Luctor E. Tapiheru
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Pada triwulan laporan kondisi
7.0 6.7 tingkat keyakinan konsumen 2012 2013 2014 2015
juga tercatat mengalami Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini
6.4
6.5 6.3 penurunan yang Ekspektasi Konsumen
6.2 6.1 mengkonfirmasi perlambatan
6.0
di sektor perdagangan. 400 SURVEI PENJUALAN ECERAN
Faktor tingginya tingkat harga 350
serta ketersediaan lapangan 300
5.5 kerja mempengaruhi 250
5.1 penurunan tingkat keyakinan 200
5.0 5.0
5.0 4.9 konsumen. 150
4.7 Naiknya sektor pertanian 100
dipengaruhi akselerasi 50
4.5 0
I II III IV I pertumbuhan pada sub sektor
Mei
Mei
Jan
Jan
Jan
Sep
Nop
Sep
Nop
Mar
Jul
Mar
Jul
Mar
Mei**
Halaman 4
tanaman perkebunan,
2014 2015 sementara pertambangan
didorong oleh pembukaan site 2013 2014 2015
*) Menggunakan tahun dasar 2010 pertambangan emas baru.
Indeks Riil Penjualan Bahan Konstruksi
Pertumbuhan Ekonomi Terkini : Sisi Permintaan
Dari sisi permintaan, konsumsi pemerintah dan investasi menopang akselerasi pertumbuhan ekonomi Sulut di tengah
konsumsi rumah tangga yang mengalami perlambatan...
Pertanian
Q4’14 = 3,8 % Q1’15 = 4,9 % Konstruksi
Peningkatan dukungan pemerintah Q4’14 = 5,15 % Q2’15 = 5,7 %
8.7% 10.7%
(fiskal) dalam bentuk saprodi kepada
Proyek pembangunan pemerintah
13%
sektor pertanian.
Musim panen beberapa tanaman maupun swasta yang bersifat multiyears
5%
perkebunan (cengkih, pala) menjadi faktor pendorong kegiatan
Musim panen tanaman hortikultura baik
20.5% konstruksi di awal tahun 2015.
Halaman 6
10
9.67 0.06% INFLASI:
ANGKUTAN DLM KOTA
BAWANG MERAH
ANGKUTAN UDARA
EKOR KUNING
MTM BENSIN GULA PASIR
7.73
8
0.06
7.73
6 8.36
6.79 -0.03
4 Rata-Rata 2010 -2014 Realisasi 2015 (mtm)
(mtm)
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
Pada April 2015 tingkat inflasi yang cukup
rendah dipengaruhi oleh penurunan harga
%
-2 2012 2013 2014 2015 Beras yang cukup signifikan didorong oleh
panen raya di beberapa daerah
YOY
Penurunan inflasi pada triwulan I 2015 terutama disebabkan oleh penurunan harga
BBM bersubsidi di awal tahun, mengikuti koreksi ke bawah dari harga minyak dunia.
Meskipun harga BBM kembali ditingkatkan di akhir periode triwulan I 2015, kenaikan KEGIATAN/PROKER TPID: PENYUMBANG DEFLASI:
Halaman 7
tersebut tidak mendorong inflasi tahunan menjadi lebih tinggi dari akhir tahun 2014. ROADMAP PENGENDALIAN INFLASI BERAS
Harga kelompok volatile food (aneka bumbu) mencatat deflasi tahunan didorong OPRASI PASAR MURAH DAGING AYAM RAS
tekanan permintaan yang menurun disertai lancarnya pasokan seiring panen raya di REKOMENDASI KEPADA PEMDA WORTEL
beberapa daerah. SIDAK PASAR SEMEN & SENG
Koordinasi Pengendalian Inflasi di Daerah
Pengendalian harga di Sulawesi Utara diharapkan semakin baik ke depannya sejalan dengan rumusan roadmap yang telah
disusun, khususnya terkait dengan upaya mewujudkan cita-cita kedaulatan pangan...
110% 0%
5% 7.50% I II III IV I II III IV I II III IV I*
105%
-20% 2012 2013 2014 2015
0% 100%
Total Pertanian Konstruksi
I II III IV I II III IV I II III IV I* -40%
2012 2013 2014 2015 PHR Pengangkutan Jasa Sosial Masyarakat
Aset perbankan tercatat mengalami percepatan pertumbuhan Perlambatan pertumbuhan kredit didorong oleh perlambatan penyaluran
ditengah pertumbuhan kredit dan DPK yang cenderung melambat di kredit pada sektor PHR dan Konstruksi. Perlambatan pada PHR dan
Halaman 9
awal tahun. Di sisi lain, LDR cenderung mengalami penurunan dan Konstruksi sejalan dengan kondisi perekonomian di awal tahun dimana
berada di level 131% didorong pertumbuhan DPK yang lebih tinggi intensitas perdagangan masih rendah serta belum terealisasinya proyek-
dibandingkan kredit. Kondisii perlambatan pada kredit sejalan dengan proyek infrastruktur. Di sisi lain, kredit pertanian mengalami akselerasi
tingkat prekonomian yang cenderung melambat di awal tahun. seiring persiapan panen raya pada periode Maret-April 2015.
Ketahanan Korporasi dan Rumah Tangga
Pada Triwulan I 2015, ketahanan korporasi dan rumah tangga perlu mendapat perhatian seiring naiknya rasio NPL pada
masing-masing sektor...
8.00% 4%
6.00% 3%
4.00% 2%
2.00% 1%
4.1% 4.2% 4.2% 3.3% 3.5% 3.7% 3.9% 4.4% 4.9% 5.0% 5.2% 4.2% 5.1% 1.4% 1.3% 1.4% 1.1% 1.4% 1.3% 1.4% 1.3% 1.9% 2.5% 2.9% 2.3% 2.8%
0.00% 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I* I II III IV I II III IV I II III IV I*
Hampir seluruh kredit di sektor utama perekonomian Sulut mengalami Kendati masih dalam level aman, NPL sektor Rumah Tanga juga
tren peningkatan NPL di awal tahun 2015. Hal tersebut sejalan dengan mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
hasil survei Bank Indonesia yang mengindikasi penurunan intensitas Naiknya NPL kredit RT disebabkan oleh naiknya rasio NPL pada jenis kredit
perdagangan maupun kondisi perekonomian di Sulut secara KPR yang saat ini berada di level 5,56%. Cukup tingginya NPL pada jenis
Halaman 10
keseluruhan. NPL kredit sektor korporasi yang saat ini berada pada level kredit KPR mengindikasikan turunnya repayment capacity masyarakat yang
5,1% patut menjadi perhatian bersama mengingat level tersebut relah sangat mungkin disebabkan oleh tingginya tingkat inflasi dan suku bunga
berada di atas ambang batas (5%). saat ini.
PROSPEK
PEREKONOMIAN DAN
PERBANKAN
BAGIAN 2.
Halaman 11
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sulut 2015
Dengan memperhatikan perkembangan terkini, perekonomian Sulut di tahun 2015 diperkirakan dapat tumbuh lebih tinggi
dibandingkan proyeksi sebelumnya. Dukungan fiskal dan pembangunan proyek infrastruktur strategis tetap akan jadi faktor
pendorong utama perekonomian Sulut…
2015
Tw II 2015
6.3%-6.7%
6.5% PENETAPAN BATAS BAWAH HARGA TIKET LCC
Tanpa pasokan listrik yang memadai, Adanya rencana penetapan batas bawah harga
kegiatan investasi dan ekspansi di sektor tiket pesawat udara akan secara khusus
riil dinilai akan cenderung mengalami berdampak pada harga yang ditawarkan maskapai
perlambatan. low cost carrier (LCC) atau budget airlines yang
FAKTOR masih menjadi andalan para wisman/wisnus.
INFRASTRUKTUR: KENDALA PASOKAN LISTRIK
RISIKO 2015
Halaman 12
Q2
Q2 4.1 ±1% Q3 Q3 Q4
Q4
2015 2015 2015
FAKTOR 2015 2015 2015
RISIKO 2015
Ekspektasi menjelang Hari raya Idul Fitri Masuknya musim tanam
Lebaran Pengucapan Syukur Cuaca ekstrim
Peningkatan permintaan Tahun ajaran baru Natal dan Tahun Baru
pada masa puasa (faktor
musiman)
RISIKO LAINNYA
SEPANJANG
TAHUN/
Halaman 13
INSIDENTIL
1. PENYESUAIAN HARGA BBM 2. PENYESUAIAN TARIF ANGKUTAN BERBAGAI MODA 3. PENINGKATAN HARGA BARITO
4. VOLATILITAS NILAI TUKAR 5. HARGA EMAS INTERNASIONAL 6. SECOND-ROUND ADMINISTERED PRICES
Prospek Perbankan 2015 : Survei Perbankan Tw I 2015
Berdasarkan hasil survei perbankan kepada 35 bank (bank umum maupun BPR) di Sulawesi Utara diperoleh hasil bahwa
kalangan perbankan memiliki optimisme yang tinggi dalam menyongsong tahun 2015...
Proyeksi DPK Tw II 2015
Perkiraan Permintaan Kredit
20
Tw II 2015
• Permintaan kredit pada Tw II 15
10
2015 diperkirakan tetap 5
7% Meningkat tajam (>10%) tumbuh positif dengan kisaran 0
20%
Meningkat (>1% s/d 10%) penigkatan 1% hingga 10% Meningkat Meningkat Sama (-1% Menurun (<- Menurun
tajam (>1% s/d s/d 1%) 1% s/d -10%) tajam (<-
Sama (-1% s/d 1%) • Mayoritas responden (61%) (>10%) 10%) 10%)
73%
Menurun (<-1% s/d -10%) memprioritaskan penyaluran
Menurun tajam (<-10%) kredit ke sektor produktif Sektor-Sektor Yang Diperkirakan Mendapat
berupa kredit modal kerja Kredit Paling Banyak
• Sejalan dengan peningkatan
Prioritas Jenis Penggunaan Kredit Baru kredit, DPK juga diperkirakan PertanianIndustri
3% 3%
Tw II 2015 akan mengalami peningkatan Jasa Sosial Lain-lain Konstruksi
memasuki Tw II 2015 3% 13% 6%
• Perbankan Sulut
35.48%
Kredit Modal Kerja (non UMKM) memperkirakan bahwa Jasa Dunia Usaha
13%
Kredit Investasi (non UMKM) penyaluran kredit produktif
Kredit Konsumsi
61.29%
akan lebih banyak ditujukan
Halaman 14
Kredit UMKM
pada sektor PHR, Jasa Dunia Pengangkutan
3%
3.23%
Usaha dan Konstruksi PHR
56%
KONSEP
KEBIJAKAN
MONETER
BAGIAN 3.
Halaman 15
Fungsi dan Tugas BI Serta Keterkaitannya Dengan Kebijakan Moneter
Berdasarkan amanat Undang-Undang, Bank Indoensia memiliki tujuan utama untuk mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah. Untuk mencapai kestabilan nilai rupiah salah satu alat yang dimiliki Bank Indoensia adalah melalui kebujakan
moneter...
Kebijakan moneter merupakan bagian integral dari kebijakan ekonomi makro • Kebijakan moneter, sbg bagian dari
pengelolaan stabilisasi ekonomi makro,
diterapkan sejalan dgn siklus ekonomi
(business cycle).
Pengelolaan sisi permintaan
• Kebijakan moneter terbagi menjadi kebijakan
Kebijakan ekonomi makro dan sisi penawaran agar
moneter ekspansif dan kontraktif
mengarah pada
keseimbangan (ekuilibrium)
BC Ekonomi dalam
resesi sehingga kebijakan
Kebijakan Kebijakan lainnya moneter ekspansif
moneter Kebijakan fiskal supaya mempercepat
( tenaga kerja, perdagangan ) recovery
dsb CD Ekonomi boom
sehingga kebijakan
moneter kontraktif untuk
menghindari overheating
Tercapainya stabilitas Kebijakan moneter ini
makro ekonomi (stabilitas disebut counter-cyclical
Tujuan akhir : harga, pertumbuhan monetary policy dengan
Halaman 17
i kebijakan ↑ int rate diff ↑ cap inflow ↑ NT appreciate impor price ↓ net expor ↓ GDP ↓ inflasi ↓
Transmisi Kebijakan Moneter
JALUR KREDIT
Mekanisme transmisi melalui jalur kredit dapat dibedakan menjadi dua jalur.
a. bank lending channel ‘jalur pinjaman bank’ yang menekankan pengaruh kebijakan moneter pada kondisi keuangan
bank, khususnya sisi aset.
b. balance sheet channel ‘jalur neraca perusahaan’ yang menekankan pengaruh kebijakan moneter pada kondisi
keuangan perusahaan, dan selanjutnya mempengaruhi akses perusahaan untuk mendapatkan kredit
Konsumsi
i kebijakan ↑ harga asset (saham ) ↓ investasi ↓ GDP ↓ Inflasi ↓
i kebijakan ↑ harga asset ( saham) ↓ wealth ↓ konsumsi ↓ GDP ↓ Inflasi ↓
REGIONAL
MACROECONOMIC
MODEL OF BANK
INDONESIA
BAGIAN 5.
Halaman 24
REMBI : Pengenalan
Dalam rangka penguatan peran Bank Indonesia sebagai mitra strategis bagi pemerintah daerah, dilakukan pengembangan
model makroekonomi Provinsi Sulawesi Utara. Model REMBI Provinsi Sulawesi Utara yang dibangun dengan menggunakan
lima blok ekonomi (blok PDRB sisi permintaan, PDRB sisi penawaran, moneter, fiskal, dan harga) dimaksudkan untuk
membantu pengambilan keputusan, khususnya terkait proyeksi indikator ekonomi dan hubungan antarvariabel. Metode
yang digunakan adalah adalah two-step Error Correction Model (ECM) guna menangkap hubungan jangka pendek dan
jangka panjang yang lebih baik.
JALUR PENGARUH SUKU BUNGA (BI RATE) DI DALAM MODEL MAKRO EKONOMI SULUT
Disposable Konsumsi
Income Rumah Tangga
REMBI : Simulasi Shock BI Rate : Data Historis
Jalur utama dari transmisi shock BI rate di dalam model REMBI adalah melalui jalur suku bunga dan jalur nilai tukar. Melalui
jalur suku bunga, shock berupa kenaikan BI rate sebesar 1% menyebabkan perbankan menaikkan suku bunga simpanan dan
berlanjut pada meningkatnya suku bunga kredit sehingga menyebabkan pemintaan kredit kepada perbankan pun turun. Hal
tersebut kemudian berdampak pada menurunnya aliran dana investasi, khususnya pada private investor.
Efek Parsial Thdp PDRB (%) Efek Parsial Thdp Inflasi (%)
0.010 0.010
0.005
0.005
0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 0.000
-0.005
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-0.010 -0.005
-0.015
-0.010
-0.020
-0.025 -0.015
Di sisi lain, peningkatan yang terjadi pada suku bunga simpanan juga menyebabkan peningkatan opportunity cost dari
kegiatan konsumsi yang mendorong masyarakat untuk menyimpan dananya dan mengurangi konsumsi. Turunnya investasi
dan konsumsi rumah tangga akan berdampak pada menurunnya PDRB karena keduanya merupakan komponen dari PDRB.
Halaman 26
Sebagaimana ditunjukkan pada grafik hasil simulasi, shock kenaikan BI rate sebesar 1% memberikan dampak pada turunnya
konsumsi dan investasi dengan lag sekitar empat triwulan. Selain itu, shock kenaikan BI rate sebesar 1% juga menyebabkan
tekanan inflasi berkurang sebagaimana ditunjukkan pada grafik hasil simulasi.
Simulasi Shock BI Rate : Proyeksi 2015 - 2016
Panjangnya lag serta jalur transmisi kebijakan moneter (suku bunga) menyebabkan pengaruh perubahan BI Rate tidak
terlalu memberi dampak signifikan bagi pergerakan PDRB maupun Inflasi di Sulawesi Utara.
% (YoY) 2015Q1 2015Q2 2015Q3 2015Q4 Total 2016Q1 2016Q2 2016Q3 2016Q4 Total2
PDRB (Baseline) 6.493843 6.339923 6.453341 7.171820 6.640547 7.083581 7.027284 6.651848 6.720856 6.856120
PDRB (Simulasi) 6.493824 6.339906 6.453341 7.171791 6.640530 7.082277 7.024743 6.649494 6.718498 6.853950
Selisih -0.000019 -0.000017 0.000000 -0.000029 -0.000016 -0.001303 -0.002541 -0.002354 -0.002359 -0.002170
Inflasi (Baseline) 8.612729 9.552525 9.403149 5.086791 5.086791 6.687116 4.702512 6.130628 4.515183 4.515183
Inflasi (Simulasi) 8.612729 9.552525 9.403149 5.086791 5.086791 6.687116 4.702512 6.130460 4.514655 4.514655
Selisih 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 -0.000168 -0.000527 -0.000527
• Pada hasil proyeksi, kenaikan BI Rate menyebabkan PDRB mengalami penurunan sementara tingkat inflasi baru
terpengaruh pada kuartal ke 3 tahun 2016 namun dengan nilai yang tidak signifikan.
• Kebijakan moneter yang lebih memiliki pengaruh di tingkat pusat/nasional relatif kecil pengaruhnya di tingkat daerah,
oleh karena itu kebijakan/dorongan fiskal baik APBN maupun APBD dapat lebih mempengaruhi pergerakan indikator
Halaman 27
C I Gc X M
Output Inflasi
Gap Regional
Blok Harga
Halaman 29
Deflator Deflator
Konsumsi Investasi
Blok PDRB-Penawaran Output Potensial