Anda di halaman 1dari 4

Kisah Demonstrasi Cinta

Penulis : Rizka Nur Widia


Judul : Demonstrasi
Penerbit : Suara Merdeka
Tahun : 25 Oktober 2020
 Sinopsis
Cerpen "Demonstrasi" karya Risda Nur Widia mengisahkan tentang perjuangan
mahasiswa pada masa Orde Baru di Indonesia. Cerita ini dimulai dengan tokoh utama
yang merupakan seorang aktivis mahasiswa yang tergila-gila pada karya-karya Albert
Camus. Ia sering ikut dalam demonstrasi dan pada suatu waktu, ia bertemu dengan
Louisa Heathcote, seorang mahasiswa yang memiliki darah campuran Indonesia-
Jerman dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Keduanya kemudian menjadi kekasih
dan terlibat dalam perjuangan mahasiswa untuk menggulingkan rezim Orde Baru.
Namun, hubungan mereka menjadi rumit ketika Louisa mengundurkan diri dari
kelompok demonstran karena ayahnya adalah salah satu antek penguasa yang ingin
digulingkan. Meskipun begitu, mereka masih sering bertemu dan tokoh utama
mendapatkan informasi penting mengenai rencana intelijen terhadap para mahasiswa
dari Louisa. Pada suatu hari, tokoh utama dan Louisa memutuskan untuk pulang ke
kampung halaman mereka masing-masing. Tokoh utama pulang ke Solo, sementara
Louisa kembali ke Jogja untuk tinggal bersama neneknya. Namun, mereka masih
sering saling menghubungi dan bertemu. Ketika perjuangan mahasiswa semakin
memanas, Louisa memperingatkan tokoh utama untuk menjaga diri karena banyak
mata-mata negara yang menyamar sebagai mahasiswa. Para mahasiswa yang diculik
oleh aparat keamanan yang menyamar sering disiksa dan diperas informasinya.
Mereka yang tidak kuat dengan siksaan biasanya berkhianat dan membocorkan
keberadaan teman-temannya. Hubungan antara tokoh utama dan Louisa semakin
rumit ketika Orde Baru akhirnya tumbang. Louisa mengundurkan diri dari kelompok
demonstran karena ia tidak ingin membunuh ayahnya yang merupakan salah satu
antek penguasa. Tokoh utama merasa sedih karena Louisa tidak lagi terlibat dalam
perjuangan mahasiswa. Cerita ini menggambarkan semangat perjuangan mahasiswa
pada masa Orde Baru dengan baik dan mampu menggambarkan perasaan cinta dan
kesedihan yang dirasakan oleh kedua tokoh utama dengan baik. Cerpen ini patut
dijadikan bacaan bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam tentang
perjuangan mahasiswa pada masa Orde Baru di Indonesia.

 Kelebihan Cerpen
Cerpen "Demonstrasi" karya Risda Nur Widia memiliki sejumlah kelebihan yang
patut diapresiasi. Berikut adalah ulasan mengenai kelebihan cerpen tersebut secara
rinci, disertai dengan bukti dari cerita:
1. Penggambaran Realistis tentang Perjuangan Aktivis Mahasiswa Cerpen ini
berhasil menggambarkan secara realistis perjuangan aktivis mahasiswa dalam
menghadapi situasi politik yang sulit. Hal ini terlihat dari penggambaran
kegelisahan tokoh utama terkait dengan perjuangan melawan rezim kolot dan
keterlibatan dalam demonstrasi yang menuntut Orde Baru tumbang.
Contohnya, dalam kutipan "Pada waktu berdemonstrasilah, aku pertama
menjumpaimu. Kau, wanita yang memiliki darah campuran Indonesia-Jerman,
yang kuliah di sebuah universitas negeri Jogja dan memiliki jiwa sosial cukup
tinggi, acap ikut dalam demonstrasi yang aku serta teman-teman buat".
Penggambaran ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang dinamika
perjuangan politik pada masa itu.
2. Penggunaan Kutipan dan Referensi Sastra yang Relevan Penulis cerpen ini
menggunakan kutipan-kutipan dan referensi sastra yang relevan, seperti karya-
karya Albert Camus. Hal ini menunjukkan kedalaman pengetahuan penulis
dalam bidang sastra dan filsafat, serta memberikan dimensi intelektual yang
menarik dalam cerita. Contohnya, dalam kutipan "Albert Camus pemikir gila,”
katamu. “Dia tidak saja pemikir di belakang meja, tapi mau turun ke jalan".
Penggunaan kutipan ini menunjukkan kedalaman pengetahuan tokoh utama
tentang pemikiran Albert Camus dan bagaimana hal tersebut memengaruhi
pandangannya terhadap perjuangan.
3. Penggambaran Emosi dan Perasaan yang Kuat Cerpen ini berhasil
menggambarkan emosi dan perasaan tokoh utama dengan kuat. Pembaca dapat
merasakan ketegangan, kegelisahan, dan konflik batin yang dialami oleh tokoh
utama, sehingga menciptakan kedalaman emosi yang memikat. Contohnya,
dalam kutipan "Kau harus meninggalkan kota ini,” katamu. Aku menolak.
Namun kau meyakinkan apabila aku masih bertahan di kota ini, teman-
temanku yang lain terancam". Penggambaran ini menunjukkan kegelisahan
tokoh utama terhadap keselamatan teman-temannya dan konflik batin yang
dialaminya.
4. Penggunaan Bahasa yang Imajinatif dan Menarik Penulis menggunakan
bahasa yang imajinatif dan menarik, sehingga mampu menciptakan suasana
yang kuat dan memikat. Deskripsi-deskripsi yang digunakan juga mampu
membawa pembaca ke dalam suasana demostrasi dan konflik yang terjadi.
Contohnya, dalam kutipan "Gerimis di luar terdengar sendu bertampias pada
kaca jendela kereta. Wajah-wajah sepi di dalam tubuh kereta ini tampak
takzim mengamati objek-objek yang bergerak, yang seolah mengejar gerbong
Bogowonto tujuan Stasiun Tugu". Penggunaan bahasa ini menciptakan
suasana yang kuat dan memikat, serta membawa pembaca ke dalam
pengalaman tokoh utama. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, cerpen
"Demonstrasi" mampu memberikan pengalaman membaca yang mendalam
dan memikat. Penggambaran realistis, penggunaan kutipan sastra yang
relevan, penggambaran emosi yang kuat, dan penggunaan bahasa yang
imajinatif, semuanya merupakan aspek-aspek yang membuat cerpen ini layak
diapresiasi.

 Kekurangan Cerpen
Meskipun cerpen "Demonstrasi" memiliki sejumlah kelebihan, namun cerpen ini juga
memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah ulasan
mengenai kekurangan cerpen tersebut secara rinci, disertai dengan bukti dari cerita:
1. Kurangnya Pengembangan Karakter Cerpen ini kurang mengembangkan
karakter tokoh-tokohnya dengan baik. Beberapa tokoh hanya muncul sebentar
dan tidak memiliki pengembangan karakter yang memadai. Contohnya, tokoh
Louisa Heathcote, yang merupakan kekasih tokoh utama, muncul hanya dalam
beberapa adegan dan tidak memiliki pengembangan karakter yang memadai.
Hal ini membuat pembaca kurang terhubung dengan karakter-karakter dalam
cerita.
2. Plot yang Kurang Terstruktur dengan Baik Cerpen ini memiliki plot yang
kurang terstruktur dengan baik. Beberapa adegan terasa terlalu cepat dan tidak
memiliki pengembangan yang memadai, sehingga membuat cerita terasa
terburu-buru. Contohnya, adegan ketika tokoh utama dan Louisa Heathcote
menjadi kekasih terasa terlalu cepat dan tidak memiliki pengembangan yang
memadai. Hal ini membuat cerita terasa kurang terstruktur dengan baik.
3. Kurangnya Penjelasan tentang Latar Belakang Sejarah Cerpen ini kurang
memberikan penjelasan yang memadai tentang latar belakang sejarah pada
masa itu. Pembaca yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang
sejarah Indonesia pada masa itu mungkin akan kesulitan memahami konteks
cerita. Hal ini terlihat dari kurangnya penjelasan tentang Orde Baru dan situasi
politik pada masa itu.
4. Penggunaan Bahasa yang Kurang Variatif Penulis cerpen ini kurang
menggunakan bahasa yang variatif, sehingga membuat cerita terasa monoton.
Beberapa kalimat terasa terlalu sederhana dan kurang menarik, sehingga
membuat pembaca kurang terlibat dalam cerita. Contohnya, dalam kutipan
"Kau harus meninggalkan kota ini,” katamu. Aku menolak". Penggunaan
bahasa yang kurang variatif ini membuat cerita terasa kurang menarik. Dengan
kekurangan-kekurangan tersebut, cerpen "Demonstrasi" memiliki beberapa
aspek yang perlu diperbaiki. Pengembangan karakter yang lebih baik, plot
yang lebih terstruktur, penjelasan yang lebih memadai tentang latar belakang
sejarah, dan penggunaan bahasa yang lebih variatif, semuanya merupakan
aspek-aspek yang perlu diperbaiki dalam cerpen ini. Meskipun demikian,
cerpen ini tetap memiliki kelebihan-kelebihan yang patut diapresiasi dan
memberikan pengalaman membaca yang mendalam.

 Kesimpulan
Cerpen "Demonstrasi" karya Risda Nur Widia adalah sebuah kisah tentang perjuangan
mahasiswa pada masa Orde Baru di Indonesia. Cerita ini mengisahkan tentang tokoh
utama yang merupakan seorang aktivis mahasiswa yang tergila-gila pada karya-karya
Albert Camus. Ia kemudian bertemu dengan Louisa Heathcote, seorang mahasiswa
yang memiliki darah campuran Indonesia-Jerman dan memiliki jiwa sosial yang
tinggi. Keduanya kemudian menjadi kekasih dan terlibat dalam perjuangan
mahasiswa untuk menggulingkan rezim Orde Baru. Cerpen ini memiliki beberapa
kelebihan yang patut diapresiasi. Pertama, cerita ini mampu menggambarkan suasana
politik pada masa itu dengan baik. Pembaca dapat merasakan ketegangan dan
kecemasan yang dirasakan oleh para mahasiswa yang terlibat dalam perjuangan
tersebut. Kedua, cerita ini juga mampu menggambarkan perjuangan mahasiswa
dengan baik. Pembaca dapat merasakan semangat dan tekad para mahasiswa untuk
menggulingkan rezim Orde Baru. Ketiga, cerita ini juga mampu menggambarkan
hubungan antara tokoh utama dan Louisa Heathcote dengan baik. Pembaca dapat
merasakan perasaan cinta dan kesedihan yang dirasakan oleh kedua tokoh tersebut.
Namun, cerpen ini juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan.
Pertama, cerpen ini kurang mengembangkan karakter tokoh-tokohnya dengan baik.
Beberapa tokoh hanya muncul sebentar dan tidak memiliki pengembangan karakter
yang memadai. Kedua, cerpen ini memiliki plot yang kurang terstruktur dengan baik.
Beberapa adegan terasa terlalu cepat dan tidak memiliki pengembangan yang
memadai, sehingga membuat cerita terasa terburu-buru. Ketiga, cerpen ini kurang
memberikan penjelasan yang memadai tentang latar belakang sejarah pada masa itu.
Pembaca yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang sejarah Indonesia
pada masa itu mungkin akan kesulitan memahami konteks cerita. Keempat, penulis
cerpen ini kurang menggunakan bahasa yang variatif, sehingga membuat cerita terasa
monoton. Meskipun demikian, cerpen "Demonstrasi" tetap memiliki nilai yang patut
diapresiasi. Cerita ini mampu menggambarkan semangat perjuangan mahasiswa pada
masa Orde Baru dengan baik. Cerita ini juga mampu menggambarkan perasaan cinta
dan kesedihan yang dirasakan oleh kedua tokoh utama dengan baik. Selain itu, cerita
ini juga mampu menggambarkan suasana politik pada masa itu dengan baik. Dalam
kesimpulannya, cerpen "Demonstrasi" karya Risda Nur Widia adalah sebuah kisah
yang menggambarkan semangat perjuangan mahasiswa pada masa Orde Baru di
Indonesia. Meskipun cerita ini memiliki beberapa kekurangan, namun cerita ini tetap
memiliki nilai yang patut diapresiasi. Cerita ini mampu menggambarkan perjuangan
mahasiswa dengan baik dan mampu menggambarkan perasaan cinta dan kesedihan
yang dirasakan oleh kedua tokoh utama dengan baik. Cerpen ini patut dijadikan
bacaan bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam tentang perjuangan
mahasiswa pada masa Orde Baru di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai