Anda di halaman 1dari 23

Materi Pokok :

STRUKTUR BAJA I / 3 SKS / MODUL AJAR 1

Drs. Nathanael Sitanggang, S.T., M.Pd.

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2007
Modul 1

PENGANTAR
Selamat datang dalam perkuliahan Struktur Baja I. Mata kuliah ini sangat
penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, umpamanya kalau
membangun rumah, gudang, dan jembatan dari konstruksi baja atau membuat
tangki air dan badan kapal. Mata kuliah ini bertujuan agar anda dapat memahami
struktur baja dan mendimensi profil baja yang diperlukan pada suatu struktur
rangka dengan efisien.
Mata kuliah ini berbobot 3 SKS, dengan Kode Mata kuliah PTB 4015, dan
disajikan pada Semester III. Mata kuliah ini menjelaskan tentang Profil Baja,
Perencanaan Batang Tarik, Perencanaan Sambungan Baja, Perencanaan Batang
Tekan, Perencanaan Plat dan Balok, dan Perencanaan Gading-gading Kap.
Modul ajar ini khusus menjelaskan Materi Pokok Profil Baja, dengan
waktu yang disediakan adalah 1 pertemuan (Teori = 150 menit dan Praktek = 300
menit). Modul ajar ini dilengkapi dengan Rencana Kegiatan Perkuliahan (RKP),
aktivitas mahasiswa, contoh, latihan, dan kunci jawaban.
Demikianlah disampaikan kepada anda yang berkeinginan untuk maju.
Selamat belajar dan semoga sukses.

Penulis,

Drs. Nathanael Sitanggang, S.T., M..Pd.

Modul 1

Rencana Kegiatan Perkuliahan (RKP) :


PROFIL BAJA
Mata kuliah

: Struktur Baja I

Semester / SKS

: III / 3 SKS

Materi Pokok

: Profil Baja

Alokasi Waktu

: 1 pertemuan (pertemuan 1)

Standar Kompetensi

: Mampu

membandingkan

profil

baja

yang

lazim

digunakan untuk konstruksi baja.


Kompetensi Dasar

: 1) Mampu mengidentifikasi profil baja standar Jerman


2) Mampu mengidentifikasi profil baja standar Amerika

Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mampu membandingkan profil baja antara


standar Jerman dan standar Amerika.
Tahap Pembelajaran

Fase I. Prakondisi :
1) Metode pembelajaran yang diterapkan ialah :
a. Ceramah
b. Diskusi dan Tanya jawab
c. Aktivitas (penyelesaian masalah)
d. Latihan
2) Sumber belajar
a. Modul Ajar 1
b. Tabel Profil Konstruksi Baja
Fase II. Prosedur Pembelajaran :
1) Mendefenisikan struktur baja
2) Menjelaskan profil baja standar
3) Mengamati bentuk-bentuk profil baja
4) Menjelaskan tegangan baja
5) Menyelesaikan masalah (aktivitas mhs)
6) Latihan
7) Formatif 1 dilaksanakan pada awal Pertemuan 2.

Modul 1

Fase III. Materi Pembelajaran :


Materi pokok : Profil Baja
Materi pokok ini akan dibahas dengan menggunakan modul ajar 1 dan Tabel
Profil Konstruksi Baja.
Fase IV. Proses Evaluasi
1) Domain kognitif
2) Instrument yang digunakan ialah tes esay
3) Standar : menguasai materi perkuliahan minimum 70 %.

Modul 1

Kembali saya ucapkan Selamat Datang bagi anda yang ingin mempelajari
modul ini yang khusus membahas topik Profil Baja. Seperti kata pepatah, karena
kenal maka sayang. Karena itu penulis terlebih dahulu memperkenalkan apa
struktur baja itu, supaya anda dapat menyayangi mata kuliah Struktur Baja ini.
Secara umum, struktur baja dapat dibagi atas tiga kategori, yaitu :

Struktur rangka

Struktur selaput

Struktur gantung

Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas buat anda, ada baiknya dibahas
dulu satu persatu struktur baja itu walaupun secara sekilas.
Struktur rangka : Yang termasuk didalam kategori ini adalah kebanyakan
konstruksi gedung. Pada konstruksi gedung biasanya terdiri
dari kolom, balok, dan batang yang mengalami gabungan
beban.
Struktur selaput : Yang termasuk didalam kategori ini adalah tangki air dan
badan kapal. Pada konstruksi ini biasanya selaput tersebut
berfungsi sebagai pemakaian dan pendukung beban, karena
struktur selaput itu terdiri dari struktur rangka dan selaput.
Struktur gantung : Yang termasuk didalam kategori ini adalah jembatan gantung.
Pada struktur gantung, kabel tarik merupakan komponen
pendukung yang paling utama untuk memikul beban.
Tetapi yang akan dibahas didalam modul ini adalah berkaitan dengan
kategori pertama yaitu Struktur rangka. Kolom, balok, dan batang terdiri dari
profil baja standar.
Modul 1

Didalam modul ini terdapat dua sub topik yang akan dibahas secara berturut-turut
dalam setiap kegiatan belajar, yaitu :
Kegiatan belajar 1

: Profil baja standar

Kegiatan belajar 2

: Tegangan yang diizinkan

Standar Kompetensi :
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa mampu membandingkan profil
baja yang lazim digunakan untuk struktur baja.

Modul 1

1. Pendahuluan
Profil baja adalah yang paling banyak dipakai di dalam konstruksi baja.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, konstruksi gedung termasuk didalam
kategori struktur rangka. Konstruksi gedung terdiri dari kolom, balok, dan batang.
Batang yang dimaksud bisa menjadi gording, batang vertikal, batang diagonal,
yang biasa dipasang pada suatu rangka kuda-kuda. Yang menjadi pokok penting
bagi anda ialah bagaimana memilih profil baja yang sesuai dengan suatu rangka,
misalnya rangka kuda-kuda bangunan gedung. Profil baja apa yang akan
digunakan untuk kolom (tiang), profil baja apa untuk balok, dan profil baja apa
yang akan digunakan untuk gording dan berapa ukuran profil baja yang akan
digunakan. Sama halnya dengan pakaian kita, kalau sudah diketahui ukuran badan
kita sudah enak untuk belanja (tentu harus punya uang, bukan ?), misalnya, celana
panjang ukuran 34, kemeja ukuran 15, dan sepatu ukuran 42 dan lain sebagainya.
Secara umum jenis-jenis profil baja yang lazim digunakan untuk struktur
rangka adalah profil baja standar.
Dalam kegiatan belajar 1 ini anda dapat mempelajarinya lebih dalam lagi
mengenai profil baja standar, khususnya :
Profil baja standar Jerman
Profil baja standar Amerika
Kompetensi Dasar :
Setelah selesai kegiatan belajar 1 ini, anda akan dapat memilih profil baja
standar yang sesuai dengan fungsinya didalam struktur rangka dengan benar.

2. Uraian
Secara umum profil baja standar dikenal dalam empat golongan yaitu :

Modul 1

Profil-profil Eropah-Barat yang digiling di Belgia, Luksemburg,


Jerman, Perancis, dan Nederland.
Profil-profil Eropah-Tengah yang digiling di Austria, Hongaria, dan
Cekoslowakia (yang sekarang menjadi Ceko dan Slowakia).
Profil-profil Inggeris yang di Inggeris.
Profil-profil Amerika yang digiling di Amerika Serikat dan Kanada.
Karena profil-profil baja itu digiling diberbagai negara, sehingga
terjadilah perbedaan dalam sistim ukuran. Karena itu untuk negara Indonesia
biasanya digunakan profil-profil Jerman dan profil-profil Amerika. Karena itu
pula modul ini hanya menjelaskan profil baja standar Jerman dan profil baja
standar Amerika.

Profil Baja Standar Jerman


Profil baja standar Jerman yang dijelaskan dalam modul ini adalah :
Profil balok dengan flens sempit
Profil balok dengan flens lebar
Baja kanal
Baja siku sama kaki dan tidak sama kaki
Baja T.
Berikut ini akan dijelaskan secara berurutan :

Profil Balok Dengan Flens Sempit.


Profil balok dengan flens sempit dinyatakan dengan tanda profil I dengan

huruf NP dan dengan sebuah bilangan yang menunjukkan tinggi profil dalam cm,
misalnya : I NP 10, ini artinya profil balok dengan flens sempit dengan tinggi
profil 100 mm = 10 cm. Tetapi kalau ingin mengetahui ukuran selengkapnya dari
profil tersebut anda dapat melihat Tabel Profil Baja Standar Jerman. Biasanya
profil I NP ini digunakan untuk kolom dan balok pada struktur baja untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar 1. Balok-balok ini dijual dalam ukuran panjang
normal dari 4-15 meter.
Dari tabel profil baja diperoleh ukuran berikut
untuk I NP 10, yaitu :

Modul 1

Tinggi profil (h)

= 100 mm

Lebar flens (b)

= 50 mm

Tebal badan (d)

= 4,5 mm

Tebal flens (t)

= 6,8 mm

Lereng pinggir dalam dari flens biasanya 1 : 7


Gbr 1. Profil I dengan flens sempit

Profil Balok Dengan Flens Lebar.


Profil balok dengan flens lebar juga dinyatakan dengan tanda profil I

tetapi dengan huruf yang berbeda-beda yaitu : huruf DIE; huruf DIN; dan DIR
dan sebuah bilangan yang menunjukkan tinggi profil dalam cm, misalnya : I DIE
20,

I DIN 20, I DIR 20, dan I DIL 20. DIE singkatan dari Differdange

Economique (ekonomis), DIN singkatan dari Differdange Normal, DIR singkatan


dari Differdange Renforce (diperkuat), dan DIL singkatan dari Differdange Leger
(badan tipis). Tetapi harus diingat, bahwa untuk DIE dan DIR nomor-nomor itu
tidak persis sesuai dengan ukuran tingginya profil dalam cm, demikian juga lebar
flensnya berlainan ukurannya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2 berikut ini :
Supaya

lebih

cepat

mengerti

tentang

perbedaaan profil I DIE, I DIN, dan I DIR,


anda dapat mengikuti contoh berikut.
Misalkan I DIE 10, I DIN 10, I DIR 10, dan
I DIL 10.

Gbr 2. Profil I dengan flens lebar

Dari tabel profil baja dapat dilihat ukurannya sebagai berikut :


Uraian

Modul 1

I DIE 10

I DIN 10

I DIR 10

I DIL 10

Tinggi profil (h)


Lebar flens (b)
Tebal badan (d)
Tebal flens (t)

94 mm
99 mm
5 mm
8 mm

100 mm
100 mm
6,5 mm
11 mm

112 mm
104 mm
10 mm
17 mm

100 mm
100 mm
5 mm
11 mm

Dari contoh di atas jelas terlihat bahwa I DIE jauh lebih ekonomis bila
dibandingkan dengan I DIN, I DIR, dan I DIL. Di dalam struktur rangka biasanya
I DIE, I DIN, I DIR, dan I DIL digunakan untuk kolom dan balok. Balok-balok ini
dijual dalam ukuran panjang normal dari 4 15 meter.

Aktivitas 1.1
1. Jelaskan perbedaan antara profil balok dengan flens sempit dan profil balok
dengan flens lebar.
2. Susunlah dalam satu daftar ukuran profil I NP 20, I DIE 20, I DIN 20,
I DIR 20 dan I DIL 20, sehingga jelas terlihat ukuran tinggi profil(h), lebar
flens (b), tebal badan (d), dan tebal flens (t).

Baja Kanal

Baja kanal dinyatakan dengan tanda [ dengan huruf NP dan dengan sebuah
bilangan yang menunjukkan tinggi profil dalam cm, misalnya [ NP 12. ini artinya
tinggi profil adalah 12 cm. Baja kanal ini juga disebut balok U. Untuk mengetahui
ukuran selengkapnya silahkan anda lihat tabel profil baja. Untuk lebih jelasnya
dapat anda lihat gambar 3 berikut.
Baja kanal ini dijual dalam panjang normal
dari 4-15 meter. Baja kanal ini sering dipakai
untuk gording pada struktur rangka. Tetapi
banyak juga dipakai untuk kolom yang terdiri
atas dua buah profil yang dijadikan satu
Gbr 3. Baja Kanal

dengan pelat-pelat kopel.

Baja Siku Sama Kaki Dan Baja Siku Tidak Sama Kaki
Profil ini dinyatakan dengan tanda dengan tiga buah bilangan yang

menunjukkan tinggi profil, lebar profil, dan tebal profil dalam mm. Misalnya
100.100.10. ini artinya tinggi profil 100 mm, lebar profil 100 mm, dan tebal

Modul 1

profil 10 mm. Dan profil inilah yang dinamakan baja siku sama kaki. Sedangkan
baja siku tidak sama kaki tentu tinggi profil tidak sama dengan lebar profil.
Misalnya 100.150.10 ini artinya lebar profil 100 mm, tinggi profil 150 dan tebal
profil 10 mm. Untuk lebih jelas anda melihat gambar 4 dan gambar 5 berikut :

Gbr 4. Baja Siku Sama Kaki

Gbr 5. Baja Siku Tidak Sama Kaki

Baja siku ini dijual dalam panjang normal dari 3 15 meter.


Dalam struktur rangka, baja siku ini dipakai untuk menghubungkan konstruksikonstruksi yang dikeling, dan juga dipakai untuk batang-batang dari pekerjaan
vak, yang artinya untuk batang vertikal, batang diagonal, dan batang horizontal.

Baja T
Profil ini dinyatakan dengan tanda T dengan sebuah bilangan yang

menunjukkan tinggi profil dan lebar profil dalam cm, misalnya T 20, ini artinya
tinggi profil 20 cm dan lebar profil 20 cm, sedangkan ukuran tebalnya dapat
dilihat di tabel profil baja. Dan profil ini dinamakan baja T sama sisi. Sedangkan
baja T tidak sama sisi adalah b = 2h, ini artinya lebar profil sama dengan 2 kali
tinggi profil (rusuk). Ukuran panjang normal profil ini dari 3-15 meter.
Pemakaiandari baja T agak kurang dipakai dalam konstruksi baja, tetapi dapat
dipakai sebagai batang-batang pekerjaan vak dalam konstruksi-konstruksi yang
dilas.
Untuk lebih jelasnya profil baja T dapat anda lihat pada gambar 6 dan
gambar 7 berikut :

Modul 1

10

Gbr 7. Baja T Tidak Sama Sisi

Gbr 6. Baja T Sama Sisi

Aktivitas 1.2
1. Gambarkan baja [ 16 dengan pakai skala.
2. Gambarkan baja 100.100.12 dan 100.150.12 dengan pakai skala.
Selanjutnya tulislah kesimpulanmu tentang perbedaan kedua profil tersebut.
3. Gambarkan baja T 12 dan T 12.6 dengan pakai skala. Selanjutnya tulislah
kesimpulanmu tentang perbedaan kedua profil tersebut.

o Profil Baja Standar Amerika


Profil Baja Standar Amerika yang dijelaskan di dalam modul ini adalah :
Wide Flange Shapes
Structural Tees
Berikut ini akan dijelaskan secara berurutan :
Wide Flange Shapes
Wide Flange Shapes adalah profil balok dengan flens lebar. Wide flange
ditemukan oleh Henry Grey sehingga profil ini sering disebut balok-balok Grey.
Wide Flange Shapes dinyatakan dengan tanda WF dan dengan dua bilangan,
misalnya WF 18 x 96, ini artinya tinggi profil 18 inchi dan berat profil 96 lbs/ft.
Tetapi ada juga Wide Flange dinyatakan dengan tanda WF dan empat buah
bilangan untuk menunjukkan ukuran, misalnya WF 200 x 200 x 8 x 12, ini artinya
tinggi profil 200 mm, lebar flens 200 mm, tebal badan 8 mm, dan tebal flens 12
mm.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 8
berikut ini.Didalam struktrur rangka biasanya
profil WF digunakan untuk kolom dan balok.
Karena kemajuan teknologi, maka profil WF

Gbr 8. Wide Flange Shapes

Modul 1

11

semakin banyak digunakan karena lebih


efisien bila dibandingkan dengan profil DIR,
DIN, DIE, dan DIL.

Structural Tees
Structural Tees adalah baja T yang bentuknya mirip dengan baja T
standard Jerman. Profil T structural dibuat dengan membelah dua profil sayap
lebar atau balok I WF. Profil T structural dinyatakan dengan tanda WF,
misalnya WF 200 x 200 x 8 x 12, ini artinya tinggi profil T structural 100 mm,
lebar flens 200 mm, tinggi badan 8 mm, dan tebal flens 12 mm. (Coba bandingkan
dengan Wide Flange Shapes WF 200 x 200 x 8 x 12 yang di atas, tinggi profil T
persis dengan profil WF , bukan ?).
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 9
berikut dan mengenai ukurannya perhatikan
tabel konstruksi baja halaman 22 dan halaman
31 yang menunjukkan profil ini.
Kalau baja T standard Jerman tidak banyak
digunakan dalam konstruksi baja di Indonesia,
Gbr 9. Profil T Structural

tetapi profil T structural baja di Indonesia


sebagai batang pada struktur rangka

Aktivitas 1.3
1. Gambarkan profil WF 250 x 250 x 9 x 14 dengan pakai skala.
2. Gambarkan profil T structural 125 x 250 x 9 x 14 dengan pakai skala.
3. Tuliskan penjelasanmu, mengapa ukuran profil T structural dikatakan
setengah dari profil WF ?
Untuk menambah wawasan anda, berikut ini diuraikan juga sedikit tentang
pelat baja. Pelat baja di giling setebal 3-60 mm dan lebar 150-1200 mm dan
panjang normal berkisar antara 3-6 meter. Pelat baja ini ada yang dibuat licin dan
pelat yang tidak licin. Pelat baja yang dibuat licin biasanya digunakan untuk
dinding, sedangkan pelat yang tidak licin (punya rusuk dan nop) biasanya
Modul 1

12

digunakan untuk lantai atau bordes. Untuk lebih jelasnya anda dapat
memperhatikan gambar 10 dan gambar 11 berikut ini.

Gbr 10. Pelat Yang Mempunyai Rusuk

Gbr 11. Pelat Nop

3. Kesimpulan
Profil-profil baja yang digunakan di Indonesia adalah profil baja standar
Jerman dan profil baja standar Amerika. Tetapi karena kemajuan teknologi selalu
menggunakan profil yang lebih efisien, maka penggunaan profil WF semakin
digemari, karena lebih efisien bila dibandingkan dengan profil I NP, I DIE, I DIR,
dan I DIL, profil I NP, I DIE, I DIN, I DIR, I DIL, dan I WF biasanya digunakan
untuk kolom dan balok pada struktur rangka. Baja kanal [ biasanya digunakan
untuk gording, tetapi bisa juga digunakan untuk kolom tetapi terdiri dari dua buah
profil yang dijadikan satu dengan pelat kopel. Sedangkan baja siku dan baja T
biasanya digunakan untuk batang-batang dari pekerjaan vak.

4. Latihan Kegiatan Belajar 1


Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara melingkari atau
membuat tanda X pada salah satu alternatif jawaban a, b, c, atau d.
1. Kalau sebuah profil I ditulis dengan I NP 80, hal ini berarti :
a. Tingginya profil 80 mm

Modul 1

13

b. Tinggi profil 80 cm
c. Lebar profil 80 mm
d. Lebar profil 80 cm
2. Kalau ada dua profil baja, I DIN 20 dan I DIL 20 maka :
a. Tinggi profil DIN 20 lebih besar dari DIL 20.
b. Lebar flens profil DIN 20 lebih besar dari DIL 20.
c. Tinggi dan lebar flens profil DIN 20 sama dengan DIL 20.
d. Tinggi dan lebar flens profil DIN 20 tidak sama dengan DIL 20.
3. Profil baja yang paling cocok digunakan untuk balok pada struktur rangka
ialah
a. Baja kanal
b. Baja siku
c. Baja T
d. Baja I
4. Profil baja yang digunakan di Indonesia adalah profil baja yang
berdasarkan
a. Standar Jerman dan Amerika
b. Standar Jerman dan Inggeris
c. Standar Jerman dan Austria
d. Standar Jerman dan Perancis
5. Berat profil WF 200 x 200 x 8 x 12 pada setiap meter adalah ?
a. 65, 7 kg
b. 56, 2 kg
c. 49, 9 kg
d. 30, 6 kg
Periksalah Jawaban Anda Dengan Kunci Jawaban yang tersedia di bagian E
Yang berada dibagian belakang modul ini.

Modul 1

14

1. Pendahuluan
Sama halnya dengan manusia yang biasanya baik-baik saja kalau kita
temani berbicara. Tetapi suatu saat kita melihatnya sangat tegang sehingga kita
takut mengajaknya berbicara. Apa kira-kira yang membuat seseorang tegang ?
Tentu ada suatu hal yang membebani pikirannya. Umpamanya ada suatu masalah
yang dihadapinya seperti masalah ekonomi dan keuangan, sehingga pikirannya
terbeban. Kalau dia bertahan mendukung beban tersebut tentu dia selamat, tetapi
kalau tidak tahan tentu akan sakit-sakitan dan kemudian hidupnya akan berakhir.
Demikianlah halnya pada struktur baja, profil-profil baja yang digunakan pada
struktur baja akan mendukung beban tertentu pada suatu konstuksi. Pada struktur
baja terdapat tiga jenis beban yaitu : 1) Beban tetap (mati), 2) Beban sementara
(hidup), 3) Beban tambahan. Beban tetap terdiri dari berat sendiri profil baja dan
seluruh bahan-bahan bangunan yang lain yang secara tetap akan didukung

profil tersebut. Beban sementara (hidup) terdiri dari beban-beban kerja, bebanbeban lalu lintas, dan beban dinamis dari mesin. Beban tambahan terdiri dari
beban-beban dengan waktu pembebanan yang singkat seperti beban angin, gaya
akibat pengereman kendaraan, gaya akibat goncangan dari gempa bumi. Setiap
beban yang didukung suatu profil baja akan mengakibatkan tegangan yang
berbeda-beda pada profil tersebut, karena tergantung dari luas penampang profil
tersebut. Masih ingatkan hukum Hooke ? Tegangan adalah besarnya gaya dibagi
dengan luas penampang suatu profil baja.

Dalam kegiatan belajar 2 ini anda dapat mempelajarinya lebih dalam tentang
Tegangan izin baja.
Kompetensi Dasar :
Setelah selesai kegiatan belajar 2 ini, anda akan dapat membandingkan
tegangan izin antara beban tetap dan beban sementara dengan tepat.

Modul 1

15

2. Uraian.

Tegangan izin untuk beban tetap

Tegangan normal yang diizinkan besarnya sama dengan tegangan


dasar :

Tegangan geser yang diizinkan besarnya sama dengan 0,58 kali


tegangan dasar :

0,58

Tegangan izin untuk beban sementara

Tegangan dasar ijin :

sem 1,30

Tegangan normal ijin :

n 1,30

Untuk elemen baja yang mengalami kombinasi tegangan normal dan


tegangan geser, maka tegangan idiil yang terjadi tidak boleh melebihi
tegangan dasar

i <

. Untuk menghitung besarnya tegangan idiil

2
2
digunakan rumus Huber Henky yaitu : i 3

Harga Tegangan dasar baja tergantung dari jenis baja. Misalnya : Bj 34 (Fe310),
Bj 37 (Fe 360), Bj 44 (Fe 430), dan Baja 52 (Fe 510).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel 1 mengenai harga tegangan dasar saja.

Tabel 1. Harga Tegangan Dasar


Tegangan Leleh

Tegangan Dasar

Macam Baja
Kg/cm2

mPa

Kg/cm2

mPa

Bj 34

2100

210

1400

140

Bj 37

2400

240

1600

160

Bj 41

2500

250

1666

166,6

Modul 1

16

Bj 44

2800

280

1867

186,7

Bj 50

2900

290

1933

193,3

Bj 52

3600

360

2440

244

Keterangan :

Harga-harga yang tercantum diatas adalah untuk elemen-elemen yang


tebalnya kurang dari 40 mm.
Untuk elemen-elemen yang tebalnya (t) lebih dari 40 mm, tetapi kurang

dari 100 mm (40 mm < t < 100 mm), harga-harga diatas harus dikurangi 10%.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas, silahkan anda ikuti contoh berikut ini.
Contoh 1

: Diketahui suatu elemen baja yang terbuat dari jenis baja Bj 37. Ditanya
berapakah tegangan normal izin ( n ) untuk beban tetap ?

Jawab :
Untuk beban tetap, tegangan normal izin adalah n . Lihat tabel I
untuk Bj 37 tegangan dasarnya = 1600 kg/cm2, maka n =
1600 kg/cm2.
Contoh 2

: Diketahui suatu elemen baja yang terbuat dari jenis Baja Bj 37.
Ditanya berapakah tegangan normal izin ( n ) untuk beban
sementara ?
Jawab :
Untuk beban sementara, tegangan normal izin adalah :
sem 1,30

Lihat tabel I untuk baja Bj 37

Tegangan dasarnya ( ) = 1600 Kg/cm2, maka

Contoh 3

= 1,3 = 1,3 x 1600 kg/cm2 = 2080 kg/cm2

: Diketahui suatu elemen baja yang terbuat dari jenis baja Bj 37 yang
tebalnya 50 mm. Ditanya berapakah harga tegangan dasar ?
Jawab :
Untuk elemen baja yang tebalnya lebih dari 40 mm dan kurang dari
100 mm, maka tegangan dasarnya dikurangi 10%. Dari tabel I
diketahui untuk Bj 37 tegangan dasar

= 1600 kg/cm2 .

Untuk Bj tegangan dasar = 1600 kg/cm2


Maka Bj 37 dengan tebal 50 mm = 1600 kg/cm2 10% (1600)

Modul 1

17

= 1600 kg/cm2 160 kg/cm2


= 1440 kg/cm2
Aktivitas 2.1
1. Hitunglah besarnya tegangan normal izin ( n) untuk beban sementara,
untuk elemen baja Bj 44.
2. Hitunglah besarnya tegangan geser izin untuk beban tetap, untuk elemen
baja Bj 44
3. Hitunglah besarnya tegangan dasar Bj 44 yang terbuat dari elemen baja
yang tebalnya 55 mm
3. Kesimpulan
Di dalam perencanaan struktur baja, tegangan yang timbul tidak boleh
melebihi tegangan izin dari setiap elemen baja yang digunakan, karena tegangan
izin tersebut berkaitan dengan regangan dari suatu jenis baja. Makanya untuk baja
bangunan hendaknya dipakai konstanta modulus elastisitas (E) = 2.100.000
kg/cm2. Tegangan izin dari bahan baja juga dipengaruhi jenis pembebanan yaitu
beban tetap dan beban sementara. Untuk pembebanan sementara tegangan
dasarnya dinaikkan sebesar 30%.
Harga-harga tegangan dasar yang tercantum di tabel I tersebut diatas
adalah untuk elemen-elemen yang tebalnya kurang dari 40 mm. Sedangkan untuk
elemen-elemen yang tebalnya lebih dari 40 mm, tetapi kurang dari 100 mm, maka
harga-harga tersebut harus dikurangi 10%.
4. Latihan Kegiatan Belajar 2
Pilihlah salah satu jawaban yang paling, benar dengan cara melingkari atau
membuat tanda x pada salah satu alternatif jawaban, a, b, c, atau d.
1. Suatu elemen baja yang terbuat dari jenis baja Bj 52, maka tegangan
normal izin untuk beban tetap ialah.....

Modul 1

a.

3600 kg/cm2

b.

3120 kg/cm2

c.

2160 kg/cm2

18

d.

2400 kg/cm2

2. Suatu elemen baja yang terbuat dari jenis baja Bj 52, maka tegangan
normal izin untuk beban sementara ialah........
a.

3600 kg/cm2

b.

3120 kg/cm2

c.

2160 kg/cm2

d.

2400 kg/cm2

3. Suatu elemen baja yang terbuat dari jenis baja Bj 52 yang tebalnya 35
mm, maka harga tegangan dasaranya ialah....
a.

2400 kg/cm2

b.

3120 kg/cm2

c.

2160 kg/cm2

d.

3600 kg/cm2

4. Suatu elemen baja yang terbuat dari jenis baja Bj 52 yang tebalnya 45
mm, maka harga tegangan dasarnya ialah..........
a.

2400 kg/cm2

b.

3120 kg/cm2

c.

2160 kg/cm2

d.

3600 kg/cm2

5. Suatu elemen baja yang terbuat dari jenis baja Bj 37, maka tegangan geser
yang diizinkan untuk pembebanan tetap ialah.........

Modul 1

a.

1392 kg/cm2

b.

1440 kg/cm2

c.

2080 kg/cm2

d.

928 kg/cm2

19

Periksalah Jawaban Anda Dengan Kunci Jawaban yang tersedia di bagian E


Yang berada dibagian belakang modul ini.

Anda telah mempelajari modul ini dengan tuntas. Anda telah berkompeten
untuk mengenal dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang :

Profil baja standar. Anda sekarang telah dapat mengenal profil baja
standar yang digunakan untuk struktur baja. Anda telah dapat
membedakan antara profil baja standar Jerman dan profil baja standar

Modul 1

20

Amerika. Anda juga telah mengenal pelat-pelat baja yang dapat


digunakan untuk lantai atau dinding.

Tegangan yang diizinkan. Anda sekarang telah mengetahui tegangan dasar


dan tegangan izin dari suatu elemen baja. Anda juga telah dapat
membedakan tegangan izin suatu elemen baja antara pembebanan tetap
dan pembebanan sementara.

Selamat Untuk Anda

Lihat di Buku Induk ya...

Modul 1

21

Gunawan, T. Dan Margaret, S. (1991). Teori Soal dan Peneyelesaian Konstruksi


Baja I Jilid I. Jakarta : Delta Teknik Group.
Konstruksi Baja I. (1984). Bandung : PEDC
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983. Jakarta :
Yayasan Lembaga Pendyelidikan Masalah Bangunan.
Potma, A. P. Dan De Vries, J. E (1988). Konstruksi Baja Teori, Perhitungan dan
Pelaksanaan. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Rudy Gunawan (1987). Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.

Modul 1

22

Anda mungkin juga menyukai