Daerah
I. Pendahuluan
Jika kita melihat dalam Peraturan Pemerintah, bahwa PSBB ini memang
bersifat sentralisasi. Tidak sedikit daerah di seluruh Indonesia yang mulai
mengajukan daerahnnya untuk mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan
menjalankan PSBB. Dalam menjalankan PSBB pemerintah daerah perlu
menyiapkan data-data pendukung. Berdasarkan artikel dari vivanews.com bahwa
Safrizal ZA selaku Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian
Dalam Negeri itu juga mengatakan bahwa pemerintah daerah perlu menyiapkan
data seperti peningkatan kasus dan waktu kurva epidemologi, menghitung
kebutuhan sarana dan prasarana penanganan Covid-19, menghitung biaya untuk
kehidupan dasar masyarakat.
Meskipun PSBB dapat dijadikan solusi oleh daerah yang berada pada zona
merah, bukan berarti menutup ruang kreatif daerah untuk turut membantu
pemerintah pusat menangani Covid-19. Hal ini juga didukung dengan adanya Surat
Edaran(SE) Kemeterian Dalam Negeri (Kemendagri) Nomor 440/2622 tentang
pembentukan Gugus Tugas percepatan Penanganan Covid-19 yang mana dalam
Surat tersebut mengarahkan Pemda memiliki kewenangan otonomi daerah dalam
penanganan wabah menurut Undang-undang No 24/2014 (Moh
Sugihariyadi,2020).
1. Transparan
Adanya keterbukaan, keterlibatan, dan kemudahan untuk
mendapatkan akses bagi masyarakat terhadap proses pengambilan
kebijakan publik.
2. Partisipatif
Adanya pemilihan yang baik, sehingga peranan masyarakat dapat
dilihat dari perwujudan peranan DPRD di dalam mengawasi
kebijakan kepala daerah. Sehingga, berbagai masalah lokal di
masyarakat lokal akan lebih mudah diidentifikasi melalui partisipasi
masyarakat.
3. Akuntabel
Pemerintahan daerah sebagai pemegang otoritas kebijakan publik di
daerah wajib mempertanggungjawabkan tindakan yang diambil
terhadap masyarakat dapat berupa pelayanan public baik kuantitaif
maupun kalitatif. Pelayanan publik merupakan kunci dari
pemerintah daerah.
Pada 14 Maret 2020, Risma melalui Dinas Pendidikan kota Surabaya, telah
mengeluarkan surat edaran meliburkan anak sekolah PAUD-SMP, bergantian untuk
belajar di rumah (Jurnal Sosial & Budaya Syar-I, Vol.7 No.3, 2020)
Ibu Risma juga dalam beberapa hari turun langsung ke jalan untuk
memberikan sosialisasi di jalanan kota dengan cara berkeliling kota
dengan menggunakan mobil dan pengeras suara. Pesan yang
disampaikan kepada warga yang berkerumun di ruang punlik untuk
menjaga jarak minimal satu meter.
Gambar Risma Sosialisasi di Jalanan Surabaya
Jika kita analisa bahwa setiap hal yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Surabaya ini juga merupakan wujud nyata dari bentuk ruang desentralisasi/otonomi
daerah itu sendiri.
Tentunya setiap usaha yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya ini juga
merupakan wujud dari Prinsip Otonomi Daerah Indonesia sendiri. Dalam UU No.
32 tahun 2004 bahwa otonomi daerah menggunakan prinsip seluas-luasnya dan
prinsip nyata dan bertanggung jawab yang berarti bahwa dalam hal seluas-luasnya
pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua
urusan pemerintahan di luar urusan pemerintah seperti membuat kebijakan daerah
untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan
masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat (Peter, R. dkk,
2018: 321).
Pemkot Suarabaya selama Covid-19 ini juga tidak berhenti dalam aktifita
mengolah administrasi kependudukan karena tetap menjalankan setiap administrasi
melalui media daring. Tentunya hal tersebut sesuai dengan kewajiban daerah pada
ayat (11) yang berbunyi, “mengolah administrasi kependudukan.”
Segala yang telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya agar terus dapat
memberikan pelayanan yanag terbaik untuk masyarakat kota Surabaya juga sudah
mencerminkan bahwa memang Pemkot Surabaya menjalankan Pemerintahan
Daerah yang baik menurut Sabarno (2008), yakni menjadi pemerintahan yang
akuntabel. Akuntabel menurut Sabarno (2008:38) yaitu pemerintahan daerah
sebagai pemegang otoritas kebijakan di daerah wajib mempertanggungjawabkan
tindakan yang diambil terhadap masyarakat dapat berupa pelayanan public. Dari
wujud yang telah dijelaskan bahwa Pemkot Surabaya telah memberikan pelayanan
publik baik secara kesehatan, sosial, umum, administrasi, dan peningkatan kualitas
hidup masyarakat.
III.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa yang ditemukan bahwa peran Pemerintah Kota Surabaya
dalam menangani Covid-19 ini sudah mencakup sebagai wujud Otonomi Daerah.
Setiap wujud nyata yang diberikan oleh Pemkot Surabaya telah sesuai dengan
Otonomi Daerah sebagai ruang desentralisasi yakni mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan (UU No. 32 Tahun 2004). Pemkot Surabaya juga
menerapkan UU No. 24 tahun 2014 yakni Pemerintah Daerah dapat memanfaatkan
Ruang Desentralisasi dalam menangani wabah yang dikategorikan sebagai keadaan
luar biasa atas bencana alam seperti yang tercatat dalam Pasal 239 ayat (7) yang
diwujudkan dalam Perda berupa sanksi terhadap warga yang melanggar protokol
Covid-19.
Dari wujud nyata yang telah dijelaskan bahwa Pemkot Surabaya telah
memberikan pelayanan publik baik secara kesehatan, sosial, umum, administrasi,
dan peningkatan kualitas hidup masyarakat maka Pemerintah Kota Surabaya
menyelenggarakan pemerintahan secara baik sesuai menurut Sabarno (2008) yakni
pemerintahan yang akuntabel, yaitu pemerintahan daerah sebagai pemegang
otoritas kebijakan di daerah wajib mempertanggungjawabkan tindakan yang
diambil terhadap masyarakat dapat berupa pelayanan public (Sabarno 2008:38).
III.2 Saran
Melihat peran yang telah diberikan oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam
menangani Covid-19 sebagai wujud Otonomi Daerah ini sudah dapat dikatakan
akuntabel dalam menyelenggarakan pemerintahan yang baik maka saran yang
diberikan adalah sebagai berikut:
Sabarno, H. (2008). Memandu otonomi daerah menjaga kesatuan bangsa: untaian pemikiran
otonomi daerah. Jakarta: Sinar Grafika.
Kurniawan, A. (2010). Kebijaka dan Isu Kesehatan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Jurnal
KANUN No.51. Bandung: UIN
Suma, A, dkk. (2020). Langkah Taktis Pemerintah Daerah Dalam Pencegahan Penyebaran
Virus Corona Covid-19 di Indonesia. Jurnal Sosial & Budaya Syar-1. Vol. 7, No. 3. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah
CNN Indonesia. (2020, 11 April). Pemkot Surabaya Beri Bantuan Makanan untuk ODP Covid-
19. Dilansir dari https://www.youtube.com/watch?v=LhZ10_E_SFs&t=8s
Hatta, R. T. (2020, 12 Maret). Alasan WHO Tetapkan Virus Corona COVID-19 Sebagai
Pandemi. Dilansir dari https://www.liputan6.com/global/read/4200134/alasan-who-tetapkan-
virus-corona-covid-19-sebagai-pandemi
KOMPASTV. (2020, 17 Maret). 14 RS Rujukan Corona dan Pemeriksaan Gratis Untuk Warga
Surabaya. Dilansir dari https://www.youtube.com/watch?v=R46dOx4RVBw
Kurniawan, D. (2020, 10 April). Risma Paparkan Upaya Lawan Covid-19 kepada Anggota
UCLG Aspac. Dilansir dari https://surabaya.liputan6.com/read/4224149/risma-paparkan-upaya-
lawan-covid-19-kepada-anggota-uclg-aspac
Nugraha, B. (2020, 9 April). Ini Syarat Pemberlakuan PSBB bagi Pemerintah Daerah. Dilansir
dari https://www.vivanews.com/berita/nasional/44617-ini-syarat-pemberlakuan-psbb-bagi-
pemerintah-daerah?medium=autonext
Nursastri, S. A. (2020, 11 Mei). Diumumkan Awal Maret, Ahli: Virus Corona Masuk Indonesia
dari Januari. Dilansir dari
https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/11/130600623/diumumkan-awal-maret-ahli--virus-
corona-masuk-indonesia-dari-januari
PSBB di Surabaya Raya Berlaku 28 April 2020. (2020, 23 April). Dilansir dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200424035215-20-496777/psbb-di-surabaya-raya-
berlaku-28-april-2020
Rachmawati. (2020, 23 Maret). 5 Cara Risma Cegah Covid-19 di Surabaya, Bagikan Minuman
Jahe hingga Gunakan Pengeras Suara di Jalanan Halaman all. Dilansir dari
https://surabaya.kompas.com/read/2020/03/23/08100081/5-cara-risma-cegah-covid-19-di-
surabaya-bagikan-minuman-jahe-hingga-gunakan?page=all
Saputri, N. L. (2020, 7 April). Alasan Pemerintah Pilih PSBB daripada Karantina Wilayah:
Jangan Sampai Orang dan Ekonominya Mati. Dilansir dari
https://www.tribunnews.com/nasional/2020/04/07/alasan-pemerintah-pilih-psbb-daripada-
karantina-wilayah-jangan-sampai-orang-dan-ekonominya-mati
Widiyana, E. (2020, 10 Mei). Pelanggar Protokol COVID-19 di Surabaya Harus Ambil KTP ke
Pengadilan. Dilansir dari https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5009496/pelanggar-
protokol-covid-19-di-surabaya-harus-ambil-ktp-ke-pengadilan/1