Anda di halaman 1dari 25

IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KEPALA

DESA SERENTAK SEBAGAI PESTA DEMOKRASI DI DESA PADA


MASA PANDEMI COVID 19 DI KABUPATEN SERANG
BERDASARKAN PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 03
TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN PEMILIHAN KEPALA DESA

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyusun Skripsi pada Konsentrasi
Hukum Administrasi Negara Program Studi Ilmu Hukum

Disusun oleh :

Mohamad Eli Wildan Hafidzi (1111160266)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN
KEPALA DESA SERENTAK SEBAGAI PESTA DEMOKRASI DI DESA
PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI KABUPATEN SERANG
BERDASARKAN PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 03
TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN PEMILIHAN KEPALA DESA

A. Latar Belakang Masalah

Dasar pikiran yang terkandung dalam Undang-undang Dasar negara

Republik Indonesia tahun 1945 adalah negara Republik Indonesia merupakan

negara kesatuan yang berdasarkan kedaulatan rakyat sebagaimana tercantum

dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (1) negara Indonesia ialah negara kesatuan,

yang berbentuk republik; ayat (2) kedaulatan berada di tangan rakyat dan

dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar.1

Untuk melaksanakan prinsip kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, perlu

dibentuk lembaga permusyawaratan dan lembaga perwakilan rakyat yang

anggotanya dipilih melalui Pemilu yang dilaksanakan secara demokratis dan

transparan atau keterbukaan. Pemilihan umum merupakan sarana demokrasi

untuk mewujudkan sistem pemerintahan negara yang berkedaulatan rakyat

sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Demokrasi menempatkan rakyat

sebagai pemilik kedaulatan yang kemudian dikenal dengan prinsip kedaulatan

rakyat. Proses demokrasi juga terwujud melalui prosedur Pemilu untuk

memilih wakil rakyat dan pejabat publik lainnya.

1
Tim Citra Publising, UUD 1945 dan Amandemennya, Citra Publishing, Yogyakarta,
2011, hlm. 27.

1
2

Pemerintahan negara yang dibentuk melalui Pemilihan Umum (Pemilu)

adalah yang berasal dari rakyat, dijalankan sesuai dengan kehendak rakyat dan

diabdikan untuk kesejahteraan rakyat. Pemilu dapat didefenisikan sebagai proses

politik dimana warga negara yang sudah memiliki hak pilih menyalurkan

suaranya untuk memilih orang-orang tertentu yang akan duduk mewakili mereka

di lembaga perwakilan, baik itu lembaga eksekutif maupun lembaga legislatif

pada setiap tingkat pemerintahan hingga pemilihan Kepala Desa.2

Pemilihan Kepala Desa atau Pilkades secara langsung merupakan salah

satu instrumen pelaksanaan pesta demokrasi rakyat perdesaan untuk memilih

seorang Kepala Desa sebagai pemimpin pemerintahan di tingkat desa yang

menentukan dalam pelaksanaan pembangunan suatu desa. Pemilihan Kepala Desa

(yang selanjutnya disebut Pilkades) diselenggarakan oleh setiap desa secara

serentak dalam wilayah Kabupaten untuk memilih calon Kepala Desa (yang

selanjutnya disebut cakades).3

Proses Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) juga dimaknai sebagai aktivitas

politik yang menunjukkan bagaimana penerapan demokrasi di level akar rumput

berjalan. Namun demikian, implementasi di lapangan juga menunjukkan bahwa

pemilihan Kepala Desa sangat dipengaruhi dan tidak dapat dilepaskan dari aspek

perkembangan dinamika politik yang terjadi di desa.

2
Zaenal mutiin, ”demokrasi desa untuk pemilu serentak”, http://www.kedaiinsight.net,
tanggal 02 Oktober 2021, pukul 11.54 WIB.
3
Zaenal mutiin, “pilkades: siap menang, juga harus siap kalah”, http://kab-
serang.kpu.go.id, tanggal 21 Oktober 2021, pukul 12.42 WIB.
3

Pemilihan Kepala Desa juga tidak terlepas dari partisipasi politik

masyarakat desa. Partisipasi merupakan kata kunci utama dalam masyarakat sipil

yang menghubungkan antara rakyat biasa dengan pemerintah juga partisipasi

dalam kehidupan sehari-hari yang berurusan dengan pembangunan dan

pemerintahan desa. 4

Dalam sejarahnya, pemilihan Kepala Desa mengalami perubahan seiring

dengan perekembangan pradaban manusia dan kondisi politik pemerintahan di

Indonesia. Model pemilihan Kepala Desa mengalami perkembangan yaitu

menggunakan surat suara berisi foto dan nama cakades. Pemilih dalam

menggunakan hak pilihnya harus mencoblos nomor urut, nama atau foto cakades

yang dipilihnya. Hasil penghitungan suara dengan perolahan suara calon yang

memperoleh suara terbanyak menjadi pemenangnya.5

Eelektronik voting (E-voting) adalah suatu metode pemungutan dan

penghitungan suara dalam suatu penyelenggaraan pemilihan dengan

menggunakan perangkat elektronik. Lebih spesifik terkait pengertian elektronik

voting merupakan sebuah sistem yang memanfaatkan perangkat elektronik dan

mengolah informasi digital untuk membuat surat suara, memberikan suara,

menghitung perolehan suara, menayangkan perolehan suara dan memelihara serta

menghasilkan jejak audit.6

4
Zaenal mutiin, ”Pilkades: siap menang, juga harus siap kalah”, http://kab-
serang.kpu.go.id, tanggal 21 oktober 2021, pukul 12.42 WIB.
5
Ahmad Shodiqurrosyad, “Pilkades dari masa ke masa”,
http://derepserayu.banjarnegarakab.go.id, tanggal 21 Oktober 2021, pukul 13.10 WIB.
6
Nurul Azwanti, “Perancangan E-Voting berbaisi Wab”, Jurnal Komputer Terapan, 2017,
Vol.3, No.2, hlm. 121.
4

Pada awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya

virus misterius baru yang bermula dari Wuhan, Provinsi Hubei di

Tiongkok. Badan kesehatan dunia (WHO) mengumumkan munculnya

varian baru virus Corona dari Wuhan yang sangat cepat menjangkiti

banyak orang. WHO kemudian menyatakan terjadi pandemi virus Corona

dan memberi nama Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19,

Penyebaran penyakit ini telah memberikan dampak luas secara sosial,

politik dan ekonomi.7 Di Indonesia Presiden Joko Widodo yang

didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan

kasus pertama positif virus Corona, kemudian Presiden meminta

masyarakat bekerja dari rumah (Work from Home), belajar dari rumah,

dan beribadah di rumah sebagai upaya mencegah meluasnya pandemi.

Dalam rangka mendukung program pencegahan penularan wabah

virus Corona, Pemerintah menerbitkan peraturan perundang-undangan

diantaranya mengatur tentang penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa

yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 72 tahun

2020; “Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tahapan pemilihan

Kepala Desa perlu melakukan penegakan protokol kesehatan untuk

mencegah aktivitas yang menimbulkan penyebaran dan penularan Corona

Virus Disease 2019 yang membahayakan kesehatan masyarakat“.8

7
Adityo Susilo (et al), “Corona virus disease 2019: tinjauan literatur terkini”, jurnal
penyakit dalam Indonesia, departemen of International medicine UI, 2020, hlm. 45.
8
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI nomor 72 tahun 2021 tentang perubahan kedua atas
Permendagri nomor 112 tahnun 2014 tentang Pilkades, hlm. 1.
5

Untuk melaksanakan amanat peraturan Menteri Dalam Negeri

nomor 72 tahun 2020, pemerintah Kabupaten Serang telah menetapkan

peraturan Bupati Serang nomor 03 tahun 2021 tentang pedoman

pemilihan Kepala Desa sebagai pedoman teknis pelaksanaan Pemilihan

Kepala Desa (Pilkades) serentak yang akan diikuti oleh 144 desa di

Kabupaten Serang pada tahun 2021 dengan menerapkan protokol

kesehatan pada setiap tahapannya menyesuaikan dengan peraturan

Menteri Dalam Negeri nomor 72 tahun 2020 tentang perubahan kedua

atas peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 112 tahun 2014 tentang

pemilihan Kepala Desa.9

Proses pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak tahun 2021 di

Kabupaten Serang terjadi penundaan berdasarkan Inmendagrai Nomor 15

tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

(PPKM) darurat virus disease 2019 di wilayah Jawa dan Bali dimana

daerah Kabupaten Serang termasuk dalam kategori level 4 sehingga

Pemerintah Kabupaten Serang memutuskan penundaan pelaksanaan

pemilihan kepala desa serentak menjadi tanggal 8 Agustus tahun 2021.10

Sejalan dengan hal tersebut di atas, muncul polemik di kalangan

masyarakat dan Panitia Pemilihan Kepala Desa Kabupaten Serang untuk

menyelenggarakan pelaksanaan teknis pemungutan suara dengan cara

petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mendatangi

9
https://banten.bpk.go.id/wp-content/uploads/2021/03/Catatan Berita Pemkab Serang
Tetapkan Pilkades Serentak Digelar 11 Juli 2021.pdf.
10
Instruksi Menteri Dalam Negeri RI nomor 15 tahun 2021 tentang PPKM di wilayah
Jawa dan Bali, hlm.1.
6

pemilih dan melaksanakan pencobolasan surat suara di rumahnya masing-

masing dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat, namun

prosedur pelaksanaan teknis pencoblosan dengan cara ini akan sangat

memakan waktu yang lama dan berpotensi kerawanan konflik yang akan

timbul di masyarakat salah satunya adalah intimidasi oleh tim sukses dari

para kandidat calon Kepala Desa pada saat petugas KPPS mendatangi

rumah pemilih. Seiring bergulirnya polemik prosedur pelaksanaan teknis

pencoblosan dengan cara menghindari kerumunan massa, seharusnya;

“pencoblosan dilakukan di tempat pemungutan suara atau TPS yang

merupakan tempat dilaksanakannya pemungutan suara yang lokasinya

terpusat dan berdekatan yang jumlahnya ganjil dengan

mempertimbangkan jumlah RW dan/atau jumlah pemilih di desa yang

bersangkutan”.11

Selanjutnya pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak di

Kabupaten Serang diundur lagi selama dua bulan. Hal itu berdasarkan

surat yang dikeluarkan Kementrian Dalam Negeri yang menginstruksikan

penundaan pemilihan Kepala Desa serentak. Berdasarkan surat edaran

Menteri Dalam Negeri nomor 141/4251/SJ pada tanggal 10 Agustus tahun

2020 tentang penundaan pelaksanaan Pilkades serentak, disebutkan

bahwa menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia terkait angka

penyebaran Covid-19 yang meningkat secara nasional akibat adanya

varian delta, maka ada beberapa point yang disampaikan. Salah satu point

11
Peraturan Bupati Serang nomor 03 tahun 2021 tentang Pedoman Pemilihan Kepala
Desa. Hlm. 6.
7

dalam surat tersebut menyebutkan agar dilakukan penundaan terhadap

pelaksanaan pemilihan Kepala Desa baik serentak maupun PAW yang

berpotensi menimbulkan kerumunan. Seperti pengundian nomor urut,

kampanye calon dan pemungutan suara dalam rentang waktu dua bulan

sejak surat ini ditandatangani atau ditetapkan kebijakan lebih lanjut.

Namun demikian, penundaan yang dilakukan sebagaimana dimaksud

tidak membatalkan tahapan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Kemudian pada point selanjutnya, menugaskan Camat untuk melakukan

sosialisasi dan edukasi kepada calon Kepala Desa yang sudah ditetapkan

agar menerapkan protokol kesehatan.12

Seiring dengan penurunan angka kasus infeksi Covid-19 yang di uapdate

oleh pemerintah melalui gugus tugas pengendalian Corona Virus Disease 2019

(Covid-19) dan ketentuan pemberlakuan wilayah Kabuapten Serang yang masuk

kategori level 3 dengan pelonggaran aktivitas kegiatan masyarakat dan

mempertimbangkan masukan dari semua pihak, aspirasi yang masuk ke DPRD

Kabupaten Serang, dan masukan dari Polda Banten, akhirnya Pemerintah Daerah

Kabupaten Serang menetapkan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades)

serentak pada hari minggu tanggal 31 Oktober tahun 2021 dengan catatan

pelaksanaannya menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat untuk

mengendalikan dan menghindari penyebaran wabah Corona Virus Disease 2019

(Covid-19).13

12
Surat edaran Mendagri nomor 141/4251/SJ pada 10 Agustus 2020 tentang Penundaan
Pelaksanaan Pilkades Serentak.
13
https://banten.anataranews.com/berita/2021/13/pilkades serentak Kabuapten Serang
digelar.
8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan

masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa

serentak sebagai pesta demokrasi di Kabupaten Serang pada masa pandemi

covid-19 berdasarkan peraturan Bupati Serang nomor 03 tahun 2021

tentang Pedoman Pemilihan Kepala Desa ?

2. Bagaimana pengawasan terhadap penyelenggaran Pemilihan

Kepala Desa serentak sebagai pesta demokrasi di Kabupaten

Serang pada masa pandemi covid-19 berdasarkan peraturan Bupati

Serang nomor 03 tahun 2021 tentang Pedoman Pemilihan Kepala

Desa ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui:

1. Implementasi penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa serentak

sebagai pesta demokrasi di Kabupaten Serang pada masa pandemi

covid-19 berdasarkan peraturan Bupati Serang nomor 03 tahun

2021 tentang Pedoman Pemilihan Kepala Desa.

2. Pengawasan terhadap penyelenggaran Pemilihan Kepala Desa

serentak sebagai pesta demokrasi di Kabupaten Serang pada masa

pandemi covid-19 berdasarkan peraturan Bupati Serang nomor 03

tahun 2021 tentang Pedoman Pemilihan Kepala Desa.


9

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu

hukum dan memberikan sumbangan pemikiran referensi ilmu hukum

khususnya bidang hukum Pemilu. Adapun manfaat penelitian secara

teoritis yaitu:

a. Secara teoritis penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas

Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

b. Untuk mengembangkan ilmu hukum pada Hukum Administarsi

Negara di Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

c. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman

secara teoritis tentang teknis penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa

khususnya disaat wabah nonalam seperti pandemi Covid-19.

2. Kegunaan Praktis

a. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

yang tertarik untuk mengkaji bidang ilmu pemerintahan serta menjadi

bahan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat berguna serta dapat dijadikan

masukan dan evaluasi kepada Pemerintah Daerah Kabuapten Serang

untuk perbaikan teknis penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa

khusunya di saat wabah nonalam seperti pandemi Covid-19.


10

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi

pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling

mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya. Menurut

Uma Sekaran mengatakan bahwa, kerangka berpikir dapat diartikan sebagai

model konsepsual mengenai bagaimana teori berhubungan dengan berbagai

faktor atau variabel yang telah dikenali (diidentifikasi) sebagai masalah yang

penting sekali. 14

1. Negara Hukum Dan Demokrasi


Negara merupakan suatu bentuk kehidupan berkelompok yang besar

dengan jumlah anggota yang banyak sehingga dapat digolongankan ke

dalam jenis “secondary group”. Kehidupan bernegara sebagai bentuk

kehidupan berkelompok memiliki persamaan dengan bentuk-bentuk

kehidupan lain seperti desa, kampung, dan lain-lain. Sebagaimana diketahui

bahwa, penyelenggaraan urusan pemerintahan masyarakat tidak saja

diselenggarakan oleh Pemerintahan Negara melalui Pemerintahan Pusat,

Pemerintahan Provinsi, Kabupaten dan Kota, melainkan lebih dari itu

terutama pada tataran asal usul pemerintahan diselenggarakan oleh Desa.

Secara historis, sosiologis, normatif dan konstitusional meletakkan Desa

awal dari Pemerintahan masyarakat yang secara fundamental diakui oleh

konstitusi/Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. 15

14
Supranto, Metode Penelitian Hukum dan Statistika, Rineka Cipta, Jakarta, 2003,
hlm. 195.
15
Azmi, “Desa dalam konstruksi konseptual dan pengaturan hukum normatif”, Jurnal
studi ilmu hukum, Magister Ilmu Hukum Pasca Sarjana Untirta, 2018, Vol.4, No.2, hlm. 2.
11

Terdapat korelasi yang jelas antara hukum, yang bertumpu pada

konstitusi, dengan kedaulatan rakyat, yang dijalankan melalui sistem demokrasi.

Korelasi ini tampak dari kemunculan istilah demokrasi konstitusional. Dalam

sistem demokrasi, partisipasi rakyat merupakan esensi dari sistem ini. Dengan

kata lain negara hukum harus ditopang dengan sistem demokrasi, demokrasi tanpa

pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan arah, sedangkan hukum tanpa

demokrasi akan kehilangan makna. Pemilu dianggap sebagai bentuk paling ril dari

demokrasi serta wujud paling konkret partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan

negara. Oleh sebab itu, sistem dan penyelenggaraan Pemilu hampir selalu menjadi

pusat perhatian utama karena melalui penataan, sistem dan kualitas

penyelenggaraan Pemilu diharapkan dapat benar-benar mewujudkan

pemerintahan demokratis. Konstitusi Indonesia mengatur mengenai Pemilu di

Indonesia di dalam Undang-undang Dasar 1945, untuk menjamin hak rakyat

Indonesia dalam memilih pemimpin dan mereka. Dalam Pasal 22E ayat (1)

dijelaskan bahwa Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. 16 Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Langsung, berarti masyarakat sebagai pemilih memiliki hak untuk memilih

secara langsung dalam pemilihan umum sesuai dengan keinginan diri sendiri

tanpa ada perantara.

b. Umum, berarti pemilihan umum berlaku untuk seluruh warga negara yg

memenuhi persyaratan, tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, jenis

kelamin, golongan, pekerjaan, kedaerahan, dan status sosial yang lain.

16
Tim Citra Publishing, UUD 1945 dan Amandemennya , Citra Publishing, Yogyakarta,
2011, hlm. 43.
12

c. Bebas, berarti seluruh warga negara yang memenuhi persyaratan sebagai

pemilih pada pemilihan umum, bebas menentukan siapa saja yang akan

dicoblos untuk membawa aspirasinya tanpa ada tekanan dan paksaan dari

siapa pun.

d. Rahasia, berarti dalam menentukan pilihannya, pemilih dijamin kerahasiaan

pilihannya. Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak

dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa pun suaranya diberikan.

e. Jujur, berarti semua pihak yang terkait dengan pemilu harus bertindak dan

juga bersikap jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

f. Adil, berarti dalam pelaksanaan pemilu, setiap pemilih dan peserta

pemilihan mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan

pihak mana pun. 17

2. Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak

Aktifitas pemilihan Kepala Desa merupakan aktifitas politik yang

menunjukkan bagaimana proses demokrasi terjadi di desa. Pemilihan Kepala

Desa tidak dapat dilepaskan dari perkembangan dinamika politik yang terjadi

di desa. Pilkades tidak semata perebutan kekuasaan atau bagaimana strategi

kampanye dilakukan agar mendapat dukungan dari masyarakat desa, akan

tetapi lebih daripada itu menyangkut gengsi, harga diri dan kehormatan

sehingga seringkali di berbagai daerah proses Pilkades ini menimbulkan

konflik di masyarakat.

17
Yusa Djuyandi, Pengantar Ilmu Politik, edisi kedua, Rajawali Pers, Depok, 2017,
hlm. 171.
13

Pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak merupakan mekanisme

baru tentang penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa yang merujuk pada

Undang-undang nomor 06 tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) dalam pasal

31 ayat (1); bahwa pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak di

seluruh wilayah kabupaten/kota. Kemudian berdasarkan Perauturan Buapti

nomor 03 tahun 2021 tentang pedoman pemilihan Kepala Desa pasal 2 ayat

(1) dan (2); Kepala Desa dipilih secara demokratis oleh penduduk desa yang

memenuhi persyaratan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,

dan adil. Pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dalam kondisi bencana nonalam

corona virus disease 19 dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. 18

3. Pengawasan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades)

Panitia Pengawas adalah pengawas Pemilihan Kepala Desa yang

dibentuk oleh Camat yang melibatkan unsur Kepolisian dan Tentara Nasional

Indonesia untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh tahapan pelaksanaan

pemilihan Kepala Desa di Desa yang bersangkutan.19

Untuk menjaga penyelenggaran pemilihan Kepala Desa sesuai dengan

azas-azas pemilu di atas hendanya dilakukan pengawasan pemilihan Kepala

Desa dengan melibatkan partisipasai masyarakat secara luas, hal ini dilakukan

untuk memperkuat kapasitas dan posisi pengawasan Pemilu sebagai lembaga

pengawasan bersifat sinergis yang merepresentasikan anatra lembaga negara

dan masyarakat sipil. 20

18
Peraturan Bupati Serang nomor 03 tahun 2021 tentang Pedoman Pemilihan Kepala
Desa, hlm. 6.
19
Ibid, hlm. 5.
20
Bawaslu Provinsi Banten, Mengawal Pemilu Ditanah Jawara , Serang, 2016, hlm. 9.
14

F. Metode Penelitian

1. Metode

Metode penelitian hukum yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode penelitian normatif-empiris mengenai implementasi ketentuan

hukum normatif (undang-undang) dalam aksinya pada peristiwa hukum

tertentu yang terjadi dalam suatu masyarakat.21 Penelitian normatif yaitu

dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka dan kajian terhadap peraturan

daerah serta perundang-undangan yang berlaku terkait dalam permasalahan

yang merupakan bahan sekunder. Hukum dikonsepkan sebagai apa yang

ditulis dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum

yang dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan

perilaku manusia yang dianggap pantas. Oleh karena itu, pertama sebagai

sumber datanya hanyalah data sekunder. 22 Penelitian empiris yaitu

dilakukan dengan cara meneliti keadaan dilapangan yang merupakan data

primer. Penelitian hukum empiris menggunakan data sekunder sebagai data

awal, yang kemudian dilanjutkan dengan data primer atau data lapangan. 23

Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu

masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga data

bersifat primer bedasarkan fakta (fact finding). Hasil penelitian ditekankan

pada memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya

dari obyek yang diteliti.

21
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 2021, hlm. 10.
22
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Grafindo Persada,
Jakarta, 2004, hlm. 118.
23
Ibid, hlm. 133.
15

2. Spesifikasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui penelitian deskriptif murni atau survei,

penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang benar-benar hanya

memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan,

atau wilayah tertentu. Data yang terkumpul diklasifikasikan atau dikelompok-

kelompokkan menurut jenis, sifat, atau kondisinya. Sesudah datanya lengkap,

kemudian dibuat kesimpulan.24

3. Sumber Data

Pengumpulan data dalam melakukan penelitian hukum empiris ini

digunakan teori teknik dan analisis yuridis empiris. Dalam hal ini data

sekunder merupakan data yang antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi

seperti perundang-undangan, buku-buku, dan hasil penelitian yang bersifat

laporan.25 Sedangkan data primer adalah data yang diambil dari wawancara

secara terstruktur maupun bebas dengan responden maupun narasumber yang

terkait dengan permaslahan penelitian. Data sekunder dibedakan dalam:

1) Bahan Hukum Primer, merupakan bahan pustaka yang berisikan peraturan

perundangan yang terdiri dari:

a) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

c) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah.

24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,
Jakarta, 2010, hlm. 3.
25
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 198, hlm. 43.
16

d) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peratuaran

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

e) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2020 tentang perubahan

kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang

pemilihan Kepala Desa.

f) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021 tentang

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus

Disease 2019 di wilayah Jawa dan Bali.

g) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 141/4251/SJ pada tanggal

10 Agustus tahun 2020 tentang penundaan Pemilihan Kepala Desa

(Pilkades) serentak dan Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu (PAW).

h) Peraturan Bupati Serang nomor 03 Tahun 2021 tentang Pedoman Pemilihan

Kepala Desa.

i) Peraturan Perundang-undangan lain yang berkaitan dengan penelitian.

2) Bahan Hukum Sekunder, merupakan bahan-bahan yang kaitannya dengan

bahan hukum primer, dan dapat membantu untuk proses dalam analisis yaitu:

a) Buku-buku tentang hukum khususnya mengenai Kepemiluan.

b) Dokumen-dokumen yang terkait tentang pemilihan Kepala Desa.

c) Makalah-makalah yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilihan

Kepala Desa.

d) Jurnal-jurnal dan literatur yang terkait.

e) Media internet.
17

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Teknik wawnacara dilakukan kepada narasumber baik secara bebas

maupun terpimpin dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa (DPMD) Kabuapten Serang selaku Panitia Pemilihan Kepala Desa

tingkat Kabupaten, serta mengajukan pertanyaan kepada responden yaitu

Camat Tirtayasa sebagai Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat

Kecamatan dan Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat Desa, serta Badan

Permusyawaratan Desa Susukan Kecamatan Tirtayasa yang ikut

menyelenggarakan pemilihan Kepala Desa serentak pada tangal 31

Oktober tahun 2021.

b. Studi Kepustakaan

Penulis melakukan studi pustaka berupa telaah perundang-

undangan yang meliputi bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer,

bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tersier, bahan non-hukum,

dan literatur pendukung lainnya yang berkaitan dengan kajian tentang

demokrasi dan pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak disaat wabah

nonalam seperti pandemi Covid-19 termasuk aspek pangawasannya.

c. Observasi Lapangan

Penulis melakukan observasi lapangan di Desa Susukan, Kecamtan

Tirtayasa, dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD)

Kabuapten Serang untuk menghimpun data yang mendukung dalam

penelitian ini.
18

5. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.26

Analisis data dalam penelitian ini, data sekunder hasil penelitian

kepustakaan dan data primer hasil penelitian lapangan dianalisis dengan

menggunakan metode yuridis-kualitatif. Analisis data secara yuridis-kualitatif

adalah cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif-analitis yaitu data

yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta dokumen-

dokumen hasil kinerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD)

Kabupaten Serang selaku Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten

Serang, Panitia Pemilihan Tingkat Kecamatan Tirtayasa, dan Panitia Pemilihan

Tingkat Desa di Desa Susukan mengenai penyelenggaraan pemilihan Kepala

Desa serentak di Kabuapeten Serang Provinsi Banten yang sudah dilaksanakan

pemungutan suaranya pada tanggal 31 Oktober tahun 2021 berdasarakan

Peraturan Bupati Serang Nomor 03 Tahun 2021 tentang Pedoman Pemilihan

Kepala Desa, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh, tanpa

menggunakan rumus matematika.27

26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
Cetakan ke 7, hlm. 224.
27
Ronny Hanijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1990, hlm. 51.
19

Data dirumuskan sebagai suatu proses penguraian secara sistematis

dan konsisten terhadap gejala-gejala tertentu. Metode analisis dalam

penelitian ini secara yuridis kualitatif yaitu data yang diperoleh tersebut

disusun secara sistematis, kemudian dianalisis secara kualitatif dengan

cara interprestasi, penafsiran hukum dan konstruksi hukum.

Terkait Penelitian ini, data yang didapat dianalisis dengan

menggunakan analisis kualitatif, yaitu suatu analisa yang bertolak dari

norma-norma, asas-asas dan peraturan perundang-undangan yang ada

sebagian hukum positif yang kemudian dianalisis secara kualitatif, dengan

tidak menggunakan statistik dan rumus-rumus.

6. Lokasi Penelitian

Penulis memilih lokasi studi di Kantor Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Susukan, Kantor Kecamtan Tirtayasa,

dan Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD)

Kabuapten Serang Provinsi Banten untuk menghimpun data di lapangan

(data primer) yang menjadi suber data primer dalam penelitian ini.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian,
Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian yang digunakan, dan
Sistematika Penulisan.
20

BAB II TINJAUAN TEORITIS PENYELENGGARAAN


PEMILIHAN KEPALA DESA SERENTAK SEBAGAI
PESTA DEMOKRASI DI DESA PADA MASA PANDEMI
COVID 19
Pada bab ini diuraikan hasil kajian pustaka berupa

penelusuran literatur mengenai penyelenggaraan pemilihan

Kepala Desa serentak sebagai pesta demokrasi di desa pada masa

pandemi covid-19.

BAB III TINJAUAN UMUM IMPLEMENTASI PEMERINTAH


KABUPATEN SERANG DALAM PENYELENGGARAAN
PEMILIHAN KEPALA DESA SERENTAK SEBAGAI
PESTA DEMOKRASI DI DESA SUSUKAN PADA MASA
PANDEMI COVID 19
Pada bab ini diuraikan secara singkat mengenai gambaran

implementasi penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa serentak

di Kabupaten Serang tahun 2021 yang bertempat di Desa Susukan

Kecamatan Tirtayasa Kabuapten Serang sebagai lokasi penelitian.

BAB IV ANALISIS HUKUM DALAM IMPLEMENTASI


PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KEPALA DESA
SERENTAK SEBAGAI PESTA DEMOKRASI DI DESA
SUSUKAN PADA MASA PANDEMI COVID 19
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan

mengenai implementasi penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa

serentak sebagai pesta demokrasi di Desa Susukan Kecamatan

Tirtayasa pada masa pandemi covid-19 berdasarkan peraturan

Bupati Serang nomor 03 tahun 2021 tentang pedoman pemilihan

Kepala Desa.
21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran, kesimpulan

merupakan jawaban atas identifikasi masalah sedangkan saran memuat

usulan menyangkut aspek-aspek operasional, konkrit dan praktis.


DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Tim Citra Publising, 2011, UUD 1945 dan Amandemennya, Citra Publishing,
Yogyakarta;

Ubaidillah,2015, Pendidikan Kewarganegaraan (civic education): Pancasila,


Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi, Prenadamedia Group, Jakarta;

Miriam Budiarjo, 2002, Dasar-dasar Ilmu Politik , PT Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta;

Yusa Djuyandi, 2017, Pengantar Ilmu Politik, edisi kedua, Rajawali Pers,
Depok;

Ronny Hanitijo Soemitro, 2021, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri,


Ghalia Indonesia, Jakarta;

Bawaslu Provinsi Banten, 2016, Mengawal Pemilu Ditanah Jawara, Serang,

Amirudin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum,


Grafindo Persada, Jakarta;

Suharsimi Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,


Rineka Cipta, Jakarta;

Soerjono Soekanto, 1987, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta;

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta,


Cetakan ke 7, Bandung;

Ronny Hanijo Soemitro, 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri,


Ghalia Indonesia, Jakarta;

Suharno dan Retnoningsih, 2006, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Widya


Karya, Semarang;

Purwanto dan Sulistyastuti, 1991, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke


Implementasi Kebijakan, Bumi Aksara, Jakarta,

Guntur Setiawan, 2004, Impelemtasi dalam Birokrasi Pembangunan, Balai


Pustaka, Jakarta;
Merile S. Grindle, 2002, Teori dan Proses Kebijakan Publik, Media Pressindo,
Yogyakarta;

Supranto, 2003, Metode Penelitian Hukum Dan Statistika, Rineka Cipta,


Jakarta.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah;

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan


Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peratuaran Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

Peraturan menteri dalam negeri nomor 72 tahun 2020 tentang perubahan kedua
atas peraturan menteri dalam negeri nomor 112 Tahun 2014 tentang
pemilihan Kepala Desa;

Instruksi menteri dalam negeri nomor 15 tahun 2021 tentang Pemberlakuan


Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease 2019 di
wilayah Jawa dan Bali;

Surat edaran Mendagri nomor 141/4251/SJ tanggal 10 Agustus tahun 2020


tentang penundaan Pilkades serentak;

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.01.07/MENKES/382 tahun 2020


tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat Umum Dalam Rangka
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19).

Peraturan Bupati Serang nomor 03 tahun 2021 tentang Pedoman Pemilihan


Kepala Desa;

C. Jurnal

Nurul Azwanti, “Perancangan E-Voting berbaisi Wab”, Jurnal Komputer


Terapan, Vol.3, No.2, 2017;

Adityo Susilo (et al), “coronavirus disease 2019: tinjauan literatur terkini”,
jurnal penyakit dalam Indonesia, departemen of International medicine
UI, 2020;
Yelvi Levani, “Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): Patogenesis,
Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi”, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan,
Vol. 17, No. 1, Januari 2021;

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah,


Jurnal Legislasi Indonesia, Vol.15, No.2, Juli,2018;

Azmi, “Desa dalam konstruksi konseptual dan pengaturan hukum normatif”,


Jurnal studi ilmu hukum, Magister Ilmu Hukum Pasca Sarjana Untirta,
2018, Vol.4, No.2, hlm. 2.

D. INTERNET

http://www.kedaiinsight.net, Zaenal mutiin, demokrasi desa untuk pemilu


serentak, diakses pada tanggal 02 Oktober 2021, pukul 11.54 WIB;

http://kab-serang.kpu.go.id, Zaenal mutiin, Pilkades: siap menang dan harus


siap kalah, diakses pada tanggal 21 Oktober 2021, pukul 12.42 WIB;

http://derepserayu.banjarnegarakab.go.id, Ahmad Shodiqurrosyad, Pilkades


dari masa ke masa, diakses pada tanggal 21 Oktober 2021, pukul 13.10
WIB;

https://banten.bpk.go.id, Pemkab Serang Tetapkan Pilkades Serentak Digelar


11 Juli 2021, diakses pada tanggal 03 Maret 2021 Pukul. 20.15 WIB;

https://banten.anataranews.com, “berita pilkades serentak Kabuapten Serang


digelar”, diakses pada tanggal 13 Juli 2021, Pkl.16.10 WIB;

https://kbbi.web.id, Kamus besar bahasa Indonesia, “demokrasi”, diakses


pada tanggal 15 Nopember 2021, pukul. 19.07 WIB;

http://www.ganipramudyo.web.id, Gani Nurpramudyo, Demokrasi dalam


kehidupan masyarakat desa, diakses pada tanggal 15 Nopember 2021,
pukul. 13.35 WIB;

https://simdos.unud.ac.id, Putu Aria Astawa, Materi Kuliah


Kewarganegaraan: Demokrasi Indonesia Universitas Udayana tahun
2017, diakses pada tanggal 15 Nopember 2021, pukul. 19.15 WIB;

https://dilihatya.com, pengertian-pengaruh-menurut-para-ahli, diakses pada


tanggal pada 18 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai