Disusun Oleh :
Alfi Bayu Aji 21090117140059
I kadek Dio Persada 21090117140048
Resti A.Guguraty 21090117140008
Sainal Abidin 21090117130092
Ronaldo Manik 21090116140129
Gorga M Situngkir 21090116120032
Muhamad J G Perdana 21090116170001
PENDAHULUAN
cukup mahal.
pembentukan pada keadaan dingin (cold formed shapes). Profil baja yang
dihasilkan dari proses pembentukan pada keadaan panas dibuat dengan cara
dibentuk dari bahan lembaran-lembaran baja tipis dengan tebal tidak lebih
Flange), karena profil ini memiliki stabilitas yang baik. Profil baja ini
merupakan profil baja hasil bentukan panas (hot rolled shapes). Untuk profil
formed shapes) seperti profil C biasanya hanya diapakai untuk konstruksi baja
Profil C merupakan salah satu profil baja tipis hasil bentukan dingin (cold
formed shapes). Dilihat dari bentuknya profil C ini tidak simetris, serta rasio lebar
dan tebal (b/t) yang besar, sehingga stabilitas dari profil C ini sangat kurang.
Kegagalan yang sering dijumpai pada profil C ini adalah kegagalan akibat
stabilitas, misalnya profil mengalami tekuk lokal (local bukling) atau puntir yang
untuk kolom pendek dan kolom panjang dan hasilnya,besarnya nilai kuat tekan
pada kolom yang diberi perkuatan dengan jarak 50 mm mengalami kenaikan, akan
tetapi mengalami kegagalan akibat terjadi tekuk lokal lebih dulu (Haribhawana,
2008).
Pada penelitian ini profil C diberi perkuatan pada bagian sayap berupa baja
tulangan polos yang dipasang tiap jarak 50 mm dengan arah transversal dan
disambung dengan las pada bagian bibir profil C, serta memberikan penebalan
pada sayap berupa cover plate yang akan dipasang sepanjang benda uji di kedua
sayapnya dan disambung dengan las dengan variasi jarak 50 mm, 100 mm, dan
1. Berapa beban maksimum yang dapat ditahan oleh kolom baja profil C
2. Berapa beban maksimum yang dapat ditahan oleh kolom baja profil C
plate?
3. Berapa beban maksimum yang dapat ditahan oleh kolom baja profil C
4. Berapa beban maksimum yang dapat ditahan oleh kolom baja profil C
plate?
5. Berapa persen kenaikan beban yang dapat ditahan oleh kolom baja profil C
plate?
6. Apakah pemberian cover plate pada kolom profil C yang diberi pengaku
buckling)?
Agar permasalahan pada penelitian ini tidak melebar maka diperlukan batasan
t = 2,08 mm;
panjang dan kelompok kedua dengan panjang kolom 800 mm sebagai kolom
dengan jarak 50 mm dan cover plate dengan variasi jarak las 50 mm, 100 mm,
1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui beban maksimum yang dapat ditahan oleh kolom baja
2. Untuk mengetahui beban maksimum yang dapat ditahan oleh kolom baja
cover plate.
3. Untuk mengetahui persentase kenaikan beban yang dapat ditahan oleh kolom
4. Untuk mengetahui pemberian cover plate pada kolom profil C yang diberi
TINJAUAN PUSTAKA
Plat kapal adalah plat yang umumnya diperuntukan untuk bahan pembuatan
kontruksi kapal atau bodi kapal disamping. Plat kapal merupakan material baja yang
dicirikan juga dari segi ukuran yang mana mempunyai ukuran khusus dan lebih panjang
serta lebih lebar. Selain itu plat kapal juga bisa di gunakan untuk bahan pembuatan
komponen dan alat industri dan lainya. (Riki Senjaya. 2015)
Plat kapal merupakan plat yang berbeda dengan plat baja pada umumnya.
Perbedaannya adalah pada kandung unsur lain selain baja sebagai unsur utama. Unsur
campuran tersebut bertujuan untuk menahan laju korosi yang terjadi pada kapal nantinya
akibat pengaruh air laut. Unsur - unsur campuran tersebut tentunya harus menambah
kualitas dari plat baja tersebut.
Plat kapal dibuat dari peleburan bijih besi dalam tungku sembur yang mempunyai
struktur kerucut dan tungku tersebut tentunya terbuat dari bahan tahan api. Panas peleburan
menggunakan kokas dan batu kapur agar kerak pada bijih besi dapat terangkat dan tidak
tercampur. Kandungan dalam tiap lembar plat adalah 92-97 persen merupakan besi.
Sisanya terdapat kandungan karbon, silikon, mangan, belerang, dan fosfor. Tentunya
dalam cetakan plat kotoran yang terbawa harus di minimalisir untuk menjaga kualitas dari
plat tersebut.
Baja secara luar dapat diartikan sebagai paduan antara besi dan karbon. Untuk
kandungan karbon bervariasi berkisar antara 0,1 persen dan ketika baja telah mengeras
menjadi 1,8 persen dari kandungan seluruh plat. Proses pengasaman digunakan untuk
memperbaiki plat besi yang rendah dengan memasukkan unsur Fosfor dan unsur sulfur.
Kedua unsur tersebut kaya akan silikon dan menghasilkan kerak asam yang dibutuhkan plat.
Unsur fosfor merupakan kapur yang menghasikan kerak dasar. Dari 85 persen unsur baja
yang diproduksi menggunakan teknik modern dan kualitas tentunya juga baik dengan unsur
bijih unggul.
Merupakan penutup kedap air dari dasar hingga bagian atas kapal.
Lajur kulit kapal diberi nama dengan abjad a,b,c,d dan seterusnya mulai dengan lajur
dasar.
Sambungan plat diberi nama dengan angka 1,2,3 dan seterusnya dari depan ke
belakang.
Bahan moderen yang kerap digunakan dalam pembuatan kapal kecil yang banyak
ditemukan dalam pelayaran pedalaman adalah serat kaca atau yang dikenal sebagai fiber-
glass, yang proses pembuatannya tidak sulit, tetapi dibutuhkan cetakan kulit lambung
kapal. (Dede Yusuf. 2015)
d. Boss plate ialah pelat yang berbentuk cembung yang dipasang diatas linggi baling -
baling.
e. Oxter plate ialah pelat lengkung yang dipasang pada pertemuan linggi baling -
baling dengan bagian yang menggantung dari buritan.
5. Nama Lajur Pasa Kulit Kapal
a. Lunas datar (horizontal keel).
b. pengapit lunas (garboard strake).
c. Lajur alas (bottom shell platting).
d. Lajur samping (bilge strake).
e. Lajur bottoping.
f. Lajur bingkai (sheree strake).
g. Pagar (bulkwark).
Penyambungan logam adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyambung 2 (dua)
bagian logam atau lebih. Penyambungan bagian - bagian logam ini dapat dilakukan dengan
berbagai macam metode sesuai dengan kondisi dan bahan yang digunakan.
Setiap metode penyambungan yang digunakan mempunyai keuntungan tersendiri dari
metode lainya, sebab penyambungan digunakan pada suatu kostruktruksi sambungan harus
disesuaikan dengan kondisi yang ada, hal ini bias berguna untuk mengingat efisiensi
sambungan. Pemilihan metode penyambungan yang tepat dalam suatu konstruksi
sambungan harus dipertimbangkan efisiensi sambungannya, dengan mempertimbangkan
beberapa faktor diantaranya: faktor proses pengerjaan sambungan, kekuatan sambungan,
kerapatan sambungan, penggunaan konstruksi sambungan dan faktor ekonomis.
(Nilla Alvionita. 2016)
1. Jenis – Jenis Sambungan Plat
Profil baja Wide Flange adalah profil baja yang berbentuk I atau H yang dihasilkan
2.2.1 Material
2.2.2 Penampang
Berdasarkan SNI 07-7178-2006 tentang Baja Profil WF – Beam Proses Canai Panas
(Bj P WF – Beam) ukuran penampang dan tolerensi ukuran penampang sudah diatur dalam
tabel sebagai berikut:
Pada pengerjaan suatu struktur bangunan yang menggunakan baja sebagai struktur
utama, sambungan baut berfungsi sebagai penyambung struktur baja satu dengan struktur
baja yang lainnya sehingga menjadikannya sebagai sebuah konstruksi baja yang utuh.
elemen utama, disarankan baut yang dipakai sebagai sambungan adalah baut yang
memiliki kekuatan tinggi. Berdasarkan SNI 1729 tahun 2015 tentang Spesifikasi Untuk
Bangunan Gedung Baja Struktural, baut kekuatan tinggi dikelompokkan sesuai dengan
a. group A-ASTM A325, A325M, F1852, A354 kelas BC, dan A449
End plate connection sering dipakai untuk sambungan antara balok dengan kolom
ataupun balok dengan balok. End plate connection sudah digunakan sejak pertengahan
tahun 1950. Terdapat dua kategori end plate connections untuk sambungan antara kolom
dengan balok yaitu sambungan semi kaku (hanya kuat terhadap geser) atau biasa disebut
dengan tipe Partially Restrained Constructions dan sambungan kaku (tahan terhadap
momen) atau biasa disebut dengan tipe Fully Restrained Constructions. (Segui, 2013)
Pada sambungan semi kaku pastikan sambungan yang dipasang cukup fleksibel
Fleksibilitas dapat dicapai dengan pelat yang pendek dan tipis. Namun pada
sambungan kaku butuh diperhitungkan ukuran baut, ketebalan pelat, dan detail
pengelasan.
2.2.5 Tata Letak Baut
1. Jarak
Jarak lubang baut ke tepi terdekat adalah 1,5 kali diameter lubang dan jarak antar
3. Jarak maksimum
Jarak antara pusat pengencang tidak boleh melebihi 15 pt (dengan tp adalah tebal
pelat lapis tertipis didalam sambungan), atau 200 mm. Pada pengencang yang tidak
perlu memikul beban terfaktor dalam daerah yang tidak mudah berkarat, jaraknya
tidak boleh melebihi 32 pt atau 300 mm. Pada baris luar pengencang dalam arah gaya
rencana, jaraknya tidak boleh melebihi (4 p t + 100 mm) atau 200 mm. (SNI 03-1729-
2002)
Jarak dari pusat tiap pengencang ke tepi terdekat suatu bagian yang berhubungan
dengan tepi yang lain tidak boleh lebih dari 12 kali tebal pelat lapis luar tertipis dalam
sambungan dan juga tidak boleh melebihi 150 mm. (SNI 03- 1729-2002)
2.3 Ansys 2020 R2
2. lalu kemudia pilih bagian modal lalu drag ke bagian kanan menu toolbox dengan mengeklik
mouse right buttom.
3.Setelah kita drag menu harmonic response dari toolbox ke bagian modal point ke-3 supaya
tersinkronisasi bagian satu sama lain pada menu harmonic response.
4. Lalu buka bagian modal, buat desain 2d dengan mengunakan line membentuk profil I dengan
dimensi yang sudah terukur ( untuk ukuran/dimensi sudah tertera pada halaman depan sebelum
metode penjelasan)
5. Kemudian pilih profil I yang terdapat pada menu prepare, lalu buat desain 2d dengan line yang
terdapat pada menu sketch dengan dimensi yang sudah disesuaikan.Setelah itu klick menu return
to 3d mode
6. Setelah spin, pan, zoom out desain untuk mengatur tata letak desain ke tengah untuk desain
dirotate ke sumbu y untuk mempermudah pada saat melakukan pull
7. Setelah sselesai di blok semua sketsa profil I itu di pull dengan memasukkan panjang 6 m .
lalu save design, setelah itu buka model pada menu modal
8. lalu kemudian rotate kearah diantara sumbu x dengan sumbu z . bertujuan untuk
mempermudah menganalisa wide flange
9. Lanjutkan dengan lakukan update mesh dengan setingan seperti pada gambar di bawah tujuan
mendapatkan pendekatan yang sama dengan kondisi sebenarnya.
10. lalu klik fixed support pada bar modal . pilih bagian pada profil WF ( bagian ditandai dengan
warna biru) setelah itu solve
11 .setelah mendapatkan data pada tubular data , create mode shape result. Setelah itu solve
bagian solution modal
12. akan menghasilkan 6 total deformation dari 6 frekuensi yang terdapat pada tubular data
pada fixed sipport
13. lalu umtuk membuat diagram RAO , masukkan angka frekuensi memasukkan 2500 Hz untuk
range maximum pada analysis settings harmonic response lalu solve pada analysis settings, lalu
membuat force pada insert di menu harmonic response dengan memasukkan Y component
sebesar 200 N. Salah satu contohnya sebagai berikut:
14. setelah solve force , membuat remote force untuk menentukan sisi mana yang akan di beri
beban sebesar 50 N, sebelum solve membuat bar baru untuk total deformation, maximum
principal stress, maximum sheer stress, lalu frequency response pada insert di solution pada
menu harmonic response . lalu solve force dan remote force untuk menentukan total
deformation, maximum principal stress, maximum sheer stress.
15. untuk membuat diagram maka perlu menentukan sisi yang akan menjadi acuan untuk
frequency response, Lalu solve.
Deformasi yang terjadi pada profil Wide Flange dengan menggunakan ansys modal yang
didapatkan nilai sebagai berikut :
- Frekuensi natural dan deformasi maksimum dari profil wide flange yang di berikan kepada kedua
tumpuan ujungnya adalah sebagai berikut :
Model Frekuensi Deformasi max
1 12,351 0,13214
2 35.832 0.12772
3 40.95 0.13095
4 62.192 0.16513
5 74.32 0.1407
6 110.7 0.12582
Harmonic Response
Dalam perhitungan harmonic response range frekuensi yang digunakan adalah mengikuti
batas minimum dan maksimum dari frekuensi natural wide flange , yakni mulai dari 12,351 s/d
110,7 Hz dengan dumping control 0,5 . pembebanan yang diberikan 100 N, 150 N. pada sumbu
x 0,5 m .
1. pembebanan wide flange sebesar 100 N searah sumbu X pada jarak 0,50 m
2. Maximal : 1.0591
Hasil Running 1 :
Pada grafik variasi 2, dengan sumbu x menunjukkan frekuensi dan sumbu Y menunjukkan
amplitudo, hasil respon frekuensi dengan amplitudo terbesar dengan nilai 2,5964 x 10-10 m ,
pada frekuensi 2500 Hz , setelah itu dengan bertambahnya nilai frekuensi akan mengalami
penurunan ketinggian amplitude sampai pada ketinggian terendah dengan nilai 1,0283 x 10-12 m.
2. pembebanan wide flange sebesar 150 N searah sumbu X pada jarak 0,50 m
2. Maximal : 1.5887
Hasil Running 2 :
Pada grafik variasi 2, dengan sumbu x menunjukkan frekuensi dan sumbu Y menunjukkan
amplitudo, hasil respon frekuensi dengan amplitudo terbesar dengan nilai 3,89 x 10-10 m , pada
frekuensi 2500 Hz , setelah itu dengan bertambahnya nilai frekuensi akan mengalami penurunan
ketinggian amplitude sampai pada ketinggian terendah dengan nilai 1.5425 x 10-12 m.
(deskripsi)
GAYA Amplitudo
Frequenc
y 100 N 150 N
2.60E- 3.89E-
100 10 10
1.54E- 2.32E-
200 10 10
7.85E- 1.18E-
300 11 10
4.32E- 6.48E-
400 11 11
2.70E- 4.06E-
500 11 11
1.85E- 2.78E-
600 11 11
700 1.35E- 2.02E-
11 11
1.02E- 1.54E-
800 11 11
8.06E- 1.21E-
900 12 11
6.51E- 9.76E-
1000 12 12
5.36E- 8.05E-
1100 12 12
4.50E- 6.75E-
1200 12 12
3.83E- 5.74E-
1300 12 12
3.30E- 4.94E-
1400 12 12
2.87E- 4.30E-
1500 12 12
2.52E- 3.78E-
1600 12 12
2.23E- 3.35E-
1700 12 12
1.99E- 2.98E-
1800 12 12
1.78E- 2.68E-
1900 12 12
1.61E- 2.41E-
2000 12 12
1.46E- 2.19E-
2100 12 12
1.33E- 1.99E-
2200 12 12
1.22E- 1.82E-
2300 12 12
1.12E- 1.67E-
2400 12 12
1.03E- 1.54E-
2500 12 12
Kesimpulan :
Bedasarkan hasil analisa dan pembahasan mengenai getaran pada [rofile wide flange ukuran
panjang 6 meter dengan menggunakan softwar CFD, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Wide Flange dengan material “structural steel” memiliki dimensi sebagai berikut :