk menimbun di lokasi yang
memerlukan timbunan. Setelah semua lahan yang
ditimbun terpenuhi, sisa galian tanah akan dibuang di
tempat lain sesuai yang ditunjuk.
PEKERJAAN PEMBESIAN
FLOW CHART PEKERJAAN BESI

APPROVAL BESI
MATERIAL DILETAKKAN BAR CUTTER &
BESI BETON BESI DI AREA STOK SAMPLE BAR BENDING
ASEMBLING
SESUAI DATANG MATERIAL BENDA SESUAI BESTAT
& ERECTION
SPESIFIKASI BESI YG UJI DI AREA
YG TELAH TELAH FABRIKASI
DITENTUKAN DITENTUKAN

IJIN
DI CEK DAN DI TES LAB. PELAKSAN
KELOMPOKKAN ( tes tarik besi AAN SUDAH
SESUAI beton ) DI APPROVE
DIAMETERNYA MK
ANGKUTAN BESI DATANG DI PROYEK CEK DIAMETER BESI

BESI DILETAKKAN DI STOK MATERIAL


DAN DIKELOMPOKKAN PER TYPE
Metode Pabrikasi Besi

- Besi Beton diturunkan dari truk - Besi dipotong dan dibengkok - Besi hasil pabrikasi ditumpuk sesuai dengan
sesuai dengan kebutuhan jenisnya
- Besi ditumpuk diberi ganjal
untuk menghindari besi - Tempat pabrikasi di beri atap - Besi tetap dijaga dari kelembaban dengan
berkarat agar pekerjaan tidak terganngu memberi ganjal
oleh cuaca
- Untuk mempermudah pengaturan, masing-
masing jenis dan kelompok diberi penomoran
Pekerjaan Pembesian
1. Fabrikasi dari besi tulangan yaitu memotong dan membengkokkan
dapat dilakukan di lokasi workshop,
2. Pada pembesian kolom dimulai dari pemasangan
tulangan pokok lalu dilanjutkan dengan beugel
kolom, ikatan antara tulangan menggunakan kawat
bendrat dan harus sekuat mungkin sehingga tidak
bergeser atau lepas.
3. Pada pembesian balok, besi dirangkai tepat diatas
balok yang akan dikerjakan, dimulai dari tulangan
pokok bagian atas, pemasangan beugel, tulangan
pokok bagian bawah, lalu ikatan antar tulangan
menggunakan kawat bendrat
4. Karena balok dan slab menyatu maka pembesian slab
juga harus dikerjakan. Yang pertama dari semua
pemasangan tulangan adalah bagian bawah baik

arah melintang maupun memanjang. Karena


tulangan slab paling rawan terhadap gangguan
selama pengerjaan atau saat pengecoran, maka
ikatan harus betul-betul diperhatikan
5. Setelah itu, pemasangan besi perkuatan (cakar ayam)
dan beton decking untuk membentuk selimut beton
PEKERJAAN KOLOM

METODE BEKISTING KOLOM MENGGUNAKAN BEKISTING FABRIKASI PT. ADHI KARYA

perspektif
Hollow 50x50 jsra -20om
Panj an g 6 m - - - - - -

UNP 100x100 Phe nolic t =18 mm

Ba1Dk 6 x t2
d e n ga n pe ng.aku 'ivin g nut, tie ro d - - T -..,-:--
da n counter plate

8alok 6.x12
d e11ga n pe n gak u ·..'.ingnut, f ie ro d
da n oou nte.-plate

TAMPAK ATA S
I

Phe no lic t=18 mm

8.s'.lok 6x12
d engan pe ngaku wingn ut,
d an counte r plate

0
C! S iku 5{ lx5 0
'I"'"
(untuk d udukan holow) 0
TAMPAK A 0 TAMPAK B 0
0
PEKERJAAN BALOK & PLAT LANTAI
I
siku peng.aku70x7fJXJ . - -- - - - - - - phEna l t.=15 mm
besi betan Dli ---:= = = = = = -- h.a llaw 4{1xl80

- - - - - = - - phEnal i:: t=15 mm

kaso 5 / 7

. - -- - - - - - - - - - phBno l ic t.=15 mm

- - - - - - h ol law 4()x6()
1
silcu 7 0x70x7

U-head

tampak de pan

siku pe ng.aku 70x7{lx71 - - -'- -- - h - - - -'


b:;ilok:suri 6/ 1 2 panjang 2 m- - - ---- - - - -H-- - - - - - - - -11 i
baJok gir J 6/ - - -i-- - - - - -- - - - - - - -
U-he.ad- - - - - - - ----' tampak samping
.---- - phenol
b:olo k laicnplat
t:ai lant21i d ipasangdiat:-:1Sphenolicsamp ing

..... -------------------
I
..•• ---. • •..
••
••"'
• ••

detail pemasangan phenolic


•• I ••
•• •••
pheno lic bottom b:oloklant=ii dipasangdi:opit phenol csamping bah>1<-- - '
pe-mas angan scafolding p ada posis.:i b aJol,
pe,r ja r.aJt 9 0 c m 01

'letal an b aJo\; girdsr 6/ 1 2 pada u-head scafokfing


04 03
JetaU an ba1ok.suri rS/ 12 panjang 2 m matas:ba1o.kairdE'.!,
ps,r }ara}; 6 0 cm 05 06

pasa ng p!;,coooc t= i 5 rnm di:itas ' anglr;aian kasod an siku, 08 bm t n ngk.aian ikas:o.S/7jarak & 1 cm de-ngan si1'u 7fJX7 0 f l OJ
SiE.bagai bottom 'bawah ba1o..k, ki=.le:v,as.i rtita r.,gga, llcemudi:indil=:taklandi atas: ba.lo'k:siuri .
pasm g phenolic t=1.5 mm b agai be\ isting saJll>ing
baJo\, s;cs.u ai d=nga n d i m s r. ;j b alok 09

pa:s:ang :siku P8'."::CIku b skistir;g :s.ampif.'g b:OOJc,


per j ara\ 6 0 cm 11
pasa og oono-.v40X5() SE.baga i dud!d;an bawah
plat lantai, di a t a s balok girdsr

pa: :a og pbE.noflCt=1.5 mm ilfiata s hollow


baga i bl::'kisting b awa h p'l3H antai,r u e c vasi 13
PEKERJAAN BETON
FLOW CHART PEKERJAAN BETON

JIKA NILAI SLUMP TDK SESUAI SPEK,


DITOLAK & DIKEMBALIKAN
KE BACHING PLAN
REQUEST
APPROVAL BETON
MATERIAL
SESUAI BETON SLUMP PENGECORAN
BETON SESUAI PERAWATAN
SPESIFIKASI DATANG TEST
SPESIFIKASI YG BETON
TELAH &
DITENTUKAN KEBUTUHAN
PENGECORAN
SAMPLE
BENDA UJI CURING
LAHAN SDH BETON
SIAP COR &
IJIN
PELAKSANA TES LAB.
AN SUDAH DI ( tes tekan
APPROVE MK beton )
SESUAI UMUR
BETON
Pengecoran dan Pemadatan
Beton
I. PERSIAPAN PENGECORAN
1. Aturan Umum
1.1. Kualitas beton sesuai dengan spesifikasi dan dapat diterima
1.2. Slump dan workability beton memenuhi spesifikasi dan mudah dikerjakan
1.3. Kapasitas dan kontinuitas penyediaan beton harus ada jaminan kelancarannya
1.4. Pelaksanaan pekerjaan memenuhi kondisi dan aturan pengecoran beton
2. Material yang digunakan
2.1. Beton ready mix Additive
2.2. (jika diperlukan)
3. Alat yang digunakan
3.1. Batching Plant
3.2. Concrete Pump + pipa + flexible hose
3.3. Truck Mixer
3.4. Concrete Vibrator
3.5. Jidar + benang
3.6. Roskam + sendok mortar
3.7. Cangkul + garuk + ember
3.8. Gerobak cor + jembatan cor + talang cor
3.9. Alat test seperti kubus / silinder dan alat slump
4. Peralatan bantu
4.1. Compressor (untuk membersihkan lokasi sebelum pengecoran)
4.2. Lampu (jika dilakukan malam hari)
4.3. Terpal untuk melindungi beton dari cuaca
4.4. Water pump dan selang untuk membasahi / menyiram beton
5. Pengecekan kesiapan
5.1. Pengecekan begisting, dimana begisting harus bersih dari kotoran, potongan
kayu dan kawat bendrat. Untuk pembersihan menggunakan air compressor dan
tongkat yang ujungnya diberi magnet. Pembersihan ini bertujuan agar beton tidak
berongga dan volume beton tidak berkurang karena volume kotoran
5.2. Pengecekan jumlah dan kerapian tulangan yang dipasang
5.3. Pengecekan angkur pada kolom yang diikat pada dinding
5.4. Pengecekan potongan besi untuk kolom praktis dan plafon
5.5. Pengecekan kabel electrikal dan mekanikal
5.6. Pengecekan pekerjaan plumbing
6. Pelaksanaan Pengecoran
6.1. Pengecoran dilakukan secara teratur dan kontinu, tidak berhenti sebelum batas
cor
6.2. Tentukan elevasi dan batas cor dengan waterpass
6.3. Lakukan slump test, buat sample test dalam bentuk silinder atau kubus
6.4. Pada saat pengecoran, beton harus jatuh vertikal dan sedekat mungkin ke lokasi
cor
6.5. Beton tidak boleh dijatuhkan terlalu tinggi (max. 1,5 m), bertujuan untuk
mencegah segregasi beton
6.6. Pada saat pengecoran dapat ditambahkan additives untuk mempercepat atau
memperlambat proses pengeringan beton (jika diperlukan), pemakain additive
dapat menyebabkan penuruna air semen. Pada penambahan additives, pemakaian
air semen harus dikurangi sesuai brosur pada additive
6.7. Pada sambungan beton sebelumnya pada beton yang lama diberi lem beton
(bondcrete) sehingga dapat melekat dengan beton baru
6.8. Pemadatan beton menggunakan vibrator, pemakaian Vibrator tidak boleh
berlebihan dan dilakukan oleh tenaga terlatih
6.9.
6.10. Lindungi beton dari cuaca (hujan atau sinar matahari yang menyengat)
Penggosokan permukaan beton dengan gosokan beton dan jidar, untuk mencegah
6.11. retak rambut pada beton
Perawatan beton dengan disiram setelah beton mulai mengering
II. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pemadatan beton :
1. Pemadatan yang benar diperlukan untuk membuat beton masif (tidak keropos)
2. Penggetaran diperlukan untuk menempatkan beton sedemikian rupa sehingga dapat
mengisi seluruh ruangan dan beton betul-betul masif
3. Pemakaian vibrator harus merata
4. Vibrator harus cepat dimasukan kedalam beton dan harus ditarik perlahan-lahan
6. Seluruh kepala vibrator harus terendam dalam beton
7. Vibrator tidak boleh mengenai begisting
8. Pemadatan beton satu lapis dengan tebal lebih dari 60 cm tidak efektif lagi
9. Jika ada beton yang mulai mengering, vibrator tidak boleh terlalu sering mengenai
tulangan
10. Jika pemadatan dilakukan layer per layer, vibrator harus masuk ke layer bawah yang
dipadatkan sebelumnya dengan tebal 10 cm sehingga antara layer dapat menyatu

Beberapa indikator yang digunakan untuk menentukan bahwa pemadatan telah cukup :
1. Lama penggetaran pada satu titik antara 5-15 detik,
tergantung pada karakteristik beton
2. Jika gelembung udara tidak muncul lagi
3. Jika permukaan beton tidak turun lagi
4. Bagian sudut terisi dengan baik
5. Air semen dan lapisan tipis muncul ke
permukaan
PEKERJAAN PILE CAP

Proses pekerjaan dilaksanakan setelah PDA Test dengan tahapan :


1. Galian pada pile cap A. Galian Pile cap
dengan
2. Pembongkaran pile head excavator
3. Timbunan pasir dibawah pile cap
4. Lantai kerja dibwh pile cap
5. Penulangan untuk pile cap dan angkur kolom
7. Pengecoran pile cap

C. Pembongkaran pile head dengan


tenaga manusia B. Perapian galian dengan manual sambil
pemadatan tanah dengan stamper

D. Urugan Pasir, Lantai kerja dan


E. Penulangan pile cap & stek kolom
bekesting
pedestal
PEKERJAAN SLOOF

A. Pekerjaan Lantai kerja Sloof


D. Pengecoran Sloof

B. Pembesian Sloof C. Begesting Sloof


PENGECORAN PLAT LANTAI
Pekerjaan Kolom, Balok dan Plat Lantai

1. Penulangan Kolom 2. Pemasangan Begesting Kolom 3. Pengecoran Kolom

4. Pasang Begesting Plat & Balok 5. Penulangan Plat & Balok lantai 6. Pengecoran Plat & Balok lantai
PEKERJAAN TANGGA
PEKERJAAN RANGKA ATAP

Erection Rangka Baja dengan


menggunakan Tripod

Pemasangan Gording Pemasangan usuk dan reng


PE KE RJAA N ARSITE KTUR
FLOW CHART PEKERJAAN
ARSITEKTUR MULAI

PASANGAN BATA

PLESTER
DINDING
& ACIAN
KERAMIK

PEMASANGAN PEKERJAAN PEMASANGAN


KUSEN ALUMUNIUM PLAFOND LANTAI

PEMASANGAN
PINTU & JENDELA PENGECATAN

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai