Anda di halaman 1dari 48

–2–

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

6. Anggaran Dasar PT PERTAMINA (PERSERO) beserta perubahannya yang


telah mendapat pengesahan dan persetujuan dari Menteri Hukum dan
HAM terakhir sesuai Keputusan No.AHU.49347.AH.01.02 Tahun 2008
tanggal 11 Agustus 2008.

MEMUTUSKAN

Dengan mencabut Surat Keputusan Direksi PT PERTAMINA (PERSERO)


Nomor Kpts–46/C00000/2007–S0 tanggal 24 September 2007 tentang
Peraturan Dana Pensiun PERTAMINA.

Menetapkan : Peraturan Dana Pensiun PERTAMINA sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Pendiri adalah PT PERTAMINA (PERSERO);

2. Pemberi Kerja adalah Pendiri dan/atau Mitra Pendiri yang mempekerjakan Pekerja;

3. Dana Pensiun adalah Dana Pensiun PERTAMINA (DP PERTAMINA);

4. Peraturan adalah Peraturan Dana Pensiun PERTAMINA (PDP PERTAMINA);

5. Pengurus adalah Pengurus Dana Pensiun PERTAMINA;

6. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Dana Pensiun PERTAMINA;

7. Undang–Undang adalah Undang–Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun;


8. Pekerja adalah setiap Pekerja/Pegawai/Karyawan Waktu Tidak Tertentu yang bekerja
pada Pemberi Kerja;
–3–

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

9. Peserta adalah Pekerja yang memenuhi syarat kepesertaan sesuai Peraturan dan
terdaftar di Dana Pensiun;

10. Mantan Pekerja adalah Peserta yang telah berhenti bekerja dan berhak atas pensiun
ditunda serta tidak mengalihkan haknya ke Dana Pensiun lain;

11. Pensiunan adalah Pekerja yang telah berhenti bekerja dan memperoleh hak Manfaat
Pensiun berdasarkan Peraturan;

12. Penerima Manfaat Pensiun adalah Pensiunan, Janda/Duda, atau Anak yang menerima
pembayaran Manfaat Pensiun berdasarkan Peraturan;

13. Pihak yang berhak adalah Janda/Duda, Anak, atau Pihak yang Ditunjuk;

14. Janda/Duda adalah Istri/Suami yang sah dari Peserta, Mantan Pekerja atau Pensiunan
yang meninggal dunia, yang telah terdaftar pada Dana Pensiun sebelum Peserta berhenti
bekerja atau meninggal dunia;

15. Anak adalah semua anak yang sah dari Peserta, Mantan Pekerja atau Pensiunan dan
telah didaftarkan pada Dana Pensiun sebelum Peserta berhenti bekerja atau meninggal
dunia;

16. Anak yang berhak atas Manfaat Pensiun Anak adalah anak termuda yang pada
saat Peserta/Mantan Pekerja/Pensiunan/Janda/Duda meninggal dunia atau Janda/Duda
menikah masih berusia dibawah 21 (dua puluh satu) tahun atau dibawah 25 (dua puluh
lima) tahun apabila masih kuliah/sekolah/cacat dan belum menikah;

17. Pihak yang Ditunjuk adalah seseorang yang ditunjuk oleh Peserta dan telah didaftarkan
pada Dana Pensiun sebelum Peserta berhenti bekerja atau meninggal dunia untuk
menerima dana yang merupakan hak Peserta dalam hal Peserta tidak menikah dan tidak
mempunyai anak;
18. Masa Kerja adalah masa kerja Peserta yang diakui Pemberi Kerja untuk digunakan
sebagai dasar perhitungan besar Manfaat Pensiun;
19. Masa Kepesertaan adalah masa sejak Pekerja terdaftar sebagai Peserta sampai dengan
berhenti bekerja, meninggal dunia atau pensiun;
20. Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) adalah persentase tertentu dari Gaji Pokok/
Upah Pokok/Upah Tetap/Upah Tetap Pensiun/Upah yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja,
sebagai dasar perhitungan besar iuran dan Manfaat Pensiun;
–4–

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

21. Manfaat Pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada Penerima
Manfaat Pensiun pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam Peraturan;

22. Manfaat Pensiun Normal adalah Manfaat Pensiun bagi Peserta yang berhenti bekerja
setelah mencapai usia pensiun normal atau sesudahnya;

23. Manfaat Pensiun Dipercepat adalah Manfaat Pensiun bagi Peserta yang berhenti
bekerja pada periode 10 (sepuluh) tahun sebelum usia pensiun normal;

24. Manfaat Pensiun Cacat adalah Manfaat Pensiun bagi Peserta yang berhenti bekerja
karena dinyatakan cacat oleh dokter yang ditunjuk oleh Pemberi Kerja;

25. Pensiun Ditunda adalah hak atas Manfaat Pensiun bagi Peserta yang berhenti bekerja
sebelum mencapai usia pensiun dipercepat dan mempunyai masa kerja sekurang–
kurangnya 3 (tiga) tahun, yang dibayarkan pada saat usia pensiun dipercepat atau
setelahnya;

26. Cacat adalah cacat total dan tetap yang menyebabkan seseorang tidak mampu lagi untuk
melakukan pekerjaan yang memberikan penghasilan yang layak diperoleh sesuai dengan
pendidikan, keahlian, ketrampilan dan pengalamannya yang dinyatakan oleh dokter yang
ditunjuk Pemberi Kerja;

27. Nilai Sekarang adalah nilai pada satu tanggal tertentu, dari pembayaran atau
pembayaran–pembayaran yang akan dilakukan setelah tanggal tersebut, yang dihitung
dengan mendiskonto pembayaran atau pembayaran–pembayaran termaksud secara
aktuaria berdasarkan asumsi tingkat bunga dan tingkat probabilitas tertentu untuk
terjadinya pembayaran atau pembayaran–pembayaran tersebut;

28. Bunga yang layak adalah bunga tertinggi deposito berjangka 12 (dua belas) bulan yang
berlaku pada Bank Pemerintah pada masa keterlambatan pembayaran iuran atau masa
kepesertaan;

29. Penerima Titipan adalah Bank yang menyelenggarakan jasa penitipan sebagaimana
dimaksud dalam Undang–Undang tentang Perbankan;

30. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.


–5–

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

BAB II
DANA PENSIUN

Pasal 2
Nama dan Tempat Kedudukan

(1) Dana Pensiun menjalankan kegiatannya dengan nama Dana Pensiun PERTAMINA
disingkat DP PERTAMINA.

(2) Tempat kedudukan Dana Pensiun di Jakarta dan jika dianggap perlu Pengurus dapat
mendirikan cabang–cabang dan/atau perwakilan–perwakilan sesuai kebutuhan.

Pasal 3
Tanggal Pembentukan Dana Pensiun

(1) Dana Pensiun untuk pertama kalinya didirikan dalam bentuk Yayasan Dana Pensiun
PERTAMINA berdasarkan Akta Notaris Gustaaf Hoemala Soangkoepon Loemban
Tobing, S.H., Nomor 22 tanggal 15 Januari 1969 dan telah mendapat pengesahan
Menteri Keuangan RI dengan surat Nomor S–190/MK.6/1977 tanggal 15 Juli 1977.

(2) Yayasan Dana Pensiun PERTAMINA sebagaimana dimaksud Ayat (1) Pasal ini
telah disesuaikan dengan Undang–Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun
dengan Surat Keputusan Direksi PERTAMINA Nomor Kpts–144/C0000/97–S0 tanggal
20 Oktober 1997 dan mendapatkan pengesahan Menteri berdasarkan Keputusan Nomor
KEP–007/KM.17/1998 tanggal 20 Januari 1998, dimuat dalam Berita Negara RI Nomor 15
tanggal 20 Februari 1998 Tambahan Berita Negara RI Nomor 16 sehingga berubah status
menjadi badan hukum yang diberi nama Dana Pensiun PERTAMINA.

(3) Surat Keputusan Direksi PERTAMINA Nomor Kpts–144/C0000/97–S0 tanggal


20 Oktober 1997 sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini telah beberapa kali
mengalami perubahan yaitu :

a. Surat Keputusan Direksi PERTAMINA Nomor Kpts–127/C00000/2001–S0 tanggal


30 November 2001 dan telah mendapat pengesahan Menteri Keuangan Nomor
KEP–096/KM.6/2002 tanggal 29 April 2002, dimuat dalam Berita Negara RI
Nomor 28 tanggal 19 Juli 2002 Tambahan Berita Negara RI Nomor 58.
–6–

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

b. Surat Keputusan Direksi PERTAMINA Nomor Kpts–008/C00000/2003–S0 tanggal


17 November 2003 dan telah mendapat pengesahan Menteri Keuangan Nomor
KEP–484/KM.5/2004 tanggal 7 Desember 2004, dimuat dalam Berita Negara RI
Nomor 2 tanggal 7 Januari 2005 Tambahan Berita Negara RI Nomor 2.

c. Surat Keputusan Direksi PERTAMINA Nomor Kpts–46/C00000/2007–S0 tanggal


24 September 2007 dan telah mendapat pengesahan Menteri Keuangan Nomor
KEP–102/KM.10/2008 tanggal 29 Mei 2008, dimuat dalam Berita Negara RI Nomor 49
tanggal 17 Juni 2008 Tambahan Berita Negara RI Nomor 14.

(4) Dana Pensiun didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 4
Asas, Maksud dan Tujuan Pembentukan Dana Pensiun

(1) Dana Pensiun berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang–Undang Dasar 1945 dan
perubahannya.

(2) Dana Pensiun merupakan Dana Pensiun Pemberi Kerja.

(3) Maksud dibentuknya Dana Pensiun untuk mengelola dan mengembangkan dana guna
menjamin dan memelihara kesinambungan penghasilan bagi Peserta dan Pihak yang
Berhak.

(4) Dana Pensiun bertujuan menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti dengan
perhitungan Manfaat Pensiun menggunakan rumus bulanan.

Pasal 5
Kekayaan Dana Pensiun

(1) Kekayaan Dana Pensiun terpisah dari kekayaan Pemberi Kerja serta dikecualikan dari
setiap tuntutan hukum atas kekayaan Pemberi Kerja.

(2) Kekayaan Dana Pensiun terdiri dari :

a. Iuran Peserta;
b. Iuran Pemberi Kerja;
–7–

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

c. Hasil Investasi;
d. Pengalihan dana dari Dana Pensiun Pemberi Kerja lain.

Pasal 6
Pengelolaan Kekayaan

(1) Kekayaan Dana Pensiun harus dikelola dengan baik dan aman serta memperoleh hasil
yang optimal dengan cara mengembangkan kekayaan sesuai dengan :

a. Arahan Investasi yang ditetapkan oleh Pendiri.


b. Ketentuan tentang investasi yang ditetapkan oleh Menteri.

(2) Kekayaan Dana Pensiun tidak dapat diagunkan sebagai jaminan atas suatu pinjaman
maupun dipinjamkan dalam bentuk apapun.

BAB III
PENDIRI DAN MITRA PENDIRI

Pasal 7
Pendiri

Pendiri Dana Pensiun adalah PT PERTAMINA (PERSERO) yang didirikan berdasarkan


Anggaran Dasar PT PERTAMINA (PERSERO) beserta perubahannya yang telah mendapat
pengesahan dan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM terakhir sesuai Keputusan
No.AHU.49347.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 11 Agustus 2008.

Pasal 8
Kewajiban Pendiri

(1) Membayar Iuran Pendiri kepada Dana Pensiun setiap bulan.

(2) Memungut Iuran Peserta Pendiri dan menyetor kepada Dana Pensiun setiap bulan.

(3) Mengakui sebagai hutang atas Iuran Peserta Pendiri dan Iuran Pendiri yang belum
disetor.
–8–

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(4) Membayar denda keterlambatan penyetoran iuran.

(5) Memberikan data Peserta Pendiri dan Pihak yang Berhak yang berkaitan dengan
kepesertaan Pekerja dari Pendiri kepada Dana Pensiun beserta perubahannya.

(6) Melaporkan secara tertulis kepada Menteri :

a. Perubahan Dewan Pengawas selambat–lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah


berlakunya perubahan;

b. Perubahan Pengurus selambat–lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum


berlakunya perubahan;

c. Perubahan penunjukan Penerima Titipan selambat–lambatnya 30 (tiga puluh) hari


kerja sebelum berlakunya perubahan.

(7) Memperlihatkan buku, catatan, dokumen serta memberikan keterangan yang diperlukan
dalam rangka pemeriksaan langsung terhadap Dana Pensiun oleh Menteri.

Pasal 9
Tanggung Jawab Pendiri

(1) Menjaga kelangsungan penyelenggaraan program pensiun sesuai dengan Peraturan dan
ketentuan Undang–Undang beserta peraturan pelaksanaannya.

(2) Memenuhi pendanaan program pensiun agar kewajiban kepada Peserta, Mantan Pekerja,
dan Penerima Manfaat Pensiun dari Pendiri selalu terpenuhi.

(3) Bertanggung jawab atas kebenaran data Peserta dan Pihak yang Berhak yang berkaitan
dengan kepesertaan Pekerja dari Pendiri beserta perubahannya.

Pasal 10
Hak dan Wewenang Pendiri

(1) Menetapkan dan mengubah Peraturan.

(2) Menunjuk dan memberhentikan Dewan Pengawas dan Pengurus.


–9–

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(3) Menetapkan besar honorarium dan pendapatan lainnya bagi Dewan Pengawas dan
Sekretaris Dewan Pengawas serta penghasilan dan pendapatan lainnya bagi Pengurus.

(4) Menunjuk dan mengubah penunjukan Penerima Titipan.

(5) Menetapkan dan mengubah Arahan Investasi.

(6) Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dana Pensiun.

(7) Menyetujui, menangguhkan dan mengakhiri keikutsertaan Mitra Pendiri.

Pasal 11
Mitra Pendiri

Mitra Pendiri Dana Pensiun terdiri dari :

a. PT Pertamina Tongkang;
b. PT Patra Jasa;
c. PT Badak Natural Gas Liquefaction;
d. PT Pelita Air Service;
e. PT Pertamina Dana Ventura,
f. PT Indopelita Aircraft Services.

Pasal 12
Kewajiban Mitra Pendiri

(1) Mematuhi Peraturan dan memberi kuasa penuh kepada Pendiri untuk melaksanakan
Peraturan.

(2) Membayar Iuran Mitra Pendiri kepada Dana Pensiun setiap bulan.

(3) Memungut Iuran Peserta Mitra Pendiri dan menyetor kepada Dana Pensiun setiap bulan.

(4) Mengakui sebagai hutang atas Iuran Peserta Mitra Pendiri dan Iuran Pemberi Kerja yang
belum disetor.
– 10 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(5) Membayar denda keterlambatan penyetoran iuran.

(6) Memberikan data Peserta Mitra Pendiri dan Pihak yang Berhak yang berkaitan dengan
kepesertaan dari Pekerja Mitra Pendiri kepada Dana Pensiun beserta perubahannya.

(7) Memperlihatkan buku, catatan, dokumen serta memberikan keterangan yang diperlukan
dalam rangka pemeriksaan langsung terhadap Dana Pensiun oleh Menteri.

Pasal 13
Hak Mitra Pendiri

(1) Mengajukan usul dan saran mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan
Dana Pensiun.

(2) Mengajukan permohonan tertulis kepada Pendiri untuk mengakhiri keikutsertaan pada
Dana Pensiun.

Pasal 14
Tanggung Jawab Mitra Pendiri

(1) Memenuhi pendanaan program pensiun agar kewajiban kepada Peserta, Mantan Pekerja,
dan Penerima Manfaat Pensiun dari Mitra Pendiri selalu terpenuhi.

(2) Bertanggung jawab atas kebenaran data Peserta Mitra Pendiri dan Pihak yang Berhak
yang berkaitan dengan kepesertaan Pekerja dari Mitra Pendiri beserta perubahannya.

Pasal 15
Penangguhan Kepesertaan Pekerja Mitra Pendiri

(1) Apabila Mitra Pendiri selama 3 (tiga) bulan berturut–turut tidak menyetor iuran ke Dana
Pensiun, maka Pendiri berdasarkan laporan dari Pengurus dapat melakukan
penangguhan kepesertaan Pekerja Mitra Pendiri dan wajib melaporkan kepada Menteri
dengan melampirkan pernyataan tertulis Pendiri disertai bukti yang mendasarinya.
– 11 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(2) Jangka waktu penangguhan kepesertaan maksimal 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
Mitra Pendiri ditetapkan penangguhannya sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Pasal ini.

(3) Selama masa penangguhan, seluruh ketentuan yang ada pada Peraturan ini tetap berlaku
termasuk pembayaran Manfaat Pensiun yang sedang dan akan dilakukan, kecuali
pembayaran iuran dan masa kerja dalam perhitungan Manfaat Pensiun .

(4) Dalam hal jangka waktu penangguhan sebagaimana tersebut dalam ayat (2) Pasal ini
belum berakhir dan ternyata Mitra Pendiri telah menyetor seluruh hutang iuran ke Dana
Pensiun, maka Pendiri akan mengakhiri penangguhan kepesertaan Pekerja Mitra Pendiri.

(5) Pendiri wajib melaporkan kepada Menteri tentang pengakhiran penangguhan kepesertaan
Pekerja Mitra Pendiri dengan melampirkan pernyataan tertulis Pendiri dan bukti setoran
seluruh hutang iuran.

(6) Dalam hal jangka waktu penangguhan kepesertaan sebagaimana tersebut dalam ayat (2)
Pasal ini berakhir dan ternyata Mitra Pendiri tetap tidak menyetor seluruh hutang iuran
ke Dana Pensiun, maka Pendiri mengakhiri keikutsertaan Mitra Pendiri dengan melakukan
perubahan Peraturan.

Pasal 16
Pengakhiran Mitra Pendiri

(1) Pengakhiran keikutsertaan Mitra Pendiri selain sebagaimana tersebut dalam Pasal 15
ayat (6), Pendiri dapat mengakhiri keikutsertaan Mitra Pendiri berdasarkan permohonan
tertulis Mitra Pendiri, dengan melakukan perubahan Peraturan.

(2) Apabila Mitra Pendiri sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Pasal ini membentuk Dana
Pensiun baru atau menjadi Mitra Pendiri pada Dana Pensiun Pemberi Kerja lain atau
bergabung dengan Dana Pensiun Pemberi Kerja lain dengan Program Pensiun Manfaat
Pasti, maka kepesertaan, kewajiban dan kekayaan Mitra Pendiri dialihkan ke Dana
Pensiun yang menerima pengalihan.

(3) Apabila Mitra Pendiri sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Pasal ini membentuk Dana
Pensiun baru atau menjadi Mitra Pendiri pada Dana Pensiun Pemberi Kerja lain dengan
Program Pensiun Iuran Pasti, maka kepesertaan, kewajiban dan kekayaan bagi Pekerja
Mitra Pendiri beralih ke Dana Pensiun yang menerima pengalihan.
– 12 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(4) Apabila Mitra Pendiri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini tidak membentuk
Dana Pensiun baru atau tidak menjadi Mitra Pendiri pada Dana Pensiun Pemberi Kerja
lain, maka kepesertaan, kewajiban, dan kekayaan Mitra Pendiri yang berkaitan dengan
Pekerja dan Mantan Pekerja beralih ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan berdasarkan
pilihan :

a. Mitra Pendiri, apabila Mitra Pendiri tetap melanjutkan program pensiun; atau

b. Peserta, apabila Mitra Pendiri tidak melanjutkan program pensiun.

(5) Bagi Penerima Manfaat Pensiun dari Mitra Pendiri sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
dan ayat (4) Pasal ini, maka pengalihan pembayaran harus dilakukan dengan membeli
anuitas seumur hidup dari Perusahaan Asuransi Jiwa berdasarkan pilihan Penerima
Manfaat Pensiun yang bersangkutan.

(6) Dalam hal besar Manfaat Pensiun bulanan yang akan dialihkan sama dengan besar
Manfaat Pensiun yang dapat dibayarkan secara sekaligus sesuai ketentuan Menteri,
maka berdasarkan pilihan Penerima Manfaat Pensiun, dapat dibayarkan secara sekaligus.

(7) Hak dan kewajiban Mitra Pendiri tidak berlaku lagi sejak tanggal pengakhiran Mitra Pendiri
yang ditetapkan dalam pernyataan tertulis Pendiri dan pemberlakuannya berlaku efektif
sejak perubahan Peraturan telah mendapatkan pengesahan Menteri.

(8) Seluruh biaya yang timbul dalam rangka pengakhiran keikutsertaan Mitra Pendiri menjadi
tanggung jawab Mitra Pendiri.

BAB IV
DEWAN PENGAWAS

Pasal 17
Tata Cara Penunjukan, Penggantian dan
Penunjukan Kembali Dewan Pengawas

(1) Dalam rangka pengawasan atas pengelolaan Dana Pensiun, Pendiri menunjuk Anggota
Dewan Pengawas yang ditetapkan dengan Surat Keputusan.
– 13 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(2) Dewan Pengawas terdiri dari wakil Pemberi Kerja dan wakil Peserta dengan jumlah
yang sama, dan seorang diantaranya ditunjuk sebagai Ketua yang berasal dari wakil
Pemberi Kerja.

(3) Anggota Dewan Pengawas tidak boleh merangkap sebagai Anggota Pengurus.

(4) Anggota Dewan Pengawas ditunjuk untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan dapat ditunjuk
kembali untuk masa jabatan berikutnya.

(5) Anggota Dewan Pengawas baru dapat ditunjuk oleh Pendiri setelah memberikan
pernyataan tertulis tentang kesediaannya untuk ditunjuk sebagai Anggota Dewan
Pengawas guna melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Dana Pensiun.

(6) Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Peserta terdiri dari Pekerja yang menjadi
Peserta dan Pensiunan.

(7) Dewan Pengawas sebanyak–banyaknya berjumlah 4 (empat) orang dengan susunan


1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota, 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap Anggota
dan 2 (dua) orang lainnya sebagai Anggota.

(8) Dalam pelaksanaan tugasnya Dewan Pengawas dibantu oleh sebanyak–banyaknya


2 (dua) orang Sekretaris yang ditunjuk oleh Ketua Dewan Pengawas.

(9) Direksi dari Pendiri dan Direksi dari Mitra Pendiri tidak dapat ditunjuk sebagai wakil
Peserta dalam Dewan Pengawas.

(10) Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Pemberi Kerja dapat berasal dari Pekerja atau
bukan Pekerja.

(11) Pengajuan calon Anggota Dewan Pengawas dan pemberhentian Anggota Dewan
Pengawas yang mewakili Peserta dapat diusulkan oleh organisasi Pekerja dan yang
mewakili Pensiunan dapat diusulkan oleh organisasi Pensiunan kepada Pendiri.

(12) Jabatan Anggota Dewan Pengawas berakhir apabila :

a. Masa jabatan berakhir;

b. Meninggal dunia;
– 14 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

c. Mengundurkan diri;

d. Diberhentikan oleh Pendiri;

e. Dijatuhi hukuman pidana yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

f. Wakil Peserta yang bersangkutan berhenti bekerja bukan karena pensiun; atau

g. Status badan hukum Dana Pensiun berakhir.

(13) Anggota Dewan Pengawas dapat mengundurkan diri dari jabatannya dengan terlebih
dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Pendiri selambat–lambatnya 30 (tiga
puluh) hari sebelum tanggal pemberhentian.

(14) Apabila terdapat kekosongan keanggotaan Dewan Pengawas maka Pendiri mengangkat
anggota yang baru selambat–lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya
kekosongan tersebut untuk masa jabatan yang masih tersisa dari Anggota Dewan
Pengawas yang digantikan.

Pasal 18
Kewajiban Dewan Pengawas

(1) Melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Dana Pensiun.

(2) Menyampaikan Laporan Tahunan secara tertulis atas hasil pengawasannya kepada
Pendiri dan salinannya diumumkan kepada Peserta dan Penerima Manfaat Pensiun.

(3) Meneliti semua jenis laporan yang memerlukan pengesahan Pendiri.

(4) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Pendiri mengenai hal–hal yang
memerlukan persetujuan dan/atau pengesahan Pendiri.

(5) Memberikan tanggapan kepada Pendiri terhadap masalah–masalah dan persoalan yang
timbul dalam rangka pengelolaan Dana Pensiun.
– 15 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(6) Mengevaluasi kinerja investasi Dana Pensiun sekurang–kurangnya sekali untuk 1 (satu)
tahun buku yang didasarkan pada :

a. Laporan Investasi dan hasil pemeriksaan Akuntan Publik;

b. Saran dan pendapat Peserta atau Penerima Manfaat Pensiun.

Pasal 19
Hak dan Wewenang Dewan Pengawas

(1) Menunjuk Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan dan Laporan Investasi
Dana Pensiun.
.
(2) Menunjuk Aktuaris untuk menyusun Laporan Aktuaris.

(3) Memeriksa keadaan keuangan berikut perkembangan hasil kegiatan Dana Pensiun
sewaktu–waktu.

(4) Melihat buku dan surat Dana Pensiun, memeriksa keadaan kas untuk keperluan verifikasi
kekayaan Dana Pensiun.

(5) Mengusulkan kepada Pendiri untuk memberhentikan Anggota Pengurus apabila Anggota
Pengurus melakukan tindakan yang bertentangan dengan dan/atau melalaikan tujuan
Dana Pensiun.

(6) Menerima honorarium dan pendapatan lainnya yang ditetapkan Pendiri.

(7) Memberi persetujuan atas rencana investasi tahunan.

Pasal 20
Tanggung Jawab Dewan Pengawas

Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Pendiri atas hasil pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas Pengurus dalam mengelola Dana Pensiun.
– 16 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

Pasal 21
Rapat Dewan Pengawas

(1) Dewan Pengawas harus mengadakan rapat sekurang–kurangnya 1 (satu) kali setiap
tahun dan setiap waktu apabila dianggap perlu oleh Ketua Dewan Pengawas atau oleh
sekurang–kurangnya 2 (dua) orang Anggota Dewan Pengawas yang memberitahukan
kehendak mereka secara tertulis kepada Ketua Dewan Pengawas dengan menyebutkan
hal–hal yang ingin dibicarakan dalam rapat.

(2) Undangan rapat Dewan Pengawas dibuat secara tertulis oleh Sekretaris Dewan
Pengawas selambat–lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan dengan
menyebutkan materi yang akan dibicarakan.

(3) Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas. Apabila Ketua Dewan
Pengawas berhalangan hadir, maka rapat dipimpin oleh seorang Anggota Dewan
Pengawas yang dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir.

(4) Rapat Dewan Pengawas sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila
dihadiri sekurang–kurangnya ¾ (tiga perempat) dari seluruh Anggota Dewan Pengawas.
Apabila kuorum tidak tercapai, maka rapat ditunda dan rapat berikutnya harus diadakan
selambat–lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal rapat pertama dan rapat ini dapat
mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila dihadiri sekurang–kurangnya
½ (setengah) dari seluruh Anggota Dewan Pengawas.

(5) Semua keputusan rapat diambil secara musyawarah, dan apabila dengan cara demikian
tidak diperoleh kesepakatan maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dan
setiap Anggota Dewan Pengawas hanya berhak mengeluarkan 1 (satu) suara.

(6) Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya, maka Pimpinan
Rapat yang akan menentukan tindakan selanjutnya.

(7) Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat Dewan Pengawas, harus
dibuat notula oleh Sekretaris Dewan Pengawas yang ditandatangani oleh Pimpinan Rapat
dan oleh salah seorang Anggota Dewan Pengawas yang hadir, yang harus disampaikan
kepada setiap Anggota selambat–lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak
tanggal pelaksanaan rapat.
– 17 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(8) Jika terdapat pendapat yang berbeda dengan hasil keputusan rapat, maka pendapat yang
berbeda tersebut dicantumkan dalam notula rapat.
(9) Keputusan Dewan Pengawas dapat diambil tanpa mengadakan rapat Dewan Pengawas
dengan ketentuan semua Anggota Dewan Pengawas telah diberitahukan secara tertulis
tentang usul yang bersangkutan dan sekurang–kurangnya ¾ (tiga perempat) dari seluruh
Anggota Dewan Pengawas menyetujui usul tersebut secara tertulis.

BAB V
PENGURUS

Pasal 22
Tata Cara Penunjukan, Penggantian dan Penunjukan Kembali Pengurus
(1) Dalam rangka pengelolaan Dana Pensiun, Pendiri menunjuk Anggota Pengurus yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan.

(2) Pengurus terdiri dari sekurang – kurangnya 3 (tiga) orang Anggota, seorang diantaranya
sebagai Presiden Direktur, dan lainnya sebagai Direktur.

(3) Pengurus ditunjuk dan diangkat untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan dapat ditunjuk
kembali untuk masa jabatan berikutnya.

(4) Anggota Pengurus sebelum ditunjuk, wajib menyatakan kesediaannya secara tertulis
untuk ditunjuk sebagai anggota Pengurus guna mengelola Dana Pensiun sesuai
Peraturan dan Undang–Undang Dana Pensiun beserta peraturan pelaksanaannya.

(5) Keanggotaan Pengurus berakhir apabila :


a. Masa jabatannya berakhir;
b. Meninggal dunia;
c. Mengundurkan diri;
d. Diberhentikan sebagai Pengurus oleh Pendiri;
e. Dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
f. Dana Pensiun dibubarkan.

(6) Apabila terjadi kekosongan Anggota Pengurus maka Pendiri menunjuk anggota baru
selambat–lambatnya 3 (tiga) bulan setelah terjadi kekosongan tersebut untuk masa
jabatan yang masih tersisa.
– 18 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(7) Persyaratan sebagai Anggota Pengurus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Menteri antara lain :

a. Warga Negara Republik Indonesia;

b. Memiliki akhlak dan moral yang baik;

c. Tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang perekonomian dan atau dihukum
karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perekonomian;

d. Pernah menduduki jabatan manajemen yang menangani bidang keuangan dan atau
personalia pada suatu badan hukum sekurang–kurangnya selama 3 (tiga) tahun; dan

e. Memiliki sertifikat penguasaan pengetahuan dasar di bidang Dana Pensiun.

(8) Anggota Pengurus dapat mengundurkan diri dari jabatannya dengan terlebih dahulu
memberitahukan secara tertulis kepada Pendiri selambat – lambatnya 30 (tiga puluh) hari
sebelum tanggal pemberhentiannya.

(9) Pengurus tidak dapat merangkap jabatan sebagai Pengurus Dana Pensiun lain atau
Direksi atau jabatan eksekutif pada badan usaha lain.

Pasal 23
Kewajiban Pengurus

(1) Mengelola Dana Pensiun dengan mengutamakan kepentingan Peserta dan pihak lain
yang berhak atas Manfaat Pensiun sesuai dengan Peraturan dan Undang–Undang
beserta peraturan pelaksanaannya.

(2) Memelihara buku, catatan dan dokumen yang diperlukan dalam rangka pengelolaan Dana
Pensiun.

(3) Memperlihatkan buku, catatan, dokumen serta memberikan keterangan yang diperlukan
dalam rangka pemeriksaan langsung terhadap Dana Pensiun oleh Menteri.

(4) Bertindak teliti, terampil, bijaksana dan cermat dalam melaksanakan pengelolaan Dana
Pensiun.
– 19 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(5) Merahasiakan keterangan pribadi yang menyangkut masing–masing Peserta.

(6) Menyampaikan secara berkala kepada Menteri termasuk data elektronik menurut jenis,
bentuk dan jangka waktu yang ditetapkan Menteri, yang terdiri dari:

a. Laporan Keuangan;
b. Laporan Investasi dan Daftar Investasi;
c. Laporan Aktuaris;
d. Laporan Teknis.

(7) Menyampaikan kepada Pendiri dan Mitra Pendiri laporan–laporan sebagaimana tercantum
dalam ayat (6) Pasal ini, selambat–lambatnya 1 (satu) bulan setelah laporan–laporan
tersebut disampaikan kepada Menteri.

(8) Menyampaikan keterangan kepada Peserta mengenai :

a. Neraca dan perhitungan hasil usaha menurut bentuk, susunan dan waktu yang
ditetapkan Menteri melalui media Pemberi Kerja, organisasi–organisasi Pekerja dan
Pensiunan;

b. Hal–hal yang timbul dalam rangka kepesertaan dalam bentuk, susunan dan waktu
yang ditetapkan Menteri;

c. Setiap perubahan Peraturan;

d. Ringkasan laporan investasi dan hasil pemeriksaan akuntan publik selambat–


lambatnya 1 (satu) bulan setelah disampaikan kepada Menteri;

e. Ringkasan hasil evaluasi Dewan Pengawas.

(9) Memberitahukan kepada Menteri apabila Pendiri tidak membayar iuran selama 3 (tiga)
bulan berturut–turut.

(10) Memberitahukan kepada Pendiri apabila Mitra Pendiri tidak membayar iuran selama
3 (tiga) bulan berturut–turut.
– 20 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(11) Menyusun tata cara bagi Peserta untuk menyampaikan pendapat dan saran mengenai
perkembangan portofolio dan hasil investasi kekayaan Dana Pensiun kepada Pendiri,
Dewan Pengawas dan Pengurus.

(12) Membicarakan secara berkala bersama Dewan Pengawas mengenai pendapat dan saran
dari Peserta atas perkembangan portofolio dan hasil investasi kekayaan Dana Pensiun.

(13) Menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dana Pensiun selambat–
lambatnya setiap akhir bulan Oktober, untuk mendapatkan persetujuan Pendiri.

(14) Menyampaikan rencana investasi tahunan selambat–lambatnya setiap akhir bulan


Oktober, untuk mendapatkan persetujuan Dewan Pengawas.

(15) Mengumumkan pengesahan Menteri atas Peraturan dengan menempatkannya dalam


Berita Negara Republik Indonesia.

Pasal 24
Hak dan Wewenang Pengurus

(1) Presiden Direktur dan atau Direktur mewakili Dana Pensiun di dalam dan di luar
pengadilan, dan berhak melakukan segala tindakan yang bersifat mengikat Dana Pensiun
dengan pihak lain.

(2) Presiden Direktur atau Direktur berhak menunjuk seorang atau beberapa orang Pekerja
Dana Pensiun atau pihak lain baik sendiri–sendiri maupun bersama–sama untuk mewakili
Dana Pensiun di dalam dan di luar pengadilan, dengan wewenang yang diatur dalam
surat kuasa.

(3) Untuk dan atas nama Dana Pensiun, Pengurus berhak membeli dan menjual barang–
barang bergerak.

(4) Anggota Pengurus berhak menerima penghasilan serta pendapatan lainnya yang
besarnya diatur dan ditetapkan oleh Pendiri.
– 21 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(5) Meminta data yang berhubungan dengan kepesertaan baik kepada Pendiri, Mitra Pendiri
maupun langsung kepada Peserta dan Penerima Manfaat Pensiun.

(6) Mengangkat dan mengakhiri hubungan kerja Pekerja Dana Pensiun.

(7) Menetapkan imbalan jasa bagi Pekerja Dana Pensiun.

(8) Melakukan perjanjian dengan Penerima Titipan.

(9) Dalam rangka pelaksanaan Peraturan, pengelolaan Dana Pensiun, pengelolaan investasi
dan menjamin keamanan kekayaan Dana Pensiun, Pengurus dapat mengadakan
perjanjian dengan Pihak Ketiga.

(10) Menangguhkan pembayaran Manfaat Pensiun bagi Penerima Manfaat Pensiun yang tidak
memberikan data/dokumen lainnya yang diperlukan Dana Pensiun atau memberikan
data/dokumen yang diragukan kebenarannya.

(11) Mengakhiri penangguhan pembayaran Manfaat Pensiun.

Pasal 25
Tanggung Jawab Pengurus

(1) Pengurus bertanggung jawab kepada Pendiri atas pengelolaan Dana Pensiun sesuai
Peraturan dan ketentuan tentang Dana Pensiun yang berlaku;

(2) Pengurus, masing – masing atau bersama – sama, bertanggung jawab secara pribadi
atas segala kerugian yang timbul pada kekayaan Dana Pensiun akibat tindakan Pengurus
yang melanggar atau melalaikan tugas dan/atau kewajibannya sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan dan peraturan perundang – undangan tentang Dana Pensiun, serta wajib
mengembalikan kepada Dana Pensiun segala kenikmatan yang diperoleh secara
melawan hukum atas atau dari kekayaan Dana Pensiun;

(3) Suatu pembayaran Manfaat Pensiun yang dilakukan oleh Pengurus dengan itikad baik,
membebaskan Dana Pensiun dari tanggung jawabnya.
– 22 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

Pasal 26
Rapat Pengurus

(1) Pengurus harus mengadakan rapat secara berkala sekurang – kurangnya 3 (tiga) bulan
sekali atau setiap waktu apabila dipandang perlu oleh Presiden Direktur atau atas usul
dari Direktur yang memberitahukan kehendaknya secara tertulis kepada Presiden Direktur
dengan menyebutkan hal – hal yang ingin dibicarakan dalam rapat.

(2) Undangan rapat Pengurus harus dilakukan dengan surat resmi selambat – lambatnya
1 (satu) hari sebelum rapat diadakan dengan menyebutkan materi yang akan dibicarakan.

(3) Rapat Pengurus dipimpin oleh Presiden Direktur. Apabila Presiden Direktur berhalangan
hadir, maka rapat dipimpin oleh salah satu Direktur.

(4) Rapat Pengurus sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri
sekurang–kurangnya 2 (dua) Anggota Pengurus.

(5) Semua keputusan rapat diambil secara musyawarah, dan apabila dengan cara demikian
tidak diperoleh kesepakatan maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dan
setiap Anggota Pengurus hanya berhak mengeluarkan 1 (satu) suara.

(6) Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya, maka Pimpinan
Rapat yang akan menentukan tindakan selanjutnya.

(7) Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat Pengurus harus dibuat
notula yang ditandatangani oleh Pimpinan Rapat dan salah satu Anggota yang hadir.

(8) Jika terdapat pendapat yang berbeda dengan hasil keputusan rapat, maka pendapat yang
berbeda tersebut dicantumkan dalam notula rapat.

BAB VI
JASA PENERIMA TITIPAN

Pasal 27
Pedoman Penggunaan Jasa Penerima Titipan

(1) Penerima Titipan ditunjuk oleh Pendiri dengan surat penunjukan.


– 23 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(2) Pelaksanaan penggunaan jasa Penerima Titipan diatur dalam perjanjian yang dibuat
antara Pengurus dan Penerima Titipan.

(3) Isi perjanjian harus memuat sekurang – kurangnya :

a. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Penerima Titipan;

b. Biaya penitipan yang dibebankan kepada Dana Pensiun;

c. Pernyataan Penerima Titipan untuk memberi informasi dan menyediakan buku,


catatan, dan dokumen yang berkenaan dengan kekayaan Dana Pensiun yang
dititipkan dalam rangka pemeriksaan, baik yang dilakukan oleh Menteri, atau oleh
Akuntan Publik dan atau oleh Aktuaris yang ditunjuk Menteri atau oleh Dewan
Pengawas maupun oleh Auditor yang ditunjuk Dewan Pengawas.

(4) Perubahan perjanjian penitipan dan atau penunjukan Penerima Titipan wajib dilaporkan
kepada Menteri selambat – lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya
perubahan.

(5) Kekayaan Dana Pensiun yang dititipkan dikecualikan dari setiap tuntutan hukum terhadap
kekayaan Penerima Titipan.

BAB VII
PENGHASILAN DASAR PENSIUN ( PhDP)

Pasal 28

(1) Pemberi Kerja menetapkan PhDP yang berlaku di perusahaan masing–masing.

(2) PhDP sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah sebagai berikut :

a. 26% (dua puluh enam persen) dari Upah Tetap Pensiun bulan terakhir untuk
PT PERTAMINA (PERSERO).

b. 26% (dua puluh enam persen) dari Upah Tetap bulan terakhir untuk :
1) PT. Badak Natural Gas Liquefaction;
2) PT. Pertamina Dana Ventura; dan
3) PT. Indopelita Aircraft Services.
– 24 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

c. 26% (dua puluh enam persen) dari Upah bulan terakhir untuk PT. Pertamina
Tongkang.

d. 26% (dua puluh enam persen) dari Upah Pokok bulan terakhir untuk PT. Patra Jasa.

e. 178% (seratus tujuh puluh delapan persen) dari Gaji Pokok bulan terakhir untuk
PT. Pelita Air Service.

(3) Dalam hal Pemberi Kerja akan mengubah besaran PhDP, maka harus disampaikan
terlebih dahulu kepada Pendiri.

(4) Perubahan besaran PhDP berlaku setelah Pendiri melakukan perubahan Peraturan dan
disahkan oleh Menteri.

BAB VIII
KEPESERTAAN

Pasal 29
Syarat Menjadi Peserta

(1) Setiap Pekerja Waktu Tidak Tertentu / Pekerja Tetap yang telah berusia sekurang–
kurangnya 18 (delapan belas) tahun dan tidak lebih dari 40 (empat puluh) tahun dapat
menjadi Peserta Dana Pensiun.

(2) Untuk menjadi Peserta, Pekerja wajib menandatangani pernyataan untuk menjadi Peserta
dan bersedia dipotong upahnya sebagai Iuran Peserta serta wajib mematuhi Peraturan.

(3) Kepesertaan pada Dana Pensiun dimulai sejak Pekerja didaftarkan oleh Pemberi Kerja
untuk menjadi Peserta Dana Pensiun dan berakhir pada saat Peserta berhenti bekerja.

Pasal 30

Seorang Peserta tidak dapat mengundurkan diri atau menuntut haknya dari Dana Pensiun
apabila masih memenuhi syarat kepesertaan.
– 25 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

Pasal 31
Hak Peserta

(1) Mengajukan wakilnya kepada Pendiri untuk dapat ditunjuk dalam keanggotaan Dewan
Pengawas.

(2) Melihat hasil pengawasan Dewan Pengawas terhadap pengelolaan Dana Pensiun.

(3) Menyampaikan pendapat dan saran kepada Pendiri, Dewan Pengawas dan Pengurus
mengenai perkembangan portofolio dan hasil investasi kekayaan Dana Pensiun.

(4) Menetapkan Pihak yang Ditunjuk.

(5) Memperoleh Manfaat Pensiun Normal, atau Manfaat Pensiun Cacat, atau Manfaat
Pensiun Dipercepat, atau hak atas Pensiun Ditunda, atau Pengembalian Iuran bagi
Peserta yang berhenti bekerja dengan masa kerja kurang dari 3 (tiga) tahun.

Pasal 32
Kewajiban Peserta

(1) Membayar Iuran Peserta setiap bulan yang dipotong langsung oleh Pemberi Kerja dari
upah Pekerja yang bersangkutan.

(2) Menaati Peraturan.

(3) Memberikan data kepesertaan.

(4) Mendaftarkan Istri/Suami dan Anak serta melaporkan setiap terjadi perubahan susunan
keluarga kepada Dana Pensiun melalui Pemberi Kerja.

Pasal 33
Tanggung Jawab Peserta

Peserta bertanggung jawab atas kebenaran data / keterangan yang diberikan kepada Pemberi
Kerja / Dana Pensiun dalam rangka administrasi kepesertaan.
– 26 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

Pasal 34
Pendaftaran Istri/Suami/Anak

(1) Pendaftaran Istri/Suami/Anak dilakukan oleh Peserta kepada Dana Pensiun sebelum
Peserta berhenti bekerja atau meninggal dunia.

(2) Istri/Suami yang dapat didaftarkan adalah Istri/Suami dari perkawinan yang sah sebelum
Peserta berhenti bekerja atau meninggal dunia dan diakui oleh Pemberi Kerja.

(3) Dalam hal hubungan perkawinan Istri/Suami yang telah terdaftar terputus, maka terhitung
mulai putusnya perkawinan secara sah, Istri/Suami dihapus dari daftar Penerima Manfaat
Pensiun.

(4) Anak yang dapat didaftarkan adalah :

a. Anak Peserta yang lahir dari perkawinan dengan Suami/Istri yang sah dan terdaftar
di Dana Pensiun;

b. Anak yang disahkan menurut hukum dan diakui oleh Pemberi Kerja;

c. Anak yang dilahirkan selambat–lambatnya 300 (tiga ratus) hari sesudah perkawinan
terputus atau Peserta berhenti bekerja atau meninggal dunia;

d. Anak yang belum menikah dan berusia kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun atau
kurang dari 25 (dua puluh lima) tahun apabila masih bersekolah / kuliah.

(5) Istri/Suami/Anak yang tidak dapat didaftarkan adalah :

a. Istri/Suami yang kawin dengan Peserta setelah berhenti bekerja dari Pemberi Kerja
dan Anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut;

b. Anak yang lahir setelah 300 (tiga ratus) hari sejak perkawinan terputus atau Peserta
berhenti bekerja atau meninggal dunia.
– 27 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

BAB IX
PENGALIHAN KEPESERTAAN

Pasal 35
Pengalihan Kelompok Peserta Ke Dana Pensiun Lain

(1) Pengalihan kelompok Peserta dilakukan dari Dana Pensiun ke Dana Pensiun Pemberi
Kerja atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan berdasarkan pilihan Pemberi Kerja.

(2) Pengalihan kepesertaan tidak boleh menyebabkan berkurangnya hak Peserta sampai
pada saat pengalihan.

(3) Hak Peserta sebesar Nilai Sekarang Manfaat Pensiun menurut rumus Manfaat Pensiun
yang sekurang–kurangnya sama dengan himpunan Iuran Peserta beserta hasil
pengembangan yang dihitung berdasarkan bunga yang layak.

(4) Pemberi Kerja lama bertanggung jawab atas pemenuhan hak Peserta dan biaya
pengalihan.

(5) Hak, kewajiban serta kekayaan dari Kelompok Peserta sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) Pasal ini beralih ke Dana Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun Lembaga
Keuangan yang menerima pengalihan.

Pasal 36
Pengalihan Peserta Antar Pemberi Kerja

Pengalihan Peserta dapat dilakukan antar Pemberi Kerja dengan memenuhi ketentuan sebagai
berikut :

(1) Pengalihan kepesertaan tidak boleh menyebabkan berkurangnya hak Peserta sampai
pada saat pengalihan.

(2) Hak Peserta sebesar Nilai Sekarang Manfaat Pensiun menurut rumus Manfaat Pensiun
dari Pemberi Kerja lama yang sekurang–kurangnya sama dengan himpunan Iuran Peserta
beserta hasil pengembangan yang dihitung berdasarkan bunga yang layak.
– 28 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(3) Pemberi Kerja lama bertanggung jawab atas pemenuhan hak Peserta dan biaya
pengalihan.

(4) Kepesertaan dilanjutkan dengan memperhitungkan pengakuan Masa Kerja pada Pemberi
Kerja lama.

(5) Pengakuan Masa Kerja pada Pemberi Kerja lama disesuaikan dengan besarnya hak
Peserta yang dialihkan.

BAB X
MASA KERJA

Pasal 37
Masa Kerja Untuk Perhitungan Manfaat Pensiun

(1) Masa kerja Peserta yang diakui oleh Pemberi Kerja untuk digunakan sebagai dasar
perhitungan besar Manfaat Pensiun, meliputi :

a. Masa Kerja sejak diangkat sebagai Pekerja atau sejak didaftarkan menjadi Peserta
sampai dengan berhenti bekerja;

b. Pengakuan Masa Kerja pada Pemberi Kerja lama karena pengalihan Peserta antar
Pemberi Kerja berikut pengalihan hak atas Manfaat Pensiun.

(2) Masa Kerja untuk perhitungan Manfaat Pensiun bagi Peserta cacat atau meninggal dunia
dihitung seolah–olah Peserta mencapai usia Pensiun Normal.

(3) Masa Kerja dihitung sampai dengan satuan hari.

(4) Masa Kerja yang tidak dapat diperhitungkan dalam perhitungan Manfaat Pensiun:

a. Masa Kerja dari Peserta selama meninggalkan pekerjaan tanpa upah dan tanpa
membayar iuran;

b. Masa penangguhan kepesertaan yang menyebabkan berakhirnya keikutsertaan Mitra


Pendiri.
– 29 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(5) Masa Kerja dari Peserta yang berhenti bekerja dan dipekerjakan kembali oleh Pemberi
Kerja yang sama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari harus diperhitungkan tanpa
terputus.

(6) Ketentuan sebagaimana tersebut dalam ayat (5) Pasal ini tidak berlaku apabila Peserta
telah :

a. Menerima pembayaran Manfaat Pensiun;

b. Menerima pembayaran pengembalian himpunan iuran ditambah bunga yang layak;


atau

c. Mengalihkan hak atas Pensiun Ditunda ke Dana Pensiun Pemberi Kerja lain atau
ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan,

kecuali jika hak yang telah dibayarkan atau telah dialihkan tersebut dikembalikan ke Dana
Pensiun dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak dibayarkan atau dialihkan.

Pasal 38
Perhitungan Pengakuan Masa Kerja

(1) Pengakuan Masa Kerja pada Pemberi Kerja baru adalah sebesar hasil perbandingan
antara Hak Peserta yang dialihkan dari Pemberi Kerja lama dengan Nilai Sekarang
Manfaat Pensiun menurut rumus Manfaat Pensiun pada Pemberi Kerja baru untuk Masa
Kerja yang sama pada saat pengalihan.

(2) Dalam hal Masa Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih pendek dari Masa
Kerja yang sesungguhnya pada Pemberi Kerja lama, maka pengakuan Masa Kerja yang
lebih panjang dari Masa Kerja sesuai Hak Peserta yang dialihkan dapat dilakukan hanya
bila Pemberi Kerja baru memenuhi kekurangan dana yang terjadi dan tidak boleh melebihi
Masa Kerja yang sesungguhnya pada Pemberi Kerja lama.

(3) Dalam hal Hak Peserta yang dialihkan lebih besar dari Nilai Sekarang Manfaat Pensiun
menurut rumus Manfaat Pensiun pada Pemberi Kerja baru maka diberikan Masa Kerja
tambahan sehingga kewajiban akibat masa kerja tambahan tersebut sama dengan
kelebihan dana yang tersedia.
– 30 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(4) Pengakuan Masa Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
Pasal ini dapat dilakukan setelah ada :

a. Perjanjian tertulis antara Peserta dan Pemberi Kerja yang baru yang memuat
persetujuan kedua belah pihak mengenai pengalihan kewajiban dan kekayaan yang
berkaitan dengan Masa Kerja pada Pemberi Kerja yang lama; atau

b. Pernyataan tertulis Pemberi Kerja baru mengenai kesediaannya untuk melakukan


pendanaan atas pengakuan Masa Kerja pada Pemberi Kerja yang lama.

BAB XI
IURAN

Pasal 39
Iuran Peserta

(1) Iuran Peserta merupakan bagian dari Iuran Normal yang wajib dibayar oleh Peserta dan
dipungut secara langsung oleh Pemberi Kerja setiap bulan sejak menjadi Peserta sampai
dengan berhenti bekerja atau meninggal dunia.

(2) Iuran Peserta sebesar 7,5% (tujuh setengah persen) dari PhDP.

Pasal 40
Iuran Pemberi Kerja

(1) Iuran yang wajib dibayar oleh Pemberi Kerja terdiri dari :

a. Iuran Normal Pemberi Kerja; dan atau

b. Iuran Tambahan, dalam hal terdapat defisit.

(2) Iuran Normal Pemberi Kerja merupakan selisih antara jumlah Iuran Normal yang
diperlukan berdasarkan perhitungan Aktuaris dengan Iuran Peserta yang ditetapkan
dalam bentuk persentase dari PhDP.

(3) Iuran Tambahan merupakan iuran yang wajib disetor oleh Pemberi Kerja dalam rangka
melunasi defisit pendanaan yang besarnya sesuai dengan perhitungan Aktuaris.
– 31 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

Pasal 41
Tata Cara Pembayaran Iuran

(1) Jatuh tempo pembayaran iuran setiap bulan adalah tanggal 1 (satu) bulan berikutnya.

(2) Pemberi Kerja wajib menyetorkan Iuran Peserta dan Iuran Pemberi Kerja kepada
Dana Pensiun setiap bulan selambat–lambatnya tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya.

(3) Iuran Peserta dan Iuran Pemberi Kerja yang belum disetor setelah melewati 2,5 (dua
setengah) bulan sejak jatuh tempo dinyatakan sebagai :

a. Hutang Pemberi Kerja yang dapat segera ditagih dan dikenakan denda.

b. Piutang Dana Pensiun yang memiliki hak utama dalam pelaksanaan eksekusi putusan
Pengadilan, apabila Pemberi Kerja dilikuidasi.

(4) Biaya yang timbul dalam rangka penyetoran iuran dan atau pembayaran denda menjadi
beban Pemberi Kerja.

Pasal 42
Denda Keterlambatan

(1) Denda keterlambatan penyetoran iuran dihitung dengan menggunakan bunga yang layak
selama masa keterlambatan.

(2) Masa keterlambatan adalah sejak tanggal jatuh tempo sampai dengan diterimanya iuran
oleh Dana Pensiun, yang dihitung berdasarkan satuan hari.

Pasal 43
Kekurangan dan Kelebihan Setoran Iuran

(1) Dalam hal jumlah Iuran Pemberi Kerja berdasarkan Laporan Aktuaris yang baru lebih kecil
daripada jumlah Iuran Pemberi Kerja yang ditetapkan dalam Laporan Aktuaris
sebelumnya, kelebihan Iuran Pemberi Kerja yang terjadi diperhitungkan sebagai Iuran
Pemberi Kerja berikutnya, baik Iuran Normal maupun Iuran Tambahan.
– 32 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(2) Dalam hal jumlah Iuran Pemberi Kerja berdasarkan Laporan Aktuaris yang baru lebih
besar daripada jumlah Iuran Pemberi Kerja yang ditetapkan dalam Laporan Aktuaris
sebelumnya, maka kekurangan iuran yang terjadi harus dilunasi pada tahun buku yang
bersangkutan, setelah tanggal pernyataan Pendiri dalam Laporan Aktuaris yang baru.

(3) Dalam hal kekurangan iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini tidak
dilunasi, maka dikenakan denda sesuai Pasal 42.

BAB XII
KEPENSIUNAN

Pasal 44
Usia Pensiun

(1) Usia Pensiun Normal ditetapkan 56 (lima puluh enam) tahun.

(2) Usia Pensiun Dipercepat ditetapkan sekurang–kurangnya 46 (empat puluh enam) tahun.

(3) Usia wajib pensiun ditetapkan 60 (enam puluh) tahun.

(4) Usia Peserta untuk penetapan Manfaat Pensiun ditentukan atas dasar tanggal kelahiran
yang tercantum pada surat pengangkatan sebagai Pekerja menurut bukti yang sah.

Pasal 45
Larangan Penggunaan
Hak atas Manfaat Pensiun

(1) Hak terhadap setiap Manfaat Pensiun yang dibayarkan oleh Dana Pensiun tidak dapat
digunakan sebagai jaminan pinjaman dan tidak dapat dialihkan maupun disita.

(2) Semua transaksi yang mengakibatkan penyerahan, pembebanan, pengikatan,


pembayaran Manfaat Pensiun sebelum jatuh tempo atau menjaminkan Manfaat Pensiun
yang diperoleh dari Dana Pensiun dinyatakan batal demi hukum.
– 33 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

Pasal 46
Rumus Manfaat Pensiun

(1) Manfaat Pensiun bulanan bagi Pensiunan dihitung berdasarkan rumus :

MP = MK x F x PhDP terakhir

Keterangan :

MP = Manfaat Pensiun
MK = Masa Kerja
F = Faktor penghargaan per tahun Masa Kerja
PhDP = Penghasilan Dasar Pensiun

(2) Faktor penghargaan per tahun masa kerja ditetapkan 2,5% (dua setengah persen).

(3) Manfaat Pensiun per bulan tidak boleh melebihi 80% (delapan puluh persen) dari PhDP
terakhir.

(4) Hasil perhitungan Manfaat Pensiun dibulatkan ke atas dalam ribuan rupiah.

Pasal 47
Manfaat Pensiun Peserta

(1) Manfaat Pensiun Normal, dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46, diberikan kepada Peserta yang berhenti bekerja setelah mencapai usia
56 (lima puluh enam) tahun.

(2) Manfaat Pensiun Dipercepat, sebesar Nilai Sekarang dari Manfaat Pensiun yang dihitung
dengan menggunakan rumus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, diberikan kepada
Peserta yang berhenti bekerja pada usia sekurang–kurangnya 46 (empat puluh enam)
tahun.
– 34 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(3) Besar hak atas Pensiun Ditunda, sebesar Nilai Sekarang dari Manfaat Pensiun yang
dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, diberikan
kepada Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia 46 (empat puluh enam)
tahun dengan Masa Kerja sekurang–kurangnya 3 (tiga) tahun dan tidak mengalihkan
Pensiun Ditunda ke Dana Pensiun lain.

(4) Manfaat Pensiun Cacat, dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46, diberikan kepada Peserta yang berhenti bekerja karena dinyatakan cacat
oleh dokter yang ditunjuk Pemberi Kerja.

Pasal 48
Pembayaran Manfaat Pensiun Bagi Pensiunan

(1) Pembayaran Manfaat Pensiun Normal dilakukan terhitung mulai tanggal 1 (satu) bulan
berikutnya setelah Peserta mencapai usia Pensiun Normal dan berakhir 6 (enam) bulan
setelah Pensiunan meninggal dunia.

(2) Pembayaran Manfaat Pensiun Dipercepat dilakukan terhitung mulai tanggal 1 (satu) bulan
berikutnya setelah Peserta berhenti bekerja dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
sebelum dicapainya usia Pensiun Normal dan berakhir 6 (enam) bulan setelah Pensiunan
meninggal dunia.

(3) Pembayaran Manfaat Pensiun Cacat dilakukan terhitung mulai tanggal 1 (satu) bulan
berikutnya setelah Peserta berhenti bekerja karena cacat dan berakhir 6 (enam) bulan
setelah Pensiunan meninggal dunia.

(4) Pembayaran hak atas Pensiun Ditunda dilakukan terhitung mulai tanggal 1 (satu) bulan
berikutnya setelah Mantan Pekerja mencapai usia Pensiun Normal atau atas permintaan
yang bersangkutan dibayarkan pada tanggal 1 (satu) bulan berikutnya setelah mencapai
usia 46 (empat puluh enam) tahun dan berakhir 6 (enam) bulan setelah Pensiunan
meninggal dunia.

(5) Pembayaran Manfaat Pensiun bagi Pensiunan bulan ke–1 (pertama) sampai dengan
bulan ke–6 (enam) setelah Pensiunan meninggal dunia dibayarkan kepada Janda/Duda
dan dalam hal tidak ada Janda/Duda dibayarkan kepada Anak yang berhak atas Manfaat
Pensiun Anak.
– 35 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(6) Pembayaran Manfaat Pensiun dilaksanakan setelah Peserta memberikan data yang
diperlukan secara lengkap ke Dana Pensiun melalui Pemberi Kerja.

(7) Pembayaran Manfaat Pensiun bagi Pensiunan berakhir pada akhir bulan saat Pensiunan
meninggal dunia, apabila tidak ada Janda/Duda/Anak yang berhak.

Pasal 49
Hak Atas Pensiun Ditunda

(1) Berdasarkan pilihan Peserta, hak atas Pensiun Ditunda dapat :

a. Tetap dibayarkan oleh Dana Pensiun;

b. Dialihkan ke Dana Pensiun Pemberi Kerja lain; atau

c. Dialihkan ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan.

(2) Pengalihan Hak atas Pensiun Ditunda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b dan
huruf c berlaku sepanjang Mantan Pekerja masih hidup dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
setelah berhenti bekerja.

(3) Dalam hal Mantan Pekerja memilih Hak atas Pensiun Ditunda dialihkan ke Dana Pensiun
Pemberi Kerja lain atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan, besarnya hak atas dana yang
dialihkan adalah Nilai Sekarang dari seluruh pembayaran hak atas Pensiun Ditunda pada
saat pengalihan yang sekurang – kurangnya sama dengan akumulasi Iuran Peserta
beserta hasil pengembangan yang dihitung berdasarkan bunga yang layak.

Pasal 50
Manfaat Pensiun Janda/Duda

(1) Manfaat Pensiun Janda/Duda dari Mantan Pekerja yang meninggal dunia sebelum
menerima pembayaran Manfaat Pensiun adalah sebesar 80% (delapan puluh persen) dari
Nilai Sekarang Manfaat Pensiun yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 dengan ketentuan Masa Kerja dihitung sampai pada saat
Mantan Pekerja berhenti bekerja.
– 36 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(2) Manfaat Pensiun Janda/Duda dari Peserta yang meninggal dunia sebelum mencapai Usia
Pensiun Normal adalah sebesar 80% (delapan puluh persen) dari Nilai Sekarang Manfaat
Pensiun yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 dengan ketentuan Masa Kerja dihitung sampai dengan Usia Pensiun Normal.

(3) Manfaat Pensiun Janda/Duda dari Peserta yang meninggal dunia setelah mencapai
Usia Pensiun Normal sebelum menerima pembayaran Manfaat Pensiun adalah sebesar
80% (delapan puluh persen) dari Manfaat Pensiun yang dihitung dengan menggunakan
rumus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dengan ketentuan Masa Kerja dihitung
sampai dengan Peserta meninggal dunia.

(4) Manfaat Pensiun Janda/Duda dari Pensiunan yang meninggal dunia adalah sebesar
80% (delapan puluh persen) dari besar Manfaat Pensiun yang diterima Pensiunan setiap
bulannya.

Pasal 51
Pembayaran Manfaat Pensiun Janda/Duda

(1) Pembayaran Manfaat Pensiun Janda/Duda dari Peserta yang meninggal dunia dilakukan
terhitung mulai bulan berikutnya setelah Peserta meninggal dunia.

(2) Pembayaran Manfaat Pensiun Janda/Duda dari Pensiunan yang meninggal dunia
dilakukan terhitung mulai bulan ke–7 (tujuh) setelah Pensiunan meninggal dunia.

(3) Pembayaran Manfaat Pensiun bagi Janda/Duda berakhir pada akhir bulan setelah :

a. Janda/Duda meninggal dunia; atau

b. Janda/Duda menikah.

(4) Pembayaran Manfaat Pensiun Janda/Duda dilaksanakan setelah :

a. Janda/Duda dari Peserta memberikan data yang diperlukan secara lengkap ke Dana
Pensiun melalui Pemberi Kerja;
– 37 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

b. Janda/Duda dari Mantan Pekerja/Pensiunan memberikan data yang diperlukan secara


lengkap ke Dana Pensiun.

Pasal 52
Manfaat Pensiun Anak

(1) Manfaat Pensiun Anak dari Mantan Pekerja yang meninggal dunia sebelum menerima
pembayaran Manfaat Pensiun dan tidak ada Janda/Duda adalah sebesar 80% (delapan
puluh persen) dari Nilai Sekarang Manfaat Pensiun yang dihitung dengan menggunakan
rumus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dengan ketentuan Masa Kerja dihitung
sampai pada saat Mantan Pekerja berhenti bekerja.

(2) Manfaat Pensiun Anak dari Peserta yang meninggal dunia sebelum mencapai Usia
Pensiun Normal dan tidak ada Janda/Duda adalah sebesar 80% (delapan puluh persen)
dari Nilai Sekarang Manfaat Pensiun yang dihitung dengan menggunakan rumus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dengan ketentuan Masa Kerja dihitung sampai
dengan Usia Pensiun Normal.

(3) Manfaat Pensiun Anak dari Peserta yang meninggal dunia setelah mencapai Usia Pensiun
Normal sebelum menerima pembayaran Manfaat Pensiun dan tidak ada Janda/Duda
adalah sebesar 80% (delapan puluh persen) dari Manfaat Pensiun yang dihitung dengan
menggunakan rumus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dengan ketentuan Masa
Kerja dihitung sampai dengan Peserta meninggal dunia.

(4) Manfaat Pensiun Anak dari Pensiunan yang meninggal dunia dan tidak ada Janda/Duda
adalah sebesar 80% (delapan puluh persen) dari besar Manfaat Pensiun yang diterima
Pensiunan setiap bulannya.

(5) Manfaat Pensiun Anak dari Janda/Duda yang meninggal dunia atau menikah adalah
sebesar Manfaat Pensiun Janda/Duda.

Pasal 53
Pembayaran Manfaat Pensiun Anak

(1) Pembayaran Manfaat Pensiun Anak dilakukan terhitung mulai tanggal 1 (satu) bulan
berikutnya setelah :
– 38 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

a. Peserta/Mantan Pekerja meninggal dunia dan tidak mempunyai Janda/Duda; atau

b. Janda/Duda meninggal dunia atau menikah.

(2) Pembayaran Manfaat Pensiun bagi Anak dari Pensiunan yang meninggal dunia dan tidak
mempunyai Janda/Duda dilakukan terhitung mulai bulan ke–7 (tujuh) setelah Pensiunan
meninggal dunia.

(3) Pembayaran Manfaat Pensiun Anak berakhir pada akhir bulan setelah Anak :

a. Meninggal dunia;

b. Mencapai usia 21 (dua puluh satu) tahun jika tidak bersekolah / kuliah;

c. Mencapai usia 25 (dua puluh lima) tahun apabila masih bersekolah / kuliah atau cacat;
atau

d. Menikah.

(4) Pembayaran Manfaat Pensiun Anak dilaksanakan setelah :

a. Anak dari Peserta memberikan data yang diperlukan secara lengkap ke Dana Pensiun
melalui Pemberi Kerja;

b. Anak dari Mantan Pekerja/Pensiunan/Janda/Duda memberikan data yang diperlukan


secara lengkap ke Dana Pensiun.

Pasal 54
Tata Cara Penetapan dan Penggantian Pihak yang Ditunjuk

(1) Peserta yang tidak mempunyai Istri/Suami dan Anak yang sah dapat menetapkan Pihak
yang Ditunjuk untuk menerima dana yang merupakan hak Peserta apabila Peserta
meninggal dunia.

(2) Penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini harus dilakukan oleh Peserta
secara tertulis dan didaftarkan ke Dana Pensiun melalui Pemberi Kerja sebelum Peserta
meninggal dunia atau berhenti bekerja.
– 39 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(3) Penetapan Pihak yang Ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini batal
demi hukum apabila Peserta menikah dan didaftarkan ke Dana Pensiun melalui Pemberi
Kerja sebelum meninggal dunia atau berhenti bekerja.

(4) Peserta dapat mengubah penetapan Pihak yang Ditunjuk sebagai penerima dana yang
merupakan hak Peserta setiap saat dan harus dilaporkan ke Dana Pensiun melalui
Pemberi Kerja selambat–lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak perubahan penunjukan.

Pasal 55
Pembayaran Dana yang merupakan Hak Peserta
kepada Pihak yang Ditunjuk

(1) Pembayaran dana yang merupakan hak Peserta kepada Pihak yang Ditunjuk dilakukan
secara sekaligus.

(2) Dana yang dibayarkan kepada Pihak yang Ditunjuk adalah sebesar Nilai Sekarang dari
seluruh Manfaat Pensiun Peserta yang dihitung pada saat Peserta meninggal dunia, yang
sekurang–kurangnya sama dengan himpunan Iuran Peserta beserta hasil pengembangan
yang dihitung berdasarkan bunga yang layak pada masa kepesertaan.

(3) Pembayaran dana yang merupakan hak Peserta dilakukan setelah Dana Pensiun
menerima data yang diperlukan secara lengkap.

Pasal 56
Kartu Pensiun

(1) Dana Pensiun menerbitkan Kartu Pensiun sebagai identitas Penerima Manfaat Pensiun
dan berlaku seumur hidup atau sampai dengan hak pensiun berakhir.

(2) Penggantian Kartu Pensiun dilakukan dalam hal :

a. Kartu Pensiun hilang atau rusak;

b. Istri / Suami dari Pensiunan meninggal dunia atau bercerai.


– 40 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

Pasal 57
Tempat Pembayaran Manfaat Pensiun

Pembayaran Manfaat Pensiun dilakukan di tempat yang ditetapkan oleh Dana Pensiun atas
pilihan Penerima Manfaat Pensiun.

Pasal 58
Tambahan Manfaat Pensiun

(1) Besar Manfaat Pensiun Normal, Manfaat Pensiun Dipercepat dan Pensiun Ditunda, serta
Manfaat Pensiun Cacat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 diberikan tambahan
sebesar Rp.200.000,– (dua ratus ribu Rupiah).

(2) Bagi Janda/Duda atau Anak dari Peserta yang meninggal dunia, maka besar Manfaat
Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 dan Pasal 52 diberikan tambahan
sebesar Rp.200.000,– (dua ratus ribu Rupiah).

Pasal 59
Kenaikan Manfaat Pensiun

(1) Bagi Penerima Manfaat Pensiun yang menerima Manfaat Pensiun kurang dari
Rp.2.000.000,– (dua juta Rupiah) dan masih memiliki hak atas Manfaat Pensiun
per 30 April 2010, diberikan kenaikan Manfaat Pensiun sebagai berikut :

a. Bagi penerima Manfaat Pensiun Normal yang menerima Manfaat Pensiun lebih kecil
atau sama dengan Rp.300.000,– (tiga ratus ribu Rupiah), diberikan kenaikan sebesar
Rp.200.000,– (dua ratus ribu Rupiah).

b. Bagi penerima Manfaat Pensiun Normal yang menerima Manfaat Pensiun


Rp.301.000,– (tiga ratus satu ribu Rupiah) sampai dengan Rp.400.000,– (empat ratus
ribu Rupiah) diberikan kenaikan sebesar Rp.150.000,– (seratus lima puluh ribu
Rupiah) dengan minimal Manfaat Pensiun setelah kenaikan menjadi Rp.500.000,–
(lima ratus ribu Rupiah).
– 41 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

c. Bagi penerima Manfaat Pensiun Normal yang menerima Manfaat Pensiun


Rp.401.000,– (empat ratus satu ribu Rupiah) sampai dengan Rp.500.000,– (lima ratus
ribu Rupiah) diberikan kenaikan sebesar Rp.100.000,– (seratus ribu Rupiah) dengan
minimal Manfaat Pensiun setelah kenaikan menjadi Rp.550.000,– (lima ratus lima
puluh ribu Rupiah).

d. Bagi penerima Manfaat Pensiun Normal yang menerima Manfaat Pensiun


Rp.501.000,– (lima ratus satu ribu Rupiah) sampai dengan Rp.600.000,– (enam ratus
ribu Rupiah) diberikan kenaikan sebesar Rp.75.000,– (tujuh puluh lima ribu Rupiah)
dengan minimal Manfaat Pensiun setelah kenaikan menjadi Rp.600.000,– (enam ratus
ribu Rupiah).

e. Bagi penerima Manfaat Pensiun Normal yang menerima Manfaat Pensiun


Rp.601.000,– (enam ratus satu ribu Rupiah) sampai dengan Rp.700.000,– (tujuh ratus
ribu Rupiah) diberikan kenaikan sebesar Rp.50.000,– (lima puluh ribu Rupiah) dengan
minimal Manfaat Pensiun setelah kenaikan menjadi Rp.675.000,– (enam ratus tujuh
puluh lima ribu Rupiah).

f. Bagi penerima Manfaat Pensiun Normal yang menerima Manfaat Pensiun


Rp.701.000,– (tujuh ratus satu ribu Rupiah) sampai dengan kurang dari
Rp.2.000.000,– (dua juta Rupiah) diberikan kenaikan maksimal sebesar Rp.50.000,–
(lima puluh ribu Rupiah) dengan maksimal Manfaat Pensiun setelah kenaikan menjadi
Rp.2.000.000,– (dua juta Rupiah).

g. Bagi penerima Manfaat Pensiun Janda/Duda/Anak dari Pensiun Normal dan Peserta
meninggal dunia diberikan kenaikan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari
kenaikan penerima Manfaat Pensiun Normal sesuai huruf a sampai dengan huruf f.

h. Bagi penerima Manfaat Pensiun Dipercepat/Ditunda diberikan kenaikan sebesar 50%


(lima puluh persen) dari kenaikan penerima Manfaat Pensiun Normal sesuai huruf a
sampai dengan huruf f.

i. Bagi penerima Manfaat Pensiun Janda/Duda/Anak dari Pensiun Dipercepat/Ditunda


diberikan kenaikan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari kenaikan penerima
Manfaat Pensiun Dipercepat/Ditunda sesuai huruf h.

(2) Kenaikan Manfaat Pensiun sesuai dengan ayat (1) tersebut di atas berlaku terhitung mulai
tanggal 1 Nopember 2010.
– 42 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

BAB XIII
MANFAAT LAIN

Pasal 60

Kepada Penerima Manfaat Pensiun diberikan Manfaat Lain sebesar Rp.500.000,– (lima ratus
ribu Rupiah) dibayarkan setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Pasal 61
Pengembalian Iuran

(1) Peserta yang berhenti bekerja dengan masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun
karena alasan kelebihan tenaga kerja, mengundurkan diri secara baik–baik atau alasan
kesehatan bukan karena cacat berhak menerima kembali Iuran Peserta dan Iuran Normal
Pemberi Kerja beserta hasil pengembangan yang dihitung berdasarkan bunga yang layak.

(2) Peserta yang berhenti bekerja dengan masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun diluar
alasan tersebut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hanya berhak menerima kembali
himpunan Iuran Peserta beserta hasil pengembangan yang dihitung berdasarkan bunga
yang layak.

Pasal 62
Sisa Dana yang merupakan Hak Peserta

(1) Dalam hal tidak ada lagi Pihak yang Berhak menerima Manfaat Pensiun dan ternyata
jumlah keseluruhan himpunan Iuran Peserta beserta hasil pengembangan yang dihitung
berdasarkan bunga yang layak pada masa kepesertaan sampai dengan saat dimulainya
pembayaran Manfaat Pensiun lebih besar dari jumlah seluruh Manfaat Pensiun yang telah
dibayarkan, maka selisihnya wajib dibayarkan kepada ahli waris dari Peserta secara
sekaligus.
– 43 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

(2) Pembayaran selisih sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dilakukan setelah
Dana Pensiun menerima data yang diperlukan secara lengkap.

Pasal 63
Manfaat Pensiun secara Sekaligus

(1) Dalam hal Manfaat Pensiun bulanan yang sudah dan akan dibayarkan sama dengan
Manfaat Pensiun yang dapat dibayarkan secara sekaligus sesuai ketentuan Menteri, maka
Manfaat Pensiun dapat dibayarkan sekaligus berdasarkan permintaan Penerima Manfaat
Pensiun.

(2) Besar Manfaat Pensiun secara Sekaligus adalah Nilai Sekarang dari seluruh Manfaat
Pensiun yang belum dibayarkan.

BAB XIV
PAJAK

Pasal 64
Pajak atas Manfaat

Pajak penghasilan atas pembayaran Manfaat Pensiun dan Manfaat Lain menjadi beban Dana
Pensiun.

BAB XV
NILAI SEKARANG

Pasal 65
Perhitungan Nilai Sekarang

Nilai Sekarang sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini berdasarkan perhitungan aktuaria
terakhir.
– 44 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

BAB XVI
PEMUTAKHIRAN DATA DAN
PEMBAYARAN KEMBALI MANFAAT PENSIUN

Pasal 66
Attestatie de Vita

(1) Dalam rangka pemutakhiran data, setiap tahun Dana Pensiun mengirim formulir Attestatie
de Vita yaitu surat keterangan masih hidup kepada Penerima Manfaat Pensiun.

(2) Setiap Penerima Manfaat Pensiun wajib mengisi dan mengembalikan Attestatie de Vita
ke Dana Pensiun sampai batas waktu yang sudah ditentukan.

(3) Dalam hal Penerima Manfaat Pensiun tidak mengembalikan Attestatie de Vita
sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini, maka pembayaran Manfaat Pensiun
ditangguhkan.

(4) Manfaat Pensiun yang telah ditangguhkan dapat dibayarkan kembali setelah Dana
Pensiun menerima Attestatie de Vita atau bukti–bukti lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.

BAB XVII
BIAYA DANA PENSIUN

Pasal 67

(1) Biaya – biaya yang dibebankan pada Dana Pensiun meliputi biaya pengelolaan investasi,
biaya operasional, bonus / jasa produksi / tantiem dan atau santunan purna jabatan /
Penghargaan Atas Pengabdian bagi Pengurus, Pekerja Dana Pensiun, dan Dewan
Pengawas serta biaya pembubaran Dana Pensiun.

(2) Biaya pengelolaan investasi terdiri dari :


– 45 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

a. Biaya Penerima Titipan;


b. Biaya Fund Manager;
c. Biaya Bank;
d. Biaya Jasa Appraisal Investasi;
e. Biaya Konsultan Penilaian Fund Manager;
f. Biaya Pengelolaan Gedung Oil Centre;
g. Biaya on–line data service bursa efek.

(3) Biaya operasional terdiri dari :

a. Honor Dewan Pengawas serta Sekretaris Dewan Pengawas;


b. Penghasilan untuk Pengurus;
c. Biaya Pekerja;
d. Biaya pendidikan/pelatihan;
e. Biaya renovasi, pemeliharaan dan administrasi kantor;
f. Biaya pengiriman Manfaat Pensiun;
g. Biaya listrik, air, telepon, fax, internet;
h. Biaya rapat/pertemuan/tim;
i. Biaya barang cetakan dan fotokopi;
j. Biaya buku/majalah/koran dan dokumentasi;
k. Biaya pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan barang inventaris;
l. Biaya operasi kendaraan jabatan/dinas;
m. Biaya perjalanan dinas;
n. Biaya penyusutan inventaris dan bangunan;
o. Biaya Konsultan;
– 46 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

p. Biaya Pengadilan;
q. Biaya Teknologi Informasi;
r. Biaya representasi;
s. Biaya asuransi aset;
t. Biaya kontrak pekerjaan;
u. Iuran Asosiasi Dana Pensiun;
v. Pajak;
w. Biaya administrasi umum, administrasi bank;
x. Biaya sosialisasi dan pertemuan;
y. Biaya Persatuan Wanita Patra.

BAB XVIII
TAHUN BUKU

Pasal 68

Tahun Buku Dana Pensiun dimulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal
31 Desember.

BAB XIX
PERUBAHAN PERATURAN

Pasal 69

(1) Perubahan Peraturan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Pendiri dan berlaku
sejak tanggal pengesahan Menteri.

(2) Perubahan Peraturan yang mengakibatkan perubahan besar Manfaat Pensiun, tidak boleh
mengurangi hak Peserta sampai saat pengesahan.

(3) Tata cara perubahan Peraturan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Menteri.
– 47 –

Surat Keputusan
Nomor : Kpts–44/C00000/2010–S0
Tanggal : 16 September 2010

BAB XX
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN

Pasal 70
Syarat Pembubaran

Dana Pensiun ini dapat dibubarkan :

a. Berdasarkan permintaan Pendiri kepada Menteri;

b. Menurut pendapat Menteri, Dana Pensiun tidak dapat memenuhi kewajiban kepada
Peserta / Penerima Manfaat Pensiun atau Pihak yang Berhak atau dalam hal terhentinya
iuran dinilai dapat membahayakan keuangan Dana Pensiun;

c. Pendiri bubar.

Pasal 71
Penyelesaian Pembubaran

(1) Dalam pembagian kekayaan Dana Pensiun yang dibubarkan, hak Peserta dan hak
Penerima Manfaat Pensiun atau ahliwarisnya merupakan hak utama setelah kewajiban
kepada Negara dipenuhi.

(2) Pembagian kekayaan Dana Pensiun yang dibubarkan dengan urutan sebagai berikut :

a. Peserta, Penerima Manfaat Pensiun, dan Pihak lainnya yang berhak atas Manfaat
Pensiun;

b. Pekerja Dana Pensiun;

c. Pihak–pihak selain yang disebut pada butir a dan b ayat ini.

(3) Pengembalian kekayaan Dana Pensiun kepada Pemberi Kerja dilarang.

(4) Dalam hal Dana Pensiun dibubarkan maka tata cara pembubaran dan penyelesaiannya
sesuai dengan ketentuan perundang–undangan yang berlaku di bidang dana pensiun.

Anda mungkin juga menyukai