Anda di halaman 1dari 7

Journal of RESIDU, Volume 3, Issue 21, September 2019 ISSN PRINT: 2598-814X ISSN ONLINE: 2598-8131

Peningkatan Performansi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) dengan Ekstrak Kulit
Jengkol sebagai Zat Warna Melalui Elektrodeposisi Zn pada TiO2

Nurul Fadhillah Agdisti1, Lasmi Yunita2, Rahmaneta Luli3, Indri Panca Novita4, Hardeli5*
1,2,3,4,5
Jurusan Kimia Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Barat Padang 25131,
5*
Email: hardeli1@yahoo.com

Abstrak
Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) adalah perangkat sel surya yang ramah lingkungan dan
bahan relatif murah. Pada penelitian ini digunakan zat warna dari kulit jengkol
terkopigmentasi asam salisilat. Titanium dioksida merupakan semikonduktor yang banyak
digunakan untuk aplikasi DSSC, memiliki celah pita yang lebar, aktif pada sinar UV dan
memiliki kecepatan rekombinasi elektron yang kecil. Modifikasi Titanium dioksida
diperlukan untuk peningkatan performansi DSSC yang dihasilkan. Elektrodeposisi Zn (TiO2-
Zn) adalah cara memodifikasi permukaan titanium dioksida. Jumlah Zn yang terdeposisikan
pada TiO2 dipengaruhi oleh tegangan yang akan mempengaruhi performansi DSSC.
Karakterisasi lapisan Zn- TiO2 dikarakterisasi menggunakan XRD. Hasil aplikasi TiO2-Zn
pada DSSC menghasilkan peningkatan efisiensi dari 0,8% menjadi 4,14% pada penggunaan
tegangan elektrodeposisi 1 V. Pada elektrodeposisi Zn pada TiO2 terbentuk spesi ZnO yang
berperan sebagai lapisan penghalang lapisan penghalang antara fotoelektroda dan elektrolit
pada DSSC berbasis TiO2.

Keyword : DSSC, Elektrodeposisi Zn, Kulit Jengkol, Kopigmentasi

A. Pendahuluan
Energi matahari dapat dikonversi menjadi energi listrik melalui suatu perangkat yang
disebut sel surya. Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) adalah sel surya generasi ketiga yang
menggunakan zat warna sebagai penyerap foton. DSSC memiliki keunggulan yaitu ramah
lingkungan dan bahan yang relatif murah karena dapat menggunakan zat warna dari bahan
alam (Damayanti, Hardeli, & Sanjaya, 2015). DSSC menggunakan zat warna alami yang
teradsorpsi pada titanium dioksida sebagai semikonduktor memiliki efisiensi yang rendah.
Penelitian DSSC yang menggunakan zat warna alami menghasilkan efisiensi beras ketan
hitam 0,405%, daun bayam 0,304%, bunga rosella 0,30%, buah naga 0,24% dan ubi jalar
ungu 0,11% (Hardeli et al.; 2013). Efisiensi yang rendah disebabkan karena terjadi
rekombinasi elektron yang terinjeksi dan pasangan redoks pada elektrolit (Mozaffari et al.;
2015).
Material semikonduktor adalah bahan utama pada DSSC. Titanium dioksida adalah
semikonduktor yang banyak digunakan dalam aplikasi DSSC karena toksisitas rendah, biaya
produksi murah dan performansi yang baik (Roose, Pathak, & Steiner, 2015). Titanium
dioksida memiliki celah pita lebar yaitu 3,0-3,2 eV yang aktivitas fotokatalitiknya aktif pada
sinar UV dan kecepatan rekombinasi elektron-holes yang kecil (Abdullah, Khan, Ong, &
86
www.rc-institut.id email: ypb.pesona1@gmail.com
ojs.rc-institut.id Phone: 0813 6364 8687
Journal of RESIDU, Volume 3, Issue 21, September 2019 ISSN PRINT: 2598-814X ISSN ONLINE: 2598-8131

Yaakob, 2017). Proses rekombinasi elektron dengan pasangan redoks dapat dikurangi dengan
elektrodeposisin logam. Elektrodeposisi logam merupakan cara untuk membentuk lapisan
penghalang antara elektrolit dan TiO2 (Kang et al.; 2007).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Prasetyowati (2012) dilakukan elektrodeposisi
penyisipan logam besi ke titanium dioksida dan diamati pengaruhnya pada DSSC, diketahui
terjadi peningkatan efisiensi DSSC dari 0,001% menjadi 0,2% setelah menggunakan TiO2
dengan logam besi. Elektrodeposisi logam pada titanium dioksida dapat membentuk spesi
yang berperan sebagai perangkap elektron tambahan sehingga proses rekombinasi elektron
akan menurun dan meningkatkan proses transfer elektron pada DSSC yang dihasilkan
(Mozaffari, Ranjbar, Kouhestanian, Salar Amoli, & Armanmehr, 2015). Tegangan yang
digunakan dalam proses elektrodeposisi akan mempengaruhi jumlah logam yang akan
mempengaruhi efisiensi DSSC sesuai dengan hukum Faraday (Nurfithri, Rokhmat, &
Handayani, 2016).
Aplikasi elektrodeposisi Zn pada TiO2 akan dilakukan pad DSSC yang menggunakan zat
warna dari kulit jengkol. Kulit jengkol mengandung senyawa proanthocyanidin yang dapat
membentuk zat warna merah (Upadhyay, 2018). Untuk meningkatkan intensitas dan
penyerapan zat warna dilakukan proses kopigmentasi menggunakan asam fenolik (Trouillas
et al., 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Hardeli, R. Zainul dan L.P. Isara menunjukkan
hasil efisiensi DSSC yang menggunakan kulit jengkol terkopigmentasi asam galat sebesar
1,40%.

B. Metode Penelitian
1) Alat dan bahan
Alat
Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: peralatan gelas, magnetic
stirrer, spatula, corong buchner, cawan petri, lumpang alu, selotip, multimeter digital, pompa
vakum, botol penyimpanan, rotary vacuum evaporator, oven, botol kaca hitam,
spektrofotometer spektronik 21, power supply, batang pengaduk, timbangan analitis,
spektrofotometer UV-VIS, dan Fourier Transform Infrared (FTIR).
Bahan
Kulit buah jengkol (Pithecellobium jiringa), asam salisilat, aquades, zinc sulfat
(ZnSO4), kaca ITO, TiO2 degusa P-25, etanol 96%, metanol p.a, aquades, kertas whatman
No.42, KI (kalium iodida), I2 (iodine), asetonitril p.a, polietilen glikol (PEG-2000), kaca
ITO, asam klorida (HCl p.a), dan kertas saring.

2) Prosedur penelitian
1. Preparasi zat warna
Preparasi zat warna dilakukan dengan diambil 40 gr kulit jengkol, dihaluskan, dimaserasi
dengan 50 mL etanol 96% dan 10 mL HCl 1 M selama 24 jam. Filtrat disaring dan
dievaporasi dengan rotary evaporator sampai diperoleh zat warna pekat. Zat warna yang
diperoleh dikopigmentasi menggunakan asam salisilat dengan perbandingan 1:1 (w/w%).
Sebelum dikopigmentasi dilakukan penentuan jumlah asam salisilat yang digunakan.
Ekstrak sebanyak 1 mL diencerkan dengan buffer pH 4,5 dan 1 sampai volume 10 mL.
Ekstrak kemudian diukur absorbansinya menggunakan spektronik pada panjang gelombang
510 nm dan 700 nm untuk menentukan jumlah asam salisilat yang digunakan. Kopigmentasi
dilakukan dengan melarutkan asam salisilat pada zat warna dengan perbandingan 1:1 (w/w

87
www.rc-institut.id email: ypb.pesona1@gmail.com
ojs.rc-institut.id Phone: 0813 6364 8687
Journal of RESIDU, Volume 3, Issue 21, September 2019 ISSN PRINT: 2598-814X ISSN ONLINE: 2598-8131

%) (Munawaroh et al., 2015). Kemudian diaduk hingga homogen Hasil ekstraksi dan
kopigmentasi zat warna dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan FTIR.
2. Preparasi lapisan titanium dioksida
PVA sebanyak 0,1 gram dilarutkan dalam 10 ml aquades, larutan tersebut diaduk sambil
dipanaskan di atas hot plate pada suhu 80ºC selama 2 jam. Larutan PVA dimasukkan ke
dalam mortar berisi 1 gr Titanium dioksida (degussa P-25). Campuran digerus sampai
terbentuk pasta yang baik (Prasetyowati, 2017).
Sebelum pelapisan pasta TiO2 pada kaca ITO dilakukan preparasi kaca ITO. Kaca ITO
dipotong dengan ukuran 1,25 x 1,25 cm. Kaca ITO dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi
200 mL alkohol 70%. Gelas kimia yang berisi kaca ITO dan alkohol dimasukkan kedalam
ultrasonic cleaner. Pada ultrasonic cleaner diatur 60 menit proses pembersihan. Setelah 60
menit kaca ITO dikeringkan (Kumara & Prajitno, 2012). Setelah kaca ITO siap digunakan,
dideposisikan pasta TiO2 dipermukaan kaca ITO yang telah diberi Scotch tape menggunakan
metode doctor blade, kemudian dikeringkan diatas hot plate dengan suhu 100ºC.
3. Elektrodeposisi Zn pada titanium dioksida
Elektrodeposisi Zn pada TiO2 dilakukan menggunakan larutan ZnSO2 0,2 M, elektroda
kerja TiO2, dan lempeng logam Zn sebagai anoda. Elektrodeposisi dilakukan dengan variasi
tegangan 1 V, 2 V, dan 3 V dengan waktu elektrodeposisi 10 detik. Setelah proses
elektrodeposisi dilakukan kaca dikeringkan dalam oven suhu 100ºC selama 10 menit.
4. Preparasi elektrolit semipadat
Elektrolit semipadat disiapkan dengan dilarutkan 0,498 gr KI dan 0,076 gr I2 dalam 6 mL
asetonitril pada dua gelas kimia yang berbeda. Larutan KI dan I2 dicampur dan diaduk hingga
homogen. Pada campuran ditambahkan 2,4 gr PEG dan diaduk hingga membentuk gel
(Damayanti et al.; 2015).
5. Preparasi DSSC
Sebelum perakitan DSSC dipersiapkan dulu elektroda counter. Preparasi elektroda
counter karbon disiapkan dengan menggunakan grafit sebagai sumber karbon. Grafit
dilapiskan ke ITO pada bagian konduktifnya dan siap digunakan. Kaca ITO dengan lapisan
TiO2 yang telah terdeposisi Zn direndam dalam zat warna yang telah terkopigmentasi dan
ditutup elektroda counter, lalu dijepit mengguanakan penjepit kertas seperti Gambar 1.
Masukkan 2 tetes elektrolit semi padat diantara kedua kaca dan DSSC siap diuji
performansinya.

Gambar 1. DSSC yang telah dirakit

C. Hasil Dan Pembahasan


1. Karakterisasi zat warna pada DSSC
Karakterisasi zat warna dilakukan dengan dua instrumen yaitu spektrofotometer UV-Vis
dan FTIR. Uji spektrofotometer UV-Vis bertujuan untuk mengamati pengaruh kopigmentasi
asam salisilat pada ekstrak zat warna. Berdasarkan hasil analisa spektrofotometer UV-Vis
diketahui terjadi efek batokromik pada zat warna yang telah dikopigmentasi. Penyerapan
bergeser dari panjang gelombang maksimum 515 nm pada zat warna tanpa kopigmentasi
menjadi 520 nm pada zat warna dengan kopigmentasi seperti pada gambar 2. Hal ini terjadi
karena asam salisilat menambah elektron π pada zat warna sehingga penyerapan sinar akan
bergeser pada panjang gelombang yang lebih panjang. Penyerapan sinar dengan panjang
gelombang yang lebih panjang dapat meningkatkan penyerapan sinar matahari oleh DSSC.
88
www.rc-institut.id email: ypb.pesona1@gmail.com
ojs.rc-institut.id Phone: 0813 6364 8687
Journal of RESIDU, Volume 3, Issue 21, September 2019 ISSN PRINT: 2598-814X ISSN ONLINE: 2598-8131

Karakterisasi FTIR dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi gugus fungsi yang
terdapat pada zat warna yang mempengaruhi penyerapan sinar, serta mengidentifikasi
senyawa antosianin yang terdapat didalam ekstrak yang dihasilkan. Berdasarkan data FTIR
diketahui adanya gugus alkohol (-OH) pada panjang gelombang 3341,75 cm-1 yang diikuti
dengan gugus karbonil (-C-O) pada 1338,72 cm-1, 1208,61 cm-1 , 1035,76 cm-1. Ada gugus
C=C pada 1620,92 cm-1 yang menunjukkan adanya ikatan rangkap dua yang terdapat pada
senyawa antosianin yang diikuti vibrasi alkena pada panjang gelombang 744,69 cm -1. Hasil
ini menunjukkan adanya antosianin dalam ekstrak yang dihasilkan berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya oleh Syafinar et al (2015). Namun, terdapat gugus –CN
yang berasal dari klorofil yang ikut terekstraksi pada ekstrak zat warna. Karakterisasi DSSC
menggunakan FTIR dapat diinterpretasikan pada tabel 1.

Tabel 1. Interpretasi data hasil FTIR pada zat warna


Bilangan gelombang (cm-1) Bilangan gelombang Gugus fungsi
hasil uji FTIR (cm-1) teoritis
3341,75 3000-3700 -OH (dengan ikatan hidrogen)
1903,06 2000-1900 C-H (bending)
1620,92 1600-1680 -C=C
1447,12 1430-1690 -CN
1338,72; 1208,61; 1035,76 900-1350 C-O (alkohol)
44,90 650-1000 =C-H

Absorbansi ekstrak kulit jengkol sebelum dan setelah


dikopigmentasi
2.5
520 nm
2
b
1.5

0.5
a 515 nm

0
400415430445460475490505520535550565580595610625640655670685700715730745760775790

Gambar 2. Hasil uji UV-Vis dari zat warna sebelum (a) dan setelah kopigmentasi
(b)

2. Elektrodeposisi Zn pada TiO2


Elektrodeposisi adalah suatu proses untuk melapiskan suatu spesi kimia ke katoda
melalui sel elektrolisis. Pada penelitian ini dilakukan eletrodeposisi Zn pada permukaan
titanium dioksida untuk memodifikasi titanium dioksida dan membentuk lapisan penghalang
antara TiO2, Zat Warna, dan elektrolit untuk mengurangi terjadinya rekombinasi elektron
yang terinjeksi kedalam DSSC. Proses elektrodeposisi Zn dilakukan dengan sel elektrokimia
menggunakan elektrolit ZnSO4 0,1 M, katoda lapisan TiO2 pada kaca ITO dan anoda plat
seng sesuai dengan gambar . Reaksi yang terjadi pada proses elektrodeposisi Zn yaitu :

Katoda : 𝑍𝑛2+
(𝑎𝑞) + 2𝑒 → 𝑍𝑛 𝑠 (pada permukaan TiO2)

89
www.rc-institut.id email: ypb.pesona1@gmail.com
ojs.rc-institut.id Phone: 0813 6364 8687
Journal of RESIDU, Volume 3, Issue 21, September 2019 ISSN PRINT: 2598-814X ISSN ONLINE: 2598-8131


Anoda : 𝑍𝑛(𝑠) → 𝑍𝑛2+
(𝑎𝑞) + 2𝑒

Power supply

Katoda lapisan TiO2


pada permukaan
ITO

Anoda plat
seng
ZnSO4 0,1M

Gambar 3. Sel elektrokimia dalam proses elektrodeposisi Zn


Proses elektrodeposisi Zn dimulai dengan power supply memberikan aliran elektron
berupa arus listrik yang akan bergerak menuju ke katoda. Pada larutan elektrolit terdapat ion
Zn2+ yang akan bergerak mendekati katoda dan tereduksi dengan menangkap elektron yang
dialirkan menjadi logam Zn yang terdeposisi dipermukaan TiO2. Ion Zn2+ yang berkurang
dalam elektrolit karena tereduksi menjadi logam Zn akan digantikan dengan ion Zn2+ yang
dihasilkan dari oksidasi anoda yaitu plat seng sehingga konsentrasi larutan dan keseimbangan
ion-ion dalam elektrolit akan terus dijaga.
Proses elektrodeposisi Zn akan dipengaruhi oleh waktu (t) dan arus listrik (I) yang
diberikan pada sel. Proses ini sesuai dengan hukum Faraday I yaitu massa zat yang dihasilkan
pada suatu elektroda selama proses elektrolisis berbanding lurus dengan muatan listrik (Q)
yang digunakan sesuai persamaan 5. Pada power supply yang digunakan hanya ada proses
pengaliran listik sesuai voltase (V) atau tegangan. Tegangan listrik berbanding lurus dengan
arus listrik sesuai hukum Ohm sesuai persamaan 7 sehingga jika voltase listrik yang
diberikan power supply semakin tinggi maka arus listrik yang diberikan kedalam sel semakin
tinggi dan jumlah elektrodeposisi Zn pada permukaan TiO2 semakin banyak dan
mempengaruhi efisiensi DSSC yang dihasilkan.
W ≈ Q (5)
Q = I x t (6)
V = I x R (7)

3. Performansi DSSC dengan elektrodeposisi Zn pada TiO2


Sel surya tersensitasi zat warna atau DSSC menggunakan elektrodeposisi Zn pada TiO 2
telah dirakit. DSSC dengan elektrodeposisi Zn pada TiO2 mengalami kenaikan efisiensi
dibandingkan DSSC yang menggunakan TiO2 tanpa elektrodeposisi Zn. DSSC yang hanya
menggunakan TiO2 dengan zat warna dari kulit jengkol terkopigmentasi asam salisilat
memiliki efisiensi sebesar 0,8%. Efisiensi DSSC paling tinggi yang menggunakan
elektrodeposisi Zn pada TiO2 dengan tegangan elektrodeposisi 1V dan waktu 10 detik
sebesar 4,14%. Kenaikan efisiensi dari DSSC yang dihasilkan terjadi karena terbentuknya
ZnO pada permukaan TiO2. Terbentuk ZnO mempengaruhi kecepatan rekombinasi elektron-
holes dari TiO2 karena ZnO memiliki celah pita lebar 3,37 eV sehingga dapat berperan
sebagai lapisan penghalang antara fotoelektroda dan elektrolit pada DSSC berbasis TiO2
(Mozaffari et al., 2015).

90
www.rc-institut.id email: ypb.pesona1@gmail.com
ojs.rc-institut.id Phone: 0813 6364 8687
Journal of RESIDU, Volume 3, Issue 21, September 2019 ISSN PRINT: 2598-814X ISSN ONLINE: 2598-8131

Tabel 2. Hasil Uji tegangan dan arus listrik pada DSSC


Variasi Tegangan yang Arus yang η (%)
tegangan (V) dihasilkan (mV) dihasilkan (µA)
- 262,1 73,4 0,8
0,5 491 56,2 1,15%
1 306,3 208,3 4,14
2 419 95,7 1,74
3 413 22,6 0,39

Elektrodeposisi Zn pada TiO2 telah dilakukan dengan variasi tegangan dengan waktu
konstan yaitu 10 detik mempengaruhi jumlah Zn yang terelektrodeposisi kedalam TiO2.
Variasi tegangan sesuai tabel dilakukan untuk menentukan kondisi optimum yang
menghasilkan DSSC dengan efisiensi yang paling tinggi. Penggunaan elektrodeposisi Zn
pada TiO2 meningkatkan performansi DSSC yang dihasilkan. Pada variasi tegangan
diperoleh efisiensi DSSC yang paling tinggi yaitu pada I Volt sebesar 4,14%. Penggunaan
tegangan elektrodeposisi Zn 0,5 V menghasilkan efisiensi yang lebih rendah dari 1 V karena
jumlah elektrodeposisi Zn masih terlalu sedikit untuk mengurangi reaksi rekombinasi
elektron yang terinjeksi dengan pasangan redoks dari elektrolit. Tegangan elektrodeposisi 2 V
dan 3 V mengalami penurunan efisiensi dan arus seperti pada gambar 3. Tegangan 2 V dan 3
V menghasilkan elektrodeposisi Zn dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan tegangan
elekrodeposisi 1 V, sehingga terjadi pengurangan area permukaan TiO2. Pada tegangan 2 V
dan 3 V terjadi penurunan efisiensi karena terjadi kenaikan hambatan pada sel yang
dihasilkan. Kenaikan hambatan terjadi karena hambatan ZnO yang tebal pada permukaan
TiO2 (Teesetsopon, Kumar, & Dutta, 2012)

Pengaruh tegangan terhadap efisiensi DSSC


4.5
4
3.5
Efisiensi (%)

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Variasi Tegangan (V)

Gambar 4. Pengaruh tegangan elektrodeposisi terhadap efisiensi DSSC yang dihasilkan

D. Kesimpulan
Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) menggunakan elektrodeposisi Zn pada TiO2
dengan zat warna dari kulit jengkol terkopigmentasi asam salisilat telah berhasil dirakit.
Peningkatan efisiensi DSSC terjadi saat menggunakan elektrodeposisi Zn dari 0,8% menjadi
4,14%. Pengaruh tegangan terhadap efisiensi DSSC yang dihasilkan telah diamati. Tegangan
optimum elektrodeposisi Zn pada TiO2 adalah 1 V dengan efisiensi sel 4,14%. Terjadi
91
www.rc-institut.id email: ypb.pesona1@gmail.com
ojs.rc-institut.id Phone: 0813 6364 8687
Journal of RESIDU, Volume 3, Issue 21, September 2019 ISSN PRINT: 2598-814X ISSN ONLINE: 2598-8131

penurunan efisiensi DSSC pada penggunaan tegangan elektroplating 2 V dan 3 V, karena


ketebalan Zn yang terelektrodeposisi mempengaruhi efisiensi DSSC yang dihasilkan.

REFERENSI
Abdullah, H., Khan, M. M. R., Ong, H. R., & Yaakob, Z. (2017). Modified TiO2
photocatalyst for CO2 photocatalytic reduction: An overview. Journal of CO2
Utilization, 22, 15–32.
Damayanti, R., Hardeli, & Sanjaya, H. (2015). Preparation of Dye Sensitized Solar Cell (
DSSC ) Using Anthocyanin Extract From Purple Sweet. Jurnal Saintek, 6(April), 148–
157.
Hardeli, Zainul, R., & Isara, L. P. (2019). Preparation of Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)
using anthocyanin color dyes from jengkol shell (Pithecellobium lobatum Benth.) by the
gallate acid copigmentation. Journal of Physics: Conference Series, 1185(1).
Kang, S. H., Kim, J. Y., Kim, Y., Kim, H. S., & Sung, Y. E. (2007). Surface modification of
stretched TiO2 nanotubes for solid-state dye-sensitized solar cells. Journal of Physical
Chemistry C, 111(26), 9614–9623.
Kumara, M. S. W., & Prajitno, G. (2012). Studi Awal Fabrikasi Dye Sensitized Solar Cell
(DSSC) dengan Menggunakan Ekstraksi Daun Bayam (Amaranthus Hybridus L.)
sebagai Dye Sensitizer dengan Variasi Jarak Sumber Cahaya pada DSSC. Jurnal Fisika.
Mozaffari, S. A., Ranjbar, M., Kouhestanian, E., Salar Amoli, H., & Armanmehr, M. H.
(2015). An investigation on the effect of electrodeposited nanostructured ZnO on the
electron transfer process efficiency of TiO2 based DSSC. Materials Science in
Semiconductor Processing, 40, 285–292.
Munawaroh, H., Fadillah, G., Saputri, L. N. M. Z., Hanif, Q. A., Hidayat, R., &
Wahyuningsih, S. (2015). Kopigmentasi dan Uji Stabilitas Warna Antosianin dari Isolasi
Kulit Manggis (Garcinia mangostana L .). Seminar Nasional Matematika, Sains, Dan
Informatika 2015, (April), 321–329.
Nurfithri, M., Rokhmat, M., & Handayani, I. P. (2016). Penumbuhan Partikel Cu
Menggunakan Fix Current Electroplating dan Aplikasinya pada Solar Cell yang
Berbahan Dasar TiO2. E-Proceeding of Engineering, 3(2), 2054–2061.
Prasetyowati, R. (2017). Studi Preparasi Dan Karakterisasi Sel Surya Berbasis Titania
Melalui Penyisipan Logam Tembaga (Cu) Dengan Berbagai Variasi Massa Pada
Lapisan Aktif Titania. Jurnal Sains Dasar, 6(1), 1.
Roose, B., Pathak, S., & Steiner, U. (2015). Doping of TiO2 for sensitized solar cells.
Chemical Society Reviews, 44(22), 8326–8349.
Teesetsopon, P., Kumar, S., & Dutta, J. (2012). Photoelectrode optimization of Zinc Oxide
nanoparticle based dye-sensitized solar cell by thermal treatment. International Journal
of Electrochemical Science, 7(6), 4988–4999.
Trouillas, P., Sancho-García, J. C., De Freitas, V., Gierschner, J., Otyepka, M., & Dangles, O.
(2016). Stabilizing and Modulating Color by Copigmentation: Insights from Theory and
Experiment. Chemical Reviews, 116(9), 4937–4982.
Upadhyay, R. K. (2018). Plant pigments as dietary anticancer agents. International Journal of
Green Pharmacy, 12(1), S93–S107.

92
www.rc-institut.id email: ypb.pesona1@gmail.com
ojs.rc-institut.id Phone: 0813 6364 8687

Anda mungkin juga menyukai