Anda di halaman 1dari 3

ILMU BUDAYA DASAR

SUB MATERI:
MENGANALISI UNSUR BUDAYA
YANG TERKANDUNG DI DALAM SEBUAH
CERITA
TUGAS KELOMPOK
1.Jenita Yolan Tampubolon
2.Juniati Rajagukguk

3.Pintalit Barus

4.Patuan Dandhi Lubis

5.Manutur J Rumahorbo

Novel : Laskar Pelangi

Karya:Andrea hirata

Novel Laskar Pelangi menceritakan kisah kehidupan 10 anak hebat yang memiliki semangat juang
untuk tetap bersekolah di kampung Gantung, Kepulauan Bangka Belitung. Kesepuluh anak itu
dinamai Laskar Pelangi, dan diantarnya bernama Ikal, Lintang, Sahara Aulia Fadillah, Mahar Ahlan,
Syahdan Noor Aziz, Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman atau A kiong, Samson atau Borek,
Mukharam Kudai Khairani, Trapani Ihsan Jamari, dan Harun Ardhili Ramadhan. Mereka semua
bersekolah di SD Muhammadiyah Gantung dan dibimbing oleh Bu Muslimah dan Pak Harfan.
Selama mereka bersekolah, mereka juga mendapatkan teman baru, seorang pindahan dari SD PN
Timah bernama Flo. Cerita dimulai dari penerimaan siswa dan siswi baru di SD Muhammadiyah
Gantung dimana hanya ada 9 orang murid yang mendaftar. Hal ini membuat Bu Muslimah, Pak
Harfan, serta seluruh orang tua murid merasa cemas. Ini dikarenakan Pemerintah daerah
setempat akan telah mengunumkan bahwa sekolah dasar Ini harus memiliki minmal 10 murid baru
agar kegiatan sekolah tetap berjalan.
Karena murid ke 10 yang ditunggu tidak datang-datang juga, Dengan kekecewaan yang mendalam,
Pak Harfan harus menetapkan keputusan yang berat. Namun, di tengah situasi tersebut, datanglah
seorang murid baru yang menjadi penyelamat bagi sekolah, para murid baru, serta para orang tua
atau wali. Murid ini bernama Harun Ardhli Ramadhan, seorang anak yang memiliki
keterbelakangan mental namun memilki semangat yang tinggi untuk bersekolah. Kebersamaan
mereka pun dimulai sejak saat itu. Selama menempuh pendidikan, Bu Muslimah dan Pak Harfan
mengajar dan membimbing mereka dengan penuh semangat dan dedikasi. Para murid pun juga
belajar dengan penuh semangat. Karena kekompakan dan semangat mereka, Bu Muslimah pun
menjuluki mereka “Laskar Pelangi”. Tidak hanya Bu Muslimah dan Pak Harfan, SD Muhammadiyah
Gantung juga memilki guru yang juga merangkap sebagai kepala sekolah bernama Pak Harfan
Effendi Noor. Sama seperti kedua guru lainnya, beliau juga megajar dengan penuh semangat.
Bahkan, beliau juga kerap kali menyelippkan kisah teladan nabi dan rasul di sela-sela
pembelajaran itu

UNSUR SOSIAL DAN BUDAYA


Pada novel ini banyak sekali unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat yang bertempat tinggal di
Belitong. Adanya perbedaan status antara komunitas buruh tambang dan komunitas pengusaha
yang dibatasi oleh tembok tinggi merupakan latar belakang sosial. Dimana interaksi antara kedua
komunitas ini memang ada dan saling ketergantungan. Komunitas buruh tambang memerlukan
uang untuk melanjutkan kehidupan, sedang komunitas pengusaha memerlukan tenaga para
buruh tambang untuk menjalankan usaha mereka.

UNSUR RELIGI(AGAMA)
Latar belakang religi atau agama si pengarang sangat terlihat seperti pantulan cermin dalam
film“Laskar Pelangi” ini. Nuansa keislamannya begitu kental. Dalam beberapa penggalan cerita,
pengarang sering kali menyelipkan pelajaran-pelajaran mengenai keislaman.tertulis dalam sinopsi
novel ini yang isi nya:

"beliau juga megajar dengan penuh semangat. Bahkan, beliau juga kerap kali menyelipkan kisah
teladan nabi dan rasul di sela-sela pembelajaran itu"

UNSUR SOSIAL
terdapat tiga bentuk nilai sosial dalam novel laskar pelangi karya andrea hirata yaitu nilai kasih
sayang,nilai semangat juang, nilai tanggung jawab, dan nilai keserasian hidup.dari tiga nilai sosial
ini kita bisa melihat ringkas cerita yang mengandung semangat juang tinggi dari para siswa Sd
Muhammadiyah yang di juluki laskar pelangi Sebagai Berikut:

"Bangunan itu nyaris rubuh. Dindingnya miring bersangga sebalok kayu. Atapnya bocor di mana-
mana. Tetapi, berpasang-pasang mata mungil menatap penuh harap. Hendak ke mana lagikah
mereka harus bersekolah selain tempat itu? Tak peduli seberat apa pun kondisi sekolah itu,
sepuluh anak dari keluarga miskin itu tetap bergeming. Di dada mereka, telah menggumpal tekad
untuk maju.”

Anda mungkin juga menyukai