Anda di halaman 1dari 68

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia i

ii Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia iii
PERATURAN DEWAN GUBERNUR
NOMOR 22/11/PDG/2020
TENTANG
PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BANK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan, Bank Indonesia
memberikan jaminan hari tua kepada pegawai
demi kesinambungan penghasilan pada hari
tua sehingga menimbulkan rasa aman bagi
pegawai dan keluarganya yang pada gilirannya
dapat menunjang kegairahan kerja, loyalitas
kepada Bank Indonesia, dan menciptakan
semangat kerja yang terus meningkat;
b. bahwa guna menjaga serta mempertahankan
daya beli pensiunan diperlukan peningkatan
manfaat pensiun dengan memperhatikan
tingkat inflasi, keseimbangan antara nilai lebih
Bank Indonesia bagi pegawai dan pensiunan
Bank Indonesia, sustainabilitas dana pensiun
Bank Indonesia, dan kemampuan pendiri;
c. bahwa peningkatan manfaat pensiun juga
dilakukan dengan memperhatikan perencanaan
keuangan jangka menengah untuk mencapai
sustainabilitas keuangan dana pensiun Bank
Indonesia;
d. bahwa untuk mewujudkan pengelolaan dana
pensiun yang efektif dan efisien, diperlukan
peningkatan tata kelola yang menyeluruh bagi
dana pensiun Bank Indonesia;

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 1


e. bahwa Peraturan Dewan Gubernur Nomor
21/5/PDG/2019 tentang Peraturan Dana
Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia
perlu disempurnakan untuk mengatur kenaikan
manfaat pensiun sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai dana
pensiun dan peningkatan tata kelola dalam
pengelolaan dana pensiun Bank Indonesia;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a sampai dengan
huruf e, perlu menetapkan Peraturan Dewan
Gubernur tentang Peraturan Dana Pensiun dari
Dana Pensiun Bank Indonesia;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang
Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3843) sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4962);
3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5253);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992
tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1992 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3507);

2 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DEWAN GUBERNUR TENTANG
PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA
PENSIUN BANK INDONESIA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Dewan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan
menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.
2. Program Pensiun Manfaat Pasti adalah program pensiun
dengan manfaat yang sudah ditetapkan dalam peraturan
dana pensiun Bank Indonesia.
3. Dana Pensiun Bank Indonesia yang selanjutnya disebut
DAPENBI adalah Dana Pensiun Bank Indonesia yang
melaksanakan Program Pensiun Manfaat Pasti.
4. Peraturan Dana Pensiun DAPENBI yang selanjutnya
disebut Peraturan DAPENBI adalah peraturan yang
ditetapkan oleh pendiri, yang berisi ketentuan yang
menjadi dasar penyelenggaraan Program Pensiun Manfaat
Pasti di Bank Indonesia sebagaimana dituangkan dalam
Peraturan Dewan Gubernur ini.
5. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Bank Indonesia.
6. Pendiri adalah Bank Indonesia.
7. Anggota Dewan Gubernur adalah Gubernur, Deputi Gubernur
Senior, dan Deputi Gubernur yang diangkat berdasarkan
Undang-Undang tentang Bank Indonesia.
8. Pengurus adalah orang perseorangan yang ditunjuk oleh
Pendiri untuk menjalankan tugas kepengurusan DAPENBI.
9. Dewan Pengawas adalah orang perseorangan yang ditunjuk
oleh Pendiri untuk menjalankan tugas pengawasan terhadap
DAPENBI.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 3


10. Penerima Titipan adalah bank umum yang menyelenggarakan
jasa penitipan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang tentang Perbankan.
11. Pegawai adalah pegawai Pendiri yang diangkat untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan.
12. Mantan Pegawai adalah Pegawai yang telah berhenti
bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal, memiliki
masa kerja paling singkat 3 (tiga) tahun, belum menerima
pembayaran manfaat pensiun, dan tidak mengalihkan
haknya kepada Dana Pensiun lain.
13. Pensiunan adalah Pegawai yang telah berhenti bekerja atau
pensiun dan telah menerima pembayaran manfaat pensiun
sesuai dengan Peraturan DAPENBI.
14. Peserta adalah Pegawai, Mantan Pegawai, dan Pensiunan
yang telah memenuhi syarat kepesertaan sesuai dengan
Peraturan DAPENBI dan telah terdaftar pada DAPENBI.
15. Janda atau Duda adalah istri atau suami yang sah, dari
Peserta yang meninggal dunia dan telah terdaftar pada
DAPENBI sebelum Pegawai berhenti bekerja, pensiun, atau
meninggal dunia.
16. Anak adalah semua anak yang sah dari Peserta, yang telah
terdaftar pada DAPENBI sebelum Pegawai berhenti bekerja,
pensiun, atau meninggal dunia.
17. Pihak yang Ditunjuk adalah seseorang yang ditunjuk oleh
Pegawai yang menjadi Peserta untuk menerima manfaat
pensiun dalam hal Pegawai yang bersangkutan tidak
menikah, tidak mempunyai Anak, dan telah terdaftar pada
DAPENBI sebelum Pegawai yang bersangkutan berhenti
bekerja atau meninggal dunia.
18. Pihak yang Berhak adalah Janda atau Duda, Anak, atau
Pihak yang Ditunjuk.
19. Usia Pensiun Normal adalah usia tertentu bagi Pegawai
setelah memenuhi persyaratan Peraturan DAPENBI untuk
mendapatkan manfaat pensiun normal.
20. Batas Usia Maksimum Pensiun adalah suatu batas usia wajib
pensiun bagi Pegawai tertentu yang masih bekerja pada
Pendiri setelah Usia Pensiun Normal.

4 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


21. Masa Kerja Efektif adalah suatu jangka waktu tertentu
yang dihitung sejak tanggal pendaftaran Pegawai menjadi
Peserta sampai dengan tanggal penetapan berhenti bekerja.
22. Masa Kerja adalah Masa Kerja Efektif, masa kerja yang
dibawa dari Dana Pensiun lain, dan/atau masa bakti veteran
yang disetujui Pendiri, yang menjadi dasar perhitungan
manfaat pensiun.
23. Manfaat Pensiun adalah sejumlah uang yang dibayarkan
secara berkala atau sekaligus kepada Pensiunan atau Pihak
yang Berhak.
24. Manfaat Pensiun Normal adalah Manfaat Pensiun bagi
Peserta, yang mulai dibayarkan pada saat Pegawai yang
menjadi Peserta pensiun setelah mencapai Usia Pensiun
Normal atau sesudahnya.
25. Manfaat Pensiun Dipercepat adalah Manfaat Pensiun bagi
Peserta yang dibayarkan apabila Pegawai yang menjadi
Peserta pensiun pada usia tertentu sebelum Usia Pensiun
Normal.
26. Manfaat Pensiun Cacat adalah Manfaat Pensiun bagi
Pegawai yang menjadi Peserta yang dibayarkan apabila
Pegawai yang bersangkutan mengalami cacat.
27. Pensiun Ditunda adalah hak atas Manfaat Pensiun bagi
Pegawai yang menjadi Peserta yang berhenti bekerja
sebelum mencapai Usia Pensiun Normal, yang ditunda
pembayarannya sampai pada saat Pegawai yang
bersangkutan telah mencapai usia pensiun dipercepat
sampai dengan Usia Pensiun Normal.
28. Penghasilan Dasar Pensiun adalah penghasilan yang menjadi
dasar perhitungan iuran normal dan Manfaat Pensiun
dengan skema manfaat pasti.
29. Nilai Sekarang adalah nilai sekarang sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai iuran,
manfaat pensiun, dan manfaat lain yang diselenggarakan
oleh dana pensiun.
30. Cacat adalah cacat fisik, cacat mental, dan/atau cacat
karena penyakit kronis yang bersifat total dan tetap yang

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 5


menyebabkan Pegawai yang menjadi Peserta tidak mampu
melakukan pekerjaan yang memberikan penghasilan yang
layak diperoleh, sesuai dengan pendidikan, keahlian,
keterampilan, dan pengalamannya, yang dinyatakan oleh
dokter yang ditunjuk atau disetujui oleh Pendiri.
31. Registrasi Ulang adalah kegiatan pendaftaran ulang yang
dilaksanakan secara berkala bagi Pensiunan dan Pihak yang
Berhak yang menerima Manfaat Pensiun.
32. Penangguhan Pembayaran Manfaat Pensiun adalah Manfaat
Pensiun yang untuk sementara tidak dibayarkan kepada
Pensiunan atau Pihak yang Berhak karena tidak atau belum
melakukan Registrasi Ulang.
33. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK
adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang tentang Otoritas Jasa Keuangan.

BAB II
DANA PENSIUN BANK INDONESIA

Bagian Kesatu
Nama dan Tempat Kedudukan

Pasal 2
(1) Pendiri mendirikan Dana Pensiun dengan nama Dana Pensiun
Bank Indonesia.
(2) DAPENBI berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta.
(3) DAPENBI dapat mendirikan cabang atau perwakilan di
tempat lain.
(4) Pendirian cabang atau perwakilan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) harus mendapatkan persetujuan Pendiri,
dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai dana pensiun.

6 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


Bagian Kedua
Tanggal Pendirian dan Jangka Waktu

Pasal 3
(1) DAPENBI didirikan pada tanggal 14 Juli 1993 yaitu pada
saat Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor
26/01/KEP/DIR tanggal 15 April 1993 tentang Peraturan
Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia memperoleh
pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia
berdasarkan Keputusan Nomor KEP-137/KM.17/1993
tanggal 14 Juli 1993 tentang Pengesahan Peraturan Dana
Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia.
(2) DAPENBI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari
Yayasan Dana Pensiun dan Tunjangan Hari Tua Bank
Indonesia, yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 19
tanggal 8 Maret 1972 yang dibuat di hadapan Abdul Latief,
Notaris di Jakarta.
(3) DAPENBI didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Bagian Ketiga
Asas dan Dasar

Pasal 4
DAPENBI berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Bagian Keempat
Maksud dan Tujuan

Pasal 5
(1) Maksud pendirian DAPENBI yaitu untuk mengelola dan
menjalankan Program Pensiun Manfaat Pasti dengan
mengembangkan dana untuk menjamin pembayaran Manfaat
Pensiun.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 7


(2) Tujuan pendirian DAPENBI yaitu untuk:
a. meningkatkan kesejahteraan Peserta; dan
b. memelihara kesinambungan penghasilan pada hari
tua.

Bagian Kelima
Kekayaan DAPENBI

Pasal 6
(1) Kekayaan awal DAPENBI berasal dari kekayaan Yayasan
Dana Pensiun dan Tunjangan Hari Tua Bank Indonesia
sepanjang menyangkut program pensiun.
(2) Kekayaan DAPENBI dihimpun dari:
a. iuran Pendiri;
b. iuran Pegawai yang menjadi Peserta;
c. hasil investasi; dan
d. pengalihan dari Dana Pensiun lain.
(3) Kekayaan DAPENBI terpisah dari kekayaan Pendiri.
(4) Kekayaan DAPENBI harus dikelola dengan baik dan aman
agar diperoleh hasil optimal dengan mengembangkan
kekayaan DAPENBI sesuai dengan arahan investasi yang
ditetapkan oleh Pendiri dan tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai dana
pensiun.
(5) Kekayaan DAPENBI tidak dapat dipinjamkan atau diagunkan
sebagai jaminan atas suatu pinjaman.

BAB III
PENDIRI

Pasal 7
Anggota Dewan Gubernur mewakili Pendiri.

8 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


Bagian Kesatu
Kewajiban Pendiri

Pasal 8
Kewajiban Pendiri terdiri atas:
a. membayar iuran yang menjadi bebannya;
b. memungut iuran Pegawai yang menjadi Peserta;
c. menyetor seluruh iuran sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b kepada DAPENBI setiap bulan, paling
lambat tanggal 15 bulan berikutnya;
d. membayar bunga atas hutang iuran sebagaimana dimaksud
dalam huruf c yang belum disetor setelah melewati 2,5
(dua koma lima) bulan sejak tanggal jatuh tempo;
e. membayar denda dan menyetorkan ke kantor kas negara
atas keterlambatan Pengurus menyampaikan laporan berkala
kepada OJK serta menyampaikan tembusan bukti setoran
denda tersebut sesuai dengan ketentuan;
f. menyampaikan laporan tertulis kepada OJK, atas:
1. perubahan Pengurus;
2. perubahan anggota Dewan Pengawas; dan
3. perubahan arahan investasi;
g. memberikan data Pegawai dan Pihak yang Berhak yang
berkaitan dengan kepesertaan Pegawai kepada DAPENBI;
dan
h. mendengarkan dan memperhatikan saran Pegawai untuk
penetapan Peraturan DAPENBI dan perubahannya.

Bagian Kedua
Kewenangan Pendiri

Pasal 9
Kewenangan Pendiri terdiri atas:
a. menetapkan dan memberlakukan Peraturan DAPENBI beserta
perubahannya;
b. menunjuk dan memberhentikan Pengurus;

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 9


c. menunjuk dan memberhentikan anggota Dewan Pengawas;
d. menetapkan pedoman tata kelola DAPENBI yang disusun
oleh Pengurus;
e. menunjuk dan mengubah penunjukan Penerima Titipan;
f. menetapkan dan mengubah arahan investasi;
g. mengesahkan laporan keuangan dan laporan investasi yang
telah diaudit oleh akuntan publik;
h. mengesahkan program kerja dan rencana anggaran
pendapatan dan pengeluaran tahunan;
i. menyetujui pengalihan pengelolaan investasi DAPENBI
kepada lembaga keuangan yang memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai dana pensiun,
bersama dengan Dewan Pengawas; dan
j. menetapkan gaji dan penghasilan lainnya bagi Pengurus
dan anggota Dewan Pengawas.

Bagian Ketiga
Tanggung Jawab Pendiri

Pasal 10
(1) Pendiri bertanggung jawab atas kecukupan dana untuk
memenuhi kewajiban membayar Manfaat Pensiun.
(2) Dalam hal DAPENBI dibubarkan, Pendiri tetap bertanggung
jawab atas iuran yang terhutang sampai pada saat
DAPENBI dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pendanaan dan solvabilitas
dana pensiun.

Bagian Keempat
Rapat Pendiri

Pasal 11
(1) Penyelenggaraan rapat Pendiri dilakukan:
a. paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun; dan
b. sewaktu-waktu berdasarkan permintaan lebih dari
½ (setengah) jumlah Anggota Dewan Gubernur.

10 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


(2) Pemanggilan untuk rapat Pendiri dilakukan oleh ketua
Dewan Pengawas dengan surat resmi paling lambat 1 (satu)
hari kerja sebelum rapat dilaksanakan dengan menyebutkan
hari, tanggal, waktu, tempat rapat, dan keterangan singkat
tentang hal yang akan dibahas.
(3) Rapat Pendiri dipimpin oleh:
a. Gubernur; atau
b. Deputi Gubernur Senior atau Anggota Dewan Gubernur
lainnya yang ditunjuk oleh Gubernur, apabila Gubernur
berhalangan hadir.
(4) Rapat Pendiri sah apabila dihadiri oleh lebih dari
½ (setengah) jumlah Anggota Dewan Gubernur.
(5) Kehadiran Anggota Dewan Gubernur dalam rapat Pendiri
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat memanfaatkan
teknologi komunikasi jarak jauh.
(6) Kehadiran Anggota Dewan Gubernur dalam rapat Pendiri
tidak dapat dikuasakan atau diwakilkan kepada Anggota
Dewan Gubernur lain atau pihak lain.

Pasal 12
(1) Keputusan rapat Pendiri dianggap sah apabila disetujui oleh
lebih dari ½ (setengah) jumlah Anggota Dewan Gubernur
yang hadir.
(2) Dalam hal jumlah suara yang setuju dari Anggota Dewan
Gubernur yang hadir dalam rapat Pendiri sama dengan
yang tidak setuju, pemimpin rapat berwenang menetapkan
keputusan akhir.
(3) Hasil rapat harus dibuat dalam risalah rapat yang
ditandatangani oleh Anggota Dewan Gubernur yang hadir.

Pasal 13
(1) Dalam hal rapat Pendiri tidak dapat dilaksanakan,
pengambilan keputusan dianggap sah tanpa melalui rapat
apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
a. semua Anggota Dewan Gubernur telah diberitahukan
secara tertulis mengenai hal yang akan diputus; dan

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 11


b. lebih dari ½ (setengah) jumlah Anggota Dewan Gubernur
menyetujui hal yang akan diputus tersebut secara
tertulis.
(2) Keputusan Pendiri tanpa melalui rapat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memiliki kekuatan hukum yang sama dengan
keputusan yang diambil melalui rapat Pendiri.

BAB IV
PENGURUS

Bagian Kesatu
Keanggotaan Pengurus

Pasal 14
(1) Pengurus ditunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada
Pendiri untuk mengelola DAPENBI dengan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
(2) Pengurus ditunjuk dan diberhentikan oleh Pendiri yang
ditetapkan dengan surat keputusan.
(3) Persyaratan yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. kejujuran;
b. integritas; dan
c. persyaratan lain yang ditetapkan dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai dana
pensiun.
(4) Setiap Pengurus harus membuat pernyataan secara tertulis
tentang kesediaannya untuk:
a. ditunjuk sebagai Pengurus; dan
b. tidak merangkap jabatan sebagai:
1. Dewan Pengawas;
2. pengurus Dana Pensiun lain;
3. dewan pengawas Dana Pensiun lain; dan/atau
4. komisaris, direksi, atau jabatan eksekutif, pada
perusahaan atau badan hukum lain.

12 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


(5) Pengurus paling sedikit berjumlah 2 (dua) orang yang terdiri
atas 1 (satu) orang direktur utama dan 1 (satu) orang atau
lebih direktur.
(6) Mayoritas Pengurus dilarang saling memiliki hubungan
keluarga baik vertikal maupun horizontal termasuk mertua,
menantu, dan ipar sampai derajat kedua dengan sesama
Pengurus dan/atau Dewan Pengawas.

Bagian Kedua
Masa Jabatan Pengurus

Pasal 15
(1) Pengurus ditunjuk untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan
dapat ditunjuk kembali.
(2) Masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
ditetapkan kurang dari 5 (lima) tahun berdasarkan keputusan
Pendiri.
(3) Jabatan Pengurus berakhir apabila:
a. masa jabatan berakhir;
b. meninggal dunia;
c. mengundurkan diri;
d. diberhentikan oleh Pendiri;
e. dijatuhi hukuman pidana sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
penilaian kembali bagi pihak utama lembaga jasa
keuangan nonbank; atau
f. DAPENBI bubar.

Pasal 16
(1) Pendiri dapat memberhentikan Pengurus sebelum masa
jabatannya berakhir.
(2) Pengurus dapat mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis kepada Pendiri paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pengunduran diri.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 13


Pasal 17
(1) Dalam hal terdapat kekosongan jabatan Pengurus
karena alasan apapun, Pendiri harus menunjuk Pengurus
yang baru paling lama 3 (tiga) bulan sejak terjadinya
kekosongan jabatan.
(2) Sebelum terdapat Pengurus baru yang ditunjuk oleh
Pendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengurus
yang masih menjabat melaksanakan tugas dan wewenang
jabatan Pengurus yang kosong.
(3) Pengurus yang baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyelesaikan masa jabatan Pengurus yang digantikan.

Bagian Ketiga
Kewajiban Pengurus

Pasal 18
Kewajiban Pengurus terdiri atas:
a. mengelola DAPENBI dengan mengutamakan kepentingan
Peserta dan Pihak yang Berhak;
b. menyusun pedoman tata kelola DAPENBI dan menyampaikan
kepada Pendiri untuk ditetapkan;
c. menginvestasikan kekayaan DAPENBI sesuai dengan arahan
investasi yang ditetapkan Pendiri dengan sebaik-baiknya
guna memperoleh hasil yang optimal;
d. memelihara buku, catatan, dan dokumen yang diperlukan
untuk pengelolaan DAPENBI;
e. bertindak teliti, terampil, bijaksana, dan cermat dalam
melaksanakan tanggung jawabnya dalam mengelola DAPENBI;
f. merahasiakan data dan informasi pribadi Peserta dan
Pihak yang Berhak;
g. menyampaikan laporan kepada OJK sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai dana pensiun;
h. menyampaikan laporan kepada Pendiri;
i. menyerahkan laporan keuangan, laporan investasi, dan
memperlihatkan dokumen pendukungnya serta memberikan

14 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


penjelasan yang diperlukan kepada akuntan publik yang
ditunjuk;
j. menagih secara tertulis kepada Pendiri dan melaporkan
kepada OJK dalam hal Pendiri belum menyetor iuran
kepada DAPENBI selama 3 (tiga) bulan berturut-turut
sejak jatuh tempo;
k. mengumumkan Peraturan DAPENBI dan perubahannya
yang telah disahkan oleh OJK dengan menempatkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia;
l. menerbitkan surat keputusan mengenai hak atas Manfaat
Pensiun sesuai dengan Peraturan DAPENBI;
m. menyusun rencana investasi tahunan yang merupakan
penjabaran arahan investasi yang paling sedikit memuat:
1. rencana komposisi jenis investasi;
2. perkiraan tingkat hasil investasi untuk masing-masing
jenis investasi; dan
3. pertimbangan yang mendasari rencana komposisi jenis
investasi;
n. menyampaikan rencana investasi tahunan sebagaimana
dimaksud dalam huruf m paling lambat 2 (dua) bulan
sebelum dimulainya tahun buku untuk mendapat persetujuan
Dewan Pengawas;
o. menyusun tata cara bagi Peserta untuk menyampaikan
pendapat dan saran mengenai perkembangan portofolio
investasi dan hasilnya kepada Pendiri dan Dewan
Pengawas; dan
p. melakukan pembahasan secara berkala dengan Dewan
Pengawas mengenai pendapat dan/atau saran dari Peserta
atas perkembangan portofolio investasi dan hasilnya.

Bagian Keempat
Kewenangan dan Hak Pengurus

Pasal 19
(1) Kewenangan Pengurus terdiri atas:
a. mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga untuk
pelaksanaan Peraturan DAPENBI, pengelolaan

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 15


administrasi DAPENBI, pengelolaan investasi, dan
menjamin keamanan kekayaan DAPENBI;
b. melakukan tindakan hukum baik sendiri maupun
bersama-sama untuk dan atas nama DAPENBI serta
mewakili DAPENBI di dalam dan di luar pengadilan;
c. mengambil keputusan mengenai penyusunan organisasi
dan pengangkatan, pemberhentian, penetapan gaji
dan penghasilan lainnya bagi pegawai DAPENBI, serta
keputusan lain yang menjadi kewenangan Pengurus;
dan
d. meminta kepada Pendiri, Peserta, dan Pihak yang Berhak
mengenai data yang berkaitan dengan kepesertaan
pada DAPENBI.
(2) Pengurus berhak memperoleh gaji, fasilitas, dan penghasilan
lainnya yang besarnya ditetapkan oleh Pendiri dan
dibebankan sebagai biaya DAPENBI.

Bagian Kelima
Tanggung Jawab Pengurus

Pasal 20
(1) Dalam melakukan tugasnya, Pengurus bertanggung jawab
kepada Pendiri.
(2) Tanggung jawab Pengurus terdiri atas:
a. melaksanakan Peraturan DAPENBI;
b. mengelola DAPENBI sesuai dengan Peraturan DAPENBI
dan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
dana pensiun; dan
c. baik sendiri maupun bersama-sama, bertanggung jawab
secara pribadi atas segala kerugian yang timbul pada
kekayaan DAPENBI akibat tindakan Pengurus yang
melanggar atau melalaikan tugas dan/atau kewajibannya
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan DAPENBI dan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
dana pensiun, dan mengembalikan kepada DAPENBI

16 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


segala kenikmatan yang diperoleh atas atau dari
kekayaan DAPENBI secara melawan hukum.

Bagian Keenam
Rapat Pengurus

Pasal 21
(1) Pengurus mengadakan rapat paling sedikit 1 (satu) kali
dalam sebulan dan sewaktu-waktu berdasarkan permintaan
lebih dari ½ (setengah) jumlah Pengurus.
(2) Rapat Pengurus dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari
½ (setengah) jumlah Pengurus.
(3) Keputusan rapat Pengurus dianggap sah apabila disetujui
oleh lebih dari ½ (setengah) jumlah Pengurus yang hadir.
(4) Dalam hal jumlah suara yang setuju dari Pengurus yang
hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sama dengan
yang tidak setuju, pemimpin rapat berwenang menetapkan
keputusan akhir.
(5) Hasil rapat Pengurus harus dibuat dalam risalah rapat yang
ditandatangani oleh pemimpin rapat dan 1 (satu) orang
Pengurus lain yang ditunjuk oleh pemimpin rapat.
(6) Dalam hal terdapat perbedaan pendapat dalam pengambilan
keputusan rapat Pengurus maka perbedaan pendapat
tersebut dicantumkan dalam risalah rapat sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) disertai alasan perbedaan pendapat.

Pasal 22
(1) Dalam hal rapat Pengurus tidak dapat dilaksanakan,
pengambilan keputusan dianggap sah tanpa melalui rapat
Pengurus apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
a. semua anggota Pengurus telah diberitahukan secara
tertulis mengenai hal yang akan diputus; dan
b. lebih dari ½ (setengah) jumlah Pengurus menyetujui hal
yang akan diputus tersebut secara tertulis.
(2) Keputusan Pengurus tanpa melalui rapat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memiliki kekuatan hukum yang

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 17


sama seperti keputusan yang diambil melalui rapat
Pengurus.

BAB V
DEWAN PENGAWAS

Bagian Kesatu
Keanggotaan Dewan Pengawas

Pasal 23
(1) Dewan Pengawas ditunjuk oleh Pendiri dengan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
(2) Persyaratan yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. kejujuran;
b. integritas; dan
c. persyaratan lain yang ditetapkan dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai dana pensiun.
(3) Setiap anggota Dewan Pengawas harus membuat pernyataan
secara tertulis tentang kesediaannya untuk ditunjuk sebagai
Dewan Pengawas.
(4) Anggota Dewan Pengawas ditunjuk dan diberhentikan oleh
Pendiri yang ditetapkan dengan surat keputusan.
(5) Mayoritas Dewan Pengawas dilarang saling memiliki hubungan
keluarga sampai derajat kedua baik vertikal maupun
horizontal termasuk mertua, menantu, dan ipar dengan
sesama Dewan Pengawas dan/atau Pengurus.

Pasal 24
(1) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling sedikit 4 (empat)
orang, yang terdiri atas:
a. satu orang ketua Dewan Pengawas merangkap anggota;
dan
b. tiga orang atau lebih sebagai anggota Dewan Pengawas.

18 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


(2) Keanggotaan Dewan Pengawas berasal dari wakil Pendiri
dan wakil Peserta dengan perbandingan jumlah yang sama.
(3) Ketua Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dijabat oleh salah satu wakil Pendiri yang ditunjuk
oleh Pendiri.
(4) Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Peserta
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu Pegawai dan
Pensiunan, yang masing-masing diajukan oleh wakil Pegawai
dan wakil Pensiunan.
(5) Anggota Dewan Gubernur tidak dapat ditunjuk sebagai
Dewan Pengawas.
(6) Anggota Dewan Pengawas yang berasal dari wakil Pendiri
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berasal dari Pegawai.
(7) Anggota Dewan Pengawas dilarang merangkap jabatan
sebagai Pengurus, dewan pengawas pada Dana Pensiun
lain, atau pengurus pada Dana Pensiun lain.

Pasal 25
Mantan Pengurus yang akan menjadi Dewan Pengawas wakil
Peserta, harus menjalani masa tunggu dengan jangka waktu
paling singkat 6 (enam) bulan atau sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai dana pensiun.

Bagian Kedua
Masa Jabatan Dewan Pengawas

Pasal 26
(1) Anggota Dewan Pengawas ditunjuk untuk masa jabatan
5 (lima) tahun dan dapat ditunjuk kembali.
(2) Masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat ditetapkan kurang dari 5 (lima) tahun berdasarkan
keputusan Pendiri.
(3) Jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas berakhir apabila:
a. masa jabatan berakhir;
b. meninggal dunia;

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 19


c. mengundurkan diri;
d. diberhentikan oleh Pendiri;
e. dijatuhi hukuman pidana sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
penilaian kembali bagi pihak utama lembaga jasa
keuangan nonbank;
f. berhenti bekerja bukan karena pensiun; atau
g. status badan hukum DAPENBI berakhir.

Pasal 27
(1) Pendiri dapat memberhentikan anggota Dewan Pengawas
sebelum masa jabatannya berakhir.
(2) Anggota Dewan Pengawas dapat mengundurkan diri dari
jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada
Pendiri, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum
pengunduran diri.

Pasal 28
(1) Dalam hal terdapat kekosongan jabatan Dewan Pengawas
karena alasan apapun, Pendiri harus menunjuk anggota
Dewan Pengawas yang baru paling lambat 3 (tiga) bulan
sejak terjadinya kekosongan jabatan.
(2) Anggota Dewan Pengawas yang baru sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menyelesaikan masa jabatan anggota Dewan
Pengawas yang digantikan.

Bagian Ketiga
Kewajiban Dewan Pengawas

Pasal 29
Kewajiban Dewan Pengawas terdiri atas:
a. melakukan pengawasan atas pengelolaan DAPENBI oleh
Pengurus agar Peraturan DAPENBI, terutama maksud dan
tujuan DAPENBI, dilaksanakan dengan baik;
b. menyampaikan laporan tahunan secara tertulis atas hasil
pengawasan kepada Pendiri paling lambat 2 (dua) bulan
sejak laporan keuangan dan laporan investasi yang telah

20 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


diaudit oleh akuntan publik diterima dari Pengurus dan
mengumumkan salinannya kepada Peserta;
c. melakukan pembahasan secara berkala dengan Pengurus
mengenai pendapat dan/atau saran dari Peserta atas
perkembangan portofolio investasi dan hasilnya;
d. melaksanakan evaluasi tahunan dan menyusun hasil evaluasi
secara tertulis atas penerapan pedoman tata kelola
DAPENBI;
e. menyampaikan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud
dalam huruf d kepada Pendiri paling lambat 6 (enam) bulan
setelah akhir tahun yang dievaluasi;
f. mengevaluasi kinerja investasi DAPENBI paling sedikit
2 (dua) kali untuk 1 (satu) tahun buku; dan
g. menyampaikan laporan kepada OJK sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
dana pensiun.

Bagian Keempat
Kewenangan dan Hak Dewan Pengawas

Pasal 30
(1) Kewenangan Dewan Pengawas terdiri atas:
a. menunjuk akuntan publik dari akuntan publik yang
diajukan oleh:
1. komite audit; atau
2. Dewan Pengawas yang melaksanakan fungsi
komite;
b. menunjuk aktuaris dari aktuaris yang diajukan oleh
Pengurus;
c. sewaktu-waktu memasuki gedung kantor dan halaman
yang digunakan oleh DAPENBI dan memeriksa segala
sesuatu yang dikuasai oleh atau atas nama DAPENBI
berupa buku, bukti, surat, kas, atau hal lainnya, baik
sendiri maupun bersama-sama;

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 21


d. menunjuk pihak lain untuk membantu pelaksanaan
tugas pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
huruf c;
e. meminta keterangan terkait dengan DAPENBI kepada
Pengurus;
f. menyetujui rencana investasi tahunan yang
disampaikan oleh Pengurus;
g. menyetujui pemilihan dasar penilaian atas investasi
penempatan langsung saham berdasarkan metode
ekuitas atas nilai yang ditetapkan oleh penilai
independen;
h. dapat mengusulkan kepada Pendiri untuk mengenakan
sanksi kepada Pengurus apabila hasil evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf f
menunjukkan bahwa alasan Pengurus dalam
menjelaskan ketidaksesuaian kinerja investasi DAPENBI
dengan arahan investasi dan rencana investasi
tahunan tidak dapat diterima;
i. mengusulkan kepada Pendiri untuk memberhentikan
Pengurus apabila Pengurus melakukan tindakan yang
bertentangan dengan tujuan DAPENBI atau melalaikan
kewajiban dan tanggung jawabnya; dan
j. menyetujui rencana bisnis yang disusun oleh Pengurus.
(2) Hak Dewan Pengawas terdiri atas:
a. menerima honorarium dan penghasilan lainnya yang
besarnya ditetapkan oleh Pendiri dan dibebankan
sebagai biaya DAPENBI; dan
b. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Pendiri
mengenai hal yang memerlukan persetujuan dan/atau
pengesahan Pendiri.

22 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


Bagian Kelima
Tanggung Jawab Dewan Pengawas

Pasal 31
Dalam melakukan pengawasan atas pengelolaan DAPENBI,
Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Pendiri.

Bagian Keenam
Rapat Dewan Pengawas

Pasal 32
(1) Dewan Pengawas mengadakan rapat paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 3 (tiga) bulan dan sewaktu-waktu berdasarkan
permintaan lebih dari ½ (setengah) jumlah anggota Dewan
Pengawas.
(2) Dewan Pengawas mengadakan rapat yang dihadiri oleh
Pengurus paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
(3) Panggilan untuk rapat Dewan Pengawas harus dilakukan
oleh ketua Dewan Pengawas dengan surat resmi paling
lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum rapat dilaksanakan
dengan menyebutkan hari, tanggal, waktu, tempat rapat,
dan keterangan singkat tentang hal yang akan dibahas.
(4) Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh:
a. ketua Dewan Pengawas; atau
b. salah seorang anggota Dewan Pengawas yang ditunjuk
oleh ketua Dewan Pengawas apabila ketua Dewan
Pengawas berhalangan hadir.
(5) Rapat Dewan Pengawas sah apabila dihadiri oleh lebih
dari ½ (setengah) jumlah anggota Dewan Pengawas.
(6) Kehadiran anggota Dewan Pengawas dalam rapat Dewan
Pengawas dalam periode 1 (satu) tahun harus memenuhi
jumlah kehadiran yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang dana pensiun.
(7) Kehadiran anggota Dewan Pengawas dalam rapat Dewan
Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi jarak
jauh.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 23


(8) Kehadiran anggota Dewan Pengawas dalam rapat Dewan
Pengawas tidak dapat dikuasakan atau diwakilkan kepada
anggota Dewan Pengawas lain atau pihak lain.

Pasal 33
(1) Keputusan rapat Dewan Pengawas dianggap sah apabila
disetujui oleh lebih dari ½ (setengah) jumlah anggota
Dewan Pengawas yang hadir.
(2) Dalam hal jumlah suara yang setuju dari anggota Dewan
Pengawas yang hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sama dengan yang tidak setuju, pemimpin rapat berwenang
menetapkan keputusan akhir.
(3) Hasil rapat harus dibuat dalam risalah rapat yang
ditandatangani oleh pemimpin rapat dan 1 (satu) orang
anggota Dewan Pengawas lain yang ditunjuk oleh
pemimpin rapat.
(4) Dalam hal terdapat perbedaan pendapat dalam
pengambilan keputusan rapat Dewan Pengawas maka
perbedaan pendapat tersebut dicantumkan dalam risalah
rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai
alasan perbedaan pendapat.

Pasal 34
(1) Dalam hal rapat Dewan Pengawas tidak dapat dilaksanakan,
pengambilan keputusan dianggap sah tanpa melalui rapat
apabila memenuhi syarat:
a. semua anggota Dewan Pengawas telah diberitahukan
secara tertulis mengenai hal yang akan diputus; dan
b. lebih dari ½ (setengah) jumlah anggota Dewan Pengawas
menyetujui hal yang akan diputus tersebut secara
tertulis.
(2) Keputusan Dewan Pengawas tanpa melalui rapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki kekuatan
hukum yang sama dengan keputusan yang diambil melalui
rapat Dewan Pengawas.

24 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


Bagian Ketujuh
Komite Pendukung Pelaksana Tugas
Dewan Pengawas

Pasal 35
(1) Dalam mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya, Dewan Pengawas membentuk komite
pemantau risiko.
(2) Selain membentuk komite pemantau risiko sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Dewan Pengawas dapat membentuk
komite audit serta komite nominasi dan remunerasi.

Pasal 36
(1) Komite pemantau risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal
35 ayat (1) bertugas untuk membantu Dewan Pengawas
dalam memantau pelaksanaan manajemen risiko yang
disusun oleh Pengurus.
(2) Komite pemantau risiko sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling sedikit terdiri atas:
a. satu orang Dewan Pengawas yang mewakili Peserta;
dan
b. satu orang pihak lain yang tidak memiliki:
1. hubungan keuangan, kepengurusan, dan/atau
hubungan keluarga dengan Dewan Pengawas,
Pengurus, dan/atau Pendiri; atau
2. hubungan lain yang dapat memengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
(3) Anggota komite pemantau risiko dari pihak lain
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b harus
memiliki pengalaman di bidang pemantauan risiko.

Pasal 37
(1) Susunan, tugas, dan tanggung jawab komite audit serta
komite nominasi dan remunerasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (2) mengacu pada ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai dana pensiun.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 25


(2) Dalam hal komite audit serta komite nominasi dan remunerasi
tidak dibentuk, Dewan Pengawas melaksanakan tugas
komite audit serta tugas komite nominasi dan remunerasi
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai dana pensiun.

BAB VI
LAPORAN

Bagian Kesatu
Laporan Pendiri

Pasal 38
Pendiri menyampaikan laporan tertulis kepada OJK, atas:
a. perubahan Pengurus, paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja sebelum berlakunya perubahan;
b. perubahan anggota Dewan Pengawas, paling lambat
30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggal perubahan; dan
c. perubahan arahan investasi, paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sejak tanggal ditetapkannya perubahan.

Bagian Kedua
Laporan Pengurus

Paragraf 1
Laporan Pengurus kepada Pendiri

Pasal 39
(1) Pengurus wajib menyampaikan laporan tahunan kepada
Pendiri mengenai kepengurusan dan laporan keuangan
untuk setiap tahun buku yang bersangkutan paling lambat
1 (satu) bulan setelah berakhirnya tahun buku.
(2) Pengurus wajib menyampaikan laporan keuangan dan
laporan investasi yang telah diaudit oleh akuntan publik
kepada Pendiri melalui Dewan Pengawas, paling lambat

26 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


7 (tujuh) hari kerja setelah laporan diterima dari akuntan
publik, untuk memperoleh pengesahan.
(3) Pengesahan atas laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) memberikan pelunasan dan pembebasan (acquit
et de charge) sepenuhnya kepada Pengurus dari
tanggung jawab atas segala tindakan atau perbuatan
hukum dalam tahun buku yang lalu, tanpa mengurangi
tanggung jawab Pengurus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 ayat (2).

Paragraf 2
Laporan Pengurus kepada Dewan Pengawas

Pasal 40
Pengurus harus menyampaikan laporan perkembangan
portofolio investasi dan hasilnya kepada Dewan Pengawas
paling sedikit 6 (enam) bulan sekali.

Paragraf 3
Laporan Pengurus kepada OJK

Pasal 41
Laporan Pengurus kepada OJK terdiri atas:
a. laporan keuangan;
b. laporan investasi;
c. laporan teknis;
d. laporan aktuaris;
e. laporan perubahan penunjukan Penerima Titipan;
f. laporan rencana bisnis; dan
g. laporan lainnya,
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai dana pensiun.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 27


Paragraf 4
Informasi kepada Peserta

Pasal 42
Pengurus wajib menyampaikan informasi kepada Peserta
mengenai:
a. laporan aset neto, laporan perubahan aset neto, catatan
atas laporan keuangan, neraca dan perhitungan hasil
usaha, menurut bentuk, susunan, dan waktu yang ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai dana pensiun;
b. hal yang timbul terkait kepesertaannya dalam bentuk dan
waktu yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai dana pensiun;
c. setiap perubahan Peraturan DAPENBI dan/atau ketentuan
lain yang perlu diketahui;
d. perkembangan portofolio investasi dan hasilnya, paling
singkat 6 (enam) bulan sekali;
e. ringkasan dari laporan investasi tahunan dan hasil
pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan
paling lambat 1 (satu) bulan setelah disampaikan kepada
OJK; dan
f. ringkasan hasil evaluasi Dewan Pengawas atas kinerja
investasi.

BAB VII
PROGRAM KERJA

Pasal 43
(1) Pengurus harus membuat program kerja dan rencana
anggaran pendapatan dan pengeluaran tahunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 huruf h.
(2) Program kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
pengeluaran tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus telah diajukan oleh Pengurus kepada Pendiri paling
lambat 2 (dua) bulan sebelum dimulainya tahun buku
berikutnya untuk mendapatkan persetujuan Pendiri.

28 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


(3) Program kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
pengeluaran tahunan yang disampaikan oleh Pengurus
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disahkan oleh Pendiri
paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum dimulainya tahun
buku berikutnya.
(4) Dalam hal program kerja dan rencana anggaran pendapatan
dan pengeluaran tahunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) belum memperoleh persetujuan dari Pendiri
sampai dengan 15 (lima belas) hari sebelum dimulainya
tahun buku berikutnya, Pengurus menggunakan anggaran
pengeluaran untuk:
a. manfaat pensiun;
b. biaya investasi;
c. biaya operasional, yang terdiri atas:
1. gaji atau honorarium pegawai DAPENBI, Pengurus,
dan Dewan Pengawas;
2. biaya kantor;
3. biaya pemeliharaan;
4. biaya jasa pihak ketiga, yang meliputi:
a) biaya bank;
b) biaya akuntan publik;
c) biaya aktuaris;
d) biaya notaris;
e) biaya penilai independen;
f) biaya pengacara;
g) biaya pengamanan;
h) biaya sewa; dan
i) biaya langganan media massa dan informasi;
5. biaya operasional lain, yang meliputi:
a) biaya kendaraan dinas;
b) biaya bahan bakar;
c) biaya pengangkutan;
d) biaya premi asuransi;
e) biaya kesehatan pegawai DAPENBI;
f) biaya perjalanan dinas;

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 29


g) biaya keanggotaan organisasi Dana Pensiun;
h) biaya yang ditetapkan oleh pengadilan;
i) biaya sanksi administrasi bagi Dana Pensiun;
j) pungutan oleh OJK; dan
k) pajak,
dengan nilai sesuai anggaran tahun sebelumnya, sampai
dengan Pendiri menyetujui program kerja dan rencana
anggaran pendapatan dan pengeluaran tahunan yang
diajukan.

BAB VIII
PENERIMA TITIPAN

Pasal 44
(1) Penerima Titipan kekayaan DAPENBI ditetapkan oleh Pendiri
dengan surat penunjukan.
(2) Dalam pengelolaan titipan kekayaan DAPENBI sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pengurus membuat perjanjian
dengan Penerima Titipan.
(3) Isi perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai dana pensiun yang paling sedikit memuat:
a. tugas, wewenang, dan tanggung jawab Penerima
Titipan;
b. biaya penitipan dibebankan kepada DAPENBI; dan
c. pernyataan Penerima Titipan untuk memberikan informasi
dan menyediakan buku, catatan, dan dokumen terkait
dengan kekayaan DAPENBI yang dititipkan untuk
pemeriksaan oleh OJK, akuntan publik yang ditunjuk oleh
OJK, Dewan Pengawas, atau auditor yang ditunjuk oleh
Dewan Pengawas.
(4) Pengurus harus melaporkan kepada OJK atas:
a. perubahan Penerima Titipan yang ditunjuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan/atau

30 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


b. perubahan perjanjian penitipan kekayaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2),
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya
perubahan.

BAB IX
TAHUN BUKU DAN BIAYA

Bagian Kesatu
Tahun Buku

Pasal 45
Tahun buku DAPENBI dimulai pada tanggal 1 Januari dan ditutup
pada tanggal 31 Desember tahun berjalan.

Bagian Kedua
Biaya DAPENBI

Pasal 46
(1) Segala biaya atau pengeluaran yang berkaitan dengan
penyelenggaraan serta pengelolaan administrasi dan
kekayaan DAPENBI menjadi beban DAPENBI.
(2) Biaya yang dibebankan kepada DAPENBI sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. biaya investasi yang terdiri atas:
1. biaya transaksi yang meliputi:
a) biaya pengalihan investasi; dan
b) biaya pengelolaan investasi;
2. biaya pemeliharaan tanah dan bangunan;
3. biaya penyusutan bangunan;
4. biaya manajer investasi;
5. biaya investasi lain yang meliputi:
a) biaya penitipan;
b) biaya selisih kurs; dan
c) biaya penghapusan investasi; dan
6. biaya asuransi bangunan;

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 31


b. biaya operasional yang terdiri atas:
1. gaji atau honorarium pegawai DAPENBI, Pengurus,
dan Dewan Pengawas yang meliputi:
a) gaji dan emolumen;
b) honorarium;
c) biaya lembur;
d) tunjangan hari raya;
e) bonus;
f) bantuan biaya perjalanan cuti;
g) biaya penggantian pelepasan hak cuti;
h) biaya penghargaan masa pengabdian;
i) uang pesangon;
j) uang penggantian hak yang seharusnya diterima;
k) uang penghargaan masa kerja;
l) biaya premi asuransi; dan
m) biaya iuran pensiun pegawai DAPENBI;
2. biaya kantor yang meliputi:
a) biaya alat tulis, alat kantor, dan barang cetakan;
b) biaya hubungan telekomunikasi untuk Pengurus
dan pegawai tertentu yang ditetapkan oleh
Pengurus;
c) biaya listrik, air, dan gas;
d) biaya ekspedisi;
e) biaya meterai;
f) biaya rapat dan perjamuan; dan
g) biaya penelitian dan pengembangan;
3. biaya pemeliharaan yang meliputi:
a) biaya pemeliharaan gedung dan inventaris; dan
b) biaya perbaikan gedung dan inventaris;
4. biaya penyusutan yang meliputi:
a) biaya penyusutan bangunan kantor;
b) biaya penyusutan inventaris kantor; dan
c) biaya penyusutan aktiva operasional;

32 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


5. biaya jasa pihak ketiga yang meliputi:
a) biaya bank;
b) biaya akuntan publik;
c) biaya aktuaris;
d) biaya konsultan;
e) biaya notaris;
f) biaya penilai independen;
g) biaya pengacara;
h) biaya pengamanan;
i) biaya sewa; dan
j) biaya langganan media massa dan informasi;
6. biaya operasional lain yang meliputi:
a) biaya kendaraan dinas;
b) biaya bahan bakar;
c) biaya hubungan kemasyarakatan;
d) biaya pengangkutan;
e) biaya perpustakaan;
f) biaya penerimaan pegawai DAPENBI;
g) biaya serah terima jabatan;
h) biaya pendidikan dan pelatihan;
i) biaya premi asuransi;
j) biaya kesehatan pegawai DAPENBI;
k) biaya perjalanan dinas;
l) biaya pembelian pakaian lengkap Pengurus dan
pakaian kerja pegawai dasar DAPENBI;
m) biaya rekreasi Pengurus dan pegawai DAPENBI;
n) biaya kesejahteraan pegawai DAPENBI;
o) biaya representasi Pengurus;
p) biaya keanggotaan organisasi Dana Pensiun;
q) biaya informasi kepada Pegawai, Pensiunan, dan
Pihak yang Berhak;
r) biaya sosialisasi Peserta dan pembinaan
Pensiunan;
s) biaya yang ditetapkan oleh pengadilan;

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 33


t) biaya sanksi administrasi bagi Dana Pensiun;
u) biaya pungutan oleh OJK;
v) biaya pembubaran dan likuidasi Dana Pensiun;
dan
w) uang transportasi; dan
c. pajak yang terdiri atas:
1. pajak penghasilan badan;
2. pajak bumi dan bangunan;
3. pajak penghasilan pribadi;
4. pajak atas selisih kurs;
5. pajak pertambahan nilai; dan
6. pajak atas Manfaat Pensiun.

BAB X
KEPESERTAAN

Bagian Kesatu
Syarat Kepesertaan

Pasal 47
(1) Setiap Pegawai yang telah terdaftar pada DAPENBI
sampai dengan disahkannya Peraturan DAPENBI ini oleh
OJK berhak menjadi Peserta sejak tanggal pengangkatan
menjadi Pegawai.
(2) Kepesertaan pada DAPENBI dimulai sejak Pegawai terdaftar
sebagai Peserta dan berakhir pada saat:
a. meninggal dunia;
b. berhenti bekerja dan telah mengalihkan haknya ke
Dana Pensiun lain; atau
c. berhenti bekerja pada usia pensiun dan mengambil hak
atas Manfaat Pensiunnya secara sekaligus.
(3) Peserta tidak dapat mengundurkan diri atau menuntut hak
dari DAPENBI apabila yang bersangkutan masih memenuhi
syarat kepesertaan sesuai Peraturan DAPENBI dan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai dana pensiun.

34 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


(4) Pegawai yang menghendaki dan memenuhi persyaratan
untuk menjadi Peserta DAPENBI wajib mendaftarkan diri
sebagai Peserta dan menyatakan kesediaan untuk
membayar iuran kepada DAPENBI yang berasal dari
pemotongan gaji Pegawai yang bersangkutan.

Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Peserta dan Pihak yang Berhak

Pasal 48
(1) Pegawai yang memiliki masa kepesertaan pada DAPENBI
paling singkat 3 (tiga) tahun berhak atas Manfaat Pensiun
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan DAPENBI.
(2) Peserta dan Pihak yang Berhak harus memenuhi kewajiban
serta menaati peraturan sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan DAPENBI.
(3) Pegawai yang menjadi Peserta wajib membayar iuran
Peserta setiap bulan.
(4) Peserta dapat menyampaikan pendapat dan saran mengenai
perkembangan portofolio investasi dan hasilnya kepada
Pendiri, Dewan Pengawas, dan/atau Pengurus.

Bagian Ketiga
Tata Cara Pendaftaran Kepesertaan

Pasal 49
(1) Pendiri wajib mendaftarkan Pegawai yang memenuhi syarat
kepesertaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat
(1) dan ayat (4), dengan mengisi formulir yang disediakan
oleh DAPENBI.
(2) Pendiri wajib melaporkan kepada DAPENBI apabila terjadi
penambahan atau pengurangan Pegawai yang menjadi
Peserta, dengan mengisi formulir yang disediakan oleh
DAPENBI.
(3) DAPENBI menerbitkan kartu sebagai tanda kepesertaan
dalam DAPENBI dan menyampaikan kepada Peserta.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 35


(4) Kartu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku
sampai dengan berakhirnya masa kepesertaan dalam
DAPENBI.
(5) Bentuk formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) serta bentuk kartu sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), ditetapkan oleh Pengurus.

Bagian Keempat
Penunjukan dan Penggantian Pihak yang Berhak

Pasal 50
Pegawai yang telah terdaftar pada DAPENBI wajib menyampaikan
daftar susunan keluarga yang dilakukan secara bersamaan
dengan pendaftaran kepesertaan, dengan mengisi formulir
yang disediakan oleh DAPENBI.

Pasal 51
(1) Dalam hal Pegawai telah menikah, susunan keluarga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 terdiri atas istri
atau suami dan Anak.
(2) Dalam hal Pegawai yang menjadi Peserta tidak mempunyai
istri atau suami dan Anak, yang berhak atas Manfaat
Pensiun, Pegawai dapat menunjuk pihak lain sebagai Pihak
yang Ditunjuk untuk menerima Manfaat Pensiun.
(3) Penunjukan Pihak yang Ditunjuk sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dinyatakan batal dan tidak berlaku
apabila Pegawai atau Mantan Pegawai yang bersangkutan
menikah dan/atau mempunyai Anak dan didaftarkan
pada DAPENBI.
(4) Apabila terdapat perubahan Pihak yang Ditunjuk sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), berlaku ketentuan sebagai
berikut:
a. bagi Pegawai harus memberitahukan kepada Pendiri;
dan
b. bagi Mantan Pegawai yang bersangkutan harus
memberitahukan kepada DAPENBI,

36 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya
perubahan.

Pasal 52
(1) Dalam hal istri, suami, atau Anak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 51 ayat (1) atau Pihak yang Ditunjuk
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) yang
telah terdaftar pada DAPENBI meninggal dunia, yang
bersangkutan dihapus dari daftar susunan keluarga
Peserta dan Pihak yang Ditunjuk.
(2) Dalam hal hubungan perkawinan Peserta dengan istri atau
suami yang telah terdaftar pada DAPENBI menjadi putus,
istri atau suami tersebut dihapus dari daftar susunan
keluarga Peserta sebagai Pihak yang Berhak atas Manfaat
Pensiun sejak putusan perceraian telah mempunyai kekuatan
hukum tetap.

Pasal 53
(1) Pegawai yang menjadi Peserta wajib melaporkan kepada
Pendiri setiap terjadi perubahan susunan keluarga, pernikahan,
perceraian, rujuk, kelahiran, kematian, alamat tempat
tinggal, dan/atau perubahan lain yang dianggap perlu,
dengan mengisi formulir yang disediakan oleh DAPENBI.
(2) Pensiunan dan Pihak yang Berhak wajib melakukan Registrasi
Ulang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
DAPENBI.
(3) Pensiunan, Mantan Pegawai, dan Pihak yang Berhak wajib
melaporkan kepada DAPENBI setiap terjadi perubahan
susunan keluarga, pernikahan, perceraian, kematian, alamat
tempat tinggal, dan/atau perubahan lain yang dianggap
perlu, dengan mengisi formulir yang disediakan oleh
DAPENBI.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 37


Pasal 54
(1) DAPENBI wajib mencatat pendaftaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 50 dan segala perubahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53.
(2) Akibat yang timbul karena kelalaian Peserta dan Pihak
yang Berhak, atau apabila terdapat ketidakbenaran dalam
memberikan keterangan yang diperlukan, merupakan
tanggung jawab yang bersangkutan.

Bagian Kelima
Penetapan Tanggal Lahir

Pasal 55
(1) Tanggal lahir atau usia Pegawai yang menjadi Peserta
untuk menetapkan hak atas Manfaat Pensiun, ditentukan
atas dasar tanggal lahir yang disebutkan dalam surat
pengangkatan sebagai Pegawai berdasarkan bukti yang
sah.
(2) Tanggal lahir atau usia Janda atau Duda dan/atau Anak
ditentukan atas dasar tanggal lahir yang terdaftar pada
DAPENBI berdasarkan bukti yang sah.

Bagian Keenam
Usia Pensiun

Pasal 56
(1) Usia Pensiun Normal ditetapkan 56 (lima puluh enam) tahun.
(2) Usia pensiun dipercepat ditetapkan paling singkat
46 (empat puluh enam) tahun sampai dengan sebelum
mencapai 56 (lima puluh enam) tahun.
(3) Dalam hal Pegawai masih tetap bekerja pada Pendiri
setelah mencapai Usia Pensiun Normal maka Batas Usia
Maksimum Pensiun yaitu 62 (enam puluh dua) tahun.

38 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


(4) Pegawai yang dapat mencapai Batas Usia Maksimum
Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur
dalam ketentuan Pendiri mengenai batas usia pensiun.
(5) Usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) dihitung dalam satuan tahun dan bulan dengan
ketentuan kurang dari 1 (satu) bulan dibulatkan menjadi
1 (satu) bulan penuh.

Bagian Ketujuh
Masa Kerja

Pasal 57
Masa Kerja yang digunakan dalam perhitungan Manfaat Pensiun
yaitu:
a. Masa Kerja Efektif;
b. masa kerja pada Dana Pensiun lain yang dananya dipindahkan
kepada DAPENBI; dan
c. masa bakti veteran yang disetujui oleh Pendiri untuk
diperhitungkan sebagai Masa Kerja.

Pasal 58
(1) Masa Kerja Efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57
huruf a bagi:
a. penerima Manfaat Pensiun Cacat; dan
b. Pegawai yang menjadi Peserta meninggal dunia sebelum
Usia Pensiun Normal,
dihitung sampai dengan yang bersangkutan mencapai Usia
Pensiun Normal.
(2) Masa Kerja Efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57
huruf a bagi Mantan Pegawai yang meninggal dunia
dihitung sejak yang bersangkutan menjadi Peserta sampai
dengan berhenti bekerja.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 39


Pasal 59
(1) Dalam hal Pegawai yang menjadi Peserta dan sebelumnya
menjadi peserta pada Dana Pensiun pemberi kerja lain
mengalihkan dananya kepada DAPENBI serta dana yang
dialihkan tersebut melebihi kecukupan dana berdasarkan
Peraturan DAPENBI, masa kerja pada Dana Pensiun lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf b
diperhitungkan lebih lama dari Masa Kerja sebenarnya.
(2) Dalam hal Pegawai yang menjadi Peserta dan sebelumnya
menjadi peserta pada Dana Pensiun pemberi kerja lain
mengalihkan dananya kepada DAPENBI serta dana yang
dialihkan tersebut kurang dari kecukupan dana berdasarkan
Peraturan DAPENBI, masa kerja pada Dana Pensiun lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf b
diperhitungkan sesuai dengan dana yang dialihkan.
(3) Pegawai yang menjadi Peserta dan sebelumnya tidak
menjadi peserta pada Dana Pensiun pemberi kerja lain,
perhitungan Masa Kerja yang bersangkutan dimulai sejak
menjadi Peserta pada DAPENBI.

Pasal 60
(1) Pegawai yang menjadi Peserta yang berhenti bekerja dari
Pendiri dan dipekerjakan kembali oleh Pendiri dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari, masa selama tidak bekerja
tersebut diperhitungkan sebagai Masa Kerja.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
berlaku apabila Pegawai yang bersangkutan telah menerima
pembayaran Manfaat Pensiun atau mengalihkan hak atas
Pensiun Ditunda ke Dana Pensiun lain menurut Peraturan
DAPENBI, kecuali apabila hak yang telah dibayarkan atau
dialihkan tersebut dikembalikan kepada DAPENBI dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari.

40 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


Pasal 61
(1) Masa Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57
ditetapkan paling lama 32 (tiga puluh dua) tahun.
(2) Masa Kerja sebagai dasar untuk menghitung Manfaat
Pensiun ditetapkan dalam satuan tahun dan bulan dengan
ketentuan apabila kurang dari 1 (satu) bulan dibulatkan
menjadi 1 (satu) bulan penuh.

BAB XI
PENGHASILAN DASAR PENSIUN

Pasal 62
(1) Manfaat Pensiun dan iuran normal untuk Program Pensiun
Manfaat Pasti dihitung berdasarkan Penghasilan Dasar
Pensiun.
(2) Penghasilan Dasar Pensiun bulan Desember 2017 sama
dengan gaji pokok Pegawai pada bulan Desember 2017.
(3) Penghasilan Dasar Pensiun sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) naik sejalan dengan kenaikan gaji.
(4) Dalam hal Bank Indonesia memberikan kenaikan gaji atas
dasar:
a. perubahan tingkat kemahalan dan kinerja, untuk segmen
jabatan pimpinan dan segmen jabatan pelaksana; atau
b. perubahan tingkat kemahalan dan masa dinas, untuk
kelompok Pegawai asisten,
kenaikan Penghasilan Dasar Pensiun setiap tahun paling
tinggi sebesar 5% (lima persen) dari gaji pokok tahun
sebelumnya.
(5) Dalam hal kenaikan gaji sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) ditetapkan kurang dari 5% (lima persen) maka
kenaikan Penghasilan Dasar Pensiun berdasarkan ketetapan
dimaksud.
(6) Dalam hal Pegawai menjalani promosi, Penghasilan Dasar
Pensiun naik sebesar persentase kenaikan gaji pokok
karena promosi.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 41


BAB XII
IURAN

Bagian Kesatu
Besar Iuran

Pasal 63
(1) Iuran dibebankan kepada Pendiri dan Pegawai yang
menjadi Peserta.
(2) Iuran Pegawai yang menjadi Peserta ditetapkan sebesar
7% (tujuh persen) dari Penghasilan Dasar Pensiun.
(3) Besarnya iuran Pendiri ditetapkan berdasarkan perhitungan
aktuaria, yang terdiri atas iuran normal dan/atau iuran
tambahan.

Bagian Kedua
Pembayaran Iuran

Pasal 64
(1) Pendiri wajib melaporkan kepada DAPENBI apabila
terdapat perubahan Penghasilan Dasar Pensiun Pegawai
yang menjadi Peserta.
(2) Iuran Pendiri dan iuran Pegawai yang menjadi Peserta
harus dibayarkan dengan angsuran sebanyak 1 (satu) kali
setiap bulan.
(3) Pembayaran iuran dimulai sejak Pegawai terdaftar
sebagai Peserta dan berakhir pada saat Pegawai yang
bersangkutan pensiun, berhenti bekerja, Cacat, atau
meninggal dunia.
(4) Pendiri wajib menyetor seluruh iuran Pendiri dan iuran
Pegawai yang menjadi Peserta kepada DAPENBI paling
lambat setiap tanggal 15 bulan berikutnya.

42 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


Pasal 65
(1) Iuran Pendiri dan iuran Pegawai yang menjadi Peserta
yang belum disetor setelah melewati 2,5 (dua koma lima)
bulan sejak tanggal jatuh tempo, dinyatakan sebagai:
a. hutang Pendiri yang dapat segera ditagih dan tetap
dikenakan bunga; dan
b. piutang DAPENBI yang memiliki hak utama dalam
pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan, apabila
Pendiri dilikuidasi.
(2) Bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
yaitu sebesar bunga tertinggi dari bunga deposito
berjangka 1 (satu) tahun yang berlaku di bank umum milik
pemerintah, yang dihitung sejak hari pertama dari bulan
pembayaran iuran tersebut jatuh tempo dan dibebankan
kepada Pendiri.
(3) Pembayaran bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan secara sekaligus dengan penyetoran iuran
bulan berikutnya.

Pasal 66
(1) Pembayaran iuran dapat ditangguhkan setelah mendapat
persetujuan OJK dengan mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai dana pensiun.
(2) Pendiri bertanggung jawab atas segala iuran yang terhutang
sampai saat sebelum terjadinya penangguhan iuran.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 43


BAB XIII
MANFAAT PENSIUN

Bagian Kesatu
Manfaat Pensiun Pegawai

Pasal 67
Pegawai yang menjadi Peserta berhak atas Manfaat Pensiun
Normal, Manfaat Pensiun Dipercepat, Manfaat Pensiun Cacat,
atau Pensiun Ditunda.

Pasal 68
(1) Pegawai yang menjadi Peserta yang pensiun pada saat
mencapai Usia Pensiun Normal atau setelahnya, berhak
atas Manfaat Pensiun Normal.
(2) Pegawai yang menjadi Peserta yang pensiun pada saat
mencapai usia pensiun dipercepat, berhak memilih:
a. Manfaat Pensiun dibayarkan oleh DAPENBI setelah
mencapai usia pensiun dipercepat;
b. Manfaat Pensiun dibayarkan oleh DAPENBI setelah
mencapai Usia Pensiun Normal;
c. Manfaat Pensiun dialihkan kepada Dana Pensiun pemberi
kerja lain; atau
d. Manfaat Pensiun dialihkan kepada Dana Pensiun lembaga
keuangan.
(3) Pegawai yang menjadi Peserta dan berhenti bekerja karena
mengalami Cacat, berhak atas Manfaat Pensiun Cacat.
(4) Pegawai yang menjadi Peserta dan berhenti bekerja setelah
memiliki masa kepesertaan paling singkat 3 (tiga) tahun
serta belum mencapai usia pensiun dipercepat, berhak
atas Pensiun Ditunda.
(5) Berdasarkan pilihan Pegawai yang bersangkutan, Pensiun
Ditunda sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat:
a. tetap berada di DAPENBI;
b. dialihkan ke Dana Pensiun pemberi kerja lain; atau
c. dialihkan ke Dana Pensiun lembaga keuangan,

44 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


dalam hal Pegawai yang bersangkutan masih hidup dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari setelah yang bersangkutan
berhenti bekerja.
(6) Pensiun Ditunda dapat dibayarkan setelah Pegawai yang
menjadi Peserta mencapai usia pensiun dipercepat atau
setelahnya sesuai pilihan Pegawai yang bersangkutan.
Pasal 69
Dalam hal Mantan Pegawai meninggal dunia sebelum dimulainya
pembayaran Manfaat Pensiun, berlaku ketentuan mengenai
hak yang timbul terkait Dana Pensiun apabila Pegawai
meninggal dunia dengan memperhatikan Masa Kerja Efektif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (2).

Pasal 70
Pegawai yang menjadi Peserta dan berhenti bekerja sebelum
mencapai usia pensiun dipercepat serta memiliki masa kepesertaan
kurang dari 3 (tiga) tahun, berhak atas akumulasi iuran Pegawai
yang bersangkutan ditambah dengan bunga tertinggi dari
bunga deposito berjangka 1 (satu) tahun yang berlaku setiap
bulannya pada bank umum milik pemerintah selama periode
kepesertaannya.
Bagian Kedua
Manfaat Pensiun bagi Janda atau Duda, Anak, dan Pihak
yang Ditunjuk

Pasal 71
(1) Dalam hal Peserta meninggal dunia, Manfaat Pensiun
dibayarkan kepada Janda atau Duda.
(2) Dalam hal Peserta meninggal dunia dan tidak mempunyai
Janda atau Duda, atau Janda atau Duda meninggal dunia
atau menikah kembali, Manfaat Pensiun dibayarkan kepada
Anak sampai dengan Anak mencapai usia paling tinggi
25 (dua puluh lima) tahun.
(3) Dalam hal Pegawai yang menjadi Peserta atau Mantan
Pegawai meninggal dunia dan tidak mempunyai Janda

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 45


atau Duda dan/atau Anak, hak Pegawai atau Mantan
Pegawai yang bersangkutan atas Manfaat Pensiun
dibayarkan secara sekaligus kepada Pihak yang Ditunjuk
yang terdaftar terakhir pada DAPENBI.

Bagian Ketiga
Besar Manfaat Pensiun Peserta

Pasal 72
(1) Besar Manfaat Pensiun Normal yang dibayarkan setiap
bulan bagi Peserta yang pensiun pada saat mencapai Usia
Pensiun Normal atau setelahnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 68 ayat (1), dihitung dengan menggunakan
rumus Manfaat Pensiun Normal:

2,5% x Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pensiun

(2) Besar Manfaat Pensiun bagi Peserta yang pensiun pada


saat mencapai usia pensiun dipercepat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2) diatur sebagai berikut:
a. dalam hal pembayarannya dilakukan setelah mencapai
usia pensiun dipercepat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 68 ayat (2) huruf a maka dibayarkan
setiap bulan yang dihitung dengan menggunakan rumus
Manfaat Pensiun Dipercepat:

faktor pengurang x 2,5% x Masa Kerja x


Penghasilan Dasar Pensiun

b. dalam hal pembayarannya dilakukan setelah mencapai


Usia Pensiun Normal sebagaimana dimaksud dalam Pasal
68 ayat (2) huruf b maka dibayarkan setiap bulan yang
dihitung dengan menggunakan rumus Manfaat Pensiun
Normal sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan
c. dalam hal Manfaat Pensiun dialihkan kepada Dana
Pensiun pemberi kerja lain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 68 ayat (2) huruf c atau kepada Dana Pensiun
lembaga keuangan sebagaimana dimaksud dalam

46 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


Pasal 68 ayat (2) huruf d maka dihitung dengan
menggunakan rumus:

Nilai Sekarang x 2,5% x Masa Kerja x


Penghasilan Dasar Pensiun

(3) Masa Kerja dan Penghasilan Dasar Pensiun untuk menghitung


Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dihitung sampai dengan Pegawai berhenti bekerja.
(4) Besar Manfaat Pensiun Cacat yang dibayarkan setiap bulan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (3), dihitung
dengan menggunakan rumus:

2,5% x Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pensiun

(5) Besarnya Manfaat Pensiun yang dibayarkan untuk Pensiun


Ditunda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (4)
diatur sebagai berikut:
a. dalam hal Manfaat Pensiun tetap dibayarkan setiap
bulan oleh DAPENBI dan pembayarannya dilakukan
setelah mencapai Usia Pensiun Normal maka dihitung
dengan menggunakan rumus Manfaat Pensiun Normal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
b. dalam hal Manfaat Pensiun tetap dibayarkan setiap
bulan oleh DAPENBI dan pembayarannya dilakukan pada
usia pensiun dipercepat maka dihitung dengan
menggunakan rumus Manfaat Pensiun Dipercepat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a; dan
c. dalam hal Pensiun Ditunda dialihkan kepada Dana
Pensiun pemberi kerja lain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 68 ayat (5) huruf b atau kepada Dana
Pensiun lembaga keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 68 ayat (5) huruf c maka dihitung dengan
menggunakan rumus:

Nilai Sekarang x 2,5% x Masa Kerja x


Penghasilan Dasar Pensiun

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 47


(6) Masa Kerja dan Penghasilan Dasar Pensiun untuk menghitung
Pensiun Ditunda sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dihitung sampai dengan Mantan Pegawai berhenti bekerja.
(7) Besar Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), ayat (4), dan ayat (5) ditetapkan paling
tinggi 80% (delapan puluh persen) dari Penghasilan Dasar
Pensiun.

Bagian Keempat
Besar Manfaat Pensiun bagi Janda atau Duda, Anak, dan
Pihak yang Ditunjuk

Pasal 73
(1) Besar Manfaat Pensiun bagi Janda atau Duda yang
dibayarkan untuk setiap bulan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 71 ayat (1) diatur sebagai berikut:
a. dalam hal Pegawai yang menjadi Peserta meninggal
dunia, Janda atau Duda berhak atas Manfaat Pensiun
yang dihitung dengan menggunakan rumus:
1. untuk 12 (dua belas) bulan pertama sebesar:
100% x 2,5% x Masa Kerja x
Penghasilan Dasar Pensiun

dan
2. untuk bulan ke-13 (tiga belas) dan seterusnya,
sebesar:
80% x 2,5% x Masa Kerja x
Penghasilan Dasar Pensiun

b. dalam hal Pensiunan meninggal dunia, Manfaat Pensiun


yang dibayarkan kepada Janda atau Duda yaitu
sebagai berikut:
1. untuk 12 (dua belas) bulan pertama, sebesar 100%
(seratus persen) dari Manfaat Pensiun yang diterima
oleh Pensiunan; dan
2. untuk bulan ke-13 (tiga belas) dan seterusnya,
sebesar 80% (delapan puluh persen) dari Manfaat
Pensiun yang diterima oleh Pensiunan;

48 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


c. Penghasilan Dasar Pensiun dengan rumus sebagaimana
dimaksud dalam huruf a berdasarkan Penghasilan Dasar
Pensiun pada saat Pegawai yang menjadi Peserta
meninggal dunia;
d. dalam hal Mantan Pegawai meninggal dunia, Janda
atau Duda berhak atas Manfaat Pensiun yang dihitung
dengan rumus:
1. untuk 12 (dua belas) bulan pertama sebesar:
100% x faktor pengurang x 2,5% x
Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pensiun
dan
2. untuk bulan ke-13 (tiga belas) dan seterusnya
sebesar:
80% x faktor pengurang x 2,5% x
Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pensiun

e. Penghasilan Dasar Pensiun untuk Mantan Pegawai


meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam huruf d
dihitung sampai dengan Mantan Pegawai berhenti
bekerja.
(2) Besar Manfaat Pensiun bagi Anak yang dibayarkan
untuk setiap bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71
ayat (2) sama dengan besar Manfaat Pensiun bagi Janda
atau Duda.
(3) Dalam hal suami dan istri yang keduanya menjadi Peserta
memiliki Anak maka Anak tersebut berhak atas Manfaat
Pensiun bagi Anak yang berasal dari Manfaat Pensiun suami
selaku ayahnya dan Manfaat Pensiun istri selaku ibunya.
(4) Besar hak Pegawai yang menjadi Peserta dan Mantan
Pegawai atas Manfaat Pensiun yang dibayarkan secara
sekaligus kepada Pihak Yang Ditunjuk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 71 ayat (3), dihitung dengan
menggunakan rumus:

Nilai Sekarang x 2,5% x Masa Kerja x


Penghasilan Dasar Pensiun

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 49


(5) Penghasilan Dasar Pensiun untuk menghitung hak Pegawai
yang menjadi Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
yaitu Penghasilan Dasar Pensiun pada saat Pegawai yang
bersangkutan meninggal dunia.

Bagian Kelima
Kenaikan Manfaat Pensiun

Pasal 74
(1) Pendiri dapat menetapkan kenaikan Manfaat Pensiun bagi
Pensiunan, Janda atau Duda, atau Anak dengan tetap
memerhatikan kondisi keuangan Pendiri.
(2) Setiap kenaikan Manfaat Pensiun dilakukan dengan mengubah
Peraturan DAPENBI yang didukung oleh laporan aktuaris.

Pasal 75
(1) Kenaikan Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 74 ayat (1) untuk tahun 2020, tahun 2021, tahun
2022, tahun 2023, tahun 2024, dan tahun 2025 ditetapkan
sebesar 4% (empat persen) setiap tahunnya.
(2) Kenaikan Manfaat Pensiun sebesar 4% (empat persen)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi
Pensiunan, Janda atau Duda, atau Anak yang tercatat
sebagai penerima Manfaat Pensiun bulanan di DAPENBI
sampai dengan tanggal 1 Januari pada tiap tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Kenaikan Manfaat Pensiun sebesar 4% (empat persen)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan mulai
bulan Januari setiap tahunnya.
(4) Kenaikan Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak berlaku untuk pembayaran Manfaat Pensiun
sekaligus.

50 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


Bagian Keenam
Faktor Pengurang dan Nilai Sekarang

Pasal 76
(1) Faktor pengurang dan Nilai Sekarang dihitung berdasarkan
asumsi aktuaria yang dipergunakan dalam laporan aktuaris
terakhir.
(2) Nilai Sekarang untuk Manfaat Pensiun yang dibayarkan
guna:
a. pembayaran sekaligus karena Peserta meninggal dunia
lebih dari 10 (sepuluh) tahun sebelum mencapai Usia
Pensiun Normal; atau
b. pengalihan hak Peserta ke Dana Pensiun pemberi kerja
lain atau Dana Pensiun lembaga keuangan lain bagi
Peserta yang berhenti bekerja lebih dari 10 (sepuluh)
tahun sebelum mencapai Usia Pensiun Normal,
dihitung berdasarkan asumsi aktuaria yang dipergunakan
dalam laporan aktuaris terakhir, kecuali proyeksi tingkat
kenaikan Penghasilan Dasar Pensiun, tingkat pengunduran
diri, dan tingkat cacat.

Bagian Ketujuh
Pembayaran Manfaat Pensiun secara Sekaligus

Pasal 77
(1) Pegawai yang menjadi Peserta dan Mantan Pegawai dapat
memilih untuk menerima pembayaran pertama Manfaat
Pensiun secara sekaligus paling banyak 20% (dua puluh
persen) dari Nilai Sekarang atas Manfaat Pensiun
sebagaimana dimaksud dalam:
a. Pasal 72 ayat (1), bagi Pegawai yang menjadi Peserta
yang pensiun pada Usia Pensiun Normal;
b. Pasal 72 ayat (2) huruf a dan huruf b, bagi Pegawai
yang menjadi Peserta yang pensiun pada usia pensiun
dipercepat;

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 51


c. Pasal 72 ayat (4), bagi Pegawai yang menjadi Peserta
berhenti bekerja karena mengalami Cacat; dan
d. Pasal 72 ayat (5) huruf a dan huruf b, bagi Pegawai
yang menjadi Peserta yang berhenti bekerja sebelum
mencapai usia pensiun dipercepat namun telah memiliki
masa kepesertaan paling singkat 3 (tiga) tahun.
(2) Dalam hal Pegawai yang menjadi Peserta dan Mantan
Pegawai yang menjadi Peserta meninggal dunia maka Janda
atau Duda, atau Anak dapat memilih untuk menerima
pembayaran pertama Manfaat Pensiun secara sekaligus,
paling banyak 20% (dua puluh persen) dari Nilai Sekarang
atas Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 73 ayat (1) huruf a dan huruf d.
(3) Dalam hal pembayaran pertama Manfaat Pensiun dilakukan
secara sekaligus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) maka sisa Manfaat Pensiun dibayarkan secara
bulanan.
Pasal 78
(1) Dalam hal Pegawai yang menjadi Peserta meninggal dunia
sebelum mencapai usia pensiun dipercepat maka Janda
atau Duda, atau Anak dapat memilih untuk menerima
pembayaran Manfaat Pensiun secara sekaligus dengan
jumlah sebesar Nilai Sekarang atas Manfaat Pensiun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1) huruf a.
(2) Dalam hal Pegawai yang menjadi Peserta meninggal dunia
serta tidak mempunyai Janda atau Duda dan Anak maka
seluruh Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 73 ayat (4) dibayarkan secara sekaligus kepada
Pihak yang Ditunjuk.
(3) Dalam hal setelah memperhitungkan pengambilan Manfaat
Pensiun secara sekaligus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 77 ayat (1) dan ayat (2), besar Manfaat Pensiun
secara bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72
ayat (1), ayat (2) huruf a dan huruf b, ayat (4), ayat (5)
huruf a dan huruf b, serta Pasal 73 ayat (1) huruf a,

52 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


huruf b, huruf d, dan ayat (2) kurang dari atau sama
dengan jumlah minimum yang ditetapkan dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai dana pensiun
maka Peserta, Janda atau Duda, atau Anak dapat memilih
untuk menerima pembayaran secara sekaligus atas
seluruh Manfaat Pensiun.
(4) Dalam hal setelah memperhitungkan pengambilan Manfaat
Pensiun secara sekaligus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 77 ayat (1) dan ayat (2), besar Manfaat Pensiun
secara bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72
ayat (1), ayat (2) huruf a dan huruf b, ayat (4), ayat (5)
huruf a dan huruf b, serta Pasal 73 ayat (1) huruf a,
huruf b, huruf d, dan ayat (2), lebih dari jumlah tertentu
yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai dana pensiun maka Peserta, Janda
atau Duda, atau Anak dapat memilih untuk menerima
pembayaran secara sekaligus atas selisih dari Manfaat
Pensiun setelah dikurangi dengan jumlah yang ditetapkan
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
dana pensiun.

Pasal 79
Manfaat Pensiun dapat juga dibayarkan secara sekaligus
kepada:
a. Peserta yang memenuhi kriteria:
1. berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan
paling singkat 3 (tiga) tahun; dan
2. belum mencapai usia pensiun dipercepat dan Nilai
Sekarang atas hak pensiun ditunda kurang atau sama
dengan Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); dan
b. Pensiunan atau Pihak yang Berhak yang memenuhi kriteria:
1. dalam kondisi sakit parah dan mengalami kesulitan
keuangan yang didukung dengan dokumen yang
membuktikannya; dan/atau

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 53


2. merupakan warga negara Indonesia yang berpindah
warga negara.

Pasal 80
Pengambilan Manfaat Pensiun secara sekaligus bagi:
a. Peserta, Janda atau Duda, atau Anak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 78 ayat (3) dan ayat (4) hanya
dapat dilakukan 1 (satu) kali ketika memasuki usia pensiun;
dan
b. Peserta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 huruf a
hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali ketika berhenti bekerja.

Pasal 81
Dalam hal pembayaran Manfaat Pensiun kepada Pensiunan,
Janda atau Duda, atau Anak telah berakhir, dan jumlah seluruh
Manfaat Pensiun yang telah dibayarkan kurang dari jumlah
akumulasi iuran Pegawai yang menjadi Peserta beserta hasil
pengembangannya sampai pada saat dimulainya pembayaran
Manfaat Pensiun, selisih jumlah tersebut wajib dibayarkan
secara sekaligus kepada ahli waris yang sah dari Pensiunan.

Bagian Kedelapan
Mulai dan Berakhirnya Pembayaran Manfaat Pensiun

Pasal 82
(1) Pembayaran Manfaat Pensiun Normal dilakukan terhitung
sejak bulan berikutnya setelah Pegawai yang menjadi
Peserta pensiun pada Usia Pensiun Normal dan berakhir
pada bulan berikutnya setelah Pensiunan meninggal dunia.
(2) Pembayaran Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 68 ayat (2) huruf a dilakukan terhitung sejak bulan
berikutnya setelah Pegawai yang menjadi Peserta pensiun
di usia pensiun dipercepat dan berakhir pada bulan
berikutnya setelah Pensiunan meninggal dunia.

54 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


(3) Pembayaran Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 68 ayat (2) huruf b dilakukan terhitung sejak
bulan berikutnya setelah Mantan Pegawai mencapai Usia
Pensiun Normal dan berakhir pada bulan berikutnya setelah
Pensiunan meninggal dunia.
(4) Pembayaran Manfaat Pensiun Cacat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 68 ayat (3) dilakukan terhitung sejak bulan
berikutnya setelah Pegawai yang menjadi Peserta
berhenti bekerja karena mengalami Cacat dan berakhir
pada bulan berikutnya setelah Pensiunan meninggal dunia.
(5) Pembayaran Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 68 ayat (4) dilakukan terhitung sejak:
a. bulan berikutnya setelah Mantan Pegawai mencapai
Usia Pensiun Normal dan berakhir pada bulan berikutnya
setelah Pensiunan meninggal dunia; atau
b. bulan berikutnya setelah Mantan Pegawai mencapai usia
pensiun dipercepat dalam hal terdapat permintaan dari
Mantan Pegawai dan berakhir pada bulan berikutnya
setelah Pensiunan meninggal dunia.
(6) Pembayaran Manfaat Pensiun bagi Janda atau Duda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (1) dilakukan
terhitung sejak bulan berikutnya setelah Peserta
meninggal dunia dan berakhir pada bulan berikutnya setelah
Janda atau Duda meninggal dunia atau menikah kembali.
(7) Pembayaran Manfaat Pensiun bagi Anak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) dilakukan terhitung
sejak bulan berikutnya setelah Peserta meninggal dunia
dan tidak mempunyai Janda atau Duda, Janda atau Duda
meninggal dunia, atau Janda atau Duda menikah kembali,
dan berakhir pada bulan berikutnya setelah Anak meninggal
dunia atau mencapai usia 25 (dua puluh lima) tahun.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 55


Pasal 83
(1) Pembayaran Manfaat Pensiun bagi penerima Manfaat
Pensiun yang dinyatakan hilang berdasarkan surat
keterangan dari pihak yang berwenang berakhir pada
bulan berikutnya setelah melampaui jangka waktu
12 (dua belas) bulan sejak dinyatakan hilang dan yang
bersangkutan diberikan status sama dengan penerima
Manfaat Pensiun yang meninggal dunia.
(2) Apabila di kemudian hari penerima Manfaat Pensiun yang
dinyatakan hilang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ternyata masih hidup yang dibuktikan dengan surat
keterangan masih hidup dari pihak yang berwenang,
Manfaat Pensiun yang bersangkutan dapat dibayarkan
kembali terhitung sejak dihentikannya Manfaat Pensiun.

Pasal 84
(1) Dalam hal Pensiunan dan Pihak yang Berhak tidak melakukan
Registrasi Ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53
ayat (2) sampai dengan 3 (tiga) bulan setelah batas waktu
Registrasi Ulang berakhir, Pengurus berwenang untuk
melakukan Penangguhan Pembayaran Manfaat Pensiun.
(2) Dalam hal Pensiunan dan Pihak yang Berhak telah melakukan
Registrasi Ulang dan menyampaikan bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan, Manfaat Pensiun dibayarkan kembali
terhitung sejak ditangguhkannya Manfaat Pensiun
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 85
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 tidak berlaku
dalam hal yang bersangkutan telah menerima pembayaran
secara sekaligus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78,
Pasal 79, dan Pasal 81.

56 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


Bagian Kesembilan
Pembayaran Manfaat Pensiun

Pasal 86
(1) Pembayaran Manfaat Pensiun dilakukan secara bulanan,
kecuali pembayaran secara sekaligus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 78,
Pasal 79, dan Pasal 81.
(2) Pembayaran Manfaat Pensiun kepada Pensiunan atau
Pihak yang Berhak dilakukan dengan cara
pemindahbukuan ke rekening Pensiunan atau Pihak yang
Berhak pada bank yang ditunjuk berdasarkan ketentuan
dan syarat yang ditetapkan oleh DAPENBI.
(3) Pembayaran Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan setelah diterimanya bukti
pendukung sebagai berikut:
a. untuk pembayaran Manfaat Pensiun Normal dan Manfaat
Pensiun Dipercepat, terdiri atas:
1. fotokopi kartu tanda penduduk Peserta;
2. surat keputusan pemberhentian Pegawai dari Pendiri,
termasuk perubahannya; dan
3. data dan informasi kepesertaan dari Pendiri, termasuk
perubahannya;
b. untuk pembayaran Manfaat Pensiun Cacat, terdiri atas:
1. fotokopi kartu tanda penduduk Peserta;
2. surat keputusan pemberhentian Pegawai dari Pendiri,
termasuk perubahannya;
3. data dan informasi kepesertaan dari Pendiri,
termasuk perubahannya; dan
4. surat keterangan Cacat yang dikeluarkan oleh
dokter yang ditunjuk atau disetujui oleh Pendiri;
c. untuk pembayaran Manfaat Pensiun bagi Janda atau
Duda, terdiri atas:

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 57


1. fotokopi kartu tanda penduduk Janda atau Duda;
2. fotokopi kartu keluarga;
3. fotokopi akta nikah;
4. surat kematian Peserta dari pihak yang berwenang;
dan
5. surat pernyataan sebagai Janda atau Duda yang
sah dari Peserta yang meninggal dunia yang
bermeterai cukup;
d. untuk pembayaran Manfaat Pensiun bagi Anak, terdiri
atas:
1. fotokopi kartu tanda penduduk Anak atau surat
keterangan wali bagi Anak di bawah umur yang
belum memiliki kartu tanda penduduk;
2. fotokopi kartu keluarga; dan
3. dokumen berupa:
a) surat kematian Peserta dari pihak yang
berwenang, dalam hal Peserta tidak mempunyai
Janda atau Duda;
b) surat kematian Janda atau Duda dari pihak
yang berwenang;
c) surat keterangan dari pihak yang berwenang
bahwa Janda atau Duda menikah kembali; atau
d) surat kematian Peserta dan istri atau suami
dari pihak yang berwenang dalam hal Peserta
dan istri atau suami meninggal pada waktu
yang bersamaan;
e. untuk pembayaran Manfaat Pensiun kepada Pihak Yang
Ditunjuk, terdiri atas:
1. fotokopi kartu tanda penduduk Pihak yang Ditunjuk;
2. surat kematian Peserta dari pihak yang berwenang,
dalam hal Peserta tidak mempunyai Janda atau
Duda dan/atau Anak; dan
3. surat tanda bukti penunjukan;

58 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


f. untuk pembayaran Manfaat Pensiun Sekaligus bagi
Pensiunan atau Pihak yang Berhak yang dalam kondisi
sakit parah dan mengalami kesulitan keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 huruf b angka
1, terdiri atas:
1. surat keterangan dari rumah sakit yang menunjukkan
Pensiunan atau Pihak yang Berhak dalam kondisi
sakit parah; dan
2. surat pernyataan diri yang diketahui oleh pejabat
kelurahan atau kecamatan bahwa Pensiunan atau
Pihak yang Berhak sedang mengalami kesulitan
keuangan;
g. untuk pembayaran Manfaat Pensiun sekaligus bagi
Pensiunan atau Pihak yang Berhak yang merupakan
warga negara Indonesia yang berpindah warga negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 huruf b angka 2
yaitu dokumen yang membuktikan Pensiunan atau
Pihak yang Berhak berpindah warga negara lain berupa
paspor yang diterbitkan oleh negara lain; dan
h. untuk pembayaran selisih Manfaat Pensiun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 81, terdiri atas:
1. fotokopi kartu tanda penduduk ahli waris;
2. surat kematian Pensiunan dan/atau Janda atau
Duda dari pihak yang berwenang; dan
3. fatwa atau penetapan ahli waris.
(4) Pembayaran Manfaat Pensiun yang dilakukan oleh
Pengurus dengan iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai dana pensiun,
membebaskan DAPENBI dari tanggung jawab untuk
mengganti kerugian atas pembayaran tersebut.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 59


Bagian Kesepuluh
Pengalihan Hak atas Manfaat Pensiun

Pasal 87
(1) Hak atas Manfaat Pensiun tidak dapat digunakan sebagai
jaminan pinjaman, dialihkan, dan disita.
(2) Semua transaksi yang mengakibatkan penyerahan,
pembebanan, pengikatan, pembayaran Manfaat Pensiun
sebelum jatuh tempo atau menjaminkan Manfaat Pensiun
yang diperoleh dari DAPENBI dinyatakan batal demi
hukum.

Bagian Kesebelas
Pajak atas Manfaat Pensiun

Pasal 88
(1) Pajak penghasilan atau pajak lainnya sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan peraturan perpajakan yang
dikenakan atas pembayaran Manfaat Pensiun dibebankan
kepada DAPENBI.
(2) Pajak penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebesar tarif pajak yang dikenakan bagi wajib pajak yang
memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP).
(3) Dalam hal berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan, penerima Manfaat Pensiun yang tidak memiliki
NPWP dikenakan tarif pajak penghasilan yang lebih tinggi
dibandingkan penerima Manfaat Pensiun yang memiliki
NPWP, selisih lebih tarif pemotongan pajak penghasilan
dibayarkan atas beban penerima Manfaat Pensiun.
(4) DAPENBI sebagai wajib pungut atas pajak penghasilan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) wajib
menyetorkan langsung ke kantor pelayanan perbendaharaan
negara.

60 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


BAB XIV
PENATAUSAHAN DANA TIDAK AKTIF

Pasal 89
(1) DAPENBI wajib memisahkan dana yang dikategorikan
sebagai dana tidak aktif.
(2) Dana tidak aktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu
Manfaat Pensiun yang belum dapat dibayarkan kepada
Peserta atau Pihak yang Berhak karena:
a. Peserta tidak diketahui keberadaannya; dan/atau
b. Peserta tidak memiliki pihak yang ditunjuk sebagai Pihak
yang Berhak atau memiliki namun tidak diketahui
keberadaannya.
(3) Sebelum memisahkan dana tidak aktif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), DAPENBI wajib melakukan upaya untuk
membayarkan Manfaat Pensiun kepada Peserta atau Pihak
yang Berhak paling lama 1 (satu) tahun sejak Peserta
memasuki Usia Pensiun Normal.
(4) Apabila sampai dengan 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender sejak pemisahan dana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak terjadi pembayaran Manfaat Pensiun,
DAPENBI wajib menyerahkan dana tidak aktif kepada
balai harta peninggalan.
(5) Penyerahan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disertai dengan:
a. berita acara penyerahan; dan
b. dokumen berupa data Peserta atau Pihak yang Berhak
dan dokumen pendukung lainnya.

Pasal 90
(1) Dalam hal terdapat Peserta atau Pihak yang Berhak atas
dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) maka
Peserta atau Pihak yang Berhak meminta pembayaran
kepada balai harta peninggalan.
(2) Permintaan pembayaran kepada balai harta peninggalan
oleh Peserta atau Pihak yang Berhak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mengacu pada ketentuan peraturan

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 61


perundang-undangan mengenai dana pensiun dan balai
harta peninggalan.

BAB XV
PERUBAHAN PERATURAN DAPENBI

Pasal 91
Perubahan Peraturan DAPENBI dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai dana pensiun.

BAB XVI
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN LIKUIDASI DAPENBI

Pasal 92
(1) DAPENBI dapat dibubarkan berdasarkan permintaan Pendiri
kepada OJK.
(2) DAPENBI dapat dibubarkan apabila menurut pendapat OJK:
a. DAPENBI tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada
Peserta dan/atau Pihak yang Berhak atas Manfaat
Pensiun; atau
b. dalam hal terhentinya pembayaran iuran yang dinilai
dapat membahayakan keadaan keuangan DAPENBI.
(3) Tata cara pembubaran dan penyelesaian likuidasi DAPENBI
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai dana pensiun.

BAB XVII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 93
(1) Kepesertaan Pegawai, Mantan Pegawai, Pensiunan, dan
Pihak yang Berhak yang telah terdaftar pada DAPENBI,
tetap berlaku sampai dengan berakhirnya ketentuan
kepesertaan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
DAPENBI.

62 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia


(2) Pendiri, Dewan Pengawas, dan/atau Pengurus, baik
secara sendiri maupun bersama-sama sesuai dengan
tugas dan kewenangan masing-masing dapat menetapkan
hal yang bersifat teknis dan/atau administratif terkait
pelaksanaan Peraturan DAPENBI dengan mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai dana
pensiun.
(3) Ketentuan usia pensiun dan perhitungan Manfaat Pensiun
bagi Peserta yang pensiun atau berhenti bekerja
sebelum tanggal 31 Oktober 2005 mengacu pada
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor
30/87/KEP/DIR tanggal 8 Oktober 1997 tentang
Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia.
(4) Nilai Sekarang atau faktor pengurang untuk perhitungan
Manfaat Pensiun bagi Peserta yang pensiun atau
berhenti bekerja sebelum tanggal 31 Oktober 2005
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan
menggunakan tabel Nilai Sekarang dan faktor pengurang
dalam laporan aktuaris terakhir.

BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 94
Pada saat Peraturan Dewan Gubernur ini mulai berlaku,
Peraturan Dewan Gubernur Nomor 21/5/PDG/2019 tanggal
25 September 2019 tentang Peraturan Dana Pensiun dari
Dana Pensiun Bank Indonesia, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 95
Ketentuan mengenai kenaikan Manfaat Pensiun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 75 untuk tahun 2020 berlaku surut
sejak tanggal 1 Januari 2020.

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia 63


Pasal 96
Peraturan Dewan Gubernur ini sebagai Peraturan DAPENBI
mulai berlaku pada tanggal disahkan oleh OJK.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Desember 2020

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERRY WARJIYO

64 Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Bank Indonesia

Anda mungkin juga menyukai