Anda di halaman 1dari 12

BAB I A.

Latar Blakang Dana Pensiun berperan sangat penting dalam pembangunan baik dari segi ekonomi maupun kesejahteraan sosial. Melalui program pensiun diharapkan tabungan masyarakat dapat terakumulasi dan dikelola secara bijak dan aman agar kesejahteraan pensiunan terjamin dan kebutuhan pembiayaan pembangunan dapat terpenuhi secara berkesinambungan. Sehubungan dengan itu maka telah diberlakukan Undang-Undang Nomor: 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Dana Pensiun sebagai suatu lembaga yang mandiri dan mendapatkan kepercayaan untuk mengelola dana milik peserta program pensiun haruslah dikelola secara profesional. Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, pengurus Dana Pensiun secara berkala berkewajiban untuk membuat laporan tertentu sehubungan dengan pertanggung-jawabannya. Salah satu laporan penting adalah laporan keuangan. Mengingat bahwa misi dan kegiatan Dana Pensiun adalah berlainan dengan perusahaan, maka sudah jelas perlu disusun standar akuntansi secara khusus sebagai pedoman bagi Dana Pensiun dalam penyusunan laporan keuangan. Dana Pensiun sebagai lembaga yang mendapatkan kepercayaan untuk mengelola dana peserta program pensiun adalah sangat penting dipandang dari sudut ekonomi dan sosial. Kebijakan manajemen dana pensiun sangat menentukan portofolio investasi dana peserta. Arah investasi Dana Pensiun yang jumlahnya diantisipasikan semakin lama semakin signifikan akan sangat menentukan pilihan prioritas pendanaan sektor industri dalam pembangunan. Nasib para pensiunan juga tergantung pada keberhasilan Dana Pensiun. Sehubungan dengan itu maka sebagaimana layaknya suatu lembaga yang didalamnya tersangkut kepentingan publik manajemen Dana Pensiun haruslah transparan. Laporan keuangan adalah cermin manajemen, dan oleh karena itu Dana Pensiun harus menyusun laporan keuangan sedemikian rupa agar para pembaca yang berkepentingan tidak tersesat.

Di tinjau dari misi dan kegiatan usahanya, Dana Pensiun mempunyai kekhususan yang berlainan dengan suatu perusahaan. Maka informasi keuangan pokok yang perlu disajikan dalam laporan keuangan juga mempunyai kekhususan. Pihak yang paling utama harus dilindungi kepentingannya adalah para peserta program pensiun yang telah mempercayakan hari tuanya kepada Dana Pensiun, dan mereka sangat berkepentingan untuk mengetahui setiap saat apakah jumlah aktiva bersih cukup tersedia untuk membayar manfaat pensiun pada saatnya, di samping itu juga diperlukan informasi tentang perubahan yang terjadi atas aktiva bersih tersebut serta penyebab perubahan. Oleh karena itu Laporan Aktiva Bersih dan Laporan Perubahan Aktiva Bersih menjadi sangat penting bagi Dana Pensiun. Untuk tujuan perpajakan dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku serta masukan yang diterima baik dari akademisi maupun praktisi selama public hearing, di samping kedua laporan tersebut di atas, untuk Dana Pensiun juga perlu disusun neraca, laporan hasil usaha, dan laporan arus kas. 1

B. Rumusan masalah: 1. Bagaimana cara pendirian Dana pensiun dan siapa saja yang boleh mendirikan Dana Pensiun?
2. Bagaimana Pembubaran dan Penyelesaian Dana Pensiun?

C. Tunuan dan manfaat: 1. Untuk mengetahui cara pendirian dan pihak-pihak yang boleh mendirikan Dana Pensiun. 2. Untuk mengetahu cara pembubaran Dana pensiun.
1

Makalah tentang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN diakses pada tanggal 18 nopember 2011

BAB II Pembahasan

1. CARA MENDIRIKAN DANA PENSIUN Yang boleh mendirikan dana pensiun sesuai dengan undangundang No 11 tahun 1992 ada 2, yaitu:2 a. orang atau badan yang membentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja, b. Bank atau perusahaan asuransi jiwa yang membentuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan; Pendirian dana pensiun ini harus sesuai dengan ketentuan Undang-undang no Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun Dan yang kedua diatas harus memenuhi juga Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 228/Kmk.017/1993 Tentang Tata Cara Permohonan Pengesahan Pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan Dan Pengesahan Atas Perubahan. A. orang atau badan yang membentuk dana pensiun Pemberi Kerja. Dana Pensiun Pemberi Kerja adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap Pemberi Kerja. Sesuai Pasal 5 sampai pasal 8 undang-undang no 11 tahun 1992, Pembentukan Dana Pensiun Pemberi Kerja didasarkan pada : a. pernyataan tertulis pendiri yang menyatakan keputusannya untuk mendirikan Dana Pensiun dan memberlakukan peraturan Dana Pensiun.

Pasal 1 ayat 16 undang-undang 11 tahun 1992

ini dilakukan supaya peraturan Dana Pensiun mengikat secara hukum bagi pemberi kerja dan berlaku di perusahaan, maka pemberi kerja harus menyatakan keinginannya tersebut secara tertulis sebagai bukti kesediaannya untuk mendirikan Dana Pensiun. b. peraturan Dana Pensiun yang ditetapkan oleh pendiri. Penyelenggaraan program pensiun bagi karyawan bermula dari janji pemberi kerja. Agar pemenuhan janji dimaksud sesuai dengan ketentuan Undang-undang ini, maka janji tersebut harus dituangkan dalam peraturan Dana Pensiun yang ditetapkan oleh pemberi kerja sebagai pendiri, setelah mendengar dan memperhatikan pendapat dan saran karyawan. c. penunjukan pengurus, dewan pengawas, dan perima titipan. Dana Pensiun Pemberi Kerja adalah badan hukum yang memiliki pengurus dan dewanpengawas dengan tugas dan wewenang sebagaimana ditetapkan dalam Undangundang ini. Agar supaya jelas diketahui siapa yang diberi tugas dan wewenang dimaksud, harus ada keputusan pendiri tentang penunjukan pengurus dan dewan pengawas. Selain itu dalam rangka pengamanan kekayaan Dana Pensiun perlu ditunjuk penerima titipan. Penerima titipan adalah bank yang menyelenggarakan jasa penitipan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang perbankan, yang bertanggung jawab atas keamanan penyimpanan kekayaan Dana Pensiun yang disimpan secara terpisah dari kekayaan penerima titipan, dan kekayaan dimaksud harus dibebaskan dari segala tuntutan yang timbul terhadap penerima titipan.

Pendiri mengajukan permohonan pengesahan Dana Pensiun kepada Menteri dengan melampirkan : a. peraturan Dana Pensiun; b. pernyataan tertulis pendiri dan mitra pendiri bila ada.

c. keputusan pendiri tentang penunjukan pengurus, dewan pengawas, dan penerima titipan; d. arahan investasi; e. laporan aktuaris, apabila Dana Pensiun menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti; f. surat perjanjian antara pengurus dengan penerima titipan. Dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak diterimanya permohonan pengesahan Dana Pensiun secara lengkap dan memenuhi ketentuan Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya, maka peraturan Dana Pensiun tersebut wajib disahkan dengan keputusan Menteri dan dicatat dalam buku daftar umum yang disediakan untuk itu, dan dalam hal permohonan ditolak, pemberitahuan penolakan harus disertai alasan penolakannya. Setelah disahkan oleh mentri maka dana pensiun tersebut sah sebagai Badan Hukum.

B. Bank atau perusahaan asuransi jiwa yang membentuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan; Untuk pedirian kedua ini, dilakukan harus sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 228/Kmk.017/1993 Tentang Tata Cara Permohonan Pengesahan Pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan Dan Pengesahan Atas Perubahan.

Pasal 2 menyebutkan: Pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan dapat dilakukan oleh Perusahaan Asuransi Jiwa sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Usaha Perasuransian atau Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Perbankan. Jadi dalam hal ini pendirian pensiun lembaga Keuangan dapat dilakukan oleh:

a. Perushaan Asuransi jiwa b. bank Umum

a.1. Untuk dapat mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan, Perusahaan Asuransi Jiwa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1.Memenuhi tingkat solvabilitas sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan di bidang Perasuransian sekurang-kurangnya selama 8 (delapan) triwulan terakhir; 2. Memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan Dana Pensiun Lembaga Keuangan; 3. Memiliki kinerja investasi yang sehat; 4. Memiliki tingkat kesinambungan pertanggungan yang sehat sekurang-kurangnya dalam 2 (dua) tahun terakhir; 5.Menyanggupi untuk menyampaikan laporan hasil penilaian solvabilitas Perusahaan Asuransi Jiwa dan laporan investasi Perusahaan Asurasi Jiwa sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang usaha perasuransian setiap triwulan; 6. Telah menjalankan usaha sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

b.1. Untuk dapat mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank Umum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Memenuhi tingkat kesehatan bank, dengan ketentuan : a. selama 24 (dua puluh empat) bulan terakhir, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) bulan tergolong sehat dan selebihnya cukup sehat; b. memnuhi ketentuan penyediaan modal minimum bank; c. kualitas aktiva produktif dalam kategori sehat; d. memenuhi ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). 2. Memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan Dana Pensiun Lembaga Keuangan;

3. Menyanggupi untuk menyampaikan laporan tingkat kesehatan bank, baik secara keseluruhan maupun aspek permodalan, kualitas aktiba produktif, dan pemenuhan BMPK, setiap triwulan. Kesiapan Peruasahaan Asuransi Jiwa dan Bank Umum untuk menyelenggarakan Dana Pensiun Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam diatas sekurangkurangya dibuktikan dengan adanya : 1. kesiapan di bidang organisasi dan personil; 2. kesiapan sistim administrasi dan sistim pengolahan data, yang mampu mendukung penyelenggaraan tugas-tugas Dana Pensiun Lembaga Keuangan secara tertib dan efisien. Untuk mendapat pengesahan pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan, Perusahaan Asuransi Jiwa atau Bank Umum selaku Pendiri wajib mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan. Pengeshan ini dilakukan setelah mendafatkan pertimbangan dari lembaga terkait bahwa asuransi maupun Bank Umum layak untuk mendirikan dan mendafatkan pengesahan dari lembaga keuangan.

2. PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN DANA PENSIUN Pembubaran Dana Pensiun diajukan oleh Pendiri dengan mengajukan permohonan pembubaran Dana Pensiun kepada Menteri Keuangan. memperoleh pengesahan tersebut. Permohonan Pengesahan Pembubaran Dana Pensiun dilakukan Oleh3 1. Pembubaran Dana Pensiun dapat dilakukan berdasarkan permintaan Pendiri kepada Menteri. 2. Dana Pensiun dapat dibubarkan apabila Menteri berpendapat bahwa Dana Pensiun tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Peserta, pensiunan dan pihak lain yang berhak, atau dalam hal terhentinya iuran dinilai dapat membahayakan keadaan keuangan Dana Pensiun dimaksud.
3

Berikut ini adalah prosedur

permohonan pembubaran Dana Pensiun dan dokumen yang perlu disampaikan Pendiri untuk

Pembubaran Dana Pensiun http://www.bapepam.go.id diakses pada tanggal 18 nopember 2011

3. Apabila Pendiri Dana Pensiun bubar, maka Dana Pensiun bubar. Apabila pembubaran Dana Pensiun dilakukan berdasarkan permintaan Pendiri, maka Pendiri mengajukan permohonan pembubaran Dana Pensiun melalui surat resmi kepada menteri Keuangan disertai penunjukan likuidator dan tanggal pembubaran. Permohonan Persetujuan Rencana Kerja dan Tata Cara Penyelesaian Likuidasi Setelah pengesahan pembubaran Dana Pensiun, tugas pertama likuidator adalah menyusun rencana kerja dan tata cara penyelesaian likuidasi. Rencana kerja dan tata cara penyelesaian likuidasi berisi langkah-langkah yang akan dilaksanakan selama proses penyelesaian likuidasi Dana Pensiun. Rencana kerja dan tata cara penyelesaian likuidasi tersebut disampaikan kepada Menteri Keuangan. Kepala Biro Dana Pensiun untuk mendapatkan persetujuan. Permohonan Persetujuan Perpanjangan Rencana Kerja dan Tata Cara Penyelesaian Likuidasi Apabila proses penyelesaian likuidasi Dana Pensiun tidak dapat diselesaikan pada waktunya sesuai dengan rencana kerja dan tata cara penyelesaian likuidasi sebelumnya, maka likuidator wajib menyampaikan permohonan perpanjangan rencana kerja dan tata cara penyelesaian likuidasi kepada Menteri Keuangan up. Kepala Biro Dana Pensiun. Proses persetujuan perpanjangan rencana kerja dan tata cara penyelesaian likuidasi sama dengan proses persetujuan rencana kerja dan tata cara penyelesaian likuidasi. Permohonan Pengesahan Penyelesaian Likuidasi Apabila proses penyelesaian likuidasi telah selesai, maka likuidator wajib melaporkannya kepada Menteri Keuangan untuk mendapatkan pengesahan. Laporan penyelesaian likuidasi berisi kegiatan yang telah dilaksanakan oleh likuidator sejak tanggal pembubaran sampai dengan tanggal penyelesaian likuidasi terutama mengenai penyelesaian hak peserta. Laporan penyelesaian likuidasi dilampiri bukti-bukti pendukung penyelesaian hak peserta dan biaya likuidasi.

BAB III KESIMPULAN 1. yang boleh mendirikan dana pensiun sesuai dengan undangundang No 11 tahun 1992 ada dua , yaitu:

a. orang atau badan yang membentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja, yang tunduk

pada undang-undang no 11 tahun 1992 tentang dana pensiun.


b. Bank atau perusahaan asuransi jiwa yang membentuk Dana Pensiun Lembaga

Keuangan; yang tunduk pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 228/Kmk.017/1993 Tentang Tata Cara Permohonan Pengesahan Pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan Dan Pengesahan Atas Perubahan. 2. Permohonan Pengesahan Pembubaran Dana Pensiun dialkuakn oleh: 1. Pembubaran Dana Pensiun dapat dilakukan berdasarkan permintaan Pendiri kepada Menteri. 2. Dana Pensiun dapat dibubarkan apabila Menteri berpendapat bahwa Dana Pensiun tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Peserta, pensiunan dan pihak lain yang berhak, atau dalam hal terhentinya iuran dinilai dapat membahayakan keadaan keuangan Dana Pensiun dimaksud. 3. Apabila Pendiri Dana Pensiun bubar, maka Dana Pensiun bubar. Setelah pengesahan pembubaran dana pensiun maka perusahaan dana pensiun tersebut melakukan Likuidasi yang dilakukan oleh likuidator, yang sitiap tahapnya dilaporkan kepada Menteri Keuangan. Kepala Biro Dana Pensiun.

Daftar Fustaka

Makalah tentang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN diakses pada tanggal 18 nopember 2011 Pembubaran Dana Pensiun http://www.bapepam.go.id diakses pada tanggal 18 nopember 2011 Undang-Undang Nomor: 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 228/Kmk.017/1993 Tentang Tata Cara Permohonan Pengesahan Pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan Dan Pengesahan Atas Perubahan .

Anda mungkin juga menyukai