Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

PENGATURAN DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI TERKINI

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan


Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Jakarta, Desember 2022
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN

SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

Input Proses Reviu, PIPK, Penyataan


Output
 Transaksi Keuangan  Analisis Transaksi Tanggung Jawab, Pernyataan
 Transaksi Aset  Pencatatan Transaksi dalam Jurnal telah direviu
 Transaksi Utang  Pencatatan Jurnal Penyesuaian
 Transkaksi Ekuitas  Posting ke Buku Besar
 Transaksi Pembiayaan  Penyusunan Neraca Percobaan
 Transaksi Lainnya

Sistem Akuntansi Instansi (SAI)


LKKL
LKjKL
Satuan Kantor
Eselon I K/L
Kerja Wilayah Kementerian/ RUU P2 APBN
Lembaga *2 bulan + TA berakhir

Likuidasi
SAPP Menkeu selaku
Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SABUN) Pengelola Fiskal dan
Badan Pemeriksa
Keuangan *6 bulan + TA berakhir

SiAP SIKUBAH SAPPP SABS SATK LKBUN *Unaudited 3 bulan + TA berakhir


*Audited 5 bulan + TA berakhir

SAUP SAIP SATD SABL SAPBL


BUN
Jenis dan Periode Penyampaian LK
LK Tk. UAKPA LK Tk. UAKPA LK Tk. UAPPA-W LK Tk. UAPPA-W
ke KPPN Ke Tk. UAPPA-W/ UAPPA-E1 ke Kanwil DJPb ke Tk. UAPPA-E1

Laporan Semester I Laporan Triwulan I Laporan Semester I Laporan Triwulan I


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Tahunan Laporan Semester I Laporan Tahunan Laporan Semester I


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Triwulan III Laporan Triwulan III


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Tahunan Laporan Tahunan


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

LK Tk. UAPPA-W LK Tk. UAPPA-E1 LK Tk. UAPA Penyampaian Komponen LK


LK
ke Tk. UAPA ke Tk. UAPA ke Kemenkeu c.q. DJPb
LK Triwulan I LRA, LO, LPE, dan Neraca
Laporan Triwulan I Laporan Triwulan I Laporan Triwulan I Semester 1 LRA, LO, LPE, Neraca, dan CaLK
(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) LK Triwulan III LRA, LO, LPE, dan Neraca
Laporan Semester I Laporan Semester I Laporan Semester I Tahunan LRA, LO, LPE, Neraca, dan CaLK
(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Triwulan III Laporan Triwulan III Laporan Triwulan III


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Tahunan Laporan Tahunan Laporan Tahunan


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)
Sistematika Laporan Keuangan
Sistematika penyajian LK K/L mengacu pada SAP:

Ringkasan
Pernyataan Telah Pernyataan
Laporan
Direviu Tanggung Jawab
Keuangan

Laporan Realisasi Laporan


Neraca
Anggaran (LRA) Operasional (LO)

Laporan Catatan atas


Perubahan Laporan
Ekuitas (LPE) Keuangan (CaLK)
Sistematika Laporan Keuangan (2)

Struktur Catatan atas Laporan Keuangan terdiri dari:

Gambaran Penjelasan atas Penjelasan atas


Umum Entitas Pos-pos LRA Neraca

Penjelasan atas Penjelasan atas Pengungkapan


LO LPE Penting Lainnya

Lampiran dan Ikhtisar Laporan Ikhtisar Laporan


Daftar BLU Badan Lainnya
Jadwal Penyusunan dan Penyampaian LK
Pembentukan UAPPA-W dan UAPPA-E1

Pembentukan UAPPA-W mengikuti ketentuan sebagai Pembentukan UAPPA-E1 mengikuti ketentuan sebagai
berikut: berikut:

UAPPA-W tidak wajib dibentuk dalam hal:


UAPPA-W tidak wajib dibentuk dalam hal:
1)Kementerian/Lembaga hanya terdiri dari satuan kerja
1) Kementerian/Lembaga hanya terdiri dari satuan kerja
pusat; atau
pusat; atau
2)Kementerian/Lembaga yang dalam satu wilayah
2) Kementerian/Lembaga tidak memiliki struktur
hanya terdapat 1 (satu) satuan kerja untuk tiap
organisasi unit Eselon I atau yang dipersamakan.
Eselon I.

Kementerian/Lembaga atau Eselon 1 dapat Kementerian/Lembaga atau Eselon 1 dapat


menetapkan 1 (satu) UAPPA-W untuk seluruh menetapkan 1 (satu) UAPPA-W untuk seluruh
jenis kewenangan Dekonsentrasi/Tugas jenis kewenangan Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan/Urusan Bersama yang terdapat Pembantuan/Urusan Bersama yang terdapat
dalam satu wilayah. dalam satu wilayah.
Penyesuaian Proses Bisnis Rekonsiliasi

Sistem Aplikasi Catatan


Terintegrasi Rekonsiliasi
Rekon antara K/L dengan
unit vertikal DJKN
(pengelola barang)
Rekon antara unit vertikal
Rekonsiliasi Rekonsiliasi DJPb (Kuasa BUN Daerah)
Internal Eksternal dengan unit vertikal DJKN
(pengelola barang)

Rekon antara unit


Pengguna Barang
UAKPA vs UAKPA dengan RI antar Modul UAKPA Vs Vs Pengelola
Unit Penyusun penyusun LKPP dengan
UAKPB Bendahara pada Kuasa BUN UAKBUN-D LKPP Vs BMN LBMN mencakup seluruh
Barang jenis BMN

Rekonsiliasi antara UAKPA vs UAKBUN-Daerah


Pelaksanaan Rekonsiliasi Pengenaan Sanksi
Otomatis terbentuk UAKPA tidak Penerbitan SP3S apabila satker
Berdasarkan Surat Hasil memperoleh SHR sudah menindaklanjuti sampai
Rekonsiliasi Data Sama
pertimbangan Direktur Rekonsiliasi (SHR) atau sampai dengan batas dengan tidak terdapat TDK Rp Ketentuan lebih
dilaksanakan setiap
Jenderal dengan persetujuan waktu penerbitan SHR dan TDK CoA
bulan lanjut terkait tata
Perbendaharaan, KPPN
cara pelaksanaan
rekonsiliasi dapat
TDK Rp rekonsiliasi diatur
diterapkan untuk
TDK CoA dalam Peraturan
jangka waktu yang
Direktur Jenderal
a

Pengenaan Sanksi
m

lebih pendek.
Sa

Sanksi tidak membebaskan Perbendaharan.


dengan Penerbitan
ta
Da

Satker melakukan UAKPA dari kewajiban untuk


SP2S. Sanksi berupa
perbaikan data melakukan rekonsiliasi
Penolakan SPM
8
Status Rekonsiliasi Kebijakan Penerbitan SHR
Rekonsiliasi SAKTI-SPAN tetap berjalan diluar periode penerbitan
Bukan Periode Penerbitan SHR SHR atau pengenaan sanksi, satker dapat memonitor dan
menindaklanjuti apabila terdapat TDK Penerbitan Surat Hasil Rekonsiliasi SHR diterbitkan secara otomatis oleh
(SHR) belum memerlukan tutup buku sistem apabila data rekonsiliasi SPAN-
otomatis terbentuk atas hasil rekon Rupiah-COA sama dan/atau
Rekon selesai, belum tutup Modul GLP pada Aplikasi SAKTI SAKTI tidak terdapat TDK Rupiah dan
rekon Rupiah-COA berbeda tetapi sudah disetujui KPPN dan
periode (optional) TDK CoA.
belum melakukan tutup periode

Rekon selesai hasil rekonsiliasi satker yang hasil rekon COA sama atau bisa beda, sudah Dalam hal terdapat TDK Rupiah dan Setelah satker menyelesaikan
terbentuk disetujui KPPN dan sudah tutup periode, SHR terbentuk TDK CoA yang secara ketentuan harus rekonsiliasi, dilanjutkan pemrosesan
diselesaikan, satker wajib memperbaiki transaksi untuk penyusunan Laporan
di Aplikasi SAKTI dan selanjutnya Keuangan periode berkenaan dan
Permintaan persetujuan satker yang hasil rekon COA beda dan sedang mengajukan mengecek kembali rekonsiliasi pada melakukan tutup buku sementara pada
rekonsiliasi proses rekonsiliasi ke KPPN MONSAKTI sesuai waktu OLAP sistem Modul GLP.

Apabila terdapat TDK Rupiah dan TDK CoA yang disebabkan karena kondisi
tertentu, Satker dapat mengajukan permintaan persetujuan rekonsiliasi ke KPPN
Permintaan persetujuan satker yang hasil rekon COA beda dan proses rekonsiliasi ditolak
melalui fitur
rekonsiliasi ditolak oleh KPPN
“Permintaan Persetujuan Rekonsiliasi”

Proses rekon belum selesai, satker yang hasil rekon COA berbeda dan belum disetujui KPPN KPPN menyetujui: dalam hal setelah KPPN menolak: dalam hal setelah
masih terdapat perbedaan proses rekonsiliasinya diverifikasi kebenarannya, alasan dari diverifikasi kebenarannya, alasan dari
satker sesuai ketentuan sehingga satker tidak sesuai ketentuan sehingga
setelah KPPN menyetujui, secara KPPN dan satker harus memperbaiki
otomatis terbentuk apabila melewati periode batas akhir
Satker dikenai sanksi otomatis status rekon berubah menjadi sehingga status rekon menjadi “Proses
penerbitan SHR dan belum memiliki SHR
“Rekonsiliasi selesai, belum tutup Rekon Belum Selesai, Masih Terdapat
buku” dan terbentuk SHR Juni 2022. Perbedaan”
otomatis terbentuk apabila hasil rekon Rupiah-COA sudah sama
Sanksi satker sudah dicabut dan/atau hasil rekon Rupiah-COA berbeda tetapi disetujui KPPN
dan pernah dikenakan sanksi
Pengecualian TDK
Data setoran/belanja belum Disebabkan karena data transaksi belum ada pada SPAN (tercatat periode Selisih karena data SAKTI Disebabkan adanya double data yang tercatat pada SAKTI karena error
masuk ke SiAP yang berbeda antara SAKTI dan SPAN) yang dapat menyebabkan TDK Rp double sistem

Data koreksi dibukukan Disebabkan adanya koreksi data transaksi pada SPAN berbeda tanggal Selisih belanja karena sisa Disebabkan pada saat melakukan pencatatan SP2D dan di kurs kan
berbeda antara Satker buku dan/atau periode koreksi antara SAKTI dan SPAN yang dapat pagu tidak mencukupi ketika dengan kurs tengah BI sesuai tanggal SP2D nya, pagu pada FA (CoA)
dengan KPPN menyebabkan TDK CoA kurs SP2D belanja yang bersangkutan tidak mencukupi, sehingga gagal pencatatan
SP2D nya

Selisih dikarenakan perbedaan Terdapat SP2D atas SPM THR Disebabkan adanya potongan SPM pada SPM THR yang seharusnya
perlakuan pembulatan SP2D Disebabkan adanya selisih akibat perlakuan pembulatan menurut SPAN
dan SAKTI atas SP2D valas yang jurnalnya tidak secara ketentuan tidak terdapat potongan pada SPM THR tersebut
Valas SAKTI dengan SPAN sesuai/tidak terbentuk sehingga jurnal yang terbentuk tidak sesuai/tidak membentuk jurnal
pada buku besar SAKTI
Data estimasi PNBP SAKTI
Disebabkan adanya perbedaan data estimasi di SAKTI dengan SPAN, dan
sudah benar sesuai dokumen
data SAKTI sudah sesuai dokumen sumber
sumber Disebabkan adanya tanggal dokumen atas revisi DIPA (revisi
Tanggal Revisi DIPA berbeda
tambah/kurang) berbeda periode antara pencatatan di SAKTI (sesuai
antara SAKTI dengan SPAN
dokumen revisi) dan pencatatan di SPAN (sesuai tanggal posting system)
Disebabkan adanya kesalahan pencatatan/penghapusan data transaksi
Data jurnal balik pada pada SAKTI yang sudah ditutup periodenya sedangkan jurnal balik atas
SAKTI tidak sesuai (Satker penghapusan tersebut terbentuk diperiode yang berbeda (periode
salah melakukan hapus terbuka). Contoh : SSBP Januari salah catat >> dihapus transaksi tsb dan
pencatatan) periode Januari sudah tutup >> Jurnal balik kebentuk di Februari (periode Disebabkan adanya transaksi pengembalian belanja melalui setoran
masih terbuka) >> seolah-olah masih dicatat di Januari dan hilang di Pengembalian belanja belum
(MPN) yang belum dapat diakomodir oleh SAKTI (saat ini sudah dilakukan
Februari. (menyebabkan TDK Rupiah) bisa direkam di SAKTI
perbaikan di SAKTI dan sudah tidak ada issue TDK atas kriteria ini)

Disebabkan adanya data transaksi setoran (MPN) yang menggunakan


kode satker yang bersangkutan namun tidak diakui/bukan pendapatan Disebabkan adanya kas hibah yang masih terdapat pada neraca Satker
satker yang bersangkutan. Pada saat satker memintakan persetujuan ke Kas hibah berbeda karena sedangkan proses likuidasi antara satker yang sedang dalam proses
Data setoran tidak diakui KPPN akan muncul attachment file untuk mengupload “Surat Pernyataan likuidasi dengan jurnal koreksi di KPPN berbeda periode jurnalnya,
Satker dengan Surat sedang proses likuidasi
Perbedaan Data Rekonsiliasi” yang telah di TTD oleh KPA Satker dan (tergantung permintaan dan proses di KPPN terkait sedangkan satker
Pernyataan Tidak Mengakui selanjutnya Satker mengajukan permohonan koreksi sesuai Perdirjen perlu segera melakukan likuidasi
16/PB/2014 tentang Mekanisme Koreksi Data Transaksi Keuangan pada
SPAN.
Monitoring dan Tinjut Kualitas Data, dan
Penyusunan LK dan LBMN

Monitoring dan Tinjut Kualitas Data Laporan Keuangan Penyusunan Laporan Keuangan dan LBMN
Dalam rangka menyajikan Laporan Keuangan yang andal, Satker melakukan monitoring
kualitas data Laporan Keuangan menggunakan aplikasi MonSAKTI dan menyelesaikan
kualitas data Laporan Keuangan secara periodik
Unit akuntansi dan pelaporan
tingkat instansi
Apabila sampai dengan periode tertentu masih terdapat kualitas data Laporan Keuangan pada Satker
yang tidak sesuai ketentuan sehingga mempengaruhi penyampaian Laporan Keuangan, KPPN dapat
menolak SPM yang diajukan oleh Satker
melaksanakan fungsi akuntansi dan pelaporan atas pelaksanaan anggaran,
• Monitoring satker yg belum normalisasi dan tinjut pengelolaan keuangan dan penatausahaan BMN sesuai dengan tingkat
normalisasi organisasinya
• Monitoring satker yg belum tinjut koreksi kuantitas
• Persediaan /Aset belum didetailkan
• TK persediaan/asset belum TM
• RK persediaan/asset belum RM


Ketidaksesuaian akun vs kode barang persediaan/AT/ATB
Pendapatan belum di settle piutang
Laporan Keuangan Laporan BMN
• Belum penyisihan p8iutang
• Aset belum validasi approve

 Rekonsiliasi Internal sebagai bentuk


pertanggungjawaban dan sebagai bahan penyusunan Laporan
akuntabilitas atas pengelolaan Keuangan juga dapat digunakan
sumber daya ekonomi yang dikuasai untuk tujuan manajerial
 Saldo akun tidak normal
 Aset belum deregister
dan/atau dimilikinya sesuai dengan
 Neraca tidak balance kewenangannya masing-masing
 Pagu minus
 Pengembalian melebihi realisasi
 Pajak non DJP dan DJBC
11
Penambahan Pengaturan terkait PIPK, Reviu, dan Likuidasi

PIPK Reviu atas Laporan Keuangan Likuidasi


Dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa Dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada K/L
laporan keuangan yang dihasilkan andal dan sesuai dengan dalam Laporan Keuangan, dan/atau BUN yang mengalami pengakhiran/
Standar Akuntansi Pemerintahan dilakukan Pengendalian perlu dilakukan reviu atas laporan keuangan pembubaran & memenuhi kondisi tertentu dinyatakan
Internal atas Pelaporan Keuangan (PIPK). likuidasi

• Entitas Akuntansi Reviu


• Entitas Pelaporan Laporan
Keuangan

menyelesaikan seluruh aset dan kewajiban

PIPK
• K/L LKKL LKBUN LKPP
• BUN
• LKPP
menyusun Laporan Keuangan sampai
dengan saldo aset dan kewajiban pada
APIP yang
APIP K/L ditunjuk BPKP neraca bersaldo nihil dan Menyusun
• Laporan Hasil
• Penerapan Menkeu Laporan Kinerja.
Penilaian PIPK
• Penilaian
• CHR
• Reviu • LHR

Pernyataan Pernyataan telah direviu berpedoman pada PMK yang mengatur


Tanggung Jawab mengenai Pelaksanaan Likuidasi Entitas
Akuntansi Dan Entitas Pelaporan pada K/L
dan/atau BUN
Penerapan PIPK berpedoman pada PMK yang mengatur mengenai
Pedoman Penerapan, Penilaian, dan Reviu Pengendalian Intern atas Format Pernyataan telah direviu diatur dalam RPMK SAPP
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
12
Pengaturan terkait Pernyataan Tanggung Jawab dan Sanksi

Pernyataan Tanggung Jawab Tata Cara Pengenaan Sanksi


Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan kepala Satker/pejabat lain yang
ditetapkan selaku Kuasa Pengguna Anggaran menyusun pernyataan tanggung jawab atas Laporan Pasal 34 ayat (1) PP 8 Tahun 2006
Keuangan yang disampaikan
Setiap keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan oleh Pengguna Anggaran/kuasa
Dalam hal terdapat pergantian Menteri/Pimpinan Lembaga/Pengguna Anggaran/pimpinan unit Pengguna Anggaran pada tingkat pemerintah pusat yang disebabkan oleh kesengajaan
akuntansi/Kuasa Pengguna Anggaran, pernyataan tanggung jawab disusun oleh pejabat yang dan/atau kelalaian, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dapat
menggantikan sesuai dengan kewenangannya. memberi sanksi berupa penangguhan pelaksanaan anggaran atau penundaan
pencairan dana

Periode LK semesteran dan tahunan


penangguhan pelaksanaan anggaran atau penundaan
pencairan dana sesuai dengan ketentuan peraturan
memuat pernyataan bahwa pengelolaan perundang-undangan
APBN telah diselenggarakan berdasarkan
sistem pengendalian intern yang Penolakan SPM, dikecualikan terhadap SPM-LS
Pernyataan K/L
memadai dan pelaporan keuangan telah SANKSI Belanja Pegawai, SPM-Langsung kepada pihak
disusun sesuai dengan SAP ketiga, dan SPM Pengembalian
Tanggung
Jawab BUN
Pengenaan sanksi tidak membebaskan
dapat diberikan paragraf penjelasan atas UAKPA/UAPPA-W dari kewajiban untuk
suatu kejadian yang belum termuat menyampaikan Laporan Keuangan
dalam Laporan Keuangan

“sampai dengan periode tertentu masih terdapat kualitas data Laporan Keuangan pada
disusun sesuai dengan format dalam Satker yang tidak sesuai ketentuan sehingga mempengaruhi penyampaian Laporan
Lampiran PMK tentang SAPP Keuangan, KPPN dapat menolak SPM yang diajukan oleh Satker”

13
TERIMA KASIH

www.djpb.kemenkeu.go.id @ditjenperbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan @DJPbKemenkeu_RI


DJPb.KemenkeuRI
- DJPb Kemenkeu RI

Anda mungkin juga menyukai